Post on 21-Jan-2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 1
PENDAHULUAN 2
SKENARIO KASUS 3
PEMBAHASAN 5
A. Analisis Masalah dan Hipotesis 5
B. Anamnesis 5
C. Pemeriksaan Penunjang 8
D. Diagnosis 9
E. Penatalaksanaan 9
F. Prognosis 10
G. pencegahan 10
TINJAUAN PUSTAKA 12
PENUTUP 15
DAFTAR PUSTAKA 16
1
PENDAHULUAN
Makalah ini dibuat berdasarkan hasil diskusi dalam dua sesi yang berlangsung pada:
Sesi 1
Hari, tanggal :
Pukul : 08.00 – 10.00 WIB
Ketua : Camila Kamal
Sekretaris : Isnadiah Fitria Maharani
Dengan pembimbing diskusi dr. Lie Meriyanti.
Sesi 2
Pukul : 10.00 – 12.00 WIB
Ketua : Eva Natalia BR Manulang
Sekretaris : Hani Aqmarina
Dengan pembimbing diskusi dr. Qomarudin Bausat.
Pada makalah dengan judul “seorang anak perempuan dengan adiksi internet” ini dibahas
mengenai analisis masalah, hipotesis, rencana pemeriksaan fisik ,pemeriksaan penunjang,
rencana tatalaksana, serta pencegahan yang dapat terjadi pada anak yang berusia duabelas tahun
tersebut.
2
SKENARIO KASUS
Skrenario 1
Anak perempuan ; Nn I, 12 tahun dibawa orang tuanya karena tidak mau sekolah dan
pergi dari rumah selama 2 minggu.
Skenario 2
Keluhan ini sudah terjadi sejak 6bulan yang lalu. Orang tua mengeluh bahwa ia sering
pulang malam dan kadang tidak pulang. Ia dibawa konsultasi karena sudah 2 mingfu tidak pulang
dan setelah ditemukan di sebuah warnet yang tidak jauh dari rumahnya
Skenario 3
Nn.I pergi dari rumah selama 2 minggu. Ia juga tidak pergi ke sekolah. Setelah ditemukan
oleh keluarga,Nn.I berada di warnet dan sudah tidak mau sekolah lagi
Skenario 4
Hasil pemeriksaan penunjang :
Hb 12 gr%; leukosit 6000/mm; trombosit 250.000/mm; hitung jenis leukosit : batang 10%;
segmen :50% ; limfosit 30%;monosit 1%, cholesterol total HDL :50 mg/dl; trigloserid :160 mg/dl
;Ureum :30 mg% ; creatinin 0,97mg% ;asam urat 4,4 mg%
Urine : tidak ada kelainan
Foto thorax dan EKG : tidak ditemukan kelainan pada paru dan jantung
3
Skenario 5
Nn.I merupakan anak ke 4 dari 4 bersaudara dan merupakan anak perempuan satu-satunya
. Orang tua sangat over protective. Ia merupakan anak yang sangat menyendiri dan kurang
banyak teman
Skenario 6
Nn. I tidak sekolah lagi. Oleh orang tua , ia tidak boleh keluar rumah lagi , ia merasa sedih
dan gelisah
4
PEMBAHASAN
A. Analisis Masalah dan Hipotesa
Usia Nn. I (12 tahun) masih termasuk usia remaja berdasarkan pengelompokan usia menurut
WHO, yaitu 10-18 tahun. Tingkah Nn. I yang kabur dari rumah selama 2 miggu dan tidak mau
sekolah memiliki beberapa kemungkinan, yaitu:
1. merupakan sikap protes atas ke-overprotektif-an orangtuanya.
2. menderita adiksi internet, berdasarkan keterangan orangtuanya yang menyatakan bahwa
Nn. I ditemukan di warnet yang tidak jauh dari rumah setelah 2 minggu tersebut. Keluhan
sering pulang malam dan kadang tidak pulang sejak 6 bulan lalu mungkin disebabkan
karena Nn. I sering main di warnet. Anak bungsu, perempuan satu-satunya, dan didukung
oleh pola asuh kedua orangtuanya yang sangat over protektif menyebabkan kepribadian
Nn. I menjadi introvert. Nn i juga penyendiri dan kurang banyak teman. Kemudian
kemungkinan ia terlalu terbiasa untuk dilindungi, dimanja, dan dilarang menyebabkan ia
cenderung takut untuk disakiti serta untuk bersosialisasi secara langsung. Melalui hal-hal
tersebut kemungkinan media internet merupaka tempat untuk bersosialisasi yang baik,
karena tidak perlu memperlihatkan identitas asli serta kepribadian aslinya di internet.
Dengan bersosialisasi di media internet, ia merasa lebih aman.Kemdudian orangtua Nn. I
melarangnya untuk keluar rumah lagi karena takut Nn. I main di warnet sampai tidak
pulang lagi,kesedihan dan kegelisahan yang dialami oleh Nn. I merupakan withdrawal
sindrom yang dialami oleh orang-orang penderita adiksi internet.
3. Berdasarkan pernyataan Nn I yang tidak mau sekolah dan pergi dr rumah slama 2 minggu
juga dapat dipikirkan kemungkinan seperti HDAD,hamil dan autisme ringan.
B. Anamnesis
5
Pada kasus tersebut anamnesis tambahan sangat diperlukan untuk menunjang diagnosis.
Saat melakukan anamnesis sebaiknya orangtua dan anak harus dipisah terlebih dahulu. Hal ini
bertujuan agar baik anak maupun orangtua tidak sungkan untuk menjawab pertanyaan yang
berkaitan dengan hubungan ibu dan anak. Oleh karena itu, anamnesis yang dilakukan ada
dua,yaitu autoanamnesis terhadap anak tersebut sendiri serta alloanamnesis terhadap ibunya.
Alloanamnesis
Melengkapi Identitas :
1. Nama lengkap ibu siapa?
2. Umur ibu berapa?
3. Alamat rumahnya dimana?
4. Pekerjaan ibu apa? Jam kerjanya bagaimana?
5. Apakah ibu masih menikah? Sudah punya berapa anak?
Riwayat Penyakit Sekarang
1. Ketika pergi dari rumah apakah seorang diri/bersama temannya?
2. Apakah ia punya teman dekat?
3. Apakah ada perubahan sikap secara tiba-tiba?
4. Bagaimana prestasi dia akhir-akhir ini?
5. Apakah ia sudah mens?
6. Adakah gejala seperti mual muntah sebelum ia pergi?
7. Adakah aduan dari sekolah mengenai perilaku anaknya?
8. Apakah ia mempunyai masalah di sekolah ataupun di rumah yang pernah ia
ceritakan?
9. Adakah fasilitas internet di rumah?
10. Bagaimana hubungan ibu-anak ?
11. Berapa uang jajan yang dikasih?
Riwayat Penyakit Dahulu
6
1. Apakah Nn.I sebelumnya pernah melakukan hal yang sama?
Jika iya,kemanakah perginya dan berapa lama pulangnya? Selain itu, kapan hal ini
pernah terjadi?
Riwayat Kebiasaan
1. Apa yang biasa dilakukannya di rumah ?
2. Apakah sering bermain di luar rumah?
3. Bagaimana cara ia bersosialisasi dengan teman?
4. Apakah ia sering bermain internet di rumah?
5. Apakah ia sering ke warnet?
Autoanamnesis
Melengkapi identitas
1. Nama lengkapnya siapa?
2. Umur berapa?
3. Alamat rumahnya dimana?
4. Anak ke berapa dari berapa bersaudara?
Riwayat Penyakit Sekarang
1.Kemana saja selama 2 minggu ini dan dengan siapa?
2. Tahu tentang internet pertama kali dari siapa? Sejak kapan suka main internet?
3. Apa yang dilakukan? Apakah bermain game/ chatting/ yang lain?
4. Apakah ada masalah di sekolah dan di rumah?
5. Apakah di rumah tidak disediakan internet?
6. Berapa uang jajan yang dikasih?
7. Apakah sudah menstruasi?
8. Apakah sekarang punya pacar?
7
C. Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium :
Nilai pasien Nilai normal Interpretasi
Hb 12 gr% 12-15 gr% Normal
Leukosit 6000/mm 5000-10000/mm Normal
Trombosit 250000/mm 150000-400000/mm Normal
Kolesterol HDL 50 mg/dL >55 mg/dL Sedikit menurun
Trigliserid 160 mg/dL <150 mg/dL Sedikit naik
Ureum 30 mg% 15-40 mg% Normal
Kreatinin 0.97 mg% 0.5-1.5 mg% Normal
Asam urat 4.4 mg% 2.4-5.7 mg% Normal
Hitung jenis leukosit :
Batang : 10%
Segmen : 50%
Limfosit : 30%
Monosit : 1%
Hitung jenis tidak digunakan karena belum mencapai 100 %
Pemeriksaan Urine :
Tidak ada kelainan
8
Foto thorax dan EKG :
Tidak ditemukan kelainan pada jantung dan paru
Pada pasien perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut beruba pemeriksaan fisik untuk
mengetahui keadaan umum, serta status lokalis yang dibutuhkan, pemeriksaan laboratorium
tambahan seperti test pack (beta HCG) untuk menyingkirkan hipotesa kehamilan , inspeksi
lingkungan sekitar seperti sekolah dan rumah untuk lebih menunjang diagnosis.
D. Diagnosis
Melalui informasi yang didapat dari anamnesis lebih lanjut beruba pergi dari rumah
selama 2 minggu, tidak pergi kesekolah dan ditemukan di warnet, kemudian sudah 6 bulan sering
pulang malam, bahkan terkadang tidak pulang, didukung dengan orang tua yang protektiv, serta
keadaan anak yang penyendiri, kemudian merasa sedih dan gelisah (adanya sindrom withdrawal)
bila jauh dari internent dan tidak adanya kelainan pada pemeriksaan laboratorium maka diagnosis
untuk Nn. I adalah adiksi internet.
E. penatalaksanaan
Secara umum penanganan kasus bersifat menyeluruh baik dari orang tua maupun
lingkungan sekitar seperti di sekolah. Melalui orang tua dan guru pendidikan kesehatan
mengenai bermain pada anak dapat tersalurkan dengan baik. Dapat juga dibantu melalui pihak
kesehatan terkait misalkan perawat atau psikolog melalui workshop atau seminar di sekolah.
Secara khusus penanganan dapat beruba :
1. Edukasi dan konseling terhadap orangtua dan anak(Nn.I) untuk memperbaiki komunikasi
yang baik antara Nn I dengan orangtuanya.
2. Cognitive Behavior Therapy, dimana pada terapi ini perawatan didasarkan pada pikiran
menentukan perasaan.
3. Terapi keluarga, beruba Brief Strategic Family Therapy (BSFT) yang merupakan terapi
jangka pendek yang berfokus pada intervensi terapeutik
9
4. Farmakoterapi berupa antianxietas bila diperlukan.
F. Prognosis
Bila dilakukan penatalaksanaan yang baik pada anak,orangtua,serta seluruh keluarga
maupun lingkungan yang terlibat maka prognosis pada anak ini adalah Ad Bonam.
G. Pencegahan
1. Peran orang tua sebagai pendamping
Peran orang tua sangatlah dibutuhkan. kondisikan bahwa masuk ke situs negatif
(konten porno/kekerasan) itu sesuatu yang tabu, sehingga penggunaan komputer harus
terbuka dan orang tua harus bisa melihat
.
2. Letakkan komputer di ruang keluarga atau ruangan yang sering dilewati umum
Tujuannya agar saat mengakses internet kegiatan anak dapat terus dipantau
(sebaiknya tidak di kamar tidur anak) .
3. Tentukan waktu online bersama.
Orang tua dan anak bersama-sama duduk di komputer, berdiskusi tentang
berbagai informasi dari internet.
4. Pembatasan waktu browsing.
Biasakan anak untuk disiplin mematuhi batasan waktu menggunakan internet.
Hindari anak duduk didepan komputer hingga larut malam.
5. Komunikasikan manfaat positif maupun negatif internet .
Jelaskan, internet adalah media informasi yang paling praktis serta tak terbatas.
Namun, ada beberapa pihak yang memanfaatkan internet untuk maksud-maksud yang
tidak baik.
10
6. Berikan tips praktis untuk menghindari pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan
sepihak dari pengguna internet.
Hal ini dapat dilakukan misalnya, dengan tidak memberi data pribadi, tidak
memberikan nomor telepon dan alamat serta tidak memberikan foto pada siapapun yang
tidak dikenal.
7. Menggunakan internet protection software lokal.
Langkah ini merupakan langkah mudah dan efisien untuk menghindarkan anak
anda dari pengaruh negatif internet, termasuk dari situs lokal. Penyedia jasa proteksi ini
akan memfilter semua jenis informasi maupun gambar dari layar komputer anak anda.
8. Jika anak memperlihatkan tingkah laku tak wajar,
Segera diskusikan dengan mereka. Cari tahu, apakan internet menjadi
penyebabnya.
9. Tekankan pada anak bahwa bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya,
10. Jika anak anda mulai terlihat kecanduan internet atau game,
Segera diskusikan dengan ahli.Mereka tahu betul bagaimana menjadikan hidup
anak anda tak hanya dihabiskan di depan komputer
11
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Adiksi merupakan suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara terus menerus
tanpa adanya kesadaran saat melakukan kegiatan dengan jangka waktu lebih dari normal.
Kemudian adiksi di definisikan sebagai suatu perilaku tidak sehat atau merugikan diri sendiri
yang berlangsung terus menerus yang sulit diakhiri individu bersangkutan dan dapat
mempengaruhi keadaan fisik, psikis maupun sosial.1
Adiksi internet adalah suatu keadaan dimana seseorang menggunakan koneksi online
secara berlebihan dan menunjukkan gangguan sosial, mental, fisik, dan keuangan yang nyata
karenanya dalam durasi lebih dari 12 bulan. Pada adiksi internet dapat ditemukan gejala tolerance
dan withdrawal dan kondisi dimana aktivitas sosial dan pekerjaan ditinggalkan untuk
menggunakan internet.
Aspek-aspek adiksi
Salience
Sebuah aktivitas tertentu yang menjadikan sebuah peristiwa yang paling penting dalam hidup
seseorang dan mendominasi pemikiran mereka (keasikan dan adanya distorsi kognitif),
perasaan, dan perilaku (kerusakan perilaku).
Mood modification
12
Hal ini mengacu pada pengalaman subjektif seseorang, ini merupakan konsekuensi dari
terlibatnya dalam kegiatan tertentu dan dapat dilihat sebagai strategi coping (yaitu, melarikan
diri dari perasaan).
Tolerance
Ini adalah proses dimana meningkatnya jumlah aktivitas tertentu yang diperlukan untuk
mencapai suatu efek tertentu.
Withdrawal simptom
Suatu perasaan yang tidak menyenangkan atau efek fisik yang terjadi ketika aktivitas tertentu
dihentikan atau tiba-tiba dikurangi, misalnya marah.
Conflict
Konflik ini mengacu pada konflik antara pecandu dan orang disekitar mereka (konlik
antarpribadi), konflik dengan kegiatan lain (pekerjaan, kehidupan sosial, hobi dan minat) atau
dari dalam diri individu sendiri (konflik intrapsikis) terkait dengan kegiatan tertentu.
Relapes
Ini cenderung pada kegiatan yang terulang yang telah diobati selama bertahun-tahun dan
muncul kembali.1
Kategori adiksi internet
Cyber-sex addiction
Penggunaan kompulsif terhadap situs-situs yang mengandung materi seksual/ porno
Cyber-relationship addiction
Keterlibatan yang berlebihan terhadap situs-situs jejaring sosial dunia maya
Net compulsion
Obsesi terhadap perjudian online, belanja, atau perdagangan online
Information overload
Penggunaan kompulsif terhadap situs-situs pencarian data
Game addiction
Obsesi terhadap permain game-game online
13
Faktor-faktor yang mempengaruhi adiksi
Hiburan dan rekreasi
Emosional coping (pengalih perhatian dari kesepian, isolasi dan kebosanan, melepaskan stres,
relaksasi, kemarahan dan frustasi)
Melarikan diri dari kenyataan
Hubungan interpersonal dan memuaskan kebutuhan sosial (berteman, memperkuat
persahabatan dan menghasilkan rasa memiliki dan pengakuan)
Kebutuhan untuk berprestasi
Kebutuhan untuk adanya kegembiraan dan tantangan dalam diri
Kebutuhan untuk kekuasaan1
Penatalaksanaan adiksi internet
Edukasi dan konseling terhadap orang tua
Cognitive behavioral therapy adalah sebuah pendekatan psikoterapi yang bertujuan untuk
memecahkan masalah tentang emosi disfungsional, perilaku dan kognisi melalui prosedur,
berorientasi pada tujuan yang sistematis. Kognitif berarti proses mental seperti berpikir. Kata
³kognitif¶ mengacu pada segala sesuatu yang terjadi di dalam pikiran kita,termasuk mimpi,
kenangan, gambar, pikiran, dan perhatian. Perilaku mengacu pada segalasesuatu yang kita
lakukan. Ini mencakup apa yang Anda katakan, bagaimana kita mencobauntuk menyelesaikan
masalah, bagaimana kita bertindak, dan menghindar. Terapi adalah katayang digunakan untuk
menggambarkan pendekatan sistematis untuk memerangi masalah, penyakit, atau kondisi
tidak teratur.
Psikoterapi individu
Terapi grup
Terapi keluarga
Farmakoterapi
Pencegahan
Menggalang kepedulian sosial terhadap resiko adiksi internet
14
Edukasi orang tua mengenai penggunaan internet dan kebutuhan akan supervisi orag tua
dalam penggunaan internet
Letakkan internet di ruang keluarga
Meningkatkan hubungan orang tua-anak, fungsi keluarga, komunikasi dan support sosial
Pencegahan dan penatalaksanaan terhadap gangguan psikiatri komorbid (ADHD, depresi,
fobia sosial, isolasi sosial, dan lain-lain)
PENUTUP
Internet merupakan salah satu media yang sekarang ini banyak digemari olh remaja.
Internet menjadi suatu kegemaran tersendiri bagi remaja dalam mencari informasi terbaru dan
menjalin hubungan dengan orang main di beda tempat. Di zaman yang modern ini, penggunaan
internet sangatlah diperlukan. Apalagi bagi kaum pelajar yang dalam perkembangannya
mengalami masa remaja.Kecanduan internet bisa mengarah ke hiburan sampai pornografi . Di
internet menyajikan banyak hiburan salah satunya adalah permainan Atau sering disebut games.
Seiring perkembangan zaman dan teknologi , manusia sekarang mengalami apa yang disebut
dengan "ketergantungan teknologi".Hal ini terutama banyak dialami oleh anak anak remaja.
Ketergantungan tersebut menyebabkan banyak efek negative dari mulai pulang malam sampai
dengan tidak pulang karena terus menerus bermain internet di warung internet yang saat ini sudah
menjamur dimana mana.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Pengaruh Komunikasi interpersonal dan loneliness terhadap adiksi games online.
Available at http://repository.uinjkt.ac.id. Accessed on June 1st, 2013
2. Pratiwi PC, Andayani TR , Karyanta NA. (2012). “Perilaku Adiksi Game-online
Ditinjau dari Efikasi Diri Akademik dan Keterampilan Sosial pada Remaja di
Surakarta “. Jurnal Ilmiah Psikologi Candrawijaya. 1(2). Available at :
http://candrajiwa.psikologi.fk.uns.ac.id/index.php/candrajiwa/article/view/27/17.
3. Sanditaria W, Fitri SYR, Mhardiyah A. (2012). “Adiksi Bermain Game Online Pada
Anak Usia Sekolah di Warung Internet Penyedia Game Online”. Students-E journal.
1(1). Available at : http://journal.unpad.ac.id/ejournal/article/view/745/791.
4. Cognitive Behavior Therapy. Available at
http://konselorindonesia.blogspot.com/2012/04/cognitive-behavior-therapy-cbt.html
17