Kasus Mata

30
EMBRIOLOGI MATA Mata berkembang dari 3 lapis embrional primitive : 1. Ektoderm Permukaan, membentuk : lensa mata ( merupakan lapisan ektoderm di dalam lapisan mesoderm. Oki apabila lensa terkena racun, dapat meracuni mesoderm ) Glandulamakrinalis Konjungtiva 2. Ektoderm Neural à menghasilkan vesikel optik dan mangkok optik untuk membentuk retina dan serta N. Optikus. 3. Mesoderm à membentuk otot ekstra okuler. Tahapan Perkembangan Embriologi Bola Mata 1. Tahap Vesikel Optik Pada janin 2,5 mm( 2 minggu ) terbentuk plika neuralis, kemudian membentuk tuba neuralis pada minggu ke 3. Pada janin 9 mm (4 minggu), tuba neuralis membentuk Vesikel Optik 2. Tahap Mangkok Optik Pada janin 5 mm vesikel optik berinvaginasi membentuk mangkok optik. Perkembangan Embriologis Struktur Spesifik 1. Palpebra & Apparatus Lakrimalis Kuncup palpebra mulai terbentuk pada janin 16 mm (6 minggu), menyatu pada janin 37 mm (8 minggu), kemudian memisah pada bulan ke 5. 2. Sklera dab Otot Ekstra Okuler à selesai pada janin 5 bulan. 3. Lensa Mata à selesai pada bulan ke 7. 4. Retina

description

mata

Transcript of Kasus Mata

Page 1: Kasus Mata

EMBRIOLOGI MATA

Mata berkembang dari 3 lapis embrional primitive :

1. Ektoderm Permukaan, membentuk : lensa mata ( merupakan lapisan ektoderm di dalam lapisan mesoderm. Oki

apabila lensa terkena racun, dapat meracuni mesoderm ) Glandulamakrinalis Konjungtiva

2. Ektoderm Neural à menghasilkan vesikel optik dan mangkok optik untuk membentuk retina dan serta N. Optikus.

3. Mesoderm à membentuk otot ekstra okuler.

Tahapan Perkembangan Embriologi Bola Mata

1. Tahap Vesikel Optik

Pada janin 2,5 mm( 2 minggu ) terbentuk plika neuralis, kemudian membentuk tuba neuralis pada minggu ke 3.

Pada janin 9 mm (4 minggu), tuba neuralis membentuk Vesikel Optik

2. Tahap Mangkok Optik

Pada janin 5 mm vesikel optik berinvaginasi membentuk mangkok optik.

Perkembangan Embriologis Struktur Spesifik

1. Palpebra & Apparatus Lakrimalis

Kuncup palpebra mulai terbentuk pada janin 16 mm (6 minggu), menyatu pada janin 37 mm (8 minggu), kemudian memisah pada bulan ke 5.

2. Sklera dab Otot Ekstra Okuler à selesai pada janin 5 bulan.3. Lensa Mata à selesai pada bulan ke 7.4. Retina

Pada bulan ke 8 makula lebih tebal dari bagian retina yang lain dan terjadi percekungan macula lutea. Makula berkembang secara antomis sampai berumur 6 bulan sesudah lahir.

*perkembangan visus sampai umur 2 tahun.

Mata berkembang dari tiga lapis embrional primitive : surface ectoderm (ectoderm permukaan), termasuk derivatnya yaitu crista neuralis; neural ectoderm (ectoderm neuralis); dan mesoderm.Endoderm tidak ikut pembentukan mata. Mesenkim adalah istilah untuk jaringan ikat embrional. Jaringan ikat ocular dan adneksa dulu diduga berasal dari

Page 2: Kasus Mata

mesoderm namun kini ternyata bahwa kebanyakan mesenkim di kepala berasal dari Krista neuralis kranialis.

SURFACE ECTODERM / EKTODERM PERMUKAAN

Membentuk :

1. Lensa

2. Glandula lakrimalis

3. Epitel korne

4. Konjungtiva

5. Glandula adneksa

6. Epidermis palpebra

CRISTA NEURALIS

Berasal dari surface ectoderm,daerah yang tepat bersebelahan plika neuralis dari ectoderm neural. Membentuk:

1. Keratosit kornea

2. Endotel kornea dan jaringan trabekel

3. Stroma iris dan koroid

4. Muskulus siliaris

5. Fibroblas dari sklera

6. Vitreus

7. Meninges nervus Optikus

Page 3: Kasus Mata

8. Tulang

9. Tulang rawan orbita

10. Jaringan ikat dan saraf orbita

11. Muskulus ekstra ocular

12. Lapis-lapis subepidermal palpebra

MESODERM

Tunika fibrosa (luar)

Belakang : sclera (+ capsula tenon)

Depan : stroma kornea (kecuali epitel)

Tunika Vaskulosa (dalam)

Belakang : uvea posterior ( koroid )

Depan : uvea anterior (sebagian dibentuk oleh neural ectoderm)

Corpus ciliaris (pembuluh darah dan jaringan ikat)

Muskulus ciliaris

Stroma iris

NEURAL ECTODERM

Vesikel cup - double walled cup (tunika nervosa)

Depan (pars caeca)

Pars ciliar

Dalam : secretory (humor aquos)

Luar : pigmen

Pars iradica

Dalam : pigmen

Luar : otot iris (otot iris bagian luar dibentuk oleh neural ectoderm)

Page 4: Kasus Mata

Belakang (pars Optica)

Dalam : Retina

Luar : Pigmen (Daerah ini paling mudah mengalami ablasio retina)

Optic stalk (choroid fissure - a tube within a tube)

Tengah : pembuluh darah (A & V Opthalmica) – Mesoderm

Luar : nerve fibers

Pada proses embriologi mata terbagi 3 stadium : stadium gelembung optic, stadium cekungan optic dan stadium diferensiasi

Page 5: Kasus Mata

STADIUM GELEMBUNG OPTIK

Minggu ke 3 → proensefalon, mesensefalon dan rhombensefalon. Pertengahan minggu ke 4 → prosensefalon jadi telensefalon dan diensefalon, rhombensefalon menjadi metensefalon dan mielensefalon. Terlihat tangkai optik yang berasal dari sambungan telensefalon dan diensefalon.

STADIUM CEKUNGAN OPTIK

Gelembung optik invaginasi → cekungan optic. Pada bagian bawah tangkai optik melekuk ke dalam dan terbentuk celah koroid. Terbentuk pula gelembung lensa yang terpisah dari ektoderm permukaan dan mengambang bebas di tepi cekungan optic. Minggu ke 4 → celah koroid menutup hingga janin 4 bulan dan menjadi arteri dan vena retina sentral.

STADIUM DIFERENSIASI

Pada stadium ini berkembang menjadi struktur masing-masing. Ektoderm : kulit kelopak, konjungtiva dan epitel kornea, Neuroektoderm : retina dan pigmen epitel. Mesoderm : stroma kornea, sklera, koroid, stroma iris dan otot penggerak mata. Lensa mata : terjadi pemanjangan sel-sel dinding posterior. Minggu ke 7 → serabut lensa memanjang dari ekuator depan : epitel subkapsular belakang : di bawah kapsula lensa. Bertemunya serabut-serabut → terbentuk Y di depan dan Y terbalik di belakang. Selesai pada minggu ke 28. Retina terbagi atas 2 lapisan yaitu Lapisan luar dari cekungan optik bertahan 1 lapisan → epitel pigmen. Lapisan bagian dalam berdiferensiasi → 9 lapisan berlangsung selama kehamilan. Minggu ke 28 → terbentuk inti dari sel kerusut dan batang, sel hanglion dan serabut saraf. Saraf optik : akson dan lapisan sel ganglion retina → tangkai optik → saraf optik minggu ke 7. Koroid :minggu ke 12 berkembang jadi vena vortikosa. Iris dan badan silliar : minggu ke 12 tepi cekungan optik tumbuh ke depan. Kedua lapisan berpigmen pada iris, bagian luar yaitu badan silliar. 20 minggu → otot sfingter pupil minggu ke 24 → otot dilatators. Badan kaca : terbagi 3 stadium yaitu primer minggu ke 3 sampai ke 6, sekunder minggu ke 6 sampai minggu ke 10, tersier minggu ke 10 samapi seterusnya. Kornea : epitel berasal dari ektoderm permukaan, sisanya dari mesoderm. Dan diferensiasinya pada usia 5 minggu – minggu ke 16. Sklera dan otot luar mata : dari pemadatan mesoderm yang melingkupi cekungan optik pada kehamilan 7 minggu selesai minggu ke 1 Kelopak dan sistem lakrimal : kelopak dari lapisan mesoderm, tonjolan kelopak usia 6 minggu dan minggu ke 20 pemisahan. Kelenjar lakrimal dan sistem ekskresi dari lapisan ektoderm

ANATOMI MATA

Page 6: Kasus Mata

I. Rongga Orbita

Terdapat 7 tulang yang membentuk dinding orbita:

1) Superior : os frontal

2) Lateral : os sfenoid, os frontal, os zigomaticum

3) Inferior : os zigomaticum, os palatinum, os maksila

Page 7: Kasus Mata

4) Nasal : os etmoidale, os lakrimal, os maksila

II. Struktur Tambahan Mata

1) Palpebra/kelopak mata

- Fungsi: melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar, dan kekeringan

- Vaskularisasi: a.palpebra

- Inervasi: nervus kranialis V

2) Konjungtiva : membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian belakang

a) Konjungtiva tarsal : menutupi tarsus

b) Konjungtiva bulbi : menutupi sklera

c) Konjungtiva forniks : tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi

Mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet untuk membasahi bola mata, terutama kornea.

Page 8: Kasus Mata

3) Apparatus lakrimal

- Terletak di darah temporal bola mata

- Fungsi: sekresi air mata

- Air mata yang diproduksi oleh glandula lakrimal masuk ke dalam sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Kemudian berjalan ke duktus nasolakrimal, dialirkan ke dalam rongga hidung di dalam meatus inferior.

III. Bulbus Oculi

1) Sklera

- Lapisan luar di 5/6 bagian posterior bola mata

- Terdiri dari jaringan ikat yang kenyal, berwarna opak

- Melindungi dan memberi bentuk pada mata

2) Kornea

- Bagian terdepan sklera, 1/5 bagian anterior bola mata

- Merupakan selaput bening mata, bersifat transparan

- Fungsi: berperan sangat penting dalam kemampuan refraktif mata

- Inervasi: saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf V saraf siliar longus

Page 9: Kasus Mata

- Terdiri atas 5 lapisan:

a) Epitel

terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal, dan sel gepeng

- Berasal dari ektoderm permukaan

b) Membran Bowman

- Merupakan lapisan kolagen yang tersusun tidak teratur

- Tidak mempunyai daya regenerasi

c) Stroma

- Menyusun 90% ketebalan kornea

- Terdiri atas lamel dan keratosit

d) Membran Descement

- Merupakan membran aselular, dihasilkan sel endotel

- Bersifat sangat elastik dan berkembang terus seumur hidup

e) Endotel

- Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal

3) Aqueous humor

- Cairan encer jernih yang terus-menerus dibentuk untuk mensuplai nutrisi ke kornea dan lensa.

4) Iris

- Terdiri dari dua lapis epitel pigmen

- Fungsi: mengubah ukuran pupil dengan berkontraksi dan menentukan warna mata

5) Pupil

- Lubang bundar anterior di bagian tengah iris

Page 10: Kasus Mata

- Fungsi: mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata

6) Lensa

- Berasal dari ektoderm permukaan, terletak di belakang iris

- Berbentuk lempeng cakram bikonveks yang berperan dalam proses akomodasi

- Epitel lensa akan membentuk serat lensa terus-menerus sehingga mengakibatkan memadatnya serat lensa di bagian sentral membentuk nukleus lensa yang merupakan serat lensa yang tertua di dalam kapsul lensa.

- Di bagian luar nukleus terdapat serat lensa yang lebih muda yang disebut korteks lensa

7) Ligamentum suspensorium

- Tergantung di antara otot siliaris dan lensa

- Penting dalam akomodasi

8) Badan siliar

- Terletak di belakang iris

- Memproduksi aqueous humor

9) Vitreous humor

- Terletak di antara lensa dan retina

- Merupakan zat semi cair mirip gel yang membantu mempertahankan bentuk mata yang bulat

10) Koroid

- Lapisan kedua yang melindungi bola mata,

- Merupakan lapisan berpigmen untuk mencegah berhamburnya berkas cahaya yang masuk ke dalam mata

Page 11: Kasus Mata

- Mengandung pembuluh darah yang mensuplai nutrisi ke retina

- Membentuk badan siliaris dan iris

11) Retina

Terdiri dari 10 lapisan, yaitu:

- Sel epitel pigmen

- Lapis fotoresptor

Terdiri atas batang dan sel kerucut.

- Membran limitan esterna

Merupakan membran ilusi.

- Lapis nukleus luar

Susunan lapis nukleus sel kerucut dan sel batang

- Lapis pleksiform luar

Tempat sinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal.

- Lapis nukleus dalam

Merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel Muller.

- Lapis pleksiform dalam

Tempat sinapsis sel bipolar, sel amakrin, dan sel ganglion.

- Lapis sel ganglion

Merupakan lapis badan sel dari neuron kedua.

- Lapis serabut saraf

Merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arah saraf optik.

- Membran limitan interna

Merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca.

Page 12: Kasus Mata

Otot penggerak bola mata

terdiri dari 6 otot:

Obliqus inferior

Obliqus Superior

Rektus inferior

Rektus superior

Rektus lateral

Rektus medial

Page 13: Kasus Mata

1. Obliqus Inferior

Origo : fosa tulang lakrimal (nasal)

Insersio : sclera posterior 2mm dari macula

Persyarafan : okulomotor (III)

Pergerakan : ke atas, lateral

2. Obliqus Superior

Origo : Anulus Zinni

Insersio : sclera bagian temporal belakang bola mata

Persyarafan : troklear (IV)

Pergerakan : miring dari bagian troklea/ sumbu aksi dan sumbu pengelihatan searah / kearah nasal

3. Rektus Inferior

Origo : Anulus Zinni

Insersio : 6mm dari belakang limbus yang pada persilangan dengan Obliqus inferior diikat dengan ligament Lockwood

Persyarafan : okulomotor (III)

Pergerakan : depresi, bawah, medial

4. Rektus Lateralis

Origo : Anulus Zinni

Insersio : permukaan lateral bola mata tepat posterior terhadap tau kornea dan sclera

Persyarafan : abdusens (VI)

Pergerakan : memutar bola mata sehingga kornea ke lateral

5. Rektus medius

Page 14: Kasus Mata

Origo : Anulus Zinni

Insersio : permukaan medial bola mata

Persyarafan : okulomotor (III)

Pergerakan : adduksi ke medial

6. Rektus Superior

Origo : Anulus Zinni

Insersio : 7mm dibelakang limbus superior bola mata posterior

Persyarafan : okulomotor (III)

Pergerakan : mengangkat kornea ke atas dan medial

FISIOLOGI MATA

Mata berfungsi sebagai organ penglihatan dalam tubuh manusia. Suatu penglihatan yang tepat / jelas bergantung pada kemampuan mata untuk memfokuskan cahaya yang masuk. Pemfokusan cahaya yang masuk ke mata melalui mekanisme refraksi (pembiasan cahaya).

Pembiasan Cahaya (Refraksi Cahaya)

Page 15: Kasus Mata

Refraksi cahaya adalah pembelokan suatu berkas cahaya ketika berkas cahaya tersebut berpindah dari satu medium ke medium lain dengan densitas yang berbeda. Suatu berkas cahaya dapat dibiaskan karena terdapat perbedaan kecepatan rambatan cahaya daari medium yang satu ke medium lainnya. Cahaya sendiri memiliki beberapa sifat yaitu memiliki kecepatan, panjang gelombang, dan frekuensi. Pada media refraksi yang berbeda, kecepatan dan panjang gelombang cahaya berubah, namun frekuensinya tetap. Warna tergantung pada frekuensi sehingga warna dari seberkas cahaya tidak diubah sewaktu melewati media refraksi.

Selain pada media refraksi yang densitasnya berbeda, pembiasan cahaya dapat terjadi saat cahaya menembus permukaan miring atau melengkung pada kedua medium yang berbeda kepadatannya.

Refraksi pada Mata

Cahaya yang masuk kedalam mata harus melalui beberapa media refraksi di dalam mata untuk dapat di fokuskan pada retina sehingga kita dapat melihat dengan jelas. Beberapa media refraksi yang terdapat pada mata adalah: Kornea, Aqueos humor, Lensa, dan Vitreus humor. Dua struktur media refraksi yang paling penting dalam kemampuan refraksi mata adalah kornea dan lensa.

1. Kornea

Permukaan kornea merupakan struktur pertama yang dilalui cahaya sewaktu masuk mata. Pertemuan berkas cahaya dari udara dengan permukaan kornea menimbulkan kemampuan refraksi total mata karena perbedaan densitas pertemuan udara/ kornea jauh lebih besar dibandingkan pada perbedaan densitas antara lensa dan cairan yang mengelilinginya. Pada kornea besarnya pembiasan cahaya juga ditentukan oleh kelengkungan kornea.

2. Iris

Setelah melalui kornea berkas cahaya harus menembus media refraksi mata lain, yaitu Aqueos humor untuk selanjutnya diteruskan ke lensa. Namun, untuk dapat diteruskan sampai pada lensa berkas cahaya harus melewati suatu celah yang disebut dengan pupil. Pulpil adalah celah yang terbentuk dari iris. Iris dan pupil berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk.

Pada iris terdapat 2 otot, yaitu otot sirkuler dan otot radial yang akan menyebabkan pupil miosis atau midriasis. Otot sirkuler menyebabkan pupil midriasis, sementara otot radial menyebabkan pupl miosis.

Page 16: Kasus Mata

3. Lensa

Setelah melewati pupil dan dibiaskan pada Aqueos humor, selanjutnya berkas cahaya akan dibiaskan pada lensa. Bentuk lensa yang terdapat di dalam mata adalah bikonveks. Sifat dari lensa konveks adalah menyebabkan konvergensi atau penyatuan, sehingga peran lensa pada mata adalah memfokuskan cahaya yang masuk ke dalam mata tepat di retina. Untuk memfokuskan bayang tersebut membutuhkan kekuatan lensa yang disesuaikan dengan jarak benda yang dilihat. Kemampuan kekuatan lensa tersebut dapat disesuaikan melalui proses yang disebut proses akomodasi.

Untuk penglihatan jauh (lebih dari 6 meter) berkas sinar yang masuk ke dalam mata adalah berkas sinar sejajar. Lensa tidak berakomodasi untuk memfokuskan cahaya yang masuk. Dalam hal ini lensa yang tidak berakomodasi berbentuk lebih gepeng. Hal ini terjadi karena terjadi peregangan pada ligamentum suspensorium akibat otot siliaris tidak berkontraksi. Sebaliknya ketika kita melihat benda yang lebih dekat mata kita haarus berakomdasi agar cahaya yang masuk dapat tepat difokuskan di retina. Keadaan lensa yang berakomodasi akan lebih cembung (sferis). Lensa tersebut dapat mencembung karena ligamentum suspensorium tidak meregang akibat otot siliaris yang berkontraksi.

PROSES MELIHAT

Seperti yang telah diketahui bahwa fungsi mata adalah memfokuskan cahaya dari lingkungan ke sel-sel batang dan kerucut (sel fotoreseptor retina), dimana fotoreseptor berperan dalam mengubah energy cahaya menjadi sinyal listrik yang nantinya akan disalurkan ke system saraf pusat

Page 17: Kasus Mata

Retina

Retina atau selaput jala, merupakan bagian mata yang mengandung reseptor (sel batang dan sel kerucut) yang menerima rangsangan cahaya. Tepat ditengah retina, terdapat cekungan sebesar pangkal jarum pentul yang disebut fovea. Pada bagian ini hanya dijumpai sel kerucut, sehingga ditempak ini merupakan titik untuk penglihatan tajam.

Proses melihat dimulai dari adanya berkas cahaya yang masuk, kemudian melewati kornea sebagai media refraksi pertama, dan kemudian melewati pupil yang besar kecilnya diatur oleh iris. Sebelum melewati pupil, berkas cahaya akan dibiaskan melalui aqueus humor, yaitu suatu cairan yang terletak antara cornea dan iris. Setelah itu berkas cahaya tersebut juga akan dibiaskan oleh lensa dan kemudian berkas cahaya tersebut akan difokuskan agar jatuh tepat di retina (fovea centralis). Pada retina, berkas cahaya tersebut akan ditangkap oleh fotoreseptor dan kemudian dihantarkan ke neuron bipolar dan kemudian ke sel ganglion. Setelah itu akson sel ganglion akan bersatu membentuk saraf optikus dan keluar dari retina menuju kiasma optikus yang terletak dibawah hipotalamus, kemudian berlanjut menjadi traktus (jaras) optikus. Traktus optikus ini akan bersinaps di nucleus genikulus lateralis yang terletak di thalamus yang kemudian nantinya akan berakhir do lobus oksipitalis untuk di presentasikan.

Korteks Penglihatan di Lobus Okspitalis

Korteks penglihatan primer

Pada fisura calcarina meluas bersama dengan area kortikal 17 Broadman

Korteks penglihatan sekunder

Pada korteks atau area asosiasi penglihatan, terletak di sebelah lateral, anterior atau superior dan inferior terhadap korteks penglihatan primer.

Page 18: Kasus Mata

KELAINAN REFRAKSI

Miopi

Miopi atau rabun jauh adalah kelainan mata yang disebabkan bayangan jatuh di depan retina. Miopi dapat ditolong dengan menggunakan lensa cekung yang bernilai negatif (nearsighted). Mata miopi disebabkan akomodasi lensa matanya tak dapat menggeser bayangan ke retina, lensa mata terlalu konvergen (cembung).

Mata miopi memiliki punctum remotum lebih dekat ke mata dibandingkan dengan mata normal. Sementara, punctum proximum nya normal. Akibatnya mata selalu berkonvergensi

Epidemiologi

Prevalensi pria dan wanita sama. Lebih sering mengenai anak anak dan dewasa muda.

Klasifikasi Miopi

Bentuk Miopi

Miopi Refraktif diakibatkan bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti terjadi pada katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung.

Miopi Aksial diakibatkan terlalu panjangnya sumbu bola mata anterior-posterior, normalnya 23 mm, dengan kelengkungan kornea dan lensa yang normal. Biasanya disebabkan karena faktor genetik. Pada penelitian disebutkan juga bahwa anak anak yang sedang dalam masa perkembangan dibiasakan membaca dekat, juga mempengaruhi perkembangan bola mata menjadi lebih panjang

Derajat Beratnya

Ringan miopi yang bisa dikoreksi dengan lensa < 3 dioptri

Page 19: Kasus Mata

Sedang miopi yang bisa dikoreksi dengan lensa 3 – 6 dioptri

Berat miopi yang bisa dikoreksi dengan lensa > 6 dioptri

Perjalanan Miopi

Stasioner miopi yang menetap setelah dewasa (>20 tahun)

Progresif miopi yang bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambahnya panjang bola mata

Maligna miopi yang progresif. Dapat menyebabkan ablasio retina dan kebutaan. Disebut juga miopi degeneratif. Biasanya bila miopi > 6 dioptri disertai kelainan fundus okuli dan panjangnya bola mata sampai terbentuk stafiloma postikum yang terletak pada temporal papil disertai artrofi korioretina

Gejala Klinis

Kabur saat melihat benda atau tulisan jauh dan lebih baik pada pengelihatan dekat

Sakit kepala

Celah kelopak (rima okuli) sempit

Sering mengernyitkan mata untuk mendapat efek pinhole

Cepat lelah dan mata berair saat membaca.

Juling ke dalam (esotropia) pada miopi yang tinggi dan lama

Pada pemeriksaan funduskopi miopik kresen, gambaran bulan sabit pada polus posterior fundus. Pada miopi tinggi ditemukan degenerasi makula dan retina perifer

Page 20: Kasus Mata

Pemeriksaan

Orang rabun jauh dapat dengan mudah membaca kartu Jaeger (chart untuk membaca dekat), namun memiliki kesulitan membaca Snellen chart (grafik untuk membaca jauh).Sebuah pemeriksaan mata umum, atau ujian oftalmik standar bisa meliputi:

Pengukuran tekanan bola mata

Tes Refraksi, untuk menentukan resep kacamata yang benar

pemeriksaan retina

Pengujian dari otot-otot yang menggerakkan mata

Visual ketajaman, baik pada jarak (Snellen), dan menutup (Jaeger)

Penatalaksanaan

Kacamata sferis negatif terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal. Bila penderita dikoreksi dengan sferis – 2,00 memberikan ketajaman penglihatan 6/6, demikian juga bila diberi S-2,25. Maka diberikan lensa koreksi S-2,00 agar memberikan istirahat mata sesudah koreksi

Beberapa tindakan bedah juga dapat dilakukan seperti photorefractive keratectomy (PRK) atau laser assisted in-situ keratomileusis (LASIK).

Page 21: Kasus Mata

Dapat juga dilakukan orthokeratologi atau terapi penglihatan (vision therapy)

Prognosis

Diagnosis dini rabun jauh sangat penting, karena seorang anak dapat menderita secara sosial dan bidang pendidikan dengan tidak bisa melihat dengan baik di kejauhan

Komplikasi

Esotropia karena mata berkonvergensi terus menerus

Ablasio retina disebabkan karena tingginya miopi

Komplikasi dapat terjadi pada orang yang menggunakan lensa kontak (ulkus kornea dan infeksi)

Pencegahan

Banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lutein, buah-buahan dan sayur-sayuran yang mengandung vitamin A dan Beta Karotin. Lutein ini berguna sebagai pemfilter sinar biru yang merupakan toksik mata

Jaga kondisi kesehatan anda dari berbagai penyakit seperti diabetes dan hipertensi

Selalu membiasakan diri berada ditempat dengan cahaya yang cukup, terutama pada saat membaca dan melakukan aktivitas lainnya. Jangan pula sering melihat televisi dengan keadaan lampu yang dimatikan.

Sering-seringlah istirahatkan mata anda pada saat berada didepan komputer, atau pada saat melihat televisi

Hipermetropi

Hipermetropi adalah kelainan mata yang disebabkan bayangan jatuh di belakang retina. Cacat mata ini dapat ditolong dengan lensa positif. Mata yang tidak dapat memfokuskan benda pada jarak dekat. Titik dekat (PP) agak lebih besar dari mata “normal” 25 cm dan titik jauh penglihatan tak terhingga, yang menyebabkan sulit membaca. Kelainan ini disebabkan lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan benda yang dilihat terbentuk di belakang retina.

Epidemiologi

hipermetropi biasanya diderita oleh orang-orang paruh baya yang kesulitan melihat pada jarak dekat.

Penyebab

Hipermetropi Refraktif diakibatkan berkurangnya indeks bias media penglihatan (lensa) akibat tidak bisa mencembungnya lensa lebih besar

Page 22: Kasus Mata

Hipermetropi Aksial diakibatkan terlalu pendeknya sumbu bola mata anterior-posterior, normalnya 23 mm

Hipermetropi Kurvatur kelengkungan kornea atau lensa kurang sehingga bayangan jatuh dibelakang retina

Bentuk Hipermetropi

Hipermetropi manifes ditentukan dengan lensa sferis (+) terbesar dengan visus sebaik baiknya tanpa sikloplegi. Kekuatannya sesuai dengan banyaknya akomodasi yang dihilangkan bila lensa diletakkan didepan mata.

Hipermetropi absolut hipermetropi manifes tanpa akomodasi sama sekali. Tidak bisa berakomodasi

Hipermetropi fakultatif hipermetropi manifes dengan akomodasi. Masih bisa berakomodasi

Hipermetropi laten hanya bisa diukur dengan pemberian sikloplegi terlebih dahulu. Merupakan selisih antara hipermetropi total dan manifes.

Hipermetropi total seluruh derajat hipermetropi, didapatkan setelah akomodasi dilenyapkan atau pada relaksasi muskulus siliaris. Pemeriksaan dilakukan dengan pemberian sikloplegi terlebih dahulu. Hasilnya lebih besar dari hipermetropi manifes.

Gejala Klinis

Pengelihatan dekat kabur, pada umumnya pengelihatan jauh tidak ada keluhan. Bila derajat hipermetrop tinggi, maka pengelihatan jauh menjadi terganggu.

sakit kepala

silau

kadang melihat ganda.

Penatalaksanaan

Kacamata sferis positif terbesar yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal. Bila penderita dikoreksi dengan sferis + 2,00 memberikan ketajaman penglihatan 6/6, demikian juga bila diberi S+2,25. Maka diberikan lensa koreksi S+2,25 agar memberikan istirahat mata sesudah koreksi

Komplikasi

Esotropia mata selalu berakomodasi

Glaukoma akibat hipertrofi M siliaris.

Page 23: Kasus Mata

Presbiopia

Hilangnya daya akomodasi yang terjadi bersamaan dengan proses penuaan pada semua orang.

Epidemiologi

Mulai usia 40 tahun keatas.

Etiologi

Gangguan akomodasi pada presbiopia terjadi akibat :

1. Kelemahan otot akomodasi2. Lensa mata tidak kenyal atau berkurangnya elastisitasnya akibat skerosis lensa

Gejala

1. Merasa tidak mampu membaca huruf kecil/membedakan benda-benda kecil yang terletak berdekatan.

2. Setelah membaca, mata lelah, berair, sering tersa pedas.3. Baca dengan menjauhkan kertas yang dibaca.4. Gangguan pekerjaan terutama di malam hari.5. Memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca.

Penatalaksanaan

Koreksi dengan menggunakan lensa plus untuk mengatasi daya focus otomatis lensa yang hilang. Kacamata bifokus mempunyai dua lensa. Yaitu untuk membaca dipasang dibawah dan untuk melihat jarak jauh dipasang diatas.

Astigmatisma

Suatu keadaan dimana berkas sinar tidak difokuskan pada satu titik dengan tajam pada retina akan tetapi pada dua garis titik api yang saling tegak lurus yang terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan korneaa.

Epidemiologi

Tersebar merata di berbagai usia dan jenis kelamin.

Etiologi

Kelainan bentuk kornea dan lensa.

Bentuk-bentuk astigmatisma :

1. Astigmatisma regular : terbentuk dua garis focus, bayangan regular.

Page 24: Kasus Mata

2. Astigmatisma irregular : bayangan irregular.

Penatalaksanaan : Koreksi dengan lensa silindris, seringkali dikombinasikan dengan lensa sferis.

Ambliopia

Penurunan ketajaman penglihatan pada satu mata (yang tidak dapat dikoreksi dengan lensa) tanpa adanya penyakit mata organic (tapi penyakit mata organic mungkin saja ada).

Epidemiologi

Pada anak-anak.

Etiologi :

1. Deprivasi penglihatan (misalnya katarak congenital atau hipoplasia nervus opticus).

2. Strabismus

3. Kelainan refraksi

Gejala

Mungkin mengedipkan mata, menutup satu mata dengan tangan, atau mempunyai satu mata yang tidak melihat arah yang sama dengan mata lainnya.

Pencegahan

Pemeriksaan skinning penglihatan rutin sebelum usia 4 tahun untuk mendeteksi penurunan ketajaman penglihatan atau adanya faktor-faktor ambliogenik (strabismus, anisometropia).

Penatalaksanaan

Sesuai dengan etiologi, misalnya katarak maka tindakan operasi. Lebih cepat pengobatan prognosis lebih baik. Lebih baik usia 2-4 tahun. Kalau tidak diobati menjelang 8 tahun prognosis dubia et malam yaitu kebutaan permanen pada mata yang terkena.