Post on 22-Oct-2015
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Perkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu
pengetahuandan teknologi (IPTEK) yang pesat dewasa ini menciptakan era
globalisasi dan keterbukaan yang menuntut setiap individu untuk ikut serta
didalamnya, sehingga sumber daya manusia harus menguasai IPTEK serta
mampu mengaplikasikannya dalam setiap kehidupan.
Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari
pertumbuhan peningkatan industri karena memegang peranan utama dalam
rekayasa dan reparasi produksi logam. Hampir tidak mungkin pembangunan
suatu pabrik tanpa melibatkan unsur pengelasan.
Pada era industrialisasi dewasa ini teknik pengelasan telah
banyak dipergunakan secara luas pada penyambungan batang-batang pada
konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin. Luasnya penggunaan teknologi
ini disebabkan karena bangunan dan mesin yang dibuat dengan
teknik penyambungan menjadi ringan dan lebih sederhana dalam proses
pembuatanya.Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam bidang konstruksi
sangat luas,meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, pipa saluran dan lain
sebagainya.
Di samping itu proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi
misalnyauntuk mengisi lubang-lubang pada coran, membuat lapisan keras pada
perkakas,mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan lain-lain. Pengelasan
bukantujuan utama dari konstruksi, tetapi merupakan sarana untuk mencapai
pembuatanyang lebih baik. Karena itu rancangan las harus betul-betul
memperhatikankesesuaian antara sifat-sifat las yaitu kekuatan dari sambungan
danmemperhatikan sambungan yang akan dilas, sehingga hasil dari pengelasan
sesuaidengan yang diharapkan. Dalam memilih proses pengelasan harus dititik
beratkan pada proses yang paling sesuai untuk tiap-tiap sambungan las yang ada
padakonstruksi. Dalam hal ini dasarnya adalah efisiensi yang tinggi, biaya yang
murah, penghematan tenaga dan penghematan energi sejauh mungkin.
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
Mutu dari hasil pengelasan di samping tergantung dari pengerjaan lasnya
sendiri dan juga sangat tergantung dari persiapan sebelum
pelaksanaan pengelasan, karena pengelasan adalah proses penyambungan antara
dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB 2
DASAR TEORI
2.1.alat-alat.
Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam praktek pengelasan dengan
menggunakan las listrik antara lain :
a.Alat Utama:
Mesin las.
Elektroda.
Tang massa dan palu massa.
Pemegang elektroda.
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
b. Alat Tambahan:
Palu.
Tang penjepit.
c.Keselamatan Kerja:
Kamar las.
Kacamata kas
Sepatu dan baju.
2.2.Bahan.
Bahan yang dipakai dalam proses pengelasan adalah Plat Besi dengan rincian
ukuran sebagai berikut :
Panjang bahan : 200 mm.
Lebar bahan :100 mm.
Tebal bahan : 3 mm.
2.3.Dasar Teori Las Busur Listrik
Pengertian mengelas secara umum adalah suatu cara menyambung logam
denganmenggunakan panas, tenaga panas pada proses pengelasan diperlukan
untuk memanaskan bahan lasan sampai cair/leleh sehingga bahan las tersambung
dengan atau tanpa kawat las sebagai bahan pengisi. Pengelasan busur listrik
adalah cara pengelasan menggunakan busur listrik atau percikan bunga api listrik
akibat hubungan singkat antara dua kutub listrik yang teionisasi dengan udara
melalui penghantar batang elektroda yang sekaligus dapat digunakan pula sebagai
bahan tambah atau bahan pengisi dalam pengelasan.
Ada beberapa macam proses las busur listrik berdasarkan elektroda
yangdigunakannya, antara lain:
1. Las busur dengan elektroda karbon, misalnya:
a.Las busur dengan elektroda karbon tunggal
b.Las busur dengan elektroda karbon ganda
2. Las busur dengan elektroda logam, misalnya:
a. Las busur dengan elektroda berselaput
b. Las TIG (Tungsten Inert Gas)/GTAW
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
c. Las MIG/GMAW
d. Las Submerged.
Laporan ini secara khusus akan membahas Las busur listik dengan
elektroda berselaput/ terbungkus atau SMAW (Shielded Metal Arc
Welding). Proses las busur ini menggunakan elektroda berselaput sebagai bahan
tambah, busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar akan
mencairkan ujung elektroda dan sebagian bahan dasar, selaput elektroda yang
turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung
elektroda, kawah las, busur listrik dan daerah las sekitar busur listrik
terhadap pengaruh udara luar. Bungkus/ selaput (coating electrode) yang
berfungsi sebagai fluks akan terbakar pada waktu proses berlangsung, dan gas
yang terjadi akan melindungi proses terhadap pangaruh udara luar. Cairan
pembungkus akan terapung dan membeku pada permukaan las yang disebut slag,
yang kemudian dapat dibersihkan dengan mudah.
Mesin Las Listrik
Persyaratan dari proses SMAW adalah persediaan yang kontinyu pada electric
current (arus listrik), dengan jumlah ampere dan voltage yang cukup
baik kestabilan api las
( Arc) akan tetap terjaga.
Gambar 3. Skema proses SMAW
Dimana electric power (tenaga listrik) yang diperoleh dari welding machine
menurut jenis arus yang dikeluarkannya terdapat 3 (tiga) jenis machine yaitu :
Mesin dengan arus searah (DC)
Pada mesin arus searah (DC ) dilengkapi dengan komponen yang merubah sifat
arus bolak- balik (AC) menjadi arus searah (DC) yaitu generator, karena
arus listrik yang dipakai disini bukan berasal dari baterei, melainkan dari
generator listrik.
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
Mesin dengan arus bolak balik (AC)
Mesin arus bolak balik tidak perlu dilengkapi dengan generator, tetapi
cukup dengan transformator. Karakteristik electric efficiencynya 80-85%
Mesin dengan kombinasi arus yaitu searah dan bolak balik
Untuk mesin kombinasi AC dan DC dilengkapi dengan transformator
dan rectifier,dimana rectifier ini mempunyai fungsi untuk meratakan arus.
Parameter Pengelasan
Panjang busur ( Arc Length) yang dianggap baik lebih kurang sama\
dengan elektrode yang dipakai. Untuk besarnya tegangan yang dipakai setiap
posisi pengelasan tidak sama. Misalnya elektrode 3 mm ± 6 mm, mempunyai
tegangan 20 ± 30 volt pada posisi datar, dan tegangan ini akan dikurangi antara 2
± 5 volt pada posisi diatas kepala. Kestabilan tegangan ini sangat menentukan
mutu pengelasan dan kestabilan juga dapat didengar melalui suara selama
pengelasan.
Besarnya arus juga mempengaruhi pengelasan, dimana besarnya aruslistrik pada
pengelasan tergantung dari bahan dan ukuran lasan, geometrisambungan
pengelasan, macam elektrode dan inti elektrode. Untuk pengelasan pada daerah las yang
mempunyai daya serap kapasitas panas yang tinggidiperlukan arus listrik yang
besar dan mungkin juga diperlukan tambahan panas.Sedang untuk pengelasan baja
paduan, yang daerah HAZ-nya dapat mengeras dengan mudah akibat pendinginan
yang terlalu cepat, maka untuk menahan pendinginan ini diberikan masukan
panas yang tinggi yaitu dengan arus pengelasan yang besar.
Pengelasan logam paduan, agar untuk menghindariterbakarnya unsur-
unsur paduan sebaiknya digunakan arus las yang sekecil mungkin. Juga pada
pengelasan yang kemungkinan dapat terjadi retak panas,misalnya pada
pengelasan baja tahan karat austenitik maka penggunaan panasdi usahakan
sekecil mungkin sehingga arus pengelasan harus kecil.
Kecepatan pengelasan tergantung dari bahan induk, jenis elektrode,
intielektrode, geometri sambungan, ketelitian sambungan, agar dapat mengelas
lebihcepat diperlukan arus yang lebih tinggi.
Polaritas listrik mempengaruhi hasil dari busur listrik. Sifat busur
listrik pada arus searah (DC) akan lebih stabil daripada arus bolak-balik (AC).
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
Terdapat dua jenis polaritas yaitu polaritas lurus, dimana benda kerja positif dan
electrode negatip (DCEN). Polaritas balik adalah sebaliknya. Karakteristik dari
polaritas balik yaitu pemindahan logam terjadi dengan cara pen yemburan, maka
polaritasini mempunyai hasil pengelasan yang lebih dalam dibanding dengan polaritas
lurus(DCEN). Dari keterangan diatas dapat disimpulkan seperti pada tabel dan
gambar dibawah ini.
Teknik PengelasanAda dua cara penyalaan busur las yaitu:
Cara goresan
Caranya yaitu dengan menggoreskan ujung elektroda pada permukaan benda
kerja las, kemudian elektroda diangkat sampai ada jarak sebesar
diameter elektroda antara ujung elektroda dan permukaan benda kerja sehingga
terbentuk nyala busur yang stabil.
Cara sentuhan
Caranya yaitu ujung elektroda disentuhkan ke permukaan benda kerja sehingga
menimbulkan busur las, kemudian diangkat sampai jarak sebesar diameter
elektroda.Setelah terjadi penyalaan, maka selanjutnya dilakukan
penarikan.Penarikan dilakukan dengan menjaga kekonstanan lebar rigi las
sebesar 2xdiameter elektroda. Dengan sudut elektroda terhadap sumbu mendatar
adalah70-80º. Posisi pengelasan dalam las busur ada 4 yaitu:
Dibawah Tangan
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
Posisi bawah tangan merupakan posisi pengelasan yang paling mudah
dilakukan. Oleh sebab itu untuk menyelesaikan setiap pekerjaan
pengelasansedapat meungkin di usahakan pada posisi dibawah tangan.
Kemiringan elektroda10 derajat ± 20 derajat terhadap garis vertical kearah jalan
elektroda dan 70derajat-80 derajat terhadap benda kerja.
Tegak (vertical)
Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya
keatasatau ke bawah. Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit
karena bahan cair yang mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat diperkecil
dengankemiringan elektroda sekitar 10 derajat-15 derajat terhadapvertikal dan 70
derajat-85 derajat terhadap benda kerja.
Datar (horizontal)
Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata
dimanakedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti
horizontal.Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring sekitar 5 derajat ± 10
derajat terhadapgaris vertical dan 70 derajat ± 80 derajat kearah benda kerja.
Di atas kepala
Posisi pengelasan ini sangat sulit dan berbahaya karena bahan cair
banyak berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena itu diperlukan
perlengkapan yangserba lengkap. Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak
pada bagian atas juru las dan kedudukan elektroda sekitar 5 derajat ± 20 derajat
terhadap garisvertical dan 75 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.
Posisi datar (1G)
Pada posisi ini sebaiknya menggunakan metode weaving yaitu zigzag
dansetengah bulan Untuk jenis sambungan ini dapat dilakukan penetrasi pada
keduasisi, tetapi dapat juga dilakukan penetrasi pada satu sisi saja. Type posisi
datar (1G) didalam pelaksanaannya sangat mudah. Dapat diapplikasikan pada
material pipa dengan jalan pipa diputar.
Posisi horizontal (2G)
Pengelasan pipa 2G adalah pengelasan posisi horizontal, yaitu pipa
pada posisi tegak dan pengelasan dilakukan secara horizontal mengelilingi
pipa.Kesukaran pengelasan posisi horizontal adalah karena beratnya sendiri
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
makacairan las akan selalu kebawah. Adapun posisi sudut elektrode pengelasan
pipa2G yaitu 90º. Panjang busur di usahakan sependek mungkin yaitu ½ kali
diameter elektrode las. Untuk pengelasan pengisian dilakukan dengan gerakan
melingkar dan diusahakan dapat membakar dengan baik pada kedua sisi kampuh
agar tidak terjadi cacat.
Pengelasan Vertikal (3G)
Pengelasan posisi 3G dilakukan pada material plate. Posisi 3G
inidilaksanakan pada plate dan elektrode vertikal. Kesulitan pengelasan ini
hampir sama dengan posisi 2G akibat gaya gravitasi cairan elektrode las akan
selalukebawah
Posisis horizontal pipa (5G)
Pengelasan naik Posisi pengelasan 5G pipa diletakkan pada posisi
horizontal tetap dan pengelasan dilakukan mengelilingi pipa tersebut. Supaya
hasil pengelasan baik,maka diperlukan las kancing (tack weld) pada posisi jam 5-8-11
dan 2. Mulai pengelasan pada jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 6 dan kemudian
dilanjutkandengan posisi jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 3.Pengelaan
turunBiasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta
gas bumi. Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakan
lebih cepat dan lebih ekonomis.
2.5. Perlengkapan Keselamatan Kerja
Helm Las
Helm las maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari
sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun
mata, Sinar las yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata
langsung sampai jarak 16 meter. Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus
yang dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut. Ukuran kaca las yang
dipakai tergantung pada pelaksanaan pengelasan. Umumnya penggunaan kaca las
adalah sebagai berikut:
1.No. 6. dipakai untuk Ias titik
2.No. 6 dan 7 untuk pengelasan sampai 30 amper.
3. No. 6 untuk pengelasan dari 30 sampai 75 amper.
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
4. No. 10 untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper.
5. No. 12. untuk pengelasan dari 200 sampai 400 amper.
6. No. 14 untuk pangelasan diatas 400 amper.
Untuk melindungi kaca penyaring ini biasanya pada bagian luar maupun dalam
dilapisi dengan kaca putih.
Gambar. Helm las
Sarung Tangan
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang
pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu di pakai sepasang sarung
tangan.
Baju Las/apron
Bajulas/apron dibuat dari kulit atau dari asbes. Baju las yang lengkap dapat
melindungi badan dan sebagian kaki. Bila mengelas pada pos isi diatas kepala,
harus memakai baju las yang lengkap. Pada pengelasan posisi lainnya dapat
dipakai apron.
Gambar . baju las & sarung tangan
2.5.4 Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak
ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
Gambar. Sepatu las & kamar las
Kamar Las
Kamar Ias dibuat dari bahan tahan.api. Kamar las penting agar orang yangada
disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las.Untuk mengeluarkan gas, sebaiknya
kamar las dilengkapi dengan sistimventilasi: Didalam kamar las ditempatkan
meja Ias. Meja las harus bersih dari bahan-bahan yang mudah terbakar agar
terhindar dari kemungkinan terjadinya kebakaran oleh percikan terak las dan
bunga api.
Masker Las
Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka
gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun.
Gambar. Maskel las
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
Temuan dan pembahasan :
1. Elektroda sering menempel, hal ini dapat dihindari dengan cara tidak
menempatkan elektroda terlalu dekat dengan benda kerja.
2. Benda kerja berlubang, hal ini terjadi karena terlalu lambat menjalankan
elektroda.
3. Pada praktek pengelasan menimbulkan cahaya yang sangat terang, karena
itu gunakanlah kaca mata las/ topeng supaya mata tidak terasa pedih di
kemudian hari.
4. Sulit untuk membuat alur las lurus, hal ini dapat diperbaiki dengan
memperbanyak latihan mengelas.
5. Bila selesai mengelas sebaiknya jangan di masukkan dalam air, karena hal
ini menyebabkan susah untuk membersihkan teraknya.
6. Dalam praktek pengelasan listrik yang paling penting diperhatikan adalah
keselamatan dan kesehatan kerja (k3).
Kesimpulan dan saran :
Dari hasil praktik las yang telah saya lakukan, saya mengambil
kesimpulan bahwa praktik las ini sangat membantu bagi saya, terutama
menambah skill , pengetahuan dan tentunya menambah pengalaman yang belum
tentu dapat saya temukan di tempat lain. Disamping itu pula keselamatan dan
kesehatan kerja merupakan hal yang sangat penting yang harus diperhatikan,
mulai dari helm, kaca mat alas, sepatu, apron dan lain-lain. Karena ketika sedang
praktik las listrik ini kita menggunakan listrik sebagai alat untuk bantu untuk
mengelas.
Dalam pengelasan las listrik yang harus diperhatikan adalah kecepatan
elekroda. Usahakan elektroda tidak berjalan dengan cepat atau terlalu lambat,
karena jika terlalu lambat akan menyebabkan lelehan elektroda menggumpal
atau akan menyebabkan benda kerja berlubang, sebaliknya jika terlalu cepat
lelehan elektroda akan kemana – mana atau tidak rapi. Sebaiknya cara
pengelasan yang baik adalah dengan mengikuti cara yang di anjurkan seperti
yang telah dibahas di atas. Aturlah jarak antara elektroda dengan benda kerja,
sehingga elektroda tidak akan menempel pada benda kerja yang lain, serta janagn
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
lupa untuk pengaturan amperenya. Arusnya jangan terlalu tinggi dan jangan
terlalu rendah, harus sesuai dengan angka yang tertera di bungkus elektroda. Hal-
hal semacam ini sangat perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil pengelesan
yang baik
RINGKASAN BENDA KERJA
JOB SHEET 1 JOB SHEET 2
Alur Las dibawah tangan
(Flat)
Sambungan Las dibawah
tangan
JOB SHEET 3 JOB SHEET 4
Alur Las Horizontal Sambungan Las Horizontal
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
JOB SHEET 5 JOB SHEET 6
Alur Las Vertikal Sambungan Las Vertikal
JOB SHEET 1. Membuat alur las dengan posisi dibawah tangan (flat)
a. Alat dan bahan
Alat :
1. Mesin las listrik dan perlengkapannya
2. Meja Las
3. Topeng las listrik
4. Sarung tangan
5. Apron kulit
6. Tang penjepit
7. Palu
8. Palu Terak
9. Sikat Baja
10. Penggores
11. Penitik
Bahan :
1. 1 buah besi pelat ST 37 ukuran 3 x 200 x 100 mm
2. Elektroda las ø 2,6 mm
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
b. Gambar kerja
c. Langkah kerja
1. Potong benda kerja dengan ukuran 200 x 100 mm.
2. Buatlah garis sebanyak 5 buah, sebagai tanda alur pengelasan dengan
menggunakan penggores atau kapur dan penitik.
3. Letakkan benda kerja diatas meja las.
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
Politeknik Negeri Pontianak
MENGELAS DATAR
D3 ME 02 0000 01 A4
KeteranganUkuranBahanNo. BagNama BagianJumlah
Skala Digambar
Diperiksa
Hadimi
Supandi
III II I Perubahan
ST 37 120x120x3
1
4. Hidupkan mesin las listrik dan atur amper/arus sesuai dengan diameter
elektroda dan ketebalan plat yang digunakan.
5. Perhatikan posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja pada saat
pengelasan berlangsung (60o s/d 80o terhadap arah pengelasan).
6. Lakukan proses pengelasan dengan baik dan benar
7. Jika telah selesai melakukan pengelasan angkat benda kerja dengan
menggunakan. tang dan bersihkan daerah pengelasan dengan palu terak
dan sikat baja untuk melihat hasilnya.
8. Tanyakan pada dosen jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami.
d. Penilaian
No Uraian yang diberi nilaiNilai
Max Ses
1. Aktifitas 10
2. Rigi-rigi las 25
3. Jarak antara alur las 15
4. Kelurusan alur las 15
5. Kerapian benda kerja 10
6. Ketepatan waktu pengumpulan 10
Jumlah Point 85
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
JOB SHEET 2. Membuat sambungan las dengan posisi dibawah
tangan (flat)
a. Alat dan baha
Alat :
1. Mesin las listrik dan perlengkapannya
2. Meja las
3. Topeng las listrik
4. Sarung tangan
5. Apron kulit
6. Tang penjepit
7. Palu Terak
8. Palu
9. Sikat Kawat
10. Penggores
11. Penitik
Bahan :
1. 2 buah besi Pelat ST 37 ukuran 3 x 200 x 50 mm
2. Elektroda las ø 2,6 mm
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
b. Gambar Kerja
c. Langkah Kerja
1. Potong benda kerja dengan ukuran 200 x 50 mm sebanyak 2 buah
2. Letakkan kedua benda kerja diatas meja las sesuai gambar secara
berdampingan pada bagian sisi panjangnya dengan jarak ± 1-2 mm
3. Hidupkan mesin las listrik dan atur amper/arus sesuai dengan diameter
elektroda dan ketebalan plat yang digunakan.
4. Perhatikan posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja pada saat
pengelasan berlangsung (60o s/d 80o terhadap arah pengelasan).
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
Politeknik Negeri Pontianak
BUTT- JOINT
D3 ME 02 0000 02 A4
KeteranganUkuranBahanNo. BagNama BagianJumlah
Skala Digambar
Diperiksa
Hadimi
Supandi
III II I Perubahan
ST 37 120x35x3
1
5. Lakukan pengelasan titik pada kedua ujungnya. Jika tampak sudah rapi,
lakukan pengelasan penyambungan seperti gambar.
6. Jika telah selesai melakukan pengelasan angkat benda kerja dengan
menggunakan tang dan bersihkan daerah pengelasan dengan palu terak
dan sikat baja untuk melihat hasilnya.
7. Tanyakan pada dosen jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami.
d. Penilaian
No Uraian yang diberi nilaiNilai
Max Ses
1. Aktifitas 10
2. Rigi-rigi las 25
3. Sambungan benda kerja 15
4. Kelurusan alur las 15
5. Kerapian benda kerja 10
6. Ketepatan waktu pengumpulan 10
Jumlah Point 85
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
JOB SHEET 3. Membuat alur las dengan posisi horizontal
a. Alat dan baha
Alat :
1. Mesin las listrik dan perlengkapannya
2. Meja las
3. Topeng las listrik
4. Sarung tangan
5. Apron kulit
6. Helm las
7. Tang penjepit
8. Palu
9. Palu Terak
10. Sikat Baja
11. Penggores
12. Penitik
Bahan :
1. 1 buah besi Pelat ST 37 ukuran 3 x 200 x 100 mm
2. Elektroda las ø 2,6 mm
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
b. Gambar Kerja
c. Langkah Kerja
1. Potong benda kerja dengan ukuran 200 x 100 mm
2. Buatlah garis sebanyak 5 buah, sebagai tanda alur pengelasan dengan
menggunakan penggores atau kapur dan penitik.
3. Jepit benda kerja pada dudukan yang terdapat dimeja las sehingga
memungkinkan untuk melakukan pengelasan dengan posisi horizontal.
4. Hidupkan mesin las listrik dan atur amper/arus sesuai dengan diameter
elektroda dan ketebalan plat yang digunakan.
5. Perhatikan posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja pada saat
pengelasan berlangsung (seperti terlihat pada gambar).
6. Lakukan pengelasan dengan baik dan benar.
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
7. Jika telah selesai melakukan pengelasan, lepas benda kerja dari jepitannya
dengan menggunakan tang dan bersihkan daerah pengelasan dengan palu
terak dan sikat baja untuk melihat hasilnya.
8. Tanyakan pada dosen jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami.
e. Penilaian
No Uraian yang diberi nilaiNilai
Max Ses
1. Aktifitas 10
2. Rigi-rigi las 25
3. Jarak antara alur las 15
4. Kelurusan alur las 15
5. Kerapian benda kerja 10
6. Ketepatan waktu pengumpulan 10
Jumlah Point 85
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
JOB SHEET 4. Membuat Sambungan Las Horizontal
a. Alat dan bahan
Alat :
1. Mesin las listrik dan perlengkapannya
2. Meja las
3. Topeng las listrik
4. Sarung tangan
5. Apron kulit
6. Helm las
7. Tang penjepit
8. Palu Terak
9. Palu
10. Sikat Baja
11. Penggores
12. Penitik
Bahan :
1. 2 buah besi Pelat ST 37 ukuran 3 x 200 x 50 mm
2. Elektroda las ø 2,6 mm
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
b. Gambar Kerja
c. Langkah kerja
1. Potong benda kerja dengan ukuran 200 x 50 mm sebanyak 2 buah
2. Letakkan kedua benda kerja diatas meja las, lakukan pengelasan titik
pada kedua ujungnya dengan posisi dibawah tangan dengan jarak ± 1-2
mm.
3. Jepit benda kerja pada dudukan yang terdapat dimeja las sehingga
memungkinkan untuk melakukan pengelasan sambungan dengan posisi
horizontal.
4. Hidupkan mesin las listrik dan atur amper/arus sesuai dengan diameter
elektroda dan ketebalan plat yang digunakan.
5. Perhatikan posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja pada saat
pengelasan berlangsung (seperti terlihat pada gambar).
6. Lakukan pengelasan dengan baik dan benar.
7. Jika telah selesai melakukan pengelasan, lepas benda kerja dari
jepitannya dengan menggunakan tang dan bersihkan daerah pengelasan
dengan palu terak dan sikat baja untuk melihat hasilnya.
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
8. Tanyakan pada dosen jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami.
d. Penilaian
No Uraian yang diberi nilaiNilai
Max Ses
1. Aktifitas 10
2. Rigi-rigi las 25
3. Sambungan benda kerja 15
4. Kelurusan alur las 15
5. Kerapian benda kerja 10
6. Ketepatan waktu pengumpulan 10
Jumlah Point 85
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
JOB SHEET 5. Membuat alur las dengan posisi vertikal naik
a. Alat dan baha
Alat :
1. Mesin las listrik dan perlengkapannya
2. Meja las
3. Topeng las listrik
4. Sarung tangan
5. Apron kulit
6. Helm las
7. Tang penjepit
8. Palu
9. Palu Terak
10. Sikat Baja
11. Penggores
12. Penitik
Bahan :
1. 1 buah besi Pelat ST 37 ukuran 3 x 200 x 100 mm
2. Elektroda las ø 2,6 mm
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
b. Gambar Kerja
c. Langkah Kerja
1. Potong benda kerja dengan ukuran 200 x 100 mm
2. Buatlah garis sebanyak 5 buah, sebagai tanda alur pengelasan dengan
menggunakan penggores atau kapur dan penitik.
3. Jepit benda kerja pada dudukan yang terdapat dimeja las sehingga
memungkinkan untuk melakukan pengelasan dengan posisi vertikal
naik.
4. Hidupkan mesin las listrik dan atur amper/arus sesuai dengan diameter
elektroda dan ketebalan plat yang digunakan.
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
5. Perhatikan posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja pada saat
pengelasan berlangsung (seperti terlihat pada gambar).
6. Lakukan pengelasan dengan baik dan benar.
7. Jika telah selesai melakukan pengelasan, lepas benda kerja dari
jepitannya dengan menggunakan tang dan bersihkan daerah pengelasan
dengan palu terak dan sikat baja untuk melihat hasilnya.
8. Tanyakan pada dosen jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami.
f. Penilaian
No Uraian yang diberi nilaiNilai
Max Ses
1. Aktifitas 10
2. Rigi-rigi las 25
3. Jarak antara alur las 15
4. Kelurusan alur las 15
5. Kerapian benda kerja 10
6. Ketepatan waktu pengumpulan 10
Jumlah Point 85
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
JOB SHEET 6. Membuat sambungan las dengan posisi vertikal naik
a. Alat dan bahan
Alat :
1. Mesin las listrik dan perlengkapannya
2. Meja las
3. Topeng las listrik
4. Sarung tangan
5. Apron kulit
6. Helm las
7. Tang penjepit
8. Palu Terak
9. Palu
10. Sikat Baja
11. Penggores
12. Penitik
Bahan :
1. 2 buah besi Pelat ST 37 ukuran 3 x 200 x 50 mm
2. Elektroda las ø 2,6 mm
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
b. Gambar Kerja
c. Langkah kerja
1. Potong benda kerja dengan ukuran 200 x 50 mm sebanyak 2 buah
2. Letakkan kedua benda kerja diatas meja las, lakukan pengelasan titik
pada kedua ujungnya dengan posisi dibawah tangan dengan jarak ± 1-2
mm.
3. Jepit benda kerja pada dudukan yang terdapat dimeja las sehingga
memungkinkan untuk melakukan pengelasan sambungan dengan posisi
horizontal.
4. Hidupkan mesin las listrik dan atur amper/arus sesuai dengan diameter
elektroda dan ketebalan plat yang digunakan.
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
90o100o-110o
1
5. Perhatikan posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja pada saat
pengelasan berlangsung (seperti terlihat pada gambar).
6. Lakukan pengelasan dengan baik dan benar.
7. Jika telah selesai melakukan pengelasan, lepas benda kerja dari
jepitannya dengan menggunakan tang dan bersihkan daerah pengelasan
dengan palu terak dan sikat baja untuk melihat hasilnya.
8. Tanyakan pada dosen jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami.
d. Penilaian
No Uraian yang diberi nilaiNilai
Max Ses
1. Aktifitas 10
2. Rigi-rigi las 25
3. Sambungan benda kerja 15
4. Kelurusan alur las 15
5. Kerapian benda kerja 10
6. Ketepatan waktu pengumpulan 10
Jumlah Point 85
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
1
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS