Post on 05-Aug-2015
JUDUL
PROFIL PERUSAHAAN
LOKASI
IPAL
Data-data (BOD,COD,lalala)
Gambar unit (+foto)
Penjelasan tiap unit
DOKUMENTASI
LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
PT. GRAHA CEMERLANG PAPER UTAMA
Kelompok 4 :
Lutfi Abdul Aziz 15309059
Rofika Nur Aini 15309047
Kartika Dian P.K. 15309055
Mezardiana Adilla 15309057
Agustina Cindy 15309059
Andria Anggraina 15309067
Annisa Rizki Auliailahi 15309077
Sekar Kinasih 15309089
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2012
COMPANY PROFILE
PT Kawasan Industri Kujang Cikampek ( KIKC ) adalah anak perusahaan PT Pupuk Kujang
yang berlokasi di Cikampek. KIKC mengelola kawasan industri seluas 140 hektar.Kondisi
lingkungan dikawasan ini sangat ideal untuk bekerja dan tempat tinggal karena udaranya
yang bersih dan lingkungan sekitar yang masih alamiah dengan pepohonan yang hijau.
Temperatur setempat berkisar 23°C dan maksimum 35°C. Kelembaban relatif sekitar 73%
sampai 94%, sedangkan arah angin utama dari Utara ke Selatan. Kawasan ini berada pada
Zona 3 berdasarkan klasifikasi zona gempa Indonesia.
Salah satu anak perusahaan yang berada di kawasan industri Kujang Cikampek adalah PT.
Graha Cemerlang Paper Utama. PT Cemerlang Graha Paper Utama telah berdiri pada tahun
2005. Perusahaan ini memiliki 18 anak cabang dengan jumlah total karyawan sebanyak 1900
orang. Lokasinya berada di kawasan industri II blok II – A1 dengan luas area mencapai
2000m3 dan total area industri sebesar 6,5Ha. Perusahaan ini bergerak di bidang toiletries
yang memproduksi tissue dengan berbagai merk dagang (Tessa, Multi, Peemo, dll). Khusus
untuk merk dagang Peemo hanya dijual di Toserba Giant.
PT. GCPU bekerjasama dengan WWF sehingga semua proses produksi dari hulu ke hilir
harus memenuhi standard WWF (eco-friendly). Perusahaan ini telah tersertifikasi dengan
diraihnya Proper Biru (sejenis sertifikasi untuk pengolahan limbah). Seluruh bahan baku yang
digunakan dalam proses produksi merupakan hasil sendiri dari hutan industri yang berada di
daerah Riau. Quality control dilakukan oleh beberapa pihak. Secara internal dilakukan setiap
1 bulan sekali, secara independent setiap 3 bulan sekali, dan oleh pihak Sulufindo setiap 6
bulan sekali.
Misi PT. Graha Cemerlang Paper Utama
Menjadi perusahaan “Toiletries” terkemuka di Asia Tenggara dengan memproduksi produk
yang unggul dan inovatif yang menjadi pilihan bagi pelanggan.
DATA KUALITAS AIR BUANGAN
Kapasitas pengolahan WWTP di PT. GCPU adalah 3000 m3/hari. Hasil air limbah dari proses
produksi pembuatan kertas tissue di PT. GCPU memiliki karakteristik sebagai berikut:
COD = 1000 mg/L
BOD = 500 mg/L
pH = 6 – 8
Total Suspended Solid (TSS) = 750 – 1000 mg/L
Warna = normal
Temperatur = suhu kamar
Parameter-parameter yang akan di analisa dari pengolahan air limbah di WWTP adalah
sebagai berikut:
N
O
PROPERTI
ES
SATUA
N
INLET
WWTP
OUTLET
WWTP
1 pH 6.5 - 8 6.5 - 8
2Total
Hardnessppm < 120 60 - 110
3 TDS ppm < 300 < 250
4 Conductivity µS < 1000 < 500
5 TSS ppm < 800 < 50
6 Turbidity NTU < 1000 < 5
7 Free Clorine ppm 0.2 - 0.5 0.2 - 0.5
8 Fe ppm < 1 < 1
9 Silica ppm < 40 < 40
10 COD ppm < 1000 < 100
11 BOD ppm - < 30
12 P-alkalinity ppm - < 100
13 M-alkalinity ppm - < 100
UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI PT.GCPU
Alur pengolahan air limbah di PT. GCPU adalah sbb :
Gambar 1. Skema pengolahan air di PT.GCPU
Efluen
Bak Kontrol
Penyaring / Barscreen
Tangki Ekualisasi
koagulasi - flokulasi
clarifier
air
Tangki aerasi
Rapid Sand Filter
Carbon Filter
Filter Bag
Kolam ikan (bioindikator)
sludge
Tangki penampungan
sludge
Belt Filter Press
UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI WWTP PT.GCPU
1. Barscreen / Penyaring
Barscreen adalah saringan batangan dengan media penyaring berupa jeruji-jeruji yang
disusun dengan jarak tertentu. Fungsinya adalah memisahkan benda-benda kasar dari
air limbah supaya tidak mengganggu proses pengolahan di unit berikutnya. Selain itu
barscreen secara tidak langsung dapat melindungi peralatan mekanis dari kerusakan
akibat benda kasar, misalnya plastic, kayu, batu, potongan besi, sampah, dsb.
Gambar 2. Bar screen
2. Tangki Equalisasi
Air limbah dari setiap proses produksi memiliki karakteristik dan debit yang berbeda,
oleh sebab itu harus dilakukan homogenisasi terlebih dahulu sebelum air mengalami
pengolahan selanjutnya. Tangki equalisasi berfungsi untuk menampung, meratakan,
dan mengendalikan kondisi air limbah dari semua proses produksi sebelum masuk ke
WWTP.
Gambar 3. Tangki Equalisasi
InletBarscreen
3. Tangki koagulan
Tangki koagulan berfungsi sebagai tempat pengenceran koagulan. Apabila dosis
koagulan sudah sesuai dengan yang diharapkan, koagulan akan diinjeksikan ke bak
flokulasi menggunakan pompa.
Gambar 4. Bak Pengencer Koagulan (kiri), Bak Pengencer Flokulan (kanan)
Gambar 5. Inlet ke Bak Koagulasi
4. Bak Flokulasi
Pengolahan air limbah di bak flokulasi berlangsung secara fisika dan kimia.
Pengolahan secara fisika dilakukan dengan pengadukan, sementara pengolahan secara
kimia dilakukan dengan penambahan koagulan dan flokulan. Koagulan yang
digunakan oleh PT. GCPU adalah aluminium sulfat dan Poly Aluminium Chloride
(PAC). Alumunium sulfat dapat mengurai TSS sampai 80%. Setiap 1 shift kerja (8
jam) membutuhkan aluminium sulfat sebanyak 1 karung (25 kg) untuk proses
koagulasi. Aluminium sulfat menyebabkan air limbah memiliki nilai pH yang rendah
(kondisi asam), oleh sebab itu dilakukan penambahan caustic soda untuk menaikkan
nilai pH yang ada. Flokulan yang digunakan oleh PT. GCPU adalah polimer. Flok
yang dihasilkan akan berbentuk seperti lumpur yang disebut dengan sludge. Setelah
mengalami proses koagulasi dan flokulasi, air limbah akan dialirkan ke clarifier untuk
dilakukan pemisahan air dan sludge.
Gambar 6. Alumunium Sulfat (kiri), Kaustic Soda (kanan)
Gambar 7. Bak Flokulasi 1 (kiri), Bak Flokulasi 2 (kanan)
Gambar 8. Flokulator (kiri), Butiran flok yang terbentuk (kanan)
5. Primary Clarifier
Clarifier merupakan bak sedimentasi yang dilengkapi dengan lamela pada bagian atas
dan mixer scaper pada bagian bawah untuk membantu proses pengendapan dan
pengontrolan lumpur sehingga lumpur dapat dihisap dengan bantuan pompa untuk
dialirkan ke bak penampungan sludge. Seluruh sludge yang dihasilkan kemudian di-
press dengan menggunakan belt filter press sampai 60% kering.
Gambar 9. Primary Clarifier (kiri), Mixer Scraper (kanan)
Gambar 10. Outlet ke Bak Aerasi
6. Bak Aerasi
Bak aerasi mulanya berfungsi sebagai tempat melakukan proses biologis
menggunakan bakteri aktif. Namun WWTP di PT. GCPU tidak menggunakan
biological treatment dalam proses pengolahan air limbahnya karena nilai COD dan
BOD dari air limbah rendah. Akhirnya bak aerasi hanya digunakan sebagai tempat
penampungan sebelum air mengalami proses penyaringan atau filtrasi. Bak aerasi
juga dapat menghilangkan bau tidak sedap dari air limbah olahan.
Gambar 11. Bak Aerasi
7. Rapid Sand Filter
Tangki filtrasi untuk RSF terbuat dari bahan baja yang dilengkapi dengan sistem
perpipaan dan valve untuk 3 siklus (service, backwash, rinse) dengan media
Bak Aerasi
clarifier
penyaringan berupa silica sand dan coral. Ketebalan media yang dibutuhkan adalah
70% dari tinggi total wadah. Fungsi RSF sendiri untuk menjernihkan air dengan
menangkap TSS dalam air dengan memanfaatkan pori-pori penyaring yang lembut.
Pada bagian bawah dari sand filter dilengkapi dengan strainer yang terbuat dari
jamur.
Gambar 12. Rapid Sand Filter
8. Carbon Active Filter
Carbon filter memiliki prinsip kerja yang hamper sama dengan rapid sand filter.
Perbedaannya terdapat pada media penyaring. Media yang digunakan pada carbon
filter adalah karbon aktif. Kegunaannya adalah menghilangkan bau dan mereduksi
warna dalam air olahan.
Gambar 13. Carbon Active Filter (kiri), carbon active (kanan)
9. Filter Bag
Filter bag merupakan penyaring terakhir yang digunakan untuk menyaring pengotor
dengan ukuran yang lebih besar dari 50 mikron. Filter bag terbuat dari busa yang
memiliki pori-pori berukuran 50 mikron.
Gambar 14. Filter Bag
10. Bak Penampung Sludge
Merupakan tempat penampungan sludge yang berasal dari clarifier. Dari bak
penampungan, sludge diolah lebih lanjut di belt filter press.
Gambar 15. Bak Penampung Lumpur
11. Belt Filter Press
Belt Filter Press berfungsi untuk mengurangi kandungan air dalam sludge hingga
60% kering. Prinsip kerjanya adalah dengan memadatkan sludge yang masuk ke filter
press. Hasilnya akan dikirimkan ke Semarang untuk diolah lebih lanjut. Produk akhir
sludge yang dihasilkan berbentuk padatan persegi dengan 4 buah lubang didalamnya,
dapat diolah kembali untuk dijadikan bungkus makanan (berwarna coklat yang
dilapisi plastic), kertas, paper block, peredam ruangan, dan kardus.
Gambar 16. Belt Filter Press (kiri), produk akhir sludge (kanan)