Post on 08-Jul-2016
description
LAPORAN TUTORIALSKENARIO 1 : RONGGA MULUT
BLOK 3
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4
TUTOR : drg. Gita Dwi Jiwanda Sovira
HAVINA YASE 1511412006
MUTIARA VERONIKA 1511412007
ASIH PUSPITA PUTRI 1511412008
SEVTY AGUSTIN 1511412009
SOFIE BOSOMA SYAMRA 1511412010
DOKTA BELLA ZUHURINA 1511412011
NADIA SYESTI 1511412012
ADZKIA RAHMI AULIA 1511412013
CAHYANA FITRIA 1511412014
1
DIMAS GUSRIZAL 1511412015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang teah memberikan rahmat dan karuniaNya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial scenario 1 di blok 3 ini dengan baik.
Laporan tutorial ini disusun dalam rangka memenuhi tugas blok 3 yang merupkan
bagian dari system pembelajaran SCL di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas
Padang.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan dalam penyusunan laporan ini dan kepada pembimbing kami, drg. Gita Dwi
Jiwanda Sovira yang telah membimbing kami dalam proses tutorial, serta kepada teman-
teman yang telah menyediakan waktu dan pikirannya untuk menyelesaikan tugas tutorial ini
dengan baik.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi proses pembelajaran selanjutnya dan bagi
yang membutuhkan.
Padang, 21 November 2015
2
Penyusun
MODUL 1
RONGGA MULUT
Skenario 1
Pasien IGD
Seorang Mahasiswa Kedokteran Gigi sedang menjalani kegiatan Co Ass di Instalasi
Gawat Darurat di salah satu rumah sakit umum daerah. Saat ia sedang menjalani dinas
malam, seorang pasien korban kecelakaan datang ke IGD tersebut. Setelah dilakukan
pemeriksaan oleh dokter, pasien mengalami fraktur corpus mandibula dan laserasi pada
musculus digastricus. Dokter melakukan tindakan kegawat daruratan pada pasien ini dan
melakukan foto rontgen.
Setelah tindakan penyelamatan selesa, mahasiswa tersebut ditugaskan untuk membuat
laporan kasus mengenai pasien tersebut. Ia mencari literature mengenai bagian anatomi yang
kira-kira mengalami kerusakan, serta nervus yang mengalami cedera pada pasien ini.
Bagaimana saudara membantu menjelaskan mengenai bagian-bagian yang ada di
rongga mulut?
3
LANGKAH 7 JUMPS
1. Mengklarifikasi terminology yang tidak diketahui dan mendefinisikan hal-hal
yang dapat menimbulkan kesalahan interpretasi.
a) Fraktur
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulng yang terjadi karna kekuatan tulang
lebih kecil daripada kekuatan yang dihadapinya, hal ini dapat menyebabkan rasa
sakit pada tulang.
b) Corpus mandibula
Corpus mandibula adalah badan/body dari rahang bawah pada mulut.
c) Laserasi
Laserasi adalah luka yang disebabkan oleh robekan, bukan bentuk yang teratur
seperti sayatan bedah; biasanya merujuk pada luka kulit yang cukup dalam
sehingga memerlukan jahitan.
d) Musculus digastricus
Musculus digastricus adalah otot yang mempunyai fungsi utama untuk membuka
mulut, M.digastricus berjalan dari kepala, melewati bagian belakang persendian
temporomandibularis menuju angulus mandibula.
e) Foto rontgen
4
Foto rontgen adalah alat yang menggunakan sinar sebagai cara untuk mampu
menembus bagian tubuh manusia sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret
bagian-bagian dalam tubuh
2. Menentukan masalah.
a) Bagaimana anatomi dari rongga mulut?
b) Apa saja tulang yang membentuk rongga mulut?
c) Apa saja nervus yang ada pada rongga mulut?
d) Apa saja muskulus yang ada di rongga mulut?
e) Bagaimana anatomi mandibula?
f) Apa saja kelainan pada rongga mulut?
g) Apa saja jenis fraktur?
h) Apa penyebab terjadinya fraktur?
i) Apa tujuan dari foto rontgen?
3. Menganalisa masalah melalui brain storming dengan menggunaan prior
knowledge.
a) Anatomi Rongga Mulut
Di bagian luar rongga mulut terdapat labium oris yang dibentuk oleh m.
orbicularis oris, m.triangularis, m. incisivus labii superior dan inferior, dan m.
quadrates labii inferior dan superior. Labium oris terdiri dari labium superius dan
labium inferius yaitu bibir atas dan bibir bawah yang diantaranya terdapat
comissura labiranium superius dan inferius yang mempertemukannya. Setelah itu
terdapat rima oris yaitu lubang mulut. Di dalam rongga mulut terdapat cavum oris
5
yang membagi rongga mulut menjadi dua bagian yang dibatasi oeh arcus dentalis
superior dan inferior, processus alveolaris superior dan inferior, plica
pterygomandibularis yaitu bagia luar yang batasnya mencapai pipi dan cavum oris
propium yang batasnya mencapai fauces.
Di rongga mulut terdapat gingival, palatum, lingam papilla, tonsil,
uvula, dan juga gigi (incisivus, caninus, premolar, dan molar). Palatum terdiri dari
dua jenis yaitu palatum molle (lunak) yang terdapat pada langit-langit bagian
depan dan palatum durum (keras) yang terdapat pada langit-langit bagian atas.
Dalam ilmu anatomi, lingua tersusun atas 4 bagian yaitu apeks, dorsum linguae,
radiks, dan facies inferior.
b) Tulang yang Membentuk Rongga Mulut
a. Os. Maxilla
b. Os. Mandibula
c. Os. Palatinum
d. Os. Hyoid
c) Nervus yang Membentuk Rongga Mulut
a. N. olfactorius (I)
b. N. opticus (II)
c. N. occulomotoris (III)
d. N. trochlearis (IV)
e. N. trigeminus (V)
f. N. abducens (VI)
6
g. N. facialis (VII)
h. N. vestibulocochlearis (VIII)
i. N. glossopharingeus (IX)
j. N. vagus (X)
k. N. accessories (XI)
l. N. hypoglossus (XII)
d) Muskulus yang Membentuk Rongga Mulut
a. M. pterygoideus
b. M. triangularis
c. M. orbicularis
d. M. buccinators
e. M. master
f. M. uvulae
g. M. digastricus ventantae
h. M. geniohyoideus
i. M. mylohyoideus
e) Anatomi Mandibula
Mandibula adalah tulang rahang bawah dan merupakan tulang muka yang
paling besar dan kuat. Mandibula merupakan satu-satunya tulang pada tengkorak
yang dapat bergerak. Mandibula dapat ditekan dan diangkat pada waktu membuka
dan menutup mulut. Dapat ditonjolkan, ditarik ke belakang dan sedikit
7
digoyangkan dar kiri ke kanan dan sebaliknya sebagaiman terjadi pada waku
mengunyah.
Pada perkembangannya tulang ini terdiri dari dua belahan tulang yang
bersendi di sebelah anterior pada simpisis mental, persatuan keda belahan tulang
ini terjadi pada umur dua tahun membentuk sebuh korpus yang letaknya
horizontal dan berbentuk seperti tapal kuda, menjorok ke muka serta mempunyai
dua buah cabang yang menjorok ke atas dari ujung posterior corpus.
Korpus mandibula mempunyai dua permukaan yaitu permukaan eksternus
yang kasar dan cembung serta permukaan internus yang agak cekung. Korpus
mandibula juga mempunyai dua buah pinggir, yaitu pinggr atas (alveolaris) dan
pinggir bawa (basis).
Ramus mandibula terdiri dari dua permukaan yaitu permukaan eksternus
(lateralis yang kasar dan datar dan permukaan internus (medialis). Ramus
mandibula mempunyai pinggir yaitu, pinggir superior, anterior, posterior, dan
inferior.
f) Kelainan pada Rongga Mulut
a. Bau mulut (Halitosis)
b. Sariawan (Stomatitis)
c. Karies
d. Radang Mulut
e. Infeksi Gusi
f. Infeksi Virus Herpes
g) Jenis Fraktur Tulang Rahang
8
a. Fraktur Complete
Pada fraktur ini hal yang terjadi adalah patahan yang dialami pada semua
penampang tulang.
b. Fraktur tidak complete
Pada fraktur ini hal yang terjadi adalah patahan tidak pada semua penampang
tulang.
c. Fraktur terbuka
Fraktur terbuka adalah patah tulang yang dialami di permukaan dalam kontak
dengan permukaan luar.
d. Fraktur tertutup
Fraktur tertutup yaitu keadaan dimana patah tulang yang dialami di permukaan
dalam tidak kontak dengan permukaan luar.
h) Penyebab Fraktur
a. Trauma langsung
b. Trauma tidak langsung
c. Trauma berulang dan kronis
d. Terjadi proses patologis sehingg tulang rapuh dan lemah
i) Tujuan Foto Rontgen
a. Mendapatkan gambaran dan mengetahui kelainan anatomis tubuh
b. Dapat mempertanggungjawabkan dalam pemberian perawatan
c. Membantu menegakkan diagnose
9
4. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalahan dan mencari
korelasi dan interaksi antar masing-masing komponen untuk membuat solusi secara
terintegrasi.
5. Memformulasikan tujuan pembelajaran.
a) Mahasiswa Mampu Mengetahui dan Memahami Anatomi Rongga Mulut.
b) Mahasiswa Mampu Mengetahui dan Memahami Tulang pada Rongga Mulut.
c) Mahasiswa Mampu Mengetahui dan Memahami Nervus pada Rongga Mulut.
d) Mahasiswa Mampu Mengetahui dan Memahami Muskulus pada Rongga Mulut.
e) Mahasiswa Mampu Mengetahui dan Memahami Kelainan pada Rongga Mulut.
6. Mengumpulkan infomasi di perpustakaan, internet, dan lain-lain.
7. Sintesa uji informasi yang diperoleh.
a) Anatomi Rongga Mulut
Rongga mulut merupakan sebuah bagian tubuh yang terdri dari lidah bagian
oral (dua pertiga bagian anterior dari lidah), palatum, dasar dari mulut, trigonum
10
RONGGA MULUT
Anatomi Rongga Mulut
Musculus pada Rongga Mulut
Nervus pada Rongga Mulut
Tulang Pembentuk
Rongga Mulut
Kelainan pada Rongga Mulut
Mahasiswa FKG CoAss menangani pasien kecelakaan IGD
Mengalami fraktur corpus mandibular dan laserasi dan
menjalani rontgen
retromolar, gigi (incisius, cninus, premolar, dan molar), bibir, mukosa bukal, tulang
alveolar, tonsil, uvula, dan gingival. Rongga mulut yang disebut juga rongga bukal
dibentuk secara anatomis oleh pipim palatum keras, palatum lunak, dan lidah. Pipi
membentuk dinding bagian lateral masing-masing sisi dari rongga mulut, Pada bagian
eksternal dari pipi, pipi dilapisi oleh kulit. Sedangkan pada bagian internalnya, pipi
dilapisi oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel pipih berlapis yang tidak
terkretinisasi. Otot-otot buccinators (otot yang menyusun dinding pipi) dan jaringan
ikat tersusun di antara kulit dan membrane mukosa dari pipi. Bagian anterior dari pipi
berakhir pada bagian bibir yang terdiri dari labium oris yang dibentuk oleh m.
orbicularis oris, m. triangularis, m. incisivus labii superior dan inferior, m. qudratus
labii superior dan inferior. Labium oris terdiri dari labium superius dan labium
inferius yaitu bibir atas dan bibir bawah yang di antaranya terdapat comissura
labiranium superius dan inferius yang mempertemukannya. Setelah itu terdapat rima
oris yaitu lubang mulut. Di dalam rongga mulut terdapat cavum oris yang membagi
rongga mulut menjadi dua bagian yang dibatas dengan arcus dentalis superior dan
inferior, processus alveolaris superior dan inferior, dan plica pterygo mandibularis
yaitu bagian luar yang batasnya mencapai pipi dan cavum oris propium yang batasnya
mencapai fauces.
Gingiva (gusi) berfungsii sebagai jaringan lunak yang menutup dan
mengelilingi gigi. Gusi terdiri dari jaringan gusi cekat tebal yang mengalami
kretinisasi, dan meliputi ruangan di antara gigi yang disebut papilla interdental. Gusi
cekat meluas kea rah vestibulum dan berubah menjadi jaringan mukosa non
keratinisasi yang longgar di alveolar pada mucogingival junction, tampak seperti garis
merah yang lebih gelap.
11
Gigi terdiri dari mahkota, leher, dan akar gigi. Tiap gigi memiliki suplai saraf,
suplai arteri serta drainase vena tersendiri dan kesemuanya lalu membentuk pulpa gigi
yang terletak di dalam saluran akar dan rongga pulpa sentral. Pulpa dikelilingi oleh
dentin organic yang strukturnya berporus dan tubuler. Mahkota gigi memiliki lapisan
luar berupa email dengan ketebalan 2mm. Email merupakan lapisan anorganik amat
keras yang berguna pada saat menggigit atau mengunyah makanan. Akar gigi
memiliki lapisan tipis berupa sementum, dan “tertanam” pada jaringan pendukung
tulang alveolar oleh ligament periodontal. Ligamen periodontal memiliki suplai darah
tersendiri dan berfungsi dalam pengaturan sensasi melalui sensor proprioseptif ke
otak, mempertahankan posisi tiap gigi saat rahang menggigit sesuatu atau saat gigi
diperkusi.
Palatum membentuk atap mulut dan dasar hidung. Palatum terbagi dua
menjadi palatum keras anterior dan palatum lunak posterior.
Palatum durum merupakan dua pertiga anterior palatum yang terdiri dari jaringan
tulang, terbentuk dari processus palatine maksilaris dan processus horizontal
tulang palatine. Nervus nasopalatina dan arteri sfenopalatina keluar kea rah
anterior melalui kanal insisif, nervus dan pembuluh darah palatine mayor keluar
kea rah posterior melalui foramen palatine mayor sebelum masuk kea rah anterior
melalui mukosa palatal. Pembuluh darah dan nervus palatine yang lebih kecil juga
keluar dari formaen palatine, tapi keluar ke arah posterior menuju palatum lunak.
Palatum molle merupakan bagian sepertiga posterior palatum yang terdiri dari
jaringan fibromuskuler, meluas ke arah postero-inferior dari tepi palatum durum
untuk membentuk uvula. Uvula melindungi makanan agar tidak masuk ke hidung
pada saat menelan. Di bagian lateral, terdapat dua lengkung mukosa yang
12
merupakan lanjutan dari palatum molle, keduanya membentuk fossa tonsilar-
lengkung palatoglosal di anterior dan lengkung palatofaringeal di posterior. Tonsil
palatine berada di antara kedua fossa tersebut.
Lingual terdapat empat bagian penting yaitu:
Apeks adalah bagian lidah paling ujung.
Dorsum linguae adalah linea terminalis yang berbentuk seperti huruf V yang
membuka ke frontal. Pada dorsum linguae terdapat papilla-papilla yaitu papilla
filiformis, papilla folliatae, papilla fungiformes, dan papilla vollatae. Disini
terdapat sulcus yang membatasi dorsum linguar anterior dan posterior yaitu sulcus
terminalis linguae dan yang membatasi lidah bagian kiri dan kanan yaitu sulcus
medianus linguae.
Radiks linguae adalah baian lidah yang menempel pada dasar cavum oris dan
diletakkan dengan os. Mandibula dan os. Hyoideus dengan perantara otot.
Facies inferior linguae adalah bagian lidah tempat melekatnya frenulum linguae.
Di dalam rongga mulut terdapat kelenjar saliva yang terbagi menjadi kelenjar saliva
mayor dan minor. Pada kelenjar saliva minor terdapat kelenjar labialis, buccalism
palaftinalis, dan lingualis. Pada kelenjar saliva mayor terdapat :
Kelenjar parotis, yaitu kelenjar terbesar dan berpasangan yang menutupi m.
masseter. Kelenjar ini terletak di antara n. mandibularis dan processus matoideus.
Di permukaan kelenjar parotis bercabang n. facialis (VII) yang merupakan
motoris dari alat-alat ekspresi wajah.
13
Kelenjar submandibularis, yaitu terletak di trigonum submandibulae dan bermuara
pada plica lingualis.
Kelenjar sublingualis, yang terletak di dasar mulut dekat permukaan mandibula.
b) Tulang Pembentuk Rongga Mulut
a. Os. Maxilla, terdiri dari dua tulang yaitu os. Maxilla destra dan sinistra, kedua
tulang ini disatukan di garis tengah oleh sutura.
b. Os. Mandibula, berbentuk seperti tapal kudam tulang ini berfungsi untuk
menyokong gigi rahang bawah.
c. Os. Palatine, tulang yang membentuk langit-langit mulut yaitu palatum.
d. Os. Hyoideus, terdiri dari corpus bagian utamanya, serta pada sisinya
berbentuk seperti tanduk yaitu cornua majora, dan cornua minora.
c) Nervus pada Rongga Mulut
Pada cranium terdapat nervus cranial yang memiliki hubungan dekat dengan
persarafan mulut, nervus cranial terdiri dari 12 nervus, berikut penjelasannya di
dalam table:
Nomor Nama Jenis Fungsi
I Olfaktori Sensori Menerima rangsang dari
hidung dan menghantarkannya
ke otak untuk diproses sebagai
sensasi bau.
II Optik Sensori Menerima rangsang dari mata
14
dan menghantarkannya ke otak
untuk diproses sebagai persepsi
visual
III Okulomotor Motorik Menggerakkan sebagian besar
otot mata.
IV Troklear Motorik Menggerakkan beberapa otot
mata.
V Trigeminus Gabungan Sensori : Menerima rangsangan
dari wajah untuk diproses di
otak sebagai sentuhan.
Motorik : Menggerakkan
rahang.
VI Abdusen Motorik Abduksi mata.
VII Facialis Gabungan Sensorik : Menerima rangsang
dari bagian anterior lidah untuk
diproses di otak sebagai sensisi
rasa.
Motorik : Mengendalikan otot
wajah untuk menciptakan
ekspresi wajah.
VIII Vestibulokoklear Sensori Sensori system vestibular :
Mengendalikan keseimbangan.
Sensori koklea : menerima
rangsang untuk diproses di otak
15
sebagai suara.
IX Glassofaringeal Gabungan Sensori : Menerima rangsang
dari bagian posterior lidah
untuk diproses di otak sebagai
sensasi rasa.
Motorik : mengendalikan
organ-organ dalam.
X Vagus Gabungan Sensori : menerima rangsang
dari organ dalam.
Motorik : mengendalikan
organ-organ dalam.
XI Accessories Motorik Mengendalikan pergerakan
kepala.
XII Hypoglossal Motorik Mengendalikan pergerakan
lidah.
Persarafan yang berperan langsung pada rongga mulut yaitu :
a. N. trigeminus : berperan dalam menghasilkan sensasi dari kult bagian anterior
kepala, rongga mulut, hidung, dan gigi.
b. N. facialis : berperan dalam memasok impuls untuk otot-otot ekspresi wajah
dan mengatur sensasi bagian anterior lidah dan rongga mulut.
c. N. glossopharingeal : berperan dalam mensuplai persarafan sensoris dari
orofaring dan bagian posterior lidah.
16
d) Muskulus pada Rongga Mulut
a. Musculli Masticatorii
(1) M. Masseter
Dipersarafi oleh N. massetericus (divisi anterior N.V3). Fungsi
mengangkat mandibula, juga membantu gerakan-gerakan protraksi,
retraksi dan gerakan dari sisi ke sisi. Terbagi atas :
(a) Caput superficialis
- Origo : os. Zygomaticum (processus maxillaries) dan arcus
zygomaticus (aspek lateral 2/3 anterior)
- Insersio : angulus dan ramus mandibulae (permukaan posterolateral
bawah)
(b) Caput medialis
- Origo : arcus zygomaticus (aspek medial 2/3 anterior)
- Insersio : Ramus mandibulae (pars centralis)
(c) Caput profundalis
- Origo : arcus zygomaticus (permukaan dalam 1/3 posterior)
- Insersio : ramus mandibulae (bagian atas) dan sisi lateral processus
coronoideus
(2) M. Temporalis
Dipersarafi oleh Nn. Temporales profundi (divisi anterior N. V3). Serat-
sera vertical (anterior) berfungsi untuk mengangkat mandibula. Serat-serat
horizontal (posterior) berfungsi untuk retraksi atau memundurkan
mandibula. Unilateral berfungsi dalam gerakan lateral mandibula
(mengunyah). M. Temporalis terbagi atas :
17
(a) Caput superficialis
- Origo : fascia temporalis
- Insersio : processus coronoideus pada mandibula (apex, permukaan
medial dan anterior)
(b) Caput profundal
- Origo : fossa temporalis (linea temporalis inferior)
- Insersio : processus coronoideus pada mandibula (apex, permukaan
medial dan anterior)
(3) M. Pterygoideus lateralis
Dipersarafi oleh N. Mandibularis melalui n. pterygoideus medialis.
Berfungsi untuk mengangkat (adduksi) mandibula. Terbagi atas :
(a) Caput superior
- Origo : ala majr dari os sphenoidale
- Inferior : mandibula dan sendi temporomandibularis
(b) Caput inferior
- Origo : lamina lateralis processus pterygoideus (permukaan lateral)
- Inferior : mandibula
(4) M. Pterygoideus medialis
Dipersarafi oleh N. mandibularis melalui n, pterygoideus medialis. Terbagi
atas :
(a) Caput superficialis
- Origo : maxilla dan os palatinum
- Insersio : tuberositas pterygoidea pada permukaan medial angulus
mandibulae
18
(b) Caput profunda
- Origo : permukaan medial lamina lateralis processus pterygoideus
dan fossa pterygoidea
- Insersio : tuberositas pterygoidea pada permukaan medial angulus
mandibulae
b. Musculi Suprahyodei
(1) M. Digastricus
(a) Venter anterior
- Origo : mandibula (fossa digastrica)
- Insersio : os hyoideum
(b) Venter posterior
- Origo : os temporal (incisura mastoidea)
- Insersio : os hyoideum
(2) M. stylohyoideus
- Origo : os temporal (processus styloideus)
- Insersio : os hyoideum
(3) M. mylohyoideus
- Origo : mandibula (linea mylohyoidea)
- Insersio : os hyoideum
(4) M. Geniohyoideus
- Origo : mandibula (spina geni inferior)
- Insersio : os hyoideum
19
c. Musculi Linguae
OTOT EKSTRINSIK LIDAH
(1) M. genioglossus
- Origo : mandibula (spinda geni superior)
- Insersio : serat inferior = corpus os hyoidei, serat intermediet =
dorsum linguae
- Persarafan : N. hyoglossus
- Fungsi : potrusi lidah
(2) M. Hyoglossus
- Origo : os hyoideum (cornu majus dan corpus anterior)
- Insersio : lidah lateral, diantara m. styloglossus dan
m.longgitudinalis inferior
- Persarafan : N. hyoglossus
- Fungsi : depresi lidah
(3) M. Styloglossus
- Origo : processus styloideus os temporalis dan ligament
stylomandibulare
- Insersio : pars longitudinal = lidah dorsolateral, pars oblique =
bercampur dengan serat m. hyoglossus
- Persarafan : N. hyoglossus
- Fungsi : gerakan lidah ke superior dan posterior
(4) M. Palatoglossus
- Origo : aponeurosis palatine (facies oralis)
- Insersio : lidah lateral ke dorsu dan serat m. transverses linguae
20
- Persarafan : N. Vagus
- Fungsi : elevasi radix linguae, menutup isthmus faucium
OTOT INTRINSIK LIDAH
(1) M. Longitudinalis superior
Lapisan tipis otot terletak inferior terhadap mucosa dorsal; serat-
seratnya berjalan kea rah anterolateral dari epiglottis dan septum lingualis
median. Dipersarafi oleh N. hyoglossus. Fungsinya untuk memendekkan
lidah, membuat dorsum linguae menjadi cekung
(2) M. Longitudinalis inferior
Lapisan tipis otot terletal superior terhadap m. genioglossus dan m.
hyoglossus, serat-seratnya berjalan kea rah anterior dari radiz menuju apex
linguae. Dipersarafi oleh N. hyoglossus. Fungsinya untuk memendekkan
lidah, membuat dorsum linguae menjadi cekung.
(3) M. Transversus linguae
Serat-seratnya berjalan ke lateral dari septum linguae ke lateral lidah.
Dipersarafi oleh N. hyoglossus. Fungsinya untuk
menyempitkan/memperkecil lidah; memanjangkan lidah.
(4) M. Verticalis linguae
Di lidah anterior, serat-seratnya berjalan ke inferior dari dorsum
linguae menuju permukaan ventral. Dipersarafi oleh N. hyoglossus.
Fungsinya untuk melebarkan dan meratakan lidah.
e) Kelainan pada Rongga Mulut
21
a. Karies gigi
Karies gigi merupakan akibat dari bakteri penghasil asam yang
menghasilkan suatu lingkungan mikro, plak gigi, karena gula termetabolisme
dan asam sebagai hasil sampingnya. Asam akan mendemineralisasi gigi.
b. Pulpitis
Pulpitis atau nyeri pulpa terjadi akibat gangguan kimia, bakteri, termal,
atau fisik. Sebab lain misalnya sensitivitas dentin atau sementum terhadap
rangsang panas, makanan, dan sentuhan.
c. Perikoronitis
Kondisi ini merupakan inflamasi dari flap gusi (operculum) di atas gigi
yang akan erupsi atau impaksi, yang sangat umum terjadi pada gigi molar
ketiga rahang bawah. Oleh karena gigi tidak dapat bererupsi secara normal,
gusi tidak dapat menutup secara rapat di sekeliling leher gigi, dan bakteri serta
sisa makanan terakumulasi di bawah flap gusi, menyebabkan infeksi.
d. Gingivitis
Gingivitis adalah inflamasi pada gusi. Terlihat gusi mengalami inflamasi,
merah, dan edema serta mudah berdarah. Penyebabnya antara lain : reaksi
hormonal, reaksi terhadap obat-obatan, virus, bakteri, atau plak gigi.
e. Periodontitis
Periodontitis adalah kelanjutan dari gingivitis ke jaringan yang lebih
dalam dan merupakan kombinasi dari kehilangan pelekatan membrane
periodontal dan resorpsi tulang alveolar.
f. Kista Rahang
22
Terjadi karena adanya sisa jaringan epitel dari periode perkembangan
gigi. Jenis paling umum dijumpai adalah kista radikular atau inflammatory
dental cyst yang berkembang di sekeliling akar gigi sebagai akibat dari infeksi.
g. Osteoradionekrosis Rahang
Kondisi ini merupakan efek samping dari radioterap pada rahang, Pada
umumnya terjadi jika pasien terpapar >60 Gy dan lebih sering terjadi pada
rahang bawah. Hal ini dapat menyebabkan kematan tulang dan infeksi
sekunder dari mukosa yang melapisinya.
DAFTAR PUSTAKA
23
1. Baker, Eric. Anatomi untuk Kedokteran Gigi Kepala dan Leher.Jakarta: EGC, 2014.
2. Cascarini, Luke. Bedah Mulut dan Maksilofasial. Jakarta: EGC, 2013.
3. http://respository.usu.ac.id
24