afihdf.files.wordpress.com · Web viewKadang ada pembimbing yang konsen dan teliti pada penggunaan...
Transcript of afihdf.files.wordpress.com · Web viewKadang ada pembimbing yang konsen dan teliti pada penggunaan...
TATA TULIS PENULISAN KARYA ILMIAH
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Penulisan
Semester V
Dosen Pengampu: Afiati Handayu Diyah Fitriani, S.Pd., M.Pd
Oleh:
Abdul Aziz Alsabah 09140085
Ikhyana Aliqo 10140036
Nazzatul Farhanah 10140039
Ernawati 10140040
Dicky Nurrahman 10140045
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti telah kita ketahui bersama bahwa yang dimaksud dengan karya
ilmiah merupakan karya tulis yang memiliki ciri obyektif, logis, sistematis ,
dan dapat dipertanggung jawabkan. Jenis-jenis karya ilmiah beragam salah
satunya adalah skripsi. Memasuki jenjang perguruan tinggi kita sudah dituntut
untuk mengetahui apa itu skripsi. Apalagi bagi mahasiswa S1, karena salah
satu prasyarat tugas akhir untuk dapat meraih gelar sarjana adalah dengan
membuat skripsi. Proses penulisan skripsi berbeda-beda tergantung dari
kebijakan jurusan. Seperti halnya jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi
yang memiliki kebijakan dari semester 5 sudah harus memikirkan skripsi
paling tidak judul sudah terkonsep.
Untuk dapat menulis skripsi tidaklah mudah banyak aturan-aturan yang
harus diikuti. Aturannya pun rumit dan ribet, hal tersebut juga tergantung pada
pembimbing yang nantinya akan membimbing kita dalam proses penulisan
skripsi. Kadang ada pembimbing yang konsen dan teliti pada penggunaan
tanda baca seperti titik, koma, huruf besar, dan lain-lain. Melihat tidak
mudahnya dalam penulisan skripsi maka dalam makalah ini akan sedikit
membahas mengenai tata tulis penulisan karya ilmiah pada bab penulisan
kutipan, penulisan daftar pustaka, dan penulisan footnote. Makalah ini adalah
makalah penyempurna dari makalah sebelumnya sehingga yang dibahas hanya
ada 3 hal.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana tata cara penulisan kutipan?
1.2.2 Bagaimana tata cara penulisan daftar pustaka?
1.2.3 Bagaimana tata cara penulisan footnote?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tata Tulis Penulisan Karya Ilmiah
2.1.1 Tata Cara Penulisan Kutipan
Pengutipan adalah proses peminjaman kalimat atau pendapat seorang pengarang
atau ucapan seorang ahli dalam bidang yang sedang ditulis.
Fungsi kutipan adalah sebagai landasan teori, sebagai penjelas, dan sebagai
penguat pendapat yang dikemukakan penulis.
2.1.1.1 Jenis kutipan
1. Kutipan Langsung
Kutipan Langsung merupakan pernyataan yang ditulis dalam susunan
aslinya tanpa mengalami perubahan sedikitpun. Bahan yang dikutip harus
direproduksi tepat seperti apa adanya sesuai sumber, termasuk ejaan, tanda
baca, dan sebagainya.
Contoh Kutipan Langsung:
Agus mengatakan, “perlu dikembangkan sikap apresiatif dan aspiratif
terhadap pengetahuan-pengetahuan tandingan yang dimiliki dan dipegang
teguh kaum miskin yang terlibat dalam akar penjarahan” (Sudibyo, 2002 :
184). ………………………………
2 Kutipan Tak Langsung :
Kutipan tidak langsung merupakan pengungkapan kembali maksud
penulis dengan kata-katanya sendiri. Yang dikutip adalah pokok-pokok
pikiran, atau ringkasan dan kesimpulan dari sebuah tulisan kemudian
dinyatakan dengan bahasa sendiri. Walaupun yang dikutip berasal dari
bahasa asing, namun tetap dinyatakan dengan menggunakan bahasa
Indonesia.
Contoh Kutipan Tidak Langsung :
Sikap apresiatif dan aspiratif terhadap pengetahuan-pengetahuan tandingan
yang dimiliki dan dipegang teguh kaum miskin yang terlibat dalam akar
penjarahan perlu dikembangkan agar lebih terbuka pada perkembangan
yang ada disekitarnya. Hal itu penting agar mereka tidak terpaku pada
padi, jagung, tetapi juga pada komoditi yang lain (Sudibyo, 2001 : 12).
Selain itu Joni menyataka bahwa ………………………………………….
2.2.2 Cara penulisan Kutipan
2.2.2.1 Di depan
Muass (1989:23) Perpustakaan merupakan ………
2.2.2.2 Di tengah
Mengenai kalimat efektif, Anton M. Moeliono mengemukakan: “Kalimat
efektif dapat dikenal karena ciri-cirinya yang berikut: keutuhan, perpautan,
pemusatan perhatian, dan keringkasan.”
2.2.2.3 Di Akhir
Pengembangan Koleksi harus didasarkan pada kajian pemakai yang tepat
sehingga terjadi efesiensi dan tingkat keterpakaian yang tinggi (Meisel
1976:125)
2.2.3 Aturan Penulisan Kutipan antara lain :
2.2.3.1 Penulis satu
Menyebutkan nama akhirnya saja (kata terakhir dari nama seseorang)
Contoh : Calvin (1978:34) menyatakan bahwa …………….
2.2.3.2 Penulis dua
Menyebutkan kata terakhir dari penulis pertama dan nama terakhir penulis kedua.
Contoh : Kebijakan Pengembangan Koleksi, menurut Othmer dan Frenstrom
(1978:23) menghasilkan …………
2.2.3.3 Penulis lebih dari dua
Menuliskan nama akhir penulis pertama yang dicantumkan dengan diikuti dengan
singkatan dkk . Contoh : Pengembangan Koleksi harus didasarkan pada kajian
pemakai yang tepat sehingga terjadi efesiensi dan tingkat keterpakaian yang tinggi
(Meisel dkk, 1976:125)
2.2.3.4 Pengutipan lebih dari satu karangan
Suatu kalimat kutipan seringkali merupakan suatu rangkuman dari berbagai
sumber yang menguraikan hal yang sama (mengandung suatu pengertian yang
sama). Di dalam hal yang seperti itu, pencantuman nama penulis satu dengan yang
lainnya dipisahkan dengan tanda titik koma (;) Contoh : Sebagaimana dinyatakan
oleh Delvin (1987:34); Asidie dan Hermawan (1989:76); dan Basuki (2004:90)
bahwa…….
2.2.3.5 Sitasi dari Sitasi
Hal ini boleh dilaksanakan apabila terpakasa, misalnya publikasi aslinya sulit
sekali untuk ditemukan. Sebelum melakukan sitasi seperti itu hendaknya
mahasiswa melakukan konsultasi dengan pembimbing. Contoh : Sebagaimana
dinyatakan oleh Hary (1987) seperti dikutip oleh Heri (1990:87) bahwa ………..
Lain halnya dinyatakan oleh Henry (1999); Herni (2000) bahwa ………..
2.1.2 Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah daftar untuk menyajikan semua pustaka yang diambil dalam
skripsi. Penyajian disusun secara sistematik, yaitu nama penulis dibalik jika
penulis tersebut orang luar negeri, sedangkan untuk nama Indonesia hanya dibalik
jika nama tersebut mengandung marga. Kemudian daftar pustaka diurutkan secara
alfabetis. Semua gelar akademik tidak dicantumkan dalam penyusunan daftar
pustaka. Daftar pustaka ditulis dengan satu spasi, tetapi antara satu pustaka
dengan pustaka berikutnya diberi jarak dua spasi. Setiap pustaka ditulis dengan
urutan nama, tahun, judul, kota terbit, dan penerbit dengan masing-masing
menggunakan tanda baca yang telah ditentukan. Berikut cara penulisan daftar
pustaka beserta penggunaan tanda bacanya:
2.2.2.1 Pustaka berupa buku
1. Nama keluarga (last name) pada penulis pertama diletakkan di depan
diikuti tanda koma (,) diteruskan nama lengkapnya. Jika penulisnya
dua orang, nama pengarang yang kedua tidak mengalami perubahan.
Antara nama penulis pertama dan kedua dihubungkan dengan kata
dan.
2. Tahun ditulis lengkap. Tidak boleh diputus dan diakhiri dengan tanda
titik.
3. Huruf pertama masing-masing kata pada judul buku ditulis dengan
menggunakan huruf kapital, kecuali untuk kata-kata depan, misalnya
kata dalam, pada, dan, di, dan dari.
4. Penerbit buku dicantumkan setelah kota penerbit yang diikuti dengan
titik dua (:), kemudian nama penerbit dan diikuti tanda titik.
Contoh daftar pustaka berupa buku
Huda, Nurul dan Heru Ramli. 2004. Managemen Pembinaan dan Pengembangan Koleksi. Yogyakarta: Nilai Ilmu.
2.1.2.2 Pustaka berupa majalah
Yang dimaksudkan majalah disini dapat berupa buletin, jurnal, dan sejenisnya.
Penulisannya didalam daftar pustaka hampir seperti yang lain, yaitu dimulai dari
penulis artikel, diikuti tahun terbit, judul karangan, nama majalah (cetak miring),
nomor atau edisi majalah. Misalnya:
Buckland, Michael K. 1991. “Information as Thing”. Dalam Journal of the American Society for Information Science, Volume V, Nomor 11.
2.1.2.3 Pustaka dari artikel pada surat kabar
Sumber yang berupa surat kabar dicantumkan seperti penulisan artikel dari
majalah. Misalnya:
Torsina, M. 1998. “Rintihan di Balik Penjarahan”. Kompas, 29 Mei 1998, Th. 33 No. 338, Hlm. 4.
2.1.2.4 Pustaka dari suatu abstrak atau intisari
Penggunaan abstrak atau intisari sebagai rujukan dapat digunakan hanya manakala
dokumen aslinya tidak ditemukan. Pustaka dari abstrak atau intisari penulisannya
di daftar pustaka pelu dicantumkan kata abstrak atau intisari diantara tanda
kurung yang diletakkan pada urutan paling belakang atau setelah nama (majalah)
abstraknya. Misalnya:
Almquist, J.O. and B.C. Cunningham. 1996. “Semen Traits of Beef Bull Ejaculated Frecuently”. Dalam Journal Animal Science (abstrak)
2.1.2.5 Pustaka dari publikasi dalam buku yang diterbitkan oleh editor
Suatu buku dapat diterbitkan oleh editor, yaitu kumpulan dari berbagai tulisan
dalam suatu bidang, kemudian dilakukan pengeditan oleh seseorang atau lebih.
Dengan demikian, di dalam buku itu ada penulis aslinya dan ada pula editornya.
Penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut:
Levin, R.J. 1994. “Absorption from the Alimentary Tract in: phsyologi and Biochemestry of the Domestic Fowl”. Dalam Chemistry. B.M. Freeman (ed.). Vol. 5., London, Orlando, and Tokyo: academic Press.
2.1.2.6 Pustaka dari suatu skripsi
Pada pustaka ini hampir sama dengan buku. Hanya saja setelah judul skripsi
disebutkan nama fakultas, nama universitas, dan nama lokasi universitasnya.
Misalnya:
Rusdi, Ibnu. 2001. “Tingkat Keterpakaian Bahan Nonbuku pada Perpustakaan Khusus DIY” (skripsi). Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2.1.2.7 Pustaka dari internet
Misalnya:
Victor, H. 2004. “Perpustakaan Digital pada Era Teknologi”. www.presscom.com, tanggal 11 November 2004, pukul 14.32.
2.1.2.8 Penulisan pustaka tanpa tahun terbit, kota, dan penerbit.
Bila tahun terbit tidak tercantum pada sebuah dokumen, terpaksa ditulis dengan
kata tanpa tahun (dapat disingkat t.t.) diantara tanda kurung (t.t.). jika tanpa kota
terbit tulislah tanpa kota (disingkat t.k.) diantara tanda kurung (t.k.). jika tanpa
penerbit tulislah tanpa penerbit (disingkat t.p.) diantara tanda kurung (t.p.).
2.1.2.9 Pustaka dari karangan institusi
Yang dimaksud institusi disini dapat berupa universitas, badan pemerintahan,
lembaga penelitian, organisasi, dan sebagainya. Misalnya:
AOAC. 1970. Official Methods of Analysis, 11th ed. Washington DC: Association of Official Analytical Chemists.
2.1.2.10 Pustaka yang tidak diketahui pengarangnya
Untuk sumber yang tidak diketahui pengarangnya, bagian yang seharusnya
dicantumkan pengarang diganti kata anonim. misalnya:
Anonim. 1993. “Earth’s Most Primitive Mammals”. The Won-ders of Life on Earth. New York: Life Public.
2.1.3 Penulisan Footnote atau Catatan kaki
2.1.3.1 Fungsi Catatan kaki atau footnote
1. Sebagai tempat bagi catatan-catatan kecil yang jika disatukan dengan
uraian akan mengganggu kelancaran penulisan
2. Memberi keterangan tambahan
3. Petunjuk sumber informasi bagi pernyataan ilmiah yang terdapat dalam
tulisan karya ilmiah
4. Referensi silang, yakni petunjuk yang menyatakan pada bagian mana
atau halaman berapa hal yang sama dibahas dalam tulisan.
2.1.3.2 Cara penulisan catatan kaki
1. sumber yang dirujuk berupa buku :
a. Nama penyusun tanpa dibalik seperti dalam daftar pustaka.
Contoh :1 Selo Soemardjan …….
b. judul buku sesudah tanda koma, dicetak miring, dan huruf awal
setiap kata-kata yang bukan kata depan, kata sandang, dan kata
penghubung ditulis dengan huruf capital contoh : 2………..,
Sosiologi Pendidikan, ……….
c. nama editor, penerjemah atau pemberi kata pengantar (jika ada),
dicantumkan (sesudah tanda koma). Contoh : 3…., Metode
Penelitian Kualitatif, Editor Sugiyono,…..
d. Nomor cetakan atau edisi (jika ada) sesudah tanda koma. Contoh
: 4 Hasyim Muhammad, Dialog antara Tasawuf dan Psikologi,
edisi dan kata pengantar M. Amin Sukur, Cet. I (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2002), hal 1-4.
e. Nama kota tempat penerbitan sesudah tanda kurung buka tanpa
spasi. Jika tidak ada, diganti dengan ttp (tanpa tempat penerbitan).
Contoh : 5Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan,
(Yogyakarta: ttp, 2012), hal 9.
1 2 3 4 5
f. nama Penerbit sesudah titik dua. Jika tidak ada diganti dengan
tnp (tanpa nama penerbit). Contoh :6 Al-Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp.,
tt), hal. 304.
g. tahun terbit setelah tanda koma dan langsung diikuti oleh kurung
tutup tanpa spasi. Jika tidak ada tahun terbit, diganti dengan t,t
(tanpa tahun). Contoh : 7 Al-Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal. 304.
h. nomor jilid (jika ada) dengan angka romawi besar sesudah tanda
koma. Jika tidak ada nomor jilid, diganti dengan hal. (singkatan
dari halaman). Contoh : 8 Al-Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal. 304.
2. Penulis lebih dari satu orang
Apabila penyusunya lebih dari satu orang, maka nama kedua penyusun itu
ditulis dengan kata penghubung dan. Apabila lebih dari dua orang cukup
nama penyusun pertama saja yang ditulis dan nama-nama lain ditulis
dengan dkk. Contoh : 9 Ikhsan dan Sena, Ilmu Perpustakaan, Cet. I
(Yogyakarta: Ilmu Perss, 2000), hal. 9.
3. Penyusun adalah Editor
Apabila penyusun adalah editor, maka didalam catatan kaki sesudah nama
penyusun yang sekaligus editor itu ditulis (ed). (singkatan dari editor) .
Contoh : 10 Sanusi (ed.), Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:
Gramedia, 1980), hal.9.
4.Penyusun addalah suatu perhimpunan, lembaga, panitia, atau tim
Apabila penyusun adalah suatu perhimpunan, lembaga, panitia, atau tim,
maka dalam catatan kaki pada tempat nama penyusun itu ditulis nama
penghimpun, lembaga, panitia atau tim itu. Contoh : 11 Panitia Penerbitan
6 7 8 9? 10
Buku dan Seminar, Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam 70 Tahun
Harun Nasution, Cet1 (Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Filsafat, 1989),
hal.89.
5. Tanpa nama penyusun
Apabila buku yang dirujuk tidak ada nama penyusunnya, maka dalam
catatn kaki langsung ditulis judul buku. Contoh : 12Ke-Nu-an (Yogyakarta:
Pengurus Wilayah NU DY,1999), hal. 22.
6.Buku Terjemahan
Apabila Sumber Rujukan buku terjemahan, maka dalam catatan kaki
disebutkan pengarang asli, judul terjemahan, penerjemah. Jika judul asli
tidak diterjemahkan, disebutkan judul asli dan apabila diinginkan
menyebutkan bahasa asli atau judul asli bersama judul terjemahan dapat
dilakukan seperti contoh : 13Al-Syafi;I, Ar-Risalah, alih bahasa Ahmadie
Toha, Cet I (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987), hal.46.
7.Buku Saduran
Apabila sumber yang dirujuk adalah buku saduran, maka dalam catatan
kaki disebutkan pengarang asli, judul buku dan penyadur. Jika tidak ada
pengarang asli, disebutkan nama penyadur yang diikuti oleh singkatan
(peny.). Contoh : 14Lili Rosyidi (peny.), Filsafat Ilmu, Cet 2 (Bandung: CV
Remaja, 1987), hal.4.
8. Himpunan Artikel
Apabila buku yang dirujuk adalah sumber artikel, maka penulisan catatan
kakinya sebagai berikut : 15Ani, “Pebelajaran Pengetahuan Sosial di
11 12 13 14 15
Sekolah Dasar” , dalam Jauhar Hatta (ed.) Pembelajaran di SD, Cet. 1
(Yogyakarta : Pena, 2008), hal. 123.
9. Ensiklopedi dan Kamus
Apabila buku yang dirujuk adalah ensiklopedi atau kamus sama
penulisanya catatan kakinya yaitu: 16 Al-Mu;jam al-falsafi, Lembaga
Bahasa ARRAM (Kairo: Al-Matabai; al-Amiriyyah, 1978), hal. 123,
artikel : “Qanun”, oleh Musa.
10. Majalah, Jurnal, Surat Kabar
a. terdapat nama pengarang
Apabila yang ditulis dari majalah, surat kabar, jurnal ataupun
penerbitan berkala lainnya maka penulisannya: Khoiruddin
Bashori, “ Pendidikan Karakter”, Kedaulatan Rakyat, No. 11,
Tahun XLI (24 Januari 2012), hal. 8. Kolom 7.
b. tidak terdapat pengarang
Apabila tidak ada pengarang, maka disebutkan judul atau langsung
nama penerbitan yang bersangkutan. Contoh : 17KUHP yang Baru
Harus Beri Rasa Keadilan Masyarakat”, Kedaulatan Rakyat, 123,
Tahun XLI (12 Oktober 2010), hal. 9.
11. Internet
Apabila mengutip dari internet maka penulisan catatan kakinya sebagai
berikut : 18Khoirudin Bashori, “Manusia Bekas”, dikutip dari
http//www.uin.suka-ac.id/-artikel 1109/accessed 24 Oktober 2009.
16 17 18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian pembahasan diatas kita dapat mengetahui bagaimana tata cara
penulisan kutipan, daftar pustaka, dan footnote. Pada dasranya penulisan dari
ketiganya memiliki aturan masing-masing. Seperti untuk dapat menuliskan
kutipan kita harus terlebih dahulu menentukan jenis kutipannya apa langsung
ataukah tidak langsung, lalu kita mencari tahu jenis artikel yang akan kita kutip
dilihat dari redaksinya apakah pengarang satu atau lebih. Untuk penulisan daftar
pustaka juga berbeda-beda tergantung jenis bahan pustaka seperti apa yang akan
kita gunakan sebagai referensi, apakah buku, majalah, ataukah dari intenet
masing-masing memiliki aturan. Dan yang terkahir untuk penulisan footnote juga
tergantung dari sumber apa yang akan kita gunakan aturan masing-masing sumber
berbeda. Jadi untuk dapat menuliskan kutipan, daftar pustaka, dan footnote
dengan benar maka kita harus mengetahui terlebih dahulu jenis dari sumber yang
akan kita gunakan.
3.2 Saran
Karena dalam makalah ini masih banyak kekurangan, kami selaku penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
3.3 Daftar Pustaka
Agam, Rameli. 2009. Menulis karya ilmiah. Yogyakarta: Familia Pustaka
Keluarga.
Ichsan, dkk. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi : Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Yogyakarta: Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Masruri, Anis, dkk. 2004. Panduan Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Fakutas Adab UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Nasucha, Yakub, dkk. 2002. Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Tulis
Ilmiah. Jakarta: Media Perkasa.