39800547 Kwashiorkor Pada Anak
-
Upload
julie-hensley -
Category
Documents
-
view
53 -
download
4
Transcript of 39800547 Kwashiorkor Pada Anak
![Page 1: 39800547 Kwashiorkor Pada Anak](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082703/557213d9497959fc0b932b80/html5/thumbnails/1.jpg)
kwashiorkor pada anakMAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas mata ajaran anak
oleh
kelas santa teresa
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
2010
1
![Page 2: 39800547 Kwashiorkor Pada Anak](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082703/557213d9497959fc0b932b80/html5/thumbnails/2.jpg)
KWASHIORKOR
A. Pengertian
Kata “kwarshiorkor” berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati “anak yang kekurangan kasih sayang ibu”.
Kwashiorkor adalah suatu syndrome klinik yang timbul sebagai akibat adanya
kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang dari yang dibutuhkan.
(Behrman, Richard E. 1994 : 299)
Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh
intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi.
(http://idmgarut.wordpress.com/2009/02/03/malnutrisi-energi-protein-mep-kwashiorkor/)
kwashiorkor adalah satu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh defisiensi protein yang
berat bisa dengan konsumsi energi dan kalori tubuh yang tidak mencukupi kebutuhan.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kwashiorkor)
Kwashiorkor atau busung lapar adalah salah satu bentuk sindroma dari gangguan yang
dikenali sebagai Malnutrisi Energi Protein (MEP) Dengan beberapa karakteristik berupa
edema dan kegagalan pertumbuhan,depigmentasi,hyperkeratosis.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kwashiorkor)Jadi kwashiorkor, adalah suatu syndrome klinik yang timbul sebagai akibat adanya
kekurangan protein dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi dikenali sebagai
Malnutrisi Energi Protein (MEP) dengan beberapa karakteristik berupa edema dan
kegagalan pertumbuhan,depigmentasi,hyperkeratosis
B. EtiologiPenyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang berlansung
kronis. Faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut antara lain :
1. Pola makan
Protein (asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan
berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua
makanan mengandung protein / asam amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui
2
![Page 3: 39800547 Kwashiorkor Pada Anak](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082703/557213d9497959fc0b932b80/html5/thumbnails/3.jpg)
umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak
memperoleh ASI protein dari sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dll) sangatlah
dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan
penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan
pengganti ASI.
2. Faktor sosial
Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan
politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan
sudah berlansung turun temurun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya
kwashiorkor.
3. Faktor ekonomi
Kemiskinan keluarga / penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak
dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.
4. Faktor infeksi dan penyakit lain
Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi
derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun dalam
derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi. Seperti gejala
malnutrisi protein disebabkan oleh gangguan penyerapan protein, misalnya yang
dijumpai pada keadaan diare kronis, kehilangan protein secara tidak normal
padaproteinuria (nefrosis), infeksi saluran pencernaan, serta kegagalan mensintesis
protein akibat penyakit hati yang kronis
C. Epidemiologi
Kasus ini sering dijumpai di daerah miskin, persediaan makanan yang terbatas, dan tingkat
pendidikan yang rendah. Penyakit ini menjadi masalah di negara-negara miskin dan berkembang
di Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Asia Selatan. Di negara maju sepeti Amerika
Serikat kwashiorkor merupakan kasus yang langka.
3
![Page 4: 39800547 Kwashiorkor Pada Anak](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082703/557213d9497959fc0b932b80/html5/thumbnails/4.jpg)
D. Patofisiologi
Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat berlebihan karena
persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya. Kelainan yang mencolok adalah
gangguan metabolik dan perubahan sel yang disebabkan edema dan perlemakan hati. Karena
kekurangan protein dalam diet akan terjadi kekurangan berbagai asam amino dalam serum yang
jumlahnya yang sudah kurang tersebut akan disalurkan ke jaringan otot, makin kurangnya asam
amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang kemudian
berakibat timbulnya odema. Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan beta liprotein,
sehingga transport lemak dari hati terganggu dengan akibat terjadinya penimbunan lemak dalam hati.
E. Manifestasi Klinis
Tanda atau gejala yang dapat dilihat pada anak dengan Malnutrisi protein berat-
Kwashiorkor, antara lain :
1. Wujud Umum
Secara umumnya penderita kwashiorkor tampak pucat, kurus, atrofi pada ekstremitas,
adanya edema pedis dan pretibial serta asites. Muka penderita ada tanda moon face dari
akibat terjadinya edema.
2. Retardasi Pertumbuhan
Gejala penting ialah pertumbuhan yang terganggu. Selain berat badan, tinggi badan
juga kurang dibandingkan dengan anak sehat.
3. Perubahan Mental
Biasanya penderita cengeng, hilang nafsu makan dan rewel. Pada stadium lanjut bisa
menjadi apatis. Kesadarannya juga bisa menurun, dan anak menjadi pasif.
4. Edema
Pada sebagian besar penderita ditemukan edema baik ringan maupun berat. Edemanya
bersifat pitting. Edema terjadi bisa disebabkan hipoalbuminemia, gangguan dinding
kapiler, dan hormonal akibat dari gangguan eliminasi ADH.
4
![Page 5: 39800547 Kwashiorkor Pada Anak](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082703/557213d9497959fc0b932b80/html5/thumbnails/5.jpg)
5. Kelainan Rambut
Perubahan rambut sering dijumpai, baik mengenai bangunnya (texture), maupun
warnanya. Sangat khas untuk penderita kwashiorkor ialah rambut kepala yang mudah
tercabut tanpa rasa sakit. Pada penderita kwashiorkor lanjut, rambut akan tampak
kusam, halus, kering, jarang dan berubah warna menjadi putih. Sering bulu mata
menjadi panjang.
6. Kelainan Kulit
Kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih
mendalam dan lebar. Sering ditemukan hiperpigmentasi dan persisikan kulit. Pada
sebagian besar penderita dtemukan perubahan kulit yang khas untuk penyakit
kwashiorkor, yaitu crazy pavement dermatosis yang merupakan bercak-bercak putih
atau merah muda dengan tepi hitam ditemukan pada bagian tubuh yang sering
mendapat tekanan. Terutama bila tekanan itu terus-menerus dan disertai kelembapan
oleh keringat atau ekskreta, seperti pada bokong, fosa politea, lutut, buku kaki, paha,
lipat paha, dan sebagainya. Perubahan kulit demikian dimulai dengan bercak-bercak
kecil merah yang dalam waktu singkat bertambah dan berpadu untuk menjadi hitam.
Pada suatu saat mengelupas dan memperlihatkan bagian-bagian yang tidak
mengandung pigmen, dibatasi oleh tepi yang masih hitam oleh hiperpigmentasi.
5
![Page 6: 39800547 Kwashiorkor Pada Anak](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082703/557213d9497959fc0b932b80/html5/thumbnails/6.jpg)
7. Kelainan Gigi dan Tulang
Pada tulang penderita kwashiorkor didapatkan dekalsifikasi, osteoporosis, dan
hambatan pertumbuhan. Sering juga ditemukan caries pada gigi penderita.
8. Kelainan Hati
Pada biopsi hati ditemukan perlemakan, bisa juga ditemukan biopsi hati yang hampir
semua sela hati mengandung vakuol lemak besar. Sering juga ditemukan tanda fibrosis,
nekrosis, da infiltrasi sel mononukleus. Perlemakan hati terjadi akibat defisiensi faktor
lipotropik.
9. Kelainan Darah dan Sumsum Tulang
Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita kwashiorkor. Bila disertai penyakit
lain, terutama infestasi parasit ( ankilostomiasis, amoebiasis) maka dapat dijumpai
anemia berat. Anemia juga terjadi disebabkan kurangnya nutrien yang penting untuk
pembentukan darah seperti Ferum, vitamin B kompleks (B12, folat, B6). Kelainan dari
pembentukan darah dari hipoplasia atau aplasia sumsum tulang disebabkan defisiensi
6
![Page 7: 39800547 Kwashiorkor Pada Anak](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082703/557213d9497959fc0b932b80/html5/thumbnails/7.jpg)
protein dan infeksi menahun. Defisiensi protein juga menyebabkan gangguan
pembentukan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya terjadi defek umunitas seluler, dan
gangguan sistem komplimen.
10. Kelainan Pankreas dan Kelenjar Lain
Di pankreas dan kebanyakan kelenjar lain seperti parotis, lakrimal, saliva dan usus
halus terjadi perlemakan.
11. Kelainan Jantung
Bisa terjadi miodegenerasi jantung dan gangguan fungsi jantung disebabkan hipokalemi
dan hipmagnesemia.
12. Kelainan Gastrointestinal
Gejala gastrointestinal merupakan gejala yang penting. Anoreksia kadang-kadang
demikian hebatnya, sehingga segala pemberian makanan ditolak dan makanan hanya
dapat diberikan dengan sonde lambung. Diare terdapat pada sebagian besar penderita.
Hal ini terjadi karena 3 masalah utama yaitu berupa infeksi atau infestasi usus,
intoleransi laktosa, dan malabsorbsi lemak. Intoleransi laktosa disebabkan defisiensi
laktase. Malabsorbsi lemak terjadi akibat defisiensi garam empedu, konyugasi hati,
defisiensi lipase pankreas, dan atrofi villi mukosa usus halus.
Gambaran klinik antara Marasmus dan Kwashiorkor sebenarnya berbeda walaupun
dapat terjadi bersama-sama (Ngastiyah, 1997)
7
![Page 8: 39800547 Kwashiorkor Pada Anak](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082703/557213d9497959fc0b932b80/html5/thumbnails/8.jpg)
Perbedaan antara marasmus dan kwashiorkor tidak dapat didefinisikan secara jelas menurut
perbedaan kurangnya asupan makanan tertentu, namun dapat teramati dari gejala yang
ditunjukkan penderita.
Marasmus Kwashiorkor
Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang
terbungkus kulit,
Wajah seperti orang tua
Cengeng, rewel
Perut cekung
Kulit keriput
Sering disertai diare kronik atau sembelit
Edema di seluruh tubuh, terutama pada
punggung kaki
Wajah membulat dan sembab
Pandangan mata sayu
Perubahan status mental: cengeng, rewel,
kadang apatis
Rambut berwarna kepirangan, kusam, dan
mudah dicabut
Otot mengecil, teramati terutama saat
berdiri dan duduk
Bercak merah coklat pada kulit, yang dapat
berubah hitam dan mengelupas
menolak segala jenis makanan (anoreksia)
Sering disertai anemia, diare, dan infeksi.
8
![Page 9: 39800547 Kwashiorkor Pada Anak](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082703/557213d9497959fc0b932b80/html5/thumbnails/9.jpg)
F. Komplikasi
Anak dengan kwashiorkor akan lebih mudah untuk terkena infeksi dikarenakan lemahnya
sistem imun. Tinggi maksimal dan kempuan potensial untuk tumbuh tidak akan pernah dapat
dicapai oleh anak dengan riwayat kwashiorkor. Bukti secara statistik mengemukakan bahwa
kwashiorkor yang terjadi pada awal kehidupan (bayi dan anak-anak) dapat menurunkan IQ
secara permanen.
G. Pengkajian FisikMeliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas,
pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan
kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit
klien dan lain-lain.
Pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to too yang meliputi: keadaan
umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital, area kepala dan wajah, dada, abdomen,
ekstremitas dan genito-urinaria.
Fokus pengkajian pada anak dengan Kwashiorkor adalah pengukuran antropometri (berat
badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas dan tebal lipatan kulit). Tanda dan gejala yang
mungkin didapatkan adalah:
- Penurunan ukuran antropometri
- Perubahan rambut (defigmentasi, kusam, kering, halus, jarang dan mudah dicabut)
- Gambaran wajah seperti orang tua (kehilangan lemak pipi), edema palpebra
- Tanda-tanda gangguan sistem pernapasan (batuk, sesak, ronchi, retraksi otot intercostal)
- Perut tampak buncit, hati teraba membesar, bising usus dapat meningkat bila terjadi
diare.
- Edema tungkai
- Kulit kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy pavement dermatosis terutama
pada bagian tubuh yang sering tertekan (bokong, fosa popliteal, lulut, ruas jari kaki, paha
dan lipat paha)
H. Pemeriksaan Penunjang
9
![Page 10: 39800547 Kwashiorkor Pada Anak](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082703/557213d9497959fc0b932b80/html5/thumbnails/10.jpg)
1. Pada pemeriksaan laboratorium, anemia selalu ditemukanterutama jenis normositik
normokrom karenaadanya gangguan sistem eritropoesis akibat hipoplasia kronis sum-
sum tulang di samping karena asupan zat besi yang kurang dalam makanan, kerusakan
hati dan gangguan absorbsi. Selain itu dapat ditemukan kadar albumin serum yang
menurun.
2. Pemeriksaan radiologis juga perlu dilakukan untuk menemukan adanya kelainan pada
paru.
I. Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan yang mungkin dapat ditemukan pada anak dengan Kwashiorkor
adalah:
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan yang tidak adekuat, anoreksia
dan diare.
Kekurangan volume cairan b/d penurunan asupan peroral dan peningkatan kehilangan
akibat diare. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d asupan protein yang tidak adekuat.
J. RENCANA KEPERAWATAN
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan yang tidak adekuat, anoreksia
dan diare (Carpenito, 2000, hal. 645-655).
Tujuan : Klien akan menunjukkan pening-katan status gizi.
Kriteria hasil :Keluarga klien dapat menjelaskan penyebab gangguan nutrisi yang dialami klien,
kebutuhan nutrisi pemulihan, susunan menu dan pengolahan makanan sehat seimbang.
Dengan bantuan perawat, keluarga klien dapat mendemonstrasikan pemberian diet (per
sonde/per oral) sesuai program dietetik.
Intervensi Rasional
10
![Page 11: 39800547 Kwashiorkor Pada Anak](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082703/557213d9497959fc0b932b80/html5/thumbnails/11.jpg)
1. Jelaskan kepada keluarga tentang penyebab malnutrisi, kebutuhan nutrisi pemulihan, susunan menu dan pengolahan makanan sehat seimbang, tunjukkan contoh jenis sumber makanan ekonomis sesuai status sosial ekonomi klien
2. Tunjukkan cara pemberian makanan per sonde, beri kesempatan keluarga untuk melakukannya sendiri.
3. Laksanakan pemberian roborans sesuai program terapi.
4. Timbang berat badan, ukur lingkar lengan atas dan tebal lipatan kulit setiap pagi.
1. Meningkatkan pemahaman keluarga tentang penyebab dan kebutuhan nutrisi untuk pemulihan klien sehingga dapat meneruskan upaya terapi dietetik yang telah diberikan selama hospitalisasi.
2. Meningkatkan partisipasi keluarga dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi klien, mempertegas peran keluarga dalam upaya pemulihan status nutrisi klien.
3. Roborans meningkatkan nafsu makan, proses absorbsi dan memenuhi defisit yang menyertai keadaan malnutrisi.
4. Menilai perkembangan masalah klien.
2). Kekurangan volume cairan tubuh b/d penurunan asupan peroral dan peningkatan kehilangan akibat diare(Carpenito, 2000, hal. 411-419).
Tujuan : Klien akan menunjukkan keadaan hidrasi yang adekuat.
Kriteria hasil: Asupan cairan adekuat sesuai kebutuhan ditambah defisit yang terjadi.
Tidak ada tanda/gejala dehidrasi (tanda-tanda vital dalam batas normal, frekuensi defekasi ≤
1 x/24 jam dengan konsistensi padat/semi padat).
Intervensi RasionalLakukan/observasi pemberian cairan per infus/sonde/oral sesuai program rehidrasi.Jelaskan kepada keluarga tentang upaya rehidrasi dan partisipasi yang diharapkan dari keluarga dalam pemeliharan patensi pemberian infus/selang sonde.Kaji perkembangan keadaan dehidarasi klien.Hitung balans cairan.
Upaya rehidrasi perlu dilakukan untuk mengatasi masalah kekurangan volume cairan.Meningkatkan pemahaman keluarga tentang upaya rehidrasi dan peran keluarga dalam pelaksanaan terpi rehidrasi.Menilai perkembangan masalah klien.Penting untuk menetapkan program rehidrasi selanjutnya.
3). Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d asupan kalori dan protein yang tidak adekuat (Carpenito, 2000, hal. 448-460).
Tujuan : Klien akan mencapai pertumbuhan dan perkembangan sesuai standar usia.Kriteria Hasil:Pertumbuhan fisik (ukuran antropometrik) sesuai standar usia.
Perkembangan motorik, bahasa/ kognitif dan personal/sosial sesuai standar usia.
11
![Page 12: 39800547 Kwashiorkor Pada Anak](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082703/557213d9497959fc0b932b80/html5/thumbnails/12.jpg)
Intervensi Rasional1. Ajarkan kepada orang tua tentang
standar pertumbuhan fisik dan tugas-tugas perkembangan sesuai usia anak.
2. Lakukan pemberian makanan/ minuman sesuai program terapi diet pemulihan.
3. Lakukan pengukuran antropo-metrik secara berkala.
4. Lakukan stimulasi tingkat perkembangan sesuai dengan usia klien.
5. Lakukan rujukan ke lembaga pendukung stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (Puskesmas/Posyandu)
1. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Diet khusus untuk pemulihan malnutrisi diprogramkan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan anak dan kemampuan toleransi sistem pencernaan.
3. Menilai perkembangan masalah klien.4. Stimulasi diperlukan untuk mengejar keterlambatan
perkembangan anak dalam aspek motorik, bahasa dan personal/sosial.
5. Mempertahankan kesinambungan program stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dengan memberdayakan sistem pendukung yang ada.
DAFTAR PUSTAKA12
![Page 13: 39800547 Kwashiorkor Pada Anak](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082703/557213d9497959fc0b932b80/html5/thumbnails/13.jpg)
Markum, A.H. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Jakarta : FKUI
Malnutrisi Energi Protein-MEP-Kwashiorkor [on-line]. Tersedia
(http://idmgarut.wordpress.com/2009/02/03/malnutrisi-energi-protein-mep-kwashiorkor/) [9
juni 2010]
Kwashiorkor. [on-line]. Tersedia http://id.wikipedia.org/wiki/Kwashiorkor [9 juni 2010]
Rhamnosa. 2006. Gizi Buruk. [on-line]. Tersedia
http://rhamnosa.wordpress.com/2006/02/01/gizi-buruk-bisa-karena-biasa/ [10 Juni 2010]
13