81349006 Laporan Praktikum Faal Pemeriksaan Darah

17
LAPORAN PRAKTIKUM FAAL PEMERIKSAAN DARAH (HAEMOGLOBIN, HEMATOKRIT DAN WAKTU PERDARAHAN/PEMBEKUAN) A. Pemeriksaan Haemoglobin 1. Tujuan : Mahasiswa mengetahui cara melakukan haemoglobin dalam darah. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan hemoglobin dalam darah dengan metode sahli dan talquist. 2. Cara kerja a. Persiapan alat dan bahan yang digunakan. Jarum Franche / Lanset Kapas alkohol Pipet hisap Pipet penetes Larutan HCL 0,1 Nyeri Aquadest Satu set hemometer sahli Satu set hemometer Talquist b. Cara pengambilan darah Darah yang diperlukan untuk pemeriksaan ini hanya sedikit dan diambil dari darah yang menetes dari ujung jari setelah ditusuk. Untuk menghemat waktu dan banyaknya tusukan, maka pengambilan darah dilakukan sekaligus untuk kedua metode. Sebelum ditusuk, peredaran darah diperlancar dengan mengayun-ayunkan

Transcript of 81349006 Laporan Praktikum Faal Pemeriksaan Darah

Page 1: 81349006 Laporan Praktikum Faal Pemeriksaan Darah

LAPORAN PRAKTIKUM FAAL PEMERIKSAAN DARAH

(HAEMOGLOBIN, HEMATOKRIT DAN WAKTU

PERDARAHAN/PEMBEKUAN)

A. Pemeriksaan Haemoglobin

1. Tujuan :

Mahasiswa mengetahui cara melakukan haemoglobin dalam darah.

Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan hemoglobin dalam darah

dengan metode sahli dan talquist.

2. Cara kerja

a. Persiapan alat dan bahan yang digunakan.

Jarum Franche / Lanset

Kapas alkohol

Pipet hisap

Pipet penetes

Larutan HCL 0,1 Nyeri

Aquadest

Satu set hemometer sahli

Satu set hemometer Talquist

b. Cara pengambilan darah

Darah yang diperlukan untuk pemeriksaan ini hanya sedikit dan diambil dari

darah yang menetes dari ujung jari setelah ditusuk. Untuk menghemat waktu dan

banyaknya tusukan, maka pengambilan darah dilakukan sekaligus untuk kedua

metode. Sebelum ditusuk, peredaran darah diperlancar dengan mengayun-

ayunkan tangan dan memijat jari yang akan ditusuk. Untuk membatasi penjalaran

infeksi yang mungkin timbul, tusukan dilakukan pada II – IV jari. Setelah

ditusuk, darah harus dapat keluar dengan spontan dan jari tidak boleh dipijat-pijat

lagi karena nanti cairan jaringan akan ikut keluar yang akan mengencerkan darah.

Page 2: 81349006 Laporan Praktikum Faal Pemeriksaan Darah

c. Cara pemeriksaan hemoglobin dengan metode Sahli

a) Tabung diisi dulu dengan 0,1 Nyeri HCL sampai tanda/angka 2 (1/2 – 1 cc),

kemudian darah diisap dengan pipet sampai tanda 20 dan sebelum menjendal

segera dihembuskan kedalam tabung. Untuk membersihkan sisa-sisa darah

didalam pipet, maka HCL didalam tabung diisap dan dihembuskan kembali

sampai tiga kali.

b) Ditunggu dahulu sampai 1 – 2 menit, berturut-turut akan terjadi hemolisis

eritrosit, dan Hb yang keluar akan dipecah menjadi hem dan globin.

Kemudian hem dengan HCL akan membentuk hematin HCL, hematin HCL

merupakan suatu senyawa yang lebih stabil di udara dari pada Hb dan

berwarna coklat.

c) Dengan pipet penetes, hematin HCL diencerkan sampai waernanya sesuai

dengan warna standar. Metoda ini banyak dipakai didalam klinik dan rumah

sakit.

d. Cara pemeriksaan Hemoglobin dengan metode Talquist

a) Darah diisap dengan kertas isap sampai meresap betul dan ditunggu 1- 2

menit sampai semua Hb menjadi HbO2 (yang warnanya lebuh tua) dan

sampai menjadi suram.

b) Kemudian bercak merah yang terjadi ditempatkan dibawah lubang dari skala

berwarna untuk disamakan. Pembacaan hanya dapat dilakukan pada siang

hari (cahaya matahari). Perincian dan pembagian skala (dibandingkan dengan

metode sahli ): 100 % = 16 gram/100 ml. Cara ini tdak teliti dan hanya

dipergunakan untuk mengetahui kekurangan Hb secara kasar saja.

3. Hasil Pemeriksaan

a. Probandus:

Nama : Resdi Budaya

Umur : 27 tahun

Jenis Kelamin : laki-laki

Bangsa : Indonesia

Tinggi Badan : 166 Cm

Berat Badan : 72 Kg

Page 3: 81349006 Laporan Praktikum Faal Pemeriksaan Darah

Darah diambil dari : jari IV tangan kiri

Kadar Hb dengan sahli : 13 gr %

Kadar Hb dengan Talquist : 80 %

Index warna : dengan ketentuan

Hb normal laki-laki : 15 g% = 100%

Eritrosit normal : 4,5 juta = 100%

Hb: 13/15 X 100% = 86,6 %

Maka indeks warnanya = 86,6 / 100 = 0,866 (lebih kecil dari 1) menunjukkan

kemungkinan kekurangan Hb dalam eritrosit yang biasanya disebabkan oleh

kekurangan Fe.

4. Pembahasan

Kadar Hb dalam darah sangat tergantung pada jenis kelamin dan umur seseorang.

Pada perempuan, kadar Hb normal berkisar antara 12-16 gr% sedangkan pada

laki-laki berkisar antara 13-18 gr%. Nilai normal tersebut masih dipengaruhi oleh

jenis alat yang digunakn untuk memeriksa. Pemeriksaan yang dilakukan pada

probandus menunjukkan bahwa Hb probandus dalam batas normal. Sedangkan

dengan metode talquist didapatkan Hb probandus adalah 80 %. Apabila

dilakukan perbandingan dengan hasil Hb menggunakan sahli, ternyata

pemeriksaan dengan metode talquist tidak menggambarkan hasil yang sesuai. Hal

ini terjdi karena metode ini memang kurang akurat dan menentukan jumlah HB

namun hanya untuk menentukan adanya penurunan Hb secara kasaar. Meskipun

tidak dilkukan pemeriksaan eritrosit, namun pada probandus dilakukan harga

indeks warna dengan asumsi bahwa jumlah eritrositnya normal. Dari perhitungan

yang dilakukan, ternyata indeks warna adalah kurang dari 1 (0,866). Apabila

asumsi tersebut benar, maka pada probandus terdapat eritrosit mikrositer. Namun

karena eritrositnya tidak diperiksa, maka harga indeks warna tersebut tidak

merupakan nilai yang akurat.

Page 4: 81349006 Laporan Praktikum Faal Pemeriksaan Darah

B. Pemeriksaan Hematokrit

1. Tujuan :

a. Mahasiswa mengetahui cara melakukan pemeriksaan hematokrit dalam darah.

b. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan hematokrit dalam darah.

2. Cara Kerja

a. persiapan alat dan bahan yang digunakan :

Jarum franche/lanset

Kapas alkohol

Pipa kapiler yang sudah dikalibrasi dan mengandung

heparin

Dempul untuk menutup pipa kapiler

centrifuge

b. Cara pengambilan darah

Sebelum dilakukan penusukan pada ujung jari,

peredaran darah diperlancar dengan cara diayun-ayunkan atau dipijit-pijit.

Jari yang dipilih untuk ditusuk adalah jari IV tangan

kiri untuk membatasi penjalaran infeksi yang mungkin timbul sesudah

penusukan.

Sebelum ditusuk dilakukan desinfeksi pada ujung jari

dengan kapas alkohol.

Ujung njari yang sudah di desinfeksi ditusuk satu kali

menggunakn lanset dengan sedikit tekanan untuk mengurangi rasa sakit.

Setelah darah keluar dibiarkan mengalir

tanpadilakukan pemijitan, sebab pemijitan menyebabkan cairn jaringan

ikut keluar dan akan mengencerkan darah yang akan diperiksa sehingga

hasilnya tidak akurat. Pipa kapiler yang sudah dikalibrasi dan

mengandung heparin pada ujung bertanda merah diletakkan pada darah

yang keluar dari ujung jari dengan posisi condong kira-kira membentuk

sudut 45 o.

Page 5: 81349006 Laporan Praktikum Faal Pemeriksaan Darah

darah secara spontan akan masuk kedalam pipa

kapiler. Apabila darah sampai ke tanda yang ada pipa kapiler tersebut,

pipa kapiler ditutup dengan ujung jari telunjuk pemeriksa.

Pada ujung bawah pipa kapiler dibenamkan didempul

secukupnya agar pipa tertutup

Pengambilan darah dengan pipa kapiler dilakukan 3 X

sehingga memperoleh 3 tabung kapiler darah.

c. Cara pemeriksaan :

Ketiga tabung kapiler yang berisi darah tadi diletakkan

di sentrifuge khusus hematokrit dengan bagian ujung berdempul

menghadap ke tepi.

Sentrifuge ditutup dan tombol diputar sampai

maksimal (sesuai dengan waktu pemutaran yang dikehendaki).

Setelah waktu yang dikehendaki tercapai, sentrifuge

akan berhenti sendiri, kemudian buka tutup sentrifuge dan ambil tabung

kapiler yang telah di sentrifuge.

Selanjutnya skala yang menunjukkan panjang kolom

yang berisi eritrosit dibaca dengan menggunakan penggaris. Caranya,

posisi dempul penutup pipa kapiler disamakan pada titik nol, kemudian

baca pada ukuran mm. Nilai hematokrit diperoleh dengan membagi

panjang skala eritrosit dengan panjang seluruh komponen darah pada pipa

kapiler dalam %.

Hasil peeriksaan ditulis pada laporan yang tersedia.

3. Hasil pemeriksaan

Probandus :

Nama : Melki Sedek Landi

Umur : 25 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Darah diambil dari : jari IV tangan kiri.

Hasil pembacaan : I : 42 %

II : 42 %

Page 6: 81349006 Laporan Praktikum Faal Pemeriksaan Darah

III: 42 %

4. Pembahasan

Pemeriksaan hematokrit merupakan pengukuran elemen padat darah terhadap

total darah yang dinyatakan sebagai persen. Pada kondisi penyakit tertentu,

misalnya pada penyakit DHF, dehidrasi, dll, nilainuya berubah secara drastis

sehingga pemeriksaan ini dapat dimanfaatkan untuk menegakkan diagnosa. Nilai

normal hematokrit dibedakan berdasarkan jenis kelamin, dimana pada laki-laki

berkisar 40 – 54 % dan perempuan berkisar 38 – 47 %. Karena dalam praktik

diklinik pemeriksaan ini kadang tidak dilakukan dengan manual, maka nilai

normal tersebut masih dipengaruhi juga oleh jenis alat yang digunakan. Dilihat

dari angka hasil yang didapat dari pemeriksaan in maka nilai hematokrit

probandus berada dalam batas normal.

5. Kesimpulan

Pemeriksaan hemoglobin dan pemeriksaan hematokit darah merupakan

pemeriksaan darah rutin yang paling dasar untuk mengetahui ada tidaknya

anemia dan menentukan tingkat kepekatan darah seseorang. Pemeriksaan

hemoglobin yang paling sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan

metode sahli dimana pemeriksaan ini tidak menggunakan waktu yang lama dan

menggunakan peralatan yang sederhana. Meskipunntingkat akurasinya agak

rendah, namun metode ini dapat dilakukan pada layanan kesehatan primer

misalnya di puskesmas atau balai pengobatan untuk screning menemukan

nadanya anemia. Pemeriksaan hematokrit hingga saat ini masih dipergunakan

untuk indikator adanya penurunan kekentalan darah pada kasus-kasus penyakit

tertentu, misalnya DHF atau dehidrasi.pemeriksaan yang sederhana dan relatif

singkat ini dapat memberikan gambaran kondisi darah pasien dalam waktu yang

relatif cepat sehingga pertoongan yang diperlukan dapat segera dilakukan.

6. Jawaban Pertanyaan

1) Sel-sel yang membentuk lapisan paling atas pada kolom sel yang ada adalah

PLASMA

Page 7: 81349006 Laporan Praktikum Faal Pemeriksaan Darah

2) Hematokrit berubah secara nyata pada penyakit Dengue Haemorhagic Fever

(DHF), Dengue Fever, Dehidrasi, Anemia.

3) Sumber kesalahan pengukuran hematokrit adlah :

Memijit jari saat mengeluarkan darah sehingga darah menjadi lebih encer

dan hasilm hematokrit tidak akurat.

Dempul penutup pipa kapiler terlalu sedikit sehingga saat disentrifuge

penutup lepas dan darah keluar.

Saat mengukur pada penggaris dempul tidak dilepaskan pada angka 0

sehingga hasil hematoktrit yang dibaca tidak sesuai.

C. Pemeriksaan waktu perdarahan dan pembekuan

1. Tujuan

Menentukan waktu perdarahan

Menentukan waktu penjendalan darah.

a. Perdarahan

Apabila pembuluh darah terputus, maka darah akan keluar darai pembuluh

darah. Kehilangan darah ini dapat keluar badan atau masuk kedalam

jaringan-jaringan dan ruangan-ruangan didalam badan. Perdarahan bisa

arteria, vena atau perdarahan kapiler, tergantung pembuluh mana yang

terkena. Perdarahan itu akan terhenti dengan sendirinya melalui mekanisme

sebagai berikut : 1) konstriksi vasa ditempat perdarahan yang dapat

berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam. Aliran darah dapat terus

berlangsung melalui pembuluh darah kolateral yang tidak rusak. Konstriksi

vasa ini melawan tekanan didalam pembuluh darah. Apabila nanti

pemb.darah ini mengalami dilatasi darah sudah tidak keluar lagi, karena

darah dicegah oleh mekanisme lain (trombosit, penjendalan). 2) trombosit

melekat pada endotel pada tepi-tepi pembuluh yang rusak hingga pembuluh

darah yang terputus lumennya menjadi sempit. 3) penjendalan darah akan

menutup pembuluh darah yang terputus.

b. Penjendalan darah

Teori tentang proses penjendalan yang dapat diterima adalah teori Morawitz.

Teori ini mengatakan bahwa bila trombosit menyentuh (kontak) dengan

Page 8: 81349006 Laporan Praktikum Faal Pemeriksaan Darah

benda asing misalnya permukaan yang basah dengan air, trombosit akan

pecah dan akan mengeluarkan tromboplastin yang bereaksi dengan ion Ca

dalam darah dan protrombin (yang dibuat didalam hepar) untuk membentuk

trombin. Teori lain mengatakan bahwa proses penjendalan darah barangkali

merupakan reaksi berantai dimana sembilan faktor yang ada didalam darah

iut serta (Biggs dan Macfarlane 1957).

2. Cara kerja

a. Waktu perdarahan

- alat dan bahan :

1. jarum franche

2. gelas preparat

3. alkohol dan kapas

4. jarum

5. Arloji

6. kertas saring

- Cara kerja :

( daerah yang ditusuk adalah dijari IV kanan, dan bukan padadaun telinga seperti

pada buku petunjuk ). Bersihkan ujung jari dengan alkohol dan kapas, setelah kering

tusuklah daerah tersebut dengan jarum franche yang cukup dalam (kurang lebih 4

mm). Catatlah waktu darah terlihat pertamakali keluar. Tiap-tiap setengah menit

tetesan darah berikutnya dihisap hati-hati dengan kertas saring sehingga tidak

mengenai kulit/lukanya. Waktu akhir akhir tecapai jika tidak ada darah lagi yang

keluar.

b. Waktu Penjendalan

bersihkan ujung jari dengan kapas alkohol dan pijit-pijitlah jari tersebut pada

pangkalnya sambil menanti keringnya. Tusuklah jari tersebut dengan jarum franche

kira-kira sedalam 4 mm. Setelah darah keluar teteskan darah tersebut pada gelas

preparat yang bersih (jangan sampai jari menempel pada gelas) 2 x sedemikian rupa

pada 2 tempat dengan diameter 5 mm. Tiap 30 detik masukkan ujung jarum kedalam

tetesan darah pada gelas preparat dan angkat lagi ujung jarum keluar dari tetesan

Page 9: 81349006 Laporan Praktikum Faal Pemeriksaan Darah

darah. Ctatlah waktu pertamakali terjadi terikan benang-benang fibrin pada ujung

jarum.

Segera setelah terjadinya tarikan benang fibrin pada tetesan I, kerjakan juga pada

tetesan ke II, untuk kontrol. Bila pada tetesan kedua belum terjadi benang-benang

fibrin, maka teruskanlah pada tetesan kedua tiap 30 detik sampai terjadi benang-

benang fibrin. Dan yang dianggap betul adalah waktu terjadinya benang-benang

fibrin pada tetesan ke II ini.

3. Hasil pemeriksaan

Nama probandus : Derison MarsinovaUmur : 32 tahun Jenis Kelamin : Laki-lakiBangsa : IndonesiaTinggi Badan : 170 cmBerat badan : 74 kg

Darah diambil dari : Jari IV tangan kananWaktu Perdarahan :

Darah terlihat pertamakali pukul : 08.50 WIB Tetesan pertama kali sebesar : 1,8 cm Darah tidak keluar lagi pukul : 08.53 WIB Waktu Perdarahan : 3 menit.

Waktu Penjendalan darah : Darah pertamakali keluar pukul : 09.00 WIB Waktu pertamakali terjadi tarikan benang-benang fibrin; pada tetesan I pukul

09.09 WIB Waktu pertamakali terjadi tarikan benang-benang fibrin; pada tetesan II pukul

09.04 WIB Waktu penjendalan darah : 4 menit

Kesimpulan : Waktu perdarahan normal (3 menit). Waktu penjendalan darah normal (4 menit).

Pembahasan :Masa perdarahan mengukur hemostasis dan koagulasi. Masa

perdarahantergantung atas : ketepatgunaan cairan jaringan dalam memacu koagulasi,

fungsi kapiler dan trombosit. Pemeriksaan ini terutama mengenai trombosit : jumlah,

kemampuan untuk adhesi pada sub endotelium dan membentuk agregasi. Bila jumlah

trombosit kurang dari 100.000/mmk dan ada disfungsi trombosit maka masa

perdarahan memanjang.

Page 10: 81349006 Laporan Praktikum Faal Pemeriksaan Darah

DAFTAR PUSTAKA

Frances K. Widman, Tinjauan Klinis atas hasil pemeriksaanLaboratorium, EGC Jakarta 1995

Guyton, A.C, 1997, Buku ajar Fisiologi kedokteran, Edisi 9, EGC jakarta

…………, 2004 petunjuk praktikum ilmu Faal, bagian ilmu Faal FK UGM, yogyakarta

………, Tuntunan Praktikum Patologi Klinik, bagian Laboratorium Patologi Klinik

FK UGM, Yogyakarta 2004.

Page 11: 81349006 Laporan Praktikum Faal Pemeriksaan Darah

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU FAAL

PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN,HEMATOKRIT, WAKTU PERDARAHAN DAN

WAKTU PENJENDALAN DARAH

Tanggal praktikum : 13 April 2004

OLEH:

RESDI BUDAYANIM. 03/168085/EIK/00325

Page 12: 81349006 Laporan Praktikum Faal Pemeriksaan Darah

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA2004