ANALISIS KECELAKAAN REAKTIVITAS DENGAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
Transcript of ANALISIS KECELAKAAN REAKTIVITAS DENGAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
ISSN OS5~-5n8 .-lnul1si5}·:ecdokaan f(co/ah';tos.)"Urial1 Pin em
ANALISIS KECELAKAAN REAKTIVITAS DENGAN PEMODELAN
NEUTRONIK
Surian Pinem, Tagor Malem Sembi ring
Pusat Pengembangan Teknologi Reaktor Riset-Batan
ABSTRAK
ANALISIS KECELAKAAN REAKTIVITAS DENGAN PEMODELAN NEUTRONIK.
Pemodelan neutronik untuk analisis kecelakaan reaktivitas sangat penting untuk keselamatan
operasi reactor. Perhitungan dilakukan dengan tiga model dinamik yaitu model kinetika titik,
adiabatic dan quasi-statik dan dibandingkan satu sarna lain. Insersi reaktivitas dilakukan pada
daya reactor I MW, 15 MW dan 30 MW sehingga dapat diketahui berapa maksimum reaktivitas
yang dapat diinsersi untuk kese]amatan operasi reactor. Untuk insersi 0,0368 $!s pada I MW
amplitude maksimum adalah 1,14, insersi 0,01589 $!s pad a daya 15 MW kenaikan daya 1,65
MW, insersi reaktivitas 0,0169 $!s pada daya 30 MW kenaikan daya 4,2 MW. Hasil
perhitungan menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti antara ke tiga model neutronik
yang dilakukan.
ABSTRACK
ANALISYS OF REACTIVITY ACCIDENT WITH NEUTRONIC MODELLING.
Neutronic modelling for reactivity accident analysis is very impol1ant for reactor operation safety.
Calculation was performed with three dynamic models, i.e., the point kinetic, adiabatic and
quasi-static and compared each other. Reactivity insertion performed at reactor power of I MW,
15 MW and 30 MW so it can determined maximum reactivity insertion to the core for the
safety of reactor operation safety. Reactivity insertion 0.0368 $!s at 1 MW has maximum
amplitude 1.14, reactivity insertion 0.01589 $!s at 15 MW has power increase 1.65 MW and
reactivity insertion 0.0169 $!s at 30 M W power increase is 4.2 MW. Calculation results of
three neutronic dynamic models that was used show no signification deviation.
PENDAHULUAN
Fenomena dinamika di dalam reaktor nuklir sangat penting untuk keselamatan
operasi reaktor. Secara eksprimen sangat sulit dilakukan untuk reaktor RSG-GAS. Untuk
itu diperlukan suatu program komputer untuk menganalisis secara cepat dan akurat.
Selama ini untuk analisis dinamik untuk neutronik digunakan program POKDYN[J].
198
I'rosidll1g Scminor lIasil I'cnclirianl'llRRTall1/11HiO"
ISSN 0854-5278
Program POKOYN menyelesaikan pesamaan kinetika titik reaktor gayut waktu dengan
metode Cohen[l].
Oalam makalah ini akan dilakukan analisis insersi reaktivitas dengan model
adiabatic, quasi-statik dan dibandingkan dengan model kinetika titik. Analisis dilakukan
dengan insersi reaktivitas pad a beberapa daya reaktor. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh berapa nilai maksimum batang kendali yang akan ditarik sehingga tidak
melebihi batas keselamatan.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan ketiga model tersebut,
persoa]an difusi neutron banyak kelompok gayut waktu diselesaikan dengan pendekatan
faktorisasi fluks, dimana fluks neutron gayut waktu dibagi kedalam amplitude gayut
waktu dan fungsi bentuk. Dalam perhitungan ini juga dilakukan perhitungan
thermal-hydraulik. Penambahan reaktivitas untuk memicu kritikalitas transien
disimulasi dengan pel1urbasi tam pang lintang neutron yang sangat akurat untuk
penambahan reaktivitas yang besar dengan menarik batang kendali. Untuk itu perlu
dilakukan preparasi tampang lintang neutron untuk kondisis awal dan kondisi perturbasi.
TEOR!
Model Neutronik
Persamaan difusi neutron gayut waktu untuk beberapa kelompok energl
umumnya ditulis sebagai berikut[2]:
G
1 8(A (r,t) =VDg(r,t)V (A (r,t) - "'ir/r,t)(A(r,t) +L"'irg'->g(r,t)rjJg'(r,t)v at g =1 .g
.......... (1)
199
ISSN ()85~·5278 Allalisis}·:aelakaall /leak/in/asS'uriun PilU!111
Persamaan yang berhubungan dengan kerapatan precursor neutron kasip adalah,
aCk(r,t) = ""v L(r,/)¢(r,t)-AkCk(r,/), k = 1, ,K .at ~ dkK fK K
...... (2)
Bentuk pertama dan kedua sebelah kanan persamaan (1) masing-masing
kehilangan neutron dalam bentuk kebocoran dan perpindahan dari kelompok energi g.
Sementara bentuk ke tiga, ke empat dan ke linUimasing-masing produksi neutron dari
kelompok ham buran, fisi serempak dan neutron kasip. Bentuk pertama dan kedua
sebelah kanan persamaan (2) masing-masing produksi precursor dari reaksi fisi dan
perpindahan melalui proses peJuruhan. Dalam persamaan diatas digunakan parameter
nuklir dasar masing-masing Vd dan Xd untuk nelltron kasip dan vp dan XP untuk neutron
serempak.
FJuks faktorisasi dibuat kedalam bentuk fluks neutron gayut waktu dalam:
¢~(r) = p(/)\f'~(r,/),p(O) = I.. ••••••••••• 00 ••••••• 00 ••••••••••••••••••••••• 00 •• (3)
dengan pet) adalah amplitudo gayut waktll dan I.f'~fungsi bentllk. Agar lebih baik fungsi
bentuk dibuat dengan batasan,
••••• oo,u, •••••••••••••••••••••••••••••••••••• ( 4)
dengan ¢; (1',0) adalah fluks neutron adjoint awal. Dengan menggunakan persamaan
(3) dan (4) dengan hasil teori pertllrbasi, persamaan (1) dan (2) dapat dibagi kedalam dua
persamaan yang ekivalen, satu untuk fungsi amplitudo,
K
dp(t) = pet) - f3(t) p(t) + IAkCkdt A(t) k=1
dC k (t) = f3k (t) P (t) - AkC k (t)dt A (t )
k = 1, , K
............................................. (5)
............................... (6).........~ .
Persamaan kedua adalah perhitllngan fllngsi bentuk[2,3],
200
Pro_Heling Sel11111Ur j lasi!l'enc!iriul1 P ~rRRTa/1I111 :nn./
ISSN 0854-5278
G
+ ~ L, (r,/)\fI, (r,/)~ r~ -+1: gi=!
G
+ .....~ V L " (r 1)\fI (r I)1\-f'):L...., p): j):-+):' ): ,g =1
K
+ l:XdkgAkCk(r,/), g = I, ,G (7)k=1
Integral parameter kinetik persamaan (5) dan (6) didefenisikan sebagai,
I G (i
fJk (1) == - f~ ¢,~(r.O)x Ik..~ V Ik L (r,/)\fI (r./)dV (8)F(/) L....,.- . , ~ L...., ,): N g):=1 ,C=1
K
fJ(1) == l:fJk(1)k=1
............................................................ (9)
...................................... (10)
1 (i I (i
p(/) == - fl:¢; (r,O)Lr. (r,/)\fI c (r./)dV +- fl:¢; (r.O)~F(/) g=1 .. c. F(t) g=1 .
......................(II)
.................................... ( 12)
Model Reaktor Titik
Pendekatan sederhana untuk persamaan (7) adalah model reaktor titik. Dalam
model ini fungsi bentuk \fIg(r,t) dianggap konstan dengan waktu.
\fIg(r,t)~\fI g(r,O)(konstan) ........................................... ( 13)
Kemudian tidak diperlukan penyelesaian persamaan (7) secara keseluruhan. Fungsi
bentuk awal \fIg(r,O) digunakan untuk semua perhitungan parameter kinetik yang
diberikan persamaan (8) sampai (12). Ketelitian model reaktor titik tergantung deviasi
\fIg(r,t) dari \fIg(r,O) khususnya di daerah dimana fluks neutron adjoint tinggi.
201
ISSN 085-1-5278
Model Adiabatik
.'Jnali.H.\'A:c!celaJaul1l R('ukl/H/OJ.
Suriun PW('III
Dalam model adiabatik, pertama, perbedaan antara spektrum neutron kasip dan
neutron serempak diabaikan. Dengan kata lain, neutron serempak dari precursor
dianggap lahir pada waktu yang sama dengan neutron serempak. Kedua, semua turunan
waktu dari amplitudo dan fungsi bentuk diabaikan. Untuk itu, persamaan (7) dapat
disederhanakan sebagai berikut[ 4,5]:G
\7 DK (r,t).\7\f1g (r,t) - Lrg (r,t)\fIgCr,t)+ I L,g ....•g(r,t)\fIK (r,t)II =1
...................................... ( I 4)
dengan ketrpada persamaan( 14) factor perkalian efektif setelah perturbasi terjadi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tiga model dinamik digunakan untuk analisis insersi reaktivitas untuk teras
RSG-GAS. Insersi reaktivitas disimulasi dengan menarik semua batang kendali dengan
reaktivitas 0,0368 $/s dengan daya awal IMW. Hasil insersi reaktivitas ditunjukkan
dalam Gambar 1. Fungsi amplitudo yang diperoleh selama transien ditunjukkan Gambar
2. Hasil insersi ini juga dibandingkan dengan hasil EUREKA-2 dan POKDYN seperti
yang ditunjukkan dalam Tabel 1. Hasil menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan
yangjauh antara keempat perhitungan.
Tabel J. Perbadingan Ana/isis /nsersi Reaktivitas pada Daya J MW
Waktu (s)EUREKA-2POKDYNADIABATIKQUASI-STATIKKINETIKA
TITIK0,0
1,001,001,001,001,00
5,0
1,201,401,371,351,36
202
-- Model Kinetika litik
-- .. Model Quasi-Statik
- Model Adiabatik
Prosidil1g Seminar J/o.\'i/ PCl1elition P_"TRRT"!1II112nn.J
0.20
0.15 -0_._0.10 --.-- -0
~If)
0.05 _d·_
,£; .;;-.;:; O.00 ~_-o_. __.:.:
IVQ)a::-0.05 ----
-0.10 .-0.15 --
0
20
40 60 80 100
ISSN 0854-5278
Waktu (s)
Gambar 1. Insersi Reaktivitas sebesar 0,0368 Sf:; dengan daya awal I MW
2.00
1.801.601.40
o-.:I 1 20~ .:E: 1 00Co .
~ 0.800.600.40
0.20 .0.00
.............. )
- fVbdel Kinetika Titik
.---. fVbdel Quasi-Statik
- fVbdel Adiabatik
I
I
o 20 40 60
Waktu (s)
80 100
Gambar 2. Fungsi Amplituda dengan Daya Awal 1 MW dengan insersi 0,0368 $/s
Selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui berapa insersi maksimum
yang dilakukan untuk sehingga tidak melebihi data 1,14. Analisis dilakukan pada daya
15 MW dan daya nominal 30 MW. Insersi maksimum yang dapat dilakukan dengan
203
!Jrosidmg ,"'''/1111101' lIasi/ !'cl1r!"icl11 /':rNJ.:.J,1/1I111 ::r)()-!
ISSN ()85~-5~78
Untuk daya nominal 30 MW insersi maksimum yang dapat dilakukan adalah
0,0169 $/s seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 5. Perubahan fungsi amplituda
selama transien ditunjukkan dalam Gambar 6. Fungsi amplituda awaJ ] pad a gambar
sarna dengan daya 30 MW, jadi dengan insersi reaktivitas ada kenaikan daya sebesar 4,2
MW.
0.10
0.08-- Model Kinetika Titik
."...-..- Modek Quasi-Statik
-- Model Adiabatik
§: 0.06CII
0.04J!!.;:+J 0.02..II::ro(1)a:: 0.00
-0.02-0.04
o 20 40 60 80 100
Waktu (5)
Gambar 5. Perubahan Reaktivitas Selama Tansient Dengan Daya Awal 30 MW
- Model Kinetika Titik
- Model Quasi-Statik
- Model Adiabatik
1.161.14
1.12
o 1.10-g 1.08.•...•
';'1.06E 1.04
~ 1.021.00
0.98 ,i0.96,i
o 20 40 60 80 100
Waktu (5)
Gambar 6. Fungsi Amplituda dengan Daya Awal 30 MW
205
Alw!i.t;j,\l\cn:lak(ulJ1 Re£lAlInlaS.
,,<;11,.,011 !'/Hem
penarikan batang kendali adalah 0,01589 $/s seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 3
dan fungsi amplitudo selama transien ditunjukkan pada Gambar 4. Angka 1 pad a
Gambar 4 sarna dengan 15 MW, jadi ada kenaikan daya sekitar 1,65 MW seJama 5 sekon.
Hasil yang diperoleh menunjukkan tidak ada perbedaan antara medel adiabatic,
quasi-statik dibandingkan dengan model kinetika titik.
0.100
0.080 ._ 0.060
~If)0.040.!S .:;•• 0.020""
ra4)D::: 0.000
- Model Kinetika Titik
__ - Model Quasi-Statik
- Model Adiabatik
-0.020
-0.040o 20 40 60 80 100
Waktu (5)
Gambar 3. Perubahan Reaktivitas Selama Tansient Dengan Daya Awal 15 MW
.--.--..---.---.--.-- -----l!
i
iI
'1j
IIi
I
j -- Model Kinetika litik-- Model Quasi-Statik
I __ Model Adiabatik
1.16
1.14
1.12
1.10o-g 1.08:: 1 06Q. .
~ 1.041.02
1.00
0.98
0.96
o 20 40 60
Waktu (s)
80 100
Gambar 4. Fungsi Amplituda dengan DayaAwal15 MW
204
ISSN 0854-5278
KESIMPULAN
AnahsisA"C!cclaklJWl Reak/in/as.
s.$~rianPil7c/11
PemodeJan neutronik untuk analisis kecelakaan reaktivitas telah dilakukan
dengan simulasi penarikan batang kendali. Hasil analisis kecelakaan reaktivitas dengan
menggunakan model adiabatic, quasi-statik dan kinetika titik tidak menunjukkan
perbedaan sehingga ketiga model ini dapat digunakan untuk analisis kecelakaan
reaktivitas.
DAFTAR PUATAKA
I. TUKIRAN, SURIAN PINEM," Program POKDYN Untuk Analisis Dinamik
RSG-GAS", Komputasi Da]am Sains dan Teknologi Nuklir, SATAN, Jakarta,
1995
2. OTT, K.O. and NEUHOLD. R.L'·NlIclear Reaktor Dynamics", ANS, 1985
3. SELL, G. I. and GLASSTONE, S.,'·Nuclear Reaktor Theory",Van Nostrand
Reinhold Company, 1970
4. HENRY, A. F.,"NucI. Sci. Engng. 3, 1958
5. HENRY, A. F. and CURLEE, N. J,"NucI. Sci. Engng. 4, 1958
DISKUSI
L Penanya: M, Dhandhang Purwadi
Pertanvaan :
Dalam perhitllngan amplitude sebagai fungsi waktu, terlihat adanya perbedaan hasil
perhitungan MTR DYN untuk tiga metode (point kinetic, adiabatic, quasi static)
yang ada, terutama setelah 18 detik. Dapatkah anda menjelaskan perbedaan tersebut
dan mana metode yang kira-kira lebih solid?
206
Prosld/l1g Semll1ar lleud l'el1t!/iI/(111 j'_"'JRN.Ta11l1l1200.f
Jawaban :
ISSN 085-1·5278
Model quasi static dan adiabatic memberikan hasil yang lebih baik, karena model ini
sangat akurat untuk peramalan eksekusi daya
2. Penanya: Suroso
Pertanvaan :
a. Manfaat lain apa yang bisa diperoleh dengan penggunaan software tersebut jika
hasilnya dibanding dengan software yang sudah ada tidak jauh berbeda
b. Hasil dari software yang mana yang diyakini punya hasil peringkat keyakinan
yang tinggi
Jawaban :
Software ini mempunyai akurasi yang tinggi karena memperhitungkan faktor teras
reaktor, sementara yang lain hanya dengan versi reaktivitas
3. Penanya: Yusi Eko Yulianto
PeI1anyaan :
Pemodelan dengan menggunakan code ini. apakah dapat lebih diimplementasikan ke
model RSG-GAS
Jawaban :
Code ini akan diubah sehingga cocok untuk analisis dinamik RSG-GAS
4. Penanya: Sri Kuntjoro
Pertanyaan :
Apa keistimewaan model Quasi static dan adiabatic
Jawaban:
Model quasi static dan adiabatic mempunyai akurasi yang lebih baik dalam
mengestimasi nilai reaktivitas input dan memberikan ketepatan dalam peramalan
eksekusi tenaga.
207