Apresiasi Puisi - Sajak Sajak Kepada M
-
Upload
arrival-sentosa -
Category
Art & Photos
-
view
100 -
download
3
Transcript of Apresiasi Puisi - Sajak Sajak Kepada M
Apresiasi Puisi
Nama : Arrival Dwi Sentosa
Kelas : XII RPL 1
Judul : Sajak – Sajak Kepada M
Pengarang : Agus Noor
Tema : Puisi ini bertemakan tentang Seseorang yang ditinggalkan oleh
Kekasihnya, dan tetap terus mendoakan kekasihnya tersebut walaupun dia sudah ditinggalkan oleh kekasihnya. Terlihat mulai
pada bait ke-4.
DIKSI No Bait Baris Denotatif Konotatif
1 Ke-1 Ke-1 Duka hanyalah mentega yang
meleleh di penggorengan panas
Ke-2 Sajak ini doa, tangan yang
menampung luka
Ke-3 Yang menjagamu, agar kau tak pernah sendirian
Ke-4 Dan ditinggalkan
2 Ke-2 Ke-1 Mencintaimu merupakan caraku berdoa setiap hari
Ke-2 Untuk semua kebahagiaan kita
Ke-3 Kupandangi langit lembut itu
Ke-4 Seakan berada dalam keluasan matamu
Ke-5 Dan kutemukan sebuah dunia
Ke-6 Yang lebih ajaib dari surga
3 Ke-3 Ke-1 Kekasihku, selalu ada yang pantas kita muliakan
Ke-2
Yang membuat kita akan terus bertahan
Ke-3 Bahkan dalam kepedihan
4 Ke-4 Ke-1 Sesuatu yang kau sebut
kenangan
Ke-2 Telah membukakan padaku rahasia
Ke-3 Cara mencintaimu tanpa pernah merasa kehilangan
Ke-4 Kangen ini. Laut tak bertepi
Ke-5 Entak Kenapa, aku ingin membelikanmu jaket
Ke-6 Yang setiap kali kaupakai, akan juga menghangatkan
kerinduanku
5 Ke-5 Ke-1 Aku masih saja menerka-nerka
Ke-2 Lebih merah mana senja ataukah luka
Ke-3 Yang kau sembunyikan sekian
lama
6 Ke-6 Ke-1 Ada banyak cara berbahagia
Ke-2 Satu-satunya cara yang tak pernah kubisa
Ke-3 Ialah melupakanmu
Ke-4 Darimu aku paham, airmata
ialah rahasia
Ke-5 Penciptaan tuhan, yang
paling menakjubkan
7 Ke-7 Ke-1 Bila maaf umpama pintu
Ke-2 Di hatiku engkau bias masuk
Ke-3 Tanpa perlu mengetuknya lebih dulu
Ke-8 Ke-1 Aku punya cara sederhana mencintaimu
Ke-2
Dengan selalu mendoakan kebaikan
Ke-3 Dan Keselamatanmu
MAJAS No Bait Baris Majas Kalimat
1 Ke-1 Ke-1 Metafora Duka hanyalah mentega ynag meleleh di penggorengan panas
Ke-2 Metonimia Sajak ini doa, tangan yang menampung luka
2 Ke-2 Ke-3 Alegori Kupandangi langit lembut itu
Ke-4 Sinekdok Seakan berada dalam keluasan matamu
Ke-6 Hiperbola Yang lebih ajaib dari surga
3 Ke-4 Ke-3 Metafora Cara mencintaimu tanpa pernah merasa
kehilangan
Ke-4 Hiperbola Kangen ini. Laut tak bertepi
4 Ke-6 Ke-2 Litotes Satu-satunya cara yang tak pernah kubisa
5 Ke-7 Ke-1 Simile Bila maaf umpama pintu
RIMA No Bait Rima Beraturan Tidak Beraturan 1 Ke-1 S A N N √
2 Ke-2 I A U U A A √
3 Ke-3 N N N √ 4 Ke-4 N A N I T N U √
5 Ke-5 A A A √
6 Ke-6 A A U A N √
7 Ke-7 U K U √
8 Ke-8 U N U √
Amanat : Adanya perpisahan dalam sebuah hubungan perlu disikapi secara positif.
Seperti pada bait-bait di puisi ini dimana seseorang yang ditinggalkan kekasihnya, walaupun ia ditinggalkan ia selalu mendoakan yang terbaik untuk kekasihnya tersebut.
Tipologi :
Penilaian :
a. Bahasa yang digunakan : Diksinya cukup rumit, cukup sulit dimengerti b. Unsur Pendidikan : Mengandung unsur pendidikan, agar kita senantiasa menerima dan
selalu mendoakan yang terbaik untuk seseorang yang kita sayangi, sekalipun kita ditinggalkan
c. Penyesuaian dengan kehidupan sehari-hari : Baik sekali di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari, seperti selalu berpikir yang baik dan positif kepada seseorang terutama seseorang yang di sayangi
Parafrase :
Duka yang dianggap seperti mentega yang meleleh di penggorengan panas, serta sajak doa dengan tangan yang menampung luka, yang menjaga seseorang agar dia tidak sendirian dan ditinggalkan. Mencintai merupakan cara berdoa setiap hari, untuk semua kebahagiaan, dipandangi langit lembut, seakan berada di dalam luasnya matamu dan kutemukan sebuah
tempat yang sebut “dunia” yang lebih ajaib dari surga.
Kekasihku, ku ingatkan selalu ada yang pantas kita muliakan, yang membuat kita akan terus bertahan bahkan dalam kesulitan.
Sesuatu yang kau sebut kenangan, telah membukakan padaku sebuah rahasia. Yaitu cara mencintaimu tanpa pernah merasa kehilangan. Dan Rasa Kangen ini bagaikan Laut tak
bertepi. Entah kenapa aku ingin membelikanmu jaket yang setiap kali dipakai aku dapat menghangatkanmu dengan kerinduanku.
Aku Masih terus menerka-nerka, Lebih merah mana, senja ataukah luka. Yang kau sembunyikan sekian lama pada ku.
Ada banyak cara untuk berbahagia, Satu-satunya cara yang tak pernah kubisa ialah melupakanmu. Darimu aku paham, airmata mu lah rahasia, yaitu Penciptaan tuhan, yang
paling menakjubkan.
Jika maaf bagaikan pintu, di dalam hatiku engkau bisa masuk tanpa perlu mengetuknya lebih dulu.
Aku punya cara sederhana mencintaimu, dengan selalu mendoakan setiap apa yang engkau lakukan serta keselamatanmu.
Sajak ini doa, tangan yang menampung luka, yang menjagamu, agar kau tak pernah merasa sendirian, dan ditinggalkan. Mencintaimu merupakan caraku berdoa setiap hari, untuk semua kebahagiaan kita. Aku telah belajar merasakan pedih, lewat ciuman-ciumanmu yang lembut dan menanggung duka dunia. Kupandangi langit lembut itu, seakan berada dalam keluasan matamu; dan kutemukan sebuah dunia, yang lebih ajaib dari surga. Kekasihku, selalu ada yang pantas kita muliakan, yang membuat kita akan terus bertahan, bahkan dalam kepedihan. Aku punya cara sederhana mencintaimu: dengan selalu mendoakan kebaikan dan keselamatanmu…
Sesuatu, yang kausebut kenangan, telah membukakan padaku rahasia, cara mencintaimu
tanpa pernah merasa kehilangan.
Kangen ini. Laut tak bertepi…
Entah kenapa, aku ingin membelikanmu jaket, yang setiap kali kaupakai, akan juga menghangatkan kerinduanku.
Aku masih saja menerka-nerka, lebih merah mana, senja ataukah luka, yang kau
sembunyikan sekian lama.
Ada banyak cara berbahagia; satu-satunya cara yang tak pernah kubisa ialah melupakanmu.
Duka hanyalah mentega yang meleleh di penggorengan panas.
Senja yang muram, selalu mengingatkan pada ciuman kita yang tergesa dan gemetar.
Ada saat-saat ketika mencoba melupakanmu, semua benda yang dulu pernah kita sentuh,
seperti berbicara kembali tentang kamu.
Darimu aku faham, bila airmata ialah rahasia penciptaan Tuhan, yang paling menakjubkan.
Malam, sesungguhnya, tak pernah memejam. Ia hanya diam-diam menyembunyikan luka kita dalam kelam, agar kita bisa tidur tentram.
Aku akan jadi doa malammu. Sementara kau perlahan memejam tentram, aku akan
menggapai langit: mengetuk pintu surga bagimu.