ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN
-
Upload
nur-djana-setiarini-henaulu -
Category
Documents
-
view
111 -
download
20
description
Transcript of ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN
LEMBARAN PENGESAHAN
Laporan praktek Klinik Asuhan Keperawatan ini, telah disetujui dan diketahui oleh Pembimbing Klinik Lapangan dan Institusi Pendidikan serta disahkan oleh Kaur praktek.
Ambon, Desember 2010
Diketahui dan Setujui oleh
Pembimbing Institusi Pembimbing Lapangan
Hadi Mulyono,S.Kep.Ns Rahman Tahir Amd. KepMayor Ckm NRP 11950009951271 Nip.1977090119990031004
Disahkan oleh kaur mindik
Dj Kelrey, S.Si.TNip.140 057 142
Asuhan Keperawatan Jiwa 0
LAPORAN PENDAHULUAN
SKIZOFRENIA
I. Landasan Teori Medis
1. Pengertian
Skizofrenia adalah diskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tidak selalu bersifat kronis atau deteriorating yang luas serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya) (Rusdi Maslim, 1997).
Skizofrenia adalah sekelompok gangguan psikotik dengan gangguan dasar pada kepribadian, diskripsi khas proses pikir, kadang-kadang mempunyai perasaan bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar dirinya, waham yang kadang-kadang aneh, gangguan persepsi, afek abnormal yang terpadu dengan situasi nyata atau sebenarnya dan autisme (Mansjoer, 2000).
Skizofrenia adalah sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk berfikir realitas, merasakan dan menunjukkan emosi, dan berperilaku dengan sikap yang dapat diterima secara sosial (Issacs, 2004).
1.1.2 Penyebab
1. KetentuanBerbagai penelitian membuktikan bahwa angka kesakitan bagi saudara tiri 0,9% – 1,8%, bagi
saudara kandung 7% – 15%, bagi anak dengan salah satu orang tua yang menderita skizofrenia 40% – 68%, kembar 2 telur 2% – 15%, kembar 1 telur 61% – 86% (Maramis, 1998).
2. EndokrinTeori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya skizofrenia pada waktu pubertas
kehamilan atau pueperium dan klimakterium, tetapi teori ini tidak dapat dibuktikan.
3. MetabolismeTeori ini didasarkan karena penderita skizofrenia tampak pucat, tidak sehat, ujung
ekstremitas agar sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun serta pada penderita dengan stuper katatonik konsumsi zat asam menurun. Hipotesa ini masih dalam pembuktian dengan pemberian obat halusinogenik.
Asuhan Keperawatan Jiwa 1
4. Susunan Saraf PusatPenyebab skizofrenia diarahkan pada kelainan SSP yaitu ditemukan kelainan pada area orak
ganglia, misalnya pelebaran sulkus, fisura serta ventrikel lateral III dan IV, perubahan asimetri hemisfer serebri dan gangguan dervitas otak, namun tidak ada satupun yang patogromik atau selalu ditemukan pada pasien skizofrenia.
Menurut pendapat lain, skizofrenia merupakan aktivitas dopamin otak yang berlebihan, dilaporkan juga bahwa kadar 5-hydroxiindoleacetic acid (SHIAA) menurun pada skizofrenia kronik dan pada pasien skizofrenia dengan pelebaran ventrikel.
5. Teori Adolf MeyerSkizofrenia tidak disebabkan oleh penyakit badaniah sebab hingga sekarang tidak dapat
ditemukan kelainan patologis anatomis atau fisiologis yang khas pada SSP tetapi Meyer mengakui bahwa suatu saat kontinuitas yang interior atau penyakit badaniah dapat mempengaruhi timbulnya skizofrenia. Menurut Meyer, skizofrenia merupakan suatu reaksi yang salah, suatu maladapsi sehingga timbulnya disorganisasi kepribadian dan lama kelamaan kelainan orang tersebut menjauhkan diri dari kenyataan (autisme).
6. Teori Sigmund FreudSkizofrenia terdapat (1) kelamahan ego, yang dapat timbul karena penyebab psikogenik atau
somatik, (2) superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan ia yang berkuasa serta terjadi suatu regresi ke fase narsisisme dan (3) kehilangan kapasitas untuk memindahkan (transference) sehingga terapi psikoanalitik tidak mungkin.
7. Eugen BleulerPenggunaan istilah skizofrenia menonjolkan segala utama penyakit ini yaitu jiwa terpecah
belah, adanya keretakan atau disharmoni antara proses berfikir perasaan dan perbuatan. Bleuer membagi gejala skizofrenia menjadi 2 kelompok yaitu gejala primer (gangguan proses pikiran, gangguan emosi, gangguan kemauan dan autisme), gejala sekunder (waham, halusinasi dan gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang lain).
8. Teori lainSkizofrenia sebagai suatu sindroma yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam sebab
antara lain keturunan, pendidikan yang salah, meladapsi, tekanan jiwa, penyakit badaniah seperti lues otak, anteriosklerasis otak dan penyakit lain yang belum diketahui.Sampai sekarang belum diketahii dasar penyebab skizofrenia, faktor keturunan mempunyai pengaruh, faktor yang mempercepat yang menjadikan manifestasi atau faktor pencetus seperti penyakit badaniah atau stress psikologis, biasanya tidak menyebabkan skizofrenia walaupun pengaruhnya terhadap suatu penyakit skizofrenia yang sudah ada tidak dapat disangkal (Maramis, 1998).
Asuhan Keperawatan Jiwa 2
1.1.3 Klasifikasi SkizofreniA
Kraepelin membagi skizofrenia dalam beberapa jenis berdasarkan gejala utama antara lain :
1. Skizofrenia SimplekSering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama berupa kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berfikir sukar ditemukan, waham dan halusinasi jarang didapat, jenis ini timbulnya berlahan-lahan.
2. Skizofrenia HebefreniaPermulaannya perlahan-lahan atau sub-akut dan sering timbul pada masa remaja atau antara usia 15 – 25 tahun. Gejala yang mencolok adalah gangguan proses berfikir, gangguan kemauan dan adanya depersonalisasi atau double personallity. Gangguan psikomotor seperti mannerium, neologisme atau perilaku kekanak-kanakan sering terdapat, waham dan halusinasi banyak sekali.
3. Skizofrenia KatatonikTimbulnya pertama kali umur15 – 30 tahun dan biasanya akut serta sering didahului oleh stress emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik atau stupor katatonik.
4. Skizofrenia ParanoidGejala yang mencolok ialah waham primer, disertai dengan waham-waham sekunder dan halusinasi. Dengan pemeriksaan yang teliti ternyata adanya gangguan proses berfikir, gangguan afek emosi dan kemauan.
5. Episode Skizofrenia AkutGejala skizofrenia timbul mendadak sekali dan pasien seperti dalam keadaan mimpi. Kesadarannya mungkin berkabut. Dalam keadaan ini timbul perasaan seakan-akan dunia luar maupun dirinya sendiri berubah, semuanya seakan-akan mempunyai suatu arti yang khusus baginya.
6. Skizofrenia ResidualKeadan skizofrenia dengan gejala primernya Bleuer, tetapi tidak jelas adanya gejala sekunder. Keadaan ini timbul sesudah beberapa hari serangan skizofrenia.
7. Skizofrenia Skizo AfektifGejala skizofrenia terapat menonjolo secara bersamaan, juga gejala-gekala depresi (skizo depresif) atau gejala mania (psiko manik). Jenis ini cenderung untuk menjadi sembuh tanpa defek, tetapi juga mungkin timbul serangan lagi.
Asuhan Keperawatan Jiwa 3
II. Manifestasi Klinis
1. Gejala primera. Gangguan proses pikerb. Gangguan emosic. Gangguan kemauan :
NegativismeAmbivalensiOtomatisme
2. Gejala psikomotora. Wahamb. Halusinasi
PPDGJ III1. Gejala amat jelas
Suara-suara halusinasi yang berkomentas terus-menerusWaham-waham yang menetap
2. Paling sedikit memiliki dua gejala yang terus ada dengan yang :Halusinasi secara menetap dalam setiap modelitasArus pikir terputus-putus atau mengalami sisipanPerilaku katatonik seperti gaduh gelisah atau fleksi belitas serta negatisme seperti apatis dan sebagainya.
III. PenatalaksanaanFarmakoterapi
Obat neuroleptika selalu diberikan, kecuali obat-obat ini terkontraindikasi, karena 75% penderita skizofrenia memperoleh perbaikan dengan obat-obat neuroleptika. Kontraindikasi meliputi neuroleptika yang sangat antikolinergik seperti klorpromazin, molindone, dan thioridazine pada penderita dengan hipertrofi prostate atau glaucoma sudut tertutup. Antara sepertiga hingga separuh penderita skizofrenia dapat membaik dengan lithium. Namun, karena lithium belum terbukti lebih baik dari neuroleptika, penggunaannya disarankan sebatas obat penopang.
Asuhan Keperawatan Jiwa 4
Terapi Elektrokonvulsif (ECT)
Meskipun terapi elektrokonvulsif (ECT) lebih rendah dibanding dengan neuroleptika bila dipakai sendirian, penambahan terapi ini pada regimen neuroleptika menguntungkan beberapa penderita skizofrenia.
Intervensi Psikososial
Hal ini dilakukan dengan menurunkan stressor lingkungan atau mempertinggi kemampuan penderita untuk mengatasinya, dan adanya dukungan sosial. Intervensi psikososial diyakini berdampak baik pada angka relaps dan kualitas hidup penderita. Intervensi berpusat pada keluarga hendaknya tidak diupayakan untuk mendorong eksplorasi atau ekspresi perasaan-perasaan, atau mempertinggi kewaspadaan impuls-impuls atau motivasi bawah sadar.
Tujuannya adalah :
1. Pendidikan pasien dan keluarga tentang sifat-sifat gangguan skizofrenia.2. Mengurangi rasa bersalah penderita atas timbulnya penyakit ini. Bantu penderita
memandang bahwa skizofrenia adalah gangguan otak.
3. Mempertinggi toleransi keluarga akan perilaku disfungsional yang tidak berbahaya. Kecaman dari keluarga dapat berkaitan erat dengan relaps.
4. Mengurangi keterlibatan orang tua dalam kehidupan emosional penderita. Keterlibatan yang berlebihan juga dapat meningkatkan resiko relaps.
5. Mengidentifikasi perilaku problematik pada penderita dan anggota keluarga lainnya dan memperjelas pedoman bagi penderita dan keluarga.
Psikodinamik atau berorientasi insight belum terbukti memberikan keuntungan bagi individu skizofrenia. Cara ini malahan memperlambat kemajuan. Terapi individual menguntungkan bila dipusatkan pada penatalaksanaan stress atau mempertinggi kemampuan social spesifik, serta bila berlangsung dalam konteks hubungan terapeutik yang ditandai dengan empati, rasa hormat positif, dan ikhlas. Pemahaman yang empatis terhadap kebingungan penderita, ketakutan-ketakutannya, dan demoralisasinya amat penting dilakukan.
Asuhan Keperawatan Jiwa 5
LANDASAN TEORI KEPERAWATAN
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN “HALUSINASI”
Halusinasi adalah ketidakmampuan klien dalam mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus yang ada sesuai yang diterima oleh panca indra yang ada (Fortinash, 1995). Halusinasi adalah persepsi sensori yang salah atau persepsi eksternal yang tidak realita atau tidak ada (Sheila L Videbeck, 2000).
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu mengalami suatu perubahan dalam jumlah atau pola rangsang yang mendekat (baik yang dimulai secara eksternal maupun internal) disertai dengan respon yang berkurang dibesar-besarkan, distorsi atau kerusakan rangsang tertentu (Towsend, 1998). Dari keempat pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa halusinasi adalah persepsi yang timbul tanpa stimulus eksternal serta tanpa melibatkan sumber dari luar yang meliputi semua system panca indra.
Faktor predisposisi dari halusinasi menuruut Stuart & Laraia (1998) adalah aspek
biologis, psikologis, genetik, sosial dan biokimia. Dari predisposisi tersebut pada klien Ny. Y yang dominan adalah faktor sosial karena klien menikah dalam usia muda (belum siap fisik dan psikis)dan orang tua klien bercerai pada saat klien berusia 11 tahun dan faktor psikologis dimana klien mempunyai kepribadian tertutup. Jika tugas perkembangan terlambat atau hubungan interpersonal terganggu, maka individu akan mengalami stress atau kecemasan. Beberapa faktor di masyarakat dapat membuat seseorang terisolasi dan kesepian sehingga menyebabkan kurangnya rangsangan dari eksternal. Stress yang menggangggu sistem metabolisme tubuh akan mengeluarkan suatu zat yang bersifat halusinogen.
Faktor presipitasi menurut Stuart & Sundeen (1998) adalah stresor sosial dimana stress dan kecemasan akan meningkat bila terjadinya penurunan stabilitas, keluarga, perpisahan dari orang yang sangat penting atau diasingkan oleh kelomppok/masyarakat; faktor biokimia dapat meyebabkan partisipasi klien berinteraksi dengan kelompok kurang, suasana yang terisolasi (sepi) sehingga dapat meningkatkan stress dan kecemasan yang mengeluarkan halusinogenik; faktor psikologis yang juga akan meningkatkan intensitas kecemasan yang berkepanjangan disertai terbatasnya kemampuan dalam memecahkan masalah mungkin akan mulai berkembangnya perubahan sensori persepsi klien, biasanya hal ini untuk pengembangan koping menghindari kenyataan yang tidak menyenangkan diganti dengan hayalan yang menyenangkan.
Masalah keperawatan yang menjadi penyebab (sebagai Triger) munculnya halusinasi adalah harga diri rendah dan isolasi sosial (Stuart & Laraia, 1998). Akibat rendah diri dan kurangnya keterampilan mengakibatkan sosial klien menjadi menarik diri dari lingkungan.selanjutnya klien akan lebih terfokus pada dirinya sendiri. Stimulus inernal akan menjadi lebih dominan daripada stimulus eksternal. Klien lama kelamaan akan kehilangan kemampuanmembedakan stimulus internal dengan stimulus eksternal. Ini memicu terjadinya halusinasi. Selain itu akibat lanjut dari
Asuhan Keperawatan Jiwa 6
kondisi rendah diri dan kuranngnya kemampuan klien berhubungan dengan orang lain yang membuat klien menarik diri dari lingkungan membuat klien mengalami penurunan motivasi karena ia merasa tidak mampu melakukan apapun sehingga akan memunculkan masalah kurangnya perawatan diri klien.
Masalah keperawatan rendah diri yang terjadi pada klien dapat didukung oleh koping keluarga tidak efektif: kurang pengetahuan, ketidakmampuan merawat klien dan bahkan menolak klien berada di rumahnya. Hal ini dapat membuat klien kurang mendapat penguatan terhadap kemampuan yang ia miliki sehinggga klien menganggap dirinya makin tidak berharga dan mengakibatkan keluarga kurang tepat dalam menanganni klien di rumah atau regimen therapeutik tidak efektif.
Menurut Towsend & Mary (1995), tanda dan gejala halusinasi adalah sebagai berikut:
1. Berbicara, senyum dan tertawa sendirian.2. Mengatakan mendengar suara, melihat, menghirup, mengecap dan merasa sesuatu yang
tidak nyata.3. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.4. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan hal tidak nyata, serta tidak mampu
melakukan asuhan keperawatan mandiri seperti mandi, sikat gigi, berganti pakaian dan berhias yang rapi.
5. Sikap curiga, bermusuhan , menarik diri, sulit membuat keputusan, ketakutan, mudah tersinggung, jengkel , mudah marah, ekspresi wajah tegang, pembicaraan kacau dan tidak masuk akal, banyak keringat.
Dibawah ini beberapa tipe dari halusinasi (Cancro & Lehman, 2000):
1. Halusinasi PendengaranMendengar suara-suara, sering mendengar suara-suara orang berbicara atau membicarakannya, suara-suara tersebut biasanya familiar. Halusinasi ini paling sering dialami klien dibandingkan dengan halusinasi yang lain.
2. Halusinasi PenglihatanMelihat bayangan yang sebenarnya tidak ada, seperti cahaya atau seseorang yang telah mati.
3. Halusinasi PenciumanMencium bau-bau padahal di tempat tersebut tidak ada bau. Tipe ini sering ditemukan pada klien dengan dimensia seizure atau mengalami gangguan cerebrovaskuler.
4. Halusinasi SentuhanPerasaan nyeri, nikmat atau tidak nyaman padahal stimulus itu tidak ada.
5. Halusinasi PengecapanTermasuk rasa yang tidak hilang pada mulut, perasaan adanya rasa makanan dan berbagai zat lainnya yang dirasakan oleh indra pengecapan klien.
Proses terjadinya halusinasi (Stuart & Laraia, 1998) dibagi menjadi empat fase yang terdiri dari:
1. Fase PertamaKlien mengalami kecemasan, stress, perasaan terpisah dan kesepian, klien mungkin melamun, memfokuskan pikirannnya kedalam hal-hal menyenangkan untuk menghilangkan stress dan kecemasannya. Tapi hal ini bersifat sementara, jika kecemasan
Asuhan Keperawatan Jiwa 7
datang klien dapat mengontrol kesadaran dan mengenal pikirannya namun intesitas persepsi meningkat.
2. Fase KeduaKecemasan meningkat dan berhubungan dengan pengalaman internal dan eksternal, individu berada pada tingkat listening pada halusinasinya. Pikiran internal menjadi menonjol, gambarn suara dan sensori dan halusinasinya dapat berupa bisikan yang jelas. Klien membuat jarak antara dirinya dan halusinasinya dengan memproyeksikan seolah-olah halusinasi datang dari orang lain atau tempat lain.
3. Fase KetigaHalusinasi lebih menonjol, menguasai dan mengontrol. Klien menjadi lebih terbiasa dan tidak berdaya dengan halusinasinya. Kadang halusinasinya tersebut memberi kesenangan dan rasa aman sementara.
4. Fase KeempatKlien merasa terpaku dan tidak berdaya melepaskan diri dari kontrol halusinasinya. Halusinasi sebelumnya menyenangkan berubah menjadi mengancam, memerintah, memarahi. Klien tidak dapat berhubungan dengan orang lain karena terlalu sibuk dengan halusinasinya. Klien hidup dalam dunia yang menakutkan yang berlangsung secara singkat atau bahkan selamanya.
Pohon Masalah
Resiko Perilaku kekerasan (efek)
Perubahan persepsi sensori,Halusinasi pendengaran (masalah utama)
Harga diri rendah (Penyebab)
Asuhan Keperawatan Jiwa 8
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Tujuan1. Membantu klien mengenal halusinasinya.2. Menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi.3. Mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
SP I P.Menghardik halusinasi.
Intervensi.1. Mengidentifikasi jenis halusinasi.2. Mengidentifikasi isi halusinasi.3. Mengidentifikasi waktu halusinasi.4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi.5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi.6. Mengidentifiasi respon klien terhadap halusinasi.7. Mengajarkan klien menghardik halusinasi.8. Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian.
SP II P.Bercakap-cakap dengan orang lain.
Intervensi.1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.2. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
3. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.
SP III P.Melakukan kegiatan/ aktifitas.
Intervensi.1. Mengevaluasi jadwal kegiatan klien2. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan
kegiatan/aktivitas.3. Menganjurkan klien memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian.
SP IV P.Minum obat secara teratur.
Intervensi.1. Mengevaluasi jadwal kegiatan klien.2. Memberian pendidikan kesehatan tentang penggunaan/ minum obat secara teratur.3. Menganjurkan klien memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian .
Asuhan Keperawatan Jiwa 9
SP I K.Intervensi.1. Mendiskusikan masaalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien.2. Menjelaskan pengertian halusinasi, tanda dan gejala halusinasi, jenis halusinasi
serta proses terjadinya halusinasi.3. Menjelaskan cara merawat klien halusinasi.
SP II K. Intervensi.1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat klien dengan halusinasi.2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien halusinasi.
SP III K.Intervensi.1.Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas di rumah termasuk minum obat
discharge planning
Asuhan Keperawatan Jiwa 10
“ASUHAN KEPERAWATAN”
PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial Klien : Tn E.DUmur : 34 tahunJenis Kelamin : Laki-lakiTanggal Masuk RS : 09-02-2009Tnaggal pemgkajian : 29-11-2010Diagnosa keperawatan : Gangguan persepsi sensori Halusinasi pendengaranNo. RM : 008768Ruangan : Asoka Pria
II. ALASAN MASUK RS
Keluarga membawa klien kembali ke RSJ pada tanggal 09-02-2009, dengan alasan putus obat selama 1 bulan dan klien menunjukkan tanda-tanda seperti sering bicara sendiri, tertawa sendiri sering mendengar bisikan -bisikan pada waktu pagi dan siang hari dan berjalan tanpa tujuan menunjukan perilaku aneh seperti merusak barang-barang dirumah.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Klien mengalami gangguan jiwa dan mendapat perawatan di RSJ selama 1tahun kemudian klien di pulangkan karna sudah menunjukan gejala yang baik, 1 bulan di rumah obat pasien habis (klien tidak lagi minum obat/putus obat) Dan klien menunjukkan tanda-tanda seperti sering bicara sendiri tertawa sendiri sering mendengar bisikan -bisikan pada waktu pagi dan siang hari, suara yang muncul adalah suara adiknya yang sudah meninggal,Yang menyuruhnya untuk pulang dan suka menyendiri serta klien sering berjalan tanpa tujuan menunjukan perilaku aneh seperti merusak barang-barang dalam rumah dan kemudian oleh keluarga mengambil keputusan untuk membawa klien ke RSJ pada tanggal 09-02-2009 sehingga klien mendapat perawatan lebih lanjut di UGD dan di pindahkan ke ruang akut laki- laki dan kemudian di pindahkan ke ruang Asoka (bangsal laki -laki) kemudian di beri terapy: Haloperidol 5mg Tryhexy penidil 2mg / 3x1 sehari Diazepam 5mg/ 3x1/2
Asuhan Keperawatan Jiwa 11
CPZ 100mg, 0-0-1
b. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu klien diberhentikan dari pekerjaan.c. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Masalah Keperawatan: Halusinasi Pendengaran
IV. FAKTOR PRESIPITASI
Hal –hal yang menyebabkan terjadinya gangguan jiwa yaitu klien diberhentikan dari pekerjaan sehingga menyebabkan klien sering menyendiri
Masalah keperawatan : Harga diri rendahV. KEADAAN FISIK
Tanda tanda vital T/D : 110/70mmHgSuhu : 36,0CNadi : 78x/menitRespirasi : 24x/menit
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
VI. PSIKOSOSIAL.
Genogram :
Keterangan:
Laki – laki :
Perempuan :
: Klien
Hubungan perkawinan :
Asuhan Keperawatan Jiwa 12
X X
? ? ?? ?? 34 ?
? : tidak diketahui
X : meninggal
Setelah di lakukan wawancara klien dapat menyebutkan gambaran susunan keluarga.a. Konsep Diri
1. Gambaran DiriKlien mengatakan ia menyukai seluruh anggota tubuh.
2. Identitas DiriKlien mampu menyebutkan namanya dan identitas dirinya.Klien mengatakan ia sudah menikah.
3. Peran DiriSebelum sakit klien beraktifitas seperti biasaSaat sakit klien tidak dapat beraktifitas seperti bisanya
4. Ideal DiriKlien ingin cepat sembuh dan pulang ingin ketemu keluarga
5. Harga DiriKlien mengatakan mau berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatanb. Hubungan sosial sebelum sakit
1. Orang yang paling berarti dalam kehidupan klien adalah tantenya2. Pasien mengikuti kegiatan dalam masyarakat yaitu:mau mengikuti kegiatan-kegiatan tempat
tinggalnya.
c. Spiritual
1. Nilai dan keyakinanKlien mengatakan beragama Kristen protestan
2. Kegiatan beribadah Sebelum sakit klien rajin ibadah dan pada saat sakit klien tidak pernah ibadah.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
VII. STATUS MENTAL
a. PenampilanKlien sehari –hari rapih dan rajin mandi pagi dan siang,klien berpakaian sesuai dengan aturan, menggunakan alas kaki
Asuhan Keperawatan Jiwa 13
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatanb. Pembicaraan
Gaya bicara klien, cepat berinteraksi dengan orang yang mengajak bicaraMasalah Keperawatan:Tida ada masalah kerperawatan
c. Aktifitas motorikKlien sering tidur,karna ada suara yang menyuruhnya untuk banyak beristirahatMasalah Keperawatan:Halusinasi pendengaran
d. Suasana perasaanEkspresi klien tidak terlihat sedih atau putus asaMasalah Keperawatan:Tidak ada masalah keperawatan
e. AfekBaik yaitu klien dapat menjawab pertanyaan dengan baikMasalah Keperawatan:Tidak ada masalah keperawatan
f. Proses pikirSaat di anamnesa klien mampu menjawab.Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
g. Isi pikir
Pikiran yang sering muncul adalah cepat sembuh dan cepat pulang karena sudah kangen sama keluarga.
Masalah Keperawatan:Tidak ada masalah keperawatanh. Tingkat kesadaran
Klien dapat orientasi terhadap : Tempat yaitu apabila di tanya abang sekarang berada di mana? Klien menjawab, sekarang saya berada di RSJ Waktu yaitu apabila di tanya sekarang jam berapa? Klien menjawab, sekarang pukul 10.00 WITOrang yaitu saat di tanya siapa saya? Klien menjawab, ibu suster Sally dari RST
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan i. Memori
Jangka panjang : Klien dapat mengingat saat di bawa ke RSJ oleh keluargannyaJangka pendek : Tadi pagi, sebelum mandi bapak menggosok gigi atau tidak? Klien menjawab, saya sudah menggosok gigi
Masalah Keperawatan:Tidak ada masalah keperawatanj. Konsentrasi dan berhitung
Kemampuan berkonsentrasi: Klien mampu berkosentrasi bila di tanya Kemampuan berhitung : Klien mampu berhitung mulai dari 1-20 dan jika ada yang lewat dan dia merasa terganggu maka dia akan berhenti berhitung,dan Tanya lagi untuk melanjutkan lagi klien sudah lupa.
Asuhan Keperawatan Jiwa 14
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatanm.Kemampuan penilaian
Klien mau melakukan aktivitas yang diatur oleh perawat
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatank. Daya tilik diri
Klien mengakui bahwa dirinya berada dalam RSJ dan menderita sakit jiwaMasalah Keperwatan:Tidak ada masalah keperawatan
VIII. MEKANISME KOPING
a. AdaptifBicara dengan perawatMampu menyesuaikan diri dan berbaur dengan teman – temannya
Maladaptif Pada saat wawancara klien sering mengalihkan pembicaraan dan cepat lelah jika diajak bicara.Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
I. Kebutuhan Persiapan Pulanga. Makan
Pasien dapat mengambil sendiri makanannya di dapur dan sikap saat makan baikb. BAB/BAK
Pasien BAB/BAK di WC tanpa bantuan perawatc. Mandi
Pasien biasa mandi sendiri dan menggunakan sabund. Berpakaian
Pasien dapat berpakaian sendiri dan rapie. Penggunaan obat
Pasien selalu minum obat tepat waktu dan teratur dengan bantuan dari perawatf. Istirahat dan tidur
Pasien tidur siang ± 20 menitg. Pemeliharaan kesehatan
Pasien mandi pagi jika di suruh oleh perawat.Masalah keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan.
Asuhan Keperawatan Jiwa 15
Jadwal kegiatan
No Waktu Kegiatan 30/11/2010 01/12/2010 02/12/2010
1 07.00WIT Bangun pagi M M M
2 07.15 WIT Merapikan tempat tidur
B B B
3 07.30 WIT Merapian tempat tidur B B B
4 09.00 WIT Sarapan pagi M M M
5 10.00 WIT Berbincang dengan teman
M M M
6 12.30 WIT Makan siang M M M
7 12.40 WIT Minum obat M M M
8 13.00 WIT Menghardik halusinasi M M M
Keterangan :M : bila dilakukan secara mandiriB : jika dilakukan dengan bantuan orang lain (diperintah)T : ketergantungan
II. Aspek MedikDiagnosa medis pasien : Skizofrenia ResidualTerapi medis :
Inj.Stesolid Govotil (1:1)
III. Daftar Masalah KeperawatanGangguan persepsi sensori halusinasi pendengaranGangguan konsep diri; Harga diri rendah
Asuhan Keperawatan Jiwa 16
Analisa Data
No Data Masalah Keperawatan1.
2.
DS : Pasien mengatakanmendengar suara-suara bisikan
adiknya yang sudah meninggalSuara itu menyuruhnya untuk pulang
DO :Berbicara sendiriKetawa sendiri
DS : Pasien mengatakan Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu klien diberhentikan dari pekerjaan.
DO : Klien ssering menyendiri
Gangguan persepsi sensori Halusinasi pendengaran
Ganggguan konsep diri harga dii rendah
IV. Pohon Masalah
Resiko Mencederai diri dan orang lain(efek)
Perubahan persepsi sensori,halusinasi pendengaran(masalah utama)
Gangguan Konsep Diri Harga Diri Rendah
Diberhentikan dari pekerjaan(penyebab)
V. Daftar diagnosa keperawatan 1. Gangguan persepsi sensori ;Halusinasi pendengaran Yang di tandai dengan:
DS: Pasien mengatakan:
Asuhan Keperawatan Jiwa 17
Sering mendengarkan bisikan-bisikan yang di dengarnnya pada waktu pagi hari dan siang hari
Suara itu adalah suara adiknya yang sudah meninggal DO :
Klien sering bicara sendiriSuka tertawa sendiri
2. Gangguan konsep diri harga diri rendah yang di tandai dengan:DS: Pasien mengatakan:
Pengalaman masa lalu yaitu klien di berhentikan dari pekerjaan
DO :
Suka menyendiri
VI. Prioritas Masalah1. Gangguan persepsi sensori;Halusinasi pendengaran2. Gangguan konsep diri; harga diri rendah
Asuhan Keperawatan Jiwa 18
Rencana Tindakan Keperawatan
Klien Dengan Halusinasi Pendengaran
Nama Klien : Tn E.D Ruanga :Asoka pria
No.CM : 01-33-56
Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan Perencanaan
Tujuan Intervensi
Senin,29/11/10 Perubahan persepsi
sensori; Halusinasi
pendengaran
Mengajarkan klien mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik
SP I. P
1. Membina hubungan saling percaya2. Mengidentifikasi jenis halusinasi.3. Mengidentifikasi isi halusinasi.4. Mengidentifikasi waktu halusinasi.5. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi.6. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan
halusinasi.7. Mengidentifiasi respon klien terhadap halusinasi.8. Mengajarkan klien menghardik halusinasi.9. Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal
kegiatan harian
Nama Klien : Tn E. D Ruangan ;
Asoka pria
No.RM : 008768
Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan Perencanaan
Tujuan Intervensi
Asuhan Keperawatan Jiwa 19
Selasa,30/12/10 Perubahan persepsi sensori;Halusinasi pendengaran
Mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
SP II. P
1. Mengevaluasi jadwalkegiatan harian klien
2. Melatih klienmengendalikan halusinasidengan carabercaap-cakap denganorang lain
3. Menganjurkan klienmemasukkan ke dalamjadwal kegiatan harian.
Selasa,30/12/10 Perubahan persepsisensori; Halusinasipendengaran
Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan kegiatan /Atifitas
SP III P
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien2. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara
melakukan kegiatan /Atifitas3. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan
harian
Selasa,30/12/10 Perubahan persepsisensori; Halusinasipendengaran
Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan/Minum obat secara teratur
SP IV P
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan/Minum obat secara teratur 3. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan
harian
Asuhan Keperawatan Jiwa 20
STRATEGI PELAKSANAAN I
Hari I (29-11-2010)
A.PROSES KEPERAWATAN
1.Kondisi Klien DS : Pasien mengatakanmendengar suara-suara bisikan
adiknya yang sudah meninggalSuara itu menyuruhnya untuk pulang
DO :Berbicara sendiriKetawa sendiri
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi Pendengaran
3. TUJUAN KEPERAWATAN
1. Membantu klien mengenal halusinasinya2. Menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi3. Mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
SP I P TINDAKAN KEPERAWATAN.
4. Menghardik halusinasi
INTERVENSI.
1.Menbina hubungan saling percaya
2.Mengidentifikasi jenis halusinasi3.Mengidentifikasi isi halusinasi4.Mengidentifikasi waktu halusinasi5.Mengedentifikasi frekuensi halusinasi5.Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi6.Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi
Asuhan Keperawatan Jiwa 21
7.Mengajarkan klien menhardik halusinasi8.menganjurkan klien menghardik halusinasi9.Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegitan harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN
I.Fase awal/Perkenalan
Salam Teraupetik
Selamat pagi pak… Perkenalkan nama saya Sarly Matatula ,saya dari mahasiswa akper Kesdam XVI/ Pattimura yang turun praktek disini,saya bertugas disini di ruangan asoka ini dari jam 08.00-14.00 wit.kalau boleh tau nama bapak siapa? Dan biasa di panggil siapa?
Validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Semalam tidurnya nyenyak tidak?
Kontrak- Topik : Hari kita berbincang- bincang tentang halusinasi,tetapi hal tersebut tidak nyata
dan orang-orang bisannya sebutnya halusinasi- Waktu : kita berbincang-bincang kurang lebih 10 menit- Tempat : Menurut bapak bagusnya kita berbincang-bincang diman?
II. Fase Kerja
a. Mengidentifikasi jenis halusinasi; yaitu dengan menanyakan kepada klien yaitu apakah Bapak sering mendengarkan bisikan-bisikan dari luar?
b. Mengidentifikasi isi halusinasi, yaitu dengan menanyakan kepada klien:Apakah suara itu suara manusia atau suara binatang?Apakah yang di katakana suara itu?
c. Mengidentifikasi waktu halusinasi, yaitu dengan menanyakan kepada klienBerapa kali dalam sehari Bapak mendengar suara itu?
d. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi, yaitu dengan menanyakan pada klien, kira-kira berapa lama suara itu muncul?
Asuhan Keperawatan Jiwa 22
e. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi, yaitu dengan menanyakan pada klien
Pada saat atau situasi seperti apa bisikan itu muncul?f. Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi, yaitu dengan menanyakan kepada
klien:Apa yang bapak rasakan pada saat ada suara itu?Apa yang bapak lakukan jika suara itu datang?Apakah bapak mengikuti suara itu?
g. Mengajarkan cara menghardik halusinasi, yaitu dengan menanyakan pada klien:Bagaimana kalau kita belajar cara –cara mencegah suara-suara yang muncul? bapak ada cara untuk mencegah suara itu, yaitu:
Dengan menghardik suara ituBercakap-cakap dengan orang lainMelakukan kegiatan / aktifitasMinum obat secara teratur
Sekarang saya ajarkan cara yang pertama dulu, yaitu cara menghardik: jika terdengar suara itu “bapak pergi, saya tidak mau mendengar.pergi kau..”. katakan hal tersebut berulang-ulang sampai suara itu hilang, lakukan sambil menutup kedua telinga, coba bapak peragakan.
1. Fase terminasia. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang dengan saya?
b.Evaluasi objektif bapak masih ingat tidak dengan nama saya? bapak masih ingat cara menghardik suara yang muncul?
c. Rencana tindak lanjut bapak saya harap jika besok saya bertemu, bapak masih ingat saya,dan bapak masih ingat
juga yang saya ajarkan tadi, sehingga bapak dapat memperagakannya.d. Kontrak yang akan datang
Topik :bapak sekarang kita sudah selesai berbincang-bincang, bagaimana kalau besok kita bertemu lagi, dan saya akan mengajaran cara mengatasi halusinasi dengan cara yang ke dua,tiga, dan empat yaitu: Bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan kegiatan/Aktifitas,Minum obat secara teratur?
Waktu: bapak maunya berapa lama besok kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit?Topik : Kalau besok maunya di tempat mana? Bagaimana kalau di taman saja?
Asuhan Keperawatan Jiwa 23
STRATEGI PELAKSANAAN II,III,IV
Hari II (30-11-2010)
A.Proses keperawatan1.Kondisi klienDS:
Masih sering mendengarkan bisikan-bisikan yang di dengarnnya pada waktu pagi hari dan siang hari Suara itu menyuruhnya untuk pulangSuara itu adalah suara adiknya yang sudah meninggal
DO :Klien suka menyendiri
2.Diagnosa keperawatanHalusinai Pendengaran
3.Tujuan keperawatan Bercakap-cakap dengan orang lain Melakukan kegiatan /Aktifitas Minum obat secara teratur
4.Tindakan KeperawatanSP II P.Bercakap-caap dengan orang lain
Interfensi:1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien2. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercaap-cakap
dengan orang lain3. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.
SP III. PMelaukan kegiatan/Aktivitas
Interfensi:1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
Asuhan Keperawatan Jiwa 24
2. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan kegiatan /Atifitas
3. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
SP IV. PMinum obat secara teratur
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan/Minum obat secara
teratur 3. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
B.Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan
1. Fase kerjaSP II. PSelamat pagi bapak…Sesuai dengan kontrak kita kemarin, saya akan mengajarkan bapak cara mengatasi halusinasi dengan:
Bercakap-cakap dengan orang lain a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien, yaitu dengan menanyakan pada
klien: Tadi pagi bangun jam berapa? Setelah bangun tidur, bapak melakukan kegiatan apa? Dan jam berapa? bapak mandi pagi pada jam berapa? Setelah sarapan pagi apa yang bapak lakukan? Alau bisikan-bisikan itu datang, apa yang bapak lakukan? Dan pada jam
berapakah itu? Setelah itu apakah bapak berbincang dengan teman? Dan pada pukul
berapakah itu? jam berapakah bapak makan siang? Dan setelah makan siang bapak
minum obat? Pada pukul 13.00-14.00 wit, apakah bapak mengatasi halusinasi dengan
cara menghardik?
b. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercaap-cakap dengan orang lain, yaitu dengan mengajarkan klien : jia halusinasi itu datang, bapak bisa menghilangkannya dengan bercakap-cakap dengan orang teman, perawat.
c. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian, yaitu dengan mengataan pada klien :bapak cara ini bapak bisa masukkan ke dalam jadwal harian
SP III. Pa. Bapak, selain cara yang kedua, ada juga cara yang ketiga yaitu
melakukan kegiatan/aktifitas
Asuhan Keperawatan Jiwa 25
Dimana jika halusinasi itu datang, bapak melaukan kegiatan/aktifitas seperti: Merapikan tempat tidur, menyapu ruangan,mencuci gelas dll.
b. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian, yaitu dengan mengatakan pada klien: bapak cara ini bapak bisa masukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
SP IV. Pa. Memberikan penkes tentang penggunaan/minum obat secara teratur.
Bapak selain cara ketiga ada juga cara ke empat yaitu dengan minum obat secara teratur, karna dengan bapak minum obat secara teratur maka dapat mengontrol halusinasi tersebut.
b. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.Bapak.. cara ini bapak bisa masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.
2. Fase terminasia. Evaluasi subjetif
Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan saya?Klin menjawab: saya merasa senang
b. Evaluasi objetif Bapak masih ingat tidak dengan cara menghilangkan halusinasi? Saya harap Bapak bisa mempraktekannya
Asuhan Keperawatan Jiwa 26
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama Klien : Tn E.D Ruangan: Asoka
Umur : 34 thn No.RM : 008786
NO Diagnosa Keparawatan
Implementasi Evaluasi
1 Gangguan persepsi sensori;Halusinasi pendengaran
Tanggal : 29-11-2010
Pukul : 10.00 wit
SP I. P
1. Membina hubungan saling percaya,berkenalan,validasi,dan melakukan kontrak Selamat pagi Bapak….. Perenalkan….nama saya Sarly
matatula biasa dipanggil sally saya mahasiswa Akper Kesdam XVI/Pattimura.Saya akan merawat bapak,saya bertugas disini selama 4 hari,dari hari senin sampai hari kamis dari pukul 08.00 sampai pukul 14.00wit
bapak namanya siapa dan senang di panggil siapa?
Bagaimana perasaannya pagi ini ?
bapak sudah mandi atau belum? Bagaimana kalau kita
berbincang-bincang mengenai masalah yang Bapak alami sekarang?
Dimana tempat yang Bapak suka untuk kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di sini saja?
Bapak maunya kita berbincang-
Tanggal : 29-11-2010
Pukul : 10.10 wit
S, Klien mengatakan:
Namanya Tn.E.D biasa dipanggil Tn.E
Sering mendengarkan suara-suarayang menyuruhnya untuk pulang
Suara itu adalah suara adiknya yang sudah meninggal
Suara itu muncul pada pagi hari dan sore hari
Lama suara itu tidak menentu
Suara itu muncul pada saat klien sedang menyendiri
Jika suara itu datang klien mengikuti suara tersebut
O: Dalam percakapan
klien menjawab
Asuhan Keperawatan Jiwa 27
bincang berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit?
Mengidentifikasi jenis halusinasi; yaitu dengan menanyakan kepada klien yaitu apakah Bapak sering mendengarkan bisikan-bisikan dari luar?
Mengidentifikasi isi halusinasi, yaitu dengan menanyakan kepada klien:
Apakah suara itu suara manusia atau suara binatang?Apakah yang di katakana suara itu?
Mengidentifikasi waktu halusinasi, yaitu dengan menanyakan kepada klien
Berapa kali dalam sehari Bapak mendengar suara itu?
Mengidentifikasi frekuensi halusinasi, yaitu dengan menanyakan pada klien, kira-kira berapa lama suara itu muncul?
Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi, yaitu dengan menanyakan pada klien
Pada saat atau situasi seperti apa bisikan itu muncul?
Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi, yaitu dengan menanyakan kepada klien:
Apa yang Bapak rasakan pada saat ada suara itu?Apa yang Bapak lakukan jika suara itu datang?Apakah bapak mengikuti suara itu?
semua pertanyaan perawat dengan baik
Kontak mata kurang Suara pelan Klien mau
memperagakan cara menghardik halusinasi
A: Klien mampu
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
SP I. P tercapai
P:Lanjutkan SP II. P
Asuhan Keperawatan Jiwa 28
Mengajarkan cara menghardik halusinasi, yaitu dengan menanyakan pada klien:
Bagaimana kalau ita belajar cara –cara mencegah suara-suara yang muncul? bapak ada cara untuk mencegah suara itu, yaitu:
a. Dengan menghardik suara itub. Bercakap-cakap dengan
orang lainc. Melakukan kegiatan /
aktifitasd. Minum obat secara teratur
Sekarang saya ajarkan cara yang pertama dulu, yaitu cara menghardik: jika terdengar suara itu “Bapak pergi, saya tidak mau mendengar kamu ”. katakan hal tersebut berulang-ulang sampai suara itu hilang, lakukan sambil menutup kedua telinga, coba Bapak peragakan.
Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan saya?Klien menjawab: Saya senang
Bapak masih ingat tidak dengan nama saya?
Bapak masih ingat cara menghardik suara yang muncul?
Bapak saya harap jika besok saya bertemu, Bapak masih ingat saya,dan Bapak masih ingat apa yang tadi saya ajarkan sehingga Bapak dapat memperagakannya
Bapak sekarang kita sudah selesai berbincang-bincang, bagaimana kalau besok kita bertemu lagi, dan saya akan mengajaran cara mengatasi halusinasi dengan cara
Asuhan Keperawatan Jiwa 29
yang ke dua,tiga, dan empat yaitu: Bercakap-cakap dengan orang lain melakukan kegiatan/Aktifitas,Minum obat secara teratur?
Bapak maunya berapa lama besok kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit?
Kalau besok maunya di tempat mana?Bagaimana kalau di taman saja?
“Rencana Tindakan Keperawatan”
Klien Dengan Halusinai Pendengaran
Nama Klien : Tn E.D Ruangan : Asoka Pria
Umur : 34 thn No.RM : 008786
NO Diagnosa Keparawatan Implementasi Evaluasi
1 Gangguan persepsi sensori;Halusinasi pendengaran
Tanggal : 01-12-2010
Pukul : 10.00 wit
1. Fase kerja;Melakuan kontrak yang telah dibuat:
Selamat pagi Bpak sesuai dengan kontrak kita kemarin, saya akan mengajarkan bapak cara mengatasi halusinasi dengan:
SP II P:Bercakap-cakap dengan orang
lain yaitu dengan:Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian klien, yaitu dengan menanyakan klien:
Tadi pagi bangun jam berapa?
Setelah bangun tidur bapak melakukan kegiatan apa? Dan
Tanggal : 01-12-2010
Pukul : 10.10 wit
S, Klien mengatakan:
Bangun pagi jam 07.00 WIT
Setelah bangun tidur saya merapikan tempat tidur pada pukul 07.15 WIT
Saya mandi pagi pukul 09.00 WIT
Jika bisikan itu datang saya menutup telinga dan katakana “pergi, saya tidak mau dengar kamu ”. Atau dengan bebincang dengan perawat
Berbincang dengan teman pada pukul 10.00
Asuhan Keperawatan Jiwa 30
jam berapa? Bapak mandi pagi pada
pukul berapa? Bapak sarapan pagi pada
jam berapa? Setelah sarapan pagi apa
yang Bapak lakukan? Kalau bisikan-bisikan itu
datang apa yang bapak lakukan? Dan pada pukul berapa itu?
Setelah itu apakah bapak berbincang dengan teman? Dan pada pukul berapakah itu?
Pukul berapakah bapak makan siang? Dan apakah setelah makan siang bapak minum obat?
Pada pukul 13.00 WIT,Apakah bapak mengatasi halusinasi dengan cara menghardik?
Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain, yaitu dengan mengajarkan klien: jika halusinasi itu datang, bapak bisa menghilangannya dengan bercakap-cakap dengan tema/ perawat.
Menganjurkan klien memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian, yaitu dengan mengatakan pada klien;bapak cara ini bapak masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
SP III. P bapak selain cara yang ke
dua,ada juga cara yang ke tiga yaitu Melakukan kegiatan/atifitas seperti: merapikan tempat tidur dll
Menganjurkan klien memasukan ke dalam jadwal
WIT Makan siang pada pukul
12.30 WIT dan minum obat pada pukul 12.00WIT
Mengatasi halusinasi dengan cara menghardik
Mengatasi halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain
Dan di masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Mengatasi halusinasi denganMelakukan kegiatan/Aktifitas
Dan di masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Minum obat secara teratur
Dan di masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Merasa senang berbincang-bincang dengan suster Sally
O:
Dalam percakapan klien menjawab pertanyaan dengan baik
Kontak mata kurang Suara pelan
A:
Asuhan Keperawatan Jiwa 31
egiatan harian, yaitu dengan mengatakan pada klien;bapak cara ini bapak masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
SP IV. P Memberikan penkes tentang
penggunaan/Minum obat secara teratur, yaitu:Bapak selain cara yang ke tiga ada juga cara ke empat yaitu dengan minum obat secara teratur karena dapat mengontrol halusinasi tersebut
Menganjurkan klien memasukan ke dalam jadwal egiatan harian, yaitu dengan mengatakan pada klien;Bapak cara ini bapak masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang dengan saya?Klien menjawab: Saya merasa senang.
Bapak masih ingat tidak dengan cara mengontrol halusinasi?
Saya harap Bapak bisa mempraktekkannya.
Klien mamapu mengontrol halusinasi dengan cara:
Becakap-cakap dengan orang lain
Melakukan kegiatan/Aktifitas
Minum obat secara teratur
SP II. P, SP III. P, SP IV. P Tercapai
P:
Pertahankan SP II. P, SP III. P, SP IV. P
Asuhan Keperawatan Jiwa 32
Asuhan Keperawatan Jiwa 33
Asuhan Keperawatan Jiwa 34