Ayyyy Yuu
-
Upload
riiena-arinda -
Category
Documents
-
view
221 -
download
1
description
Transcript of Ayyyy Yuu
Kinetika Degradasi Asam Askorbat dalam Tablet EverfesentAprilia Ayu Widiarti 2 , Irham1, Helma Rasyida2, Selvia Harum Sari 2,
Rayhanatussaziah2, Eko Anugrah Kahayanto2
1Ketua Kelompok II Mahasiswa Pengikut Mata Kuliah Kimia Keperawatan Fakultas Kedokteran UNLAM Banjarbaru
2Anggota Kelompok II Mahasiswa Pengikut Mata Kuliah Kimia Keperawatan Fakultas Kedokteran UNLAM Banjarbaru
AbstrakLatar Belakang : Kinetika kimia adalah ilmu yang mempelajari kecepatan reaksi kimia. Dalam kebanyakan reaksi, kinetika kimia hanya mendeteksi bahan dasar permulaan yang lenyap dan hasil yang timbul, jadi hanya reaksi keseluruhan yang dapat diamati. Vitamin C (asam askorbat) merupakan salah satu zat yang mudah teroksidasi.Sementara itu, salah satu zat yang dapat mengoksidasi asam askorbat adalah Iodium, dengan reaksi yang berjalan cepat dan stoikhiometrik. Metode : Percobaan dilakukan dengan melarutkan tablet everfesent ke dalam aquadest 100 ml selama 30 menit pada suhu ruangan. Setelah itu, larutan everfesent dicampurkan dengan indicator amilum 1%, lalu dititrasi oleh iodium, kemudian amati perubahan warna yang terjadi. Ulangi langkah di atas dengan menggunakan larutan everfesent pada 60, 90 dan 120 menit.Hasil :Pada hasil penelitian terlihat perubahan warna dari kuning menjadi biru. Kecepatan reaksi dari 30, 60, 90 dan 120 menit menunjukkan grafik naik –turun.Kesimpulan : Kecepatan suatu reaksi sangat ditentukan oleh suhu dan waktu yang digunakan dalam reaksi.
Kata kunci : kinetika, asam askorbat, suhu,waktu
AbstractBackground : Chemical Kinetics is science learning speed of chemical reaction. In the much reaction, chemical kinetics only detect elementary substance of evanescent start and result of arising out, become only react entirety which can be perceived. Vitamin C ( sour of askorbat) representing one of Iihat vitamin easy to that teroksidasi.While, one of essence which can oxidize acid of askorbat is Iodium, with reaction which crack on and stoikhiometrik Method : The experiment done dissolvedly is tablet of everfesent into aquadest 100 ml of during 30 minute of at column temperature. Afterwards, condensation of everfesent mixed by indicator is amilum 1%, then titration by iodium, later;then perceive change of colour that happened. Repeat above step by using condensation of everfesent of at 60, 90 and 120 minute.Result : At result of research seen by change of colour from turning yellow to become blue. Speed react from 30, 60, 90 and 120 minute show graph go up - descend.Conclusion : Speed of a reaction very determined by temperature and time used in the reaction.
Keyword : kinetics, sour of askorbat, temperature, time
PENDAHULUAN
Pengertian kecepatan reaksi digunakan untuk melukiskan kelajuan
perubahan kimia yang terjadi. Sedangkan pengertian mekanisme reaksi digunakan
untuk melukiskan serangkaian langkah – langkah reaksi yang meliputi perubahan
keseluruhan dari suatu reaksi yang terjadi. Dalam kebanyakan reaksi, kinetika
kimia hanya mendeteksi bahan dasar permulaan yang lenyap dan hasil yang
timbul, jadi hanya reaksi keseluruhan yang dapat diamati.
Asam askorbat adalah salah satu senyawa kimia yang disebut vitamin C,
selain asam dehidroaskorbat. Ia berbentuk bubuk kristal kuning keputihan yang
larut dalam air dan memiliki sifat-sifat antioksidan. Nama askorbat berasal dari
akar kata a- (tanpa) dan scorbutus (skurvi), penyakit yang disebabkan oleh
defisiensi vitamin C. Pada tahun 1937, hadiah Nobel dalam bidang kimia
diberikan kepada Walter Haworth atas hasil kerjanya dalam menentukan struktur
kimia asam askorbat. Pada saat penemuannya pada tahun 1920-an, ia disebut
sebagai asam heksuronat oleh beberapa peneliti.1
Asam askorbat merupakan antioksidan menakjubkan yang melindungi sel
dari stres ekstraselular, dengan peningkatan proliferasi sel endotelial, stimulasi
sintesis kolagen tipe IV, degradasi oksidasi LDL, menghambat aterosklerosis dan
stres intraselular dengan memelihara kadar α-tocopherol pada eritrosit dan neuron,
dan melindungi hepatosit dari stress oksidatif akibat paparan alkohol alil. Sifat
antioksidan tersebut berasal dari gugus hidroksil dari nomor C 2 dan 3 yang
mendonorkan ion H+ bersama-sama dengan elektronnya menuju ke berbagai
senyawa oksidan seperti radikal bebas dengan gugus oksigen atau nitrogen,
peroksida dan superoksida. Meskipun demikian, di dalam sitoplasma dengan
konsentrasi senyawa Fe yang tinggi, asam askorbat dapat bersifat pro-oksidan
oleh karena reaksi redoks Fe3+ menjadi Fe2+ yang mencetuskan senyawa
superoksida dan pada akhirnya menjadi radikal bebas dengan gugus hidroksil
yang sangat reaktif. Vasodilasi/penyempitan pembuluh darah yang umumnya
disebabkan oleh turunnya sekresi NO oleh sel endotelial juga dapat diredam asam
askorbat dengan meningkatkan sekresi NO oleh sel endotelial melalui lintasan NO
sintase atau siklase guanilat, mengreduksi nitrita menjadi NO, dan menghambat
oksidasi LDL.2
Untuk reaksi :
A + B C
Rumusan laju reaksi adalah :1
V = k [A]m [B]n
Orde reakasi total = m + n
Dimana :
k = tetapan laju reaksi
m = orde reaksi untuk A
n = orde reaksi untuk B
Persamaan Arrhenius memberikan nilai dasar dari hubungan antara energi aktivasi
dengan rate proses reaksi. Dari Persamaan Arrhenius ini , energi aktivasi dapat
dinyatakan sebagai berikut :2
Di dalam ilmu kimia, energi aktivasi merupakan sebuah istilah yang
diperkenalkan oleh Svante Arrhenius, yang didefinisikan sebagai energi yang
harus dilampaui agar reaksi kimia dapat terjadi. Energi aktivasi bisa juga diartikan
sebagai energi minimum yang dibutuhkan agar reaksi kimia tertentu dapat terjadi.
Energi aktivasi sebuah reaksi biasanya dilambangkan sebagai Ea, dengan satuan
kilo joule per mol (KJ/mol).3
Terkadang suatu reaksi kimia membutuhkan energi aktivasi yang teramat
sangat besar, maka dari itu dibutuhkan suatu katalis agar reaksi dapat berlangsung
dengan pasokan energi yang lebih rendah.
Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi :4
Konsentrasi: molekul-molekul harus bertumbukan agar terjadi reaksi
dalam konteks ini laju reaksi proporsional dengan konsentrasi reaktan
Keadaan fisik: molekul-molekul harus bercampur agar dapat bertumbukan
Temperatur: molekul harus bertumbukan dengan energi yang cukup untuk
bereaksi .
Sifat-sifat fisis asam sitrat dirangkum pada tabel di sebelah kanan.
Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat
melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion
sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan
pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam membentuk garam
sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion logam dengan pengkelatan,
sehingga digunakan sebagai pengawet dan penghilang kesadahan air (lihat
keterangan tentang kegunaan di bawah).4
Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristal berwarna
putih. Serbuk kristal tersebut dapat berupa bentuk anhydrous (bebas air), atau
bentuk monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk setiap molekul asam
sitrat. Bentuk anhydrous asam sitrat mengkristal dalam air panas, sedangkan
bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi asam sitrat dalam air dingin.
Bentuk monohidrat tersebut dapat diubah menjadi bentuk anhydrous dengan
pemanasan di atas 74 °C.3
Secara kimia, asam sitrat bersifat seperti asam karboksilat lainnya. Jika
dipanaskan di atas 175 °C, asam sitrat terurai dengan melepaskan karbon dioksida
dan air.5
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun
dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan
pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam
pada makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai
senyawa antara dalam siklus asam sitrat yang terjadi di dalam mitokondria, yang
penting dalam metabolisme makhluk hidup. Zat ini juga dapat digunakan sebagai
zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan.
Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan
pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemon
dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk purut).5
PEMBAHASAN
Asam berkaitan dengan salah satu tanggapan indra pengecap kita terhadap
suatu rasa asam. Kata asam berasal dari bahasa Latin, yaitu acidus yang berarti
asam. Secara kimia, kita dapat mendefinisikan asam sebagai senyawa yang
menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut (biasanya air). Senyawa
asam banyak kita temukan dalam kehidupan sehari – hari, seperti pada makanan
dan minuman. Selain itu, senyawa asam dapat pula kita temukan di dalam
lambung. Di dalam lambung terdapat asam klorida yang berfungsi membunuh
kuman.2
Asam askorbat adalah salah satu senyawa kimia yang disebut vitamin C,
selain asam dehidroaskorbat. Ia berbentuk bubuk kristal kuning keputihan yang
larut dalam air dan memiliki sifat-sifat antioksidan. Nama askorbat berasal dari
akar kata a- (tanpa) dan scorbutus (skurvi), penyakit yang disebabkan oleh
defisiensi vitamin C. Pada tahun 1937, hadiah Nobel dalam bidang kimia
diberikan kepada Walter Haworth atas hasil kerjanya dalam menentukan struktur
kimia asam askorbat. Pada saat penemuannya pada tahun 1920-an, ia disebut
sebagai asam heksuronat oleh beberapa peneliti.3
Pada umumnya sel eukariota dengan inti sel memiliki konsentrasi asam
askorbat yang jauh lebih pekat, yang dicerap melalui transporter SVCT1 atau/dan
SVCT2, dibandingkan dengan konsentrasi pada eritrosit maupun konsentrasi di
dalam plasma darah. Misalnya pada konsentrasi plasma atau eritrosit sekitar 40–
80 μM, konsentrasi asam askorbat pada sitoplasma limfosit dapat mencapai 4
mM. Di antara para mamalia, manusia memiliki rasio plasma asam askorbat
lebih kecil dan asam urat lebih tinggi, oleh karena mutasi genetik dengan ekspresi
oksidase L-gulonolakton dan urikase.2
Asam askorbat merupakan antioksidan menakjubkan yang melindungi sel
dari stres ekstraselular, dengan peningkatan proliferasi sel endotelial, stimulasi
sintesis kolagen tipe IV, degradasi oksidasi LDL, menghambat aterosklerosis dan
stres intraselular dengan memelihara kadar α-tocopherol pada eritrosit dan
neuron, dan melindungi hepatosit dari stress oksidatif akibat paparan alkohol alil.
Sifat antioksidan tersebut berasal dari gugus hidroksil dari nomor C 2 dan 3 yang
mendonorkan ion H+ bersama-sama dengan elektronnya menuju ke berbagai
senyawa oksidan seperti radikal bebas dengan gugus oksigen atau nitrogen,
peroksida dan superoksida. Meskipun demikian, di dalam sitoplasma dengan
konsentrasi senyawa Fe yang tinggi, asam askorbat dapat bersifat pro-oksidan
oleh karena reaksi redoks Fe3+ menjadi Fe2+ yang mencetuskan senyawa
superoksida dan pada akhirnya menjadi radikal bebas dengan gugus hidroksil
yang sangat reaktif. Vasodilasi/penyempitan pembuluh darah yang umumnya
disebabkan oleh turunnya sekresi NO oleh sel endotelial juga dapat diredam asam
askorbat dengan meningkatkan sekresi NO oleh sel endotelial melalui lintasan NO
sintase atau siklase guanilat, mengreduksi nitrita menjadi NO, dan menghambat
oksidasi LDL.4
Asam askorbat juga memainkan peran yang sangat penting sebagai
koenzim dan pendonor elektron di dalam reaksi organik enzimatik dioksigenase
seperti hidroksilasi pada karnitina, EGF; atau mono- dan di-oksigenasi pada
berbagai neurotransmiter dan sintesis hormon peptida, noradrenalin, kolesterol
dan asam amino; demetilasi histon dan asam nukleat; dealkilasi oksidatif DNA;
meningkatkan kualitas asam suksinat, asam malat dan gliserol 3-fosfat di dalam
mitokondria; homeostasis gaya gerak proton; deglikanasi senyawa proteoglikan;
menangkap ROS berlebih hingga menurunkan stres oksidatif. Salah satu fungsi
kofaktor yang sangat dikenal adalah dengan hidroksilase prolil dan lisil yang
mengkopling hidroksilasi pada hypoxia-inducible factor-1α dan prokolagen.3
Oleh karena kapasitasnya sebagai antioksidan yang meredam spesi
oksigen reaktif yang dapat menyebabkan hipertensi, asam askorbat sering
dianggap dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Sebuah penelitian menunjukkan
bahwa asam askorbat dapat menurunkan rasio plasma C-reactive protein, 8-
isoprostane, dan malondialdehyde-modified LDL, meskipun tidak selalu diiringi
oleh penurunan tekanan darah.4
Asam askorbat juga digunakan sebagai terapi anti kanker pada jenis-jenis
tertentu oleh karena sifatnya yang menekan sitokina IL-18 dan enzim
hialuronidase pada degradasi asam hialuronat guna mencegah metastasis,
stimulasi kolagen untuk mengisolasi sel tumor in vivo, mencegah efek onkogenik
virus dan karsinogen. Asam askorbat diketahui bersifat toksik terhadap beberapa
jenis sel kanker, namun tidak bersifat demikian terhadap sel normal tubuh. Studi
klinis menunjukkan bahwa pemberian vitamin C dosis tinggi, baik melalui injeksi
maupun asupan, dapat meredakan simtoma patogen dan memperpanjang harapan
hidup penderita kanker stadium lanjut, seperti RCC, tumor kandung kemih,
limfoma sel B.5
A. Asam
1. Sifat Asam
Untuk mengetahuinya, dapat dilihat dari sifat yang dimiliki oleh asam
tersebut. Berikut ini beberapa mengenai sifat asam.2
a. Rasa Asam
b. Mengubah Warna Indikator
c. Menghantarkan Arus Listri
d. Bereaksi dengan Logam Menghasilkan Gas Hidrogen
2. Kekuatan Asam
Berdasarkan sifat kuat lemahnya asam, kita mengenal adanya asam kuat dan asam
lemah. Kuat lemahnya suatu asam ditentukan oleh jumlah ion hydrogen yang
terionisasi dalam larutan. Asam kuat adalah asam yang banyak menghasilkan air
dalam larutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya), sedangkan
asam lemah adalah asam yang sedikit menghasilkan ion dalam larutannya
(terionisasi sebagian dalam larutan). Konsentrasi larutan berkaitan dengan
banyaknya zat yang terlarut dalam suatu volume pelarut tertentu. Semakin banyak
zat yang terlarut, konsentrasi larutan tersebut semakin tinggi (semakin pekat).
Pada larutan encer terdapat sejumlah kecil zat terlarut dalam pelarutnya. Untuk
menyatakan konsentrasi larutan lazim digunakan istilah molar (M).4
3. Peranan Asam dalam Kehidupan
Asam merupakan salah satu senyawa yang mempunyai peranan penting dalam
kehidupan. Dalam bidang industry, asam banyak digunakan, antara lain dalam
proses pembuatan pupuk, obat – obatan, bahan peledak, plastik, dan pembersihan
permukaan logam – logam tertentu. Selain itu, terdapat beberapa asam organic
yang digunakan sebagai pengawet makanan, seperti asam asetat, asam askorbat,
asam propanoat, dan asam benzoate. Kebanyakan asam organik merupakan asam
lemah. Meskipun asam adalah senyawa yang sangat berguna, tetapi asam juga
dapat menyebabkan berbagai kerusakan karena sifatnya yang korosif. Salah
satunya adalah peristiwa hujan asam yang akhir – akhir ini menimbulkan masalah
lingkungan yang serius. Asam merupakan senyawa kimia yang mempunyai rumus
senyawa kimia tertentu. Asam dapat ditemukan sebagai senyawa murni atau
terlarut dalam pelarut tertentu. Sehari – hari, kita sering menjumpai asam sebagai
suatu zat yang terlarut dalam suatu pelarut tertentu (biasanya air) sehingga disebut
larutan asam. Bila suatu asam terlarut dalam sejumlah besar volume air, maka kita
katakana bahwa konsentrasi asam tersebut rendah atau disebut juga sebagai asam
encer. Konsentrasi suatu asam meningkat seiring dengan semakin berkurangnya
jumlah air yang melarutkannya.5
B. Basa
Secara kimia, kita dapat mengidentifikasikan basa sebagai senyawa yang
menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika larut dalam pelarut air. Perhatikanlah
bahwa rumus senyawa basa selalu memiliki gugus OH (kecuali untuk ammonium
hidroksida). Adanya gugus OH inilah yang menyebabkan senyawabasa memiliki
sifat – sifat khas sebagai suatu basa.
1. Sifat Basa
Seperti halnya asam, basa pun memiliki beberapa sifat yang dapat kita gunakan
untuk pengidentifikasian. Beberapa sifat basa akan dipelajari berikut ini.
a. Pahit dan Terasa Licin di Kulit
Rasa licin pada sabun disebabkan oleh basa yang terdapat pada sabun tersebut.
Basa pembuat sabun adalah natrium hidroksida. Selain terasa licin, basa pun
memiliki rasa yang pahit. Akan tetapi, kamu tidak dianjurkan untuk memeriksa
apakah suatu zat itu suatu basa atau tidak dengan cara menyentuh atau
mencicipinya. Hal itu karena basa kuat bersifat korosif yang dapat menyebabkan
tanganmu teriritasidan terbakar.
b. Mengubah Warna Indikator
Seperti halnya asam, larutan basa pun akan bereaksi dengan indicator sehingga
dapat mengubah warna indicator tersebut. Basa akan mengubah warna kertas la-
kmus merah menjadi biru, sedangkan lakmus biru akan tetap berwarna biru.
c. Menghantarkan Arus Listrik
Seperti halnya asam, senyawa basa pun merupakan penghantar listrik yang baik,
khususnya basa kuat. Basa kuat mudah terionisasi dlam air.
d. Menetralkan Sifat Asam
Salah satu sifat basa adalah meniadakan atau menghilangkan sifat suatu asam
yang direaksikan dengan basa tersebut. Asam yang kita miliki akan berkurang
sifat keasamannya, bahkan dapat berubah menjadi tidak asam. Apabila basa
direaksikan dengan asam, maka akan membentuk garam dan air. Reaksi itu
disebut dengan reaksi penetralan (netralisasi). Sebagai contohnya adalah kalsium
hidroksida direaksikan dengan asam sulfat akan membentuk kalsium sulfat dan
air.
Reaksi :
Kalsium Hidroksida + Asam Sulfat Kalsium Sulfat + Air
Ca(OH)2 (aq) + H2SO4 (aq) CaSO4 (aq) + 2H2O (l)
Tahukah kamu, mengapa pada tanah gambut sebelum ditanami terlebih dahulu
diberi kapur. Kapur merupakan salah satu contoh dari basa yang dapat
mengurangi tingkat keasaman tanah. Tablet obat sakit mag terbuat dari basa
magnesium hidroksida, mengapa? Konsentrasi asam lambung yang terlalu tinggi
dapat dikurangi dengan memakan obat sakit mag. Jadi, pada dasarnya konsentrasi
asam pada suatu zat dapat kita kurangi dengan cara menambahkan suatu basa ke
dalamnya. Basa merupakan istilah kimia yang digunakan untuk semua zat yang
dapat menetralkan asam. Selain karena kemampuan basa yang dapat menetralkan
asam, basa pun memiliki kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu
sehingga basa digunakan untuk berbagai keperluan. Sebagai contoh, pembersih
alat dapur yang ada di pasaran mengandung natrium hidroksida yang berfungsi
membersihkan noda minyak atau mentega. Pembersih lantai mengandung
ammonia yang dapat membersihkan debu.
2. Kekuatan Basa
Seperti halnya asam, basa pun dapat dibagi menjadi basa lemah dan basa kuat.
Kekuatan basa sangat bergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion
OH- dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut. Basa kuat bersifat
korosif. Ingatlah jangan menyentuh basa (murni ataupun larutannya)
sembarangan. Contoh senyawa yang tergolong basa kuat adalah natrium
hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH), dan kalsium hidroksida
(Ca(OH)2), sedangkan ammonia (NH3) tergolong sebagai basa lemah. Kaustik
merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. Jadi, kita menggunakan nama
kaustik soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dan kalium hidroksida (KOH).
Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses
berlangsung. Laju juga menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam satu
satua waktu. Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun. Reaksi
kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring dengan
bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat peraksi semakin sedikit, sedangkan
produk semakin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya
pereaksi atau laju terbentuknya produk.
untuk reaksi kimia
dengan a, b, p, dan q adalah koefisien reaksi, dan A, B, P, dan Q adalah zat-zat
yang terlibat dalam reaksi, laju reaksi dalam suatu sistem tertutup adalah
dimana [A], [B], [P], dan [Q] menyatakan konsentrasi zat-zat tersebut.
1. Luas permukaan sentuh
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam
banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila
semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang
terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik
kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan
itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan
semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
bereaksi.
2. Suhu
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu
pada suatu reaksi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel
semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering,
menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan,
maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.
3. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu
katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada
suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis
menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis
mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. Katalis dapat
dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen.
Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi
dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase
yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis
menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk
sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian
sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis
lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas. Katalis homogen umumnya bereaksi
dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantara kimia yang
selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang
memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di
mana C melambangkan katalisnya:
... (1)
... (2)
Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan
kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi :
Beberapa katalis yang pernah dikembangkan antara lain berupa katalis Ziegler-
Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi
katalitis yang paling dikenal adalah proses Haber, yaitu sintesis amonia
menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat
menghancurkan produk emisi kendaraan yang paling sulit diatasi, terbuat dari
platina dan rodium.