BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1...

27
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah ilmu tentang sesuatu yang memiliki pola keteraturan dan urutan yang logis. Matematika membahas tentang bilangan, kemungkinan, bentuk, alogaritma, dan perubahan. Sebagai ilmu dengan objek yang abstrak, matematika bergantung pada logika bukan pada pengamatan sebagai standar kebenarannya meskipun menggunakan pengamatan, simulasi, dan bahkan percobaan sebagai alat untuk menemukan kebenaran (Van de Walle 2008:12-13). Dalam Permendiknas No 22 tahun 2006 menyatakan bahwa “matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranpenting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.”Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan Matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan Matematika yang kuat sejak dini. Standar kompetensi dan kompetensi dasar Matematika dalam skripsi ini disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan Matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain. (Permendiknas No 22 tahun 2006) Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. (Permendiknas No 22 tahun 2006)

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Matematika

Matematika adalah ilmu tentang sesuatu yang memiliki pola keteraturan dan

urutan yang logis. Matematika membahas tentang bilangan, kemungkinan, bentuk,

alogaritma, dan perubahan. Sebagai ilmu dengan objek yang abstrak, matematika

bergantung pada logika bukan pada pengamatan sebagai standar kebenarannya

meskipun menggunakan pengamatan, simulasi, dan bahkan percobaan sebagai alat

untuk menemukan kebenaran (Van de Walle 2008:12-13).

Dalam Permendiknas No 22 tahun 2006 menyatakan bahwa “matematika

merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,

mempunyai peranpenting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

manusia.”Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi

dewasa ini dilandasi oleh perkembangan Matematika di bidang teori bilangan,

aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan

menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan Matematika yang

kuat sejak dini.

Standar kompetensi dan kompetensi dasar Matematika dalam skripsi ini

disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan

tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan

menggunakan Matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan

ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.

(Permendiknas No 22 tahun 2006)

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik dari

sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,

analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.Kompetensi

tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh,

mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang

selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. (Permendiknas No 22 tahun 2006)

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

9

2.1.2 Pembelajaran Matematika

Menurut Hardini & Dewi (2012:10) “pembelajaran adalah suatu usaha yang

sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru

untuk mencapai tujuan kurikulum”. Dalam keseharian pembelajaran sering

dipahami sebagai proses belajar mengajar yang didalamnya melibatkan interaksi

guru dengan siswa dan antara sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan belajar

yaitu munculnya perubahan sikap dan tingkah laku. Apa yang siswa pelajari

hampir seluruhnya tergantung pada pengalaman guru saat mengajar di dalam

kelas setiap harinya.

Sudjana (2010:8) berpendapat bahwa pembelajaran dapat diberi arti sebagai

setiap upaya yang sistematik dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan

kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dalam kegiatan ini

terjadi interaksi edukatif antara siswa yang melakukan kegiatan belajar dengan

pendidik yang melakukan kegiatan membelajarkan.

Sanjaya (2011:9) mengatakan bahwa “proses pembelajaran pada hakekatnya

diarahkan untuk membelajarkan siswa agar dapat mencapai tujuan yang telah

ditentukan”. Pendidik bukan hanya mentransfer informasi kepada siswa kemudian

siswa secara pasif menyerap informasi dari guru atau buku, melainkan di dalam

proses pembelajaran sebaiknya melibatkan siswa secara aktif mengkonstruksi

(membangun) pengetahuannya sendiri melalui pengalaman belajar yang

menekankan pada apa yang kita lihat, dengar atau sentuh di sekitar kita. Guru

berperan sebagai fasilitator memberikan semangat kepada siswa, memberi

kepercayaan dan harapan.

Natawidjaja (2007:680) mendefinisikan pembelajaran merupakan suatu

proses, situasi, dan upaya yang dirancang guru sedemikian rupa sehingga

membuat siswa belajar. Proses pembelajaran yang diharapkan adalah

pembelajaran aktif yaitu mengarah pada aktivitas yang dilakukan oleh siswa.

Peran guru adalah sebagai fasilitator yaitu penyedia informasi bagi siswa, selain

itu guru juga berperan sebagai motivator dan manajer belajar siswa.

Natawidjaja (2007:679) mengemukakan mengenai visi matematika sebagai

berikut; Visi pertama mengarahkan pembelajaran untuk pemahaman konsep dan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

10

idea matematika yang kemudian diperlukan untuk menyelesaikan masalah

matematika dan ilmu pengetahuan lainnya. Visi kedua dalam arti yang lebih luas

dan mengarah ke masa depan, matematika memberikan kemampuan menalar yang

logis, sistematik, kritis dan cermat, menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa

keindahan terhadap keteraturan sifat matematika, serta mengembangkan sikap

objektif dan terbuka yang sangat diperlukan dalam menghadapi masa depan yang

selalu berubah.

Prinsip pembelajaran matematika menurut Van de Wall (2008:3) didasarkan

pada dua ide dasar yaitu, pertama belajar matematika dengan pemahaman adalah

penting. Belajar matematika tidak hanya memerlukan keterampilan menghitung

tetapi juga memerlukan kecakapan untuk berfikir dan beralasan secara sistematis

untuk menyelesaikan soal-soal baru dan mempelajari ide-ide baru yang akan

dihadapi siswa di masa yang akan datang. Prinsip kedua belajar ditingkatkan

didalam kelas dengan cara siswa diminta untuk menilai ide-ide mereka sendiri

atau ide-ide temannya, didorong untuk membuat dugaan tentang matematika

kemudian mengujinya dan mengembangkan keterampilan memberi alasan yang

logis.

Menurut Ahmadi dkk (2011:101-103) pembelajaran tuntas (mastery

learning) dalam proses pembelajaran berbasis kompetensi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) dimaksudkan dengan pendekatan dalam pembelajaran

yang mempersyaratkan peserta didik menguasai secara tuntas seluruh standar

kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran tertentu. Pembelajaran

tuntas adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip ketuntasan secara

individual meskipun kegiatan belajar ditujukan pada sekelompok peserta didik

(klasikal). Dalam hal ini meskipun peserta didik belajar melalui strategi

pembelajaran klasikal namun tetap terdapat pengakuan dan pelayanan secara

individual yang memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing peserta

didik secara optimal.

Munthe (2009:54) berpendapat bahwa “proses pembelajaran seyogianya

dilaksanakan dengan strategi yang bervariasi”. Berdasarkan pendapat tersebut

dapat diartikan bahwa penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran yang

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

11

bervariasi berguna untuk membantu mencapai tujuan pengajaran tertentu.

Natawidjaja (2007:684) menyarankan dalam pembelajaran matematika untuk

mengembangkan kemampuan komunikasi matematik, memupuk kerjasama, dan

saling menghargai pendapat orang lain, siswa dapat diberikan tugas belajar dalam

kelompok kecil. Hal ini sesuai dengan pendapat Peterson (1987) dalam

Natawidjaja (2007:682) yang menyarankan belajar matematika dapat dilakukan

dengan membentuk kelompok kecil. Dari ketiga pendapat tersebut maka, dapat

dikatakan bahwa penggunaan strategi pembelajaran dengan membentuk kelompok

kecil dalam kegiatan belajar matematika dapat membantu siswa mencapai tujuan

pembelajaran dan mengembangkan interaksi sosial diantara peserta didik dalam

memupuk kerjasama.

Menurut Muhsetyo (2011:26), pembelajaran Matematika adalah “proses

pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan

yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan

Matematika yang dipelajari”. Heruman (2012:1) mendefinisikan “matematika

sebagai bahasa simbol ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara

deduktif; ilmu tentang keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari

unsur yang tidak didefinisikan, unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau

postulat, dan akhirnya ke dalil.”

Matematika merupakan ilmu yang sifatnya universal. Dari jenjang sekolah

dasar hingga perguruan tinggi menggunakan ilmu ini. Ilmu dalam pelajaran

matematika mengajak siswa untuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan

kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Dari pengalaman belajar yang seperti

inilah diharapkan siswa mampu memahami matematika dan mengaplikasikannya

dalam kehidupan sehari-hari.

Dari pendapat beberapa ahli di atas maka penulis menyimpulkan bahwa

Matematika adalah sebuah ilmu pengetahuan tentang penelitian pada angka dan

bilangan yang dikelompokkan pada tiga bidang aljabar, analisis, dan geometri

yang merupakan pola dan hubungan sebab dari sekumpulan konsep tertentu atau

model tertentu yang dapat dibuat generalisasinya untuk dibuktikan kebenarannya

secara deduktif.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

12

Berdasarkan kajian teori tentang pembelajaran matematika yang telah

diuraikan maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika adalah upaya

yang dilakukan secara sengaja yang dilakukan oleh guru untuk membelajarkan

peserta didik secara aktif sesuai pemaham konsep dan prinsip matematika melalui

penggunaan informasi belajar formal dan informal, mengidentifikasi unsur dengan

pemahaman, menumbuhkan respon siswa lengkap dan jelas serta tidak ragu-ragu

agar siswa dapat mencapai ketuntasan belajar matematika yang meliputi

penguasaan secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar

mata pelajaran matematika. Dalam mengupayakan siswa untuk belajar

matematika guru harus memahami dan memiliki keterampilan dalam

mengembangkan model pembelajaran yang efektif, kreatif, dan menyenangkan

sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP).

2.1.3 Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika di sekolah diarahkan pada pencapaian standar

kompetensi dasar oleh siswa. Kegiatan pembelajaran matematika tidak

berorientasi pada penguasaan materi matematika semata, tetapimateri matematika

diposisikan sebagai alat dan sarana siswa untuk mencapai kompetensi. Oleh

karena itu, ruang lingkup mata pelajaran matematika yang dipelajari di sekolah

disesuaikan dengan kompetensi yang harus dicapai siswa.Permendiknas No. 20

Tahun 2006, mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi

aspek-aspek sebagai berikut:

1. Bilangan,

2. Geometri dan pengukuran,

3. Pengolahan data.

Hakikat matematika menurut Soedjadi (dalam Heruman 2012:1) yaitu

memiliki objek tujuan yang abstrak, bertumpu pada kesempatan, dan pola piker

yang deduktif.Siswa SD berkisar berumur 6-7 tahun sampai 12-13 tahun. Menurut

Piaget ”mereka berada pada operasional konkret”. Dari perkembangan kognitif

pemikiran mereka masih terikat dengan objek yang konkret yang dapatditangkap

oleh panca indera. Menurut Heruman (2012:2), dalam mengajarkan matematika

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

13

harus bisa memahami dan mengetahui bahwa kemampuan setiap siswa itu

berbeda, dan semua siswa belum tentu senang dengan pembelajaran Matematika.

Memang tujuan akhir dalam pembelajaran Matematika di SD agar siswa terampil

dalam menggunakan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Sesuai dengan Standar isi Matematika merupakan ilmu universal yang

mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam

berbagai disiplin dan memeajukan daya pikir manusia.Perkembangan pesat di

bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh

perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang

dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan

diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Standar kompetensi dan kompetensi dasar metematika disusun sebagai

landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut diatas. Selain

itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan

matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan

dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.

Menurut Permendiknas No. 14 Tahun 2007 tentang Standar Isi mata pelajaran

matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan

tepat, dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Dalam pembelajaran matematika di SD dapat ditarik kesimpulan bahwa

matematika merupakan ilmu yang deduktif dimana ilmu yang bersifat umum ke

dalam ilmu yang bersifat khusus. Dalam pembelajaran siswa juga harus

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

14

menemukan sendiri pengetahuan sesuai dengan pengalaman seari-hari siswa dan

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari pula.Guru juga harus mengetahui

sejauh mana kemampuan siswa dalam belajar karena setiap siswa mempunyai

kemampuan yang berbeda-beda. Siswa SD dalam belajar masih terikat dengan

benda yang konkret yang bisa langsung dilihat oleh panca indra maka dengan itu

guru harus pintar-pintarnya menyusun pembelajaran agar mudah dimengerti oleh

siswa. Karena banyak siswa yang kurang suka dengan matematika. Begitu pula

dengan pokok bahasan bangun datar dan bangun ruang dalam matematika. Siswa

juga harus mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh

siswa.

2.1.4 Metode Pembelajaran Kumon

2.1.4.1 Pengertian Metode Pembelajaran Kumon

Metode pembelajaran kumon adalah metode pembelajaran dengan

mengaitkan antar konsep, keterampilan, kerja individual dan menjaga suasana

nyaman dan menyenangkan.Bahan pelajarannya dirancang sehingga siswa dapat

mengerjakan dengan kemampuannya sendiri, bahkan memungkinkan bagi anak

untuk mempelajari bahan pelajaran di atas tingkatan kelasnya di sekolah(Toru

Kumon, 2006:25). Metode Kumon merupakan metode belajar perseorangan.

Siswa diharuskan aktif dengan level kemampuannya.

Metode Kumon adalah metode pendidikan yang unik, yang tidak

menyamaratakan kemampuan masing-masing siswa. Berdasarkan bimbingan

perseorangan dan belajar pada tingkatan yang tepat, Kumon ingin

mengembangkan kemampuan setiap siswa dan memaksimalkan potensinya.

Dengan menggali potensi setiap individu, Kumon mendorong siswa untuk

menjadi yang terbaik dengan kemampuan sendiri.

Metode Kumon merupakan metode perseorangan dengan level tertentu.

Siswa dituntun mengerjakan dengan kemampuannya sendiri. Jadi metode kumon

adalah metode yang mementingkan cara belajar perseorangan. Di dalam metode

ini juga menuntut pendekatan guru agar dapat mengetahui pada level mana siswa

terebut, sehingga guru dapat memberikan bimbingan dengan efektif dan tepat.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

15

2.1.4.2 Karakteristik Metode Pembelajaran Kumon

Metode Kumon memiliki karakterstik yang dapat digunakan dan

dikembangkan oleh guru sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Wahidin (2013:4) karakteristik metode Kumon adalah sebagai berikut:

a. Bimbingan Perseorangan

Membimbing siswa secara perseorangan sesuai dengan kemampuan

masing-masing , sehingga mereka memiliki kemampuan akademik dasar

yang baik dan potensinya dapat berkembang secara maksimal.

b. Step-step Kecil

Menggunakan bahan pelajaran matematika yang materinya disusun secara

efektif, sistematis dan dalam step-step kecil sehingga siswa tidak merasa

kesulitan ketika maju ke tingkat yang lebih tinggi. Bahan pelajaran

matemaitka dengan metode ini senantiasa direvisi dari waktu ke waktu

untuk mempermudah siswa belajar.

c. Kemandirian Belajar Siswa belajar yang benar dengan menumbuhkan sikap belajar yang baik.

Siswa tidak menerima pelajaran secara sepihak dari pembimbing,

melainkan dilatih untuk memahami dan mengajarkan soal dengan

kemampuannya sendiri. Cara belajar seperti ini akan membentuk

kemandirian dalam belajar. Kumon berusaha untuk mengembangkan

kemampuan setiap anak dan mengeluarkan yang terbaik sehingga mereka

mempunyai rasa percaya diri untuk mencoba soal yang lebih sulit.

Berdasarkan bimbingan perseorangan dan belajar pada tingkatan yang

tepat, Kumon berusaha untuk mengembangkan kemampuan setiap siswa dan

mengeluarkan yang terbaik sehingga mereka mempunyai rasa percaya diri untuk

mencoba soal yang lebih sulit.

Kumon menghargai nilai dari belajar mandiri. Maka, bimbingan

perseorangan adalah salah satu fitur dasar dari Metode Kumon. Kunci dari

bimbingan perseorangan adalah belajar pada tingkatan yang tepat, yaitu ketika

siswa dapat maju secara mandiri tanpa diajari secara khusus.

Kumon adalah metode yang menekankan pada kemandirian dan

kematangan pada tingkat berpikir siswa. Siswa belajar mandiri dengan bimbingan

oleh guru. Kumon juga menekankan pada step-step berpikir siswa. Jadi siswa

dibimbing oleh guru untuk berpikir pada jenjang kemampuannya dengan

menekankan kemandirian.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

16

2.1.4.3 Kelebihan dan kekurangan Metode Kumon

1) Kelebihan Metode Kumon

a) Sesuai dengan kemampuan karena sebelum anak belajar ada tes

penempatan sehingga anak tidak merasa tersiksa.

b) Bahan pelajaran tersusun atas langkah-langkah kecil sehingga anak bisa

memperoleh kemampuan dasar yang kuat.

c) Anak mengerjakan soal secara mandiri dari tingkat yang mudah sampai

tingkat yang lebih sulit bila mengalami kesulitan bisa melihat buku

penyelesaian sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.

d) Kumon mengajak anak disiplin

Toru Kumon (dalam Miftahul Huda, 2012:189)

Metode Kumon memiliki kelebihan dalam mengajarkan pelajaran

matematika pada langkah-langkah yang jelas dan rinci. Siswa dibiasakan untuk

berpikir disiplin pada tingkat kemampuannya sendiri. Siswa diberi pekerjaan pada

tingkat kesulitan paling bawah. Lembar kerjanya didesain sedekian sehingga

siswa dapat memahami soal dengan kemampuannya sendiri. Jika siswa terus

belajar dengan kemampuannya sendiri, ia akan mampu mengerjakan soal dengan

benar.

2) Kelemahan Metode Kumon

a) Tidak semua siswa dalam satu kelas memiliki kemampuan yang sama.

b) Anak belajar secara perorangan sehingga dimungkinkan tumbuh rasa

individualisme.

c) Kedisiplinan kumon kadang membuat anak-anak menjadi tidak kreatif

Toru Kumon (dalam Miftahul Huda, 2012:189)

Metode Kumon juga memiliki beberapa kelemahan. Karena dalam metode

ini yang ditekankan adalah kemampuan individu, maka tak jarang tumbuh rasa

individualism yang tinggi. Selain itu karena banyaknya siswa dalam satu kelas

dengan tingkat kemampuan yang berbeda, maka akan sulit bagi guru untuk

menyamakan kemampuan tiap siswa.

Kelamahan metode kumon dapat kita siasati dengan beberapa cara, yaitu:

a) guru harus melakukan pendekatan secara mendalam kepada setiap peserta

didiknya

b) guru harus selalu memotivasi siswa untuk terus belajar agar tidak tertinggal

dengan teman lainnya

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

17

c) metode Kumon dapat juga digunakan dengan mengkolaborasikan dengan

metode yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berkelompok dan

bersosialisasi

d) Ajaklah siswa untuk selalu berpikir kreatif dengan kemampuannya dengan

tidak meninggalkan kedisiplinan dalam bekerja

Beberapa cara tersebut dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan

dalam penggunaan metode Kumon. Dengan memadukan kelebihan dan cara

mengatasi kekurangan dalam metode Kumon, maka diharapkan metode ini dapat

membantu guru untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dan menumbuhkan

motivasi belajar siswa.

2.1.4.4 Langkah Metode Kumon

Menurut Anwar (2012:5) Kumon memiliki lima langkah, yaitu:

1. Sajian konsep.

2. Latihan.

3. Tiap siswa selesai tugas langsung diperiksa-dinilai.

4. Jika keliru langsung dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi.

5. Lima kali salah guru membimbing.

Metode Kumon yang diberikan secara perorangan pada tingkatan dan porsi

yang tepat akan mengembangkan kemampuan matematika siswa. Selain itu

belajar dalam waktu yang singkat dan rutin setiap harinya, maka dalam diri siswa

akan terbentuk kemampuan berkonsentrasi, ketangkasan kerja, kemampuan

berpikir, kebiasaan belajar dan rasa percaya diri yang merupakan dasar untuk

mempelajari hal-hal lainnya.

Metode Kumon bukan hanya meningkatkan penguasaan matematika, tapi

juga berbagai kemampuan belajar pada siswa, mulai dari konsentrasi dan

ketangkasan kerja, semangat kebiasaan belajar mandiri, kebiasaan belajar setiap

hari. Bila ia bisa menyelesaikan soal latihan matematika dari sekolah dengan

cepat, maka ia bisa menggunakan sisa waktu untuk mempelajari ilmu lain.

Alhasil, pelajaran lain pun pasti akan meningkat.

Kumon menekankan pada kemandirian siswa dalam memecahkan masalah

matematika dengan bimbingan guru. Metode Kumon juga menuntut kemahiran

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

18

siswa dalam menyelesaikan langkah-langkah pembelajaran, sehingga siswa dapat

dengan matang menyelesaikan kegiatan belajar dan mengajar sesuai dengan

kemampuannya. Melalui bimbingan perseorangan dan belajar pada tingkatan yang

tepat, Kumon berusaha untuk meningkatkan kemampuan setiap anak dan

memaksimalkan potensinya. Siswa mulai dari bagian yang dapat dikerjakannya

sendiri dengan mudah, tanpa kesalahan. Melalui pencapaian target dengan

kemampuannya sendiri, anak-anak akan merasakan kegembiraan dan kepuasan.

2.1.4.5 Penerapan Metode Pembelajaran Kumon

Kumon adalah sistem belajar yang memberikan program belajar secara

perseorangan sesuai dengan kemampuan masing-masing, yang memungkinkan

anak menggali potensi dirinya dan mengembangkan kemampuannya secara

maksimal. Melalui pelajaran Matematika Kumon tidak hanya membentuk

kemampuan akademik saja, akan tetapi juga membentuk karakter yang positif dan

“life-skills” (ketrampilan hidup) yang akan berguna bagi masa depan anak.

Dalam penerapannya Lukman (2008) secara rinci metode kumon ini

kedalam 8 tahap, yaitu:

a) Mula-mula, guru menyajikan konsep dan siswa memperhatikan penyajian

tersebut\

b) Kemudian siswa mengambil buku saku yang telah disediakan,

menyerahkan lembar kerja PR yang sudah dikerjakannya di rumah, dan

mengambil lembar kerja yang telah dipersiapkan guru untuk dikerjakan

siswa pada hari tersebut.

c) Siswa duduk dan mulai mengerjakan lembar kerjanya. Karena pelajaran

diprogram sesuai dengan kemampuan masing-masing, biasanya siswa

dapat mengerjakan lembar kerja tersebut dengan lancar.

d) Setelah selesai mengerjakan, lembar kerja diserahkan kepada guru untuk

diperiksa dan diberi nilai. Sementara lembar kerjanya dinilai, siswa

berlatih dengan alat bantu belajar.

e) Setelah lembar kerja selesai diperiksa dan diberi nilai, guru mencatat hasil

belajar hari itu pada “Daftar Nilai”. Hasil ini nantinya akan dianalisa untuk

penyusunan program belajar berikutnya.

f) Bila ada bagian yang masih salah, siswa diminta untuk membetulkan

bagian tersebut hingga semua lembar kerjanya memperoleh nilai 100.

Tujuannya, agar siswa menguasai pelajaran dan tidak mengulangi

kesalahan yang sama.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

19

g) Setelah selesai, siswa mengikuti latihan secara lisan. Sebelum pulang, guru

memberikan evaluasi terhadap pekerjaan siswa hari itu dan memberitahu

materi yang akan dikerjakan siswa pada hari berikutnya.

Metode Kumon menggunakan bahan pelajaran berupa lembar kerja yang

disusun sedemikian rupa secara sistematis dan small step yang berisi materi

pelajaran matematika dari tingkat prasekolah sampai dengan tingkat SMU. Bahan

pelajarannya dirancang sehingga siswa dapat mengerjakan dengan

kemampuannya sendiri, bahkan memungkinkan bagi siswa untuk memperlajari

bahan pelajaran di atas tingkatan kelasnya di sekolah.

Berbeda dengan metode pembelajaran yang lain, metode kumon memang

lahir untuk matematika. Peneraan metode kumon tidak dapat dispesifikasikan

untuk tema-tema tertentu dalam matematika, melainkan untun keseluruhan

matematika. Penerapan metode kumon data dilakukan dengan membuat rangkaian

soal-soal dengan tingkat kesulitan paling rendah sampai yang paling tinggi.

Salah satu jurus yang membuat metode ini efektif adalah metode

belajarnya. Di program Kumon, pembelajarannya disesuaikan dengan kemampuan

masing-masing siswa. Karena sesuai dengan potensinya masing-masing, akan

lebih mudah bagi siswa mempelajarinya. Kumon menilai kunci keberhasilan

belajar matematika adalah dengan banyak berlatih. Tak heran bila selama belajar

dengan Metode Kumon siswa akan mendapat banyak porsi latihan. Begitu metode

ini sudah dimengerti siswa, ia bisa mempraktikkannya sendiri di rumah dengan

berlatih soal-soal dan kesulitan-kesulitannya di sekolah.Bila terus dilatih,

kemampuannya akan terus terasah.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak terlepas dari

kegiatan yang telah dirinci dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP

dibuat sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Pelaksanaan pembelajaran yang

ada dalam Standar Proses meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup. Langkah-langkah dalam metode KUmon jika dikaitkan dengan

Tandar Proses maka dapat dijelaskan dalam table berikut:

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

20

Tabel 2

Metode Kumon Dalam Kegitan Belajar Mengajar

Sesuai Dengan Standar Proses

No Kegiatan Tindakan

1 Kegiatan

awal

a) Salam dan doa

b) Absensi siswa

c) Pengkondisian kelas (mempersiapan kelangkapan belajar)

d) Apersepsi dengan memberikan pertanyaan dan latihan tentang pokok

bahasan yang akan diajarkan

e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

2 Kegiatan

Inti

1. Eksplorasi

a. Siswa mengingat kembali materi yang diajarkan di kelas yang lalu

b. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang masalah dalam kehidupan

sehari-hari yang berkaitan dengan pokok bahasan

c. Siswa mengumpulkan data tentang pokok bahasan yang akan dipelajari

d. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang konsep materi

2. Elaborasi

a. Siswa mengerjakan contoh soal yang diberikan guru dipapan tulis

b. Siswa berdiskusi tentang cara cara baru menyelesaikan soal yang

diberikan guru melalui pemikirannya sendiri (mengerjakan dengan cara

yang paling mudah)

c. Siswa mengambil lembar kerja yang telah dipersiapkan guru untuk

dikerjakan siswa pada hari tersebut

d. Siswa mengerjakan latihan analisis soal berbentuk LKS dengan waktu

yang terbatas dan menggunakan cara yang telah mereka temukan sendiri

Tujuannya untuk membentuk konsep baru melalui pemikiran siswa

e. Setelah selesai mengerjakan, siswa menyerahkan lembar kerja pada guru

untuk diperiksa dan diberi nilai.

f. Sementara lembar kerja siswa dinilai, siswa berdiskusi dengan teman

sebangku membuat sebuah lagu yang berisikan rumus baru yang telah

mereka temukan

g. Bila ada bagian yang masih salah, siswa membetulkan bagian tersebut

hingga semua lembar kerjanya memperoleh nilai 100. Tujuannya, agar

siswa menguasai pelajaran dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.

h. Setelah semua siswa selesai mengerjakan LKS, guru membimbing siswa

untuk mempresentasikan rumus baru yang mereka temukan didepan kelas

dalam bentuk pembacaan puisi.

Tujuannya agar siswa tidak melupakan rumus yang mereka temukan

sendiri

3. Konfirmasi

a. Siswa bertanya kepada guru tentang materi yang masih kurang jelas

b. Siswa yang berani mempresentasikan hasil penemuan rumus barunya

diberikan apresiasi

c. Siswa yang telah tuntas diberikan ucapan selamat dan dapat mengikuti

pokok bahasan selanjutnya

d. Siswa yang belum tuntas diberikan motivasi agar belajar dengan giat dan

akan dibimbing untuk dapat maju ke pokok bahasan yang selanjutnya

3 Kegiatan

Penutup

a. Siswa dan guru bersama-sama menarik kesimpulan tentang materi

b. Siswa menulis tugas pendalaman untuk dipelajari lebih lanjut di rumah

c. Guru memberikan evaluasi terhadap pekerjaan siswa hari itu dan

memberitahu materi yang akan dikerjakan siswa pada hari berikutnya.

d. Guru menutup kegiatan belajar mengajar

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

21

2.1.5. Belajar

2.1.5.1 Pengertian Belajar

Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah “suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Sejalan dengan pendapat Slameto, Hamzah (2013:23) juga

menyatakan bahwa belajar adalah ”perubahan tingkah laku secara relatif

permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan

(reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.”

Belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku. Perubahan

tingkah laku ini dapat berupa perubahan yang permanen dan potensial untuk

mencapai tujuan tertentu. Perubahan juga tidak hanya dari segi kodnitif saja tetapi

juga aspek afektif dan psikomotor juga bisa berubah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perubahan yang terjadi melalui belajar tidak

hanya mencakup pengetahuan, tetapi juga pengalaman, keterampilan untuk hidup

bermasyarakat meliputi keterampilan berpikir (memecahkan masalah) dan

keterampilan sosial, yang lebih penting adalah nilai dan sikap. Jadi jika

disimpulkan, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dalam jangka waktu yang lama yang

disebabkan oleh adanya interaksi antara stimulus dan respon.

2.1.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Slameto (2010:54-72) faktor yang mempengaruhi

belajardigolongkan sebagai berikut.

a. Faktor-Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari diri siswa.

1. Faktor jasmaniah

2. Faktor psikologis

3. Faktor kelelahan

b. Faktor-Faktor Ekstern

Faktor eksten adalah faktor yang berasal dari luar siswa. Faktor ini meliputi:

1. Faktor keluarga

2. Faktor sekolah

3. Faktor masyarakat

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

22

Melalui penjelasan faktor intern dan ekstern yang mempengaruhi hasil

belajar. Faktor intern meliputi: faktor jasmaniah, psikologis, dan kelelahan, dan

faktor ekstern meliputi: faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Faktor intern dan ekstern akan sangat mempengaruhi belajar, dan untuk

memperoleh hasil belajar yang baik atau memuaskan, maka siswa harus

memperhatikan faktor-faktor inten dan ekstern. Untuk meningkatkan hasil belajar

maka siswa dituntut untuk memiliki kebiasaan belajar yang baik.

2.1.6 Motivasi Belajar

2.1.6.1 Pengertian Motivasi

Menurut Hamzah (2013:1) motivasi adalah dorongan dasar yang

menggerakkan seseorang dalam bertingkah laku.” Motivasi ini timbul dari dalam

diri orang tersebut. Jadi motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang

menyebabkan orang melakukan suatu hal. Motivasi ini sangat mempengaruhi

tindakan seseorang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pentingnya motivasi yang kuat dari dalam diri siswa akan meningkatkan

minat, kemauan dan semangat yang tinggi dalam belajar, karena antara motivasi

dan semangat belajar mempunyai hubungan yang erat. Sebagaimana yang

dikatakan oleh Putra (2010:3) bahwa dalam kegiatan belajar, motivasi akan

menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar,

sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

2.1.6.2 Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Hamzah (2013:23) motivasi belajar adalah “dorongan internal

dan eksternal pada siswa-siswiyang sedang belajar untuk mengadakan perubahan

tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang

mendukung.” Sedangkan Suprijono (2011:163) mendefinisikan “motivasi belajar

sebagai dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar

untuk mengadakan perubahan perilaku. Motivasi belajar adalah proses yang

memberi semangat belajar, arah dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang

termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.”

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

23

Dua pendapat ahli tersebut didukung oleh pendapat Yamin (2008:158)

menyatakan bahwa “motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari

dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah

keterampilan, pengalaman.Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk

tercapai suatu tujuan.”

Pengertian motivasi belajar dari beberapa ahli menyatakan bahwa motivasi

belajar merupakan keseluruhan daya penggerak yang timbul dari dalam batin

seseorang untuk melakukan kegiatan belajar agar tujuan yang dikehendaki dapat

tercapai. Motivasi bisa berupa dorongan, kemauan, dan perbuatan seseorang yang

berperan pada kemajuan dan perkembangan siswa melalui proses belajar. Dengan

demikian motivasi belajar matematika merupakan menggerakkan daya psikologis

siswa untuk dapat melakukan kegiatan belajar memperluas pengalaman dan

menambah keterampilan supaya dapat mencapai tujuan pembelajaran matematika.

Dengan adanya motivasi akan memberi hasil yang lebih baik terhadap perbuatan

yang dilakukan seseorang.

Berdasarkan kajian tentang Motivasi belajar maka dapat dikatakan bahwa

seseorang yang memiliki motivasi tinggi ditunjukkan dengan adanya perubahan

perilaku afektif sebagai hasil belajar yang dapat diukur dengan indikator

perubahan tingkah laku yang lebih baik dibandingkan dengan tingkah laku

sebelumnya. Melalui strategi pembelajaran kooperatif dimaksudkan agar dapat

mengembangkan interaksi sosial diantara peserta didik sehingga peserta didik

merasa lebih termotivasi. Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi

yang kuat dan jelas akan tekun dan berhasil dalam belajarnya.

Untuk mengumpulkan data tentang motivasi belajar siswa maka digunakan

angket yang berisi tentang penjabaran indikator-indikator motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Sebagaimana dikatakan oleh Purwanto (2010:5) bahwa

motivasi belajar diukur melalui angket motivasi dengan butir-butir pertanyaan

pada cara-cara tertentu. Sugiyono (2010:134) menjelaskan bahwa untuk mengukur

motivasi seseorang dapat menggunakan skala Guttman. Dalam penelitian ini jika

seseorang menampilkan respon “ya” maka diberikan skor 1, dan “tidak pernah”

diberikan skor 1. Menurut Purwanto (2010:61) jika responden mempunyai skor

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

24

motivasi belajar antara 21-40 termasuk kedalam kelompok responden yang

memiliki motivasi belajar rendah. Responden dengan skor motivasi 41-60

termasuk kedalam responden kelompok motivasi sedang dan responden dengan

skor 61-80 termasuk kedalam kelompok responden yang memiliki motivasi

belajar tinggi.

2.1.6.3 Jenis-Jenis Motivasi

Santrock (2009:204) menggolongkan motivasi ke dalam 2 jenis yaitu;

motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.Motivasi instrinsik adalah motivasi

internal untuk melakukan sesuatu demi hal itu sendiri (sebuah tujuan itu sendiri).

Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk

mendapatkansesuatu yang lain (sebuah cara untuk mendapatkan sesuatu yang

lain).

Sejalan dengan pendapat Santrock, Sudjana (dalam Suparman 2010:50-51)

menyatakan bahwa motivasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: motivasi intrinsic

dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang muncul dari

dalam diri setiap individu seperti kebutuhan, bakat, kemauan, minat dan

harapan.Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar diri

seseorang, timbul karena adanya stimulus (rangsangan) dari luar dirinya atau

lingkungannya.

Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajar

mengajar. Motivasi dan hasil belajar merupakan dua hal yang saling berhubungan

satu sama lain. Dengan adanya motivasi belajar, maka keinginan seseorang untuk

memperoleh hasil belajar yang baik akan mudah tercapai.

2.1.6.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Hamzah (2013:33) faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

meliputi:

1. Faktok Intrisik: hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan

belajar, harapan akan cita-cita.

2. Faktor ekstrinsik: adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif,

dan kegiatan belajar yang menyengkan.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

25

Jadi faktor yang mempengaruhi motivasi ada dua yaitu faktor intrinsik dan

faktor ekstrinsik.Faktor intrinsik berasal dari dalam individu itu sendiri dan factor

ekstrinsik berasal dari luar diri individu. Kedua faktor tersebut disebabkan oleh

rangsangan tertentu, disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang

berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.

2.1.6.5 Penerapan Motivasi Belajar

Motivasi belajar sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar.

Menurut Djamarah (2011:169-170), upaya guru untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa dapat dilakukan dengan empat cara yang meliputi:

1. Menggairahkan anak didik

Dalam pengajarannya, guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang

aktif dan menyenangkan. Guru harus berusaha menghindari halhal yang

monoton dan membosankan agar dapat meningkatkan keinginan belajar

siswa.

2. Memberikan harapan realistis

Guru harus memelihara harapan-harapan siswa yang realistis dan

memodifikasi harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis. Untuk itu

guru perlu mengetahui riwayat akademis siswa.Jika siswa lebih sering

mengalami kegagalan dalam belajar, maka guru harus banyak memberikan

keberhasilan kepada siswa.Harapan yang diberikan tentu saja harus dengan

pertimbangan yang matang agar tidak merugikan bagi guru maupun siswa.

3. Memberi intensif

Apabila siswa mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan

hadiah atas keberhasilan yang dicapainya.Hal ini dapat memperkuat

motivasi siswa agar dapat melakukan perbuatan belajar dengan lebih

baik.Hadiah tersebut dapat berupa pujian, nilai yang baik, dsb.

4. Mengarahkan perilaku anak didik

Cara mengarahkan siswa adalah dengan memberikan tugas, bergerak

mendekati, memberi hukuman yang mendidik, menegur dengan sikap

lemah lembut dan dengan perkataan yang ramah dan baik.Siswa yang aktif

terlibat langsung dalam pembelajaran, sebaiknya diberi pujian dan respon

yang baik.Sedangkan menghadapi siswa yang diam, membuat keributan

dan ramai seharusnya diberi teguran secara arif dan bijaksana.

Motivasi belajar siswa dapat dibangun dengan banyak cara. Tugas guru

sebagai pendidik selain mengajarkan materi pelajaran, juga membangkitkan

motivasi belajar. Hal ini menjadi penting karena motivasi belajar adalah salah

astu penentu keberhasilan belajar siswa. M,otivasi belajar yang akan timbul

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

26

dari dalam diri siswa akan lebih bermakna jika didukung oleh pembentukan

motivasi yang ada diluar diri siswa.

Menurut Hanafiah dan Suhana (2010:28), untuk membangkitkan motivasi

belajar dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

1. Peserta didik memperoleh pemahaman (comprehension) yang jelas

mengenai proses pembelajaran.

2. Peserta didik memperoleh kesadaran diri (self consciousness) terhadap

pembelajaram.

3. Menyesuaikan tujuan pembelajaran dengan kebutuhan peserta didik secara

link and match.

4. Memberi sentuhan lembut (soft touch).

5. Memberi hadiah (reward).

6. Memberikan pujian dan penghormatan.

7. Peserta didik mengetahui prestasi belajarnya.

8. Adanya iklim belajar yang kompetitif secara sehat.

9. Belajar menggunakan multimedia.

10. Belajar menggunakan multi metode.

11. Guru yang kompeten dan humoris.

12. Suasana lingkungan sekolah yang sehat.

Motivasi belajar adalah dorongan dari dalam dan dari luar yang

mempengaruhi tingkah laku seseorang. Ketika guru mengajar hanya

mementingkan hasilnya dan tidak memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran

dengan suasana yang menyenangkan, maka hasilnya, siswa kurang tertarik

mengikuti pelajaran matematika sehingga hasil belajarnya jelek. Dalam proses

belajar mengajar selama ini, guru kurang memperhatikan motivasi belajar siswa.

Guru hanya memperhatikan hasil akhirnya saja. Maka pemikiran penulis tentang

motivasi belajar adalah factor internal dan eksternal yang ada dalam diri siswa

yang mempengaruhi adanya perubahan tingkah laku menjadi lebih baik, dimana

siswa motivasi belajarnya tinggi, akan berpengaruh pada hasil belaja yang tinggi

pula, hal ini dapat diungkapkan melalui tes penilaian sikap yang dinyatakan dalam

bentuk angket. Motivasi belajar dikatakan tinggi apabila sebagian besar siswa

mempunyai motivasi yang besar mengikuti dalam kegiatan belajar mengajar.

Untuk mengumpulkan data tentang motivasi belajar siswa maka digunakan

angket yang berisi tentang penjabaran indikator-indikator motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Sebagaimana dikatakan oleh Purwanto (2010:5) bahwa

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

27

motivasi belajar diukur melalui angket motivasi dengan butir-butir pertanyaan

pada cara-cara tertentu. Dalam penelitian ini akan digunakan jenis skala Guttman,

jika seseorang menampilkan respon “ya” maka diberikan skor 1, dan “tidak”

diberikan skor 0. Menurut Purwanto (2010:61) jika responden mempunyai skor

motivasi belajar antara 21-40 termasuk kedalam kelompok responden yang

memiliki motivasi belajar rendah. Responden dengan skor motivasi 41-60

termasuk kedalam responden kelompok motivasi sedang dan responden dengan

skor 61-80 termasuk kedalam kelompok responden yang memiliki motivasi

belajar tinggi.

2.1.7 Hasil Belajar

2.1.7.1 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Bloom (dalam Suprijono 2011:6), “hasil belajar mencakup

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Yang perlu diingat dalam hasil

belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu

aspek potensi kemanusiaan saja. Berkenaan dengan hasil belajar kognitif

merupakan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan,

pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.Sejalan dengan pendapat

Bloom, Suprijono (2011:7) menyatakan hasil belajar sebagai “perubahan perilaku

secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.”

Sejalan dengan pendapat Bloom, Menurut Hamalik (2001:159) hasil

belajar adalah “prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan

indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa.” Menurut Hamalik

indicator hasil belajar dapat dilihat dadi adanya perubahan tingkah laku individu

secara nyata.

Purwanto (2010:30) berpendapat bahwa hasil belajar dapat terjadi dalam

kawasan kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar dilihat dari perubahan

perilaku setelah belajar. Lebih lanjut purwanto mengatakan bahwa perubahan

perilaku kognitif diantaranya dapat berupa prestasi belajar, kemampuan berpikir

kritis dan kreativitas. Pada perilaku afektif perubahan perilaku terlihat dalam

motivasi belajar, locus of control, self-efficacy, tingkat pengambilan resiko dalam

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

28

tes, konsep diri, peranan jenis kelamin dan sebagainya. Perilaku psikomotorik

terlihat dalam keterampilan ketangkasan.

Berdasarkan uraian kajian hasil belajar diatas maka yang dimaksud hasil

belajar matematika adalah munculnya perubahan perilaku kognitif, afektif dan

psikomotorik setelah siswa belajar matematika. Hasil belajar siswa ditandai

dengan kemampuan berfikir tingkat tinggi (analisis), memiliki sudut pandang

baru, membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman belajar yang dinyatakan

dalam kemampuan akademis matematika.

Hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik

dengan melakukan usaha secara maksimal yang dilakukan oleh seseorang setelah

melakukan usaha-usaha belajar. Hasil yang dapat dicapai dari suatu kegiatan atau

usaha yang didapat tersebut diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar

yakni penguasaan, perubahan, emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat

diukur dengan tes tertentu. Dari beberapa pengertian di atas hasil belajar merujuk

pada pencapaian hasil belajar yang diukur dengan tugas-tugas yang harus dijawab

atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan untuk mengukur kemajuan belajar

dengan tes dalam bentuk nilai.

Hasil belajar merupakan hasil dari proses perubahan pengetahuan. Hasil

belajar biasanya diperoleh siswa setelah mengikuti poses belajar mengajar atau

bimbingan. Hasil belajar tidak hanya dalam bentuk perubahan pengetahuan,

melainkan juga dalam bentuk perubahan tingkah laku, kebiasaan dan cara

berpikir. Hasil belajar dapat dinilai dengan beberapa cara. Penilaian tentang hasil

belajar ini, selanjutnya akan dijelaskan pada sub bab 2.1.5.4 tentang penialain

hasil belajar.

2.1.7.2 Jenis-jenis Hasil Belajar

Menurut Gagne (dalam Dahar 2011:118-124), ada lima macam hasil belajar,

tiga diantaranya bersifat kognitif, satu bersifat afektif, dan satu lagi bersifat

psikomotorik yang meliputi:

1. Keterampilan intelektual

2. Strategi kognitif

3. Informasi verbal

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

29

4. Sikap

5. Keterampilan motoric

Semua jenis hasil belajar yang dikemukanan Gagne ini dapat diamati secara

langsung. Penulis hanya akan memabatasi penilaian hasil belajar keterampilan

intelektual dan sikap. Karena penialaian hasil belajar ini yang cocok untuk

dierapkan dalam pelajaran matematika.

2.1.7.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Syah (2006: 144) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

siswa terdiri dari dua faktor yaitu :

1. Faktor internal anak, meliputi:

a. Faktor psikis (jasmani). Kondisi umum jasmani yang menandai dapat

mempengaruhi semangat dan intensitas anak dalam mengikuti pelajaran.

b. Faktor psikologis (kejiwaan). Faktor yang termasuk aspek psikologis

yang dapat mempengaruhi kualitas perolehan hasil belajar siswa antara

lain : (1)Intelegensi, (2) Sikap (3) bakat, (4) minat, dan (5) motivasi.

2. Faktor eksternal anak, meliputi:

a. Faktor lingkungan social, seperti para guru, sifat para guru, staf

adminitrasi dan teman-teman sekelas.

b. Faktor lingkungan non-sosial, seperti sarana dan prasarana

sekolah/belajar, letaknya rumah tempat tinggal keluarga, keadaan cuaca

dan waktu belajar yang digunakan anak.

c. Faktor pendekatan belajar, yaitu cara guru mengajar guru, maupun

metode, model dan media pembelajaran yang digunakan

Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari luar

diri siswa dan faktor dari luar atau dapat kita katakan faktor lingkungan. Faktor

internal mempengaruhi hasil belajar siswa, misalnya saat siswa merasa lelah, sakit

atau belajar yang tidak sesuai bakatnya, hasil belajar yang diperoleh siswa akan

cenderung turun dibandingkan siswa yang sehat dan belajar sesuai dengan

bakatnya.

Faktor dari luar juga berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa

akan merasa nyaman belajar pada keadaan yang tenang dan kondusif serta

lingkungan sosial yang mendukung. Guru juga berperan penting dalam mencapai

hasil belajar siswa yang maksimal. Siswa yang merasa nyaman dengan

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

30

lingkungan dan merasa nyaman dengan cara mengajar guru, maka hasil belajar

yang diperoleh juga ajkan tinggi.

2.1.7.4 Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa

sertamengukur keberhasilan strategi pengajaran yang diterapkan guru di

kelas.Djamarah dan Zain (2010:106) menyatakan bahwa mengukur dan

mengevaluasitingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes

prestasi belajar.Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar

dapat digolongkanke dalam jenis penilaian sebagai berikut.

Menurut Natawidjaja (2007:688) sebaiknya evaluasi belajar siswa dalam

pelajaran matematika dilakukan sebagai berikut:

(1) evaluasi belajar mengakses apa yang diketahui dan cara

berpikir matematika siswa (2) asesmen sebagai bagian integral

dari pembelajaran (3) memfokuskan tugas matematika yang lebih

luas dan pandangan matematik secara holistik (4)

mengembangkan situasi masalah yang melibatkan sejumlah ide

matimatika (5) menggunakan beberapa teknik asesmen (6)

mengevaluasi program, pengumpulan informasi secara sistematik

terhadap hasil belajar, kurikulum, dan pembelajaran (7)

menggunakan tes hasil belajar baku sebagai satu dari indikator

keberhasilan program.

Pelaksanaan pengukuran hasil belajar dapat menggunakan instrument

tertulis. Ketika guru menggunakan metode konvensional, hasil belajar siswa

rendah, tetapi setelah menggunakan metode inovatif, hasil belajar meningkat.

Salah satu metode inovatif adalah metode Kumon. Maka pemikiran penulis

tentang hasil belajar adalah hasil akhir dari seluruh kegiatan belajar siswa yang

diikuti dalam pembelajaran di kelas, dimana siswa menerima pelajaran yang akan

meningkatkan hasil belajar berupa kemampuan kognitif yang dapat diungkapkan

melalui tes evaluasi yang dinyatakan dalam bentuk nilai. Pembelajaran dikatakan

tuntas apabila 80% siswa memperoleh nilai hasil belajar mencapai atau diatas

KKM 70.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

31

2.1.8 Hubungan Metode Pembelajaran Kumon Dengan Motivasi Belajar dan

Hasil Belajar Siswa

Metode pembelajaran kumon merupakan suatu metode pembelajaran

matematika yang sangat cocok jika diterapkan dalam pembelajaran matematika di

Sekolah Dasar (SD). Melalui metode pembelajaran ini, materi matematika

dikemas secara lebih menarik sesuai dengan kebutuhan siswa Sekolah Dasar (SD).

Dalam penerapannya, metode pembelajaran Kumon merupakan salah satu metode

pembelajaran matematika yang berorientasi pada pengalaman siswa mengerjakan

soal dengan bimbingan guru dan siswa dapat langsung mengetahui dimana letak

kesalahannya, kemudian langsung membetulkan (Miftahul Huda,2013:189).

Metode pembelajaran ini dapat membantu guru untuk menyampaikan materi

matematika dalam bentuk yang lebih menyenangkan sehingga dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa.

Motivasi belajar merupakan keseluruhan faktor didalam diri siswa

sehingga menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan

belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu agar tujuan yang

dikehendaki oleh siswa dapat tercapai (Hamzah,2013:11).Salah satu tujuan siswa

dalam belajar adalah tercapainya keberhasilan belajar yang memuaskan. Motivasi

dan hasil belajar merupakan dua hal yang saling berhubungan satu sama lain.

Dengan adanya motivasi belajar, maka keinginan seseorang untuk memperoleh

hasil belajar yang baik akan mudah tercapai.

Melalui penerapan model pembelajaran kumon, guru akan mampu

menciptakan suasana kelas yang aktif, kreatif, dan menyenangkan bagi siswa.

Pembelajaran yang demikian dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa dapat mempengaruhi hasil belajar yang

akan dicapai. Jika motivasi belajar siswa tinggi maka hasil belajar yang dicapai

siswa baik. Namun sebaliknya jika motivasi siswa dalam belajar rendah, maka

akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

32

2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan

untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu

upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk

memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

Penelitian dengan menggunakan Metode Kumon ini juga telah dilakukan

oleh beberapa orang, diantaranya Elsa Frida Siburian pada tahun 2012 dengan

judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Variasi Metode Kumon Pada

Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SD Swasta GKPS Menteng II Medan Tahun

Ajaran 2011/2012”. Memperoleh hasil dengan menggunakan variasi metode

Kumon pada mata pelajaran Matematika di kelas IV SD Swasta GKPS Menteng II

Medan menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Dari hasil pre test

diperoleh ketuntasan belajar 31,81% dengan nilai rata-rata kelas 46,36. Setelah

dilaksanakan Siklus I diperoleh ketuntasan belajar sebesar 59,09% dengan nilai

rata-rata kelas 72,72 serta kompetensi guru dalam mengajar sebesar 71,66%

(cukup kompeten). Pada Siklus II Ketuntasan belajar meningkat menjadi 81,81%

dengan nilai rata-rata kelas 85,45 serta kompetensi guru dalam mengajar sebesar

81,66% (kompeten). Peningkatan hasil belajar dari kedaan awal (pre tes) ke siklus

I sebesar 27,28% dan dari siklus I ke siklus II sebesar 22,77%.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Ema Fitriya pada tahun 2011. Hasil

penelitian ini adalah diperoleh adanya peningkatan motivasi siswa terhadap

pembelajaran matematika yaitu 93% dengan kriteria sangat tinggi. Selain itu pada

peningkatan hasil belajar siswa diperoleh nilai rata-rata 92,0 dan prosentase

ketuntasan siswa 93% dengan kriteria sangat baik. Namun dalam pelaksanaan di

sekolah-sekolah lain, guru dapat mengkreasikan sesuai dengan karakteristik dan

kondisi sekolahnya masing-masing.

Dari hasil penelitian Elsa Frida Siburian dan Ema Fitriya tersebut, dapat

diinformasikan bahwa melalui variasi metode Kumon pada pembelajaran

Matematika dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Hal ini

dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar di tiap siklusnya.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Elsya Frida menunjukkan adanya

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

33

peningkatan hasil belajar dari kedaan awal (pre tes) ke siklus I sebesar 27,28%

dan dari siklus I ke siklus II sebesar 22,77%. Sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Ema Fitriya hasilnya diperoleh adanya peningkatan motivasi siswa

terhadap pembelajaran matematika yaitu 93% dengan kriteria sangat tinggi

Peningkatan yang cukup signifikan ini dapat menjadi acuan penulis dalam

melakukan penelitian.

2.3 Kerangka Berpikir

Hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 01 Tengaran masih kurang.

Pada saat ulangan harian, dari 41 siswa; 9 siswa nilainya sudah mencapai KKM

sedangkan 32 siswa nilainya masih belum mencapai KKM. Rendahnya hasil

belajar siswa disebabkan oleh rendahnya daya serap siswa dalam pembelajaran

matematika dan kurangnya motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran matematika.

Metode Kumon memiliki karakteristik bimbingan secara perseorangan,

step-step kecil dan kemandirian belajar. Bimbingan secara perseorangan sesuai

dengan kemampuan tiap siswa yang berbeda mengakibatkan siswa memiliki

kemampuan dasar yang baik dan potensinya dapat berkembang secara maksimal.

Langkah-langkah yang disusun dalam metode kumon, dikembangkan untuk

mengajarkan siswa berpikir secara sistematis dan berkembang sesuai tahap

kemampuannya sehingga timbul kemandirian dan kedisiplinan siswa dalam

kegiatan belajar mengajar. Melihat dari kelebihan dan karakteristik metode

Kumon ini dimungkinkan adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar

matematika siswa kelas IV SDN 01 Tengaran Kabupaten Semarang.

2.4 Hipotesis

1. Metode pembelajaran Kumon dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

kelas IV SD N 1 Tengaran

2. Metode pembelajaran Kumon dapat meningkatkan hasil belajar matematika

siswa kelas IV SD N 1 Tengaran

3. Metode Pembelajaran Kumon dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar

siswa kelas IV SDN SD N 1 Tengaran karena pada metode ini terjadi interaksi

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematikarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8159/2/T1_292010281_BAB II.pdf · 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Matematika adalah

34

antara guru dan siswa secara individual sehingga guru lebih memahami

kesulitan siswa