BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah...

23
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah Islam dan Radio 2.1.1. Pengertian, Tujuan Dakwah Islam adalah agama yang menugaskan umatnya untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia sebagai rahmatan lil al-alamin. Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan manakala ajarannya dijadikan pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta konsekuen. Usaha penyebarluasan Islam dan realisasi terhadap ajarannya adalah melalui dakwah (P.P Muhammadiyah, 2004: 19). Dakwah ibarat lentera kehidupan, yang memberi cahaya dan menerangi hidup manusia dari nestapa kegelapan. Tatkala manusia dilanda kegersangan spiritual, dakwah diharapkan mampu memberi cahaya terang. Maraknya berbagai ketimpangan, kerusuhan, kecurangan dan sederet tindakan tercela lainnya, disebabkan terkikisnya nilai-nilai agama dalam diri manusia. Tidak berlebihan jika dakwah merupakan bagian yang cukup penting bagi umat saat ini (Daulay, 2001: 2003). Dakwah ditinjau dari segi etimologi berasal dari bahasa Arab, yang berarti "panggilan, ajakan atau seruan". Dalam ilmu Tata Bahasa Arab, kata dakwah berbentuk sebagai "isim masdar". Kata ini berasal dari fi'il "da'a-yad'u" artinya memanggil, mengajak atau menyeru.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Tentang Dakwah Islam dan Radio

2.1.1. Pengertian, Tujuan Dakwah

Islam adalah agama yang menugaskan umatnya untuk

menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia

sebagai rahmatan lil al-alamin. Islam dapat menjamin terwujudnya

kebahagiaan dan kesejahteraan manakala ajarannya dijadikan

pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta konsekuen.

Usaha penyebarluasan Islam dan realisasi terhadap ajarannya adalah

melalui dakwah (P.P Muhammadiyah, 2004: 19). Dakwah ibarat

lentera kehidupan, yang memberi cahaya dan menerangi hidup

manusia dari nestapa kegelapan. Tatkala manusia dilanda kegersangan

spiritual, dakwah diharapkan mampu memberi cahaya terang.

Maraknya berbagai ketimpangan, kerusuhan, kecurangan dan sederet

tindakan tercela lainnya, disebabkan terkikisnya nilai-nilai agama

dalam diri manusia. Tidak berlebihan jika dakwah merupakan bagian

yang cukup penting bagi umat saat ini (Daulay, 2001: 2003).

Dakwah ditinjau dari segi etimologi berasal dari bahasa Arab,

yang berarti "panggilan, ajakan atau seruan". Dalam ilmu Tata Bahasa

Arab, kata dakwah berbentuk sebagai "isim masdar". Kata ini berasal

dari fi'il "da'a-yad'u" artinya memanggil, mengajak atau menyeru.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta

12

Orang yang memanggil, mengajak, atau menyeru atau melaksanakan

dakwah dinamakan "dai". Jika yang menyeru atau dainya terdiri dari

beberapa orang (banyak) disebut "du'ah" (Syukir, 1983: 17).

Sedangkan secara terminologi pengertian dakwah adalah upaya untuk

mengajak seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) agar

memeluk dan mengamalkan agama atau untuk mewujudkan ajaran

Islam ke dalam kehidupan yang nyata. Dakwah dalam konteks ini

dapat bermakna pembangunan kualitas sumber daya manusia,

pengentasan kemiskinan, memerangi kebodohan dan keterbelakangan

serta pembebasan. Dakwah juga bisa berarti penyebarluasan rahmat

Allah (rahmatan li-alamin). Dengan pembebasan, pembangunan, dan

penyebarluasan ajaran Islam, berarti dakwah merupakan proses untuk

mengubah kehidupan manusia/masyarakat dari kehidupan yang tidak

Islami menjadi suatu kehidupan yang Islami (PP Muhammadiyah,

2004: 20).

Dakwah merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses

dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Tujuan ini dimaksudkan untuk

pemberi arah atau pedoman bagi gerak langkah kegiatan dakwah,

sebab tanpa tujuan yang jelas seluruh aktivitas dakwah akan sia-sia

(tiada artinya). Apalagi ditinjau dari segi pendekatan sistem, tujuan

dakwah merupakan salah satu dengan yang lain saling membantu,

mempengaruhi, berhubungan (sama pentingnya) (Syukir, 1983: 49).

Dakwah mempunyai tujuan utama atau umum dan tujuan khusus.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta

13

1. Tujuan Utama Dakwah (major obyektif)

Tujuan utama dakwah adalah nilai atau hasil akhir yang

ingin dicapai oleh keseluruhan tindakan dakwah. Untuk

tercapainya tujuan utama inilah maka semua penyusunan rencana

dan tindakan dakwah harus ditunjukkan dan diarahkan. Tujuan

utama dakwah adalah "Terwujudnya kebahagiaan dan

kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridloi oleh

Allah SWT".

Apabila usaha mengajak ummat manusia kepada Islam

dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka dapatlah diharapkan

ummat manusia akan memetik buahnya berupa kebahagiaan dan

kesejahteraan hidup. Sebaliknya bila usaha-usaha tersebut tidak

dilakukan, bahkan terabaikan, maka akan timbulnya bencana dan

kerusakan dalam kehidupan masyarakat, baik di dunia dan di

akhirat kelak (Sholeh, 1976: 31-32).

2. Tujuan Khusus dakwah (Minor Obyektif)

Tujuan khusus dakwah (Minor Obyektif) merupakan

perumusan tujuan sebagai perincian daripada tujuan umum

dakwah. Tujuan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan seluruh

aktivitas dakwah dapat diketahui jelas kemana arahnya, ataupun

jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan, kepada siapa

berdakwah, dengan cara yang bagaimana dan sebagainya secara

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta

14

terperinci. Oleh karena itu dibawah ini disajikan beberapa tujuan

khusus dakwah (Minor Obyektif), yaitu:

a. Mengajak ummat manusia yang sudah memeluk agama Islam untuk selalu meningkatkan taqwa kepada Allah SWT. Artinya mereka diharapkan agar senantiasa mengerjakan segala perintah Allah dan selalu mencegah perkara yang dilarang-Nya.

b. Membina mental agama (Islam) bagi kaum yang masih mualaf. c. Mengajak ummat manusia yang belum beriman agar beriman

kepada Allah (memeluk agama Islam). d. Mendidik dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang

dari fitrahnya (Syukir, 1983: 57-58).

2.1.2. Materi Dakwah

Materi dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri. Ajaran Islam

berpangkal pada dua pokok yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah (Ya'qub,

1972: 29).

Secara garis besar menurut Asmuni Syukir, materi dakwah

dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu:

a. Masalah Keimanan (Aqidah)

Masalah aqidah bersifat i'tiqodiyah bathiniyah. Dimana

mencakup masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman.

Dalam masalah aqidah ini pembahasannya bukanlah terbatas pada

masalah yang wajib diimani melainkan juga sebaliknya, seperti

syirik, munafik, dan sebagainya.

b. Masalah Keislaman (Syari'ah)

Masalah syari'ah berhubungan erat dengan amal lahir

(nyata) dalam rangka menta'ati peraturan atau hukum Allah guna

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta

15

mengatur hubungan manusia dengan Tuhan sekaligus mengatur

pergaulan hidup antara sesama manusia.

c. Masalah budi pekerti (akhlakul Karimah)

Masalah akhlak dalam aktivitas dakwah merupakan

pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keislaman

seseorang ( Syukir, 1983: 63).

Materi dalam komunikasi sebagai tujuan dakwah

(Kuswata, 1990: 37) harus disampaikan dengan baik dan

bijaksana. Sebab dalam ajaran Islam itu meliputi seluruh aspek

kehidupan di dunia dan juga di akhirat, maka dengan sendirimya

materi itu akan sangat luas dan kompleks sekali. Adapun materi

pokok yang harus disampaikan menurut Agus Toha Kuswata

antara lain:

a. Aqidah Islam, tauhid dan keimanan

b. Pembentukan pribadi yang sempurna

c. Pembangunan masyarakat yang adil dan makmur

d. Kesejahteraan di dunia dan di akhirat

Atau dengan tema sebagai berikut :

a. Seruan kepada Tauhid

b. Seruan beribadah khusyuk berdasarkan firman Allah dan

sunnah Nabi

c. Seruan untuk menjalankan hukum-hukum Islam

d. Seruan untuk berakhlak yang diperintahkan Allah dan Rasul

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta

16

e. Larangan berbuat kemungkaran, kemaksiatan, kefasikan dan

kedzaliman dan lain-lain.

Pada intinya dalam melakukan dakwah, materi-materi yang

dikemukakan hendaknya berdasarkan pada kondisi dan situasi

masyarakat. Hal ini bukan berarti bahwa materi-materi yang

dikemukakan di atas tidak diperlukan, tetapi lebih dari itu ajaran

Islam harus dikembangkan secara bertahap menurut tempat dan

proporsinya masing-masing.

2.1.3. Media Dakwah

Media dakwah adalah alat yang dipakai sebagai perantara

untuk kegiatan dakwah. Adapun alat-alat tersebut antara lain:

a. Dakwah melalui saluran lisan

Dakwah secara lisan adalah dakwah secara langsung dimana dai

menyampaikan ajaran dakwahnya kepada mad'u. Dalam

realisasinya dakwah secara lisan dapat bersifat khusus seperti

pengajian, kuliah ahad pagi dan sebagainya, dan dapat juga bersifat

umum seperti pesta-pesta nasional, pertemuan-pertemuan umum

b. Dakwah melalui saluran tertulis

Dakwah secara tertulis adalah kegiatan dakwah yang dilakukan

melalui tulisan-tulisan, seperti surat kabar, majalah, buku-buku,

brosur, buletin dan sebagainya.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta

17

c. Dakwah melalui alat audial

Alat-alat audial adalah alat-alat yang dapat dinikmati dengan

melalui perantaraan pendengaran, seperti radio, casset tape

recorder dan sebagainya.

d. Dakwah melalui alat visual

Kegiatan dakwah yang dilakukan dengan melalui alat-alat yang

dapat dilihat oleh mata manusia. Alat –alat ini dapat berupa

kegiatan pentas pantomim, seni lukis, seni ukir, kaligrafi dan lain-

lain.

e. Dakwah alat-alat audio visual

Peralatan yang dipakai untuk menyampaikan pesan dakwah yang

dapat dinikmati dengan mendengar dan melihat, seperti televisi,

seni drama, wayang kulit, video casset.

f. Dakwah melalui keteladanan

Bentuk dakwah yang paling efektif adalah bentuk penyampaian

pesan dakwah melalui percontohan atau keteladanan dari dai

(Sanwar, 1984: 77-78).

Hamzah Ya'qub (1981: 47) membagi media dakwah menjadi

lima macam, yaitu:

a. Lisan: Media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan

lisan dan suara yang berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan

penyuluhan dan lain sebagainya.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta

18

b. Tulisan: Dakwah yang dilakukan dengan perantara tulisan antara

lain buku, surat kabar, buletin, spanduk dan lain sebagainya.

c. Lukisan: yakni gambar-gambar hasil seni, foto dan lain

sebagainya.

d. Audio: yaitu suatu cara penyampaian yang hanya bisa di dengar,

seperti radio, dan lain sebagainya.

e. Audio Visual: yaitu suatu cara penyampaian yang sekaligus

merangsang penglihatan dan pendengaran. Seperti televisi, film,

OHP, dan lain sebagainya.

f. Akhlak: yakni suatu cara penyampaian langsung ditunjukkan

dalam bentuk perbuatan yang nyata, misalnya berkunjung ke

orang sakit, silaturahmi dan lain sebagainya.

2.1.4. Radio Sebagai Media Dakwah

Media berasal dari bahasa latin "mediare" yang artinya

"perantara". Maksudnya pengantar atau saran penghubung, atau alat

yang digunakan media dalam komunikasi sebagai suatu pelaksanaan

dakwah ialah alat yang digunakan sebagai saluran yang

menghubungkan ide dengan umat, suatu elemen yang vital yang

merupakan urat nadi dalam totalitas pelaksanaan komunikasi untuk

tujuan dakwah (Kuswata, 1986: 60).

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta

19

Media radio merupakan alat yang jauh lebih hebat daya

penetrasinya, ia dapat menembus ke pelosok-pelosok yang tidak dapat

dicapai oleh media cetak (Suminto, 1985: 55).

Dalam perkembangannya sekarang ini radio tidak hanya

berfungsi untuk mengirimkan berita tetapi juga sebagai media

hiburan, media pendidikan, media komunikasi, media dakwah dan lain

sebagainya. Bisa kita analisa sendiri betapa banyak manfaat yang

datang dari radio dan betapa banyak informasi yang datang

daripadanya sehingga hampir setiap keluarga di desa sekalipun radio

dimilikinya (Abda, 1994: 93).

Dalam kegiatan dakwah keberadaan radio sangat penting

dalam penyampaian materi dakwah dalam bentuk-bentuk pidato,

ceramah, atau kuliah. Pesawat radio dapat menjangkau mad'unya

dalam jarak jauh dan meluas. Oleh karena itu pesawat radio

merupakan media yang efektif dalam penyampaian dakwah untuk

semua kalangan (Ghazali, 1997: 37).

Radio merupakan salah satu jenis media massa, yakni sarana

atau saluran komunikasi massa, seperti halnya surat kabar, majalah,

atau televisi. Ciri khas utama radio adalah AUDITIF, yakni

dikonsumsi telinga atau pendengar. "Apa yang dilakukan radio adalah

memperdagangkan suara manusia untuk mengutarakan sesuatu".

(Romli, 2004: 19). Walaupun dibandingkan media cetak dan televisi,

jurnalistik radio dianggap sebagai "anak kecil", namun menjelang dan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta

20

sesudah reformasi, radio menjadi bagian yang sangat penting dalam

kehidupan pers dan kehidupan masyarakat yang sadar akan informasi

(Masduki, 2001: 5).

Secara rinci dapat dijelaskan disini tentang fungsi utama radio

dalam masyarakat (Susanto, 1999: 61) sebagai berikut:

1. Sumber informasi (to inform)

Secara naluriah manusia dalam hidupnya selalu berusaha untuk

selalu ingin tahu apa-apa mengenai dirinya, keluarganya dan

masyarakat. Bahkan manusia selalu ingin tahu tentang

kemungkinan-kemungkinan apa yang akan terjadi dalam

hubungan antar manusia. Manusia modern dalam hidupnya selalu

berusaha untuk memperoleh informasi yang cepat dan aktual, hal

ini dapat diperoleh melalui media radio.

2. Mendidik (to educate)

Radio memegang peranan yang sangat penting dalam rangka

pembinaan pendidikan bagi masyarakat luas, hal ini karena radio

merupakan satu-satunya media massa yang berhasil masuk ke

pelosok masyarakat secara efektif. Pendidikan melalui radio

sekurang-kurangnya telah dapat membangkitkan kesadaran

pendengarnya tentang pesan-pesan yang dikemukakan dalam

siaran tersebut. Penyelenggaraan siaran pendidikan bersifat

pendidikan dimaksudkan sebagai program yang isi dan tujuannya

bersifat pendidikan massa yaitu pendidikan materi siarannya

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta

21

ditujukan kepada massa yang abstrak, heterogen dan pendidikan

ini bisa berupa pendidikan umum atau agama.

3. Sebagai Pembina Kebudayaan (Culture)

Radio sebagai salah satu media auditif dalam penyelenggara

siarannya berpedoman pada pola umum jangka panjang, yang

menjelaskan tentang pengaruh sosial budaya yaitu bentuk-bentuk

kebudayaan sebagai pengejawantahan pribadi manusia harus

benar-benar menunjukkan nilai-nilai dan makna kesusilaan.

Sedangkan kebudayaan itu sendiri harus merupakan penghayatan

nilai-nilai luhur, sehingga tidak dapat dipisahkan dari manusia dan

budaya sebagai pendukungnya.

4. Menghibur (to entertain)

Program hiburan melalui radio hanya terdiri dari program musik

tetapi juga non musik, seperti kata-kata dialog yang semuanya

merupakan segi-segi hiburan yang dititik beratkan pada hal-hal

yang sifatnya rekreatif. Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian

besar orang mendengar radio dengan motivasi untuk memperoleh

hiburan dan mengisi waktu senggang.

5. Sebagai Alat Penghubung (to connect)

Radio siaran merupakan lembaga sosial yang tumbuh dan

berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat, maka sudah

menjadi semestinya radio harus menyiarkan segala bentuk bentuk

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta

22

aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat baik dibidang politik,

ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan dan lain-lain.

Pada dasarnya efektif atau tidaknya keberadaan radio dalam

memantapkan seseorang atau merubah baik perasaan, pikiran atau

pemahaman seseorang atau tingkah laku adalah tergantung bagaimana

memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media radio

sebab radio hanyalah suatu alat yang mati. Namun begitu perlu

dimengerti bahwa radio memiliki keunggulan-keunggulan yang sulit

tertandingi oleh media-media lain, seperti mudah dijangkau

masyarakat. Untuk itu pendayagunaan potensi yang dimiliki oleh

media radio tentu saja akan mendapatkan hasil yang optimal, sehingga

kerja dakwah tidak sia-sia.

Dengan adanya kemajuan teknologi maka radio telah tersaingi

dengan media massa yang lain seperti televisi. Oleh karenanya agar

masyarakat tidak merasa jenuh dan bosan untuk mendengarkan radio,

maka perlu adanya terobosan-terobosan baru dalam berbagai

komponen, misalnya dari segi dainya, penyiarannya, manajemennya

dan sebagainya.

Radio mendapat julukan sebagai "kekuatan kelima" (the fifth

estate). Hal ini disebabkan karena radio dapat melakukan fungsi

kontrol sosial seperti surat kabar (Ardianto, 2004: 119). Disebut

kekuatan kelima karena radio dianggap "adiknya" surat kabar. Radio

sebagai kekuatan kelima antara lain karena radio memiliki kekuatan

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta

23

langsung, tidak mengenal jarak dan rintangan, dan memiliki daya tarik

sendiri, seperti kekuatan suara, musik dan efek samping. Meskipun

komunikasi yang dilakukan tergolong komunikasi massa, namun

"gaya" komunikasi radio harus berupa komunikasi personal atau antar

pribadi, karena pendengar radio meskipun banyak harus dianggap

hanya seorang individu layaknya teman dekat. Salah satu prinsip

siaran adalah "berbicara kepada seorang pendengar yang ada di depan

kita" (Romli, 2004: 19-21).

Radio siaran diberi julukan "the fifth estate" disebabkan daya

kekuatannya dalam mempengaruhi khalayak. Ini disebabkan oleh

beberapa faktor, yakni:

1. Daya langsung untuk mencapai sasarannya tidak mengalami

proses yang sulit.

2. Daya tembus radio tidak mengenal waktu, jarak dan rintangan.

3. Daya tarik radio memiliki sifat yang hidup, karena mengandung

tiga unsur, yaitu musik, kata dan efek suara (Effendy, 1990: 74-

77).

Dibandingkan dengan media massa lain, media radio memiliki

karakteristik khas sebagai berikut:

1. Auditori radio adalah "suara", untuk didengar, karenanya isi siaran

bersifat "sepintas lalu" dan tidak dapat diulang. Pendengar tidak

mungkin "menoleh kebelakang" sebagaimana pembaca koran yang

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta

24

bisa kembali kepada tulisan yang sudah dibaca atau mengulang

bacaan.

2. Transmisi, proses penyebarluasannya kepada pendengar melalui

pemancaran.

3. Mengandung gangguan. Seperti timbul tenggelam dan gangguan

teknis.

4. Theatres of Mind, radio mencipta gambar dalam imajinasi

pendengar dalam kekuatan kata dan suara.

5. Identik dengan musik. Radio adalah sarana hiburan termurah dan

tercepat sehingga menjadi media utama untuk mendengarkan

musik (Romli, 2004: 22-23).

2.2. Tinjauan Tentang Pengetahuan Keagamaan

Aktifitas beragama bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan

ritual (beribadah), tapi juga melakukan aktifitas lain yang didorong oleh

kekuatan akhir. Bukan hanya yang berkaitan dengan aktifitas yang tampak

dan terjadi dalam hati seseorang. Oleh karena itu, keberagaman seseorang

akan meliputi berbagai macam sisi atau dimensi (Ancok dan Suroso, 1995:

76).

Menurut Glock dan Stark (Ancok dan Suroso, 1995: 77-78), ada lima

macam dimensi keberagaman, yaitu:

Pertama, dimensi keyakinan (Ideologis). Dimensi ini berisi

pengharapan-pengharapan dimana orang religius berpegang teguh pada

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta

25

pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin-doktrin

tersebut. Setiap agama mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana

para penganut diharapkan akan taat.

Kedua, dimensi praktek agama (Ritualistik). Dimensi ini mencakup

perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang dilakukan orang untuk

menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya.

Ketiga, dimensi pengalaman (Eksperiensial). Dimensi ini berisikan

dan memperhatikan fakta bahwa semua agama mengandung pengharapan-

pengharapan tertentu, meski tidak tepat jika dikatakan bahwa seseorang yang

beragama dengan baik pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan

subyektif dan langsung mengenai kenyataan terakhir (kenyataan terakhir

bahwa ia akan mencapai suatu kontak dengan kekuatan supranatural).

Keempat, dimensi pengetahuan agama (intelektual). Dimensi ini

mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak

memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan,

ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi.

Kelima, dimensi pengamalan (konsekuensi). Dimensi ini mengacu

pada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktek, pengalaman

dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari.

Dan beberapa dimensi tersebut dalam penelitian ini terfokus pada

dimensi pengetahuan keagamaan yaitu pengetahuan mengenai dasar-dasar

ritus, keyakinan, kitab suci dan tradisi-tradisi untuk selanjutnya penulis

kemukakan tentang pengetahuan keagamaan, dimana pengetahuan

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta

26

keagamaan wujud dari dimensi keberagamaan sebagaimana yang telah

diwujudkan.

Menurut epistemologi setiap pengetahuan manusia itu adalah hasil

dari berkontraknya dua macam yaitu:

a. Benda atau hal yang diperiksa, diselidiki dan akhirnya diketahui (obyek)

b. Manusia yang melakukan pelbagai pemeriksaan dan penyelidikan dan

akhirnya mengetahui (mengenai) benda atau hal yang tadi.

Dari definisi pengetahuan di atas, bahwa yang dimaksud dengan

pengetahuan disini adalah faham suatu subyek mengenai obyek yang

dihadapinya. Yang disebut subyek disini ialah manusia sebagai kesatuan

pelbagai macam kesanggupan (akal, panca indera, dan lain sebagainya).

Yang digunakan untuk mengetahui sesuatu, jelasnya manusia sebagai

kesadaran, yang disebut obyek pengetahuan adalah benda atau hal yang

diselidiki oleh pengetahuan tersebut sekedar benda (sesuatu) yang merupakan

realitas bagi manusia yang menyelidiki (Anshari, 1979: 43-44).

Pengetahuan menurut Lorens Bagus (2002: 803) adalah proses yang

diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam

peristiwa ini yang mengetahui (subyek) memiliki yang diketahui (obyek) di

dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu

menyusun yang diketahui itu pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif.

Dalam arti luas, pengetahuan berarti semua kehadiran internasional

obyek dalam subyek. Tetapi dalam arti sempit dan berbeda dengan imajinasi

atau pemikiran belaka, pengetahuan hanya berarti putusan yang benar dan

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta

27

pasti (kebenaran; kepastian). Disini subyek sadar akan hubungan-

hubungannya sendiri dengan obyek dan sadar akan hubungan obyek dengan

eksistensi. Pada umumnya, adalah tepat kalau mengatakan pengetahuan

hanya merupakan pengalaman "sadar". Karena, sangat sulit melihat

bagaimana persisnya suatu pribadi dapat sadar akan suatu eksisten tanpa

kehadiran eksisten itu di dalam dirinya (Bagus, 2002: 804).

Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu.

Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, dan insaf. Mengerti dan

pandai. Pengetahuan adalah semua miliki atau isi pikiran (Gazalba, 1992: 2).

Selanjutnya mengenai pengetahuan theologies (pengetahuan agama)

dikemukakan sebagai berikut:

a. Pengetahuan theologies (pengetahuan agama) bukanlah agama itu sendiri,

melainkan pengetahuan tentang agama.

b. Agama (yakni agama wahyu) bukanlah pengetahuan melainkan

pemberitaan, yakni pemberitaan dari Tuhan (dalam hal ini pemberitahuan

Tuhan atau agama wahyu itu adalah obyek yang diketahui oleh manusia

sebagai subyek yang mengetahui); dengan perkataan lain, pengetahuan

agama atau pengetahuan keagamaan ialah faham subyek mengenai obyek

yang dalam hal ini ialah agama (Anshari, 1979: 46).

Pengetahuan itu dapat dikembangkan oleh manusia, manusia adalah

satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan ini secara

sungguh-sungguh, binatang pun mempunyai pengetahuan tetapi pengetahuan

itu sebatas untuk kelangsungan hidupnya (survival). Manusia

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta

28

mengembangkan pengetahuan lebih dari sekedar untuk memenuhi kebutuhan

dan kelangsungan hidupnya, manusia memikirkan hal baru, bahkan

menjelajah cakrawala yang luas, karena manusia hidup bukan sekedar untuk

kelangsungan hidup, melainkan lebih dari itu.

Manusia dapat mengembangkan pengetahuan karena 2 (dua) hal

utama, yaitu:

1. Manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi

dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut.

2. Manusia mampu mengembangkan pengetahuan dapat cepat dan mantap

adalah kemampuan untuk berfikir menurut suatu alur kerangka berfikir

tertentu.

Secara garis besar cara berfikir seperti ini disebut penalaran dua

kelebihan inilah yang kemungkinan manusia mengembangkan

pengetahuannya, yakni bahasa yang bersifat komunikatif dan pikiran yang

mampu nalar. Tentu saja tidak semua pengetahuan berasal dari proses

penalaran, sebab berpikir pun tidak senantiasa bernalar. Manusia bukan

semata-mata makhluk yang berfikir sekedar homo sapiens yang steril.

Manusia adalah makhluk yang berfikir, merasa dan megindera. Dan totalitas

pengetahuan yang berasal dari ketiga sumber tersebut, disamping wahyu

yang merupakan komunikasi sang pencipta dengan makhluk-Nya (Sanwar,

1984: 13).

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta

29

2.3. Tinjauan Tentang Pengaruh Antara Mendengarkan Siaran Dakwah

Islam di Radio dengan Pengetahuan Keagamaan

Dari landasan teoritik masing-masing variabel di atas, maka setelah

dianalisis ada hubungan atau keterkaitan antara mendengarkan siaran dakwah

Islam dengan pengetahuan keagamaan. Dimana apabila kita sering

mendengarkan siaran dakwah Islam maka kemungkinan besar dapat

menambah pengetahuan keagamaan. Sebagaimana yang telah diuraikan

diatas bahwa media dakwah memiliki peranan atau kedudukan sebagai

penunjang tercapainya tujuan, artinya proses dakwah tanpa adanya media

masih dapat mencapai tujuan yang semaksimal mungkin.

Sebenarnya media dakwah ini bukan saja berperanan sebagai alat

bantu dakwah, namun bila ditinjau dakwah sebagai suatu sistem, yang mana

sistem ini terdiri dari beberapa komponen (unsur) yang komponen satu

dengan lainnya saling kait mengkait, bantu membantu dalam mencapai

tujuan. Maka dalam hal ini media dakwah mempunyai peranan atau

kedudukan yang sama dibanding dengan komponen yang lain, seperti metode

dakwah, obyek dakwah dan sebagainya. Apalagi dalam penentuan strategi

dakwah yang memiliki efektifitas dan efisiensi, peranan media dakwah

menjadi tampak jelas (Syukir, 1983: 164).

Efektifitas dan efisiensi berdakwah di radio akan lebih mendukung

jika dai mampu memodifikasi dakwah dalam metode yang cocok dengan

situasi dan kondisi siaran, apakah melalui metode ceramah, sandiwara

ataukah melalui forum tanya jawab (Abda, 1994: 93). Hal ini dikarenakan

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta

30

seorang dai tidak dapat melihat secara langsung ekspresi gerak maupun rupa

dari komunikan.

Radio sebagai media dakwah yang memiliki kelebihan-kelebihan

dibanding dengan media massa lainnya, antara lain:

1. Program radio dipersiapkan oleh seorang ahli, sehingga bahan yang disampaikan benar-benar bermutu.

2. Radio merupakan bagian dari budaya masyarakat. 3. Harga dan biaya cukup murah, sehingga masyarakat mayoritas memiliki

alat itu. 4. Mudah dijangkau oleh masyarakat. Artinya pendengar cukup di rumah. 5. Radio mampu menyampaikan kebijaksanaan, informasi secara tepat dan

akurat. 6. Pesawat mudah dibawa kemana-mana.

Disamping radio memiliki kelebihan, radio juga memiliki kelemahan-

kelemahan, diantaranya:

1. Siaran hanya sekali didengar (tidak dapat diulang), kecuali memang dari pusat pemancarnya.

2. Terikat oleh pusat pemancarnya dan waktu siaran, artinya siaran radio setiap saat dapat didengar menurut kehendaknya.

3. Terlalu peka akan gangguan sekitar, baik bersifat alami maupun teknis (Syukir, 1983: 176-177).

Radio tidak lepas sebagai media peningkatan keberagaman, sedikit

banyak orang yang mendengarkan dakwah melalui radio akan merubah

mungkin tingkah laku atau bahkan gaya hidup. Radio memberikan

sumbangan pembinaan masyarakat yang disampaikan lewat radio dengan

materi-materi dakwah yang telah ditentukan dengan penyampaian yang terus

menerus tiap hari secara berkesinambungan, sehingga diharapkan mad'u

bergerak hatinya dengan kesadaran untuk mengamalkan.

Radio sebagai alat untuk mempengaruhi masyarakat, diharapkan agar

isinya benar-benar sesuai dengan kondisi sekarang, sehingga masyarakat atau

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta

31

pendengar tersentuh akan isi yang disampaikan, menerima menghayati dan

termotivasi untuk mengamalkannya.

Radio sudah barang tentu merupakan media yang digunakan

komunikator untuk menyampaikan pesan kepada komunikan. Proses

komunikasi akan berjalan baik apabila terjadi umpan balik (feed back) baik

secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi komunikan

ketika menerima pesan dari komunikator.

Dalam literatur komunikasi massa, hal ini sering disebut teori jarum

hipodermik. Metode ini mempunyai asumsi bahwa komponen-komponen

komunikasi (komunikator, pesan, media) amat perkasa dalam mempengaruhi

komunikasi. Model ini dikesankan seakan-akan komunikasi "disuntikkan"

langsung ke dalam jiwa komunikan. Model ini sering juga disebut teori

"peluru" (bullet theory) karena komunikan dianggap secara pasif menerima

berondongan pesan-pesan komunikasi. Sedang efek yang timbul adalah pada

segi kognitif (perubahan, pendapatan, penambahan pengetahuan, perubahan

kepercayaan), segi efektif (sikap, perasaan kesukaan) dan segi behavioral

(perilaku atau kecenderungan perilaku) (Rahmat, 2000: 62-64).

Adanya teori jarum suntik tersebut bahwa media komunikasi massa

bisa mempengaruhi seseorang dalam pengetahuan, sikap maupun perilaku.

Untuk itu media komunikasi massa sangat diperlukan baik sebagai alat

informasi maupun sebagai media dakwah. Hubungan dengan penelitian ini

adalah pendengar radio hanya bisa menerima pesan-pesan yang disampaikan

tanpa adanya kesempatan untuk berinteraksi secara langsung sehingga

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta

32

pendengar cepat terpengaruh. Karena tujuan komunikasi ini bukan hanya

sekedar memberitahu, tetapi juga agar komunikan itu bersedia menerima

suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau tindakan, maka

tarafnya bukan lagi informatif, melainkan menjadi persuasif, komunikasi

yang mengandung persuasi (bujukan atau ajakan).

Seluruh proses komunikasi yang disertai dengan tindakan persuasi

senantiasa diarahkan untuk mengubah cara berfikir, pandangan dan wawasan,

perasaan, sikap dan tindakan komunikan. Informasi yang jelas dengan

menggunakan materi, bahasa yang sesuai dengan kondisi pendengar, mudah

dicerna, dipahami, dihayati kemudian diamalkan sebagai suatu perbuatan

yang sesuai dengan ajaran agama.

Pesan-pesan yang disampaikan melalui radio pada akhirnya akan

memperkaya pengetahuan keagamaan serta persepsi pendengarnya.

Rangsangan ini kemudian akan mempengaruhi suatu pola pikir pendengarnya

serta lingkup pengalaman seseorang dalam membentuk sikap dan tingkah

lakunya.

Jika dihubungkan dengan Radio Mega FM, keaktifan pendengar

dalam mendengarkan siaran dakwah tersebut, akan memudahkan daya

pengetahuan keagamaan mereka terhadap nilai-nilai agama.

2.4. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara dari masalah

yang akan diteliti, maka perlu dibuktikan kebenarannya dengan data

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsistensi serta

33

(Bachtiar, 1997: 56). Jadi suatu hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah hipotesis kerja (Ha) "Ada Pengaruh Positif Antara Mendengarkan

Siaran Dakwah Islam di Radio Mega FM Terhadap Peningkatan Pengetahuan

Keagamaan Masyarakat Pendengarnaya di Kecamatan Balapulang Kabupaten

Tegal".