ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT...

143
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT DI RUMAH ZAKAT CABANG SEMARANG SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S.1 dalam Bidang Ekonomi Islam Disusun Oleh: M. ABDUL ROUF 052411137 JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT...

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

MINAT MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT

DI RUMAH ZAKAT CABANG SEMARANG

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan untuk

Memenuhi dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana S.1

dalam Bidang Ekonomi Islam

Disusun Oleh:

M. ABDUL ROUF 052411137

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS SYARI'AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

ii

Drs. H. Hasyim Syarbani, MM. Jl. Pelem Gedong, No. 6 Tambakaji Semarang H. Suwanto, S.Ag, MM Ds. Troso RT.06 RW.01 Pecangaan, Jepara

PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp. : 4 (empat) eksemplar Hal : Naskah Skripsi

A.n. Sdra. M. Abdul Rouf Kepada Yth. Dekan Fakultas Syari'ah IAIN Walisongo Semarang Di Semarang

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya,

bersama ini kami kirim naskah skripsi saudara:

Nama : M. Abdul Rouf NIM : 052411137 Judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

MINAT MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT DI RUMAH ZAKAT CABANG SEMARANG

Selanjutnya kami mohon agar skripsi saudara tersebut dapat

segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Semarang, 23 Mei 2011

Pembimbing I

iii

iv

MOTTO

)١٥٢( يفاذآرونى اذآرآم واشكروالى وال تكفرون Artinya: Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu.

Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku. (QS. Al -Baqarah: 152).

Hidup adalah perjuangan tanpa henti-henti. sang Juara Sejati tak

kan pernah mati, kita lahir untuk menang, raihlah kemenangan!

(Ahmad Dhani ‘sang Inspirator’)

v

ABSTRAK

Untuk memberdayakan dana zakat secara optimal, maka diperlukan sebuah lembaga pengelola zakat yang profesional, amanah dan transparan. Sehingga menumbuhkan rasa kepercayaan masyarakat terhadap minat membayar zakat di lembaga zakat. Selain kepercayaan terhadap lembaga zakat, minat masyarakat membayar zakat juga dapat dipengaruhi oleh tingkat religiusitas dan pendapatan. Tingkat religiusitas seseorang, khususnya pemahaman mengenai kewajiban zakat sangat mepengaruhi kesadaran seseorang untuk mengeluarkan zakat. Sedangkan pendapatan memiliki hubungan mengenai apakah harta tersebut sudah mencapai nishab atau belum. Penelitian ini menjelaskan masalah apakah ada pengaruh kepercayaan, religiusitas dan pendapatan terhadap minat masyarakat membayar zakat. Penelitian ini bertujuan menguji secara parsial dan simultan bagaimana kepercayaan, religiusitas dan pendapatan berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang.

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah sampel acak (Probability Sampling). Sedangkan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data menggunakan kuisioner, wawancara dan dokumentasi. Kemudian teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas, reliabilitas dan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian yang diolah dengan program SPSS Versi 16.0 for windows menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen (kepercayaan, religiusitas dan pendapatan) terhadap variabel dependen (minat masyarakat) sebesar 57,4%, sedangkan yang 42,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Hal ini berarti sangat besar sekali kemampuan variabel kepercayaan, religiusitas dan pendapatan dalam menerangkan variabel minat.

Hasil uji empiris pengaruh antara kepercayaan terhadap minat masyarakat, menunjukkan nilai t hitung 3,323 dan p value (sig) sebesar 0,001 yang di bawah 5%. Artinya bahwa kepercayaan berpengaruh terhadap minat masyarakat. Pengaruh antara religiusitas terhadap minat masyarakat menunjukkan nilai t hitung 3,945 dan p value (sig) sebesar 0,000 yang di bawah 5%. Artinya bahwa religiusitas berpengaruh terhadap minat masyarakat. Sedangkan pengaruh antara pendapatan terhadap minat masyarakat menunjukkan nilai t hitung 7,430 dan p value (sig) 0.000, dengan menggunakan tingkat alpha 5%, maka posisi nilai probabilitasnya berada dibawah Alphanya. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pendapatan terhadap minat masyarakat.

vi

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, kupersembahkan karya kecil ini

kepada orang-orang yang telah memberi arti

dalam sejarah perjalanan hidupku:

Sebentuk ungkapan kasih yang tulus kupersembahkan untuk yang

tercinta Ayahanda M. Syahid dan Ibunda Tatik, sujudku serta

takdzimku untukmu selalu. Terima kasih atas segala perjuangan, do’a

restu dan kasih sayangmu yang kini telah membawa anakmu pada

pembelajaran arti hidup yang sejati. Sujud dan do’a di sepertiga

malammu telah menjadi ‘titian surga’

dalam setiap langkah perjalanan hidupku.

Untuk yang tersayang,

Kakakku Nur Musyahadah dan adikku M. Fatchur Rozi terimakasih

atas segala perhatian dan kasih sayangnya selama ini. Do’a dan

dukunganmu telah mengantarkanku ke gerbang awal perjalanan

yang kian dewasa. Bersamamu hari-hari terasa indah penuh

warna cinta dan kasih, canda tawa berhias

cerita -cerita tersirat rindu menggebu.

Untuk yang terindah,

Cahaya Seribu Malam yang senantiasa menghiasi dunia inspirasiku,

pesona cahayamu memberi kedamaian dalam relung jiwaku.

Kamulah sang Inspirator sepanjang hidupku.

vii

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 02 Februari 2011

Deklarator,

M. Abdul Rouf NIM. 052411137

viii

KATA PENGANTAR

Dengan Asma Allah, Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang

Untaian rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala

karunia, rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul: “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

MINAT MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT DI RUMAH ZAKAT

CABANG SEMARANG” dengan semangat, do’a dan perjuangan tanpa lelah.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi agung

Nabiyyuna Muhammad SAW sang revolusioner sejati yang telah membuka pintu

gerbang jalan terang bagi kita semua untuk tetap semangat berjuang di jalan-Nya.

Tak lupa kepada para sahabat dan keluarga beliau yang dirahmati-Nya. Semoga

kita semua termasuk orang-orang yang mendapatkan hidayah dan syafaatnya di

yaumul qiyamah nanti. Amin.

Penulis menyadari bahwa dalam sebuah penulisan skripsi atau karya ilmiah

memang bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi sebuah perjuangan tanpa lelah

yang nenuntut keseriusan, kejelian fikiran, dan menyita waktu yang cukup banyak

serta tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan

beribu-ribu terimakasih tiada terhingga kepada semua pihak yang telah

memberikan motivasi, pengarahan, bimbingan, saran dan bantuan baik moral

maupun spiritual serta hal-hal lainnya dalam proses penyusunan skripsi ini. Penulis

mengucapkan terima kasih paling dalam kepada:

ix

1. Yth. Prof. H. Muhibbin, MA. (Rektor IAIN Walisongo Semarang) yang telah

memberikan segala kebijakan dalam menjalankan institusi.

2. Yth. Dr. H. Imam Yahya, M.Ag. (selaku Dekan Fakultas Syari’ah) atas segala

kebijakan teknis di tingkat Fakultas.

3. Yth. Drs. H. Hasyim Syarbani, MM. dan H. Suwanto, S.Ag, MM., selaku

Pembimbing I dan II, terima kasih atas segala kesabaran dan ketulusannya

membimbing serta mengarahkan penulis dari awal sampai proses paling akhir

dalam penulisan skripsi ini.

4. Yth. Bapak Ali Murtadlo, M.A.g, (Kaprodi Ekonomi Islam) dan bapak Nur

Fatoni (Sek. Prodi EI). Tak lupa kepada bapak Muhammad Saifullah M.Ag,

bapak Rahman El Junusi dan bapak Ratno A. yang telah banyak memberikan

nasehat, motivasi dan arahan bagi penulis selama menjadi mahasiswa.

5. Yth. Dra. Nur Huda selaku wali studi penulis, terima kasih atas kebijakan dan

kesabarannya menasihati dan membimbing penulis selama kuliah.

6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta staff di Fakultas Syari’ah yang telah

membekali berbagai pengalaman dan pengetahuan selama penulis kuliah di

Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang.

7. Yth. Bapak Kurnia Ariffianto, Sri Suroto dan mbak Bethi. Terima kasih telah

bersedia memberikan informasi, berdiskusi serta izin melakukan penelitian

skripsi di Rumah Zakat Cabang Semarang.

8. Sembah sujud kuhaturkan kepada Ayahanda M. Syahid dan Ibunda Tatik

tercinta, terima kasih yang mendalam atas perjuangannya yang gigih

membesarkan, mendidik, menyayangi serta mendo’akan ananda dengan tulus.

x

9. Yang tersayang kakakku Nur Musyahadah - Nur Sidi, adikku M. Fatchur Rozi,

keponakanku Umamah dan Ulfa, serta kepada seluruh keluarga besarku di

rumah, terima kasih atas do’a restu dan kasih sayangnya selama ini.

10. Yth. Kyai Abdul Rokhim (Pengasuh Ponpes As-Salafiyah Miftahul Huda

Pulokulon-Grobogan) terima kasih atas wejangannya. Temen-temen Jama’ah

Sholawat Nariyah (Qodir, Tohirin, Soim, Nafis, Fuad, Sholihin) terima kasih

atas do’a dan dukungannya, bersama kalian ku temukan ketenangan jiwa.

11. Segenap keluarga besar Wadyabala Justisia, para senior Justisia: Kang Manto,

Kakek Tholhah (Kartunis/Ilustrator), Mas Choi, Mas Syarung, Mas Tofu

(Alm.), Mas Aziz Hakim, Kang Adib, Mas Richard, Mas Umam, Mas Wiwit,

Mas Umam, Mas G-peng, Mbak Fauzun, Gus Arief, Gus Ikhrom, Romo Fren,

Mas Attan, Mbak Ika, Mbak Dyah, Mbak Erna, Mas “Kopling”, Em-Nas,

Yoni, Hendy, Harjo, Gedel, Hery, Ghozy, Mbak Una, Ovy, terima kasih atas

kasih sayang dan kesabarannya membimbing kami. Adik-adikku di Justisia

(Sambeng, Ni2k, Ica, Ya2n, Obed, Tiara, Hambali, Bams, Malikah, Ifa,

Ainung, Sholy, Rifa, Muhay, Salam, Inul, Rifa K, Pu2t, Ce2p, Yani, Nazar,

Cikcom, Ima, Tsani, Ica, Nuvus, Aniz, Wahib, Uul, Nadia, Lynta, Nia dkk.)

semoga tetap semangat menjalani proses di Justisia, tetap jaga kekompakan.

12. Segenap Gank eLSA Semarang, Romo Tedy, Mas Iman, Mas Najib Maghrib,

Mbak Rofi’dan Mbak Ana. Terimakasih telah banyak memberi arahan.

13. Kepada teman senasib seperjuangan di Justisia (Hamdani eL Mungil, Faizin,

Ella, Lina, Dina, dan Ariel) susah senang telah kita jalani bareng, bersama

kalian hidup ini terasa indah dan bermakna. Kapan kita bisa ngumpul2 lagi?

xi

14. Bass.com Production (mas Sujiantoko, Obed dan Syafi’i) bersama kita meraih

sukses. ”semangat dan percaya diri adalah kunci meraih kesuksesan, tak kan

pernah ada kata putus asa untuk terus mencoba”.

15. Sahabat-sahabatku kelas EI.B 2005 (Johan, Tommy, Shodiq, Novi, Lutfi,

Fadhil, Icha, Eva, Yuni, Nu’ dan semuanya, terimakasih atas waktu, motivasi

dan canda tawanya selama ini. Aku kan selalu merindukan kalian. Semoga

persahabatan kita kan tetap terjaga, selamanya. Kapan ngadain reuni?

16. AL-MAPABA PMII Rasya 05 ( Rifa’i, Jigug’, Edy Bolot, Wijay, Wahid,

Rif’an, Warist, Widya, Taufiq, Adi, dkk), Ingat sahabat! Revolusi belum usai.

17. Sahabat-sahabati PMII Rasya (Arief dkk.) semoga tetap menjadi kader

militan. Kepada para senior PMII Rasya (Mas Yusro, Ustadz Syaifudin, Mas

Ali M., Mas Rofi’, Mbak Evy, Mas Kabul, Mas Khadzik, Pak Pong, Qosim,

Khoyin, Fifah dkk.) terima kasih telah mendampingi dan membimbing kami.

18. PMII Kom. Walisongo ’08 (Awal dkk.), PMII Cab. Grobogan (Hakim dkk.),

PMII KORCAB (Mas Kusdi dkk), PMII Cab. Semarang (Ucup dkk), DEMA

IAIN (Sofyan dkk.), MPM IAIN (Rifa’i dkk), IMPG (Jepen dkk).

19. Pengurus Jami’atul Qura’ wal Hufazd 2007 (Layli, Rohmat, Tiwi, Rudy,

Recha dkk). KSMW (Ezta, Hijriyah, Fina, Niha, Muniroh, Usfi, Dur dkk.).

FOSIA (Himma, Elly, Nazil, NH dkk) jangan pernah lelah untuk berproses.

20. Rekan PW IPNU Jateng (Mas Muhaimin, Mahzum, dkk). IPNU Grobogan

(Mas Juned dkk.), IPNU-IPPNU PAC Tembalang (Giyanto, Lecha dkk).

21. Teman-teman KKN Posko 113 Sidodadi (Nanik, Misbach, Ulya, Evy, Fatur,

Bambang, Uswatun). Kenangan bersama kalian tak kan pernah terlupakan.

xii

22. Ahmad Dhani (Presiden Republik Cinta) ”Benar Salah Idolaku” karyamu telah

banyak memberi inspirasi dalam kehidupanku. Baladewa Indonesia dan

Komunitas Restoe Boemi Jateng (Hendra, Suffan, Hery, Edo, Anto, Ardy,

Nara, Dien, Shonif dkk.), semoga ”Baladewa Tetap Satu Hati” selamanya.

23. Sahabat Kepompong (Ipoel, d’Toy, Fanty, Mak’e, Le2 dan Anezt), tetap jaga

kekompakan!, semoga kalian jadi generasi Qur’ani berprestasi.

24. Cahaya Seribu Malam yang senantiasa menghiasi dunia inspirasiku, pesona

cahayamu memberi kedamaian dalam relung jiwaku. Kamulah sang inspirator

dan motivator sepanjang hidupku.

25. Terima kasih untuk semuanya. Rasanya sulit untuk membalas segala kebaikan

kalian. Thank’s a lot.

Semoga kebaikan dan keikhlasan yang telah mereka perbuat menjadi

amal shaleh dan mendapat imbalan yang sepantasnya dari Allah SWT, Amin.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin demi kesempurnaan penulisan

skripsi ini yang penuh kesadaran atas kekurangan dan keterbatasan yang ada

pada diri penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik serta saran

konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini.

Semarang, 02 Februari 2011

Penulis

M. ABDUL ROUF

NIM. 052411137

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii

HALAMAN ABSTRAK.................................................................................... iv

HALAMAN MOTTO........................................................................................ v

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi

HALAMAN DEKLARASI................................................................................ vii

HALAMAN KATA PENGANTAR.................................................................. viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiv

HALAMAN DAFTAR TABEL .......................................................................xvii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ....................................................... ......... xviii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... xix

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................... 8

1.5 Sistematika Penulisan .................................................... 8

BAB II : TELAAH PUSTAKA ............................................................ 10

2.1 Landasan Teori............................................................... 10

2.1.1 Definisi Zakat ...................................................... 10

2.1.2 Dasar Hukum dan Hikmah Zakat ........................ 12

2.1.3 Syarat Wajib Zakat .............................................. 17

2.1.4 Jenis Harta yang Wajib Dizakati ......................... 18

2.1.5 Mustahiq Zakat .................................................... 22

2.1.6 Pengelolaan Zakat ................................................ 24

2.1.7 Minat Membayar Zakat........................................ 28

2.1.7.1 Pengertian Minat .................................... 28

xiv

2.1.7.2 Macam- macam Minat ........................... 30

2.1.7.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya

Minat ..................................................... 32

2.1.7.4 Fungsi Minat .......................................... 32

2.1.7.4 Penentuan Minat .................................... 33

2.1.8 Kepercayaan......................................................... 35

2.1.9 Religiusitas........................................................... 40

2.1.10 Pendapatan ......................................................... 44

2.1.11 Rumah Zakat Cabang Semarang........................ 47

2.1.12 Penelitian Terdahulu .......................................... 49

2.1.13 Kerangka Teori .................................................. 51

2.1.14 Hipotesis ........................................................... 52

BAB III : METODE PENELITIAN ...................................................... 53

3.1 Jenis Penelitian........................................................ ….. 53

3.2 Sumber Data .................................................................. 53

3.2.1 Data Primer.......................................................... 53

3.2.2 Data Sekunder ..................................................... 54

3.3 Metode Pengumpulan Data .......................................... 54

3.3.1 Kuesioner ............................................................ 55

3.3.2 Dokumentasi ....................................................... 56

3.3.3 Wawancara .......................................................... 56

3.4 Populasi dan Sampel ..................................................... 57

3.5 Variabel Penelitian ........................................................ 58

3.6 Metode Analisis Data .................................................... 60

3.6.1 Analisis Faktor .................................................... 60

3.6.2 Uji Validitas ......................................................... 61

3.6.3 Uji Reliabilitas .................................................... 63

3.6.4 Analisis Regresi................................................... 64

3.6.5 Uji Hipotesis ........................................................ 65

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 68

4.1 Gambaran Umum Rumah Zakat dan Karakteristik

xv

Responden ..................................................................... 68

4.1.1 Gambaran Umum Rumah Zakat.......................... 68

4.1.1.1 Sejarah Singkat ..................................... 68

4.1.1.2 Visi Misi ................................................ 70

4.1.1.3 Struktur Lembaga................................... 71

4.1.1.4 Strategi Rumah Zakat............................. 72

4.1.1.5 Perkembangan Rumah Zakat.................. 78

4.1.2 Karakteristik Responden .................................... 78

4.2 Deskripsi Data Penelitian .............................................. 83

4.2.1 Deskripsi Variabel-variabel Penelitian................ 83

4.2.1.1 Deskripsi Variabel Kepercayaan........... 84

4.2.1.2 Deskripsi Variabel Religiusitas........... .. 86

4.2.1.3 Deskripsi Variabel Pendapatan ........... . 87

4.2.1.4 Deskripsi Variabel Minat ...................... 87

4.3 Analisis Data ............................................................... 88

4.3.1 Analisis Faktor..................................................... 88

4.3.2 Uji Validitas......................................................... 88

4.3.3 Uji Reliabilitas..................................................... 89

4.3.4 Analisis Regresi.................................................... 90

4.4 Uji Hipotesis .................. ............................................... 93

4.4.1 Koefisien Determinasi ........................................ 93

4.4.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)...... 94

4.4.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ........................ 96

4.5 Pembahasan ................................................................... 98

BAB V : KESIMPULAN DAN PENUTUP .........................................105

5.1 Kesimpulan ...................................................................... 105

5.2 Saran ............................................................................. 106

5.3 Penutup............................................................................ 107

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xvi

DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 Jenis Barang, Nisab dan Zakatnya……………………………… 20

TABEL 3.1 Alternatif Jawaban . .................................................................... 55

TABEL 3.2 Variabel penelitian ...................................................................... 58

TABEL 4.1 Perkembangan Muzakki Rumah Zakat Cabang Semarang ........ 78

TABEL 4.2 Jenis Kelamin Responden .......................................................... 79

TABEL 4.3 Umur Responden ........................................................................ 80

TABEL 4.4 Pendidikan Responden ............................................................... 81

TABEL 4.5 Pekerjaan Responden ................................................................. 82

TABEL 4.6 Hasil Skor Kuesioner Regresi .................................................... 84

TABEL 4.7 Analisis Faktor ........................................................................... 88

TABEL 4.8 Uji Validitas …...……………………………………………… 88

TABEL 4.9 Uji Reliabilitas ........................................................................... 90

TABEL 4.10 Analisis Regresi ....................................................................... 91

TABEL 4.11 Koefisien Determinasi . ............................................................ 94

TABEL 4.12 Uji t ........................................................................................ 95

TABEL 4.13 Uji F ……............................................................................... 97

xvii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Kerangka Teori ......................................................................... 51

GAMBAR 4.1 Struktur Organisasi Rumah Zakat Cabang Semarang ............. 71

GAMBAR 4.3 Jenis Kelamin Responden ........................................................ 80

GAMBAR 4.4 Umur Responden ..................................................................... 81

GAMBAR 4.5 Pendidikan Responden ............................................................ 82

GAMBAR 4.6 Pekerjaan Responden ............................................................... 83

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lampiran Angket

Lampiran 2 : Daftar Seluruh Jawaban Atas Angket

Lampiran 3 : Tanggapan Responden Terhadap masing-masing Item Pertanyaan

Lampiran 4 : Uji Validitas dan Reabilitas Angket

Lampiran 5 : Statistik Deskriptif Untuk 100 Responden pada Rumah Zakat

Cabang Semarang

Lampiran 6 : Output Regresi Linear Berganda dari 100 Responden

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh negara-negara

berkembang adalah masalah ekonomi, termasuk negara Indonesia saat ini.

Permasalahan ekonomi seringkali berdampak negatif terhadap kehidupan sosial

masyarakat seperti, kemiskinan dan pengangguran yang sering kali menimbulkan

tindakan-tindakan kriminal. Oleh karena itu, untuk mengatasi problematika

tersebut perlu adanya sebuah kebijakan untuk penanggulangan masalah

kemiskinan. Sebagai negara yang penduduknya yang kurang lebih 90% beragama

Islam, maka tuntunan dan kiat Islam dalam mengantisipasi problematika

kemiskinan umat menjadi penting untuk direalisasikan1

Namun demikian, permasalahan kemiskinan bukanlah hal yang mudah

untuk diselesaikan seperti halnya membalik tangan, karna kemiskinan adalah

bukti kekuasaan Allah bahwa dengan kemiskinan Allah ingin mengetahui sejauh

mana kepedulian hamba-Nya yang diberi harta lebih untuk dapat berbagi dengan

yang berkekurangan. Islam menekankan adanya hubungan saling menolong di

dalam lingkungan sosial umatnya. Bahkan Islam menggambarkan umat muslim

sebagai satu batang tubuh yang semua anggota dan bagiannya berkaitan dengan

1 Masyarakat muslim sampai saat ini masih dalam sekatan ekonomi terbelakang, artinya

masalah pengentasan kemiskinan dan kesenjangan sosial (enequality income) dimiliki oleh sejumlah negara yang justru berpenduduk mayoritas Islam. (Arief Mufraini, Akuntasi dan Manajemen Zakat, Mengomunikasikan Kesadaran Dan Membangun Jaringan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006. Cet. I. hlm. 161)

2

bagian yang lain.2

Sebagaimana termaktub dalam Surat Al-Maidah Ayat 2 Allah berfirman:

(#θ çΡuρ$ yès?uρ ’ n? tã Îh�É9 ø9$# 3“ uθ ø)−G9 $#uρ ( Ÿωuρ (#θ çΡuρ$ yès? ’n? tã ÉΟøOM}$# Èβ≡ uρô‰ãè ø9 $#uρ 4 (#θ à)?$#uρ ©!$# ( ¨βÎ) ©!$#

߉ƒ ωx© É>$ s)Ïèø9 $# ∩⊄∪

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksa-Nya.” (QS Al-Maidah: 2).3

Ayat ini merupakan perintah yang menjadi bagian dari konsekuensi

keimanan seseorang. Dengan adanya konsep tersebut dimungkinkan kesuksesan

seseorang ataupun sekelompok masyarakat dalam sektor ekonomi. Bersamaan

dengan majunya ekonomi, juga akan menciptakan masyarakat yang maju dan

sejahtera taraf hidupnya. Dalam ajaran Islam pemberantasan kemiskinan sudah

dilembagakan dalam salah satu rukunnya, yaitu menunaikan zakat.4 Pembayaran

zakat sebagai sarana untuk mempersempit jurang perbedaan pendapatan dalam

masyarakat, sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial yang dapat berpotensi

konflik dan mengganggu keharmonisan dalam bermasyarakat. Dengan demikian

diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup umat terutama dari golongan

yang berhak menerima zakat. Sehingga mereka bisa hidup dengan layak dan

2 Yusuf Qardhawi, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, Jakarta: Gema Insani Press, 1995,

hlm. 143 3 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemah Bahasa Indonesia, Kudus: Menara Kudus, 2000, hlm.

106 4 Zakat adalah salah satu kewajiban umat Islam yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an. Zakat

merupakan salah satu rukun Islam yang selalu disebutkan sejajar dengan shalat. Inilah yang menunjukkan betapa pentingnya zakat sebagai salah satu rukun Islam. (Abdul Al- Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Ekonomi Zakat, Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan Syari’ah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 1)

3

mandiri tanpa menggantungkan kepada orang lain.5

Zakat tak sekedar dimaknai sebagai sebuah ibadah semata yang

diwajibkan kepada setiap umat Islam bagi yang sudah memenuhi syarat, akan

tetapi lebih dari pada itu, yakni sebagai sebuah sistem pendistribusian harta benda

dikalangan umat islam, dari si kaya kepada si miskin. Sehingga zakat mampu

menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat.6

Bagi kebanyakan umat Islam zakat lebih diyakini sebagai pemenuhan

kesalehan individu yang bersifat ubudiyyah daripada perwujudan solidaritas sosial

yang lebih mendasar. Yakni tidak dalam konteks mendistribusikan kekayaan

secara adil sehingga tidak terakumulasi dalam sekelompok orang saja.

Pelaksanaan zakat hanya sekedar memenuhi tuntutan syari’at saja. Akibatnya,

potensi zakat yang demikian besar itu tidak bisa digali dan dikelola dengan baik

untuk program pengentasan kemiskinan, pendidikan dan sebagainya yang benar-

benar bermanfaat bagi masyarakat.7

Sesungguhnya zakat memiliki dimensi yang sangat luas bagi manusia.

Zakat tidak saja memiliki dimensi ketuhanan tetapi juga memiliki dimensi

kemanusiaan yang sangat kuat. Zakat membuktikan bahwa hubungan

kemanusiaan, tolong-menolong antar sesama manusia dibangun di atas nilai-nilai

fondasi ketuhanan. Zakat menjadi bukti bahwa Islam bukanlah agama yang

melupakan kehidupan dunia semata, zakat adalah pembangun umat manusia.8

5 Nasrudin Rozak, Dienul Islam, Bandung: Al Ma'arif, 1985, hlm, 197. 6 Abdurrahman Qodir, Zakat Dalam Dimensi Mahdah Dan Sosial, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 1998, hlm.214 7 Asnaini, Zakat Produktif Dalam Perspektif hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008,

hlm. 3 8 Ibid, hlm. 42

4

Perintah melaksanakan zakat ada dalam Al-Qur’an, antara lain terdapat pada surat

An-Nuur: ayat 56:

(#θ ßϑŠÏ%r& uρ nο4θ n=¢Á9 $# (#θè?#u uρ nο4θ x.“9 $# (#θãè‹ ÏÛr&uρ tΑθß™§�9 $# öΝà6 ‾=yès9 tβθçΗxq ö� è? ∩∈∉∪

Artinya: "Dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul Muhammad agar kamu diberi rahmat" (Qs.An-nuur (24):56).9

Ayat tersebut memiliki makna kewajiban, dengan sebuah garis hukum

yang tegas: agar diberi rahmat oleh Allah maka tunaikan zakat. Ayat ini menjadi

bukti adanya hubungan vertikal dan horizontal secara harmonis. Agar rahmat

Allah turun, maka tunaikanlah zakat. Zakat mengandung makna horizontal karena

adanya hubungan kemanusiaan, saling menolong antara si kaya dan si miskin.10

Untuk memberdayakan potensi zakat maka diperlukan sebuah lembaga

yang mampu mengelola dana zakat untuk mendistribusikannya baik untuk

konsumtif maupun untuk usaha yang produktif.11

Di Indonesia, terdapat lembaga semi-pemerintah yang berwenang untuk

melakukan pengolahan dan pendistribusian zakat, yaitu Badan Amil Zakat dari

tingkat nasional (BAZNAS) sampai tingkat daerah (BAZDA). Selain itu, ada juga

lembaga non pemerintah yang bernama Lembaga Amil Zakat

(LAZNAS/LAZDA). 12 Disamping itu juga terdapat lembaga swadaya masyarakat

yang memfokuskan pada pengelolaan zakat yang salah satunya adalah Rumah

Zakat cabang Semarang.

9 Depag RI, op. cit, hlm. 357 10 Asnaini, op. cit, hlm. 1 11 Zainul Arifin, Memahami Bank Syari’ah Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek,

Jakarta: Alvabet, 2000, hlm. 44 12 Iqbal M. Ambara, Problematika Zakat dan Pajak Indonesia, Jakarta: Sketsa, 2009, hlm. 35

5

Rumah Zakat adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang

memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf secara lebih

profesional dengan menitikberatkan program pendidikan (Edu Care), kesehatan

(Health Care), pembinaan komunitas (Youth Care) dan pemberdayaan ekonomi

(Eco Care) sebagai penyaluran program unggulan. Program tersebut merupakan

upaya untuk meningkatkan indeks pembangunan kaum dhuafa. 13

Sistem pengelolaan zakat terdapat dalam UU. No. 38 Tahun 1999 tentang

pengelolaan zakat, di dalamnya mengatur tentang pelaksanan pengelolaan zakat

dimulai dari perencanaan sampai pada tahap pendistribusian dan

pendayagunaannya. Adapun pengumpulan zakat dilakukan oleh amil zakat yang

terdiri atas unsur masyarakat dan pemerintah yang pembentukannya disesuaikan

dengan tingkat wilayahnya.14

Manajemen sebuah organisasi pengelola zakat harus dapat diukur dengan

tiga kata kunci yaitu: amanah, profesional dan transparan. Tiga kunci tersebut

dinamakan prinsip “Good Organization Governance.” Dengan penerapan ketiga

prinsip tersebut maka sebuah organisasi pengelola zakat akan lebih dipercaya oleh

masyarakat luas.15

Dalam pelaksanaannya, pengumpulan zakat di Indonesia masih dirasa

kurang optimal jika melihat potensinya. Penghitungan yang dilakukan oleh Badan

13 Rumah Zakat adalah sebuah Lembaga Amil Zakat Nasional yang memfokuskan pada

pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf secara lebih profesional dengan menitikberatkan program pendidikan, kesehatan, pembinaan komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran program unggulan. Lihat Profil Rumah Zakat, dikutip dari http://www.rumahzakat.org, diakses tgl 02 -01- 2010

14 Masdar F. Mas’udi, Agama Keadilan, Risalah Zakat (Pajak) Dalam Islam, Jakarta: P3M, 1991, hlm. 124

15 Sholahuddin, Ekonomi Islam, Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2006, hlm. 236-237

6

Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyebutkan bahwa potensi zakat di Indonesia

tercatat sebesar Rp.17,5 triliun per tahun. Namun, faktanya menunjukkan bahwa

pengumpulan zakat yang terdata melalui Lembaga Pengelola Zakat (LPZ)

hanyalah sekitar Rp. 250 miliar per tahun. Kurang optimalnya jumlah zakat yang

terkumpul disebabkan oleh beberapa hal, antara lain; Pertama, ketidaktahuan

kewajiban membayar zakat. Ada sebagian dari masyarakat yang tidak tahu bahwa

dia harus membayar zakat. Mereka hanya tahu bahwa zakat itu hanyalah zakat

fitrah di bulan Ramadhan. Bahwa sebenarnya ada kewajiban membayar zakat-

zakat lainnya yang mereka belum tahu. Kedua, ketidakmauan membayar zakat.

Terdapat sebagian masyarakat yang enggan untuk membayar zakat. Ada sebagian

masyarakat yang berperilaku kikir, mereka merasa harta yang mereka peroleh

adalah hasil usahanya sendiri, sehingga mereka merasa tidak perlu mengeluarkan

zakat. Ketiga, ketidakpercayaan terhadap Lembaga Pengelola Zakat. Sebagian

masyarakat mengeluarkan kewajiban zakatnya langsung kepada mustahiq, karena

mereka tidak atau kurang percaya kepada lembaga pengelola zakat yang ada.

Selain itu mereka merasa lebih afdhol jika bisa memberikan langsung kepada

mustahiq yang bersangkutan.16

Dengan demikian, kepercayaan, tingkat religiusitas serta pendapatan

masyarakat merupakan faktor terpenting dalam menentukan perilaku masyarakat

untuk menunaikan zakat di lembaga amil zakat. Pengelolaan dana zakat yang

lebih profesional akan menjadikan lembaga amil zakat sebagai pilihan utama

masyarakat dalam berzakat dan mengajak orang lain untuk menunaikan zakat.

16 Hikayah Azizi Nur Farida, Journal of Islamic Business and Economics, Yogyakarta:

Desember, 2008, vol. 2, hlm. 77

7

Sebagai sebuah lembaga swadaya masyarakat yang memfokuskan pada

pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf, Rumah Zakat secara lebih

profesional mengelola dana zakat dengan mengutamakan pada program

pendidikan, kesehatan, pembinaan komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai

penyaluran program unggulan. Lembaga yang berkiprah sejak Mei 1998 di kota

Bandung ini semakin menguatkan eksistensinya sebagai lembaga amil zakat,

bahkan telah memiliki 44 jaringan kantor di 38 kota besar di Indonesia dengan

pola hubungan pusat-cabang yang telah terkoneksi secara online. Sehingga

pengelolaan lembaga lebih terintegrasi, transparan dan cepat. Legalitas untuk

melakukan ekspansi semakin kuat ketika lembaga ini telah mendapat sertifikasi

pengukuhan sebagai lembaga amil zakat nasional berdasarkan SK Menteri Agama

RI No. 157 pada tanggal 18 Maret 2003.17

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT

MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT DI RUMAH ZAKAT CABANG

SEMARANG”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan permasalahan

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengelolaan dana zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang?

17 http://www.rumahzakat.org,

8

2. Bagaimana pengaruh kepercayaan, religiusitas dan pendapatan terhadap minat

masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengelolaan dana zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.

2. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan, religiusitas dan pendapatan

terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang

Semarang.

1.4 Manfaat Penelitian

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang

bermanfaat bagi semua pihak, yaitu antara lain:

1. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan pengetahuan

terhadap penulis dalam hal minat masyarakat membayar zakat di Rumah

Zakat Cabang Semarang.

2. Bagi Institusi IAIN Walisongo

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan literatur serta referensi

yang dapat dijadikan informasi bagi mahasiswa yang akan meneliti

permasalahan serupa.

3. Bagi pihak lain

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan khasanah keilmuan dan

referensi serta sumber informasi yang berkaitan dengan faktor minat

masyarakat dalam membayar zakat.

9

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis, maka penulis menyusun

sistematika sedemikian rupa sehingga dapat menunjukan hasil penelitian yang

baik dan mudah dipahami. Adapun sistematika tersebut adalah sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan

Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisannya.

Bab II. Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini menguraikan tinjauan pustaka yang meliputi landasan teori,

penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis serta hipotesis.

Bab III. Metode Penelitian

Dalam bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan dalam

penulisan skripsi ini, yang meliputi: jenis penelitian, jenis dan sumber

data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, variabel penelitian

dan pengukuran serta teknik analisis data.

Bab IV. Analisis Data

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang profil obyek penelitian,

pengujian dan hasil analisa data, pembuktian hipotesis dan

pembahasan hasil analisa data.

Bab V. Kesimpulan

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran- saran

dari hasil analisis data pada bab – bab sebelumnya yang dapat dijadikan

masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan.

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Definisi zakat

Secara umum zakat adalah suatu kewajiban yang bersifat

kemasyarakatan dan ibadah, dimana manusia akan merasakan

keagungan dari tujuan ajaran Islam dalam bentuk mencintai dan tolong

menolong antar sesama manusia.1

Secara bahasa (etimologi) zakat berasal dari kata zaka yang

berarti berkembang, berkah, tumbuh, suci, dan baik.2 Dengan

demikian, zakat yaitu membersihkan (menyucikan) diri dan hartanya

sehingga pahalanya bertambah, hartanya tumbuh (berkembang) dan

membawa berkah.3

Secara istilah syari’ah (syara’) zakat berarti sejumlah harta

tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada orang-orang

tertentu dan dengan syarat-syarat yang ditentukan pula.4

Menurut terminologi para fuqaha, zakat dimaksudkan sebagai

penunaian, yakni penunaian hak yang wajib yang terdapat dalam harta.

1 Abdullah Siddik, Asas-Asas Hukum Islam, Jakarta: Bumi Restu ,1982 cet. I, hlm. 113 2 Asnaini, Zakat Produktif Dalam Perspektif hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008,

hlm. 23 3 M. Ali Hasan, Zakat dan Infak Salah Satu Solusi Mengatasi Problema Sosial di Indonesia, Kencana Prenada Media Group, 2008, hlm. 15 4 Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: UII Press, 2002, hlm. 67

11

Zakat juga dimaksudkan sebagai bagian harta tertentu dan yang

diwajibkan oleh Allah untuk diberikan kepada orang-orang fakir.5

Sedangkan empat Madzhab memberikan defenisi yang secara

redaksional berbeda-beda mengenai makna zakat, berikut pengertian

zakat menurut keempat madzhab:

a. Mazhab Syafi’i

Zakat ialah sebuah ungkapan untuk mengeluarkan harta

atau tubuh sesuai dengan cara yang khusus.

b. Mazhab Maliki

Zakat ialah mengeluarkan sebagian yang khusus dari harta

yang khusus pula yang telah mencapai nishab kepada orang-orang

yang berhak menerimanya. Manakala kepemilikan itu penuh dan

sudah mencapai haul (setahun) selain barang tambang dan

pertanian.

c. Mazhab Hanafi

Zakat ialah menjadikan sebagian harta yang khusus dari

harta yang khusus sebagai milik orang yang khusus sesuai

ketentuan syari’at.

d. Mazhab Hambali

Zakat ialah hak yang wajib dikeluarkan dari harta yang

khusus untuk kelompok yang khusus pula.

5 Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, Bandung: PT. Rosdakarya, 2008, hlm. 85

12

Meskipun para ulama mengemukakannya dengan redaksi

yang agak berbeda antara satu dan lainnya, akan tetapi pada

prinsipnya sama, yaitu bahwa zakat itu adalah bagian dari harta

dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada

pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya,

dengan persyaratan tertentu pula.6

2.1.2. Dasar hukum dan hikmah zakat

Dalam ajaran Islam disebutkan bahwa zakat merupakan salah

satu rukun Islam dan juga menjadi kewajiban bagi umat Islam dalam

rangka pelaksanaan dua kalimat syahadat. Dalam Qur’an disebutkan,

kata zakat dan shalat selalu digandengkan disebut sebanyak 82 kali. Ini

menunjukkan hukum dasar zakat yang sangat kuat.7

Adapun beberapa firman Allah SWT dalam Al-Qur’an

sebagai berikut:

1. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an dalam surat At-Taubah: 103:

õ‹ è{ ôÏΒ öΝ Ïλ Î;≡uθ øΒ r& Zπ s% y‰ |¹ öΝ èδ ã�ÎdγsÜ è? Ν Íκ� Ïj.t“ è?uρ $ pκÍ5 Èe≅|¹uρ öΝ Îγø‹ n= tæ ( ¨βÎ) y7 s?4θ n= |¹

Ös3 y™ öΝ çλ °; 3 ª!$# uρ ìì‹Ïϑ y™ íΟŠÎ= tæ ∩⊇⊃⊂∪

Artinya: “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. At-Taubah: 103).8

6 Iqbal M. Ambara, op. cit, hlm. 20 7 M. Ali Hasan, op. cit, hlm. 11 8 Depag, op. cit, hlm. 203

13

2. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Baqarah: 43:

(#θ ßϑŠÏ% r&uρ nο 4θ n= ¢Á9$# (#θ è?# uuρ nο 4θ x.“9$# (#θ ãè x.ö‘$# uρ yì tΒ t Ïè Ï.≡§�9$# ∩⊆⊂∪ ) 43: ا����ة(

Artinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan

ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.” (QS. Al-Baqarah: 43).9

3. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Baqarah: 110:

(#θ ßϑŠÏ% r&uρ nο 4θ n= ¢Á9$# (#θ è?# uuρ nο 4θ Ÿ2 ¨“9$# 4 $ tΒ uρ (#θãΒ Ïd‰ s) è? /ä3 Å¡ à�ΡL{ ôÏiΒ 9� ö�yz çνρ ߉ ÅgrB

y‰ΨÏã «!$# 3 ¨βÎ) ©!$# $ yϑ Î/ šχθ è= yϑ ÷è s? ×��ÅÁ t/ ∩⊇⊇⊃∪ ) 110: ا����ة (

Artinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Segala

kebajikan yang kamu berikan buat kebahagiaan dirimu, pastilah kamu mendapati balasannya di sisi Allah. Bahwasanya Allah itu sangat melihat akan segala apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 110).10

4. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Mujaadilah: 13:

÷Λäø) x� ô© r&u βr& (#θ ãΒ Ïd‰ s) è? t÷ t/ ô“y‰ tƒ óΟ ä31uθ øgwΥ ;M≈ s% y‰ |¹ 4 øŒ Î*sù óΟ s9 (#θ è= yè ø�s? z>$ s?uρ

ª!$# öΝ ä3 ø‹n= tæ (#θ ßϑŠÏ% r'sù nο 4θ n= ¢Á9$# (#θ è?# uuρ nο 4θ x.“9$# (#θ ãè‹ÏÛr&uρ ©!$# …ã& s!θ ß™ u‘uρ 4 ª!$# uρ

7��Î7yz $ yϑ Î/ tβθ è= yϑ ÷è s? ∩⊇⊂∪

Artinya: ”Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu

memberikan sedekah sebelum mengadakan pembicaraan dengan Rasul? Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah telah memberi taubat kepadamu maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujaadilah:13).11

9 Depag, RI, Al Aliyy: Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Diponegoro 2000, hlm. 7 10 Depag RI, Op. cit hlm. 14 11 Depag, op. cit, hlm. 544

14

5. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Baqarah: 277:

¨βÎ) š Ï% ©!$# (#θ ãΖ tΒ#u (#θ è= Ïϑ tã uρ ÏM≈ ys Î=≈ ¢Á9$# (#θ ãΒ$ s% r&uρ nο 4θ n= ¢Á9$# (#âθ s?# uuρ nο 4θ Ÿ2 ¨“9$#

óΟ ßγs9 öΝ èδ ã� ô_ r& y‰Ζ Ïã öΝ ÎγÎn/u‘ Ÿωuρ ì∃öθ yz öΝ ÎγøŠ n= tæ Ÿωuρ öΝ èδ šχθ çΡt“ ós tƒ ∩⊄∠∠∪

Artinya: ”Sesungguhnya orang-orang yang beriman mengerjakn

amal soleh mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pulamereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah : 277)12

6. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an dalam surat At- Taubat:11:

βÎ*sù (#θ ç/$ s? (#θ ãΒ$ s% r&uρ nο 4θ n= ¢Á9$# (# âθ s?# uuρ nο 4θ Ÿ2 ¨“9$# öΝ ä3 çΡ≡uθ ÷zÎ*sù ’ Îû ǃ Ïe$!$# ) 11): التوبة

Artinya: “Apabila mereka bertaubat, mendirikan shalat dan

menunaikan zakat maka (mereka itu) adalah saudaramu yang seagama.” (QS. At- Taubat:11).13

7. Hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan Abu Abbas ra.:

� ��� : �� ا�� ���س ر�� ا� �����ان ا���� "! ا� �� � وان ا� (و. � - .-آ�ا�+*(� -'��ذا ر�� ا� ��� ا�$ ا� %�$

1� "*:9 .� ا'8ا�ـ1� 567- '� ا�4 �3ـ1� .�0د.� �ا.�0ض ����=�ري) .��ا3ـ1� >?�0?@ �� � وا�'

Artinya: “Dari Abu Abbas ra.: sesungguhnya Nabi SAW mengutus

Muaz ke negeri Yaman- lalu ia sebut hadist itu- dan ada disitu (sesungguhnya Allah SWT telah fardhukan atas mereka diharta mereka zakat yang diambil dari orang-orang kaya mereka, lalu diberikan kepada orang-orang faqir mereka)”. Muttafaq ‘alaih, tetapi lafadz itu bagi Bukhari.14

12 Depag, Ibid, hlm. 47 13 Depag, loc. cit, hlm. 188 14 A. Hassan, Tarjamah Bulughul Maram Ibnu Hajar Al- Asqalani, Bandung: CV.

Diponegoro, 2006, hlm. 265

15

Zakat dan shalat dalam al-Qur’an dan hadits merupakan

lambang keseluruhan dari semua ajaran Islam. Hal tersebut

menunjukkan bahwa betapa eratnya hubungan antara keduanya.

Keislaman seseorang tidak akan sempurna kecuali dengan kedua hal

tersebut.15 Sehingga dapat disimpulkan bahwa orang yang dekat

dengan Tuhan berimplikasi pula pada kedekatannya dengan manusia,

begitu pula sebaliknya.16

Melaksanakan shalat merupakan lambang baiknya hubungan

seseorang dengan Tuhannya, sedang zakat adalah lambang

harmonisnya hubungan antara sesama manusia. Sehingga tidak

mengherankan jika shalat dan zakat yang disyari’atkan Allah

merupakan pilar-pilar berdirinya bangunan Islam. Jika keduanya

hancur maka Islam pun sulit untuk tetap bertahan.17

Di dalam sejarah Islam pernah terjadi, bahwa Abu Bakar

pernah memerangi orang yang tidak mau menunaikan zakat. Beliau

mengatakan dengan tegas: “Demi Allah akan aku perangi orang yang

membedakan antara shalat dan zakat”.18

Agama Islam memiliki berbagai kelebihan yang

membuktikan bahwa ia benar-benar berasal dari sisi Allah dan

merupakan risalah rabbaniyah terakhir yang abadi. Untuk itu

pembahasan tentang zakat jelas merupakan ayat-ayat yang berkaitan

15 Wahbah Al-Zuhayly, Op. Cit., hlm. 89 16 Muhammad Muflih, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ikmu Ekonomi Islam, Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 57. 17 Iqbal, Op. cit. hlm. 12 18 Ibid, hlm. 17

16

dengan hukum.19 Sehingga tidak perlu ditopang lagi dengan berbagai

dalil karena sudah jelas dan ditegaskan oleh berbagai ayat al-Qur’an.20

Zakat merupakan ibadah yang bertalian dengan harta benda

(maaliyah). Zakat juga merupakan kewajiban sosial bagi para aghniya’

(hartawan) setelah kekayaan sudah memenuhi batas minimal (nishab)

dan rentang waktu setahun (haul). Bertujuan untuk mewujudkan

pemerataan keadilan dalam bidang ekonomi umat. Zakat merupakan

sumber dana potensial yang sangat strategis dalam upaya membangun

kesejahteraan umat. Oleh karena itu dalam Al-Qur’an disebutkan agar

zakat dihimpun dan kemudian disalurkan kepada mustahiq (orang yang

berhak menerima zakat).21

Dengan demikian, zakat mempunyai dimensi pemerataan

karunia Allah SWT sebagai fungsi sosial ekonomi sebagai perwujudan

solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusiaan dan keadilan,

pembuktian persaudaraan Islam, pengikat persatuan umat, sebagai

pengikat batin antara golongan kaya dengan miskin, sarana

membangun kedekatan yang kuat dengan yang lemah, mewujudkan

tatanan masyarakat yang sejahtera, rukun, damai, dan harmonis yang

akhirnya dapat menciptakan situasi yang tentram, aman lahir batin.22

19 Muhammad, Zakat Profesi: Wacana Pemikiran dalam Fikih Kontemporer, Jakarta:

Salemba Diniyah, 2002. hlm. 12 20 Yusuf Qordhowi, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, Jakarta: Gema Insani Pers, 1995,

hlm. 98. 21 Ahmad Rofiq makalah disampaikan dalam Seminar tentang Manajemen Pengelolaan Zakat,

kerjasama Pemda Propinsi Jawa Tengah, Kanwil Departemen Agama dan IAIN Walisongo Fakultas Syari’ah pada Selasa, 09 oktober 2001.

22 Asnaini, op. cit. hlm. 133

17

2.1.3. Syarat wajib zakat

Zakat mempunyai beberapa syarat wajib dan syarat sah.

Menurut kesepakatan para ulama, bahwa syarat wajib zakat adalah

sebagai berikut:

a. Merdeka

Yaitu zakat dikenakan kepada orang-orang yang bebas dan

dapat bertindak bebas, menurut kesepakatan para ulama zakat tidak

wajib atas hamba sahaya yang tidak mempunyai hak milik.

b. Muslim

Menurut Ijma' zakat tidak wajib atas orang kafir karena

zakat ini merupakan ibadah mahdah yang suci sedangkan orang

kafir bukan orang suci maka tidak wajib mengeluarkan zakat.

c. Baligh dan berakal

Zakat tidak wajib diambil atas harta anak kecil dan orang-

orang gila sebab keduanya tidak termasuk ke dalam ketentuan

orang yang wajib rnengerjakan ibadah seperti sholat dan puasa.

d. Kepemilikan harta yang penuh

Harta yang akan dikeluarkan zakatnya haruslah murni

harta pribadi dan tidak bercampur dengan harta milik orang lain.

Jika dalam harta kita bercampur dengan harta milik orang lain

sedangkan kita akan mengeluarkan zakat, maka harus dikeluarkan

terlebih dahulu harta milik orang lain tersebut.

18

e. Mencapai nishab

Nishab adalah batasan antara apakah kekayaan itu wajib

zakat atau tidak sesuai ketentuan syara' sebagai pertanda kayanya

seseorang dan kadar-kadar yang mewajibkannya berzakat. Jika

harta yang dimiliki seseorang telah mencapai nishab, maka

kekayaan tersebut wajib zakat, jika belum mencapai nishab, maka

tidak wajib zakat.

f. Mencapai haul

Haul, yaitu kekayaan yang dimiliki seseorang apabila

sudah mencapai satu tahun hijriyah atau telah mencapai jangka

waktu yang mewajibkan seseorang mengeluarkan zakat.23

Sedangkan syarat sahnya adalah niat yang menyertai

pelaksanaan zakat.24

2.1.4. Jenis harta yang wajib dizakati

Dalam fiqih Islam harta kekayaan yang wajib dizakati

digolongkan dalam beberapa kategori dan masing-masing kelompok

berbeda nishab, haul dan kadar zakatnya, yakni sebagai berikut:

a. Emas dan perak

Emas dan perak termasuk logam mulia yakni merupakan

tambang elok yang dijadikan perhiasan dan dijadikan mata uang

yang berlaku dari waktu ke waktu.

23 Wahbah Al Zuhayly, Op. Cit, hlm. 98-106 24 Ibid

19

b. Hasil pertanian

Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau

tanaman yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian,

sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias, rumput-rumputan,

daun-daunan, dan sebagainya.

c. Hasil peternakan

Yakni hewan ternak yang dipelihara selama setahun dan

tidak di pekerjakan sebagai tenaga pengangkutan. Meliputi hewan

besar (unta, sapi, kerbau), hewan kecil (kambing, domba) dan

unggas (ayam, itik, burung).

d. Harta perniagaan

Harta perniagaan adalah semua yang dapat diperjual-

belikan untuk meraih keuntungan dari berbagai jenisnya, baik

berupa barang seperti alat-alat, pakaian, makanan, perhiasan, dll.

e. Hasil tambang dan barang temuan

Ma'din (hasil tambang) adalah benda-benda yang terdapat

di dalam perut bumi dan memiliki nilai ekonomis seperti emas,

perak, timah, tembaga, marmer, giok, minyak bumi, batu-bara dan

sebagainya.

Rikaz (barang temuan) adalah harta yang terpendam di

dalam tanah dari zaman dahulu atau biasa disebut dengan harta

karun. Termasuk didalamnya harta atau barang yang ditemukan

dan tidak ada yang mengaku sebagai pemiliknya.

20

f. Kekayaan yang bersifat umum.

Termasuk zakat profesi, saham, obligasi, rezeki tak

terduga, undian, dan sebagainya.25

Adapun jenis barang, batasan nisab dan zakatnya

sebagaimana tergambar dalam tabel 1.126 :

Tabel 1.1.

Jenis barang, nisab dan zakatnya

No. Jenis Barang Nisab Zakat Keterangan

1. Ternak unta 5 - 9 ekor

10 - 14 ekor

15 - 19 ekor

20 - 24 ekor

25 - 35 ekor

36 - 45 ekor

45 - 60 ekor

61 - 75 ekor

76 - 90 ekor

91 - 120 ekor

1 kambing

2 kambing

3 kambing

4 kambing

1 unta

1 unta

1 unta

1 unta

2 unta

2 unta

Usia 2 tahun

Usia 2 tahun

Usia 2 tahun

Usia 2 tahun

Usia 1 tahun

Usia 2 tahun

Usia 2 tahun

Usia 4 tahun

Usia 2 tahun

Usia 3 tahun

Ternak kebau 30 – 39 ekor

40 – 59 ekor

60 – 69 ekor

70 - 79 ekor

80 - 89 ekor

1 kerbau

1 kerbau

2 kerbau

2 kerbau

2 kerbau

Usia 2 tahun

Ternak

kambing

40 – 120 ekor

121 – 200 ekor

201 – 300 ekor

1 kambing betina

2 kambing betina

3 kambing betina

Usia 2 tahun

25 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, Jakarta; PT. Grasindo, 2006, hlm.

25-36 26 Gustian Juanda, dkk., Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2006, hlm. 22-29.

21

Ternak sapi 30 - 39 ekor

40 - 59 ekor

60 - 69 ekor

70 - 79 ekor

80 - 89 ekor

1 sapi jantan/betina

1 sapi betina

2 sapi jantan/betina

2 sapi

2 sapi

Usia 1 tahun

Usia 2 tahun

2. Emas 20 misqal 2,5% = 0,5 misqal 20 misqal = 93,6 gr

di luar perhiasan

wajar

Perak 200 dirham 2,5% = 5 dirham 200 dirham = 624

gr

Perhiasan di

luar kewajaran

(simpanan)

20 misqal 2,5% = 0,5 misqal

3. Makanan

pokok

Lebih dari 5 wasaq

= 200 dirham

1/10 irigasi alamiah

1/20 irigasi biaya

Setiap panen 1

wasaq = 40 dirham

4. Buah-buahan Lebih dari 5 wasaq

= 200 dirham

1/10 irigasi alamiah

1/20 irigasi biaya

Setiap panen 1

wasaq = 40 dirham

5. Perniagaan Analog dengan emas

93,6 gram

2,5% 1 tahun dari awal

perhitungan

6. Profesi Analog dengan emas

93,6 gram jika

digunakan rata-rata

2,5%, setiap Rp.

1.000.000,- = Rp.

25.000,-

2,5% x Rp.

6.273.000,- = Rp.

155.930,00

Harga emas 1 gr =

Rp. 64.500,- x Rp.

64.500,- = Rp.

6.237.000,-

2.1.5. Mustahiq Zakat

Para ulama dan ahli hukum Islam ketika membahas mengenai

orang-orang yang berhak menerima zakat selalu merujuk pada surat at-

Taubah ayat 60 yang menjelaskan mengenai delapan kategori yang

berhak menerima zakat, seperti yang ditegaskan dalam Al-Qur’an:

22

$ yϑ ‾ΡÎ) àM≈ s% y‰ ¢Á9$# Ï !# t� s)à� ù= Ï9 È Å3≈ |¡ yϑ ø9$# uρ t, Î#Ïϑ≈ yè ø9$# uρ $ pκö� n= tæ Ïπ x� ©9xσßϑ ø9$# uρ öΝ åκæ5θ è= è% †Îû uρ

É>$ s% Ìh�9$# t ÏΒ Ì�≈ tó ø9$# uρ †Îû uρ È≅‹Î6y™ «!$# Èø⌠$# uρ È≅‹Î6 ¡¡9$# ( Zπ ŸÒƒ Ì� sù š∅ ÏiΒ «!$# 3 ª!$# uρ

íΟŠÎ= tæ ÒΟ‹Å6ym ∩∉⊃∪ ) 9�8060: ا�(

Artinya : “Sesungguhnya shadaqah (zakat) itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, penguus-pengurus zakat, para mualaf yang di bujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. At-Taubah: 60).27

Sebagaimana pendapat para ulama’ dan ahli hukum Islam

yang merujuk dalam Al- Qur’an mengenai orang-orang yang berhak

menerima zakat adalah sebagai berikut: 28

a. Fakir

Fakir adalah orang yang secara ekonomi berada pada

garis yang paling bawah. Orang yang sengsara hidupnya, tidak

mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi hidupnya. Fakir ini

tidak ada penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan

pokoknya dalam sehari-hari.

b. Miskin

Miskin adalah orang yang mempunyai pekerjaan tetapi

hasil yang diperoleh tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup

keluarga sehari-hari. Secara keseluruhan ia tergolong orang-orang

yang masih tetap kerepotan dalam memenuhi kebutuhan pokoknya.

27 Depag, op. cit, hlm. 196 28 Saefudin Zuhri, Zakat Kontekstual, Semarang: Bima Sejati, 2000, hlm 61

23

c. Amil

Amil adalah orang yang mendapatkan amanah untuk

pengumpulan dan pembagian zakat.

d. Muallaf

Muallaf adalah orang kafir yang ada harapan masuk

islam, dan orang yang baru masuk islam akan tetapi imannya

masih lemah.

e. Riqab (para budak)

Riqab artinya adalah orang dengan status budak. Dalam

pengertian ini dana zakat untuk kategori riqab berarti dana untuk

usaha memerdekakan orang atau kelompok yang sedang tertindas

dan kehilangan haknya untuk menentukan arah hidupnya sendiri.

f. Gharimin

Gharimin adalah orang yang tertindih hutang karena untuk

kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya.

g. Fi Sabilillah (orang yang berjuang di jalan Allah)

Fi Sabilillah yaitu orang yang berjuang dijalan Allah

(untuk kepentingan membela agama Islam).

h. Ibnu Sabil (orang yang dalam perjalanan)

Ibnu Sabil yaitu orang yang kehabisan perbekalan ketika

dalam perjalanan, yang mana berpergiannya bukan untuk

melakukan maksiat.

24

2.1.6. Pengelolaan Zakat

Pengelolaan zakat menurut Undang-Undang No. 38 Tahun

1999 adalah sebuah kegiatan perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian

serta pendayagunaan zakat.29

Aktifitas pengelolaan zakat yang telah diajarkan oleh Islam

dan telah dipraktekkan oleh Rasulullah SAW dan penerusnya yaitu

para sahabat. Pada zaman Rasulullah SAW dikenal sebuah lembaga

yang disebut Baitul Mal yang bertugas dan berfungsi mengelola

keuangan negara. Pemasukannya bersumber dari dana zakat, infaq,

kharaj, jizyah, ghanimah dan sebagainya. Kegunaannya untuk

mustahiq yang telah ditentukan, kepentingan dakwah, pendidikan,

kesejahteraan sosial, pembuatan infrastruktur dan sebagainya. Namun

saat ini makna Baitul Mal mengalami penyempitan, hanya sebagai

lembaga yang menghimpun dan menyalurkan dana zakat, infaq,

shadaqah dan wakaf yang dikenal sebagai organisasi pengelola zakat.

Keberadaan organisasi pengelola zakat di Indonesia telah

diatur dalam perundang-undangan, yakni UU No. 38 Tahun 1999

tentang Pengelolaan Zakat, Keputusan Menteri Agama No. 581 Tahun

1999 tentang Pelaksanaan UU No. 38 Tahun 1999 dan Keputusan

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji No.

D/291 Tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.

29 Gustian Djuanda dkk., Op. cit, hlm. 3

25

Peraturan bertujuan agar organisasi pengelola zakat dapat lebih

profesional, amanah dan transparan sehingga dana yang dikelola dapat

berdampak positif terhadap pemberdayaan dan kesejahteraan umat.30

Mengurus dana zakat memerlukan manajemen dan

pengelolaan secara profesional agar potensi yang besar dapat memberi

manfaat bagi kaum dhuafa. Maka bagian terpenting dalam proses

manajemen pengelolaan zakat adalah tahap alokasi dan pendistribusian

dana zakat. Karena proses inilah yang langsung bersentuhan dengan

sasaran penerima zakat.

Manajemen suatu organisasi pengelola zakat yang baik dapat

diukur dan dirumuskan dengan tiga kata kunci yang dinamakan Good

Organization Governance, yaitu:

1. Amanah

Sifat amanah merupakan syarat mutlak yang harus

dimiliki oleh setiap amil zakat. Tanpa adanya sifat tersebut maka

system akan hancur, sebagaimana sistem perekonomian Indonesia

hancur disebabkan rendahnya moral dan tidak amanahnya pelaku

ekonomi. Terlebih dana yang dikelola adalah dana umat yang

secara esensi milik mustahiq.

2. Prefesional

Hanya dengan profesionalitas yang tinggilah maka dana

yang dikelola akan menjadi efektif dan efisien.

30 Ibid

26

3. Transparan

Dengan transparansi pengelolaan zakat, maka akan

menciptakan suatu sistem kontrol yang baik, karena melibatkan

pihak intern organisasi dan pihak muzakki maupun masyarakat

luas. Dengan transparansi maka rasa curiga dan ketidakpercayaan

masyarakat akan dapat diminimalisir.31

Secara umum prinsip akuntansi sebuah lembaga amil

harus memenuhi standar akuntansi pada umumnya, yakni:

1. Accountability

Yaitu pembukuan harus dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya, dengan bukti yang sah.

2. Auditable

Yaitu pembukuan dapat dengan mudah dipahami oleh

pihak pemakai laporan, mudah ditelusuri dan dapat dicocokan.

3. Simplicity

Yaitu pembukuan disesuaikan dengan kepraktisan,

sederhana dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan lembaga

tanpa harus mengubah prinsip penyusunan laporan keuangan.

Laporan Keuangan sebuah lembaga pengelola zakat harus

diterbitkan secara berkala, hal tersebut untuk meningkatkan

31 Sholahuddin, Ekonomi Islam, Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2006, hlm. 236

27

kepercayaan muzakki maupun calon muzakki. Sehingga keyakinan

dan kepercayaan muzakki terhadap citra lembaga tetap terjaga.32

Zakat merupakan salah satu instrumen untuk

mengentaskan kemiskinan, pemerataan pendapatan dan

mempersempit kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin.

Maka melalui lembaga zakat diharapkan kelompok lemah dan

kekurangan tidak lagi merasa khawatir terhadap kelangsungan

hidupnya, karena substansi zakat merupakan mekanisme yang

menjamin terhadap kelangsungan hidup mereka di tengah

masyarakat, sehingga mereka merasa hidup di tengah masyarakat

manusia yang beradab, kepedulian dan tradisi saling menolong.33

Dengan demikian, maka amil dalam melaksanakan

manajemen pengelolaan zakat harus dikelola secara optimal,

profesional dan sesuai dengan tujuan zakat yaitu mengentaskan

kemiskinan, oleh karena itu harus memiliki data-data yang lengkap

berkaitan dengan nama-nama mustahik dan tingkat kesejahteraan

hidupnya serta kebutuhannya.

2.1.7. Minat Membayar Zakat

2.1.7.1. Pengertian minat

Minat dalam kamus besar bahasa Indonesia

diartikan sebagai sebuah kecenderungan hati yang tinggi

32 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII Press, 2004, hlm. 225

33 Gustian Djuanda dkk., Op. cit. hlm. 16

28

terhadap sesuatu gairah atau keinginan.34 Minat merupakan

kecenderungan seseorang untuk menentukan pilihan

aktivitas. Pengaruh kondisi individual dapat merubah minat

seseorang. Sehingga dikatakan minat sifatnya tidak stabil.35

Secara etimologi pengertian minat adalah

perhatian, kecenderungan hati) kepada sesuatu keinginan.36

Sedangkan menurut istilah ialah suatu perangkat mental

yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan,

pendirian, prasangka atau kecenderungan lain yang

mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.37

Minat merupakan motivasi yang mendorong

orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila

mereka bebas memilih. Setiap minat akan memuaskan

suatu kebutuhan. Dalam melakukan fungsinya kehendak itu

berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Pikiran

mempunyai kecenderungan bergerak dalam sektor rasional

analisis, sedang perasaan yang bersifat halus/tajam lebih

mendambakan kebutuhan. Sedangkan akal berfungsi

34 Anton M. Moeliono dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999,

hlm. 225 35 Muhaimin, Korelasi Minat Belajar Pendidikan Jasmani terhadap hasil Belajar Pendidikan

Jasmani, Semarang: IKIP, 1994, hlm. 4 36 WJS. Poerwadarminta, Kamis Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1982, hlm.

650 37 Andi Mappiare, Psikologi Remaja, Surabaya: Usaha Nasional, 1997, hlm. 62

29

sebagai pengingat fikiran dan perasaan dalam koordinasi

yang harmonis, agar kehendak bisa diatur sebaik-baiknya.38

Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa

minat adalah dorongan kuat bagi seseorang untuk

melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian

tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya. Selain itu

minat dapat timbul karena adanya faktor eksternal dan juga

adanya faktor internal.39 Minat yang besar terhadap suatu

hal merupakan modal yang besar untuk membangkitkan

semangat untuk melakukan tindakan yang diminati dalam

hal ini membayar zakat di Rumah Zakat cabang semarang.

2.1.7.2. Macam-macam minat

1. Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi

minat primitif dan minat kultural. Minat primitif adalah

minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau

jaringan-jaringan tubuh, misalnya kebutuhan akan

makanan. Sedangkan minat kultural adalah minat yang

timbul karena proses belajar.

2. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi

minat intrinsik dan ekstrinsik. Minat intrinsik adalah

minat yang langsung berhubungan dengan aktivitas itu

sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar atau

38 Sukanto M.M., Nafsiologi, Jakarta: Integritas Press, 1985, hlm. 120 39 Lestar, Alice Crow, Op. Cit, hlm. 303

30

asli. Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan

dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut.

3. Berdasarkan cara mengungkapkan, minat dapat di

bedakan menjadi empat yaitu:

a. Expressed interest

Minat yang diungkapkan dengan cara

meminta kepada subyek untuk menyatakan atau

menuliskan semua kegiatan, baik yang disenangi

maupun yang paling tidak disenangi.

b. Manifest interest

Minat yang diungkapkan dengan cara

mengobservasi atau melakukan pengamatan secara

langsung terhadap aktivitas yang dilakukan subyek

atau dengan mengetahui hobinya.

c. Tested interest

Minat yang diungkapkan dengan cara

menyimpulkan hasil jawaban tes obyektif yang ada.

d. Inventoried interest

Minat yang diungkapkan dengan cara

menggunakan alat-alat yang sudah distandarkan,

berisi pertanyaan-pertanyaan kepada subyek.40

40 Ibid, hlm. 265.

31

Semua minat mempunyai dua aspek yaitu;

pertama, adalah aspek kognitif. Kedua, aspek afektif. Aspek

kognitif didasarkan pada konsep yang dikembangkan

seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan

manusia. Sedang aspek afektif atau bakat emosional adalah

aspek yang berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap

orang penting misal orang tua, guru dan teman sebaya

terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut. 41

2.1.7.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat

Menurut Crow and Crow dalam bukunya Abdul

Rahman Saleh berpendapat ada tiga faktor yang

mempengaruhi timbulnya minat, yaitu:

1. Dorongan dari dalam diri individu, misal dorongan

makan, rasa ingin tahu dan seks.

2. Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan

minat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu.

3. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang

erat dengan emosi.42

2.1.7.4. Fungsi minat

Nuckols dan Banducci dikutip oleh Elizabeth B.

Hurlock menulis tentang fungsi minat bagi kehidupan

sebagai berikut:

41 Sukanto, op.cit, hlm. 116-119

42. Abdul Rahman Saleh, op. cit, hlm. 264.

32

1. Minat mempengaruhi intensitas cita-cita.

2. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat.

3. Prestasi selalu dipengaruhi jenis dan intensitas minat.

4. Minat yang terbentuk seumur hidup membawa

kepuasan.43

2.1.7.5. Penentuan minat

Karena pentingnya peran minat dalam kehidupan

manusia, maka minat perlu sekali ditemukan dan dipupuk.

Ada beberapa metode untuk menentukan minat seseorang

antara lain:

1. Pengamatan kegiatan

2. Pertanyaan

3. Membaca

4. Keinginan

5. Laporan mengenai apa saja yang diminati.44

Sebagaimana terkandung dalam Al-qur’an,

berkaitan dengan minat terdapat pada surat pertama yang

perintahnya adalah agar kita membaca. Bukan sekedar

membaca buku atau secara tekstual, tetapi dalam semua

aspek. Termasuk tuntunan membaca cakrawala dunia yang

merupakan kebesaran-Nya, serta membaca potensi diri

43 Abdul Wahib, ibid., hlm. 109-110 44 Andi Mappiare, op.cit, hlm. 65

33

sehingga kita dapat memahami apa yang sebenarnya

menarik minat kita dalam kehidupan ini.

Firman Allah SWT.:

CDآ�ما:�أ ور�I�ا. ������ �K�� .ا�K-ي ���) �� ا�LMN�ن '� �K��.

Artinya: “Bacalah! Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui-Nya”(Q.S. Al-Alaq: 3-5).45

Jadi minat merupakan karunia terbesar yang

dianugerahkan Allah SWT kepada kita semua. Namun

demikian bukan berarti kita hanya berpangku tangan dan

minat tersebut dapat berkembang dengan sendirinya. Tetapi

kita harus ada upaya mengembangkan anugerah Allah itu

secara maksimal sehingga karunianya dapat berguna

dengan baik pada diri dan lingkungan kita berada.46

Ketidakpercayaan ataupun kurang percaya

masyarakat terhadap lembaga amil zakat membuat sebagian

masyarakat lebih memilih menunaikan ibadah zakat

langsung kepada mustahiq zakat dari pada ke lembaga

zakat. Oleh karena itu, pengelolaan zakat oleh suatu

lembaga amil zakat yang lebih profesional, amanah dan

45 Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsir Al-Qur’an, Al-Qur'an Dan Terjemahnya,

Jakarta: DEPAG ,1989, hlm. 939. 46 Abdul Rahman Saleh, op. cit, hlm. 272

34

transparan akan dapat menumbuhkan semangat masyarakat

untuk menyalurkan zakatnya melalui lembaga tersebut.

Tingkat pemahaman masyarakat muslim

mengenai keagamaan khususnya ibadah zakat berpengaruh

kuat terhadap semua aspek kehidupan manusia, khsusunya

berdampak pada kesadaran masyarakat membayar zakat.

Termasuk ajaran Islam mengenai pemerataan dan

pendistribusian pendapatan yang memihak kepada rakyat

miskin. Pendapatan berpengaruh terhadap jumlah zakat

yang harus dibayarkan oleh muzakki. 47

Dengan demikian, kepercayaan, tingkat

religiusitas serta pendapatan masyarakat merupakan faktor

terpenting dalam menentukan perilaku masyarakat untuk

menunaikan zakat di lembaga amil zakat. Pengelolaan dana

zakat yang lebih profesional akan menjadikan lembaga amil

zakat tersebut sebagai pilihan utama masyarakat dalam

berzakat dan mengajak orang lain untuk menunaikan zakat.

2.1.8. Kepercayaan

Kepercayaan (trust atau belief) merupakan keyakinan

bahwa tindakan orang lain atau suatu kelompok konsisten dengan

kepercayaan mereka. Kepercayaan lahir dari suatu proses secara

47 Hikayah Azizi, Journal of Islamic Business and Economics, Desember 2008, Vol. 3 No.2,

hlm. 76-77

35

perlahan kemudian terakumulasi menjadi suatu bentuk kepercayaan,

dengan kata lain kepercayaan adalah keyakinan kita bahwa di satu

produk ada atribut tertentu. Keyakinan ini muncul dari persepsi yang

berulang adanya pembelajaran dan pengalaman.48

Kepercayaan pada dasarnya adalah kemauan suatu pihak

untuk mengandalkan pihak lain, yaitu pihak yang mendapat

kepercayaan. Kepercayaan juga merupakan sekumpulan keyakinan

spesifik terhadap Integritas (kejujuran pihak yang dipercaya),

Benevolence (perhatian dan motivasi yang dipercaya untuk bertindak

sesuai dengan kepentingan yang mempercayai mereka), Competency

(kemampuan pihak yang dipercaya untuk melaksanakan kebutuhan

yang mempercayai) dan Predictability (konsistensi perilaku pihak

yang dipercaya).49

Kepercayaan merupakan penilaian atas kredibilitas pihak

yang akan dipercaya atas kemampuan pihak yang dipercaya dalam

menyelesaikan kewajiban-kewajibannya. Sedangkan kepuasan

adalah suatu ungkapan yang bernada positif yang berasal dari

penilaian semua aspek hubungan kerjasama antara pihak satu dengan

pihak lain. Kepuasan tersebut berdasarkan sejauhmana manfaat

sebuah produk/jasa yang dirasakan sesuai dengan yang diharapkan.50

48 M. Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, hlm. 62-

63 49 Wahab Zaenuri dkk., Membangun Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Melalui Atribut

Produk, Komitmen Agama, Kualitas Jasa dan Kepercayaan Pada bank Syari’ah, Semarang: Puslit IAIN Walisongo, hlm. 14.

50 Ibid , hlm. 290

36

Model kepercayaan organisasional memasukkan sifat

kepribadian yang disebut kecenderungan untuk percaya (propensity

to trust). Kecenderungan (propensity) dapat dianggap sebagai

keinginan umum untuk mempercayai orang lain. Kecenderungan

akan mempengaruhi seberapa banyak kepercayaan yang dimiliki

seseorang untuk orang yang dipercaya. Kepercayaan melibatkan

loncatan kognitif melampaui harapan-harapan yang dijamin oleh

dasar pemikiran dan pengalaman. Untuk membangun sebuah

kepercayaan diperlukan tujuh core values, yaitu sebagai berikut: 51

1. Keterbukaan

Kerahasiaan dan kurangnya transparansi dalam

menjalankan sesuatu akan mengganggu trust building. Oleh

karena itu diperlukan keterbukaan antara kedua belah pihak agar

keduanya dapat saling percaya antara satu sama lain.

2. Kompeten

Adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas atau

peran dalam membangun pengetahuan dan keterampilan yang

didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran. Yakni sebagai

syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam

melaksanakan tugas di bidang pekerjaan tertentu.

51 Wibowo, Manajemen Perubahan, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2006, hlm. 380

37

3. Kejujuran

Kejujuran merupakan elemen terpenting dalam

mendapatkan sebuah kepercayaan, hal ini dimaksudkan untuk

menghindari kecurangan yang bersifat merugikan yang lain. Jujur

bermakna keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada.

Dengan kata lain jujur adalah berkata atau memberikan suatu

informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran. Dalam

penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang

biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang

dibicarakan dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi.

4. Integritas

Integritas adalah keselarasan antara niat, pikiran,

perkataan dan perbuatan. Dalam prosesnya, berjanji akan

melaksanakan tugas secara bersih, transparan, dan profesional

dalam arti akan mengerahkan segala kemampuan dan sumber

daya secara optimal untuk memberikan hasil kerja terbaik. Orang

yang berintegritas tinggi mempunyai sikap yang tulus, jujur,

berperilaku konsisten serta berpegang teguh pada prinsip

kebenaran untuk menjalankan apa yang dikatakan secara

bertanggung jawab.

5. Akuntabilitas

Akuntabilitas merupakan dorongan psikologi sosial yang

dimiliki seseorang untuk mempertanggungjawabkan sesuatu

38

yang telah dikerjakan kepada lingkungannya atau orang lain.

Akuntabilitas sekiranya dapat diukur dengan pertanyaan-

pertanyaan tentang seberapa besar motivasi menyelesaikan

pekerjaan dan seberapa besar usaha (daya pikir) untuk

menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tersebut.

6. Sharing

Sharing adalah sebuah pengakuan atau pengungkapan diri

terhadap orang lain yang berfungsi untuk berbagi sesuatu untuk

meringankan sebuah masalah. Sharing merupakan elemen

penting dalam membangun kepercayaan karena mempunyai

manfaat nilai psikologis yakni membantu membangun hubungan

yang lebih baik antara satu sama lain. Termasuk didalamnya

sharing informasi, ketrampilan, pengalaman dan keahlian.

7. Penghargaan.

Untuk mendorong sebuah kepercayaan maka harus

terdapat respek saling menghargai antara satu sama lain.

Kepercayaan terhadap lembaga zakat dalam penelitian ini

didefinisikan sebagai kemauan muzzaki untuk mengandalkan

lembaga zakat untuk menyalurkan zakatnya kepada mustahiq zakat

karena muzzaki yakin lembaga tersebut profesional, amanah dan

transparan. Disamping akan menumbuhkan rasa kepercayaan tinggi

masyarakat terhadap lembaga zakat, dana zakat yang terkumpul juga

akan lebih optimal dalam segi pemanfaatan.

39

Dengan demikian, masyarakat akan lebih berkomitmen

terhadap lembaga amil zakat tersebut, dan menjadikannya sebagai

pilihan utama dalam berzakat dan mengajak orang lain untuk

berzakat di lembaga amil zakat.

2.1.9. Religiusitas

Religiusitas berasal dari bahasa latin religio, yang berakar

dari kata religare yang berarti mengikat.52 Secara subtansial religius

menunjuk pada sesuatu yang dirasakan sangat dalam yang

bersentuhan dengan keinginan seseorang yang butuh ketaatan dan

memberikan imbalan sehingga mengikat seseorang dalam suatu

masyarakat. Agama (religion) berasal dari bahasa latin religio yang

berarti ikatan bersama. Agama dibentuk oleh serangkaian tindakan

dan konsep. Menurut Durkheim keyakinan bersifat individual dan

mempengaruhi cara berfikir dan berperilaku. Istilah agama sering

disamakan dengan istilah yang lain seperti religi (religion: bahasa

Inggris) dan (ad-diin: bahasa Arab), pada dasarnya semua istilah ini

sama maknanya dalam terminologi dan teknis.53 Sedangkan menurut

Mayer agama adalah seperangkat aturan dan kepercayaan yang pasti

untuk membimbing manusia dalam tindakan terhadap tuhan, orang

52 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009, hlm. 15-16 53 Dadang Kahmad, Op. cit, hlm. 13

40

lain dan diri sendiri.54 Paham keagamaan yang dianut pada akhirnya

mendorong pada perilaku sehari-hari, baik dalam peribadatan

maupun akhlak bermasyarakat.55

Agama adalah wahyu yang diturunkan oleh tuhan untuk

manusia. Disamping sebagai sebuah keyakinan (belief) agama juga

merupakan gejala sosial. Artinya, agama yang dianut melahirkan

berbagai perilaku sosial, yakni perilaku yang tumbuh dan

berkembang dalam sebuah kehidupan bersama. Fungsi dasar agama

tersebut ialah memberikan orientasi, motivasi dan membantu

manusia untuk mengenal dan menghayati sesuatu yang sakral. Lewat

pengalaman beragama, yaitu penghayatan kepada tuhan, manusia

menjadi memiliki kesanggupan, kemampuan dan kepekaan rasa

untuk mengenal dan memahami eksistensi sang Illahi.

Agama memiliki daya konstruktif, regulatif dan formatif

membangun tatanan kehidupan masyarakat. Religius Islam meliputi

dimensi jasmani dan rohani, fikir dan dzikir, akidah dan ritual,

penghayatan dan pengamalan, akhlak, individual dan

kemasyarakatan, dunia dan ukhrawi. Pada dasarnya religiusitas

meliputi seluruh dimensi dari seluruh aspek kehidupan. 56

54 Brian S. Turner, Agama dan Teori Sosial Rangka- Pikir Sosiologi Dalam Membaca

Eksistensi Tuhan Diantara Gelegar Ideologi-ideologi Kontemporer, Yogyakarta: IRCiSoD, 2006, Cet. II, hlm. 36

55 Zuly Qodir, Agama dan Mitos Dagang, Solo: Pondok Edukasi, 2002, hlm. 26 56 Maman, Metodologi Penelitian Agama: Teori dan Praktik, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2006, hlm. 1

41

C.Y. Glock dan R. Stark dalam buku American Piety: The

Nature of Religious Comitment sebagaimana dalam buku Sosiologi

Agama menyebutkan lima dimensi beragama, yakni:57

1. Keyakinan

Dimensi berisikan pengharapan yang berpegang teguh

pada teologis tertentu. Dimensi ini mengungkap hubungan

manusia dengan keyakinan terhadap rukun iman, kebenaran

agama dan masalah-masalah ghaib yang diajarkan oleh agama.

2. Pengamalan/ praktik

Merupakan dimensi praktik agama yang meliputi

perilaku simbolik dari makna-makna keagamaan yang

terkandung didalamnya. Dimensi ini berhubungan dengan sejauh

mana tingkat kepatuhan seseorang dalam mengerjakan kegiatan-

kegiatan ritual yang diperintahkan oleh agamanya. Yakni

berkaitan dengan frekuensi, intensitas, dan pelaksanaan ibadah,

seperti sholat, puasa, zakat, ibadah haji, doa, dan sebagainya.

3. Penghayatan

Dimensi penghayatan keagamaan merujuk pada seluruh

keterlibatan dengan hal-hal yang suci dari suatu agama. Dimensi

ini mencakup pengalaman dan perasaan tentang kehadiran tuhan

dalam kehidupan, ketenangan hidup, takut melanggar larangan

tuhan, keyakinan menerima balasan dan hukuman, dorongan

57 Dadang Kahmad, Op. cit, hlm. 53-54

42

untuk melaksanakan perintah agama, perasaan nikmat dalam

beribadah dan perasaan syukur atas nikmat yang dikaruniakan

Allah SWT dalam menjalani kehidupan.

4. Pengetahuan

Dimensi ini berkaitan dengan pengetahuan dan

pemahaman seseorang terhadap ajaran-ajaran agama dan kitab

sucinya. Menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman

hidup sekaligus sebagai sumber pengetahuan, dan memberikan

ajaran Islam.

5. Konsekuensi

Dimensi yang mengacu pada identifikasi akibat-akibat

keyakinan, pengamalan, penghayatan dan pengetahuan

seseorang. Yakni berkaitan dengan kewajiban seseorang sebagai

pemeluk agama untuk melaksanakan ajaran-ajaran agama yang

dianutnya dalam kehidupan sehari-hari dengan bukti sikap dan

tindakannya berlandaskan pada etika dan spiritualitas agama.

Dimensi-dimensi tersebut merupakan suatu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan. Perilaku tersebut saling mempengaruhi satu

sama lain, norma-norma dan nilai-nilai agama sangat berpengaruh

terhadap perilaku sosial.58

58 Ibid

43

Dengan demikian, pemahaman seseorang terhadap norma-

norma syari’ah, khsusnya terkait dengan kewajiban zakat, sangat

mepengaruhi kesadaran seseorang untuk mengeluarkan zakat kepada

mustahiq zakat. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin baik sikap

seseorang terhadap suatu objek (kewajiban zakat), maka semakin

tinggi pula kemungkinan seseorang untuk melakukan hal-hal yang

sesuai dengan objek tersebut.

2.1.10. Pendapatan

Perdapatan ialah tambahan harta yang diperoleh dari

sumber yang diketahui dan bersifat tetap. Sumber pendapatan dapat

bersifat material, seperti tanah atau non material seperti pekerjaan

atau bisa dari keduaya. Sehingga pendapatan terbagi atas

penghasilan, gaji/ upah dan keuntungan.59

Pendapatan pada dasarnya merupakan balas jasa yang

diterima pemilik faktor produksi atas pengorbanannya dalam proses

produksi. Masing-masing faktor produksi seperti: tanah akan

memperoleh balas jasa dalam bentuk sewa tanah, tenaga kerja akan

memperoleh balas jasa berupa gaji/ upah dan keahlian termasuk para

enterpreneur akan memperoleh balas jasa dalam bentuk laba.60

59 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat: Studi Komperatif Mengenai Status dan Filsafat Zakat

Berdasarkan Qur’an dan Hadits, Jakarta: PT. Mitra Kerjaya Indonesia, 2004, hlm. 1033-1034 60 Sadono Sukirno, Pengantar Makro Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995,

hlm. 35

44

Gaji merupakan balas jasa dalam bentuk uang yang

diterima seorang pegawai yang memberikan sumbangan dalam

mencapai tujuan organisasi. Sedangkan upah merupakan kata lain

dari gaji yang seringkali ditujukan kepada pegawai tertentu, biasanya

pegawai bagian operasi.61

Dilihat dari pemanfaatan tenaga kerja, pendapatan yang

berasal dari balas jasa berupa upah atau gaji disebut pendapatan

tenaga kerja (labour income), sedangkan pendapatan dari selain

tenaga kerja disebut dengan pendapatan bukan tenaga kerja (non

labour income). Dalam kenyataannya membedakan antara

pendapatan tenaga kerja dan pendapatan bukan tenaga kerja tidaklah

selalu mudah dilakukan. Ini disebabkan karena nilai output tertentu

umumnya terjadi atas kerjasama dengan faktor produksi lain.62

Oleh karena itu perhitungan pendapatan migran

dipergunakan beberapa pendekatan yakni tergantung pada lapangan

pekerjaannya. Untuk yang bekerja dan menerima balas jasa berupa

upah atau gaji dipergunakan pendekatan pendapatan (income

approach), bagi yang bekerja sebagai pedagang, pendapatannya

dihitung dengan melihat keuntungan yang diperolehnya. Untuk yang

bekerja sebagai petani, pendapatannya dihitung dengan pendekatan

61 Marihot Tua Efendi Hariandja, Manajemen Sumber Daya Manusia, Pengadaan,

Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai, Jakarta: PT. Grasindo, 2002, hlm. 245

62 Sunuharyo, Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Pegawai Golongan Rendah di Perumnas Klender, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok, Jakarta: Rajawali Press, 1982, hlm. 25

45

produksi (production approach). Dengan demikian berdasarkan

pendekatan di atas dalam pendapatan pekerja migran telah

terkandung balas jasa untuk skill yang dimilikinya.63

Ada beberapa alternatif penjelasan mengenai hubungan

antara konsumsi dengan pendapatan. Apabila tingkat pendapatan

meningkat maka konsumsi juga akan meningkat, tetapi dengan

proporsi yang lebih kecil.64

Islam telah mewajibkan zakat atas kekayaan juga

mewajibkan zakat atas pendapatan. Contohnya kewajiban zakat atas

pendapatan hasil pertanian, hasil barang tambang, dan juga

pendapatan dari hasil pekerjaan bebas, termasuk di dalamnya gaji/

upah, honorarium dan hasil-hasil lain yang diperoleh dari berbagai

pekerjaan dan usaha.65

Dengan demikian, pendapatan seseorang sangat

mepengaruhi untuk mengeluarkan zakat. Karena pendapatan

memiliki hubungan mengenai apakah harta tersebut sudah mencapai

nishab atau belum, disamping pula berpengaruh terhadap besar

jumlah zakat yang akan dikeluarkan oleh muzakki.

63 Ibid 64 Hendrie Anto, Pengantar Ekonomika Mikro Islami, Yogyakarta: Ekonosia FE UII, 2003,

hlm. 23 65 Yusuf Qardawi, Op. cit. hlm. 1034-1035

46

2.1.11. Rumah Zakat cabang Semarang

Rumah Zakat cabang Semarang merupakan suatu lembaga

swadaya masyarakat yang mengutamakan program pendidikan,

sosial, ekonomi, dan kesehatan. Secara umum program pendidikan

ditujukan kepada anak yatim dan kurang mampu, dengan beasiswa

pendidikan dan pembinaan integral.

Sebagai lembaga pengelola dana zakat, infaq, shadaqah,

dan dana kemanusiaan lainnya Rumah Zakat berdiri menjadi

jembatan harmoni antara para muzzaki dan mustahik,

menyambungkan empati dalam simpul pelayanan gratis hingga

pemberdayaan. Rumah Zakat telah hadir di 44 jaringan kantor di 38

kota besar di Indonesia. Dengan dukungan teknologi informasi, kini

semua kantor telah terkoneksi secara online. Sehingga pengelolaan

lembaga lebih terintegrasi, transparan dan cepat. 66

Semangat membumikan nilai spritualitas menjadi

kesalehan sosial membingkai gerak lembaga ini sebagai mediator

antara nilai kepentingan muzzaki dan mustahik. Antara para aghniya

(orang kaya) dan mereka yang dhuafa sehingga kesenjangan sosial

bisa semakin dikurangi jaraknya. Kesesuaian syari’ah dan ketepatan

sasaran menjadi indikator sukses utama Rumah Zakat dalam

penentuan pendayagunaan program. Untuk itu Rumah Zakat

mengembangkan tiga program unggulan yakni;

66 http://www.rumahzakat.org,

47

1. Senyum juara

Senyum juara dimaksudkan untuk mengantarkan anak

bangsa dalam meraih masa depan yang lebih baik dengan

program-program pemberdayaan di bidang pendidikan.

2. Senyum sehat

Merupakan program penyediaan pelayanan kesehatan

bagi masyarakat kurang mampu yang tidak dapat mengakses

kesehatan secara gratis.

3. Senyum mandiri.

Merupakan program yang bertujuan untuk membantu

meningkatkan skill masyarakat dan mendatangkan pendapatan

agar kehidupannya lebih layak dan mampu mandiri.

Program yang dikembangkan Rumah Zakat cukup

sederhana, namun manfaatnya sangat terasa di masyarakat.

Program-program nyata inilah yang ikut menguatkan mustahik

semakin percaya terhadap Rumah Zakat.67

67 Brosur Rumah Zakat

48

2.1.12. Penelitian Terdahulu

Dalam studi literatur ini, penulis mencantumkan beberapa

penelitian yang pernah dilakukan oleh beberapa pihak, sebagai

bahan rujukan dalam mengembangkan materi yang ada dalam

penelitian yang dibuat oleh penulis. Beberapa penelitian yang

memiliki korelasi dengan penelitian ini adalah:

1. Hikayah Azizi Nur Farida (2008) dengan judul Variabel-

variabel yang Mempengaruhi Pembayaran Zakat oleh Para

Muzakki (studi kasus pengelola Lembaga Keuangan Syariah di

Kota Yogyakarta). Hasil analisis regresi yang dilakukan dapat

diketahui bahwa pendapatan dan Indeks Religiusitas masing-

masing berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan

individu apakah membayar zakat atau tidak.

2. Fuadiy dengan judul Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Motivasi Muzakki Lembaga Amil Zakat Dompet Amal Insani

(DAI) dalam Membayar Zakat Profesi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden termotivasi

membayar zakat profesinya dikarenakan faktor: Pertama,

wawasan yang baik tentang zakat. Kedua, solidaritas terhadap

sesama. Ketiga, kepercayaan yang tinggi terhadap LPZ.

Keempat, kebiasaan yang sudah lama dilakukan.

49

3. Ayub Mursalin dengan judul Hubungan antara Tingkat

Pemahaman dan Sikap Masyarakat Kota Jambi Terhadap

Kewajiban Zakat dengan Kesadaran untuk Berzakat ke

BAZDA. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa tanpa

adanya pemahaman dan sikap terhadap kewajiban zakat,

kesadaran untuk berzakat seseorang adalah -4.548. Berarti

hubungan antara kesadaran dan pemahaman adalah positif.

4. Thamrin Dahlan dengan judul Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Muzakki Menunaikan Zakat pada Baitul Maal

Masjid Jami An Nur Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas muzakki

dalam menunaikan zakat dalam waktu setahun adalah karena

kinerja amil yang dinilai zakat cukup baik, zakat diasumsikan

muzakki sebagai tabungan akhirat dan kehadiran muzakki dalam

majelis taklim lebih dari 3 kali dalam seminggu.

50

2.1.13. Kerangka Teori

Model konseptual yang didasarkan pada tinjauan pustaka,

kerangka pemikiran teoritis penelitian dijelaskan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1

Religiusitas (X2)

- Keyakinan

- Pengamalan

- Penghayatan

- Pengetahuan

- Konsekuensi

Minat (Y)

- Dorongan dari

dalam diri individu

- Motif sosial

- Faktor emosional

Pendapatan (X3)

- Upah /gaji

- Keuntungan

Kepercayaan (X1)

- Keterbukaan

- Kompeten

- Kejujuran

- Integritas

- Akuntabilitas

- Sharing

- Penghargaan

51

2.1.14. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis dan hasil

penemuan beberapa penelitian, maka hipotesis dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1H = Kepercayaan berpengaruh positif terhadap minat masyarakat

membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.

2H = Religiusitas berpengaruh positif terhadap minat masyarakat

membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.

3H = Pendapatan berpengaruh positif terhadap minat masyarakat

membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.

4H = Kepercayaan, religiusitas dan pendapatan secara bersama-sama

(simultan) berpengaruh positif terhadap minat masyarakat

membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.

52

52

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field ressearch)

yakni pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti guna mendapatkan

data yang relevan.1 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

3.2 Sumber Data

Ada dua jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini,

yaitu data primer dan data sekunder.

3.2.1 Data Primer

Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama

baik individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau

pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.2 Dalam

penelitian ini yang menjadi data primer adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat

Cabang Semarang, di samping itu juga tentang pengelolaan zakat di

Rumah Zakat Cabang Semarang. Untuk memperoleh data tersebut,

peneliti meminta buku daftar muzakki di Rumah Zakat sekaligus

melakukan wawancara dengan pihak Rumah Zakat Cabang

1 Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2008, hlm. 17. 2 Husen Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT.Raja Grafindo

Persada, 2005, hlm. 42

53

53

Semarang. Disamping itu peneliti juga memperoleh data dari para

muzakki dengan cara menyebarkan kuesioner yang telah disediakan

oleh peneliti. Kuesioner tersebut didesain menggunakan skala likert.

3.2.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau

dikumpulkan melalui buku-buku, brosur dan artikel dari website

yang berkaitan dengan penelitian.3 Atau data yang berasal dari

orang-orang kedua atau bukan data yang datang secara langsung.

Data ini mendukung pembahasan dan penelitian, untuk itu beberapa

sumber buku atau data yang di peroleh akan membantu dan mengkaji

secara kritis penelitian tersebut.4 Untuk memperoleh data tersebut

peneliti mengambil data dari beberapa buku, brosur, website dan

contoh penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan

adalah sebagai berikut:

3.3.1 Metode Angket (Kuesioner)

Metode kuesioner adalah suatu pengumpulan data dengan

memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan

kepada responden dengan harapan responden merespon daftar

3 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, Dan Kebijakan

Publik Ilmu-ilmu Sosial Lainya, Jakarta: Kencana, 2005, hlm. 119. 4 Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya Off set, 2006, hlm. 160.

54

54

pertanyaan atau pernyataan tersebut. Instrumen dalam penelitian ini

bersifat terbuka dan tertutup. Pertanyaan terbuka adalah jika jawaban

tidak disediakan sebelumnya, sedangkan bersifat tertutup adalah jika

alternatif- alternatif jawaban telah disediakan.5

Kuesioner yang dipakai di sini adalah model tertutup

karena jawaban telah disediakan. Dan pengukurannya menggunakan

skala likert, yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban

dengan pilihan jawaban dengan tabel sebagai berikut:6

Tabel 3.1

Alternatif jawaban dengan skala likert

Kuesioner dalam penelitian ini diberikan kepada para

muzakki di Rumah Zakat Cabang Semarang terkait dengan faktor-

faktor yang mempengaruhi minat masyarakat membayar zakat di

Rumah Zakat Cabang Semarang.

5 Husein Umar, Metode Riset Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003, hlm. 49-50. 6 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis multivariate Dengan Program SPSS, Cetekan IV,

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2005, hlm. 45.

Simbol Alternatif jawaban Nilai

SS Sangat Setuju 5

S Setuju 4

N Netral 3

TS Tidak Setuju 2

STS Sangat Tidak Setuju 1

55

55

3.3.2 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode untuk mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, buku

harian, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

agenda dan sebagainya yang berkaitan dengan obyek penelitian.7

Dalam hal ini peneliti ingin mendapatkan data tentang profil dan

pendayagunaan zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.

3.3.3 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam

metode survey yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada

subjek penelitian.8

Wawancara disini ditujukan kepada pihak manajemen

pada Rumah Zakat Cabang Semarang untuk mendapatkan informasi

mengenai data jumlah muzakki Rumah Zakat Cabang Semarang,

perkembangan Rumah Zakat Cabang Semarang dan sebagainya.

3.4 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang,

benda-benda, dan ukuran lain yang menjadi objek perhatian atau kumpulan

seluruh objek yang menjadi perhatian.9 Sedangkan sampel adalah suatu

7 Op.cit, hlm. 231. 8 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metode penelitian bisnis dan manajemen,

Yoyakarta: BPFE, 2002, hlm. 152. 9 Suharyadi Purwanto S.K, Statistika Untuk Ekonomi & Keuangan Modern,Buku 2, Jakarta:

Salemba Empat, 2004, hlm. 323.

56

56

bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian.10 Populasi dalam

penelitian ini adalah semua muzakki di Rumah Zakat Cabang Semarang

yaitu sebanyak 2.197 orang.11

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk pengambilan

sampel adalah sampel acak (probabilitas sampling) yaitu metode pemilihan

sampel di mana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama

untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah convinience sampling. Yang dimaksud dengan convenience yakni

metode pengambilan sampel yang didasarkan pada pemilihan anggota

populasi yang mudah di akses untuk memperoleh jawaban atau informasi.

Pengambilan sampel diperoleh berdasarkan rumus slovin.12

N

n =

1 + Ne2

Dimana:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran Populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang dapat ditolerir (10%).

Besarnya populasi diketahui sebesar 2.197 orang. Jadi besarnya

sampel yang digunakan adalah:

10 Ibid 11 Brosur Rumah Zakat dan wawancara dengan Bpk. Sri Suroto (HRD Rumah Zakat Cabang

Semarang) pada tanggal 26 November 2010 12 Op.cit. Husein Umar, hlm. 78.

57

57

2.197 n =

1 + 2.197 (10%)² n = 99,95

Untuk memudahkan peneliti dalam pengolahan data maka peneliti

membulatkan sampel dari 99,95 menjadi 100 sampel.

3.5 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi

titik penelitian.13 Obyek penelitian yang dimaksud adalah minat masyarakat

membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang. Pada dasarnya

penentuan variabel penelitian merupakan operasionalisasi kontrak supaya

dapat diukur.

Dalam penelitian ini, operasional variabel penelitian dan

pengukuran variabel dapat dilihat dari tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2

Variabel penelitian, definisi, indikator dan skala pengukuran

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

Kepercayaan

(X1)

Keyakinan terhadap jasa

tertentu, berdasarkan

persepsi yang berulang

dan adanya pembelajaran

dan pengalaman (M.

Taufiq Amir: 2005).

Definisi operasionalnya

adalah Kemampuan

- Keterbukaan

- Kompeten

- Kejujuran

- Integritas

- Akuntabilitas

- Sharing

- Penghargaan

Diukur melalui

angket

(kuesioner)

menggunakan

skala likert

13 Ibid, hlm.99.

58

58

Rumah Zakat dalam

melaksanakan dan

menjaga amanah sesuai

yang diharapkan

muzakki.

Religiusitas

(X2)

Paham keagamaan yang

pada akhirnya

mempengaruhi cara

berfikir dan berperilaku

hidup (Zuly Qodir:

2002). Definisi

operasionalnya adalah

Perwujudan ketaatan

beragama dalam

keyakinan, pola piker

dan perilaku seseorang

dalam mengamalkan

rukun Islam yang ketiga

(zakat).

- Keyakinan

- Pengamalan

- Penghayatan

- Pengetahuan

- Konsekuensi

Diukur melalui

angket

(kuesioner)

menggunakan

skala likert

Pendapatan

(X3)

Tambahan harta yang

diperoleh dari sumber

yang diketahui dan

bersifat tetap (Yusuf

Qardawi: 2004).

Definisi operasionalnya

adalah penghasilan yang

diterima seseorang atas

usahanya atau

pekerjaannya.

- Upah /gaji

- Keuntungan

Diukur melalui

angket

(kuesioner)

menggunakan

skala likert

Minat Kecenderungan untuk - Dorongan Diukur melalui

59

59

(Y) memberikan perhatian

dan bertindak pada

orang. (Abdul Rahman

Saleh: 2004).

Definisi operasionalnya

adalah Dorongan

internal dan eksternal

yang berhubungan

dengan sikap untuk

memutuskan memenuhi

kewajiban zakat.

dari dalam

diri individu

- Motif sosial

- Faktor

emosional

angket

(kuesioner)

menggunakan

skala likert

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk

mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan.14 Teknik

analis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan

alat analisis berupa regresi berganda.

3.6.1 Analisis Faktor

Adalah sebuah teknik statistik yang digunakan untuk

menentukan beberapa dimensi yang mendasari sekumpulan variable

yang saling berkaitan. Tujuan umum dari analisis faktor adalah untuk

meringkas kandungan isi informasi variabel dalam jumlah yang

besar menjadi jumlah yang lebih kecil. Analisis faktor dimulai dari

menyusun kelompok variabel baru berdasarkan hubungan

14 Suharsimi Arikunto, op cit, hlm. 235

60

60

sebagaimana ditunjukkan matrik korelasi.15 Pengujian dengan

analisis faktor dapat menggunakan data yang berasal dari data primer

maupun data sekunder.16 Analilisis faktor yang digunakan dalam

skripsi ini adalah Exploratory Factor Analysis karena peneliti ingin

mencari pengelompokkan baru variabel asli menjadi variabel yang

jumlahnya semakin sedikit.

3.6.2 Uji Validitas

Adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Tinggi rendahnya

validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul

tidak menyimpang dari gambaran tentang variable yang dimaksud.17

Validitas dari sebuah alat ukur ditunjukkan dari

kemampuannya mengukur apa yang seharusnya diukur.18 Untuk

menghitung validitas tiap item instrumen dalam penelitian ini

digunakan korelasi product moment, yaitu dengan menggunakan

rumus:19

n (ƩXY)-( ƩX ƩY) r =

[n ƩX2 – (ƩX)2] [n ƩY2 – (ƩY)2]

15 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progran SPSS, Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, 2001, hlm. 134. 16 Bhuono, Agung Nugroho, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS,

Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2005, hlm. 91 17 Suharsimi Arikunto, op cit, hlm. 168. 18 Suliyanto, Op.cit, hlm. 146 19 Suharsimi Arikunto, op cit, hlm. 274

61

61

Data dapat dikatakan valid, apabila pertanyaan pada

kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh

kuesioner tersebut. Butir-butir pertanyaan yang ada dalam kuesioner

diuji terhadap faktor terkait. Uji validitas dimaksud untuk

mengetahui seberapa cermat suatu test atau pengujian melakukan

fungsi ukurannya. Suatu instrumen pengukur dikatakan valid apabila

instrument tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur atau dapat

memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan peneliti. 20

Untuk menguji kevalidan suatu data maka dilakukan uji

validitas terhadap butir-butir kuesioner. Tinggi rendah validitas suatu

angket atau kuesioner dihitung dengan menggunakan metode

Pearson’s Product Moment Correlation, yaitu dengan menghitung

korelasi antara skor item pertanyaan dengan skor total. Dalam

penelitian ini perhitungan validitas item dianalisis dengan

menggunakan komputer program SPSS 16.

Hasil perhitungan akan dibandingkan dengan critical value

pada tabel ini nilai r dengan taraf signifikasi 5% dan jumlah sampel

yang ada. Apabila hasil perhitungan korelasi produk moment lebih

besar dari critical value, maka instrumen ini dinyatakan valid.

Sebaliknya apabila skor item kurang dari critical value, maka

instrumen ini dinyatakan tidak valid.

20 Husein Umar, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama, 2000, hlm. 135.

62

62

3.6.3 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau

keakuratan yang ditunjukkan oleh instrument pengukuran.21 Suatu

kuesioner dapat dikatakan realiabel atau handal jika jawaban

seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu.22

Untuk mencari reabilitas menggunakan rumus Alpha23

r11 = ( k ) (1- Ɖαb2 )

( k-1 ) α2t

di mana:

r11 = reliabilitas instrument

k = banyak butir pertanyaan

Ɖαb2 = jumlah varians butir

αt2 = varian total

Instrument untuk mengukur masing-masing variabel dikatakan

reliable jika memiliki Croanbach Alpha lebih besar dari 0,60.24

3.6.4 Analisis Regresi

Analisis regresi dapat dimanfaatkan untuk mengetahui

bagaimana variabel dependen (kriteria) dapat diprediksikan melalui

variabel independen (prediktor). Dampak dari penggunaan analisis

21 Husein Umar, Metode Riset Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003, hlm. 55 22 Imam Ghozali, op cit ,hlm. 45. 23 Suharsimi Arikunto, op cit, hlm. 195

24 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang: UNDIP, 2005, hlm. 129

63

63

regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik atau

menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui menaikkan

dan menurunkan keadaan variabel independen.25

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas

secara parsial maupun bersama-sama terhadap variabel terikat dalam

penelitian ini menggunakan analisis SPSS (Statistical Product And

Service Solution), juga menggunakan analisis persamaan regresi

berganda sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3 e

Dimana:

Variabel dependen adalah:

Y = Minat

Variabel Independen adalah:

X1 = Kepercayaan

X2 = Religiusitas

X3 = Pendapatan

a = Nilai intercept (konstanta)

b1- b2 – b3 = Koefisien arah regresi

e = Variabel gangguan

25 Husen Umar, op. cit, hlm. 242

64

64

3.6.5 Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, maka pengujian dilakukan

dengan menggunakan:

3.6.5.1 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berati

variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen.26

3.6.5.2 Uji Parsial ( t test )

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh

masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen.27

Dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

Ho : bi = 0

26 Imam Ghozali, op cit., hlm. 87 27 Imam Ghozali, op cit., hlm. 164

65

65

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel

dependen.

Ha : b ≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independen terhadap variabel

dependen.

Ho diterima, apabila t hitung < t tabel pada α = 0.05

Ha diterima, apabila t hitung > t tabel pada α = 0.05

3.6.5.3 Uji Simultan ( F test )

Uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah

variabel independen secara bersama-sama atau simultan

mempengaruhi variabel dependen.28

Melalui uji statisti dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Ho : b1=b2=b3=0

Artinya secara bersama-sama atau simultan tidak terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen.

Ha : b1≠b2≠b3≠0

Artinya secara bersama-sama atau simultan terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen.

28 Husen Umar, op. cit., hlm. 163

66

66

Kriteria pengampilan keputusannya yaitu :

Ho diterima, apabila F hitung < F tabel pada α = 0.05

Ha diterima, apabila F hitung > F tabel pada α = 0.05

Dalam proses pengolahan data, penulis mempergunakan aplikasi

komputer dengan program SPSS untuk mempermudah dan mempercepat

pengolahan data. SPSS adalah suatu software yang berfungsi untuk

menganalisis data, melakukan perhitungan statistik baik untuk statistik

parametik maupun non parametik dengan basis windows.29

29 Ibit. , hlm. 15

67

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Rumah Zakat Dan Karakteristik Responden

4.1.1 Gambaran Umum Lembaga

4.1.1.1 Sejarah Rumah Zakat Cabang Semarang

Rumah Zakat memulai kiprahnya sejak Mei 1998 di

Bandung, lembaga yang awalnya bernama Dompet Sosial

Ummul Quro (DSUQ) dipelopori oleh Abu Syauqi. Rumah Zakat

terus menguatkan eksistensinya sebagai lembaga amil zakat.

Legalitas untuk melakukan ekspansi semakin kuat ketika

lembaga ini telah mendapat sertifikasi pengukuhan sebagai

lembaga amil zakat nasional berdasarkan SK Menteri Agama RI

No. 157 pada tanggal 18 Maret 2003 yang diperbaharui melalui

SK Menag RI No. 42 tahun 2007.

Pada tanggal 5 April 2010 Rumah Zakat Indonesia

resmi meluncurkan brand baru RUMAH ZAKAT menggantikan

brand sebelumnya RUMAH ZAKAT INDONESIA. Dengan

mengusung tiga brand value baru : Trusted, Progressive dan

Humanitarian, organisasi ini menajamkan karakter menuju

“World Class Socio-Religious Non Governance Organization

(NGO)”. Sharing confidence diangkat menjadi positioning.

“Dengan keyakinan yang kuat untuk berbagi dan menciptakan

68

keluarga global yang lebih baik, Rumah Zakat berdaya upaya

untuk menjadi organisasi terdepan di region yang menjamin

program efektif dan berkesinambungan dalam memberdayakan

masyarakat untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.”

Untuk memperkuat perubahan ini diluncurkan pula

gerakan Merangkai Senyum Indonesia, sebuah rangkaian

kegiatan untuk memperbaiki Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) Indonesia jauh lebih khususnya dalam bidang pendidikan,

kesehatan dan kelayakan hidup.

Rumah Zakat hadir tak hanya di pulau Jawa namun

menyebar dengan jaringan terbesar dibanding lembaga pengelola

sejenis. Hingga Mei 2009, Rumah Zakat telah memiliki 44

jaringan kantor di 38 kota besar di Indonesia dengan pola

hubungan pusat-cabang yang kokoh dan terintegrasi.

Adapun sejarah Rumah Zakat di Jawa Tengah dimulai

dari pembukaan Kantor Cabang Semarang di bulan Mei 2005

bersamaan itu pula Rumah Zakat Cabang Solo. Adapun program

pertama yang kita gulirkan adalah beasiswa untuk anak yatim

dan dhuafa/ program KSAB (Kembalikan Senyum Anak Bangsa)

dan Baksos Siaga Sehat dan Siaga Gizi. Selain itu juga program

mobil ambulan gratis untuk masyarakat Kota Semarang. Program

ambulan ini cukup populis dan menjadi branding yang luar biasa

buat Rumah zakat cabang Semarang.

69

Dukungan dan simpatik masyarakat kota Semarang atas

kepercayaan terhadap Rumah Zakat cabang Semarang semakin

bertambah. Di bulan Mei 2007 hadirlah RBG (Rumah Bersalin

Gratis ) dan di tahun 2010 hadir pula Sekolah Dasar Juara Gratis

buat anak yatim dan dhuafa. Program dan layanan Rumah Zakat

akan semakin banyak bergulir seiring dengan kepercayaan dan

dukungan masyarakat kota Semarang. Adapun untuk

pemberdayaan KUKMI (Kelompok Usaha Kecil Menengah) ada

50 kelompok yang terdampingi, sehingga ada perubahan akhlak

dan kesadaran beragama. Terlihat 20% dari kelompok yang

terdampingi usahanya semakin maju dan semangat. Sesuai

keyakinan kami bahwa ketika kita ada semangat menolong

saudara kita muslim yang lemah, maka Allah SWT akan

menolong dan memudahkan segala urusan kita.1

4.1.1.2 Visi dan Misi

1. Visi: menjadi lembaga amil zakat taraf internasional yang

unggul dan terpercaya.

2. Missi: Membangun kemandirian masyarakat melalui

pemberdayaan secara produktif dan menyempurnakan

kualitas pelayanan masyarakat melalui keunggulan insani.

1 http://www.rumahzakat.org

70

4.1.1.3 Struktur Rumah Zakat Cabang Semarang

Rumah Zakat Cabang Semarang memiliki struktur

organisasi yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Adapun

Struktur Rumah Zakat Cabang Semarang adalah sebagi berikut:

Gambar 4.1

Struktur Organisasi

1. Kurnia Ariffianto (Branch Manager)

2. Sri Suroto (HRD)

3. Andriyan Citra Lesmana (Pengembangan)

4. Bethi Ari Puspita Rini (Keuangan/ finance)

5. Joko Kristanto (Pendidikan)

6. dr. Bambang Sudimanto (Kesehatan)

7. Edi Sutrisna (Marketing)

8. Suranta (Marketing)

9. Muhammad Abbas (Marketing)

10. Catur (Marketing)

11. Maulana (Marketing)

12. Imam Saputro (Marketing).2

2 Wawancara dengan Bp. Sri Suroto (HRD RZ) pada tanggal 21 April 2011 jam 14.00 Wib.

HRD Sri Suroto

Finance Bethi

Marketing Edi S.

Suranta M. Abbas

Catur Maulana

Imam

Pengembangan Andriyan

Pendidikan Joko K.

Branch Manager Kurnia Ariffianto

Kesehatan dr. Bambang

71

4.1.1.4 Strategi Rumah Zakat Cabang Semarang

Sebagai lembaga pengelola dana zakat, infaq,

shadaqah, dan dana kemanusiaan lainnya Rumah Zakat berdiri

menjadi jembatan harmoni antara para muzzaki dan mustahik,

menyambungkan empati dalam simpul pelayanan gratis hingga

pemberdayaan.

Rumah Zakat telah hadir di 44 jaringan kantor di 38

kota besar di Indonesia. Dengan dukungan teknologi informasi,

kini semua kantor (pusat-regional-cabang-kantor kas) telah

terkoneksi secara online. Sehingga pengelolaan lembaga dapat

lebih terintegrasi, transparan dan cepat.

Semangat membumikan nilai spritualitas menjadi

kesalehan sosial membingkai gerak lembaga ini sebagai mediator

antara nilai kepentingan muzzaki dan mustahik. Antara yang

memberi dan menerima, antara para aghniya dan dhuafa

sehingga kesenjangan sosial bisa semakin terkurangi. Kesesuaian

syari’ah dan ketepatan sasaran menjadi indikator sukses utama

Rumah Zakat dalam penentuan pendayagunaan program. Untuk

itu Rumah Zakat mengembangkan tiga program unggulan yakni;

1. Senyum juara

Senyum juara dimaksudkan untuk mengantarkan

anak bangsa dalam meraih masa depan yang lebih baik

72

dengan program-program pemberdayaan di bidang

pendidikan. Program tersebut yaitu:

a. Sekolah juara

Sekolah Juara merupakan salah satu program Rumah

Zakat dalam bidang pendidikan yang disediakan untuk

anak-anak dari keluarga yang kurang mampu. Kurikulum

sekolah ini disesuaikan standar pemerintah dan dipadukan

dengan metode pembelajaran PAKEM (Pembelajaran

Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Sehingga

memungkinkan para siswa untuk menjadi insan mandiri

bermental juara. Setiap siswa di sekolah juara

mendapatkan beasiswa juara. Dengan anggaran sebesar

Rp. 2.000.000.000 untuk infrastruktur dan operasional

selama 1 tahun. Dan SMP Juara Rp. 2.500.000.000.

b. Beasiswa juara

Para siswa yang belajar di sekolah juara mendapatkan

fasilitas pembelajaran berkualitas dengan biaya gratis.

Anggaran untuk juara SD Rp. 375.000/ anak/ bulan,

sedangkan juara SMP Rp. 450.000/ anak/ bulan.

c. Beasiswa ceria

Program ini bertujuan untuk mengurangi angka putus

pendidikan formal dengan memberikan beasiswa kepada

anak-anak usia sekolah dari keluarga kurang mampu.

73

Anggaran untuk ceria SD Rp.155.000/ anak/ bulan, ceria

SMP Rp. 180.000/ anak/ bulan dan ceria SMU Rp.

205.000/ anak/ bulan, sedangkan untuk ceria Mahasiswa

Rp. 500.000/ anak/ bulan.

d. Pusat Pengembangan Potensi Anak (P3A)

Merupakan program yang bertujuan untuk membina anak

asuh yang mengarah pada pemberdayaan potensi anak

menuju kemandirian. Dengan anggaran sebesar Rp.

200.000/ anak asuh/ bulan.

e. Kemah juara

Merupakan program kreasi dan rekreasi bagi anak asuh

pada setiap liburan sekolah akhir tahun berupa kegiatan

berkemah dengan maksud dan tujuan melatih sosialisasi

dan kemandirian setiap siswa. Dengan anggaran sebesar

Rp. 400.000/ anak.

f. Lab juara

Merupakan program bantuan sarana pendidikan berupa

penyediaan laboratorium komputer dan multimedia di

sekolah juara. Dengan anggaran sebesar Rp. 385.000.000/

pendirian dan operasional selama 1 tahun.

g. Mobil juara

Merupakan sumber belajar bergerak yang disediakan

untuk anak asuh di wilayah Rumah Zakat dan umumnya

74

anak-anak indonesia. Mobil cerdas memberi layanan buku

bacaan anak, CD edukatif dan perangkat komputer yang

terhubung internet. Dengan anggaran Rp. 650.000.000/ 1

unit mobil juara dan operasional dalam 1 tahun.

2. Senyum sehat

Merupakan program penyediaan pelayanan dalam

bidang kesehatan untuk masyarakat kurang mampu yang

tidak mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis.

a. Rumah Bersalin Gratis (RBG)

Dengan anggaran sebesar Rp. 3.100.000.000/ 1 unit

Rumah Bersalin Gratis beserta sarana dan prasarana dan

operasional selama 1 tahun. Dan Rp. 800.000/ member

bantuan layanan bersalin.

b. Layanan Bersalin Gratis (RBG)

Dengan anggaran sebesar Rp. 800.000/ member bantuan

layanan bersalin.

c. Armada Sehat Keluarga (AMARA)

Dengan anggaran sebesar Rp. 1.900.000.000/ 1 unit

AMARA dan pelayanan program selama 1 tahun.

d. Ambulan Ringankan Duka (ARINA) dan Mobil Jenazah

Dengan anggaran sebesar Rp. 560.000.000/ 1 kali

pengadaan armada ARINA dan pelayanan program selama

1 tahun. Termasuk Rp. 100.000/ 1 kali pengantaran.

75

e. Siaga Sehat

Dengan anggaran sebesar Rp. 4.250.000/ 1 kali layanan

untuk 100 pasien.

f. Siaga Gizi Balita

Dengan anggaran sebesar Rp. 450.000/ untuk edukasi,

makanan tambahan dan pemeriksaan setiap bulan.

g. Khitanan Massal

Dengan anggaran Rp. 3.750.000/ 10 anak peserta khitan.

h. Operasi Katarak Gratis

Dengan anggaran Rp. 3.500.000/ 1 kali operasi katarak.

i. Jaminan Kesehatan Keluarga

Dengan anggaran sebesar Rp. 150.000/ keluarga/ bulan.

j. Pengantaran Jenazah/ Pasien

Dengan anggaran sebesar Rp. 100.000,-/ operasional/ 1

kali pengantaran.

3. Senyum mandiri.

a. Kredit usaha Kecil Mandiri (KUKMI)

Dengan anggaran Rp. 25.000.000/ 10 member KUKMI

b. Cake House

Dengan anggaran sebesar Rp.52.036.000/ 10 member

Cake House.

c. Pelatihan Kewirausahaan

Dengan anggaran sebesar Rp. 12.000.000/ 10 member

76

d. Empowering Centre

Dengan anggaran sebesar Rp. 122.500.000/ infrastruktur

dan operasional 1 tahun.

e. Siaga Gizi Nusantara

Dengan anggaran sebesar Rp. 62.500.000/ 5000 kaleng.

f. Water Well

Dengan anggaran sebesar Rp. 47.600.000/ 1 unit

pembangunan Water Well.

g. Toilet Sehat Keluarga (TOSKA)

Dengan anggaran sebesar Rp. 12.300.000/ 1 unit

pembangunan TOSKA.3

Program-program yang dikembangkan Rumah Zakat

cukup sederhana, namun sangat terasa di masyarakat. Program-

program nyata inilah yang kiranya ikut menguatkan mustahik

semakin percaya terhadap Rumah Zakat dalam mengelola zakat.

4.1.1.5 Perkembangan Jumlah Muzakki Rumah Zakat Cabang

Semarang

Perkembangan jumlah muzakki Rumah Zakat cabang

Semarang dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini:

3 Brosur Rumah Zakat

77

Tabel 4.1

Perkembangan jumlah muzakki Rumah Zakat cabang Semarang

Tahun

2008

Tahun

2009

Tahun

2010

Per April

2011

Jumlah

muzakki

1.123

1.508

2.045

2.197

Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa sampai dengan

bulan April 2011 jumlah muzakki Rumah Zakat cabang Semarang

sebanyak 2.197 muzakki.

4.1.2 Karakteristik Responden

Penyajian data deskriptif penelitian bertujuan melihat profil dari

data penelitian dan hubungan yang ada antar variabel dalam penelitian ini.

Data deskriptif responden menggambarkan kondisi responden sebagai

informasi tambahan untuk memahami hasil-hasil penelitian. Karakteristik-

karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Jenis Kelamin

Adapun data mengenai jenis kelamin muzakki Rumah Zakat

Cabang Semarang dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2

JENISKELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid LAKI-LAKI 57 57.0 57.0 57.0

PEREMPUAN 43 43.0 43.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011)

78

Berdasarkan keterangan tabel 4.2 di atas dapat diketahui

bahwa muzakki Rumah Zakat Cabang Semarang yang berjenis kelamin

laki-laki sebanyak 57 orang, sedangkan perempuan 43 orang. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar muzakki dalam penelitian ini

adalah laki-laki.

Untuk lebih jelasnya berikut gambar jenis kelamin responden

yang dapat peneliti peroleh:

Gambar. 4.2

Sumber: Data Primer yang diolah, 2011

2. Umur Responden

Data umur responden dalam penelitian ini dikelompokkan

menjadi tiga kategori, yaitu dari umur 17-19 tahun, 30-40 tahun dan

lebih dari 40 tahun. Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.3

sebagai berikut:

79

Tabel 4.3

UMUR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 17-29 28 28.0 28.0 28.0

30-40 51 51.0 51.0 79.0

>40 21 21.0 21.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa yang

menjadi sampel dalam penelitian ini dari umur 17-29 tahun sebanyak

28 responden, umur 30-40 tahun sebanyak 51 responden, dan yang

berumur >40 tahun sebanyak 21 responden. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar muzzaki Rumah Zakat Cabang Semarang

berumur 30-40 tahun.

Untuk lebih jelasnya berikut gambar jenis kelamin responden

yang dapat peneliti peroleh:

Gambar. 4.3

Sumber: Data Primer yang diolah, 2011

80

3. Pendidikan Responden

Data pendidikan responden penelitian dibagi menjadi empat

kategori yaitu SD, SMP, SMA dan Sarjana. Data yang diambil dari

responden dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4

PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SD 7 7.0 7.0 7.0

SMP 7 7.0 7.0 14.0

SMA 16 16.0 16.0 30.0

SARJANA 70 70.0 70.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa latar

belakang pendidikan responden sebagian besar berpendidikan sarjana.

Hal tersebut dapat dilihat bahwa yang berpendidikan SD sebanyak 7

responden, SMP 7 responden, SMA sebanyak 16 responden,

sedangkan sarjana sebanyak 70 responden.

Untuk lebih jelasnya berikut gambar jenis kelamin responden:

Gambar. 4.4

Sumber: Data Primer yang diolah, 2011

81

4. Pekerjaan Responden

Data mengenai pekerjaan responden dalam penelitian ini,

peneliti bagi menjadi empat kategori yaitu PNS, swasta, wirausaha dan

lain-lain. Adapun data yang diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.5

PEKERJAAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid PNS 23 23.0 23.0 23.0

SWASTA 33 33.0 33.0 56.0

WIRAUSAHA 23 23.0 23.0 79.0

LAINNYA 21 21.0 21.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011)

Dari tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar

pekerjaan muzzaki Rumah Zakat Cabang Semarang sebagai PNS

sebanyak 23 responden, pegawai swasta sebanyak 33 responden,

wirausaha sebanyak 23 responden dan lainnya 21 responden.

Untuk lebih jelasnya berikut gambar pekerjaan responden:

Gambar. 4.5

Sumber: Data Primer yang diolah, 2011

82

4.2 Deskripsi Data Penelitian

4.2.1 Deskripsi Variabel-variabel Penelitian

Deskripsi variabel dalam penelitian ini terdiri dari kepercayaan,

religiusitas dan pendapatan (independen) dan minat (dependen). Data

variable-variabel tersebut diperoleh dari hasil penyebaran angket, untuk

lebih jelasanya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Hasil Skor Kuesioner Regresi

Variable

Item Pertanyaan

Total

SS

%

Total S

%

Total

N

%

Total

TS

%

Total

STS

%

Kepercayaan

(X1)

Pertanyaan 1 16 16% 78 78% 6 6% 0 0% 0 0%

Pertanyaan 2 5 5% 83 83% 11 11% 1 1% 0 0%

Pertanyaan 3 8 8% 67 67% 25 25% 0 0% 0 0%

Pertanyaan 4 7 7% 87 87% 5 5% 1 1% 0 0%

Pertanyaan 5 3 3% 69 69% 24 24% 4 4% 0 0%

Pertanyaan 6 11 11% 89 89% 0 0% 0 0% 0 0%

Pertanyaan 7 7 7% 87 87% 5 5% 1 1% 0 0%

Religiusitas

(X2)

Pertanyaan 8 6 6% 90 90% 3 3% 1 1% 0 0%

Pertanyaan 9 12 12% 86 86% 2 2% 0 0% 0 0%

Pertanyaan 10 3 3% 54 54% 27 27% 16 16% 0 0%

Pertanyaan 11 1 1% 54 54% 25 25% 19 19% 1 1%

Pertanyaan 12 2 2% 86 86% 6 6% 6 6% 0 0%

Pendapatan

(X3)

Pertanyaan 13 5 5% 81 81% 12 12% 2 2% 0 0%

Minat

(Y)

Pertanyaan 14 6 6% 68 68% 26 26% 0 0% 0 0%

Pertanyaan 15 4 4% 83 83% 13 13% 0 0% 0 0%

Pertanyaan 16 5 5% 81 81% 12 12% 2 2% 0 0%

Sumber: Data Primer yang diolah, 2011

83

4.2.1.1 Variabel Kepercayaan

Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukkan untuk variabel

kepercayaan, item pertanyaan 1, 16% responden menyatakan

sangat setuju, bahwa manajemen dana zakat di Rumah Zakat

Cabang Semarang dikelola secara terbuka/ transparan, 78%

menyatakan setuju dan 6% menyatakan netral. Pada item

pertanyaan 2, 5% responden menyatakan sangat setuju, bahwa

Rumah Zakat Cabang Semarang sudah melaksanakan tugasnya

secara profesional sebagai Lembaga Pengelola Zakat, 83%

menyatakan setuju, 11% menyatakan netral dan 1% menyatakan

tidak setuju. Pada item pertanyaan 3, 8% responden menyatakan

sangat setuju, bahwa Rumah Zakat Cabang Semarang bersikap

jujur dalam memberikan segala informasi/ berita kepada muzakki,

67% menyatakan setuju dan 25% netral. Pada item pertanyaan 4,

7% responden menyatakan sangat setuju, bahwa Rumah Zakat

Cabang Semarang melaksanakan tugasnya sesuai dengan visi missi

dan perencanaan., 87% menyatakan setuju, 5% netral dan 1%

menyatakan tidak setuju. Pada item pertanyaan 5, 3% responden

menyatakan sangat setuju, bahwa Rumah Zakat Cabang Semarang

dapat memper-tanggungjawabkan kinerjanya, 69% menyatakan

setuju, 24% netral dan 4% menyatakan tidak setuju. Pada item

pertanyaan 6, 11% responden menyatakan sangat setuju, bahwa

Rumah Zakat Cabang Semarang memberikan layanan konsultasi

84

kepada muzakki maupun masyarakat luas, sedangkan 89%

menyatakan setuju. Pada item pertanyaan 7, 7% responden

menyatakan sangat setuju, bahwa Rumah Zakat Cabang Semarang

menghormati dan menghargai semua pihak, 87% menyatakan

setuju, 5% menyatakan netral dan 1% menyatakan tidak setuju.

4.2.1.2 Variabel Religiusitas

Untuk variabel religiusitas, item pertanyaan 8, 6%

responden menyatakan sangat setuju, bahwa seorang pembayar

zakat (muzakki) menunaikan zakat karena yakin/ percaya bahwa

orang yang bersedekah hartanya akan dilipatgandakan, 90%

menyatakan setuju, 3% menyatakan netral dan 1% tidak setuju.

Pada item pertanyaan 9, 12% responden menyatakan sangat setuju,

bahwa muzakki menunaikan zakat karena ingin mengamalkan salah

satu rukun Islam, 86% menyatakan setuju dan 2% menyatakan

netral. Pada item pertanyaan 10, 3% responden menyatakan sangat

setuju, bahwa motivasi lain seorang muzakki menunaikan zakat

adalah sebagai perwujudan rasa syukur atas segala nikmat yang

telah dikaruniakan Allah SWT, 54% menyatakan setuju, 27% netral

dan 16% menyatakan tidak setuju. Pada item pertanyaan 11, 1%

responden menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki menunaikan

zakat karena mengetahui bahwa zakat merupakan kewajiban umat

islam, 54% menyatakan setuju, 25% netral 19% menyatakan tidak

setuju dan 1% menyatakan sangat tidak setuju. Pada item

85

pertanyaan 12, 2% responden menyatakan sangat setuju, bahwa

muzakki menunaikan zakat sebagai bentuk konsekuensi seorang

muslim atas rizqi yang telah mencapai nishab., 86% menyatakan

setuju, 6% netral dan 6% menyatakan tidak setuju.

4.2.1.3 Variabel Pendapatan

Untuk variabel pendapatan, item pertanyaan 13, 5%

responden menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki menunaikan

zakat karena dipengaruhi oleh tingkat pendapatan (semakin banyak

pendapatan maka semakin kuat keinginan untuk membayar zakat),

81% menyatakan setuju, 12% netral dan 2% tidak setuju.

4.2.1.4 Variabel Minat

Untuk variabel minat, item pertanyaan 14, 6% responden

menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki menunaikan zakat di

Rumah Zakat cabang Semarang karena keinginan diri sendiri, 68%

menyatakan setuju dan 26% menyatakan netral. Pada item

pertanyaan 15, 4% responden menyatakan sangat setuju, bahwa

muzakki menunaikan zakat di Rumah Zakat cabang Semarang

karena adanya motif sosial, 83% menyatakan setuju dan 13%

menyatakan netral. Pada item pertanyaan 16, 5% responden

menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki menunaikan zakat di

Rumah Zakat cabang Semarang karena memiliki hubungan

emosional, 81% menyatakan setuju, 12% menyatakan netral dan

2% menyatakan tidak setuju.

86

4.3 Analisis Data

4.3.1 Analisis Faktor

Adalah sebuah teknik statistik yang digunakan untuk

menentukan beberapa dimensi yang mendasari sekumpulan variabel yang

saling berkaitan. Tujuan umum dari analisis faktor adalah untuk meringkas

kandungan isi informasi variabel dalam jumlah yang besar menjadi jumlah

yang lebih kecil.

Tabel 4.7

Analisis Faktor

Initial Extraction

KEPERCAYAAN 1.000 .431

RELIGIUSITAS 1.000 .377

PENDAPATAN 1.000 .622

MINAT 1.000 .811

Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011)

Analisis faktor komponen untuk kepercayaan sebesar 0, 431, religiusitas

sebesar 0, 377, pendapatan sebesar 0,622 dan minat sebesar 0, 811.

4.3.2 Uji Validitas

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel Item Corrected item-total

correlation (r hitung) r tabel Keterangan

Kepercayaan (X1 )

1 0,448 0,195 Valid

2 0,490 0,195 Valid

87

3 0,755 0,195 Valid

4 0,776 0,195 Valid

5 0,523 0,195 Valid

6 0,645 0,195 Valid

7 0,776 0,195 Valid

Religiusitas (X2)

8 0,516 0,195 Valid

9 0,325 0,195 Valid

10 0,764 0,195 Valid

11 0,767 0,195 Valid

12 0,549 0,195 Valid

Pendapatan (X3) 13 1,000 0,195 Valid

Minat (Y) 14 0,629 0,195 Valid

15 0,525 0,195 Valid

16 0,673 0,195 Valid

Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011)

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa nilai r hitung

> rtabel (0,195) pada α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua

item pertanyaan untuk variabel akses valid.

4.3.3 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengukur

reliabilitas menggunakan uji statistik cronbach alpha (α). Suatu konstruk

atau variabel dikatakan reliabel jika nilai crnbach alpha lebih dari 0,06 (α

88

> 0,06). Adapun hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.7

sebagai berikut:

Tabel 4.9

Uji Reliabilitas

Variabel Reliability

Coefficients

Alpha

Cronbach’s Keterangan

X1

X2

X3

Y

8 Item

6 Item

2 Item

4 Item

0,748

0,735

1,000

0,702

Reliable

Reliable

Reliable

Reliable

Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011)

Dari tabel 4.9 di atas terlihat bahwa masing-masing variabel

memiliki nilai cronbach alpha lebih dari 0,195 (α > 0, 195), sehingga

dapat disimpulakn bahwa variabel X1, X2 , X3 dan Y adalah reliabel.

4.3.4 Analisis Regresi

Untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen yaitu

kepercayaan, religiusitas dan pendapatan terhadap variabel dependen yaitu

minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang

maka digunakan uji linier berganda dengan persamaan regresi sebagai

berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

89

Tabel 4.10

Analisi Regresi

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.672 .915 2.920 .004

KEPERCAYAAN .104 .031 .233 3.323 .001

RELIGIUSITAS .128 .033 .271 3.945 .000

PENDAPATAN .941 .127 .526 7.430 .000

a. Dependent Variable: MINAT Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011)

Dari tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa α atau konstanta

sebesar 2,672 artinya ketiga variabel yaitu kepercayaan, religiusitas dan

pendapatan mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel minat

sebesar 2,672, koefisien regresi variabel kepercayaan atau X1 sebesar

0,104. Koefisien regresi variabel religiusitas atau X2 sebesar 0,128, dan

koefisien regresi variabel pendapatan atau X3 sebesar 0,941. Dengan

demikian model persamaan regesi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Y= 2,672 + 0,104X1 + 0,128X2 + 0,941X3 + e

Dimana:

Y = variabel dependen (minat)

X1 = variabel independen (kepercayaan)

X2 = variabel independen (religiusitas)

X3 = variabel independen (pendapatan)

Hasil analisis dengan menggunakan program SPSS versi 16.00

maka diperoleh hasil sebagai berikut:

90

a. Pengaruh kepercayaan terhadap minat masyarakat membayar zakat di

Rumah Zakat Cabang Semarang

Hasil uji empiris pengaruh kepercayaan terhadap minat

masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang

menunjukkan nilai t hitung 3,323 dan p value (sig) sebesar 0,001

dibawah alpha 5%. Artinya bahwa artinya kepercayaan berpengaruh

terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang

Semarang. Nilai beta dalam Unstandardized Coefficients variabel

kepercayaan menunjukkan angka sebesar 0,104, artinya bahwa besaran

koefisien kepercayaan terhadap minat masyarakat membayar zakat di

Rumah Zakat Cabang Semarang 10,4%.

b. Pengaruh religiusitas terhadap minat masyarakat membayar zakat di

Rumah Zakat Cabang Semarang

Hasil uji empiris pengaruh pendapatan terhadap minat

masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang

menunjukkan nilai t hitung 3,945 dan p value (sig) sebesar 0,000

dibawah alpha 5%. Artinya bahwa artinya religiusitas berpengaruh

terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang

Semarang. Nilai beta dalam unstandardized coefficients variabel

religiusitas menunjukkan angka sebesar 0,128, artinya bahwa besaran

koefisien religiusitas terhadap minat masyarakat membayar zakat di

Rumah Zakat Cabang Semarang 12,8%.

91

c. Pengaruh pendapatan terhadap minat masyarakat membayar zakat di

Rumah Zakat Cabang Semarang

Hasil uji empiris pengaruh kepercayaan terhadap minat

masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang

menunjukkan nilai t hitung 7,430 dan p value (sig) sebesar 0,001

dibawah alpha 5%. Artinya bahwa artinya pendapatan berpengaruh

terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang

Semarang. Nilai beta dalam unstandardized coefficients variabel

pendapatan menunjukkan angka sebesar 0,941, artinya bahwa besaran

koefisien pendapatan terhadap minat masyarakat membayar zakat di

Rumah Zakat cabang Semarang 94,1%.

4.3.5 Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, pengujian dilakukan dengan menggunakan:

1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai

yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen.

92

Tabel 4.11

Koefisien Determinasi (R2)

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .766a .587 .574 .57182 1.942

a. Predictors: (Constant), PENDAPATAN, RELIGIUSITAS, KEPERCAYAAN

b. Dependent Variable: MINAT

Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011)

Dari tabel 4.11 di atas dapat diketahui :

a) R = 0,766 berarti kemampuan menjelaskan variabel kepercayaan,

religiusitas dan pendapatan terhadap minat masyarakat membayar

zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang baik karena nilai

mendekati satu.

b) Adjusted R Square 0,574 berarti 57,4% faktor yang mempengaruhi

minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang

Semarang dapat dijelaskan oleh faktor kepercayaan, religiusitas dan

pendapatan. Sedangkan 42,6% (100%-57,4%) dijelaskan oleh

faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis.

2. Uji t

Uji statistik t digunakan untuk menguji ada tidaknya

pengaruh masing-masing variabel independen (kepercayaan,

religiusitas, pendapatan) terhadap variabel dependen (minat). Dengan

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

Ho : bi = 0

93

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Ha : b ≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Ho diterima, apabila t hitung < t tabel pada α = 0.05

Ha diterima, apabila t hitung > t tabel pada α = 0.05

Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.12

Hasil uji t test

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.672 .915 2.920 .004

KEPERCAYAAN .104 .031 .233 3.323 .001

RELIGIUSITAS .128 .033 .271 3.945 .000

PENDAPATAN .941 .127 .526 7.430 .000

a Dependent Variable: MINAT

Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011)

Dari tabel 4.12 di atas dapat diketahui :

a. Uji t variabel kepercayaan

Besarnya nilai t hitung variabel kepercayaan adalah 3,323 dan

signifikan pada 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa vaiabel

kepercayaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang

Semarang karena nilai signifikan dibawah 0.05.

94

b. Uji t variabel religiusiatas

Diketahui besarnya nilai t hitung variabel religiusitas adalah

3,945 dan signifikan pada 0.000 maka dapat disimpulkan

bahwa vaiabel religiusitas berpengaruh secara signifikan

terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat

Cabang Semarang karena nilai signifikannya dibawah 0.05.

c. Uji t variabel pendapatan

Diketahui bahwa besarnya nilai t hitung variabel pendapatan

adalah 7,430 dan signifikan pada 0.000 maka dapat

disimpulkan bahwa vaiabel pendapatan berpengaruh secara

signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat di

Rumah Zakat Cabang Semarang karena nilai signifikannya

dibawah 0.05.

3. Uji F

Uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel

independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi

variabel dependen. Melalui uji statistik dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

Ho : b1=b2=b3=0

Artinya secara bersama-sama atau simultan tidak terdapat pengaruh

yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap

variabel dependen.

95

Ha : b1≠b2≠b3≠0

Artinya secara bersama-sama atau simultan terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel

dependen.

Kriteria pengambilan keputusannya yaitu :

Ho diterima, apabila F hitung < F tabel pada α = 0.05

Ha diterima, apabila F hitung > F tabel pada α = 0.05

Tabel 4.13

Hasil uji ANOVA atau F test

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 44.610 3 14.870 45.477 .000a

Residual 31.390 96 .327

Total 76.000 99

a. Predictors: (Constant), PENDAPATAN, RELIGIUSITAS, KEPERCAYAAN b. Dependent Variable: MINAT Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011)

Dari tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa dari uji ANOVA atau F

test didapat nilai F hitung sebesar 45,477 dan signifikan pada 0,000 <

dari α = 0.05 maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

variabel independen kepercayaan, religiusitas dan pendapatan secara

bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen yaitu

minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang

Semarang.

96

4.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis regresi yang dilakukan dalam penelitian ini,

maka dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut:

a. Hipotesis pertama yang menyatakan variabel kepercayaan berpengaruh

signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat

cabang Semarang dapat diterima. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi

sebesar 0,104 dengan tingkat signifikansi 0,001 (lebih kecil dari 0,05).

Kepercayaan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dan

dipertahankan oleh sebuah lembaga pengelola zakat. Semakin masyarakat

percaya terhadap lembaga pengelola zakat, maka masyarakat akan semakin

menunjukan minat untuk membayarkan zakat di lembaga pengelola zakat

tersebut. Secara empiris dilapangan, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap

Rumah Zakat relatif tinggi, sehingga minat masyarakat untuk membayar di

Rumah Zakat meningkat. Maka dari hasil pengujian yang dilakukan terbukti

kepercayaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat masyarakat

membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang. Ini ditunjukkan dengan

hasil jawaban responden pada masing-masing item pertanyaan.

Pada item pertanyaan 1, 16% responden menyatakan sangat setuju,

bahwa manajemen dana zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang dikelola

secara terbuka/ transparan dan 78% menyatakan setuju. Hal tersebut

dikarenakan adanya keterbukaan yang dilakukan oleh Rumah Zakat cabang

Semarang dalam mengelola dana zakat, sehingga masyarakat dapat melihat

dan mengontrol setiap pendistribusian zakat yang telah dikeluarkannya. Pada

97

item pertanyaan 2, 5% responden menyatakan sangat setuju, bahwa Rumah

Zakat cabang Semarang sudah melaksanakan tugasnya secara profesional

sebagai Lembaga Pengelola Zakat dan 83% menyatakan setuju. Hal tersebut

dikarenakan masyarakat beranggapan bahwa Rumah Zakat cabang Semarang

selama ini mampu mendayagunakan dana zakat secara optimal. Pada item

pertanyaan 3, 8% responden menyatakan sangat setuju, bahwa Rumah Zakat

Cabang Semarang bersikap jujur dalam memberikan segala informasi/ berita

kepada muzakki dan 67% menyatakan setuju. Hal tersebut dikarenakan

masyarakat beranggapan bahwa informasi yang diberikan oleh Rumah Zakat

cabang Semarang sesuai dengan kenyataan yang ada. Pada item pertanyaan 4,

7% responden menyatakan sangat setuju, bahwa Rumah Zakat Cabang

Semarang melaksanakan tugasnya sesuai dengan visi missi dan perencanaan.

87% menyatakan setuju, 5% menyatakan netral dan 1% menyatakan tidak

setuju. Pada item pertanyaan 5, 3% responden menyatakan sangat setuju,

bahwa Rumah Zakat Cabang Semarang dapat memper-tanggungjawabkan

kinerjanya, 69% menyatakan setuju, 24% menyatakan netral dan 4%

menyatakan tidak setuju. Pada item pertanyaan 6, 11% responden menyatakan

sangat setuju, bahwa Rumah Zakat Cabang Semarang memberikan layanan

konsultasi kepada muzakki maupun masyarakat luas, sedangkan 89%

menyatakan setuju. Pada item pertanyaan 7, 7% responden menyatakan sangat

setuju, bahwa Rumah Zakat Cabang Semarang menghormati dan menghargai

semua pihak, 87% menyatakan setuju, 5% menyatakan netral dan 1%

menyatakan tidak setuju.

98

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada variabel

kepercayaan dari masing-masing item pertanyaan sebagian besar dijawab

setuju dan sangat setuju. Hal ini sejalan dengan pengujian hipotesa satu yang

menyatakan bahwa ada pengaruh signifikan antara kepercayaan dengan minat

masyarakat ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,104 dengan tingkat

signifikansi 0,001 (lebih kecil dari 0,05), sehingga pada akhirnya kepercayaan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat masyarakat membayar

zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengujian

terhadap 100 responden yang tercatat di Rumah Zakat Cabang Semarang

adanya bukti untuk menolak H0 bahwa kepercayaan tidak mempunyai

pengaruh terhadap minat masyarakat. Dan menerima H1 bahwa ada pengaruh

yang signifikan variabel kepercayaan terhadap variabel minat masyarakat

membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.

b. Hipotesis kedua menyatakan religiusitas berpengaruh signifikan terhadap

minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang dapat

diterima. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,128 dengan

tingkat signifikansi 0,000 (lebih kecil dari 0,05). Tingkat religiusitas berperan

penting dalam mendorong minat seseorang untuk membayar zakat. Semakin

tinggi tingkat religiusitas seseorang maka semakin tinggi pula tingkat

kesadaran seseorang untuk membayar zakat. Dari hasil pengujian yang

dilakukan terbukti religiusitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang. Hasil

99

penelitian uji pengaruh variabel religiusitas terhadap minat masyarakat

membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang tercermin dalam jawaban

responden mengenai item pertanyaan 8 sampai dengan pertanyaan 12 yang

telah dijawab. Pada item pertanyaan 8, 6% responden menyatakan sangat

setuju, bahwa seorang pembayar zakat (muzakki) menunaikan zakat karena

yakin/ percaya bahwa orang yang bersedekah hartanya akan dilipatgandakan,

90% menyatakan setuju, 3% menyatakan netral dan 1% tidak setuju. Pada

item pertanyaan 9, 12% responden menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki

menunaikan zakat karena ingin mengamalkan salah satu rukun Islam, 86%

menyatakan setuju dan 2% menyatakan netral. Pada item pertanyaan 10, 3%

responden menyatakan sangat setuju, bahwa motivasi lain seorang muzakki

menunaikan zakat adalah sebagai perwujudan rasa syukur atas segala nikmat

yang telah dikaruniakan Allah SWT, 54% menyatakan setuju, 27%

menyatakan netral dan 16% menyatakan tidak setuju. Pada item pertanyaan

11, 1% responden menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki menunaikan

zakat karena mengetahui bahwa zakat merupakan kewajiban umat islam, 54%

menyatakan setuju, 25% menyatakan netralm 19% menyatakan tidak setuju

dan 1% menyatakan sangat tidak setuju. Pada item pertanyaan 12, 2%

responden menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki menunaikan zakat

sebagai bentuk konsekuensi seorang muslim atas rizqi yang telah mencapai

nishab., 86% menyatakan setuju, 6% menyatakan netral dan 6% menyatakan

tidak setuju.

100

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada variabel religiusitas

dari masing-masing item pertanyaan sebagian besar dijawab setuju dan sangat

setuju. Hal ini sejalan dengan pengujian hipotesa kedua yang menyatakan

bahwa ada pengaruh signifikan antara religiusitas dengan minat masyarakat

ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,128 dengan tingkat

signifikansi 0,000 (lebih kecil dari 0,05), sehingga pada akhirnya reliugisitas

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat masyarakat membayar

zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengujian

terhadap 100 responden yang tercatat di Rumah Zakat Cabang Semarang

adanya bukti untuk menolak H0 bahwa religiusitas tidak mempunyai pengaruh

terhadap minat masyarakat. Dan menerima H2 bahwa ada pengaruh yang

signifikan variabel religiusitas terhadap variabel minat masyarakat membayar

zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.

c. Hipotesis ketiga menyatakan pendapatan berpengaruh signifikan terhadap

minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang dapat

diterima. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,941 dengan

tingkat signifikansi 0,000 (lebih kecil dari 0,05). Tingkat pendapatan

masyarakat mempunyai andil besar dalam pengambilan keputusan masyarakat

untuk mengeluarkan zakat dalam batas nishabnya. Dari hasil pengujian yang

dilakukan terbukti pendapatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang. Hasil

penelitian uji pengaruh variabel pendapatan terhadap minat masyarakat

101

membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang tercermin dalam jawaban

responden mengenai item pertanyaan 13 yang telah dijawab. Pada item

pertanyaan 13, 5% responden menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki

menunaikan zakat karena dipengaruhi oleh tingkat pendapatan (semakin

banyak pendapatan maka semakin kuat keinginan untuk membayar zakat),

81% menyatakan setuju, 12% menyatakan netral dan hanya 2% yang

menyatakan tidak setuju.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada variabel pendapatan

dari item pertanyaan sebagian besar dijawab setuju dan sangat setuju. Hal ini

sejalan dengan pengujian hipotesa ketiga yang menyatakan bahwa ada

pengaruh signifikan antara pendapatan dengan minat masyarakat ditunjukkan

koefisien regresi sebesar 0,941 dengan tingkat signifikansi 0,000 (lebih kecil

dari 0,05). Sehingga pada akhirnya pendapatan mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat

Cabang Semarang.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengujian

terhadap 100 responden yang tercatat di Rumah Zakat Cabang Semarang

adanya bukti untuk menolak H0 bahwa pendapatan tidak mempunyai pengaruh

terhadap minat masyarakat. Dan menerima H3 bahwa ada pengaruh yang

signifikan variabel pendapatan terhadap variabel minat masyarakat membayar

zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.

d. Hipotesis keempat menyatakan bahwa variabel independen kepercayaan,

religiusitas dan pendapatan secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi

102

variabel dependen yaitu minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat

Cabang Semarang. Hal ini ditunjukkan dengan hasil dari uji ANOVA atau F

test. Didapat F hitung sebesar 45.477 sedangkan tingkat probabilitas 0,000

(signifikansi). Dengan melihat asumsi di atas, maka probabilitas lebih kecil

daripada 0,05 dan F hitung lebih besar daripada F tabel artinya H0 ditolak dan

menerima H4. Berarti model regresi dapat digunakan untuk memprediksi

minat masyarakat atau dapat dikatakan dan disimpulkan bahwa variabel

independen kepercayaan, religiusitas dan pendapatan secara bersama-sama

atau simultan mempengaruhi variabel dependen yaitu minat masyarakat

membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.

e. Dalam penelitian ini hasil analisis regresi linear berganda (linear multiple

regression) yang terdapat dalam tabel diketahui bahwa koefisien determinasi

(coefficient of determination) yang dinotasikan dengan Adjust R Square

adalah 0,574 atau 57,4%. Hal ini berarti sebesar 57,4% kemampuan model

regresi dari penelitian ini dalam menerangkan variabel dependen. Artinya

sebesar 57,4% variasi minat masyarakat bisa dijelaskan oleh variasi dari

variabel kepercayaan, religiusitas dan pendapatan. Berarti sangat besar sekali

kemampuan variabel kepercayaan, religiusitas dan pendapatan dalam

menerangkan variabel minat masyarakat. Sedangkan sisanya 42,6% (100%-

57,4%) dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diperhitungkan

dalam analisis penelitian ini.

103

BAB V

KESIMPULAN DAN PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melihat hasil penelitian yang telah dibahas mengenai

pengelolaan dana zakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat

masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengelolaan dana zakat di Rumah Zakat cabang Semarang dikelola secara

lebih profesional dengan mengutamakan pada program Senyum Juara,

Senyum Sehat dan Senyum Mandiri sebagai penyaluran program

unggulan. Mendirikan 44 jaringan kantor di 38 kota besar di Indonesia

dengan pola hubungan pusat-cabang yang telah terkoneksi secara online.

Sehingga pengelolaan lembaga lebih terintegrasi, transparan dan cepat.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat membayar zakat di

Rumah Zakat cabang Semarang adalah:

a. Variable kepercayaan (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap

minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang.

Terlihat t hitung 3,323 dan signifikan pada 0,001 > t tabel (1.660) yang

berarti kepercayaan mempunyai andil dalam mempengaruhi minat

masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.

b. Variable religiusitas (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap

minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang.

104

Terlihat t hitung 3,945 dan signifikan pada 0.000 > t tabel (1.660) yang

berarti religiusitas mempunyai andil dalam mempengaruhi minat

masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang.

c. Variable pendapatan (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap

minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang.

Terlihat t hitung 7,430 dan signifikan pada 0.000 > t tabel (1.660) yang

berarti pendapatan mempunyai andil dalam mempengaruhi minat

masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang.

d. Kepercayaan (X1), religiusitas (X2) dan pendapatan (X3) secara

bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat

masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang.

Terlihat F hitung 45,477 dan signifikan pada 0,000 < dari α = 0.05 > F

tabel (3.953) yang berarti kepercayaan, religiusitas dan pendapatan

berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah

Zakat cabang Semarang.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disajikan

maka selanjutnya peneliti menyampaikan saran-saran yang kiranya dapat

memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terkait atas hasil penelitian ini.

Adapun saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Kepercayaan masyarakat terhadap Rumah Zakat cabang Semarang

sekiranya perlu dipertahankan supaya masyarakat tetap berkomitmen

membayarkan zakatnya melalui Rumah Zakat cabang Semarang.

105

2. Untuk memperoleh hasil studi yang lebih baik, maka perlu dilakukan uji

lagi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat

membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang dengan menambahkan

variabel bebas yang lebih banyak.

3. Untuk akademik penelitian ini diharapkan dapat dilanjutkan oleh peneliti

lain dengan objek dan sudut pandang yang berbeda sehingga dapat

memperkaya khasanah kajian ekonomi Islam.

5.3 Penutup

Alhamdulillah, Untaian rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya. Sehingga penulis mampu

menyelesaikan tugas penulisan skripsi ini dengan lancar, penuh semangat dan

tetap optimis, meski berbagai kendala terus menghampiri.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan, meskipun sudah penulis usahakan semaksimal

mungkin. Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan

informasi yang ada pada penulis. Untuk itu kritik serta saran yang konstruktif

dari semua pihak sangat penulis harapkan, demi membantu kesempurnaan

pembahasan skripsi ini.

Penulis ucapkan terimakasih atas segala dukungan dan bimbingan dari

semua pihak, hingga terselesaikannya pembahasan ini. Akhir kata, terbesit

harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca budiman pada

umumnya, dan khususnya bagi penulis sendiri di masa-masa mendatang.

Amin Yaa Rabbal Alamin…

DAFTAR PUSTAKA

Agung Nugroho, Bhuono, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS, Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2005

Al-Zuhayly, Wahbah, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, Bandung: PT. Rosdakarya,

2008 Ambara, Iqbal M., Problematika Zakat dan Pajak Indonesia, Jakarta: Sketsa,

2009 Amir, M. Taufiq, Dinamika Pemasaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005 Anto, Hendrie, Pengantar Ekonomika Mikro Islami, Yogyakarta: Ekonosia FE

UII, 2003 Arifin, Zainul, Memahami Bank Syari’ah Lingkup, Peluang, Tantangan dan

Prospek, Jakarta: Alvabet, 2000 Asnaini, Zakat Produktif Dalam Perspektif hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2008 Brusur Rumah Zakat Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, Dan

Kebijakan Publik Ilmu-ilmu Sosial Lainya, Jakarta: Kencana, 2005 Zaenuri, Wahab, dkk, Membangun Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Melalui

Atribut Produk, Komitmen Agama, Kualitas Jasa dan Kepercayaan Pada bank Syari’ah, Semarang: Puslit IAIN Walisongo, 2002

Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang:

UNDIP, 2005 _______, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progran SPSS, Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, 2001 Hariandja, Marihot Tua Efendi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Pengadaan,

Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai, Jakarta: PT. Grasindo, 2002

Hasan, M. Ali, Zakat dan Infak Salah Satu Solusi Mengatasi Problema Sosial di

Indonesia, Kencana Prenada Media Group, 2008

Hassan, A., Tarjamah Bulughul Maram Ibnu Hajar Al- Asqalani, Bandung: CV. Diponegoro, 2006

http://www.rumahzakat.org Ilmi, Makhalul, Teori dan Praktek Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: UII

Press, 2002 Istijanto, Aplikasi Praktis Riset Pemasaran, Jakarta: PT Gramedia, 2005 Juanda, Gustian dkk., Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan, Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2006 Kahmad, Dadang, Sosiologi Agama, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009 Kartika Sari, Elsi, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, Jakarta; PT. Grasindo,

2006 Mahmud Al-Ba’ly, Abdul Al-Hamid, Ekonomi Zakat, Sebuah Kajian Moneter

dan Keuangan Syari’ah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006 Maman, Metodologi Penelitian Agama: Teori dan Praktik, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2006 Mappiare, Andi, Psikologi Remaja, Surabaya: Usaha Nasional, 1997 Mas’udi, Masdar F., Agama Keadilan, Risalah Zakat (Pajak) Dalam Islam,

Jakarta: P3M, 1991 Meleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya Off set, 2006 Moeliono, Anton M. dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

1999 Muflih, Muhammad, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ikmu Ekonomi Islam,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006 Mufraini, Arief, Akuntasi dan Manajemen Zakat, Mengomunikasikan Kesadaran

Dan Membangun Jaringan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006

Muhaimin, Korelasi Minat Belajar Pendidikan Jasmani terhadap hasil Belajar

Pendidikan Jasmani, Semarang: IKIP, 1994

Muhammad, Zakat Profesi: Wacana Pemikiran dalam Fikih Kontemporer, Jakarta: Salemba Diniyah, 2002

Nur Farida, Hikayah Azizi, Journal of Islamic Business and Economics, Vol. 2,

No. 2, Yogyakarta: Desember, 2008 Poerwadarminta, WJS., Kamis Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

1982 Purwanto S.K, Suharyadi, Statistika Untuk Ekonomi & Keuangan Modern,Buku 2,

Jakarta: Salemba Empat, 2004 Qardawi, Yusuf, Hukum Zakat: Studi Komperatif Mengenai Status dan Filsafat

Zakat Berdasarkan Qur’an dan Hadits, Jakarta: PT. Mitra Kerjaya Indonesia, 2004

_______, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, Jakarta: Gema Insani Press, 1995 Qodir, Abdurrahman, Zakat Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial, Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 1998 Qodir, Zuly, Agama dan Mitos Dagang, Solo: Pondok Edukasi, 2002 RI, Depag, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Diponegoro 2000 _______, Al-Qur’an dan Terjemah Bahasa Indonesia, Kudus: Menara Kudus,

2000 Ridwan, Muhammad, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII Press,

2004 Rofiq, Ahmad, Manajemen Pengelolaan Zakat, kerjasama Pemda Propinsi Jawa

Tengah, Kanwil Departemen Agama dan IAIN Walisongo Fakultas Syari’ah, 2001

Rozak, Nasrudin, Dienul Islam, Bandung: Al Ma’arif, 1985 Sholahuddin, Ekonomi Islam, Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2006 Siddik, Abdullah, Asas-Asas Hukum Islam, Jakarta: Bumi Restu ,1982 Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2008 Sukanto M.M., Nafsiologi, Jakarta: Integritas Press, 1985

Sukirno, Sadono, Pengantar Makro Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995

Sunuharyo, Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Pegawai Golongan

Rendah di Perumnas Klender, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok, Jakarta: Rajawali Press, 1982

Turner, Brian S., Agama dan Teori Sosial Rangka- Pikir Sosiologi Dalam

Membaca Eksistensi Tuhan Diantara Gelegar Ideologi-ideologi Kontemporer, Yogyakarta: IRCiSoD, Cet. II, 2006

Umar, Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT.Raja

Grafindo Persada, 2005 _______, Metode Riset Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003 _______, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2000 Wibowo, Manajemen Perubahan, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2006 Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsir Al-Qur’an, Al-Qur’an dan

Terjemahnya, Jakarta: Depag, 1989 Zuhri, Saefudin, Zakat Kontekstual, Semarang: Bima Sejati, 2000

LAMPIRAN I PENGANTAR ANGKET

Perihal : Permohonan Pengisian Angket

Lampiran : Satu berkas

Kepada:

Bapak/Ibu/Sdr/i/Muzakki

Rumah Zakat Cabang Semarang

Dengan Hormat,

Saya adalah salah seorang mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam di Institut

Agama Islam Negeri Walisongo (IAIN) Semarang yang sedang mengadakan

penelitian dalam rangka menyusun karya ilmiah (Skripsi) dengan judul “Analisis

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Membayar Zakat di

Rumah Zakat Cabang Semarang”.

Sehubungan dengan itu saya mohon dengan hormat atas kesediannya

untuk mengisi angket (kuesioner) sebagaimana terlampir. Semua data tersebut

hanya untuk penyusunan skripsi bukan untuk dipublikasikan atau digunakan

untuk kepentingan lainnya. Peran Bapak/Ibu/Sdr/I sangat bermanfaat bagi

keberhasilan penelitian yang saya lakukan. Atas kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/I

saya sampaikan terima kasih.

Peneliti

Muhammad Abdul Rouf

NIM.052411137

KUESIONER Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Membayar

Zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang

A. Identitas Diri

Mohon dengan hormat kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I untuk mengisi data

responden dibawah ini:

Nama : ……………………………

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Umur 17-29 th 30-40 th >40 th

Pendidikan Terakhir SD SMP SMA Sarjana

Pekerjaan/Profesi PNS Swasta Wirausaha Lainnya

……

B. Petunjuk Pengisian Angket

Berilah tanda (√ ) pada kolom yang Bapak/Ibu/Sdr/I pilih sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya, dengan alternative jawaban sebagai berikut:

SS : Bila anda sangat setuju dengan pertanyaan tersebut

S : Bila anda setuju dengan pertanyaan tersebut

N : Bila anda netral dengan pertanyaan tersebut

TS : Bila anda tidak setuju dengan pertanyaan tersebut

STS : Bila anda sangat tidak setuju dengan pertanyaan tersebut.

Kami berharap anda menjawab semua pertanyaan yang ada.

No PERNYATAAN ALTERNATIF

JAWABAN SS S N TS STS

1

Manajemen dana zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang dikelola secara terbuka/ transparan kepada masyarakat luas, terutama kepada pembayar zakat (muzakki).

2 Rumah Zakat Cabang Semarang sudah melaksanakan tugasnya secara profesional sebagai Lembaga Pengelola Zakat.

3 Rumah Zakat Cabang Semarang bersikap jujur dalam memberikan segala informasi/ berita kepada muzakki.

4 Rumah Zakat Cabang Semarang melaksanakan tugasnya sesuai dengan visi missi dan perencanaan.

5.

Rumah Zakat Cabang Semarang dapat memper-tanggungjawabkan kinerjanya secara vertikal (Tuhan) maupun secara horisontal (masyarakat secara umum).

6 Rumah Zakat Cabang Semarang memberikan layanan konsultasi kepada muzakki maupun masyarakat luas.

7 Rumah Zakat Cabang Semarang menghormati dan menghargai semua pihak.

8 Seorang pembayar zakat (muzakki) menunaikan zakat karena yakin/ percaya bahwa orang yang bersedekah hartanya akan dilipatgandakan.

9 Muzakki menunaikan zakat karena ingin mengamalkan salah satu rukun Islam.

10

Motivasi lain seorang muzakki menunaikan zakat adalah sebagai perwujudan rasa syukur atas segala nikmat yang telah dikaruniakan Allah SWT.

11 Muzakki menunaikan zakat karena mengetahui bahwa zakat merupakan kewajiban umat islam.

12 Muzakki menunaikan zakat sebagai bentuk konsekuensi seorang muslim atas rizqi yang telah mencapai nishab.

13

Muzakki menunaikan zakat karena dipengaruhi oleh tingkat pendapatan (semakin banyak pendapatan maka semakin kuat keinginan untuk membayar zakat).

14 Muzakki menunaikan zakat di Rumah Zakat cabang Semarang karena keinginan diri sendiri.

15 Muzakki menunaikan zakat di Rumah Zakat cabang Semarang karena adanya motif sosial.

16 Muzakki menunaikan zakat di Rumah Zakat cabang Semarang karena memiliki hubungan emosional.

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA

LAMPIRAN 2 Statistik deskriptif untuk 100 Responden Pada Rumah Zakat Cabang Semarang

JENISKELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid LAKI-LAKI 57 57.0 57.0 57.0

PEREMPUAN 43 43.0 43.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

UMUR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 17-29 28 28.0 28.0 28.0

30-40 51 51.0 51.0 79.0

>40 21 21.0 21.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SD 7 7.0 7.0 7.0

SMP 7 7.0 7.0 14.0

SMA 16 16.0 16.0 30.0

SARJANA 70 70.0 70.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PEKERJAAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid PNS 23 23.0 23.0 23.0

SWASTA 33 33.0 33.0 56.0

WIRAUSAHA 23 23.0 23.0 79.0

LAINNYA 21 21.0 21.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

LAMPIRAN 3 Tanggapan Responden Terhadap Masing-Masing Item Pertanyaan

KETERBUKAAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 3 6 6.0 6.0 6.0

4 78 78.0 78.0 84.0

5 16 16.0 16.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

KOMPETENSI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 1 1.0 1.0 1.0

3 11 11.0 11.0 12.0

4 83 83.0 83.0 95.0

5 5 5.0 5.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

KEJUJURAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 3 25 25.0 25.0 25.0

4 67 67.0 67.0 92.0

5 8 8.0 8.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

INTEGRITAS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 1 1.0 1.0 1.0

3 5 5.0 5.0 6.0

4 87 87.0 87.0 93.0

5 7 7.0 7.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

AKUNTABILITAS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 4 4.0 4.0 4.0

3 24 24.0 24.0 28.0

4 69 69.0 69.0 97.0

5 3 3.0 3.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

SHARING

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

4 89 89.0 89.0 89.0

5 11 11.0 11.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PENGHARGAAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 1 1.0 1.0 1.0

3 5 5.0 5.0 6.0

4 87 87.0 87.0 93.0

5 7 7.0 7.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

KEYAKINAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 1 1.0 1.0 1.0

3 3 3.0 3.0 4.0

4 90 90.0 90.0 94.0

5 6 6.0 6.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PENGAMALAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 3 2 2.0 2.0 2.0

4 86 86.0 86.0 88.0

5 12 12.0 12.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PENGHAYATAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 16 16.0 16.0 16.0

3 27 27.0 27.0 43.0

4 54 54.0 54.0 97.0

5 3 3.0 3.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PENGETAHUAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 1 1.0 1.0 1.0

2 19 19.0 19.0 20.0

3 25 25.0 25.0 45.0

4 54 54.0 54.0 99.0

5 1 1.0 1.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

KONSEKUENSI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 6 6.0 6.0 6.0

3 6 6.0 6.0 12.0

4 86 86.0 86.0 98.0

5 2 2.0 2.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

GAJI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 2 2.0 2.0 2.0

3 12 12.0 12.0 14.0

4 81 81.0 81.0 95.0

5 5 5.0 5.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

DORONGANDIRI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 3 26 26.0 26.0 26.0

4 68 68.0 68.0 94.0

5 6 6.0 6.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

MOTIFSOSIAL

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 3 13 13.0 13.0 13.0

4 83 83.0 83.0 96.0

5 4 4.0 4.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

EMOSIONAL

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 2 2.0 2.0 2.0

3 12 12.0 12.0 14.0

4 81 81.0 81.0 95.0

5 5 5.0 5.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

LAMPIRAN 4

Analisis Faktor , Uji Validitas dan Reabilitas

Communalities

Initial Extraction

KEPERCAYAAN 1.000 .431

RELIGIUSITAS 1.000 .377

PENDAPATAN 1.000 .622

MINAT 1.000 .811

Extraction Method: Principal Component Analysis.

FAKTOR KEPERCAYAAN

KETERBUKAAN KOMPETENSI KEJUJURAN INTEGRITAS

AKUNTABIL

ITAS SHARING

PENGHARGA

AN

KEPERCAYA

AN

KETERBUKAAN Pearson

Correlation 1 .238* .187 .218* -.115 .342** .218* .448**

Sig. (2-tailed) .017 .063 .029 .254 .001 .029 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100

KOMPETENSI Pearson

Correlation .238* 1 .151 .227* .181 .137 .227* .490**

Sig. (2-tailed) .017 .134 .023 .072 .175 .023 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100

KEJUJURAN Pearson

Correlation .187 .151 1 .456** .405** .575** .456** .755**

Sig. (2-tailed) .063 .134 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100

INTEGRITAS Pearson

Correlation .218* .227* .456** 1 .213* .479** 1.000** .776**

Sig. (2-tailed) .029 .023 .000 .034 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100

AKUNTABILITA

S

Pearson

Correlation -.115 .181 .405** .213* 1 .065 .213* .523**

Sig. (2-tailed) .254 .072 .000 .034 .523 .034 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100

SHARING Pearson

Correlation .342** .137 .575** .479** .065 1 .479** .645**

Sig. (2-tailed) .001 .175 .000 .000 .523 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100

PENGHARGAA

N

Pearson

Correlation .218* .227* .456** 1.000** .213* .479** 1 .776**

Sig. (2-tailed) .029 .023 .000 .000 .034 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100

KEPERCAYAAN Pearson

Correlation .448** .490** .755** .776** .523** .645** .776** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-ailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

FAKTOR RELIGIUSITAS

KEYAKINAN PENGAMALAN PENGHAYATAN PENGETAHUAN KONSEKUENSI RELIGIUSITAS

KEYAKINAN Pearson Correlation 1 .146 .300** .289** .110 .516**

Sig. (2-tailed) .147 .002 .003 .274 .000

N 100 100 100 100 100 100

PENGAMALAN Pearson Correlation .146 1 .021 .117 .133 .325**

Sig. (2-tailed) .147 .836 .246 .187 .001

N 100 100 100 100 100 100

PENGHAYATAN Pearson Correlation .300** .021 1 .421** .280** .764**

Sig. (2-tailed) .002 .836 .000 .005 .000

N 100 100 100 100 100 100

PENGETAHUAN Pearson Correlation .289** .117 .421** 1 .191 .767**

Sig. (2-tailed) .003 .246 .000 .057 .000

N 100 100 100 100 100 100

KONSEKUENSI Pearson Correlation .110 .133 .280** .191 1 .549**

Sig. (2-tailed) .274 .187 .005 .057 .000

N 100 100 100 100 100 100

RELIGIUSITAS Pearson Correlation .516** .325** .764** .767** .549** 1

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

FAKTOR PENDAPATAN

GAJI PENDAPATAN

GAJI Pearson Correlation 1 1.000**

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

PENDAPATAN Pearson Correlation 1.000** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

FAKTOR MINAT

DORONGANDIRI MOTIFSOSIAL EMOSIONAL MINAT

DORONGANDIRI Pearson Correlation 1 -.038 .070 .629**

Sig. (2-tailed) .711 .491 .000

N 100 100 100 100

MOTIFSOSIAL Pearson Correlation -.038 1 .153 .525**

Sig. (2-tailed) .711 .128 .000

N 100 100 100 100

EMOSIONAL Pearson Correlation .070 .153 1 .673**

Sig. (2-tailed) .491 .128 .000

N 100 100 100 100

MINAT Pearson Correlation .629** .525** .673** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

RELIABILITAS

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.748 8

Reliability

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.735 6

Reliability

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

1.000 2

Reliability

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.702 4

LAMPIRAN 6 Koefisien Determinasi, Uji t, Uji F dan Regresi Linear Berganda

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .766a .587 .574 .57182 1.942 a. Predictors: (Constant), PENDAPATAN, RELIGIUSITAS, KEPERCAYAAN b. Dependent Variable: MINAT

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 44.610 3 14.870 45.477 .000a

Residual 31.390 96 .327

Total 76.000 99 a. Predictors: (Constant), PENDAPATAN, RELIGIUSITAS, KEPERCAYAAN b. Dependent Variable: MINAT

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.672 .915 2.920 .004

KEPERCAYAA

N .104 .031 .233 3.323 .001 .873 1.146

RELIGIUSITA

S .128 .033 .271 3.945 .000 .912 1.096

PENDAPATAN .941 .127 .526 7.430 .000 .857 1.167

a. Dependent Variable: MINAT

CURRICULUM VITAE Nama : Muhammad Abdul Rouf TTL : Grobogan, 16 November 1985 Alamat Asal : Jl. Sunan Gunung Jati No.5 Jambon Pulokulon Grobogan. Contac Person : 081 390 334 994 E-mail : [email protected]./www.republikinspirasi.blogspot.com Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Kewarganegaraan : Indonesia Pendidikan Formal :

1. TK Roudlotul Atfal Pulokulon Lulus Tahun 1992 2. MI Miftahul Huda Pulokulon Lulus Tahun 1998 3. MTs Miftahul Huda Pulokulon Lulus Tahun 2001 4. SMA NU (IPA) Pulokulon Lulus Tahun 2004 5. IAIN Walisongo Semarang (Ekonomi Islam) Lulus Tahun 2011

Pendidikan Non Formal : 1. Madrasah Diniyah Yayasan PP Miftahul Huda Tahun 1996-2001 2. Madrasah Tsanawiyah Yayasan PP Miftahul Huda Tahun 2001-2004 3. Jurnalis Televisi LP3I Semarang Tahun 2009

Pengalaman Organisasi : 1. Designer Grafis dan Kartunis Lembaga Penerbitan Mahasiswa Justisia 2. Direktur LiKSA (Lingkar Kajian Sastra Justisia) 3. Koordinator Kaligrafi Jami’atul Qura’ wal Huffadz 4. Sekretaris Majelis Permusyawatan Mahasiswa Fakultas Syari’ah 5. Menkumdang Dewan Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang 6. Koordinator Lembaga Penerbitan Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo 7. Koordinator Lembaga Penerbitan Kelompok Diskusi Anak Ekonomi Islam 8. Lembaga Pers dan Wacana Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Jawa Tengah 9. Direktur eLKP PMII Rayon Syari’ah Komisariat Walisongo Semarang 10. Koordinator Lembaga Penerbitan PMII Komisariat Walisongo Semarang 11. Ikatan Mahasiswa Purwodadi-Grobogan 12. Koordinator Baladewa Komunitas Restoe Boemi (KRB) Jawa Tengah

Pengalaman Kerja : 1. Designer Grafis dan Cameraman Bass.com Production Semarang 2. Designer Grafis Republik Creative Manajemen Semarang

Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya dan

dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Semarang, 02 Februari 2011 Hormat saya, Muhammad Abdul Rouf