BAB II - Sebelas Maret University bagaimana LSM memainkan isu Hak Asasi Manusia (HAM), gender,...
date post
29-Dec-2019Category
Documents
view
7download
0
Embed Size (px)
Transcript of BAB II - Sebelas Maret University bagaimana LSM memainkan isu Hak Asasi Manusia (HAM), gender,...
17
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Peracangan
Kata perancangan berasal dari kata benda rancang, yang kemudian
mendapatkan awalan per- dan akhiran –an, sehingga terbentuklah kata perancangan.
Jadi, kata perancangan dapat diartikan merencanakan segala sesuatu sebagai bagian
dari kerangka kerja. (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 691)
1. Pengertian perancangan menurut bahasa :
a. DESIGNOSE, dari Bahasa Latin yang artinya memotong dengan gergaji atau
tindakan mekanik untuk memberi tanda. Maksudnya untuk memberi citra pada
objek tertentu.
b. DESIGNARE, dari Bahasa Perancis yang artinya menandai, memisahkan.
Maksud lebih dalamnya yaitu menghilangkan kesimpangsiuran.
c. DESIGN, dari Bahasa Inggris yang artinya memikirkan, menggambar rencana,
menyusun bagian-bagian menjadi sesuatu yang baru.
2. Pengertian perancangan di bidang arsitektur menurut Tim McGinty yaitu :
a. Mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih baik.
b. Perancangan meliputi fungsi-fungsi mengidentifikasi masalah, menggunakan
metode-metode, dan melakukan sintesa.
c. Perancangan merupakan proses tiga bagian: keadaan semula, proses
transformasi, dan keadaan kemudian.
3. Proses-proses dalam sebuah perancangan menurut JW. Wade antara lain:
a. Pemrograman
18
Langkah awal dalam merancang adalah dengan menyusun program untuk
menetapkan hal-hal yang menjadi tujuan, kebutuhan, dan perhatian klien.
b. Perencanaan
Untuk menyatakan masalah umum klien menjadi masalah standar yang
mudah dipecahkan.
c. Perancangan
Mengembangkan gagasan keseluruhan menjadi suatu usul yang nyata.
B. Strategi Kampanye
1. Pengertian Kampanye
Kampanye menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan suatu gerakan
(tindakan) yang dilakukan bersama-sama (serentak) guna mengadakan perlawanan
maupun aksi. Sedangkan sosial merupakan segala seuatu hal yang berhubungan
dengan masyarakat. Kampanye sosial adalah suatu gerakan yang dilakukan guna
mengubah perilaku segala sesuatu yang berhubungan dengan kelompok masyarakat
agar menuju ke arah tujuan dimana sesuai dengan gerakan yang dilaksanakan oleh
pembuat kampanye sosial.
Pengertian kampanye secara umum menampilkan suatu kegiatan yang bertitik
tolak untuk membujuk. Kampanye menurut Lesie B. Snyder (2002), kampanye yang
bertujuan mengkomunikasikan sesuatu merupakan aktivitas komunikasi yang
terorganisasi, secara langsung ditujukan kepada khalayak masyarakat tertentu, pada
periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu. Roger dan
Rtorey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian kegiatan komunikasi
yang terorganisasi dengan tujuan untuk menciptakan dampak tertentu terhadap
19
sebagian besar khalayak msyarakat sasaran secara berkelanjutan dalam periode waktu
tertentu. (Ruslan, 2003:23)
Aktivitas komunikasi dalam berkampanye biasanya berkaitan dengan suatu
kepentingan dan tujuan yang signifikan, jelas khalayak masyarakat sasarannya, dalam
rangka kegiatan yang telah dirancang untuk tujuan tertentu, sehingga berguna untuk
membujuk atau bahkan memotivasi khalayak masyarakat. Dalam berbagai kegiatan
tersebut terdapat beberapa jenis program kampanye yang dilaksanakan secara teori
merupakan kegiatan yang bertitik tolak belakang guna membujuk bahkan memotivasi
sehingga tercapainya tujuan yang telah direncanakan. Menurut Charles U. Larson
dalam bukunya, Persuasion, Reception, and Responsibility (1992) membagi jenis-
jenis kampanye mulai dari kegiatan menjual produk, sampai ide (gagasan perubahan
sosial), yaitu sebagai berikut:
a. Product-Oriented Campaign
Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan
dalam kegiatan komersial kampanye promosi penawaran atau pemasaran suatu
peluncuran produk baru.
b. Ideology or Cause-Oriented Campaign
Jenis kampanye ini berorientasi yang bertujuan bersifat khusus dan berdimensi
perubahan sosial.
Kampanye merupakan sebuah aktivitas promosi berupa pesan-pesan bertema
yang terencana dari sebuah merek, kemudian disajikan dan diberikan secara berkala
kepada sasaran khalayak masyarakat yang spesifik melalui beragam alat komunikasi
yang telah berkembang dalam sebuah periode waktu tertentu sehingga dapat mengena
di hati khalayak yang telah dituju dan khalayak masyarakat yang spesifik dapat
mengingatnya dengan mudah. Ciri-ciri kampanye diantaranya berkesinambungan,
20
sasaran dapat melihat, mendengar, bahkan membaca hanya satu tema dari beragam
alat komunikasi yang berkembang di saat ini. Rice and Paisley meyebutkan bahwa
kampanye adalah keinginan seseorang untuk mempengaruhi kepercayaan dan tingkah
laku orang lain dengan daya tarik komunikatif. Tujuan kampanye adala menciptakan
„perubahan‟ dan „perbaikan‟ dalam masyarakat. Oleh karena itu Rice and Paisley
menyebutkan bila dalam suatu lingkungan sosial terjadi perubahan atau perbaikan
maka „kampanye telah berlangsung di lingkungan tersebut” Rachmadi, (1994:134).
Tiga tahapan yang perlu diperhatikan dalam kampanye yaitu:
a. Pendidikan
Pada tahap ini isi kampanye diarahkan untuk mendidik masyarakat.
b. Perencanaan
Di sini disiapkan berbagai hal sebelum kampanye dilaksanakan.
c. Pelaksanaan
Pada tahap ini kita harus memberikan pengertian dan penerangan-penerangan
bersifat mendidik yang telah dirancang kepada khalayak masyarakat tertentu
melalui media komunikasi yang telah berkembang saat ini baik media yg
berbentuk cetak, iklan layanan masyarakat di televisi (audio visual) maupun di
radio. Sehingga khalayak masyarakat tersebut dapat mengetahui keuntungan
(advantage) dan kerugian (disadvantage) sesuai dengan kebutuhan masing-
masing khalayak. Kemudian setelah kampanye ini diikuti oleh tahapan
perancangan sedemikian rupa, pada tahapan ketiga, pelaksananaan (enforcement),
perlu adanya peringatan keras ataupunancaman denda bahkan ancaman hukuman
tergantung dari isi pesan kampanye tersebut.
Dalam bukunya, Rachmadi (1994:135), dalam melaksanakan kampanye ada
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, antara lain:
21
a. Perkirakan terlebih dahulu kebutuhan, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan
dari khalayak sasaran.
b. Rencanakan kampanye secara sistematis.
c. Lakukan evaluasi secara terus menerus.
d. Gunakan media massa dan komunikasi interpersonal.
e. Pilihlah media massa atau media komunikasi yang tepat untuk mencapai khalayak
sasaran.
Sebelum professional hubungan masyarakat memutuskan bagaimana dan apa
yang dikomunikasikan ke satu publik spesifik, situasi dan khalayaknya harus diteliti
dan dianalisis. Kampanye hubungan masyarakat biasanya dijalankan menggunakan
rumus R-A-C-E (research, analyze, create, dan evaluate). Pada tahap riset, satu tim
hubungan masyarakat bisa melakukan jejak pendapat dan survey untuk menentukan
sikap khalayak sekarang terhadap sebuah perusahaan, produk, atau masalah. Setelah
sikapnya dipahami, suatu kampanye akan direncanakan untuk menyampaikan tujuan-
tujuan organisasi. (Lee&Johnson, 2004:365)
Pelaksanaan kampanye selalu berupa kelompok bukan individu. Satu hal yang
sangat penting yaitu, kesuksesan suatu kampanye selalu dipengaruhi oleh seberapa
jauh kelompok tersebut dikenal di lingkungan khalayak dan seberapa banyak pesan
kampanye itu disebarluaskan melalui beberapa media komunikasi sekaligus. Apakah
maksud dari isi dan pesan kampanye diterima khalayak dengan baik atau tidak, sangat
bergantung dari jenis saluran komunikasi dan media komunikasi yang digunakan, dan
juga tergantung dari bentuk maupun isi pesan dari kampanye tersebut.
Isi pesan kampanye terkadang terhalang penyampaiannya kepada khalayak.
Hal ini disebabkan oleh tingkat kepentingan khalayak terhadap pesan yang
22
disampaikan. Di samping itu bentuk maupun maksud isi pesan selalu ditafsirkan
sesuai dengan persepsi khalayak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi yang
berbeda dapat mengakibatkan tidak berkesinambungannya antara makna isi pesan
kampanye tersebut kepada khalayak sesuai dengan tujuan yang telah dirancang dan
diperkirakan. Oleh karena itu, para pelaksana kampanye harus menghindari hal-hal
yang dapat menimbulkan counter effect, yang berakibat khalayak berbalik menentang
dan tidak akan mengikuti atau bahkan menjalani pesan kampanye.
Walaupun pada intinya kegiatan kampanye berbeda dengan tindakan
komunikasi persuasif dalam arti luas, kampanye ditujukan sebagai kegiatan
menyadarkan masyarakat atas suatu informasi penting yang perlu diperdulikan,
namun bukan persuasif untuk tujuan perorangan. Paling tidak terdapat empat aspek
komunisuasif dalam kegiatan kampanye (Ruslan, 2005:27), yaitu sebagai berikut:
a. Kampanye secara sistematis berupaya menciptakan „ruang‟ tertentu dalam benak
pikiran khalayak mengenai tanggapan produk, kandidat, dan suatu ide atau
gagasan pr
Recommended