BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita...

59
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor Keluarga Berencana (KB). a. Pengertian. Akseptor KB adalah anggota masyarakat yang mengikuti gerakan KB dengan melaksanakan penggunaan alat kontrasepsi. Akseptor KB menurut sasarannya terbagi menjadi tiga fase yaitu fase menunda atau mencegah kehamilan, fase penjarangan kehamilan dan fase menghentikan atau mengakhiri kehamilan atau kesuburan. Akseptor KB lebih disarankan untuk Pasangan Usia Subur (PUS) dengan menggunakan alat kontrasepsi. Pada PUS inilah yang lebih berpeluang besar untuk menghasilkan keturunan dan dapat meningkatkan angka kelahiran (Manuaba, 1998). b. Macam-macam Akseptor KB yang diikuti oleh PUS dapat dibagi menjadi tiga macam: 1) Akseptor atau peserta KB baru, yaitu PUS yang pertamakali menggunakan kontrasepsi setelah mengalami kehamilan yang berakhir dengan keguguran atau persalinan. 2) Akseptor atau peserta KB lama, yaitu peserta yang masih menggunakan kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan. Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Akseptor Keluarga Berencana (KB).

a. Pengertian.

Akseptor KB adalah anggota masyarakat yang mengikuti gerakan

KB dengan melaksanakan penggunaan alat kontrasepsi. Akseptor KB

menurut sasarannya terbagi menjadi tiga fase yaitu fase menunda atau

mencegah kehamilan, fase penjarangan kehamilan dan fase

menghentikan atau mengakhiri kehamilan atau kesuburan. Akseptor KB

lebih disarankan untuk Pasangan Usia Subur (PUS) dengan

menggunakan alat kontrasepsi. Pada PUS inilah yang lebih berpeluang

besar untuk menghasilkan keturunan dan dapat meningkatkan angka

kelahiran (Manuaba, 1998).

b. Macam-macam Akseptor KB yang diikuti oleh PUS dapat dibagi menjadi

tiga macam:

1) Akseptor atau peserta KB baru, yaitu PUS yang pertamakali

menggunakan kontrasepsi setelah mengalami kehamilan yang berakhir

dengan keguguran atau persalinan.

2) Akseptor atau peserta KB lama, yaitu peserta yang masih

menggunakan kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan.

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

14

Akseptor atau peserta KB ganti cara, yaitu peserta KB yang ganti

pemakaian dari suatu metode kontrasepsi ke metode kontrasepsi lainnya.

Pengertian kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau

melawan, sedangkan kontrasepsi adalah pertemuan antara sel sperma (sel

pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah

menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat

pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut

(Manuaba, 1998).

2. Keluarga Berencana (KB).

a. Pengertian

Keluarga Berencana atau Family Planning menurut WHO “An

Expert Committee” (1974) dalam Hartanto (2004) adalah usaha

menolong individu atau pasangan antara lain untuk:

1) Mendapatkan objektif-objektif tertentu

2) Mencegah terjadinya kelahiran yang tidak dikehendaki atau

sebaliknya bagi pasangan yang menginginkan anak.

3) Mengatur interval waktu kehamilan.

4) Mengontrol waktu kelahiran berhubungan dengan usia orang tua.

5) Menentukan jumlah anak dalam keluarga.

Ruang lingkup program KB yang modern tidak hanya sebatas pada

definisi, tetapi juga melaksanakan program sterilisasi, pendidikan seks,

tes skrining pada kelainan patologis sistem repsroduksi, konsultasi

sebelum dan sesudah perkawinan, mengajar masyarakat cara

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

15

meningkatkan ekonomi dan gizi keluarga dan kegiatan lain. Secara garis

besar definisi ini mencakup beberapa komponen dalam pelayanan

Kependudukan atau KB yang dapat diberikan sebagai berikut:

1) Komunikasi, inforasi dan edukasi (KIE).

2) Konseling.

3) Pelayanan kontrasepsi (PK).

4) Pelayanan infertilitas.

5) Pendidikan seks (sex education).

6) Konsultasi pra-perkawinan dan konsultasi perkawinan.

7) Konsultasi genetik.

8) Test keganasan.

9) Adopsi.

(Hartanto, 2004).

b. Sejarah Keluarga Berencana.

Gerakan KB ini bermula dari kepeloporan beberapa orang tokoh,

baik di dalam mau pun di luar negeri. Pada awal abad ke 19, di Inggris,

upaya KB mula-mula timbul atas prakasa sekelompok orang yang

menaruh perhatian pada masalah kesehatan ibu. Maria Stopes (1880-

1950) menganjurkan peraturan kehamilan di kalangan kaum buruh di

inggris. Di Amerika Serikat dikenal Margareth Sanger (1883-1966) yang

dengan program birth control-nya merupakan pelopor KB modern.

Pada 1917 didirikan National Birth Control League dan pada

November 1921 diadakan American National Birth Control Conference

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

16

yang pertama. Salah satu hasil konferensi tersebut adalah pendirian

American Birth Control League dengan Margareth Sanger sebagai

ketuanya. Pada 1925 mengorganisasi Konferensi Internaional di New

York yang menghasilkan pembentukan Internasional Federation of Birth

Control League. Selanjutnya pada 1927 Margareth Sanger

menyelenggarakan World Population Conference di Jenewa yang

melahirkan International Women for Scientific Study on Population dan

International Medical Group for the Investigation of Contraception.

Pada 1948 Margareth Sanger ikut mempelopori pembentukan

International Committe on Planned Paranthood yang dalam

konferensinya di New Delhi pada 1952 meresmikan berdirinya

International Planned Parenthood Federation (IPPF). Federai ini

memilih Margareth Sanger dan Rama Ran dari india sebagai

pimpinannya. Sejak saat itu berdirilah perkumpulan-perkumpulan KB di

seluruh dunia, termasuk di Indonesia yang mendirikan Perkumpulan

Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) (Wiknjosastro, 2007).

3. Kontrasepsi

a. Pengertian

Kontrasepsi yaitu bentuk pencegahan pembuahan (fertilisasi) atau

kehamilan secara sengaja, dapat dicapai dengan berbagai cara. Beberapa

metode kontrasepsi mencegah pelepasan telur dan sperma dewasa dari

gonad, metode lain mencegah pembuahan dengan cara menjaga sperma

dan telur tetap terpisah dan tidak pernah bertemu, dan metode yang lain

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

17

lagi mencegah implantasi embrio atau menyebabkan aborsi embrio.

Fertilisasi dapat dicegah dengan berpantang berhubungan kelamin atau

dengan menggunakan salah satu dari berbagai rintangan sehingga

menghalangi sperma hidup menemui sel telur. Kontrasepsi merupakan

upaya untuk menunda kehamilan. Bagi yang ingin menunda kehamilan

karena berbagai alasan, menggunakan cara kontrasepsi. Terdapat dua

jenis kontrasepsi, yaitu kontrasepsi hormonal dan non hormonal.

Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi yang menggunakan

hormon, sebaliknya non hormonal berarti tidak menggunakan hormon.

Berikut adalah penjelasan singkat mengenai jenis-jenis kontrasepsi serta

penggunaannya (Siswosuharjo, 2010).

b. Kontrasepsi Hormonal

1) Pil KB Kombinasi

Pil KB kombinasi merupakan salah satu jenis KB yang mudah

dilakukan. Dengan meminumnya setiap hari pada waktu yang sama,

sesuai anjuran dokter. Pemakaian pil sebagai alat kontrasepsi akan

sangat efektif bila diminum setiap hari. Oleh karena itu dibutuhkan

kedisiplinan yang tinggi untuk penggunaannya. Pemakaian yang tidak

tertur akan mengakibatkan kehamilan. Cara kerja pil KB yaitu dengan

mengentalkan lendir leher rahim sehingga sperma akan sulit masuk

dan mencapai sel telur. Lapisan dinding rahim juga akan dirubah

sehingga tidak siap menerima dan menghidupi sel telur yang telah

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

18

dibuahi. Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel

telur setiap bulannya (ovulasi).

Penggunaan pertama mungkin akan menimbulkan efek

samping, misalnya, mual, pendarahan atau flek di masa haid, kenaikan

berat badan, dan sakit kepala. Selain itu, pil ini juga tidak

mempengaruhi kesuburan, jadi meskipun diminum dalam jangka

waktu yang lama, tetap bisa hamil jika berhenti meminumnya. Pil KB

juga dapat mengatasi nyeri haid, mencegah kurang darah dan

mencegah penyakit kanker. Apabila menyusui segera konsultasikan

dengan dokter mengenai penggunaan pil KB. Tidak semua pil KB bisa

digunakan oleh ibu menyusui. Hampir sebagaian pil KB (terutama pil

KB dengan hormon kombinasi progesteron dan estrogen) dapat

menghentikan produksi ASI (Siswosuharjo, 2010).

2) Suntik KB

Termasuk kontrasepsi yang paling banyak diminati oleh

banyak perempuan. Suntik KB bisa dilakukan setiap 1 bulan atau 3

bulan sekali. Suntik KB digunakan bagi wanita menyusui setelah 6

minggu pasca persalinan. Efek samping yang biasa terjadi adalah

keluar flek-flek, perdarahan ringan di antara dua masa haid, sakit

kepala, dan kenaikan berat badan. Jika dihentikan bisa hamil lagi

dengan segera (Siswosuharjo, 2010).

3) Susuk KB

Susuk KB digunakan dengan cara memasukkan susuk pada

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

19

lengan bagian atas. Ada beberapa jenis susuk yang masa

penggunaannya berbeda. Susuk 1 dan 2 batang bisa digunakan selama

3 tahun, sedangkan susuk 6 batang digunakan selama 5 tahun. Susuk

KB aman digunakan bagi wanita menyusui dan dapat dipasang setelah

6 minggu pasca persalinan. Efek samping yang biasanya terjadi adalah

perubahan pola haid dalam batas normal, perdarahan ringan diantara

masa haid, keluar flek-flek, dan tidak haid serta sakit kepala

(Siswosuharjo, 2010).

c. Kontrasepsi Nonhormonal

1) Kondom

Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang tipis

yang terbuat dari berbagai bahan di antaranya lateks (karet), plastik

(vinil), atau bahan alami (produk hewani) berwarna atau tidak

berwarna yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual.

Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk

meningkatkan efektivitasnya (misalnya penambahan spermicide)

maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual. Modifikasi tersebut

dilakukan dalam hal: bentuk, warna, pelumas, rasa, ketebalan, dan

bahan (Hartanto, 2004).

Menurut Hartanto (2004), keuntungan menggunakan kondom yaitu:

a) Mencegah kehamilan.

b) Memberi perlindungan terhadap penyakit-penyakit akibat

hubungan seks (PHS).

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

20

c) Dapat diandalkan.

d) Relatif murah.

e) Sederhana, ringan, disposable.

f) Tidak memerlukan pemeriksaan medis, supervise atau follow-up.

g) Reversibel.

h) Pria ikut secara aktif dalam program KB.

Sedangkan kerugian menggunakan kondom, yaitu

a) Angka kegagalan relatif tinggi

b) Perlu menghentikan sementara aktivitas hubungan seks guna

memasang kondom

c) Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati dan terus menerus pada

setiap senggama.

2) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).

AKDR terbuat dari bahan plastik yang lentur yang kemudian

dimasukkan ke dalam rongga rahim oleh bidan atau dokter yang

terlatih. Bentuknya kecil dan dapat digunakan dalam jangka waktu

yang lama, yaitu sekitar 8 tahun. Meskipun demikian pemeriksaan

rutin tetap perlu dilakukan karena jika pemasangan AKDR posisinya

berubah, bisa memungkinkan terjadinya kehamilan. AKDR sangat

efektif mencegah kehamilan, efek samping yang mungkin timbul

antara lain masa haid lebih lama dan banyak, serta terdapat

kemungkinan terjadi infeksi panggul. (Siswosuharjo, 2010).

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

21

Menurut Hartanto (2004) indikasi dan kontraindikasi kontrasepsi

AKDR adalah:

a) Partner seksual yang banyak dari partner akseptor AKDR.

b) Kesukaran memperoleh pertolongan gawat darurat bila terjadi

komplikasi.

c) Kelainan darah yang tidak diketahui sebabnya.

d) Riwayat kehamilan ektopik atau keadaan-keadaan yang

menyebabkan predisposisi untuk terjadinya kehamilan ektopik.

e) Pernah mengalami infeksi pelvis satu kali dan masih menginginkan

kehamilan selanjutnya.

f) Gangguan respons tubuh terhadap infeksi AIDS, diabetes mellitus,

pengobatan dengan kortikosteroid dan lain-lain).

g) Kelainan pembekuan darah.

3) Tubektomi

Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk

menghentikan fertilitas (kesuburan) seseorang perempuan dengan cara

mengikat dan memotong atau memasang cincin pada saluran tuba

sehingga ovum tidak dapat bertemu dengan sel sperma. Tubektomi

merupakan cara KB permanen bagi perempuan yang tidak ingin

mempunyai anak. Tubektomi dilakukan dengan cara operasi yang

sederhana, hanya membutuhkan bius lokal. Cara ini sangat efektif

mencegah kehamilan dan belum ditemukan adanya efek samping

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

22

jangka panjang, hanya rasa tidak nyaman setelah melakukan operasi

(Siswosuharjo, 2010).

4) Vasektomi

Vasektomi merupakan kontap atau metode operasi pria (MOP),

dengan jalan memotong vas deferens sehingga saat ejakulasi tidak

terdapat spermatozoa dalam cairan sperma. Setelah menjalani

vasektomi tidak segera akan steril, tetapi memerlukan sekitar dua

belas kali ejakulasi, baru sama sekali bebas dari spermatozoa. Oleh

karena itu diperlukan penggunaan kondom selama dua belas kali

sehingga bebas untuk melakukan hubungan seks (Ester, 2006).

4. Metode Kontrasepsi Wanita (MOW).

MOW adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita atau

saluran bibit pria yang mengakibatkan orang atau pasangan yang

bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi. Kontrasepsi itu hanya

dipakai untuk jangka panjang, walaupun kadang-kadang masih dapat

dipulihkan kembali seperti semula. Dahulu disebut sterilisasi dan dilakukan

terutama atas indikasi medik, misalnya kelainan jiwa ibu, atau penyakit

keturunan. Peledakan penduduk dunia telah mengubah konsep itu, sehingga

kini telah dilakukan untuk membatasi jumlah anak.

Sterilisasi wanita pada abad ke-19 dilakukan dengan mengangkat

uterus atau kedua ovarium. Pada tahun 1950an dilakukan dengan

memasukkan AgNO3 melalui kanalis servikalis ke-dalam tuba. Pada akhir

abad ke 19 dilakukan dengan pengikatan tuba, tetapi angka kegagalannya

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

23

ternyata tinggi sekali. Untuk mengurangi kegagalan ini, kemudian dilakukan

pemotongan dan pengikatan tuba. Operasi dilakukan dengan anastesia

umum dan insisi lebar, yang memerlukan perawatan di rumah sakit. Kini

tubektomi telah berkembang cukup pesat, sehingga operasinya dapat

dikerjakan tanpa anastesia umum, dengan insisi kecil, dan tidak usah

dirawat (Wiknjosastro, 2007).

a. Cara Tubektomi

Tubektomi dibagi menjadi tiga yaitu: saat operasi, cara mencapai

tuba, dan cara penutupan tuba.

a) Saat Operasi

Tubektomi dapat dilakukan pasca keguguran, pasca persalinan,

atau masa interval. Sesudah suatu keguguran tubektomi pasca

persalinan sebaiknya dilakukan dalam 24 jam, atau selambat-

lambatnya dalam 48 jam setelah bersalin. Tubektomi pasca persalinan

lewat 48 jam akan dipersulit oleh edema tuba, infeksi, dan kegagalan.

Edema tuba akan berkurang setelah hari ke 7-10 pasca persalian.

Tubektomi setelah hari itu akan lebih sulit dilakukan karena alat-alat

genital telah menciut dan mudah berdarah (Wiknjosastro, 2007).

b) Cara Mencapai Tuba

Cara-cara yang dilakukan di Indonesia saat ini ialah dengan

laparatomi, laparotomi mini, dan laparoskopi.

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

24

(a) Laparotomi

Cara mencapai tuba melalui laparatomi biasa, terutama

pada masa pasca persalinan, merupakan cara yang banyak

dilakukan di Indonesia sebelum tahun tujuh puluhan. Tubektomi

juga dilakukan bersamaan dengan seksio sesarea, dimana

kehamilan selanjutnya tidak diinginkan lagi. Sebaiknya setiap

laparotomi harus dijadikan kesempatan untuk menawaran

tubektomi (Wiknjosastro, 2007).

(b) Laparatomi Mini

Laparotomi khusus untuk tubektomi ini paling mudah

dilakukan 1-2 hari pascapersalinan. Uterus yang masih besar, tuba

yang masih panjang, dan dinding perut yang masih longgar

memudahkan mencapai tuba dengan sayatan kecil sepanjang 1-2

cm di bawah pusat yng berbentuk bulan sabit ditegangkan antara

2 buah doekklem hingga menjadi lurus. Pada tempat lipatan kulit

disayat sepanjang 1-2 cm sampai hampir menembus rongga

peritoneum, tempat yang hampir menembus rongga peritoneum

itu ditembus sekaligus dengan sebuah cunam pean, kemudian

lubangnya dilebarkan dengan cuman itu. Lubangnya harus cukup

besar untuk dimasuki sebuah jari telunjuk dan sebuah cunam

tampon (tampon tang). Kalau tubektomi dilakukan pada 3-5 hari

postpartum, maka dapat dilakukan insisi mediana karena uterus

dan tuba telah berinvolusi. Dilakukan insisi mediana setinggi dua

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

25

jari di bawah fundus uteri sepanjang 1-2 cm. Untuk ini kulit perut

ditembus dengan sebuah pisau yang berujung tajam, kalau dapat

yang bermata dua. Lemak dipotong dengan gunting mayo sampai

mencapai simpai rektus abdominis. Simpai otot tadi kemudian

dijepit dengan 2 buah cunam kocher sampai tampak melalui

lubang sayatan, kemudian digunting atau disayat dengan pisau.

Otot disisihkan dengan ujung jari telunjuk sampai teraba

peritneum yang dilandaskan korpus uteri. Peritoneum dijepit

dengan 2 buah kocher, kemudian dipotong dengan pisau atau

gunting. Agar peritoneum tidak menghilang atau terobek lebih

panjang pada waktu eksplorasi, pinggir peritoneum diikatkan

kepada pinggir kulit. Pada kedua keadaan di atas tuba ditampilkan

dengan jalan mendorong uterus dan tubanya dengan jari lewat

lubang sayatan. Apabila dorongan dilepaskan, diharapkan tuba

akan kembali ke tempatnya semula lewat lubang itu. Pada saat

tuba tampak melewati lubang, segera dijepit dengan sebuah

cunam babcock atau pinset. Tuba dapat pula ditampilkan dengan

mendorong uterus dan tubanya dengan pangkal pinset, kemudian

mempertahankannya di bawah lubang. Biasanya, sebagian tuba

atau ovarium akan tampak, lalu dijepit dengan sebuah cunam

babcock atau pinset. Tubektomi yang dapat dilakukan ialah cara

pomeroy atau kroener (Wiknjosastro, 2007).

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

26

(c) Laparoskopi

Pasien diletakkan dalam sikap litotomi. kanula rubin

dipasang pada kanalis servikalis dan bibir depan serviks dijepit

dengan tenakulum bersama-sama. Pemasangan alat-alat ini

dimasukkan untuk mengemudikan uterus selagi operasi

dilakukan. Kulit kiri kanan pusat dijepit dengan 2 cunam allis dan

dengan pisau runcing ditusuk ditengah dadiperlebar sampai 1,5

cm. Melalui sayatan ini, jarum verres ditusukkan sampai masuk

ke dalam rongga peritoneum. Setelah diyakinkan ujung jarum

berada dalam rongga pritoneum, melalui jarum tersebut

dimasukkan gas CO2 kira-kira 1-1,5 liter dengan kecepatan 1

liter/menit. Setelah terjadi pneumopritoneum yang ditandai

dengan hilangnya peka hati dan menggembungnya perut secara

simetris, melalui luka sayatan tadi dimasukkan trokar dan

selubungnya. Laproskop dimasukkan kedalam selubung dan alat

panggul diperiksa. Tuba dicari dengan bantuan manipulasi uterus

dari kanula rubin, lalu sterilisasi dilakukan dengan menggunakan

cincin folope yang dipasang pada pars ampularis tuba. Setelah

yakin tidak terdapat perdarahan, pnemoperitoneum dikluarkan

dengan menekan dinding perut. Luka ditutup dengan 2 jahitan

subtikuler, lalu dipasang band aid. Pasien dapat dipulangkan 6-8

jam kemudian apabila dipakai neuroleptanagesia. Komplikasi

yang mungkin dijumpai pada tubektomi laparoskopi ialah

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

27

perdarahan mesosalping, atau perlukaan. Perlukaan pada

pembuluh darah abdominal dapat pula terjadi. Komplikasi lain

berupa emfisema subkutan, dan perforasi uterus oleh kanula

Rubin. Kegagalan sterilisasi bervariasi antara 0-7%, yang dapat

disebabkan oleh reseksi tuba yang tidak sempurna dan kesalahan

identifikasi rotundum yang dikira tuba (Wiknjosastro, 2007).

c) Cara Penutupan Tuba

Cara tubektomi yang dapat dilakukan ialah cara pomeroy,

kroener, Irving, pemasangan cincin falove, klip filshie, dan elektro-

koagulasi disertai pemutusan tuba (Wiknjosastro, 2007).

(a) Cara Pomeroy.

Tuba dijepit kira-kira pada pertengahannya, kemudian

diangkat sampai melipat. Dasar lipatan diikat dengan sehelai

catgut tadi. Tujuan pemakaian catgut biasa ini ialah agar lekas

diabsorpsi, sehingga kedua ujung tuba yang dipotong lekas

menjauhkan diri; dengan demikian, rekanalisasi tidak

dimungkinkan (Wiknjosastro, 2007).

(b) Cara Kroener.

Fimbria dijepit dengan sebuah klem. Bagian tuba

proksima dari jepitan diikat dengan sehelai benang sutera, atau

dengan catgut yang tidak mudah diabsorpsi. Bagian tuba distal

dari jepitan dipotong (Wiknjosastro, 2007).

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

28

(c) Cara Irving.

Tuba dipotong pada pertengahan panangnya setelah kedua

ujung potongan diikat dengan catgut kromik No. 0 atau 00. Ujung

potongan proksimal ditanamkan di dalam ligamentum latum.

Dengan cara ini rekanalisasi spontan tidak ungkin terjadi. Cara

tubektomi ini hanya dapat dilakukan pada laparotomi besar

seperti seksio sesarea (Wiknjosastro, 2007).

(d) Pemasangan Cincin Falope.

Cincin falope (yoon ring) terbuat dari silikon, dengan

aplikator bagian ismus tuba ditarik dan cincin dipasang di tuba

tersebut. Sesudah terpasang lipatan tuba tampak keputih-putihan

oleh karena tidak mendapat suplai darah lagi dan akan menjadi

Jibrotik. Cincin falope dapat dipasang pada laparotomi mini,

laparoskopi, atau dengan laprokator (Wiknjosastro, 2007).

(e) Pemasangan Klip

Berbagai jenis klip telah dikembangkan untuk

memperoleh kerusakan minimal agar dapat dilakukan rekanalisasi

bila diperlukan kelak. Keuntungan klip filshie dapat digunakan

pada tuba yang edema (Wiknjosastro, 2007).

(f) Elektro-Koagulasi dan Pemutusan Tuba

Cara ini dahulu banyak dikerjakan pada tubektomi

laparoskopik. Dengan memasukkan grasping forceps melalui

laparoskop tuba dijepit kurang lebih 2 cm dari kornua, diangkat

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

29

menjauhi uterus dan alat-alat panggul lainnya, kemudian

dilakukan kauterisasi. Tuba terbakar kurang lebih 1 cm ke

proksimal, dan distal serta mesosapling terbakar sejauh 2 cm.

Pada saat kauterisasi tuba tampak putih, menggelembung, lalu

putus. Cara ini sekarang banyak ditinggalkan (Wiknjosastro,

2007).

d) Syarat Melakukan MOW

Syarat dilakukan MOW menurut Saiffudin (2002) yaitu sebagai

berikut:

(1) Syarat Sukarela

Syarat sukarela meliputi antara lain pengetahuan pasangan

tentang cara-cara kontrasepsi lain, resiko dan keuntungan

kontrasepsi mantap serta pengetahuan tentang sifat permanen

pada kontrasepsi ini (Wiknjosastro, 2007).

(2) Syarat Bahagia

Syarat bahagia dilihat dari ikatan perkawinan yang syah

dan harmonis, umur istri sekurang kurangnya 25 dengan sekurang

kurangnya 2 orang anak hidup dan anak terkecil lebih dari 2 tahun

(Wiknjosastro, 2007).

(3) Syarat Medik

Setiap calon peserta kontrasepsi mantap wanita harus

dapat memenuhi syarat kesehatan, artinya tidak ditemukan

hambatan atau kontraindikasi untuk menjalani kontrasepsi

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

30

mantap. Pemeriksaan seorang dokter diperlukan untuk dapat

memutuskan apakah seseorang dapat menjalankan kontrasepsi

mantap. Ibu yang tidak boleh menggunakan metode kontrasepsi

mantap antara lain ibu yang mengalamai peradangan dalam

rongga panggul, obesitas berlebihan dan ibu yang sedang hamil

atau dicurigai sedang hamil (BKKBN, 2006).

e) Teknik Melakukan MOW

Tahap persiapan pelaksanaan

(1) Informed consent

(2) Riwayat medis/kesehatan

(3) Pemeriksaan laboratorium

(4) Pengosongan kandung kencing, asepsis dan antisepsis daerah

abdomen

(5) Anastesi

f) Cara kerja

Hal ini mencegah pertemuan sel telur dengan sperma.

g) Efektivitas

Dalam teori : 99,9 %

Dalam praktek : 99 %.

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

31

h) Keuntungan

1) Paling efektif

2) Mengakhiri kesuburan selamanya (keberhasilan pembalikan tidak

bisa dijamin). Rekanalisasi dengan microsurgery sedang

dikembangkan.

3) Tidak perlu perawatan khusus.

i) Baik untuk pasangan yang:

1) Sudah yakin tidak ingin punya anak lagi

2) Jika hamil akan membahayakan jiwanya

3) Ingin metode yang tidak menganggu

Tabel 2.1. Perbandingan Jenis Kontrasepsi

Jenis kontrasepsi

Kegagalan teoritis per 100 wanita

Kegagalan dalam praktek per 100 wanita Efektivitas biaya

Kondom 3-4% 10-20 % Rp. 3.000/strip

tergantung frekuensi senggama

Pil KB 0,1-5 % 0,7-7 % Rp. 2.000/strip tiap 1 bulan

Suntik 0,3 % 3-5 % Rp. 10.000/strip tiap 3 bulan

Implant 0,05-1 % Belum ada data Rp. 15.000/pasang tiap 3 bulan

AKDR/IUD 0,6-0,8 % 1-3 % Rp. 10.000/pasang tiap 8 tahun

MOP 0,1-0,15 % 0,2-0,6 % Tergantung RS rujukan MOW 0,05 % 0,1-0,5 % Tergantung RS rujukan

Sumber: Wawancara dengan Petugas KB Puskesmas Jatilawang.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi.

Menurut teori Lawrence Green (1980) dalam Hikmawati (2011)

yang mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan.

Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok,

yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

32

behaviour causes) dikenal dengan model PRECEDE (predisposing,

reinforcing, and enabling cauce in educational diagnostic and evaluating ).

Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor :

a. Faktor Predisposisi (predisposing factors), yaitu faktor yang

mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang,

antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai,

tradisi dan persepsi yang berkenaan dengan motivasi seseorang atau

kelompok untuk bertindak. Dalam arti umum kita dapat mengatakan

faktor predisposisi sebagai preferensi pribadi yang dibawa seseorang atau

kelompok kedalam suatu pengalaman belajar. Prefensi ini mungkin

mendukung atau menghambat perilaku kesehatan, dalam setiap kasus,

faktor ini mempunyai pengaruh. Meskipun berbagai faktor demografis

seperti status sosial ekonomi, umur, jenis kelamin dan ukuran keluarga

saat ini juga penting sebagai faktor predisposisi.

1) Tingkat Pengetahuan

a) Pengertian

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia,

yang sekedar menjadi jawaban pertanyaan “what”. Pengetahuan

juga merupakan hasil tahu dari, dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian

besar pengetahuan yang diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2005).

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

33

Dalam memperkenalkan cara-cara kontrasepsi kepada

masyarakat tidak mudah untuk segera diterima karena menyangkut

pengambilan keputusan oleh masyarakat untuk menerima cara-cara

kontrasepsi tersebut. Menurut Rogers (1974) dalam Notoatmodjo

(2003), ada empat tahap untuk mengambil keputusan untuk

menerima inovasi tersebut yaitu tahap pengetahuan (knowledge),

tahap persuasi (persuasion), tahap pengambilan keputusan

(decision), dan tahap konfirmasi (confirmation). Melalui tahap-

tahap tersebut, inovasi bisa diterima maupun ditolak.

b) Tingkatan pengetahuan.

Tingkatan pengetahuan menurut Notoatmodjo (2005) adalah

sebagai berikut:

(1) Tahu (know).

Diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang

telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya:

tahu bahwa KB adalah usaha untuk merencanakan jumlah dan

jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi.

(2) Memahami (comprehensif).

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu tentang

objek tersebut, tidak sekedar bisa menyebutkan, tetapi harus

dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang

diketahui tersebut.

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

34

(3) Aplikasi (application).

Diartikan apabila orang yang telah memahami objek

yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan

prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

Misalnya ibu yang telah paham tentang proses perencanaan,

maka ibu harus dapat membuat perencanaan program

pelaksanaan keluarga berencana (KB).

(4) Analisis (analysis).

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk

menjabarkan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan

antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu

masalah atau objek yang diketahui.

(5) Sintesis (syntesis).

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang

untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang

logis dari pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis

adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi

yang telah ada. Misalnya, dapat membuat atau meringkas

dengan kata-kata dengan kalimat sendiri tentang hal-hal yang

telah dibaca atau didengar.

(6) Evaluasi (evaluation).

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

35

tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang

berlaku di masyarakat. Misalnya seseorang dapat menilai

manfaat ikut keluarga berencana (KB), dan sebagainya.

c) Cara Memperoleh Pengetahuan.

Menurut Notoatmodjo (2010) cara memperoleh

pengetahuan dibagi menjadi dua cara, yaitu cara tradisional atau

non ilmiah dan cara modern atau ilmiah.

(1) Cara Tradisional atau Non Ilmiah.

Ada 10 cara tradisional yang digunakan yaitu :

(a) Cara Coba Salah (trial and error)

Cara ini dilakukan dengan mencoba-coba beberapa

kemungkinan. Bila kemungkinan tersebut tidak berhasil,

dicoba kemungkinan yang lain sampai berhasil.

(b) Secara Kebetulan.

Terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang

bersangkutan.

(c) Cara Kekuasaan atau Otoritas.

Pengetahuan dari hasil menerima pendapat yang

dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa

terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

36

(d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi.

Pengalaman seseorang dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan.

(e) Cara Akal Sehat.

Cara akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran.

(f) Kebenaran Melalui Wahyu.

Pengetahuan dari ajaran agama yang di yakini oleh

pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari

pengetahuan tersebut rasional atau tidak.

(g) Kebenaran Secara Intuitif.

Pengetahuan yang diperoleh seseorang hanya berdasarkan

intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.

(h) Melalui Jalan Pikiran.

Menggunakan penalaran untuk memperoleh pengetahuan.

Dengan berkembangnya jaman, cara berpikir manusia

juga berkembang.

(i) Induksi.

Proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari

pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum.

(j) Deduksi.

Proses penarikan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan

umum ke khusus.

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

37

(2) Cara Modern Atau Ilmiah.

Cara untuk memperoleh pengetahuan dengan

mengadakan pengamatan langsung, kemudian hasil

pengamatan tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan

kemudian diambil kesimpulan umum. Dalam memperoleh

kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung,

dan membuat pencatatan terhadap semua fakta sehubungan

dengan objek yang diamatinya (Notoatmodjo, 2010).

2) Sikap.

a) Definisi Sikap.

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup

pada seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo,

2007). Sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk bertindak

secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap merupakan reaksi

atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu

stimulus atau objek. Menurut Widayatun (2009), sikap adalah

keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui

pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah

terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang

berkaitan dengannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

adalah pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap

penting, pengaruh kebudayaan. media massa sebagai sarana

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

38

komunikasi, lembaga pendidikan dan lembaga agama, pengaruh

faktor emosional.

b) Tingkatan Sikap.

Menurut Notoatmodjo (2007), sikap terdiri dari berbagai tingkatan

yaitu :

1) Menerima (receiving).

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2) Merespon (responding).

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap. Kerena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari

pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang

menerima ide tersebut.

3) Menghargai (valuing).

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

suatu masalah adalah suatu indikasi tingkat tiga.

4) Bertanggung Jawab (responsible).

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

39

c) Struktur Sikap.

Struktur sikap terdiri atas tiga komponen menurut Azwar (2009)

yaitu:

1) Komponen Kognitif (cognitive).

Disebut juga komponen perceptual, yang berisi kepercayaan

yang berhubungan dengan persepsi individu terhadap objek

sikap dengan apa yang dilihat dan diketahui, pandangan,

keyakinan, pikiran, pengalaman pribadi, kebutuhan emosional,

dan informasi dari orang lain.

2) Komponen Afektif (komponen emosional).

Komponen ini menunjukkan dimensi emosional subjektif

individu terhadap objek sikap, baik bersikap positif (rasa

senang) maupun negatif (rasa tidak senang). Reaksi emosional

banyak dipengaruhi oleh apa yang kita percayai sebagai sesuatu

yang benar terhadap objek sikap tersebut.

3) Komponen konatif (komponen perilaku).

Komponen ini merupakan predisposisi atau kecenderungan

bertindak terhadap objek sikap yang dihadapinya.

d) Faktor Pembentukan Sikap.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut

Azwar (2009) adalah:

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

40

1) Pengalaman Pribadi.

Sesuatu yang telah dan sedang kita alami akanikut membentuk

dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial.

Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap.

Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang

harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan obyek

psikologis.

2) Kebudayaan.

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila kita

hidup dalam budaya yang mempunyai norma longgar bagi

pergaulan heteroseksual, sangat mungkin kita akan mempunyai

sikap yang mendukung terhadap masalah kebebasan pergaulan

heteroseksual. Apabila kita hidup dalam budaya sosial yang

sangat mengutamakan kehidupan berkelompok, maka sangat

mungkin kita akan mempunyai sikap negatif terhadap kehidupan

individualis yang mengutamakan kepentingan perorangan.

3) Orang Lain yang Dianggap Penting.

Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara

komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang

yang kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan

persetujuannya bagi setiap gerak dan tingkah dan pendapat kita,

seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

41

berarti khusus bagi kita, akan banyak yang mempengaruhi

pembentukan sikap terhadap sesuatu. Diantara orang yang

biasanya dianggap penting bagi individu adalah orang tua, orang

yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat,

guru, teman kerja, istri atau suami dan lain-lain.

4) Media Masa.

Media masa sebagai sarana komunikasi. Berbagai bentuk media

seperti televise, radio, surat kabar, majalah dll, mempunyai

pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan

orang. Penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya. Media

masa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat

mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai

sesuatu hal yang memberikan landasan kognitif baru bagi

terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

5) Institusi atau Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama.

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem

mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena

keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam

diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah

antar sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan

diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta

ajaran-ajarannya.

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

42

6) Faktor Emosi dalam Diri Individu.

Bentuk sikap tidak semuanya ditentukan oleh situasi

lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang,

suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh

emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi telah

hilang akan tetapi dapat pula merupakansikap yang lebih

persisten dan bertahan lama.

Selain dari faktor-faktor diatas yang mempengaruhi

sikap, menurut Walgito (2003) adalah faktor pengetahuan.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan hal ini terjadi

setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap sesuatu

objek tertentu, individu mempuyai dorongan untuk mengerti,

dengan pengalamannya untuk memperoleh pengetahuan. Sikap

seseorang terhadap suatu objek menunjukkan pengetahuan

tersebut mengenai objek yang bersangkutan.

3) Persepsi tentang anak.

a) Pengertian Persepsi.

Persepsi menurut Kartono & Gulo (2000), adalah proses

dimana seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam

lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya,

pengetahuan lingkungan yang diperoleh melalui interpretasi data

indera. Menurut Sobur (2009), persepsi merupakan bagian dari

keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

43

rangsangan diterapakan kepada manusia. Persepsi dan kognisi

diperlukan dalam semua kegiatan kehidupan.

Dengan demikian, persepsi dapat diartikan sebagai proses

diterimanya rangsangan melalui pancaindra yang didahului oleh

perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan dan

menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada di luar maupun

dalam diri individu (Sunaryo, 2004).

b) Macam-macam Persepsi.

Terdapat dua macam persepsi, yaitu external perception,

yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang datang

dari luar diri individu dan self perception, yaitu persepsi yang

terjadi karena adanya rangsangan yang berasal dari dalam diri

individu. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah dirinya sendiri.

Dengan persepsi, individu dapat menyadari dan dapat mengerti

tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya maupun tentang

keadaan diri individu (Sunaryo, 2004).

c) Proses Persepsi.

Rasa dan nalar bukan merupakan bagaian yang perlu dari

situasi rangsangan tanggapan, sekalipun kebanyakan tanggapan

individu yang sadar dan bebas terhadap satu rangsangan atau

terhadap satu bidang rangsangan sampai tingkat tertentu dianggap

dipengaruhi oleh akal atau emosi atau kedua-duanya (Sobur, 2009).

Dalam proses persepsi terdapat 3 komponen utama yaitu:

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

44

(1) Seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap

rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau

sedikit.

(2) Interpretasi (penafsiran), yaitu proses mengorganisasikan

informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang.

Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai factor seperti

pengalaman masa lalu, system nilai yang dianut, motivasi,

kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada

kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian

informasi yang di terimanya, yaitu proses mereduksi informasi

yang komplek menjadi sederhana.

(3) Interpretasi dan persepsi kemudian deterjemahkan dalam

bentuk tingkah laku sebagai reaksi yaitu bertindak sehubungan

dengan apa yang telah di serap yang terdiri dari reaksi

tersembunyi sebagai pendapat/sikap dan reaksi terbuka sebagai

tindakan yang nyata sehubungan dengan tindakan yang

tersembunyi (pembentukan kesan) (Sobur, 2009).

Setelah diterima, rangsangan atau data diseleksi. Dua faktor

menentukan seleksi rangsangan itu, yaitu faktor intern dan faktor

ekstern (Sobur, 2009).

(1) Faktor Internal.

(a) Kebutuhan psikologis, kebutuhan psikologis seseorang

mempengaruhi persepsinya.

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

45

(b) Latar belakang, latar belakang mempengaruhi hal-hal yang

dipilih dalam persepsinya.

(c) Pengalaman, pengalaman mempersiapkan seseorang untuk

mencari orang-orang, hal-hal, dan gejala yang mungkin

serupa dengan pengalaman pribadinya.

(d) Kepribadian, kepribadian mempengaruhi persepsi,

seseorang yang intovert mungkin akan tertarik kepada

orang-orang yang sama sekali berbeda.

(e) Sikap dan kepercayaan umum, sikap dan kepercayaan

umum juga mempengaruhi persepsi.

(f) Penerimaan diri, penerimaan diri merupakan sifat penting

yang mempengaruhi persepsi. Beberapa telah

menunjukkan bahwa mereka yang lebih ikhlas menerima

kenyataan diri akan lebih tepat menyerap sesuatu daripada

mereka yang kurang ikhlas menerima realitas dirinya.

(2) Faktor Eksternal.

Beberapa faktor yang dianggap penting pengaruhnya terhadap

seleksi rangsangan ialah:

(a) Intesitas, pada umumnya rangsangan yang lebih intensif

mendapatkan lebih banyak tanggapan daripada rangsangan

yang kurang intens.

(b) Ukuran, pada umumnya benda-benda yang lebih besar

lebih menarik perhatiannya.

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

46

(c) Kontras, hal lain yang biasa kita lihat akan cepat menarik

perhatian.

(d) Gerakan, hal-hal yang bergerak lebih menarik perhatian

dari pada hal-hal yang diam.

(e) Ulangan, hal-hal yang berulang dapat menarik perhatian.

Ulangan mempunyai nilai yang menarik perhatian selama

digunakan dengan hati-hati.

(f) Keakraban, hal-hal yang akrab atau dikenal lebih menarik

perhatian. Hal ini terutama jika hal tertentu tidak

diharapkan dalam rangka tertentu.

(g) Sesuatu yang baru bertentangan dengan faktor keakraban,

akan tetapi hal-hal baru juga menarik perhatian.

d) Nilai Anak.

Perkawinan dan anak merupakan hal yang berkaitan.

Keduanya saling memberi pengesahan satu lain, diamana salah satu

tujuan perkawinan adalah untuk memiliki anak (Woolet, 1991).

Anak juga merupakan salah satu alasan yang melatarbelakangi

pasangan untuk menikah (Turner & Helms, 1995). Woolet,

Phoenix, dan Lloyd (1991) menjelaskan nilai anak bagi orang tua

antara lain sebagai berikut:

1) Primary Group Ties.

Anak memberikan orangtua kesempatan untuk mengekspresikan

dan menerima afeksi, serta membangun hubungan yang kuat

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

47

dengan orang lain. Beberapa orang tua menekankan nilai anak

dalam memperkuat hubungan ayah ibu serta dengan kerabat

lainnya.

2) Enjoyment and Fun.

Anak dilihat sebagai pembawa kebahagiaan dan warna bagi

kehidupan orangtua

3) Expansion of Self.

Menjadi orangtua dapat dilihat sebagai satu suatu pertumbuhan,

sebagai hal yang dapat menambah arti bagi kehidupan,

memastikan kelanjutan sebagai orangtua.

4) Validation of Adult Status and Identity.

Menjadi orangtua dilihat sebagai kesatuan bagian dari sesorang,

mengizinkan sesorang untuk menerima dirinya sebagai orang

yang bertanggung jawab dan anggota yang dewasa dalam

komunitasnya.

5) Achievment and Creativity from Helping Children Grow.

Kuasa serta pengaruh orangtua atas anak dan prestige dari hal

yang telah dicapai anak merupakan hal yang berarti bagi orang

tua.

6) Contribution to Personal Development.

Memiliki anak membantu orang tua untuk menjadi tidak egois,

dan juga membantu untuk berkontribusi dalam lingkungan

masyarakat.

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

48

Alasan untuk memiliki anak menurut Campbell, dkk, Daniels &

Weingarten, dan Kaffman & manis dalam Martin (1987) adalah:

1) Peran sebagai orangtua terasa menantang (challenging),

memberikan kesempatan untuk mempelajari sejauh mana

kemampuan mereka.

2) Menjadi orangtua terkadang dipandang sebagai simbol status

orang dewasa (adult status).

3) Peran sebagai orangtua memberikan kesempatan untuk

membangun hubungan yang lebih dekat dengan orang lain.

4) Orangtua memiliki kesempatan yangunik untuk bertanggung

jawab terhadap pendidikan dan pengembangan seseorang dan

memperhatikan orang tersebut tumbuh dewasa.

5) Beberapa orang memiliki anak untuk meneruskan garis

keturunannya atau untuk memastikan bahwa sebagian dirinya

bertahan dalam generasi masa depan (future generations).

6) Anak bisa menjadi sumber kesenangan, kebanggaan dan

kebahagiaan.

Sedangkan menurut Duvall dan Miller (1985) alasan-alasan lainnya

mengapa seseorang menginginkan anak di dalam perkawinannya,

antara lain yaitu untuk mendapatkan cinta, untuk mendapatkan

kepuasan lewat cinta dan pengasuhan, untuk garis keturunan,

ekspresi orang dewasa, untuk mencapai tujuan personal, dan untuk

keamanan.

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

49

4) Agama.

Berikut ini kaidah-kaidah fiqiyah yang dapat dikemukan dalam

penemuan hukum dalam masalah MOW sebagai berikut :

1. Jika keadaan MOW merupakan sesuatu yang yang bersifat darurat

(emergency), hal ini berdasarkan kaidah :

ح المحظوراتيالضرورة تب

Keadaan darurat itu membolehkan hal-hal yang dilarang.

ح للضرورة بقدر تعذرهايمااب

Sesuatu yang diperbolehkan karena terpaksa, adalah menurut

kadar halangannya.

2. Jika dilihat bahwa MOW pada mulanya haram karena

pemandulan permanen, namun dengan perkembengan ilmu

penegtahuan dan tekhnologi, maka hukum MOW ditolerir,

dengan alasan kaidah :

دوري الحكم وعدما وجودا العلة مع

Hukum itu berputar bersama illatnya alasan yang menyebakan

adanya hukum atau tidak adanya.

ريتغ ريبتع األحكام واألحوال واألمكنة األزمنة

Hukum-hukum itu bisa berubah karena perubahan zaman, tempat

dan keadaan.

3. Di dalam Al-Quran dan Al-Hadis yang menjadi sumber pokok

hukum Islam dan yang menjadi pedoman hidup bagi umat islam,

tidak ada nash yang terang melarang ataupun yang

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

50

memerintahkan MOW secara eksplisit. Karena itu, hukumnya

harus dikebalikan kepada kaidah hukum Islam yang menyatakan :

اءياألش فى األصل احةياإل واألفعال دلي حتى ليالدل مهايتحر على

Pada dasarnya segala sesuatu dan perbuatan itu boleh sehingga

ada dalil yang menunjukan atas keharamannya.

4. Metode MOW baik yang dibolehkan ataupun secara bersyarat

oleh hukum islam dapat dilkukan dengan ketentuan tidak

membahayakan, namun jika dapat membahayakan keselamatan

manusia hukumnya dapat berbalik menjadi haram, oleh karenanya

setiap kemudharatan harus dihilangkan, sebagaimana kaidah yang

menyatakan:

المصالح وجلب المفاسد درء

Menghindari kerusakan dan mendatangkan kemaslahatan.

5. Jika MOW merupakan sesuatu yang harus ditempuh, guna untuk

mendapatkan kemudahan, maka kaidah yang berkenan dengan ini

adalah:

ريسيالت تجلب المشقة

Kesukaran itu menimbulkan adanya kemudahan.

زالي الضرر

Kemadlorotan itu harus dihilangkan.

6. Seorang dokter boleh mengerjakan profesi MOW bagi suami

isteri yang menginginkannya (butuh) jika jalan ini yang lebih

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

51

aman untuk melakukan KB, kaidah yang berkaitan dengan ini

yaitu :

تكان عامة الضرورة منزلة تنزل الحجة خاصة ام

Hajat (kebutuhan) itu menduduki kedudukan darurat, baik hajat

umum (semua orang) ataupun hajat khusus (satu golongan atau

perorangan).

7. Jika terdapat beberapa alat kontrasepsi yang dapat digunakan oleh

suami-isteri, namun salah satunya terdapat secara bersamaan dua

mafsadat atau lebih, maka harus diteliti mana yang lebih kecil

atau lebih ringan dari kedua mafsadat tersebut, sedangkan yang

lebih besar mafsadatnya ditinggalkan, dikerjakan yang lebih

ringan madlaratnya, kaiadah yang berkenaan dengan persoalan

vasektomi dan tubektomi, jika memang dengan metode ini

mudlaratnya yang lebih kecil, maka boleh mempegunakan

sterilisasi ini :

اخفها بارتكاب ضررا اعظمهما روعي مفسدتان تعارض إذا

Apabila dua mafsadah bertentangan, maka diperhatikan mana

yang lebih besar madlaratnya dengan dikerjakan yang lebih

ringan madlaratnya.

Dari arti kaidah-kaidah yang telah disebutkan di atas tadi

menunjukan bahwa kemadlaratan itu telah terjadi dan akan

terjadi, apabila demikian halnya wajib untuk dihilangkan. Dari

berbagai macam kaiadah ini dapat ditetapkan bahwa dalam

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

52

keadaan (sangat) terpaksa, maka seseorang diperkenankan

melakukan perbuatan yang dalam keadaan biasa terlarang, karena

apabila tidak demikian munkin akan menimbulkan suatu

kemadlaratan pada diri suami istri. jika tidak menempuh metode

vasektomi dan tubektomi (Masjfuk, 1986).

Jika memang MOW haram pada mulanya karena metode

ini membawa kemandulan permanen, kenyataannya karena

perubahan zaman, tempat dan kepentingan bahwa MOW tidak

lagi demikian halnya, tetapi bisa disambung kembali, sehingga

perubahan fatwa hukum suatu masalah bisa dimungkinkan,

karena illat hukum yang menjadi alasan hukum ijtihad itu telah

berubah, atau karena zaman, waktu dan situasi kondisinya yang

telah berubah pula (Masjfuk, 1986).

Dalam berbagai ayat dalam Al-Quran mengingatkan

kepada umat Islam agar harta dan anak-anaknya tidak menjadi

penghalang dalam beribadah kepada Allah SWT. Tidak jarang

ditemukan keluarga yang berantakan justru diakibatkan oleh

anak-anak mereka yang tidak terdidik, malah tanpa kualitas dan

moralitas. Apalagi jika jumlah anak itu banyak, bukan hanya

mengakibatkan kemelaratan dan kebobrokan keluarga, tetapi juga

dapat membawa kemurkaan Allah SWT di akhirat kelak

(Masjfuk, 1986).

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

53

Berdasarkan argument di atas, maka program KB dengan

menggunakan sterilisasi baik MOW sebagai salah program KB

perlu dilestarikan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

keluarga dan bangsa (Masjfuk, 1986).

Sebab dengan perubahan dan perkembangan zaman

ternyata MOW tidak lagi bersifat pemandulan abadi, melainkan

dapat dibuka dan disambung kembali secara aman, sehingga

memudahkan untuk mengontrol kehamilan bahkan dapat

direncanakan secara matang ketimbang memakai alat kontrasepsi

yang lain (Masjfuk, 1986).

Tentu kehadiran MOW ini sebagai alternatif bagi

pasangan suami isteri untuk melakukan KB, maka secara tidak

langsung telah membawa suatu perubahan mendasar dalam pola

pemikiran umat islam, paling tidak setiap klinik KB dilengkapi

dengan ahli tentang hukum Islam, maka program ini akan berjalan

secara lebih baik dan kualitas, tidak saja berkualitas di mata

manusia tetapi juga baik dan berkualitas di mata Allah SWT.

Sehingga penggunaan tenaga ahli Islam menambah nilai positif

untuk meningkatkan pelayanan program KB sesuai dengan cita-

cita hukum Islam. Sebab jika pelaksanaannya mengabaikan

hukum Islam, besar peluangnya untuk gagal diterapkan dalam

masyarakat islam.

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

54

Hikmahnya tentu dalam upaya yang bertujuan untuk

kemaslahatan manusia, seperti meningkatkan kesejahteraan dan

kebahagian hidup masyakarat, baik material maupun spiritual.

Sebab umat yang sedikit lebih baik daripada banyak tapi kurang

berkualitas, oleh karena itu program KB dengan metode ini salah

satu termasuk yang diperbolehkan dalam Islam setelah ditemukan

bahwa MOW tidak lagi pemandulan permanent, namun dapat

disambung ulang.

Di samping itu, terkadang alat kontrasepsi membawa side

effect terhadap wanita berupa pendarahan, rasa mal-mual,

kegemukan, dan sebagainya yang tentu akan sang isteri yang

sebagian kurang cocok dengan alat/cara kontrasepsi tertentu,

maka wajarlah salah satu hikmah diperbolehkan cara yang lain,

dimana sang suami berpartisipasi penuh memakai alat/cara

kontrasepsi tertentu dengan persetujuan isteri dengan cara

vesektomi karena ternyata tidak ada akibat sampingan bagi suami,

sebab sebagaimana yang diketahui bahwa vasektomi tidak

mengurangi gairah seks seorang laki-laki, masih tetap bisa ereksi,

ejakulasi dan merasakan nimatnya jima (sexsualitas pleasure),

bahkan sisi positifnya bisa menjadi potensialnya meningkat,

karena beban psisikologis hilang karena tidak khawatir lagi gagal

KB (Masjfuk, 1986).

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

55

b. Faktor Pendukung (enabling factor).

Mencakup berbagai ketrampilan dan sumber daya yang perlu

untuk melakukan berbagai ketrampilan dan sumber daya yang perlu

untuk melakukan perilaku kesehatan. Sumber daya itu meliputi fasilitas

pelayanan kesehatan, keterjangkauan berbagai sumber daya, jarak, biaya,

ketersediaan transportasi, jam buka dan sebagainya.

1. Keikutsertaan Jaminan Persalinan (Jampersal).

a) Pengertian Jaminan Persalinan.

Jaminan Persalinan (Jampersal) adalah jaminan pembiayaan

yang digunakan untuk pemeriksaan kehamilan, pertolongan

persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca

persalianan dan pelayanan bayi baru lahir (Kemenkes RI, 2011).

b) Tujuan Jaminan Persalinan.

Pemerintah mempunyai program Jampersal, ini mempunyai

tujuan untuk menjamin akses pelayanan persalinan yang dilakukan

oleh dokter atau bidan dalam rangka menurunkan angka kematian

ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Kematian ibu

diakibatkan beberapa faktor resiko keterlambatan, diantaranya

terlambat dalam pemeriksaan kehamilan, terlambat dalam

memperoleh pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan, dan

terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat dalam keadaan

emergensi. Salah satu upaya pencegahannya adalah melakukan

persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

56

melalui kebijakan jaminan persalinan. Harapannya dengan program

jampersal ini dapat meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan,

pertolongan persalinan, dan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan,

meningkatnya cakupan pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga

kesehatan, meningkatnya cakupan KB pasca persalinan,

meningkatnya cakupan penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin,

nifas dan bayi baru lahir (Kemenkes RI, 2011).

c) Manfaat Jampersal Bagi Masyarakat.

Salah satunya yaitu biaya pelayanan kesehatan dijamin oleh

pemerintah, dalam hal ini ibu-ibu yang hendak melahirkan akan

mendapat pelayanan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

di fasilitas kesehatan dan bagi ibu pasca persalinan berhak

mendapatkan pelayanan KB. Manfaat Jampersal bagi tenaga

kesehatan yang tidak kalah pentingnya yaitu dapat mendukung

program pemerintah dalam rangka menurunkan angka kematian ibu

(AKI) dan angka kematian bayi (AKB) (Kemenkes RI, 2011).

d) Sasaran Jaminan Persalinan.

Sasaran Jampersal meliputi Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas

sampai 42 hari pasca melahirkan, Bayi baru lahir sampai dengan

usia 28 hari (Kemenkes RI, 2011).

e) Ruang Lingkup Jaminan Persalinan.

Ada dua ruang lingkup jaminan persalinan yang dilakukan secara

terstruktur dan berjenjang berdasarkan rujukan, yaitu:

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

57

1) Pelayanan Persalinan Tingkat Pertama.

Pelayanan persalinan tingkat pertama adalah pelayanan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan berwenang

memberikan pelayanan pemeriksaan kehamilan, pertolongan

persalinan, pelayanan nifas termasuk KB pasca persalinan,

pelayanan bayi baru lahir, termasuk pelayanan persiapan

rujukan pada saat terjadinya komplikasi (kehamilan, persalinan,

nifas, dan bayi baru lahir) tingkat pertama. Jenis pelayanan

Jaminan persalinan di tingkat pertama meliputi:

(a) Pemeriksaan kehamilan.

(b) Pertolongan persalinan normal .

(c) Pelayanan nifas, termasuk KB pasca persalinan.

(d) Pelayanan bayi baru lahir.

(e) Penanganan komplikasi pada kehamilan, persalinan, nifas,

dan bayi baru lahir.

(Kemenkes RI, 2011).

c. Faktor Pendorong (reinforcing factor).

Terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau

petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku

masyarakat, apakah pendorong itu positif atau negatif bergantung pada

sikap dan perilaku orang lain yang berkaitan, yang sebagian diantaranya

lebih mendorong daripada yang lain dalam mempengaruhi perilaku.

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

58

1. Konseling Petugas Kesehatan.

Pihak medis atau petugas KB perlu memberikan konseling

kepada calon akseptor tentang keuntungan dan kerugian jenis

kontrasepsi yang dipilih, mengetahui indikasi maupun kontra indikasi

dari tiap-tiap jenis kontrasepsi, mengetahui efek samping masing-

masing jenis kontrasepsi, serta memberikan pengertian tentang

pentingnya kerja sama suami-istri dalam program KB.

a) Pengertian.

Konseling merupakan salah satu bagian penting dalam

pelayanan kontrasepsi mantap. Tujuannya ialah untuk membantu

calon akseptor kontrasepsi mantap memperoleh informasi lebih

lanjut mengenai kontrasepsi mantap, dan pengertian yang lebih

baik. Konseling merupakan bagian dari pelayanan kontrasepsi

mantap secara menyeluruh, maka pelayanan konseling harus

diprogramkan dengan baik. Hal ini berarti pelayanan kontrasepsi

mantap tidak berhenti pada sebelum tindakan kontrasepsi mantap,

tetapi berlanjut pada saat tindakan dan sesudah tindakan

kontrasepsi mantap dilakukan (Wiknjosastro, 1989).

Gunarsa S (2000) merangkum pendapat beberapa ahli yang

mendefinisikan konseling sebagai berikut:

1) Roblis (1942) mengatakan bahwa konseling adalah hubungan

yang bebas dan berstruktur dengan cara membiarkan klien

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

59

memperoleh pengertian secara mandiri yang membibingnya

untuk menentukan langkah positif ke arah orientasi baru.

2) Pepinsky dan Pepinsky (1954) mengatakan bahwa konseling

merupakan interaksi yang:

(a) Terjadi antara 2 orang, yang satu disebut sebagai konselor

dan lainnya sebagai klien.

(b) Berlangsung dalam kerangka profesional.

(c) Diarahkan agar memungkinkan terjadinya perubahan perilaku

pada klien.

3) Smith (1955) mengatakan bahwa konseling adalah proses yang

terjadi dalam hubungan pribadi antara seseorang yang

mengalami kesulitan dengan seorang profesional terlatih

berpengalaman, dan pengalamannya mungkin dapat digunakan

untuk membantu orang lain sehingga mampu memecahkan

persoalan pribadinya.

4) Blocker (1966) mengatakan bahwa konseling adalah upaya

menolong sesorang agar menyadari berbagai reaksi pribadi

terhadap pengaruh perilaku lingkungan dan juga membantu

seseorang menjalin makna dari perilakunya. Konseling juga

membantu seseorang menjalin makna dari perilakunya.

Konseling juga membantu klien dalam membentuk dan

memperjelas rangkaian dari tujuan dan nilai-nilai untuk perilaku

selanjutnya.

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 48: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

60

5) Lewis (1970) mengatakan bahwa konseling adalah proses ketika

sesorang yang mengalami kesulitan (klien) dibantu untuk

merasakan dan selanjutnya

6) Elinsenberg (1983) mengatakan bahwa konseling menambah

kekuatan pada klien untuk menghadapi, mengikuti aktivitas

yang mengarah pada kemajuan dan untuk menentukan suatu

keputusan konseling sehingga membantu klien agar mampu

menguasai masalah yang sedang dan kelak akan dihadapi.

b) Tujuan Utama Konseling:

1) Menyediakan Fasilitas untuk Perubahan Perilaku.

Tujuan suatu konseling adalah melakukan perubahan paradigma

dan perilaku pada klien untuk menuju ke arah perubahan yang

memungkinkan klien dapat hidup lebih produktif dan menikmati

kepuasan hidup sesuai dengan pembatas-pembatas yang ada

dalam masyarakat. Tujuannya harus jelas, jadi perubahan

perilaku yang dikehendaki ialah perubahan dan selanjutnya

melakukan perubahan tersebut dengan bantuan dari konselor.

2) Meningkatkan Keterampilan untuk Menghadapi Sesuatu.

Dalam hal ini konselor akan membantu mengajarkan yang

seharusnya dan sebaiknya klien bersikap ketika menghadapi

masalah dan menyelesaikan masalah tersebut.

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 49: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

61

3) Meningkatkan Kemampuan dalam Menentukan Keputusan.

Konseling bertujuan membantu klien memperoleh informasi dan

penjelasan diluar pengaruh emosi dan ciri kepribadiannya yang

bisa mengganggu proses pengambilan keputusan. Selain itu juga

bertujuan untuk membantu seseorang belajar mengenai

keseluruhan proses pengambilan keputusan dari awal hingga

akhir, sehingga pada akhirnya dapat melakukannya sendiri.

4) Meningkatkan dalam Hubungan Antar Perorangan.

Sebagai makhluk sosial individu diharapkan mampu membina

hubungan yang harmonis dengan lingkungan sosialnya, sejak

kecil di sekolah, kemudian ketika dewasa dengan teman sebaya

dan rekan sepekerjaan atau seprofesi. Dalam keluarga,

kegagalan dalam hubungan antar perorangan adalah kegagalan

dalam penyelesaian diri, yang antara lain disebabkan oleh

kurang tepatnya individu dalam memandang atau menilai diri

sendiri atau kurangnya keterampilan dalam penyesuaian diri.

5) Menyediakan Fasilitas untuk Pengembangan Kemampuan

Klien.

Konseling berupaya memaksimalkan kebebasan pribadi sesuai

dengan kemungkinan dalam batas-batas yang diperoleh dari

dirinya sendiri atau lingkungannya. Konseling juga berupaya

untuk memaksimalkan efektivitas pribadi dengan cara

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 50: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

62

mengembangkan kemampuan penguasaan klien terhadap

lingkungan dan berbagai respon di dalam dirinya.

c) Tujuan Konseling Sebelum Tindakan Kontrasepsi Mantap:

1) Membantu suami istri untuk memilih salah satu cara

kontrasepsi yang paling baik digunakan.

2) Mengenal dan menghilangkan kesalah pahaman mengenai

kontrasepsi mantap.

3) Menjamin bahwa pilihan untuk memilih kontrasepsi mantap

adalah benar-benar sukarela tanpa paksaan.

4) Memberikan informasi mengenai tata cara pelaksanaan

kontrasepsi mantap (Wiknjosastro, 1989).

d) Tujuan Konseling Selama Tindakan Kontrasepsi Mantap:

1) Meningkatkan keyakinan dan membantu menenangkan calon

akseptor untuk mempermudah pelaksanaan kontrasepsi

mantap.

2) Menenangkan pasangan dan anggota keluarga lain yang ikut

mengantar atau menemani calon akseptor (Wiknjosastro,

1989).

e) Tujuan Konseling Sesudah Tindakan Kontrasepsi Mantap:

1) Menghilangkan kesalahpahaman mengenai tindakan

kontrasepsi mantap.

2) Membantu meningkatkan keyakinan dan penerimaan akseptor

terhadap pelayanan kontrasepsi mantap (Wiknjosastro, 1989).

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 51: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

63

f) Beberapa Faktor Penting dalam Konseling:

1) Konseling berhubungan dengan tujuan untuk membantu orang

lain menentukan pilihan dan tindakannya.

2) Dalam proses konseling terjadi proses belajar

3) Terjadi perubahan dan perkembangan kepribadian.

g) Ciri-ciri Konseling:

1) Konseling berkaitan dengan kegiatan mempengaruhi secara

sengaja agar terjadi perubahan perilaku pada sebagian dari

kepribadian klien.

2) Tujuan dari konseling adalah: untuk membuat kondisi yang

memudahkan terjadinya perubahan yang disengaja pada

sebagian diri klien.

3) Seperti halnya dalam semua hubungan, pada klien harus ada

pembatasan untuk hal-hal yang bersifat pribadi bagi konselor.

Hanya hal yang berhubungan dengan penyakit saja yang

dibahas.

4) Kondisi yang mempermudah terjadinya perubahan perilaku

diperoleh melalui wawancara.

5) Kegiatan mendengarkan harus ada pada konseling, tetapi tidak

semua konseling adalah mendengarkan.

6) Konselor harus memahami kliennya.

Konseling dilakukan dengan tertutup (privacy) dan diskusi bersifat

rahasia (confidential).

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 52: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

64

2. Peran Suami.

Suami adalah pemimpin dan pelindung bagi istrinya, maka

kewajiban suami terhadap istrinya ialah mendidik, mengarahkan serta

mengertikan istri kepada kebenaran, kemudian membarinya nafkah

lahir batin, mempergauli serta menyantuni dengan baik (Harymawan,

2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan bahwa

suami adalah pria yg menjadi pasangan hidup resmi seorang wanita

(istri) yg telah menikah. Suami adalah pasangan hidup istri (ayah dari

anak-anak), suami mempunyai suatu tanggung jawab yang penuh

dalam suatu keluarga tersebut dan suami mempunyai peranan yang

penting, dimana suami sangat dituntut bukan hanya sebagai pencari

nafkah akan tetapi suami sebagai motivator dalam berbagai kebijakan

yang akan di putuskan termasuk merencanakan keluarga (Chaniago,

2002).

a) Peran Suami dalam Kesehatan Reproduksi .

Peran adalah perangkat tingkah yg diharapkan dimiliki oleh

orang yang berkedudukan di masyarakat (KBBI, 2008). Jadi yang

dimaksud dengan peran suami adalah perangkat tingkah yang

dimiliki oleh seorang lelaki yang telah menikah, baik dalam

fungsinya di keluarga maupun di masyarakat. Menurut BKKBN

(2007) Peran dan tanggung jawab pria dalam kesehatan reproduksi

khususnya pada KB sangat berpengaruh terhadap kesehatan.

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 53: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

65

b) Peran Suami Sebagai Motivator.

Dalam melaksanakan KB, dukungan suami sangat

diperlukan. Seperti diketahui bahwa di Indonesia, keputusan suami

dalam mengizinkan istri adalah pedoman penting bagi si istri untuk

menggunakan alat kontrasepsi. Bila suami tidak mengizinkan atau

mendukung, hanya sedikit istri yang berani untuk tetap memasang

alat kontrasepsi tersebut. Dukungan suami sangat berpengaruh

besar dalam pengambilan keputusan menggunakan atau tidak dan

metode apa yang akan dipakai.

c) Peran Suami Sebagai Edukator.

Selain peran penting dalam mendukung mengambil

keputusan, peran suami dalam memberikan informasi juga sangat

berpengaruh bagi istri. Peran seperti ikut pada saat konsultasi pada

tenaga kesehatan saat istri akan memakai alat kontrasepsi,

mengingatkan istri jadwal minum obat atau jadwal untuk kontrol,

mengingatkan istri hal yang tidak boleh dilakukan saat memakai

alat kontrasepsi dan sebagainya akan sangat berperan bagi isri saat

akan atau telah memakai alat kontrasepsi. Besarnya peran suami

akan sangat membantunya dan suami akan semakin menyadari

bahwa masalah kesehatan reproduksi bukan hanya urusan wanita

(istri) saja.

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 54: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

66

d) Peran Suami Sebagai Fasilitator.

Peran lain suami adalah memfasilitasi (sebagai orang yang

menyediakan fasilitas), memberi semua kebutuhan istri saat akan

memeriksakan masalah kesehatan reproduksinya. Hal ini dapat

terlihat saat suami menyediakan waktu untuk mendampingi istri

memasang alat kontasepsi atau kontrol, suami bersedia

memberikan biaya khusus untuk memasang alat kontrasepsi, dan

membantu istri menentukan tempat pelayanan atau tenaga

kesehatan yang sesuai.

e) Peran Suami dalam Keluarga Berencana.

Menurut BKKBN (2007) peran atau partisipasi suami dalam KB

antara lain menyangkut:

1) Pemakaian alat kontrasepsi.

2) Tempat mendapatkan pelayanan.

3) Lama pemakaian.

4) Efek samping dari penggunaan kontrasepsi.

5) Siapa yang harus menggunakan kontrasepsi.

Partisipasi suami dalam kesehatan reproduksi adalah

tanggung jawab suami dalam kesehatan reproduksi terutama dalam

pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup ibu dan anak,

serta berperilaku seksual yang sehat dan aman bagi dirinya, istri,

dan keluarganya. Bentuk dukungan suami terhadap istri dalam

menggunakan alat kontrasepsi meliputi:

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 55: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

67

1) Memilih kontrasepsi yang cocok, yaitu kontrasepsi yang sesuai

dengan keinginan dan kondisi istrinya.

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara

benar seperti mengingatkan saat minum pil KB.

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping

maupun komplikasi dari pemakaian alat kontraspsi.

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol

atau rujukan.

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini

terbukti tidak memuaskan.

6) Membantu menghitung waktu subur, apabila menggunakan

metode pantang berkala.

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan.

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 56: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

68

B. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan diatas, maka dapat

disimpulkan beberapa teori yang mendukung penelitian ini. Penelitian ini

menggunakan variabel-variabel yang dikategorikan dan disusun berdasarkan

kerangka teori PRECEDE. Lawrence green (1980) yang membedakan adanya

dua determinan masalah kesehatan, yakni behavior factors (faktor perilaku)

dan non-behavior factors (faktor non-perilaku). Faktor perilaku tersebut

ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu:

1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yaitu faktor yang

mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara

lain tingkat pengetahuan, sikap, persepsi tentang anak dan agama.

2. Faktor-faktor pendukung (enabling factors) adalah faktor yang

memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan, merupakan sarana

dan prasarana dan kebijakan pemerintah (keikutsertaan jampersal).

3. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors), adalah faktor-faktor yang

mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Antara lain sikap dan

perilaku petugas kesehatan, keluarga, teman, tokoh masyarakat (konseling

petugas kesehatan dan peran suami) (Hikmawati, 2011).

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 57: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

69

Kerangka Teori

* Sebagai faktor yang akan diteliti

Gambar 2.1

Sumber: Teori PRECEDE Lawrence Green (1980) dalam Hikmawati (2011).

Faktor Predisposisi: 1. Tingkat pengetahuan* 2. Sikap* 3. Persepsi tentang anak* 4. Agama*

Faktor pendukung: 1. Paparan informasi KB 2. Kemudahan untuk

mencapai sumber daya* 3. Kebijakan pemerintah

(jampersal)*

Faktor pendorong: Sikap dan perilaku petugas kesehatan: 1. Konseling petugas

kesehatan* 2. Peran suami*

Pemilihan kontrasepsi

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 58: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

70

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori

perilaku Lawrence Green (1980) dalam Hikmawati (2011). Variabel yang akan

diteliti meliputi variabel independen yang menggunakan

a. Faktor predisposisi: pengetahuan, sikap, persepsi nilai anak, dan agama.

b. Faktor pendukung: keikutsertaan jampersal.

c. Faktor pendorong: konseling petugas kesehatan, dan peran suami.

Sedangkan variabel dependennya adalah pemilihan kontrasepsi. Untuk lebih

jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2

Kerangka Konsep Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan MOW

Tingkat pengetahuan

Sikap

Persepsi tentang anak

Konseling petugas

Keikutsertaan jampersal

Agama

Peran suami

Pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan: MOW Non MOW

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017

Page 59: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Akseptor ...repository.ump.ac.id/3870/3/Widya Gita Yuliani BAB II.pdf · Pil KB juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

71

D. Hipotesis

1. Ada pengaruh faktor predisposisi tingkat pengetahuan terhadap pemilihan

kontrasepsi MOW.

2. Ada pengaruh faktor predisposisi sikap terhadap pemilihan kontrasepsi

MOW

3. Ada pengaruh faktor predisposisi persepsi tentang anak terhadap pemilihan

kontrasepsi MOW.

4. Ada pengaruh faktor predisposisi agama terhadap pemilihan kontrasepsi

MOW.

5. Ada pengaruh faktor pendukung keikutsertaan jampersal terhadap pemilihan

kontrasepsi MOW.

6. Ada pengaruh faktor pendorong konseling petugas kesehatan terhadap

pemilihan kontrasepsi MOW.

7. Ada pengaruh faktor pendorong peran suami terhadap pemilihan kontrasepsi

MOW.

8. Faktor pendukung keikutsertaan jampersal merupakan faktor yang paling

dominan berpengaruh terhadap pemilihan kontrasepsi MOW.

Faktor-Faktor Yang...,Widya Gita Yuliani, Fakultas Ilmu nKesehatan UMP, 2017