BAB III

4
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Daur hidup Aedes aegypti betina meletakan telurnya didinding tempat perindukannya 1-2 cm diatas permukaan air. Seekor nyamuk betina dapat meletakkan rata-rata 100 butir telur setiap kali bertelur. Kira-kira setelah dua hari telur menetas menjadi larva lalu molting sebanyak empat kali, tumbuh menjadi pupa dan akhirnya menjadi dewasa. Dampak Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus Dengue penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD). 2. Daur hidup ngengat sama dengan daur hidup kupu. Metamorphosis ngengat termasuk dalam metamorphosis sempurna. Daur hidupnya yaitu telur, ulat, kepompong, ngengat. Telur ngengat parasitoid diletakkan pada ranting atau daun tanaman pakan inang. Dampak Inang terparasit ini umumnya menunjukkan beberapa perubahan fisik, perilaku dan berakhir dengan kematian. Inang terparasit oleh larva Epipyropidae menunjukkan pergerakan yang tidak lincah 3. Daur hidup Microsporum canis hampir sama dengan Malassezia furfur yaitu terjadi secara Seksual (Generatif) dan Aseksual (Vegetatif) Dampak rasa gatal di kulit kepala pada siang hari, terutama bila panas dan berkeringat. terjadi pelepasan lapisan

Transcript of BAB III

Page 1: BAB III

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Daur hidup Aedes aegypti betina meletakan telurnya didinding tempat perindukannya 1-2

cm diatas permukaan air. Seekor nyamuk betina dapat meletakkan rata-rata 100 butir

telur setiap kali bertelur. Kira-kira setelah dua hari telur menetas menjadi larva lalu

molting sebanyak empat kali, tumbuh menjadi pupa dan akhirnya menjadi dewasa.

Dampak Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus Dengue

penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD).

2. Daur hidup ngengat sama dengan daur hidup kupu. Metamorphosis ngengat termasuk

dalam metamorphosis sempurna. Daur hidupnya yaitu telur, ulat, kepompong, ngengat.

Telur ngengat parasitoid diletakkan pada ranting atau daun tanaman pakan inang.

Dampak Inang terparasit ini umumnya menunjukkan beberapa perubahan fisik, perilaku

dan berakhir dengan kematian. Inang terparasit oleh larva Epipyropidae menunjukkan

pergerakan yang tidak lincah

3. Daur hidup Microsporum canis hampir sama dengan Malassezia furfur yaitu terjadi

secara Seksual (Generatif) dan Aseksual (Vegetatif)

Dampak rasa gatal di kulit kepala pada siang hari, terutama bila panas dan berkeringat.

terjadi pelepasan lapisan keratin epidermal pada saat digaruk yang kemudian menempel

di batang rambut atau jatuh ke baju, Garukan karena rasa gatal juga dapat menyebabkan

rontoknya Serta timbul perlukaan pada kulit yang menyebabkan timbulnya infeksi

sekunder oleh mikroba lain.

4. Daur hidup Malassezia furfur terjadi secara Seksual(Generatif) dan Aseksual(Vegetatif)

Dampak terkena penyakit kulit (cutaneous disease)

5. Daur hidup Kupu-kupu yaitu mengalami metamorfosis yang dimulai dari Ovum (telur),

Larva (ulat), Pupa (kepompong), dan Imago (kupu-kupu dewasa)

6. Daur hidup kumbang atau serangga. Tahapan dari daur serangga yang mengalami

metamorfosis sempurna adalah telur – larva – pupa – imago

7. Daur hidup Fasciola hepatica Cacing hati bertelur didalam kantong empedu ke

mengikuti aliran empedu didalam ductus choleductus ke lumen duodenum ke keluar saat

defikasi.

Page 2: BAB III

Dampak Parasit ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran empedu dan penebalan

dinding saluran. Selain itu, dapat terjadi perubahan jaringan hati berupa radang sel hati.

Pada keadaan lebih lanjut dapat timbul sirosis hati disertai asites dan edema.

8. Daur hidup Ixodidae. Ada empat tahap perkembangan, telur, larva, nimfa dan dewasa

Dampak pada mikroorganisme protozoa, sengkenit keras sebagai vector pada babesia

bigemina; menyebabkan babesiosis pada hewan. Sedangkan Pada mikroorganisme

Rickettsia, bebnerapa spesies sengkenit bertindak sebagian vector dari penyakit yang

disebabkan oleh rickettsiaanatara lain demam bercak Rocky mountain(Rocky mountain

spotted fever); demam Q(query fever); demam thypus Afrika selatan (south Africa tick

thypus); demam thypus Siberia dan demam thypus queensland.

9. Daur hidup Periplaneta sp. Proses metamorfosi dimulai dari telur kecoak yang menetas

menjadi nimfa. Nimfa ialah tahapan tubuh hewan muda. Nimfa pada kecoak memiliki

bentuk tubuh yang hampir serupa dengan kecoak dewasa, tetapi ukuran nimfa lebih kecil

dan belum bersayap. Dalam perkembangannya, nimfa akan mengalami pergantian kulit

(ekdisis) berkali-kali hingga menjadi kecoak dewasa. Setelah dewasa, kecoak tersebut

akan bertelur. Telur tersebut akan menetas. Tahapan perubahan bentuk akan terulang

lagi.

Dampak selama ini kecoa dianggap binatang yang menjijikan dan dapat menyebabkan

penyakit, sebagai vector mekanik bagi beberapa mikroorganisme patogen, sebagai inang

perantara bagi beberapa spesies cacing, menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi alergi

seperti dermatitis, gatal-gatal dan pembengkakan kelopak mata.

10. Daur hidup Musca domestica. Siklus hidup lalat mengalami metamorfosis sempurna,

dengan stadium telur, larva atau tempayak, pupa atau kepompong dan lalat dewasa.

Perkembangan lalat memerlukan waktu antara 7-22 hari, tergantung dari suhu dan

makanan yang tersedia. Lalat betina telah dapat menghasilkan telur pada usia 4-8 hari,

dengan jumlah telur sebanyak 75-150 butir dalam sekali bertelur. Semasa hidupnya

seekor lalat bertelur 5-6 kali.

Dampaknya berperan sebagai vector berbagai jenis penyakit seperti disentri, kolera,

typhus perut, diare dan lainnya yang berkaitan dengan kondisi sanitasi lingkungan yang

buruk. Penularan penyakit ini terjadi secara mekanis, dimana kulit tubuh dan kaki-

kakinya yang kotor tadi merupakan tempat menempelnya micro-organisme penyakit

yang kemudian lalat tersebut hinggap pada makanan

Page 3: BAB III

3.2 Saran

Semoga makalah tentang macam-macam parasite di lingkungan sekitar dan

dampaknya ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca agar dapat berhati-hati dalam

kehidupan sehari-hari.