bahan pembahasan

10
PEMBAHASAN Pengukuran kadar bilirubin serum merupakan prosedur yang relatif sederhana dilakukan di laboratorium, dan sering digunakan sebagai indikator yang peka untuk fungsi hati. Bilirubin terbagi atas dua komponen yaitu, bilirubin terkonjugasi ( bilirubin direk ) dan yang tak terkonjugasi (bilirubin indirek). Pada praktikum, dilakukan pemeriksaan fungsi hati bilirubin total dan direk yang masing – masing menggunakan sampel serum yang diperiksa secara fotometrik menggunakan humalyzer dengan reagen kit , yaitu untuk pemeriksaan bilirubin total yang terdiri dari larutan reagen bilirubin total dan reagen T-Nitrit sedangkan pemeriksaan bilirubun direk dengan larutan reagen direk dan reagen D- Nitrit sedangkan untuk pemeriksaan bilirubin indirek tidak dilakukan tetapi dihitung sebagai perbedaan antara bilirubin total dan fraksi direk Pemeriksaan Bilirubin Total Pada pemeriksaan bilirubin total dilakukan dengan pengambilan sampel darah dengan teknik flebotomi Yang perlu diperhatikan pada saat pengambilan darah untuk sampel

description

kimkli

Transcript of bahan pembahasan

Page 1: bahan pembahasan

PEMBAHASAN

            Pengukuran kadar bilirubin serum merupakan prosedur yang relatif

sederhana dilakukan di laboratorium, dan sering digunakan sebagai indikator yang

peka untuk fungsi hati. Bilirubin terbagi atas dua komponen yaitu, bilirubin

terkonjugasi ( bilirubin direk ) dan yang tak terkonjugasi (bilirubin indirek). Pada

praktikum, dilakukan pemeriksaan fungsi hati bilirubin total dan direk  yang masing –

masing menggunakan sampel serum yang diperiksa secara fotometrik

menggunakan humalyzer dengan reagen kit , yaitu  untuk pemeriksaan bilirubin total

yang terdiri dari larutan  reagen bilirubin total dan reagen T-Nitrit sedangkan

pemeriksaan bilirubun direk dengan larutan reagen direk dan reagen D-Nitrit

sedangkan untuk pemeriksaan bilirubin indirek tidak dilakukan tetapi dihitung

sebagai perbedaan antara bilirubin total dan fraksi direk

Pemeriksaan Bilirubin Total

Pada pemeriksaan bilirubin total  dilakukan dengan pengambilan sampel

darah dengan teknik flebotomi Yang perlu diperhatikan pada saat pengambilan

darah untuk sampel Bilirubin total adalah menghindari terjadinya hemolisis pada

eritrosit,, lipemia atau pajanan sumber cahaya yang dapat menurunkan konsentrasi

bilirubin serum yang. kemudian dilakukan sentrifugasi yang berguna untuk

mengendapakan analit  tertentu, menempatkan partikel dan medium suspensinya

dalam suatu medan gaya sentrifugasi. Medan sentrifugasi menyebabkan partikel

bermigrasi lebih cepat ke arah luar dari sumbu rotasi sehingga terjadi pemisahan

sedimen dan suspensinya yang dilakukan  selama 15 menit dengan kecepatan 3000

rpm guna memperoleh serum yang akan digunakan sebagai sampel pemeriksaan.

sampel tersebut  diperiksa dengan melakukan penambahan reagen bilirubin total

Page 2: bahan pembahasan

sebanyak 1000 µI dan 1 tetes larutan  T- Nitrit, fungsi penambahan reagen ini adalah

sebagai akselerator guna mempercepat reaksi dengan membentuk zat warna azo.

Kemudian reagen tersebut diinkubasi selama 5 menit berguna untuk mempercepat

reaksi dimana analit-analit pada sampel akan berikatan dengan sampel sehingga

terjadi reaksi yang sempurna.setelah itu dilakukan penambahan sampel sebanyak

100 µI dan dilakukan inkubasi selama 15 menit setelah itu diperiksa terlebih dahulu

blanko yang berguna sebagai standar dimana hal ini digunakan sebagai

pembanding. Lalu diperiksa secara fotometrik pada humalyzer, dengan prinsip

reaksinya yaitu tanaerjadi dim asam sulphanilic direaksiakan dengan natrium nitrit

menjadi diazotised sulphanilic  acid (DSA) yang akan bereaksi dengan bilirubin dan

accelator membentuk zat warna azo.  sehingga hasil yang diperoleh pada

pameriksaan bilirubin total adalah 0,3 mg/dl Hasil yang diperoleh yaitu normal

karena berada pada range normal untuk orang dewasa  yaitu 1,1 mg/dl yang dapat

diinterpretasikan hasilnya tidak terjadi gangguan pada hati.

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

a.    Sampel hemolisis,

b.    Pengaruh obat-obatan tertentu seperti antibiotic, obat antipiretik seperti Paracetamol

dan vitamin

c.     Sampel yang diperiksa terlalu lama dan tidak dibekukan.

Pemeriksaan bilirubin direct

            Bilirubin terkonjugasi (bilirubin glukoronida atau hepatobilirubin) masuk ke

saluran empedu dan diekskresikan ke usus. Selanjutnya flora usus akan

mengubahnya menjadi urobilinogen dan dibuang melalui feses serta sebagian kecil

melalui urin. Bilirubin terkonjugasi bereaksi cepat dengan asam sulfanilat yang

Page 3: bahan pembahasan

terdiazotasi membentuk azobilirubin (reaksi van den Bergh), karena itu sering

dinamakan bilirubin direk atau bilirubin langsung.

                    Dalam pemeriksaan  bilirubin direk, dilakukan dengan pengambilan

sampel darah dengan teknik flebotomi Yang perlu diperhatikan pada saat

pengambilan darah untuk sampel Bilirubin direk adalah menghindari terjadinya

hemolisis pada eritrosit,, lipemia atau pajanan sumber cahaya yang dapat

menurunkan konsentrasi bilirubin serum yang. kemudian dilakukan sentrifugasi yang

berguna untuk mengendapakan analit  tertentu, menempatkan partikel dan medium

suspensinya dalam suatu medan gaya sentrifugasi. Medan sentrifugasi

menyebabkan partikel bermigrasi lebih cepat ke arah luar dari sumbu rotasi

sehingga terjadi pemisahan sedimen dan suspensinya yang dilakukan  selama 15

menit dengan kecepatan 3000 rpm guna memperoleh serum yang akan digunakan

sebagai sampel pemeriksaan.

sampel tersebut  diperiksa dengan melakukan penambahan reagen bilirubin

total sebanyak 1000 µI dan 1 tetes larutan  D- Nitrit, fungsi penambahan reagen ini

adalah sebagai akselerator guna mempercepat reaksi dengan membentuk zat warna

azo. Kemudian reagen tersebut ditambahkan sampel sebanyak 100 µI dan dilakukan

inkubasi selama 15 menit setelah itu diperiksa terlebih dahulu blanko yang berguna

sebagai standar dimana hal ini digunakan sebagai pembanding. Lalu diperiksa

secara fotometrik pada humalyzer, dengan prinsip reaksinya yaitu terjadi dimana

asam sulphanilic direaksiakan dengan natrium nitrit menjadi diazotised sulphanilic 

acid (DSA) yang akan bereaksi dengan bilirubin dan akselerator berupa senyawa

caffein yang berada didalam komposisi reagen sehingga membentuk zat warna azo.

Dari praktikum hasil yang diperoleh pada pemeriksaan bilirubin direk adalah

0,3 mg/dl Hasil yang diperoleh yaitu tidak normal dimana hasilnya tidak berada pada

Page 4: bahan pembahasan

range normal untuk orang dewasa  yaitu 0,25  mg/dl yang dapat diinterpretasikan

hasilnya terjadi gangguan pada hati.sednagkan bilirubin indirek tidak diukur secara

langsung tetapi . bilirubin indirek diperhitungkan dari selisih antara bilirubin total dan

bilirubin direk hal ini disebabkan karena bilirubin total melibatkan pelarutan bentuk

tidak terkonjugasi sebelum kuantifikasi kimiawi.dengan demikian hasil yang

diperoleh untuk bilirubin indirek adalah hasil kurang antara bilirubin total dan bilirubin

direk sehingga hasilnya adalah (0,3 mg/dl – 0,3 mg/dl) = 0 mg/dl sehingga

diinterpretasikan terjadi gangguan fungsi hati,dengan melihat range nilai normal

bilirubin indirect adlah 0.1-1.0 mg/dl. Adapun hal-hal yang dapat menyebabkan

peningkatan dan penurunan kadar bilirubin total dan bilirubin direct adalah sebagai

berikut:

a.    PENINGKATAN KADAR bilirubin direk dan total : menunjukkan adanya gangguan

pada hati (kerusakan sel hati) atau saluran empedu (batu atau tumor). Bilirubin

terkonjugasi tidak dapat keluar dari empedu menuju usus sehingga akan masuk

kembali dan terabsorbsi ke dalam aliran darah. Sehingga masalah klinis yang

muncul pada bilirubin direk dan total adalah  ikterik obstruktif karena batu atau

neoplasma, hepatitis, sirosis hati, mononucleosis infeksiosa, metastasis (kanker)

hati, penyakit Wilson. Pengaruh obat : antibiotik (amfoterisin B, klindamisin,

eritromisin, gentamisin, linkomisin, oksasilin, tetrasiklin), sulfonamide, obat

antituberkulosis ( asam para-aminosalisilat, isoniazid), alopurinol, diuretic

(asetazolamid, asam etakrinat), mitramisin, dekstran, diazepam (valium), barbiturate,

narkotik (kodein, morfin, meperidin), flurazepam, indometasin, metotreksat,

metildopa, papaverin, prokainamid, steroid, kontrasepsi oral, tolbutamid, vitamin A,

C, K.

Page 5: bahan pembahasan

b.    PENURUNAN KADAR : anemia defisiensi besi. Pengaruh obat : barbiturate, salisilat

(aspirin), penisilin, kafein dalam dosis tinggi.

                   

                    Hal-hal yang dapat menyebabkan peningkatan dan penurunan kadar

bilirubin indirect adalah sebagai berikut:

a.    PENINGKATAN KADAR : eritroblastosis fetalis, anemia sel sabit, reaksi transfuse,

malaria, anemia pernisiosa, septicemia, anemia hemolitik, talasemia, CHF, sirosis

terdekompensasi, hepatitis. Pengaruh obat : aspirin, rifampin, fenotiazin (lihat biliribin

total, direk)

b.    PENURUNAN KADAR : pengaruh obat barbiturate, salisilat (aspirin), penisilin,

kafein dalam dosis tinggi.  

                    Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

a.    Makan malam yang mengandung tinggi lemak sebelum pemeriksaan dapat

mempengaruhi kadar bilirubin.

b.    Wortel dan ubi jalar dapat meningkatkan kadar bilirubin.

c.    Hemolisis pada sampel darah dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

d.    Sampel darah yang terpapar sinar matahari atau terang lampu, kandungan pigmen

empedunya akan menurun.

e.    Obat-obatan tertentu dapat meningkatkan atau menurunkan kadar bilirubin.

Faktor-faktor kesalahan yang dapat terjadi pada saat praktikum

a.    Terjadi lisis pada sampel dan Waktu inkubasi sampel tidak sesuai

b.    Volume sampel / reagen (buffer dan substrat) tidak sebanding

c.    Cuvet yang digunakan terkontaminasi dengan zat lain sehingga reaksi yang terjadi

tidak sempurna

d.    Sampel terkena cahaya, sehingga kadar bilirubinnya menurun

Page 6: bahan pembahasan

BAB VI

PENUTUP

VI.1 kesimpulan

            Dari hasil praktikum diperoleh hasil yaitu :

a.    Pemeriksaan bilirubin total hasilnya yaitu 0.3 mg/dl sehingga diinterpretasikan

hasilnya normal

b.    Pemeriksaan bilirubin direct 0.3 mg/dl sehingga diinterpretasikan hasilnya tidak

normal dimana

c.    Indirek hasilnya yaitu 0 mg/dl sehingga diinterpretasikan hasilnya tidak normal

DAFTAR PUSTAKA

1.    Sudoyo, A.W. Dkk ; 2007 ; Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed.IV  Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas    Kedokteran Universitas

Indonesia ; Jakarta

2.    Baron . D. N ; 1981 ; kapita selekta patologi klinik ; penerbit buku  kedokteran

(EGC) ; Jakarta

3.    Sacher A. Ronald dan Richard A. McPherson ; 2004; tinjauan klinis  hasil

pemeriksaan laboratorium ; penerbit buku  Kedokteran  (EGC) ; Jakarta

4.    Yayan A. Israr; 2010; Metabolisme bilirubin pdF diakses tanggal 20 maret 2011

5.    Helvi Mardiani; 2004; Metabolisme HEME ;Digital Library;.Universitas Sumatera

Utara ; Medan  pdF diakses tanggal 20 maret 2011

Page 7: bahan pembahasan

6.    Riswanto ; 2009  Tes kimia darah  laboratorium kesehatan ; diakses tanggal  4

maret 2011

7.    Dirjen POM ; 1979 ; Farmakope Indonesia edisi III ;Departemen  kesehatan RI ;

Jakarta