bayi baru lahir

9
Bayi baru lahir normal Definisi bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggusampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan. Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin. Komponen Asuhan Bayi Baru Lahir 1) Pencegahan Infeksi BBL sangat rentan terhadap infeksi mikroorganisme yang terpapar atau terkontaminasi selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Untuk tidak menambah resiko infeksi maka sebelum mengani BBL, pastikan penolong persalinan dan pemberi asuhan BBL telah melakukan upaya pencegahan infeksi berikut : 1. cuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi. 2. Pakai sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum dimandikan. 3. Semua peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan telah di DTT atau steril. Untuk bola karet penghisap lendir jangan dipakai untuk lebih dari satu bayi. 4. handuk,pakaian atau kain yang digunakan dalam kedaan bersih (demikian juga dengan timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop dll) 5. Dekontaminasi dan setelah digunakan (JNPK-KR, 2007) 2) Penilaian

description

bbl

Transcript of bayi baru lahir

Page 1: bayi baru lahir

Bayi baru lahir normal Definisi

bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggusampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan.

Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin.

Komponen Asuhan Bayi Baru Lahir

1) Pencegahan InfeksiBBL sangat rentan terhadap infeksi mikroorganisme yang terpapar atau

terkontaminasi selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Untuk tidak menambah resiko infeksi maka sebelum mengani BBL, pastikan penolong persalinan dan pemberi asuhan BBL telah melakukan upaya pencegahan infeksi berikut :

1. cuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi.2. Pakai sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum dimandikan.3. Semua peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan telah di DTT

atau steril. Untuk bola karet penghisap lendir jangan dipakai untuk lebih dari satu bayi.

4. handuk,pakaian atau kain yang digunakan dalam kedaan bersih (demikian juga dengan timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop dll)

5. Dekontaminasi dan setelah digunakan (JNPK-KR, 2007)2) Penilaian

Segera setelah lahir letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang disiapkan di atas perut ibu (bila tidak memungkinkan, letakkan di dekat ibu misalnya di antara kedua kaki ibu atau di sebelah ibu ) pastikan area tersebut bersih dan kering, keringkan bayi terutama muka dan permukaan tubuh dengan kain kering, hangat dan bersih. kemudian lakukan 2 penilaian awal sebagai berikut :

a) apakah menangis kuat dan / atau barnafas tanpa kesulitan ?b) Apakah bergerak dengan aktif atau lemas ?

jika bayi tidak bernafas atau dengan megap-megap, atau lemah maka segera lakukan resusitasi bayi barun lahir (JNPK-KR, 2007)

Tabel . Nilai APGAR

Skor 0 1 2Appeareance (warna kulit)

pucat Badan merah, akstermitas biru

Seluruh tubuh kemerah merahan

Pulse (heart rate) Tidak ada < 100x/menit >100x/

Page 2: bayi baru lahir

atau frekuensi jantung

menit

Grimace (reaksi terhadap

rangsangan )

Tidak ada Sedikit gerakan mimik

Menangis, batuk /bersin

Activity (tonus otot) Lumpuh Ekstermitas dalam fleksis sedikit

Gerakan aktif

Respirtion (usaha nafas )

Tidak ada Lemah, tidak teratur

Menangis kuat

3) Pencegahan kehilangan panasmekanisme pengaturan temperatur bayi baru lahir belum berfungsi

sempurna. oleh karena itu, jika tidak dilakukan pencegahan kehilangan panas maka bayi itu akan mengalami hipotermi. bayi dengan hipotermi sangat beresiko mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermi sangat mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada dalam ruangan yang hangat (JNPK-KR, 2007)

4) Mekanisme Kehilangan Panasbayi dapat kehilangan panas tubuhnya melalui :1. Evaporasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi

sendiri karena setelah lahir tidak segera dikeringkan dan diselimuti.2. Konduksi, yaitu melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan

permukaan yang dingin.3. Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara yang lebih dingin( misalnya

melalui kipas angin, hembusan udara, atau pendingin ruangan)4. Radiasi, yaitu ketika bayi ditempatkan di dekat benda- benda yang

mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung ) (JNPK-KR, 2007 )

5) Mencegah Kehilangan Panas1. keringkan bayi nsegera seteah bayi lahir mencegah terjadinya evaporasi

dengan menggunakan handuk dan kain.2. selimuti tubuh bayi dengan kain bersih dan hangat segra setelah

mengeringkan tubuh bayi dan memotong tali pusat.3. selimuti bagian kepala karena kepala merupakan permukaan tubuh yang

relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika tidak ditutupi.

4. anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya. Sebaiknya pemberian ASI harus dalam waktu 1 jam pertama kelahiran.

5. tempatkan bayi di lingkungan yang hangat, yang paling ideal adalah bersama dengan ibunya agar menjaga kehangatan tubuh bayi, mendorong ibu agar segera menyusui bayinya, dan mencegah paparan infeksi pada bayi.

Page 3: bayi baru lahir

6. Sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain yang kering dan bersih. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi dikurangi dengan kain selimut bayi yang digunakan. Bayi sebaiknya dimandikan 6 jam setelah lahir. sebelum dimandikan periksa bahwa suhu tubuh bayi stabil ( suhu axial antara 36,5ºc- 37,5ºc), jika suhu tubuh bayi masih dibawah batas normal maka selimuti tubuh bayi dengan longgar, tutupi bagian kepala, tempatkan bersama dengan ibunya (skin to skin), tunda memandikan bayi sampai suhu tubuhnya stabil dalam waktu 1 jam.

6) Merawat dan mengikat tali pusatSetelah plasenta lahir dan kandisi ibu stabil maka lakukan pengikatan

puntung tali pusa. Yang pertama dilakukan adalah mencelupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan kedalamklorin 0,5% untuk membersihkan dari darah dan secret lainnya. kemudian bilas dengan air DTT, lalu keringkan dengan handuk bersih dan kering. ikat puntung tali pusat dengan jarak 1 cm dari dinding perut bayi (pusat). gunakan benang atau klem plastic DTT/steril. kunci ikatan tali pusat dengan simpul mati atau kuncikan penjepit plastik tali pusat. Jika pengikatan dilakukan dengan benang tali pusat, lingkarkan benang di sekeliling puntung tali pusat dan ikat untuk kedua kalinya dengan simpul mati di bagian berlawanan. Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan dalam klorin 0,5%. Kemudian selimuti bayi kembali dengan menggunakan kainyang bersih dan nkering. (JNPK-KR, 2007).

7) Nasehat untuk merawat tali pusatNasehat ini diberikan kepada ibu, cara melakukannya antara lain :

1. jangan membungkus tali pusat dan mengoleskan cairan atau bahan apapun.2. boleh mengoleskan alcohol atau betadine jika pemotongan tali pusat tidak

terjamin DTT/ steril namun tidak boleh dikompres karena menyebabkan tali pusat lembabdan basah

3. Lipat popok di bawah puntung tali pusat.4. jika tali pusat kotor, bersihkan dengan hati-hati menggunakan air DTT dan

sabun lalu keringkan.5. mencari bantuan bila tali pusat memerah, keluar nanah atau darah dan

berbau.6. jika pangkal tali pusat menjadi merah,mengeluarkan nanah atau berdarah

maka segera rujuk bayi ke fasilitas yang dilengkapi perawatan untuk bayi baru lahir (JNPK-KR, 2007)

8) Inisiasi Menyusui Dini (IMD)Untuk mempererat ikatan batin antara ibu- anak, setelah dilahirkan

sebaiknya bayi langsung diletakkan di dada ibunya sebelum bayi itu dibersihkan. Sentuhan kulit dengan kulit mampu menghadirkan efek psikologis yang dalam diantara ibu dan anak. Penelitian membuktikan bahwa ASI eksklusif selama 6 bulan memang baik bagi bayi.

Tatalaksana inisiasi menyusui dini, yaiyu diantaranya :

Page 4: bayi baru lahir

1. anjurkan suami atau keluarga mendampingi saat melahirkan.2. hindari penggunaan obat kimiawi dalam proses persalinan.3. segera keringkan bayi tanpa menghilangkan lapisan lemak putih

(verniks)4. Dalam keadaan ibu dan bayi tidak memakai baju, tengkurapkan bayi di

dada atau di perut ibu agar terjadi sentuhan kulit ibu dan bayi kemudian selimuti kedua agar tidak kedinginan.

5. anjurkan ibu memberikan sentuhan kepada bayi untuk merangsang bayi mendekati putting.

6. biarkan bayi bergerak sendiri mencari putting susu ibunya.7. biarkan kulit bayi bersentuhan langsung dengan kulit ibu selama

minimal 1 jam walaupunn proses menyusui telah terjadi. Bila belum terjadi proses menyusu hingga 1 jam, biarkan bayi berada di dada ibu sampai proses menyusu pertama selesai.

8. tunda tindakan lain seperti menimbang, mengukur, dan memberikan suntikan vitamin K1 sampai proses menyusu pertama selesai.

9. proses menyusu dini dan kontak kulit ibu dan bayi harus diupayakan meskipun ibu melahirkan dengan cara operasi atau tindakan lain

10. berikan ASI saja tanpa minuman atau cairan lain.

9) Pemberian ASIRangsangan isapan bayi pada putting yang akan diteruskan oleh bserabut

saraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan hormone prolaktin. Diman hormone inilah yang akan memacu payudara untuk menghasilkan ASI. Bayi sehat akan mengkonsumsi ASI 700-800 cc ASI per hari( kisaran 600-1000) untuk tumnuh kembang bayi.

Keuntungan pemberian ASI adalah adanya keterikatan emosional antara ibu dan bayi, sebagai kekebalan pasif (colostrums) untuk bayi,dan merangsang kontraksi uterus.

Tanda bayi menyusui dengan baik yaitu dagu menyentuh payudara, mulut bayi terbuka lebar, hidung mendekat atau kadang menyentuh payudara, mulut mencakup sebanyak mungkin areola, lidah menopang putting dan areola bagian bwah. bibir bawah melengkung ke luar, bayi menghisap dengan kuat namun perlahandan kadang- kadang berhenti sesaat. Dan ibu dapat melakukan perawatan payudara selama menyusui.

10) Pemberian profilaksis matakonjungtivitis pada bayi baru lahir sering terjadi terutama pada bayi

dengan ibu yang menderita penyakit menular seksual seperti gonore dan klamidiasi.Pemberian antibiotic profilaksis pada mata terbukti mencegah terjadinya konjungtivitis. profilaksis mata yang sering digunakan yaitu tetes mata nirat 1 %, salep mata eritromisin dan salep mata tetrasiklin.

Page 5: bayi baru lahir

11) Pemberian Vitamin KSemua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg

intramuskuler dipaha kiri sesegera mungkin untuk mencegah perdarahan pada bayi baru lahir akibat akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir.

12) Pemberian Imunisasi bayi baru lahirimunisasi hepatitis B bermanfaat untuk pencegahan infeksi hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu ke bayi. imunisasi hepatitis B pertama diberikan 1 jam setelah pemberian vitamin k, pada saat bayi berumur 2 jam. selanjutnya BCG dan polio 1 diberikan pada saat bayi berumur 24 jam (pada saat bayi pulang dari klinik ) atau pada usia 1 bulan (KN) . kemudian hepatitis B, DPT dan polio diberikan pada umur 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan . imunisasi campak diberikan pada bayi berusia 9 bulan. lakukan pencatatan dan anjurkan ibu untuk kembali pada jadwal imunisasi berikutnya.

13) Pemeriksaan bayi baru lahir

a. Pemeriksaan BBL dilakukan pada :

Saat bayi berada di klinik (dalam 24 jam)

saat kunjungan tindak lanjut (KN), yaitu 1 kali pada umur 1-3 hari, 1 kali pada umur 4-7 hari dan 1 kali pada umur 8-b28 hari

b. Pemeriksaan bayi

Adapun pemeriksaan bayi yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. keadaan umum

Memeriksa pernafasan

a. apakah merintih

b. hitung nafas : apakah 40-60 per menit?bila tidak, ulangi kembali.

c. apakah terdapat retraksi dinding dada bawah

melihat gerakan : apakah tonus baik dan simetris?

melihat warna kulit

meraba kehangatan : bila teraba dingin atau terlalu panas, lakukan pengukuran suhu.

melihat adanya hipersalivasi dan atau muntah

melihat adannya kelainan bawaan

Page 6: bayi baru lahir

2. Melihat kepala : adakah bengkak atau memar?

3. Melihat abdomen : apakah pucat atau ada perdarahan tali pusar

4. memeriksakan adanya pengeluaran mekonium dan air seni

5. menimbang bayi

6. menilai cara menyusu

14) Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir

Bila ditemukan tanda bahaya berikut, rujuk bayi ke fasilitas kesehatan :

a. tidak dapat menyusu

b. kejang

c. mengantuk atau tidak sadar

d. nafas cepat (>60 per menit)

e. Merintih

f. Retraksi dinding dada bawah

g. sianosis sentral

15) Penanganan bayi selama dalam perjalanan ke tempat rujukan

mejaga bayi tetep hangat dengan melakukan kontak kulit bayi ke kulit ibu atau oran lain

selimuti bayi dengan selimut dan kenakan topi pada kepala bayi

lindungi bayi dari sinar matahari langsung

mendorong ibu menyusui selama perjalanan

jika bayi tidak mau menyusu dan perjalanan memakan waku lebih dari 3 jam, mintalah ibu untuk memeras ASI dan memberikan ke bayi dengan cangkir.