Bedah Kulit II

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan bedah kulit yang pesat terjadi setelah konsep asepsis dan anestesi dikenal. Stimulus untuk teknik- teknik perbaikan yang baru dan teknik sebelumnya tak diketahui timbul guna merespon jenis- jenis cedera baru yang diderita dalam peperangan modern. Cedera wajah, luka bakar, dan cedera tangan menuntut ahli bedah kulit untuk memperbaiki kembali usaha mereka dalam melakukan tandur alih kulit dan merehabilitasi cedera. Pada dasarnnya pembedahan kulit dilaksanakan sesuai dengan perjalanan penyakit yang menyangkut tingkat keparahan atau yang dapat membahayakan jiwa pasien. Dasar dalam tindakan pembedahan ini, adalah adanya resiko akan bertambah parahnya penyakit atau keganasan yang apabila tidak dilakukan tindakan pembedahan atau transplantasi kulit ini. Pasien yang menjalani pembedahan akan melewati berbagai prosedure. Prosedure pemberian anestesi, pengaturan posisi bedah, manajemen asepsis, dan prosedure bedah kulit akan memberikan implikasi pada masalah keperawatan yang akan muncul. 1

Transcript of Bedah Kulit II

Page 1: Bedah Kulit II

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan bedah kulit yang pesat terjadi setelah konsep asepsis dan

anestesi dikenal. Stimulus untuk teknik- teknik perbaikan yang baru dan

teknik sebelumnya tak diketahui timbul guna merespon jenis- jenis cedera

baru yang diderita dalam peperangan modern. Cedera wajah, luka bakar, dan

cedera tangan menuntut ahli bedah kulit untuk memperbaiki kembali usaha

mereka dalam melakukan tandur alih kulit dan merehabilitasi cedera.

Pada dasarnnya pembedahan kulit dilaksanakan sesuai dengan perjalanan

penyakit yang menyangkut tingkat keparahan atau yang dapat membahayakan

jiwa pasien. Dasar dalam tindakan pembedahan ini, adalah adanya resiko akan

bertambah parahnya penyakit atau keganasan yang apabila tidak dilakukan

tindakan pembedahan atau transplantasi kulit ini.

Pasien yang menjalani pembedahan akan melewati berbagai prosedure.

Prosedure pemberian anestesi, pengaturan posisi bedah, manajemen asepsis,

dan prosedure bedah kulit akan memberikan implikasi pada masalah

keperawatan yang akan muncul.

Asuhan keperawatan perioperatif pada klien bedah kulit sangat diperlukan

untuk merencanakan intervensi keperawatan dan mempengaruhi hasil pasien

yang positif. Pengkajian menghasilkan pengetahuan yang diperlukan untuk

mengoordinasikan pendekatan tim terhadap manajemen perawatan pasien pre

dan post operasi kulit.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang di atas maka rumusan masalah yang akan

dibahas oleh kami adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud bedah kulit?

2. Apakah indikasi bedah kulit?

3. Apa saja jenis-jenis pembedahan kulit?

1

Page 2: Bedah Kulit II

4. Bagaimana proses keperawatan pre operatif bedah kulit?

5. Bagaimana proses keperawatan post operatif bedah kulit?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah

sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian bedah kulit

2. Mengatahui indikasi bedah kulit

3. Mengetahui jenis-jenis pembedahan kulit

4. Mengatahui proses keperawatan pre operatif bedah kulit

5. Mengatahui proses keperawatan post operatif bedah kulit

2

Page 3: Bedah Kulit II

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Bedah kulit (skin surgery) ialah semua tindakan bedah yang dilakukan

untuk mengobati, memperbaiki, dan mengurangi kelainan- kelainan penyakit kulit

atau akibat penyakit kulit.(Sjarif M. Wasitaatmaja, 1993).

Operasi kulit merupakan salah satu operasi plastik yang paling diminati. Awalnya

operasi kulit bertujuan untuk merekonstruksi cacat yang disebabkan oleh luka bakar,

cedera, dan kanker kulit. Operasi kulit juga dapat menyembunyikan efek penuaan.

2.2 Indikasi

Indikasi dilakukan pembedahan kulit adalah :

1. Pengobatan tumor jinak kulit.

2. Pengobatan tumor ganas kulit stadium dini.

3. Memperbaiki bagian kulit yang terluka, atau cacat.

4. Mempercepat penyembuhan luka, dengan jaringan parut seminimal

mungkin.

5. Mencegah kontraktur,

6. Mengurangi lamanya perawatan,

7. Memperbaiki defek yang terjadi akibat eksisi tumor kulit,

8. Menutup daerah kulit yang terkelupas dan menutup luka dimana kulit

sekitarnya tidak cukup menutupinya.

9. Sebagai tindakan tambahan penyakit kulit bersama pengobatan lain, misalnya

bedah beku pada akne vulgaris.

2.3 Jenis- jenis pembedahan Kulit

a. Biopsi

Biopsi kulit berguna untuk membantu menegakkan diagnosa. Bila dicurigai

kelainan tersebut merupakan pertumbuhan ganas atau diagnosis klinisnya

meragukan atau ruam yang didiagnosis mengalami perubahan yang tidak

sesuai dengan sifat kliniknya, perlu dilakukan biopsi.

3

Page 4: Bedah Kulit II

b. Bedah listrik

Destruksi jaringan kulit dengan menggunakan aliran listrik dilakukan dengan

beberapa cara. Pada elektrolisis, aliran listrik menyebabkan pelepasan kimia

disekitar folikel rambut. Pada elektrodesikasi dan fulgurasi, digunakan alat

listrik yang monopolar. Terjadi percikan api(fulgurasi) tehadap jaringan. Pada

elektrokoagulasi, digunakan alat bedah listrik bipolar. Jarum ditusukkan

kejaringan sehingga terjadi desikasi(pemotongan). Pada instrument bipolar,

pasien perlu dihubungkan dengan elektroda dispersife.

Indikasi

Elektrodesikasi dan kuretase berguna untuk :

1. Ruam jinak superficial seperti keratosis seboroika, kutil seboroik, moluskum

kontagiosum, hiperplasisa sebasea, dan ruam dermal dan epidermal yang

superficial lainnya.

2. Angioma, telangiektasia (dengan aliran listrik rendah), angiona senilis, kista

mucus, juga rinofima dan kondiloma.

3. Fibroma kecil (skin tag).bila jumlahnya banyak, dapat dilakukan tanpa

anestesi dengan aliran listrik rendah.

4. Untuk karsinoma sel basal yang superficial dan kecil, karsinoma sel basal

morfea sebaiknya tidak diobati dengan bedah listrik karena percabangan

sukar diketahui. Juga karsinoma sel skuamos sebaiknya tidak diobati dengan

elektrodesikasi dan kuretase.

Komplikasi

Kadang kadang terjadi parut hipertropik dan keloid.

c. Bedah cukur (shave surgery)

Cara ini digunakan untuk membuang ruam kulit dengan cara membuat sayatan

horizontal sejajar dengan permukaan kulit.

I ndikasi

Teknik ini terindikasi untuk membuang nevus intradermal.

Komplikasi

Infeksi jarang terjadi.

4

Page 5: Bedah Kulit II

d. Eksisi

Tujuan eksisi adalah membuang secara lengkap ruam patologik dan meninggalkan

parut yang setipis mungkin. Parut yang jelek masih dapat dibenarkan bila ruam

yang dibuang adalah melanoma ganas dan bukan nevus jinak. Macam- macam

eksisi kulit:

a. Eksisi elips: poros panjang kira- kira 4x poros pendek.

b. Eksisi bulat: pada tumor yang besar.

c. Z plasty: seperti huruf Z.

d. W plasty: seperti huruf W.

e. Multipel, macam- macam eksisi pada eksisi satu tempat.

Indikasi

Yang sering menjadi indikasi yaitu :

1.ruam jinak atau ganas.

2.untuk memastikan diagnosis secara histopatologik.

3.membuang cacat kulit berupa kerut, parut, bekas luka operasi, trauma atau

radiasi atau cacat bawaan lahir lainnya.

Komplikasi

1. Hematoma terjadi bila hemostasis kurang baik.

2. Infeksi, Karena operator bekerja kurang steril.

3. Jahitan lepas, karena teknik menjahit kurang baik.

4. Parut melebar, karena teknik menjahit kurang rapid an benar.

5. Keloid dan parut hipertrofik.

e. Bedah beku (cryosurgery)

Bedah beku adalah destruksi jaringan dengan menggunakan dingin yang sangat

yang menyebabkan kematian jaringan dengan pembekuan secara cepat. Oleh

karena kemampuannya membekukan dengan cepat dan lebih dalam dibandingkan

dengan dioksida karbon, nitrogen cair merupakan baha pembekuan yang terbaik

dan banyak dipakai.

5

Page 6: Bedah Kulit II

Indikasi

Terutama untuk veruka, keratoses (aktinik dan seboroik), karsinoma sel basal

yang superficial, dan berbagai jenis tumor yang superficial.

f. Tandur Kulit (Skin Graft)

Skin Graft adalah sepotong jaringan kulit yang telah dipisahkan secara total

dari pembuluh darahnya, lalu dipindahkan untuk mengisi suatu defek di tubuh

bagian yang lain. (Gruendemann, 2006)

Graft kulit (pencangkokan kulit) merupakan teknik untuk melepaskan

potongan kulit dari suplai darahnya sendiri dan kemudian memindahkannya

sebagai jaringan bebas ke lokasi yang jauh.(Brunner & Suddarth, 2002).

Indikasi

Skin graft dilakukan pada pasien yang mengalami kerusakan kulit yang

hehatsehingga terjadi gangguan pada fungsi kulit itu sendiri, misalnya pada luka bakar

yanghebat, ulserasi, biopsi, luka karena trauma atau area yang terinfeksi dengan

kehilangankulit yang luas.

Komplikasi

Hiperpigmentasi, Kulit berwarna kemerahan pada sekitar daerah graft, Infeksi

pada daerah donor atau daerah resipien dan Cairan yang mengalir keluar dari

daerah graft.

g. Bedah Plasik

Istilah “plastik” berasal dari bahasa Yunani “plastikos” yang berarti

pahatan atau cetakan. Tujuan bedah plastik adalah untuk mencapai penyembuhan

luka dengan pembentukan jaringan parut yang minimal, sehingga bekas luka tidak

terlihat atau pembentukan jaringan parut tidak mempengaruhi fungsi.(Rothrock,

2000).

Idikasi

Memperbaiki deformitas baik yang kogenital maupun didapat, disemua area

tubuh.

6

Page 7: Bedah Kulit II

h. Bedah kimia (chemosurgery)

Pada bedah kimia digunakan zat- zat kimia yang keras yang bersifat

mendestruksi jaringan, misalnya asam triklorasetat dan fenol likuefaktum.

i.Dermabrasi (abrasi kulit)

Dilakukan pengelupasan kulit selapis demi selapis sampai ke tempat yang

dikehendaki atau kelainan kulit yan ada. Dermabrasi dapat dilakukan dengan:

1. Sikat baja yang diputar transversal.

2. Pisau.

3. Garam dapur (salabrasi).

2.4 Proses Keperawatan Pre-Operatif Bedah Kulit

Persiapan fisik:

Berbagai persiapan fisik yang harus dilakukan terhadap pasien sebelum

dilakukan pembedahan kulit antara lain :

a. Status kesehatan fisik secara umum

Sebelum dilakukan pembedahan, penting dilakukan pemeriksaan status

kesehatan secara umum, meliputi identitas klien, riwayat penyakit seperti

kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik

lengkap, antara lain status hemodinamika, status kardiovaskuler, status

pernafasan, fungsi ginjal dan hepatik, fungsi endokrin, fungsi imunologi,

dan lain-lain. Selain itu pasien harus istirahat yang cukup, karena dengan

istirahat dan tidur yang cukup pasien tidak akan mengalami stres fisik,

tubuh lebih rileks sehingga bagi pasien yang memiliki riwayat hipertensi,

tekanan darahnya dapat stabil dan bagi pasien wanita tidak akan memicu

terjadinya haid lebih awal.

b. Status Nutrisi

Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat

badan, lipat kulit trisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah (albumin

7

Page 8: Bedah Kulit II

dan globulin) dan keseimbangan nitrogen. Segala bentuk defisiensi nutrisi

harus di koreksi sebelum pembedahan untuk memberikan protein yang

cukup untuk perbaikan jaringan. Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan

pasien mengalami berbagai komplikasi pasca operasi dan mengakibatkan

pasien menjadi lebih lama dirawat di rumah sakit. Komplikasi yang paling

sering terjadi adalah infeksi pasca operasi, dehisiensi (terlepasnya jahitan

sehingga luka tidak bisa menyatu), demam dan penyembuhan luka yang

lama. Pada kondisi yang serius pasien dapat mengalami sepsis yang bisa

mengakibatkan kematian.

c. Keseimbangan cairan dan elektrolit

Balance cairan perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan input dan output

cairan. Demikaian juga kadar elektrolit serum harus berada dalam rentang

normal. Kadar elektrolit yang biasanya dilakuakan pemeriksaan diantaranya

dalah kadar natrium serum (normal : 135 – 145 mmol/l), kadar kalium

serum (normal : 3,5-5 mmol/l) dan kadar kreatinin serum (0,70 – 1,50

mg/dl). Keseimbangan cairan dan elektrolit terkait erat dengan fungsi

ginjal. Dimana ginjal berfungsi mengatur mekanisme asam basa dan

ekskresi metabolit obat-obatan anastesi. Jika fungsi ginjal baik maka

operasi dapat dilakukan dengan baik. Namun jika ginjal mengalami

gangguan seperti oliguri/anuria, insufisiensi renal akut, nefritis akut maka

operasi harus ditunda menunggu perbaikan fungsi ginjal. Kecuali pada

kasus-kasus yang mengancam jiwa.

d. Kebersihan lambung dan kolon

Lambung dan kolon harus di bersihkan terlebih dahulu. Intervensi

keperawatan yang bisa diberikan diantaranya adalah pasien dipuasakan dan

dilakukan tindakan pengosongan lambung dan kolon dengan tindakan

enema/lavement. Lamanya puasa berkisar antara 7 sampai 8 jam (biasanya

puasa dilakukan mulai pukul 24.00 WIB). Tujuan dari pengosongan

lambung dan kolon adalah untuk menghindari aspirasi (masuknya cairan

8

Page 9: Bedah Kulit II

lambung ke paru-paru) dan menghindari kontaminasi feses ke area

pembedahan sehingga menghindarkan terjadinya infeksi pasca

pembedahan.

e. Pencukuran daerah operasi

Pencukuran pada daerah operasi ditujukan untuk menghindari terjadinya

infeksi pada daerah yang dilakukan pembedahan karena rambut yang tidak

dicukur dapat menjadi tempat bersembunyi kuman dan juga

mengganggu/menghambat proses penyembuhan dan perawatan luka.

Tindakan pencukuran (scheren) harus dilakukan dengan hati-hati jangan

sampai menimbulkan luka pada daerah yang dicukur. Sering kali pasien

diberikan kesempatan untuk mencukur sendiri agar pasien merasa lebih

nyaman.

f. Personal Hygine

Kebersihan kulit pasien sangat penting untuk persiapan operasi karena kulit

yang kotor dapat merupakan sumber kuman dan dapat mengakibatkan

infeksi pada daerah yang dioperasi. Pada pasien yang kondisi fisiknya kuat

diajurkan untuk mandi sendiri dan membersihkan daerah operasi dengan

lebih seksama. Sebaliknya jika pasien tidak mampu memenuhi kebutuhan

personal hygiene secara mandiri maka perawat akan memberikan bantuan

pemenuhan kebutuhan personal hygiene.

g. Pengosongan kandung kemih

Pengosongan kandung kemih dilakukan dengan melakukan pemasangan

kateter. Selain untuk pengongan isi bladder tindakan kateterisasi juga

diperluka untuk mengobservasi balance cairan.

A. Pengkajian

Di ruang prabedah (ruang sementara ), perawat melakukan pengkajian

ringkas mengenai kondisi fisik pasien dan kelengkapan yang berhubungan

dengan pembedahan. Diagnosis keperawatan individu bergantung pada

9

Page 10: Bedah Kulit II

pengkajian keperawatan. Tinjau rekam medic untuk merencanakan

kebutuhan pasien yang spesifik dalam hubungannya dengan pendekatan

bedah yang direncanakan, posisi pasien, kebutuhan peralatan dan

perlengkapan khusus, tindakan pendahuluan, (jalur kateter IV, cukur, dll).

Pengkajian ringkas tersebut adalah sebagai berikut :

Validasi : perawat melakukan konfirmasi kebenaran identitas

pasien sebagai data dasar untuk mencocokan prosedur jenis pembedahan

yang akan dilakukan.

Kelengkapan administrasi : status rekamedik, data-data penunjang

(hasil lab,radiologi,ctscan,serta nomor serial tengkorak harus tersedia), dan

kelengkapan informedconsent.

Kelengkapan alat dan sarana : sarana pembedahan seperti benang,

cairan IV, dan obat antibiotic profilaksis sesuai dengan kebijakan institusi.

Pemeriksaan fisik : terutama tanda-tanda vital dan

neurovaskuler(parestesia,kesemutan,paralisis), serta pencukuran rambut

dalam bagian kepala.

Pengkajian yang akan dilakukan lebih berfokus pada keadaan kulit pasien

antara lain (Smeltzer & Bare, 2002). Mengkaji keadaan umum kulit

meliputi warna, suhu, kelembapan, kekeringan, tekstur kulit, lesi,

vaskularitas, mobilitas dan kondisi rambut serta kuku. Turgor kulit,edema

yang mungkin terjadi dan elastisitas kulit dinilai dengan palpasi.

Tingkat kecemasan dan pengetahuan pembedahan.

Status nutrisi

Pola eliminasi

Pola istirahat dan tidur 

EKG

Hasil pemeriksaan penunjang: berupa pemeriksan darah :

hemoglobin, angka leukosit, limfosit, LED (laju enap darah), jumlah

trombosit, protein total (albumin dan globulin), elektrolit (kalium, natrium,

dan chlorida), CT BT, ureum kretinin, BUN, dan lain- lain. Bisa juga

10

Page 11: Bedah Kulit II

dilakukan pemeriksaan pada sumsun tulang jika penyakit terkaut dengan

kelainan darah.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis perawatan praoperatif pada bedah kulit yang lazim adalah

kecemasan pasien atau keluarga berhubungan dengan rencana bedah kulit.

C. Intervensi

Kecemasanpasienataukeluargab.drencanabedahkulit

Tujuan : secarasubjektifmelaporkan rasa cemasberkurang

Kriteriaevaluasi :

Pasienmampumengungkapkanperasaan yang kakudengancara-cara yang

sehatkapadaperawat.

Pasiendapatmendemonstrasikanketerampilanpemecahanmasalahnyadanper

ubahankoping yang digunakansesuaisituasi yang dihadapi.

Pasiendapatmencatatpenurunankecemasan/ketakutandibawahstandar.

Pasiendapatrileksdantidur/istirahatdenganbaik.

Intervensi Rasional

Monitor responfisik Monitor responfisik,

seperti :kelemahan, perubahantanda

vital, gerakanberulang-ulang.

Catatkesesuaianresponverbal dan non

verbal selamakomunikasi.

Anjurkanpasiendankeluargauntukmeng

ungkapkandanmengekspresikan rasa

takutnya.

Anjurkanpasiendankeluargauntukmeng

ungkapkandanmengekspresikan rasa

takutnya.

Pengaturanposisifisiologis. Meningkatkan tingkat kenyamanan dan

mengontrol nyeri.

Identifikasi/kajiulangbersamapasien/ Identifikasi/kajiulangbersamapasien/

11

Page 12: Bedah Kulit II

keluargatindakanpengaman yang ada,

seperti :kekuatandansuplaioksigen,

kelengkapan suction emergensi.

kelurgatindakanpengaman yang ada,

seperti :kekuatandansuplaioksigen,

kelengkapan suction emergensi.

Catatreaksidaripasien/keluarga.

Berikankesempatanuntukmendiskusika

nperasaan/konsentrasinya,

danharapanmasadepan.

Catatreaksidaripasien/keluarga.

Berikankesempatanuntukmendiskusika

nperasaan/konsentrasinya,

danharapanmasadepan.

Penjelasansingkattentangprosedur yang

akan di lakukan.

Menurunkan kecemasan pasien dan

keluarga.

Anjurkanaktifitaspengalihperhatiansesu

aikemampuanindividu, seperti :menulis,

menontontelevisidanketerampilantanga

n.

Anjurkanaktifitaspengalihperhatiansesu

aikemampuanindividu, seperti :menulis,

menonton televise

danketerampilantangan.

2.5 Proses Keperawatan Post-Operatif Bedah Kulit

A. Pengkajian

Hal yang perlu diperhatikan :

Keadan umum

Perdarahan post op

Gangguan sirkulasi

Adanya drainase

Bedah kulit pada tangan dan kaki, sokong bantal di bawahnya

untuk mencegah edema.

Pengkajian sirkulasi pada kulit sangat penting diperhatikan dengan tujuan

untuk memperoleh data apakah telah terjadi komplikasi. Bila kulit

berwarna merah menunjukkan terjadinya proses vaskularisasi. Warna

kebiruan pada sianosis menunjukkan terjadinya hipoksia seluler atau sel

kekurangan oksigen dan mudah terlihat pada ektremitas, dasar kuku, bibir

serta membaran mukosa (Smeltzer & Bare, 2002).

Hal- hal yang harus dikaji:

12

Page 13: Bedah Kulit II

Aktifitas / istirahat

Gejala : keterbatasan aktual

Tanda : penurunan kekuatan, tahanan, keterbatasan rentang gerak pada

area yangsakit, gangguan massa otot, perubahan tonus.

Sirkulasi

Tanda :Tanda- tanda vital dan kondisi kulit, hipotensi, takikardi ( syok, ansietas,

nyeri), penurunan nadi perifer distal padaekstremitas yang cedera.

Integritas ego :

Gejala : masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan , kecacatan.

Tanda : ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri,

marah.

Neurosensori :

Tanda : perubahan orientasi, efek prilaku, penurunan refleks

Nyeri/ kenyamanan

Gejala : berbagai tingkat nyeri, sensitif untuk disentuh/ditekan, gerakan

udara dan perubahan suhu.

Tanda : melindungi area yang sakit, meringis, berteriak, menangis.

Pernafasan :

Gejala : takipnea, dangkal , cepat dan pernafasan keras.

Tanda : batuk, mengi, ketidak mampuan menelan, sekresi oral

Interaksi sosial

Gejala : masalah sehubungan dengan penyakit/ kondisi, masalah tentang

peran fungsi,reaksi orang lain, masalah dengan citra tubuh.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnos keperawatan yang sering muncul pada klien post operasi kulit

diantaranya:

1. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan

inkontuinitas jaringan(kehilangan integritas jaringan).

2. Nyeri berhubungan dengan cedera pada jaringan lunak,

imobilisasi, stress,ansietas.

13

Page 14: Bedah Kulit II

3. Resiko tinggi terhadap disfungsi perifer berhubungan dengan

penurunan/interupsialiran darah, cedera vaskuler langsung, edema

berlebihan, pembentukan trombus,hipovolemia.

4. Resiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas

berhubungan dengan perubahanaliran darah/emboli lemak,

perubahan membran alveolar/kapiler.

5. Gangguan mobilitas berhubungan dengan nyeri.

6. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit/jaringan

donor berhubungandengan skin graf dan mobilisasi.

7. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan

kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah informasi/tidak

mengenal sumber informasi.

8. Gangguan pemenuhan ADL ; berhubungan dengan

immobilisasi.

9. Perubahan eliminasi urinarius berhubungan dengan

penurunan aktivitas, efek medikasi, dan penurunan masukan

cairan.

10. Gangguan konsep diri (body image) berhubungan dengan skin loss/

skin graf.

11. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

C. Intervensi

1. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungandengan inkontuinitas jaringan

(kehilangan integritas jaringan).

Tujuan: Mencegah terjadinya infeksi untuk mencapai penyembuhan luka

sesuaiwaktu, bebas drainase purulen atau eritema dan demam.

Intervensi:

Pantau TTV dan Tanda – tanda infeksi.

Rasional: Perubahan tanda vital mengindikasikan ada infeksi

Kaji nilai-nilai Lab terutama LED.

Rasional: Untuk mengetahui adanya tingkat infeksi.

14

Page 15: Bedah Kulit II

Observasi luka untuk pembentukan drainase, perubahanwarna kulit

kecoklatan, bau drainage yang tak sedap atau asam.

Rasional: Tanda perkiraan infeksi.

Pertahankan tindakan isolasi dgn teknik isolasi.

Rasional: Mencegah penyebaran kuman / mikroorganisme agar tidak

terjadiinfeksi silang.

Rawat luka dengan cara aseptic steril.

Rasional: Meminimalkan Infeksi.

Berikan obat sesuai indikasi, contoh antibiotik IV/topikal

Rasional : Antibiotik spektrum luas dapat digunakan secara profilaktik

atau dapatditujukan pada mikroorganisme.

Pantau adanya sepsis, demam, Takhipnoe.

Rasional: Sepsis, demam, takhipnoe menandakan Infeksi

Ciptakan lingkungan yg tidak memungkinkan pertumbuhan bakteri

Rasional: Infeksi Mencegah infeksi bertambah parah dan mencegah

infeksisilang

2. Nyeri berhubungan dengan cedera jaringanlunak, imobilisasi, stress,

ansietas.

Tujuan:

o Menyatakan nyeri hilang atau berkurang

o Menunjukkan tindakan santai ; mampu berpartisipasi

dalamaktivitas/tidur/istirahat dengan cepat.

o Menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi.

Intervensi:

Tutup luka sesering mungkin

Rasional: Perubahan suhu dan paparan udara dapat menyebabkan nyeri

hebat pada pemajanan ujung syaraf.

Tinggikan ektrimitas secara periodik

15

Page 16: Bedah Kulit II

Rasional: Setelah perubahan posisi dan peninggian menurunkan ketidak

nyamanan serta resiko kontraktur.

Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi / karakter dan intensitas( skala 0 –

10 ) Kelompok I Transplantasi Organ

Rasional: Perubahan lokasi / karakter dan intensitas nyeri dapat

mengindikasikan terjadinya komplikasi.

Dorong ekspresi perasaan tentang nyeri

Rasional: Pernyataan memungkinkan pengungkapan emosi dan dapat

meningkatkan mekanisme koping.

Dorong penggunaan tehnik manajemen stress, contoh relaksasi

progresif, nafas dalam, bimbingan imajinasi dan visualisasi

Rasional: Memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi

dapat menurunkan ketergantungan farmakologis

Tingkatkan periode tidur tanpa gangguan

Rasional: Kurang tidur dapat meningkatkan persepsi nyeri /

kemampuan kopingmenurun.

3. Resiko tinggi terhadap disfungsi perifer berhubungan dengan

penurunan/interupsi aliran darah, cedera vaskuler langsung,edema

berlebihan, pembentukan trombus, hipovolemia.

Tujuan: Mempertahankan perfusi jaringan.

Intervensi:

Kaji aliran kapiler, warna kulit dan kehangatan distal padafraktur.

Rasional: Kembalinya warna cepat (3 – 5 detik), warna kulit putih

menunjukkan gangguan arterial, sianosis diduga ada gangguan vena.

Lakukan pengkajian neuromuskuler, perhatikan fungsimotorik/sensori.

Rasional: Gangguan perasaan bebas, kesemutan, peningkatan/

penyebaran nyeri terjadi bila sirkulasi syaraf tidak adekuat atau syaraf

rusak.

16

Page 17: Bedah Kulit II

Tes sensasi syaraf perifer dengan menusuk pada kedua selaputantara

ibu jari pertama dan kedua dan kaji kemampuan untuk dorsofleksi ibu

jari bila diindikasikan.

Perawatan Luka post op bedah kulit:

1. Buka balutan dengan pemberian NaCl bila balutan kering /lengket

2. Luka dicuci dengan cairan savlon 1% kemudian dibilas NaCl 0,9%.

3. Keringkan dengan kasa steril

4. Beri zalk silver sulfadiazine (ssp) pada luka (0.5 cm).

5. Tutup dengan menggunakan kasa steril

Perawatan luka pada daerah donor untuk skin graft:

1. Luka pada bagian donor tidak boleh tergeser dan boleh bergerak bebas.

2. Bila menggunakan Bioskin (alloask) buka pada hari ketiga.Jika

bioskinkering bersihkan dengan savlon 1%.

3. Amati tanda-tanda infeksi, bila ada bau busuk, bengkak, nyeri tekan,

4. lepaskan alloask dan berikan sufratulle dan zalf AB kemudian tutup gaas

steril, rawat setiap hari.

5. Luka donor yang hanya diberi sufratulle, buka balutan setelah 2

minggu post op. Bila luka bersih, rawat luka 2 hari sekali.

Perawatan Tandur Kulit (Skin Graft):

1. Bagian skin graft tidak boleh dibuka sebelum hari kelima, kecuali

adatanda infeksi segera buka. 

2. Buka balutan harus sangat hati-hati.Kering atau lengket basahi

NaCl jangan dipaksakan, tekan skin graft agar tetap menempel gunakan 2

buah pinset,1untuk menekan dan yang lainnya untuk melepaskan.

3. Jika terjadi perdarahan tekan daerah tersebut sampai perdarahan

berhentidan laporkan jika berlanjut.

4. Bersihkan skin graft dengan savlon 1%.

17

Page 18: Bedah Kulit II

5. Bila ada tanda infeksi (merah,bengkak,bau,pus).Pus bersihkan

dengan bethadine.

6. Jika cairan terkumpul di bawah graft, buatlah gulungan kasa steril

dangulung perlahan-lahan gulungan kasa ke arah tepi.

7. Tutup dengan kasa steril dan elastis verban.

8. Ganti verban setiap hari, jika ada stepler dibuka pada hari ketujuh

dan buka jahitan pada hari ke 14.

9. Perhatikan jika terjadi hipertropi jaringan (pemakaian elastis verban). 

10. Rehabilitasi/ latihan setelah skin graft benar-benar lengket.

18

Page 19: Bedah Kulit II

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada dasarnnya pembedahan kulit dilaksanakan sesuai dengan perjalanan

penyakit yang menyangkut tingkat keparahan atau yang dapat membahayakan

jiwa pasien. Dasar dalam tindakan pembedahan ini, adalah adanya resiko akan

bertambah parahnya penyakit atau keganasan yang apabila tidak dilakukan

tindakan pembedahan atau transplantasi kulit ini.

3.2 Saran

Apabila dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekeliruan

atau kesalahan, kami sebagai penulis sangat mengharapkan kritik atau

sarannya dari semua pihak dapat memperbaiki atau menyempurnakan makalah

kami agar lebih baik.

19