Botani Tanaman Kopi & Nematoda Kopi
-
Upload
yuliandini-pangestika -
Category
Documents
-
view
130 -
download
2
Transcript of Botani Tanaman Kopi & Nematoda Kopi
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Kopi (Coffea sp.) Adapun klasifikasi tanaman kopi (Coffea sp.) dari literatur Hasbi (2009)
adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dycotiledoneae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea sp.
Kopi (Coffea sp.) adalah spesies tanaman berbentuk pohon. Tanaman ini
tumbuh tegak, bercabang dan bila dibiarkan akan mencapai tinggi 12 m. Tanaman
ini memiliki beberapa jenis cabang : cabang reproduksi, cabang primer, cabang
sekunder, cabang kipas, cabang pecut, cabang balik, dan cabang air
(Najiyati dan Danarti, 1997) (Gambar 1).
Meskipun kopi adalah tanaman tahunan, tetapi memiliki perakaran yang
dangkal. Secara alami tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak
mudah rebah. Oleh sebab itu tanaman ini mudah mengalami kekeringan pada
kemarau yang panjang bila di daerah perakarannya tidak diberi mulsa
(Najiyati dan Danarti, 1997).
Universitas Sumatera Utara
Daun tanaman kopi berbentuk bulat telur dengan ujung tegak meruncing.
Daun tumbuh berhadapan pada batang, cabang dan ranting – rantingnya
(Najiyati dan Danarti, 1997).
Tanaman kopi mulai berbunga setelah berumur ±2 tahun. Mula – mula
bunga keluar dari ketiak daun yang terletak pada batang reproduksi. Jumlah
kuncup pada setiap ketiak daun terbatas. Pada setiap ketiak daun menghasilkan
8 – 18 kuntum, setiap buku menghasilkan 16 – 36 kuntum bunga. Waktu yang
dibutuhkan untuk bunga hingga jadi buah matang 6 – 11 bulan. Penyerbukan kopi
ada 2 jenis yaitu penyerbukan sendiri dan penyerbukan menyilang
(Najiyati dan Danarti, 1997).
Syarat Tumbuh Iklim
Iklim yang optimal untuk pertumbuhan tanaman kopi adalah tinggi
tempat : 800 – 2000 m dpl, suhu : 15º C – 25 ºC, curah hujan : 1.750 –
3000 mm/thn, lamanya bulan kering 3 bulan (Asmacs, 2008).
Tanah
Syarat tanah yang optimal untuk pertumbuhan tanaman kopi
adalah : letaknyas terisolir dari pertanaman kopi varietas lain ± 100 meter,
lahan bebas hama dan penyakit, mudah melakukan pengawasan, pH
tanah : 5,5 – 6,5, top soil : minimal 2 %, strukrur tanah : subur, gembur ke
dalaman relative > 100 cm (Asmacs, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.Tanaman kopi di lapangan di Pematang Raya, Simalungun
Nematoda parasitik pada tanaman kopi Ada beberapa jenis nematoda parasit yang menyerang tanaman kopi,
antara lain :
1. Radopholus sp
Biologi nematoda Radopholus sp
Adapun klasifikasi nematoda Radopholus sp menurut literatur
Anonimusa (2010) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Class : Secernentea
Subclass : Diplogasteria
Ordorer : Tylenchida
Family : Pratylenchidae
Genus : Radopholus
Spesies : Radopholus sp
Universitas Sumatera Utara
Radopholus atau nematoda pelubang akar (burrowing nematode)
(Gambar 2) diketahui sebagai endoparasit migratori pada berbagai jenis
tanaman. Nematoda merusak atau makan bagian korteks akar, sehingga
terjadi lubang – lubang pada akar tersebut. Semua stadia dapat dijumpai di
dalam akar dan tanah. Jantan bersifat non parasit, sedangkan stadia lainnya
bersifat parasit terhadap tanaman. Ada beberapa tanaman yang terserang
nematoda ini yaitu : pisang, nilam, kopi, teh, jagung, sayuran, tebu, dan
lain - lain (Mustika, 2003).
Radopholus sp merupakan parasit migratori, endoparasit polifag
yang berada di dalam akar dan umbi pada umumnya di jaringan korteks.
Nematoda ini berbentuk benang di seluruh hidupnya. Nematoda ini
merupakan patogen yang agresif. Seperti nematoda peluka akar lainnya,
nematoda pelubang akar ini aktivitas makannya mengakibatkan luka
nekrotik pada jaringan akar inangnya. Seluruh stadia hidupnya merupakan
parasit dan bereproduksi secara seksual. Telur diletakkan di dalam
jaringan akar dan perkembangan embrionik berlangsung beberapa hari.
Seluruh siklus hidup diselesaikan dalam 3 minggu pada kondisi optimal
dengan suhu 240 – 270C (Bridge dan James, 2007).
Nematoda ini mengakibatkan luka nekrotik berwarna coklat
kemerahan sampai hitam di sepanjang jaringan korteks. Lubang
terowongan meluas tetapi tidak melewati jaringan endodermis. Reproduksi
dan serangan terhadap akar terjadi pada suhu 120 – 320C. Perluasan
serangan nematoda rata – rata 5 m per tahun pada tanah berpasir
(Shurtleff dan Charles, 2000).
Universitas Sumatera Utara
Nematoda banyak menimbulkan kerugian pada pertanaman kopi,
lada, manila henep, pisang, teh, tebu, bambu, dan tanaman lainnya. Ukuran
nematoda betina yang dewasa lebih panjang dari 0,7 mm, sedangkan yang
jantan berukuran lebih kecil. Sifat – sifatnya mirip dengan
Pratylenchus coffeae (Soetedjo, 1989).
R. similis sangat peka terhadap suhu dingin dan tingkat
kemampuan hidupnya rendah pada tanaman teh di daerah elevasinya di
atas 1000 m dpl. Umumnya terdapat di daerah perakaran bersama – sama
dengan P. loosi. Pada pertanaman teh, nematoda menyukai daerah yang
lahannya mendapat curah hujan tinggi dan merata (Luc et al, 1995).
R. similis adalah spesies amphimictic ditandai dengan aksen
dimorfisme seksual. Nematoda jantan dari spesies ini memiliki stilet yang
kurang berkembang, bibir tinggi yang berbeda wilayah berangkat oleh
penyempitan yang berbeda dan bursa crenate kasar menyelubungi 2 / 3
dari ekor. R. similis betina memiliki esofagus dan stilet dengan ukuran
[18 (16-21) µm] (Gambar 2). Spermatheca bulat seperti batang berisi
sperma dan memanjangkan-konoideum ekor sempit dengan ujung
membulat atau melekuk (Anonimusa, 2010).
Pengendalian nematoda selama ini banyak digunakan adalah
melalui pemanfaatan bahan organik, penggunaan varietas tahan,
nematisida, dan solarisasi. Dalam pelaksanaannya metode pengendalian
yang digunakan hanya cara dan target utamanya hanya terhadap nematoda
yang dikendalikan dan kurang memperhatikan akibatnya terhadap
keseluruhan ekosistem pertanian secara keseluruhan (Munif, 2003).
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Radopholus similis
2. Pratylenchus coffeae
Biologi nematoda Pratylenchus coffeae
Adapun klasifikasi nematoda Pratylenchus sp menurut literatur
Anonimusa (2010) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Class : Adenophorea
Subclass : Diplogasteria
Ordorer : Tylenchida
Superfamily : Tylenchoidea
Family : Pratylenchidae
Genus : Pratylenchus
Spesies : Pratylenchus coffeae
Pratylenchus sp berukuran kecil, yang jantan sekitar 0,42 mm
sampai 0,61 mm sedang yang betina 0,46 mm sampai 0,65 mm. Produksi
Universitas Sumatera Utara
telur tiap induk antara 50 – 60 butir dalam waktu sekitar 5 minggu.
Perioda telur berlangsung antara 15 – 17 hari, sedang perioda larvanya
untuk menjadi dewasa sekitar 15 – 16 hari (Soetedjo, 1989).
Pratylenchus sp (Gambar 3) merupakan endoparasit berpindah
yang memakan korteks akar. Beberapa efek tanaman yang terserang
mengakibatkan daun klorotik dan tanaman kerdil. Nematoda ini ditemukan
di akar dan tanah. Kematian sel selalu diikuti perluasan makanan yang
diakibatkan Pratylenchus sp. Ketika kelembaban tanah rendah, beberapa
spesies dari Pratylenchus dapat bertahan hidup lebih dari setahun pada
tanaman inang. Pewarnaan jaringan akar dapat menampakkan nematoda
yang tersembunyi dalam jaringan akar (Shurtleff dan Charles, 2000).
Pratylenchus sp menyukai tanah yang berstruktur kasar atau tanah
berpasir. Populasi nematoda mencapai tingkat tertinggi pada tanaman
alfalfa yang dipangkas daripada yang tidak dipangkas. Nematoda ini
mengadakan invasi ke dalam korteks akar dan mematikan sel – sel pada
waktu mereka makan. Luka yang berbentuk memanjang dan berwarna
coklat hitam merupakan akibat serangannya pada permukaan akar. Gejala
serangan pada permukaan tanah adalah layu, daun menguning, cabang
mati muda dan kerdil. Serangan parah dapat mematikan tanaman
(Dropkin, 1992).
Pratylenchus atau nematoda luka akar (NLA), hidup sebagai
endoparasit berpindah dalam akar tanaman, makan dan merusak pada
bagian korteks sehingga terbentuk luka – luka pada akar. Semua stadia
Universitas Sumatera Utara
dapat ditemukan dalam tanah dan akar. P. coffeae bertelur di dalam
jaringan akar. Daur hidupnya berkisar antara 45 – 48 hari (Mustika, 2003).
Nematoda luka akar yang terdapat pada pertanaman kopi antara
lain: Pratylenchus coffeae, P. goodeyi, P. pratensis, P. brachyurus. Untuk
jangka waktu yang lama P. brachyurus merupakan satu – satunya spesies
Pratylenchus yang menyerang tanaman kopi di Amerika Selatan.
P. coffeae terdapat di pertanaman kopi di India dan Pulau Jawa
(Luc et al, 1995).
Akar tanaman kopi yang terserang oleh P. coffeae warnanya
berubah menjadi kuning, selanjutnya berwarna coklat dan kebanyakan
akar lateralnya busuk (Gambar 4). Tanaman yang terserang tampak kerdil
dan terdapat sedikit klorosis pada daunnya. Tanaman berangsur – angsur
layu yang diikuti oleh kematian. Tanaman yang terserang berat akan mati
sebelum dewasa. Di lahan, gejala kerusakan tersebut terjadi secara
setempat – setempat yang dapat mengurangi hasil berdasarkan berat
ringannya serangan. Luka yang terjadi pada akar berakibat merusak
seluruh sistem perakaran tanaman kopi (Luc et al, 1995).
Pengendalian P. coffeae dapat diperoleh dengan baik dengan
menggunakan Nemacur. Nematisida tersebut tetap efektif pada kondisi
lapangan selama 90 hari setelah aplikasi. Di India, kopi robusta lebih
toleran dibanding arabika. Penggunaan metil bromida pada dosis
150 cm3/m3 tanah merupakan cara yang paling efektif untuk sterilisasi
tanah, tetapi terdapat juga cara pengendalian yang lain (Luc et al, 1995).
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Pratylenchus coffeae
Gambar 4. Akar tanaman kopi (a) Akar kopi yang masih sehat
(b) Akar kopi yang terinfeksi nematoda Sumber. Simanjuntak, 2002
a
b
Universitas Sumatera Utara