CA Serviks Kep. Maternitas

62
ASUHAN KEPERAWATAN Ca SERVIKS Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas yang diampu oleh : Dra. Yuyun Rani, M.Kes Agustina, MKM Eti Surtiati, M.Kep.Sp.Mat Nawati, M.Kes Wardiah. H, APPd Disusun Oleh : Oleh: Euis Istiqomah (P17320313067) Ismi Yulia Andini (P17320313061) Nurul Indriyani (P17320313065) Selvi Yulia Putri (P17320313055)

description

Maternitas

Transcript of CA Serviks Kep. Maternitas

Page 1: CA Serviks Kep. Maternitas

ASUHAN KEPERAWATAN Ca SERVIKS

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas yang diampu oleh :

Dra. Yuyun Rani, M.KesAgustina, MKM

Eti Surtiati, M.Kep.Sp.MatNawati, M.Kes

Wardiah. H, APPd

Disusun Oleh :

Oleh:

Euis Istiqomah (P17320313067)

Ismi Yulia Andini (P17320313061)

Nurul Indriyani (P17320313065)

Selvi Yulia Putri (P17320313055)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGORPOLTEKKES KEMENKES BANDUNG REPUBLIK

2015

Page 2: CA Serviks Kep. Maternitas

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Askep Ca Serviks“. Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Maternitas Program Studi Keperawatan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.

Dalam menyusun makalah ilmiah ini, kami banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen Pembimbing dan kepada teman teman yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Bogor, Maret 2015

Penyusun

i

Page 3: CA Serviks Kep. Maternitas

DAFTAR ISI

Intervensi Mandiri...............................................................................................17

P. Implementasi Keperawatan.........................................................................19

Q. Evaluasi Keperawatan.................................................................................19

BAB IV Kasus.......................................................................................................20

R. Pengkajian...................................................................................................20

S. Diagnosa keperawatan................................................................................30

T. Intervensi keperawatan...............................................................................30

U. Implementasi keperawatan..........................................................................33

V. Evaluasi.......................................................................................................36

BAB V PENUTUP.................................................................................................38

A. Kesimpulan.................................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 4: CA Serviks Kep. Maternitas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kanker leher rahim (kanker serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di

dalam leher rahim atau serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun, kendati begitu penyakit ini dapat ditemukan pada usia lebih muda 20 – 29 tahun. 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim. Ca cerviks merupakan pertumbuhan dari suatu kelompok sel yang tidak normal pada serviks yang disebabkan oleh human papilloma virus.

Wanita yang terkena kanker serviks biasanya menyerang di usia 35 – 55 tahun. Pada stadium dini, kanker serviks tidak begitu menimbulkan masalah atau keluhan. Penderita kanker serviks biasanya datang setelah kanker berada pada stadium lanjut dan karena adanya keluhan-keluhan yang dirasakan penderita seperti terjadinya perdarahan setelah berhubungan seksual, perdarahan spontan pada masa menopouse, timbulnya keputihan yang banyak dan bercampur dengan darah serta berbau, nyeri panggul, nyeri saat berhubungan seksual dan kesulitan untuk buang air kecil serta nafsu makan juga menurun (Karolina, 2010). Hal ini membuat penderita mengalami perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menimbulkan berbagai keluhan baik fisik maupun psikologis dan akan mempengaruhi kualitas hidupnya (Rebecca dan Pam, 2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup menurut para ahli dalam kutipan Sekarwiri (2008) adalah jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, penghasilan, dan hubungan dengan orang lain.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut, maka penyususn merumuskan

masalah sebagai berikut:1. Apakah yang dimaksud dengan kanker serviks ?2. Bagaimanakah cara penularan dan faktor risikonya ?3. Apa sajakah penyebab terjadinya kanker serviks ?4. Bagaimanakah patofisiologinya ?5. Bagaimanakah pathway kanker serviks ?6. Bagaimanakah klasifikasi kanker serviks ?7. Bagaimanakah maninfestasi klinis terjadinya kankeer serviks ?8. Bagaimanakah gejala dari kanker serviks ?9. Bagaimanakah pemeriksaan diagnostik dari kanker serviks ?10. Bagaimanakah pengobatan untuk kanker serviks?

Page 5: CA Serviks Kep. Maternitas

2

11. Bagaimana pencegahan kanker serviks ?12. Bagaimana Asuhan Keperawatan bagi klien dengan kanker serviks?

C. Tujuan1. Mampu melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif sebagai bentuk

pelayanan keperawatan profesional kepada individu dan keluarga dengan penyakit Kanker Serviks

ii

Page 6: CA Serviks Kep. Maternitas

BAB IIPEMBAHASAN

B. DefinisiKanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut

rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).

Karsinoma insitu pada serviks adalah keadaan dimana sl-sel neuplastik terdapat pada seluruh lapisan epitel. Perubahan prakanker lain yang tidak sampai melibatkan seluruh lapisan epitel serviks diseut dysplasia. Kanker serviks adalah perubahan sel-sel servik dengan karakteristik histologi. Proses perubahan pertama menjadi umor ini mulai terjadi pada sel-sel squamocolummat junction.

Kanker Leher Rahim merupakan kanker yang paling sering dijumpai dan masih menduduki tempat teratas .di Negara maju Kanker Leher Rahim menempati urutan setelah kanker paudara (30% kematian ibu disebabkan oleh kanker leher Rahim). Hal ini disebabkan belm berkembangnya skinning untuk mendeteksi Kanker secara dini. Salah satu alat yang bias digunakan untuk mendeteksi Kanker tersebut adalah Pap smear test. Alat ini mampu menekan angka kematian akibat Kanker Leher Rahim turun menjadi 70%. Kanker Leher Rahim terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu msuk kearah Rahim (terletak antara Rahim/uterus dengan liang senggama/vagina). Biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapibukti statistic menunjukan Kanker ini dapat juga membunuh wanita berumur 20-30 tahun.

C. PenyebabPada kanker serviks ini, penyebab pastinya belum diketahui. Aktivitas

seksual berhubungan dengan angka kejadian serviks pada wanita dibawah usia 25 tahun dengan riwayat pasangan seksual lebih dari satu orang dan beberapa kehamilan dini, angka kejadian ini lebih prevalen.Faktor risiko penyebab terjadinya Kanker Leher Rahim yaitu :1. HPV (human papillomavirus). HPV adalah virus penebab kutil genitalis

(kondiloma akuminata). Yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45, dan 56.

2. Merokok : tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.

3. Hubungan seksual pertama pada usia dibawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita Kanker serviks.

4. Melahirkan pada usia sangat muda 5. Pemakaian DES (dietilstilbestrol). Pada wanita hamil untuk mencegah

keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970)

Page 7: CA Serviks Kep. Maternitas

4

6. Kelainan pada persalinan7. Gangguan sistem kekebalan 8. Pemakaian pil KB9. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun10. Tidak melakukan pap smear secara rutin.

Berbagai penilitian menyimpulkan bahwa Virus human papilloma merupakan virus DNA yang paling banyak ditemukn pada wanita muda yang diduga sebagai salah satu penyebab timbulnya Kanker Leher Rahim (biasanya disertai infeksi genitelia). Asam nukleat dari virus tersebut bersatu kedalam gen dan DNA tuan rumah, sehingga terjadi mutasi sel. Kanker Leher Rahim juga dapat mengalami penyebaran (metastasia) kejaringan atau organ di sekitarnya. Cara penyebaran bisa secara langsung (perkotinuitatum) misalnya ke vagina, rectum, kandung kencing an Rahim, bisa juga melalui pembuluh limfe, misalnya ke kelenjar paraservikal, kelenjar hipogastrika dan kelenjar parasakral. Atau bisa melalui pembuluh darah ke paru-paru, hati, ginjal, tulang ataupun otak (secara hematogen).

Tinjauan kepustakaan yang lain menunjukkan bahwa penyebab Kanker (karsinogen) ditularkan melaluihubungan seksual. Data epidemiologi ini menyikap kemungkinan adanya hubungan anara hubugungan antara Kanker Leher Rahim dengan agen yang dapat menimbulkan infeksi. Karsinogen tersebut bekerja pada lapisan Leher Rahim, menghasilkan suatu gradasi kelainan keganasan dan sangat berbahaya bila terpapar dalam waktu 10 tahun setelah manarke. Namun perubahan menjadi Kanker tidak terjadi secara eksplosif, tetapi bertahap. Mula-mula terjadi perubahan tahap pra-kaker yang terdiri dari dysplasia ringan, dysplasia sedang, dysplasia berat dan Kanker stadium 0. Setelah itu meningkat menjadi Kanker invasive, yang terdiri dari stadium I, II, III, dan IV. Tahap pra-Kanker ini disebut Kanker Leher Rahim stadium dini. Perubahan dari displasi ringan sampai mencapai Kanker stadium 0 memerlukan waktu 5 tahun. Displasia sedang 3 tahun dan dysplasia berat 1 tahun. Untuk menjadi Kanker invasive memerlukan waktu yang cukup lama yaitu antara 3-20 tahun. Sebagai contoh, dari stadium I sampai meninggal hanya memerlukan waktu kurang dari 5 tahun. Penemuan dan pengobatan pada tahap pra-Kanker akan memberikan kesembuhan 100%.

D. PatofisiologiKarsinoma serviks adalah penyakit yang progresif, mulai dengan intraepitel,

berubah menjadi neoplastik, dan akhirnya menjadi kanker serviks setelah 10 tahun atau lebih. Secara histopatologi lesi pre invasif biasanya berkembang melalui beberapa stadium displasia (ringan, sedang dan berat) menjadi karsinoma insitu dan akhirnya invasif. Berdasarkan karsinogenesis umum, proses perubahan

Page 8: CA Serviks Kep. Maternitas

5

menjadi kanker diakibatkan oleh adanya mutasi gen pengendali siklus sel. Gen pengendali tersebut adalah onkogen, tumor supresor gene, dan repair genes. Onkogen dan tumor supresor gen mempunyai efek yang berlawanan dalam karsinogenesis, dimana onkogen memperantarai timbulnya transformasi maligna, sedangkan tumor supresor gen akan menghambat perkembangan tumor yang diatur oleh gen yang terlibat dalam pertumbuhan sel. Meskipun kanker invasive berkembang melalui perubahan intraepitel, tidak semua perubahan ini progres menjadi invasif. Lesi preinvasif akan mengalami regresi secara spontan sebanyak 3 -35%.

Bentuk ringan (displasia ringan dan sedang) mempunyai angka regresi yang tinggi. Waktu yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma insitu (KIS) berkisar antara 1 – 7 tahun, sedangkan waktu yang diperlukan dari karsinoma insitu menjadi invasif adalah 3 – 20 tahun (TIM FKUI, 1992). Proses perkembangan kanker serviks berlangsung lambat, diawali adanya perubahan displasia yang perlahan-lahan menjadi progresif. Displasia ini dapat muncul bila ada aktivitas regenerasi epitel yang meningkat misalnya akibat trauma mekanik atau kimiawi, infeksivirus atau bakteri dan gangguan keseimbangan hormon. Dalam jangka waktu 7 – 10 tahun perkembangan tersebut menjadi bentuk preinvasif berkembang menjadi invasif pada stroma serviks dengan adanya proses keganasan.

Perluasan lesi di serviks dapat menimbulkan luka, pertumbuhan yang eksofitik atau dapat berinfiltrasi ke kanalis serviks. Lesi dapat meluas ke forniks, jaringan pada serviks, parametria dan akhirnya dapat menginvasi ke rektum dan atau vesika urinaria. Virus DNA ini menyerang epitel permukaan serviks pada sel basal zona transformasi, dibantu oleh faktor risiko lain mengakibatkan perubahan gen pada molekul vital yang tidak dapat diperbaiki, menetap, dan kehilangan sifat serta kontrol pertumbuhan sel normal sehingga terjadi keganasan (Suryohudoyo, 1998; Debbie, 1998). Berbagai jenis protein diekspresikan oleh HPV yang pada dasarnya merupakan pendukung siklus hidup alami virus tersebut. Protein tersebut adalah E1, E2, E4, E5, E6, dan E7 yang merupakan segmen open reading frame (ORF).

Di tingkat seluler, infeksi HPV pada fase laten bersifat epigenetic. Pada infeksi fase laten, terjadi terjadi ekspresi E1 dan E2 yang menstimulus ekspresi terutama terutama L1 selain L2 yang berfungsi pada replikasi dan perakitan virus baru. Virus baru tersebut menginfeksi kembali sel epitel serviks. Di samping itu, pada infeksi fase laten ini muncul reaksi imun tipe lambat dengan terbentuknya antibodi E1 dan E2 yang mengakibatkan penurunan ekspresi E1 dan E2. Penurunan ekspresi E1 dan E2 dan jumlah HPV lebih dari ± 50.000 virion per sel dapat mendorong terjadinya integrasi antara DNA virus dengan DNA sel penjamu untuk kemudian infeksi HPV memasuki fase aktif (Djoerban, 2000). Ekspresi E1 dan E2 rendah hilang pada pos integrasi ini menstimulus ekspresi onkoprotein E6

Page 9: CA Serviks Kep. Maternitas

6

dan E7. Selain itu, dalam karsinogenesis kanker serviks terinfeksi HPV, protein 53 (p53) sebagai supresor tumor diduga paling banyak berperan.

Fungsi p53 wild type sebagai negative control cell cycle dan guardian of genom mengalami degradasi karena membentuk kompleks p53-E6 atau mutasi p53. Kompleks p53-E6 dan p53 mutan adalah stabil, sedangkan p53 wild type adalah labil dan hanya bertahan 20-30 menit.

Apabila terjadi degradasi fungsi p53 maka proses karsinogenesis berjalan tanpa kontrol oleh p53. Oleh karena itu, p53 juga dapat dipakai sebagai indikator prognosis molekuler untuk menilai baik perkembangan lesi pre-kanker maupun keberhasilan terapi kanker serviks (Kaufman et al, 2000).

Dengan demikian dapatlah diasumsikan bahwa pada kanker serviks terinfeksi HPVterjadi peningkatan kompleks p53-E6. Dengan pernyataan lain, terjadi penurunan p53 pada kanker serviks terinfeksi HPV. Dan, seharusnya p53 dapat dipakai indikator molekuler untuk menentukan prognosis kanker serviks. Bila pembuluh limfe terkena invasi, kanker dapat menyebar ke pembuluh getah bening pada servikal dan parametria, kelenjar getah bening obtupator, iliaka eksterna dan kelenjar getah bening hipogastrika. Dari sini tumor menyebar ke kelenjar getah bening iliaka komunis dan pada aorta. Secara hematogen, tempat penyebaran terutama adalah paru-paru, kelenjar getah bening mediastinum dan supravesikuler, tulang, hepar, empedu, pankreas dan otak (Prayetni, 1997).

Page 10: CA Serviks Kep. Maternitas

7

E. Pathway

Page 11: CA Serviks Kep. Maternitas

8

F. Keadaan Prekanker Pada ServiksSel-sel pada permukaan serviks kadang tampak abnormal pada sel-sel serviks

merupakan langkah awaldari serangkaian perubahan, yang beberapa tahun kemudian bisa menyebabkan Kanker. Karena itu beberapa perubahan abnormal merupakan keadaan prekanker, yang bisa berubah menjadi Kanker. Saat ini digunakan istilah yang berbeda untuk perubahan anormal pada sel-sel dipermukaan serviks. Diantanya lesi skuamosa intraepitel ( lesi = kelainan jaringan, intraepitel= sel-sel abnormal yang hanya ditemukan dilapisan permukaan ). Perubahan paad sel-sel ini bisa dibagi kedalm dua kelompok :1. Lesi tingkat rendah : perubahan dini dapa ukuran, bentuk dan jumlah sel yang

membentuk permmukaan serviks. Beberapa lesi tingkat rendah menghilang dengan sendirinya . tetapi yang lain tumbuh lebih besar dan lebih abnormal, membentuk lesi tingkat tinggi. Lesi tingkat rendah juga sering disebut dysplasia ringan atau neoplasia intraepitel servikal I (NIS 1). Lesi tingkat rendah paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 25-35 tahun.

2. Lesi tingkat tinggi : ditemukan sejumlah besar sel prekanker yang berbeda dari sel yang normal. Perubahn prekanker ini hanya terjadi pada sel dipermukaan serviks. Selama bertahun-tahun, sel-sel tersebut tidak menjadi ganas dan tidak menyusup ke lapisan serviks yang lenih dalam. Lesi tingkat tinggi juga disebut dysplasia menengah atau dysplasia berat, NIS 2 atau NIS 3, atau karsinoma in situ. Lesi tingkat tinggi palig sering ditemukan pada wanita yang berusia 30- tahun. Jika sel-sel abnormal menyebar lebih ke dalam serviks atau ke jaringan maupun organ lainnya, keadaannya disbut Kanker serviks dan Kanker serviks invasive (sering ditemukan pada usia diatas 40 tahun).

G. GejalaPerubahan pre Kanker pada serviks biasanya tidak menimbulkan gejala dan

perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul dan Pap Smear. Gejala baru muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi ganas dan menyusup kejaringan di sekitarnya.

Pada saat ini akan timbul gejala berikut :1. Perdarahan vagina yang abnormal, terutama diantara 2 menstruasi, setelah

melakukanhubungan seksual dan setelah menopause2. Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)3. Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna pink, coklat,

mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.

Gejala dan Kanker serviks stadium lanjut1. Nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, kelelahan2. Nyeri panggul, punggung atau tungkai3. Dari vagina keluar air kemih atau tinja4. Patah tulang (fraktur)

Page 12: CA Serviks Kep. Maternitas

9

H. DiagnosisDalam mengakkan, factor yang terpenting adalah mengenal penyakit ini secra klinis yang ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium.1. Pemeriksaan Pap smear (sitology). Caranya dengan mengambil lapisan dari

permukaan leher rahim atau vagina untuk menilai perubahan bentuk sel serta mengetahui adanya kanker leher rahim tingkat klinik dini. Di samping dapat mendeteksi kanker rahim tingkat dini, pemeriksaan inibermanfaat untuk pengawasan lanjut setelah terapi. Bila 4 bulan setelah radiasi hasilnya positif, dilakukan dilatasi dan kuretase.

2. Pemeriksaan Schiller. Mengguanakan larutan jodium untuk dinilai di bawah mikroskop. Jaringan normal yang banyak mengandung glikogen akan berwarna coklat (karena gikogen didalamnya akan mengikat jodium). Sedang jaringan kanker yang kurang mengandung glikogen akan berwarna pucat.

3. Pemeriksaan kolposkopi. Menggunakan ala kolposkop, sangat membantu dalam menentukan ada tidaknya daerah abnormal dan menentukan pula posisi daerah abnormal tersebut. Pengambilan bahan sitology dapat mungkin bersamaan dengan pemeriksaan koloskopi, karena tjuan koloskopi untuk menentukan kapan dan dimana biopsy harus dilakukan.

4. Pemeriksaan histopatologi dilakukan dengan mengambil jaringan yang terdiri dari konisasi, biopsy, dilatasidan kuretasi. Prinsipkonisasi yaitu pengambilan sebagian leher rahim sedemikian rupa sehinga bagian yang dikeluarkan berbentuk kerucut (konus) dengan kanalis servikalis sbagai sumbu kerucut. Biasannya konisasi dilakukan pada minggu ke 3 dari siklus haid dan penderita dirawat lebih kurang 5 hari. Prinsip biopsy yaitu pengambilan sedikit jaringan leher rahim dengan menggunakan tang biopsy. Walaupun tindakan biopsy mengandung bahaya (perdarahan dan penyebaran sel ganas) tetapi pemeriksaan ini sangat bermanfaat tindakan dilatasi dan kuretase diperlukan untuk menilai perluasan ke rongga rahim.

I. Faktor-faktor Risiko1. Kebiasaan Seksual: Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa

kebiasaan seksual dengan berganti-ganti pasangan dan melakukan hubungan seksual pada usia kurang dari 15 tahun, meningkatkan risiko kejadia kanker leher rahim 10 kali lipat. Keterlibatan pria dapat dibuktikan dengan adanya korelasi antara kejadian kanker leher rahim dengan kanker penis pada wilayah tertentu. Lebih jauh, meningkatnya kanker rahim pada wanita yang suaminya berhubungan seksual dengan banyak wanita, menimbulkan infeksi.

2. Hygiene Genital: Kebersihan genital yang buruk termasuk faktor risiko.3. Merokok: Zat nikotin yang berasal dari tembakau dapat ditemukan pada

lendir leher rahim. Diduga peranan nikotin adalah sebagai ko-karsinogen.

Page 13: CA Serviks Kep. Maternitas

10

J. Pengobatan lesi prekankerPengobatan lesi prekanker pada serviks tergantung kepada:

1. Tingkatan lesi (apakah tingkat rendah atau tingkat tinggi)2. Rencana penderita untuk hamil lagi3. Usia dan keadaan umum penderita

Lesi tingkat rendah biasanya tidak memerlukan pengobatan lebih lanjut, terutama jika daerah yang abnormal seluruhnya telah diangkat pada waktu pemeriksaan biopsy. Tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan Pap smear dan pemeriksaan panggul secara rutin.Pengobatan pada lesi prekanker bisa berupa:

1. Kriosurgeri (pembekuan)2. Kauterisasi (pembakaran, juga disebut diatermi)3. Pembedahan laser untuk menghancurkan sel-sel yang abnormal tanpa

melukai jaringan yang sehat di sekitarnya.4. LEEP(loop electrosurgical excision procedure) atau konisasi.

Setelah menjalani pengobatan penderita mungkin merasakan kram atau nyeri lain, perdarahan maupun keluarnya cairan encer dari vagina. Pada beberapa kasus, mungkin perlu dinamakan histerektomi (pengangkatan rahim), terutama jika sel-sel abnormal ditemukan di dalam lubang serviks. Histerektomi dilakukan jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi.

K. Pengobatan untuk kanker seviksPemilihan pengobatan untuk kanker serviks tergantung kepada lokasi dan

ukuran tumor, stadium penyakit, usia, keadaan penderita dan rencana penderita untuk tidak hamil lagi atau tidak.1. Pembedahan

Pada karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paing luar), seluruh kanker sering dapat diangkat dengan bantuan pisau bedah ataupun melalui LEEP. Dengan pengobatan tersebut, penderita masih bisa memiliki anak. Karena kanker bisa kembali kambuh, dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ulan dan Pap semar setiap 3 bulan selama 1 tahun pertama dan selanjutnya setiap 6 bulan. Jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi, dianjurkan untuk menjalani histerektomi. Pada kanker invasif, dilakukan histerektomi dan pengangkatan struktur disekitarnya (prosedur ini disebut histerektomi radikal) serta kelenjar getah bening. Pada wanita muda, ovarium yang normal dan masih berfungsi tidak diangkat.

2. Terapi penyinaranTerapi penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker invasif yang masih terbatas pada daerah panggul. Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhan. Ada 2 macam radioterapi:

Page 14: CA Serviks Kep. Maternitas

11

a. Radiasi eksternal: sinar berasal dari sebuah mesin besar. Penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan sebanyak 5 hari/minggu selama 5-6 minggu.

b. Radiasi internal: zat radioaktif yang terdapat di dalam sebuah kapsul dimasukkan langsung ke dalam serviks. Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari da selama itu penderita dirawat di rumah sakit. Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali selama 1-2 minggu.Efek samping dari terapi penyinaran adalah:

a. Iritasi rectum dan vaginab. Kerusakan kandung kemih dan rectumc. Ovarium berhenti berfungsi

3. KemoterapiJika kanker telah menyebar ke luar panggul, dianjurkan untuk menjalani kemoterapi. Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Obat anti-kanker diberikan melalui suntikan intravena atau melalui mulut. Kemoterapi diberikan dalam suatu siklus, artinya suatu periode pengobatan yang diselingi dengan periode pemulihan, lalu dilakukan pengobatan yang diselingi dengan pemulihan.

4. Terapi biologisPada terapi bioogis digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh dalam melawan penyakit. Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh lain. Yang paling sering digunakan adalah interferon, yang dikombinasikan dengan kemoterapi.

5. Efek samping pengobatana. Selain membunuh sel-sel kanker, tindakan pengobatan juga menyebabkan

kerusakan pada sel-sel yang sehat dan sering menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan. Efek samping dari pengobatan kanker sangat tergantung kepada jenis dan luasnya pengobatan. Selain itu, reaksi dari setiap penderita juga berbeda-beda. Metoda untuk membuang atau menghancurkan sel-sel kanker pada permukaan serviks sama dengan metode yang digunakan untuk mengobati lesi prekanker. Efek samping yang timbul berupa kram atau nyeri lainnya, perdarahan atau keluar cairan encer dari vagina.

b. Beberapa hari setelah menjalani histerektomi, penderita mengalami nyeri di perut bagian bawah. Untuk mengatasinya, diberikan obat pereda nyeri. Selain itu, penderita tidak akan mengalami menstruasi lagi. Histerektomi tidak mempengaruhi gairah dan kemampuan untuk melakukan hubungan seksual. Namun banyak penderita yang mengalami gangguan emosional setelah histerektomi. Pandangan penderita terhadap seksualitasnya bisa

Page 15: CA Serviks Kep. Maternitas

12

berubah karena penderita merasa kehilangan sesuatu (tidak dapat hamil lagi).

c. Penderita mungkin juga mengalami kesulitan dalam berkemih dan buang air besar. Untuk membantu pembuangan air kemih bisa dipasang kateter.

d. Beberapa saat setelah pembedahan, aktivitas penderita harus dibatasi agar penyembuhan berjalan lancar. Aktivitas normal (termasuk huubungan seksual) biasanya bisa kembali dilakukan setelah waktu 4-8 minggu.

e. Selama mengalami radioterapi, penderita mudah lelah (sesudah seminggu), timbul diare dan sering berkemih. Biasanya, penderita tidak boleh melakukan hubungan seksual.

f. Pada radiasi eksternal, sering terjadi kerontokan rambut di daerah yang disinari, kulit menjadi merah, kering serta gatal-gatal. Kulit yang disinari sebaiknya mendapat udara cukup, dan terlindung dari sinar matahari.

g. Setelah radiasi internal, vagina menjadi lebih sempit dan kurang lentur, sehingga terasa nyeri saat berhubungan seksual. Untuk mengatasi, penderita dianjurkan untuk menggunakan dilator atau pelumas bahan dasar air.

h. Efek samping kemoterapi sangat tergantung kepada jenis dan dosis obat yang digunakan. Efek samping pada setiap penderita juga berlainan. Biasanya obat anti-kanker mempegaruhi sel-sel yang membelah dengan cepat, termasuk sel darah yang berfungsi melawan infeksi, membantu pembekuan darah atau mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Jika sel darah terkena pengaruh obat anti-kanker, penderita lebih mudah mengalami infeksi, mudah memar dan mengalami perdarahan serta kekurangan tenaga. Sel-sel pada akar rambut dan yang melapisi saluran pencernaan juga membelah dengan cepat. Jika sel-sel tersebut terpengaruh oleh kemoterapi, penderita mengalami kerontokan rambut, nafsu makan berkurang, mual, muntah atau luka di mulut.

i. Terapi biologis bisa menyebabkan gejala flu, yaitu mengigil, demam, nyeri otot, nafsu makan berkurang, mual, muntah dan diare. Kadang timbul ruam, selain itu penderita juga bisa mudah memar dan mengalami perdarahan.

L. Pencegahan Ada dua cara untuk mencegah kanker serviks:

1. Mencegah terjadinya infeksi HPV2. Melakukan pemeriksaan Pap smear secara teratur

Pap smear (tes Papanicolau) adalah suatu pemeriksaan mikroskopik terhadap sel-sel yang diperoleh dari apusan serviks. Pada pemeriksaan Pap smear, contoh sel serviks diperoleh dengan bantuan sebuah spatula yang terbuat dari kayu atau plastik (yang dioleskan bagian luar serviks) dan sebuah sikat kecil (yang dimasukkan ke dalam saluran servikal). Sel-sel serviks lalu dioleskan pada kaca obyek lalu diberi pengawet dan dikirimkan ke laboratorium untuk

Page 16: CA Serviks Kep. Maternitas

13

diperiksa. 24 jam sebelum menjalani Pap smear, sebaiknya tidak melakukan pencucian dan pembilasan vagina, tidak melakukan hubungan seksual, tidak berendam dan tidak menggunakan tampon. Pap smear sangat efektif dalam mendeteksi perubahan prekanker pada serviks. Jika hasilnya menunjukkan dysplasia atau serviks tampak abnormal, biasanya dilakukan kolposkopi dan biopsy.Anjuran untuk melakukan Pap smear secara teratur:a. Setiap tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahunb. Setiap tahun untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau

pernah menderita infeksi HPV atau kutil kelamin.c. Setiap tahun untuk wanita uang memakai pil KBd. Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun, telah 3 kali

brturut-turut melakukan Pap smear dan menunjukkan hasil negatif atau bagi wanita yang telah menjalani histerektomi bukan karena kanker

e. Sesering mungkin jika hasil Pap smear menunjukkan abnormalf. Sesering mugkin setelah pengobatan prekanker atau kanker serviks

Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kanker serviks sebaiknya:a. Anak perempuan dibawah 18 tahun tidak melakukan hubungan seksualb. Tidak melakukan hubungan seksual dengan penderita kutil kelamin atau

menggunakan kondom untuk mencegah penularan kutil kelaminc. Jangan berganti-ganti pasangan seksual d. Berhenti merokok

Pemeriksaan Pap smear setiap tahun (termasuk Pap smear) harus dimulai ketika seorang wanita mulai aktif melakukan hubungan seksual pada usia 20 tahun. Setiap hasil yang abnormal harus diikuti dengan pemeriksaan kolposkopi dan biopsi. Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa vitamin A berperan dalam menghentikan atau mencegah perubahan keganasan pada sel-sel, seperti yang terjadi pada permukaan serviks.

.

Page 17: CA Serviks Kep. Maternitas

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

M. Pengkajian1. Aktivitas dan istirahat

Gejala:a. Kelemahan atau keletihan akibat anemiab. Perubahan pada pola istirahat dan kebiasaan tidur pada malam haric. Adanya faktor-faktor yang memengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas, dan

keringat malamd. Pekerjaan atau profesi dengan penajaman karsinogen lingkungan dan

tingkat stres tinggi

2. Integritas egoGejala: faktor stres, merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius atau spiritual, masalah tentang lesi cacat, pembedahan, menyangkal diagnosis, dan perasaan putus asa.

3. EliminasiPengkajian eliminasi yang dapat dilakukan oleh perawat adalah sebagai berikut.a. Pada kanker serviks: perubahan pada pola defekasi, perubahan eliminasi

urinalis, misalnya nyerib. Pada kanker ovarium didapat tanda haid tidak teratur, sering berkemih,

menoupouse dini, dan menoragia

4. Makanan dan minumanGejala:a. Pada kanker serviks: kebiasaan diet buruk (misalnya: rendah serat, tinggi

lemak, adiktif, bahan pengawet rasa)b. Pada kanker ovarium: dispepsia, rasa tidak nyaman pada abdomen, lingkar

abdomen yang terus meningkat (kanker ovarium)

5. NeurosensoriGejala: pusing, sinkope

6. Nyeri atau kenyamananGejala: adanya nyeri derajat bervariasi, misalnya ketidaknyamanan ringan sampai nyeri hebat (dihubungkan dengan proses penyakit), nyeri tekan pada payudara (pada kanker ovarium)

7. PernapasanGejala: merokok, pemajanan abses

Page 18: CA Serviks Kep. Maternitas

15

8. Keamanan Gejala: pemajanan pada zat kimia toksik, karsinogenTanda: demam,ruam kulit, ulserasi

9. SeksualitasGejala: perubahan pola respon seksual, keputihan (jumlah karakteristik, bau), perdarahan sehabis senggama (pada kanker serviks)

10. Interaksi sosialGejala: ketidaknyamanan atau kelemahan sistem pendukungRiwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan), dukungan, bantuan, masalah tentang fungsi atau tanggung jawab peran

11. PenyuluhanGejala: riwayat kanker pada keluarga, sisi primer: penyakit primer, riwayat pengobatan sebelumnya. Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun, multigravida pasangan seks multipel, dan aktivitas seksual dini

N. Diagnosa Keperawatan1. Ansietas yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang diagnosis

kanker, takut akan rasa nyeri, kehilangan femininitas, dan perubahan bentuk tubuh

2. Gangguan perfusi jaringan (anemia) b/d perdarahn intraservikal3. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d proses desakan pada jaringan intraservikal4. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam

penampilan terhadap pemberian sitostatika.5. Gangguan pemenuhan kebutuhan tidur b.d nyeri dan kondisi lingkungan

O. Intervensi Keperawatan Diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan pada klien dengan kanker serviks adalah sebagai berikut.

1. Ansietas yang berhubungan dengan diagnosis kanker, takut akan rasa nyeri, kehilangan femininitas, dan perubahan bentuk tubuhDibuktikan dengan:a. Peningkatan ketegangan, gemetaran, ketakutan, dan gelisahb. Mengekspresikan masalah mengenai perubahan dalam kejadian hidupTujuan: rasa cemas ibu hilang atau tidak cemas lagiKriteria hasil: menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut

Intervensi Mandiri

Page 19: CA Serviks Kep. Maternitas

16

a. Tinjau ulang pengalaman klien atau orang terdekat sebelumnya dengan kanker. Tentukan apakah dokter telah menjelaskan kepada ibu dan apakah kesimpulan ibu telah dicapai

Rasional: Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep berdasarkan pada pengalaman pada kanker

b. Berikan dukungan emosi untuk klien atau orang terdekat selama tes diagnostik dan fase pengobatanRasional: Meskipun mampu beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan efek kanker atau efek samping terapi, tetapi banyak klien memerlukan dukungan tambahan selama periode ini

Kolaborasia. Rujuk ibu/orang terdekat pada program kelompok pendukung (bila ada)

Rasional: Kelompok pendukung biasanya sangat mengutungkan, baik untuk klien maupun orang terdekat, memberikan kontak dengan ibu dengan kanker pada berbagai tingkatan pengobatan dan pemulihan

b. Rujuk pada konseling profesional bila diindikasikanRasional:Mungkin perlu untuk memulai dan mempertahankan struktur psikososial positif bila sistem pendukung orang terdekat ibu terganggu.

2. Gangguan perfusi jaringan (anemia) b.d perdarahan masif intra cervikal Tujuan : Setelah diberikan perawatan selama 1 X 24 jam diharapkan perfusi jaringan membaik.

Dibuktikan oleh :

a. Perdarahan intra servikal sudah berkurang.

b. Konjunctiva tidak pucat.

c. Mukosa bibir basah dan kemerahan.

d. Ektremitas hangat.

e. Hb 11-15 gr %.

f. Tanda vital

TD : 120-140 / 70 - 80 mm Hg, Suhu : 36-37 oC

Nadi : 70 - 80 X/mnt, , Respirasi : 18 - 24 X/mnt.

Intervensi

a. Observasi tanda-tanda vital.

Rasional : TTV membantu memantau keadaan klien.

b. Kaji bagaimana warna kulit dan membran mukosa klien

Page 20: CA Serviks Kep. Maternitas

17

Rasional : Perubahan warna kulit dan membran mukosa menunjukkan adanya cyanosis.

c. Pantau mengeluaran pervagina

Rasional : Perdarahan yang masif merupakan faktor resiko terjadinya anemia

d. Lakukan pemeriksaan darah rutin

Rasional : Pemeriksaan darah rutin yang dilakukan menunjukkan adanya perubahan pada komponen darah

e. Laksanakan program terapi as.tranexsamat 500mg/8jam

Rasional : Pemberian terapi yang tepat membantu proses penyembuhan

3. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d proses desakan pada jaringan intraservikalDibuktikan dengan:

a. Keluhan nyerib. Memfokuskan pada diri sendiri atau penyempitan fokusc. Distraksi atau perilaku berhati-hatid. GelisahTujuan: nyeri hilang/berkurangKriteria hasil: melaporkan nyeri hilang/berkurang atau kontrol dengan pengaruh minimal

Intervensi Mandiri

a. Tentukan riwayat nyeri, misalnya: lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas (skala 0-10), serta tindakan kehilangan yang digunakanRasional: Informasi memberi data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan intervensiCatatab: pengalaman nyeri adalah individual yang digabung, baik respons fisik maupun emosional

b. Berikan tindakan kenyamanan dasar (misalnya: reposisi, gosokkan punggung) dan aktivitas hiburan (misalnya: musik dan televisi)Rasional:Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian

c. Palpasi kandung kemih, sedikit keluhan merasa ketidaknyamanan dalam berkemihRasional: Persepsi kandung kemih penuh, distensi kandung kemih diatas simfisis pubis menunjukkan retensi urine

d. Berikan tindakan berkemih, posisi normal, aliran air pada baskom penyiraman air hangat pada perineum

Page 21: CA Serviks Kep. Maternitas

18

Rasional:Meningkatkan relaksasi otot perineal dan dapat mempermudah upaya berkemih

e. Berikan perawatan kebersihan perineum dan perawatan kateterRasional: Meningkatkan kebersihan menurunkan risiko infeksi saluran kemih asenden

f. Kaji karakteristik urine, perhatikan warna, kejernihan, dan baunyaRasional: Retensi urine, drainase vagina dan kemungkinan adanya kateter intermiten/tak menetap meningkatkan risiko infeksi, khususnya bila ibu mempunyai jahitan perineum

g. Pemasangan keteter bila diindikasikanRasional: Edema atau pengaruh suplai saraf dapat menyebabkan atonia kandung kemih/retensi kandung kemih memerlukan dekompresi kandung kemih

h. Dekompresi kandung kemih secara perlahanRasional:Bila jumlah besar urine terakumulasi, dekompresi kandung kemih cepat menghilangkan tekanan pembuluh pelvis, meningkatkan pengumpulan vena.

4. Gangguan pemenuhan kebutuhan tidur b.d nyeri dan kondisi lingkunganIntervensi :

a. Kaji kebutuhan tidur dan kebiasaan tidur klienRasional : Mengetahui intervensi yang akan diberikan pada klien

b. Ciptakan kondisi lingkungan yang nyaman bagi klienRasional : Situasi yang tenang mendukung klien untuk tidur

c. Batasi pengunjung yang masuk ruangan klienRasional : Pengunjung yang sedikit diharapkan mapu mengurangi keramaian

d. Ajarkan teknik distraksi, imagingRasional : Teknik distraksi membantu klien lebih nyaman untuk tidur

5. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan dalam penampilan sekunder terhadap pemberian sitostatika.

Tujuan :Setelah diberikan tindakan perawatan, konsep diri dan persepsi klien menjadi stabilKriteria hasil :a. Klien mampu untuk mengeskpresikan perasaan tentang kondisinyab. Klien mampu membagi perasaan dengan perawat, keluarga dan orang dekat.

Page 22: CA Serviks Kep. Maternitas

19

c. Klien mengkomunikasikan perasaan tentang perubahan dirinya secara konstruktif.

d. Klien mampu berpartisipasi dalam perawatan diri.Intervensi :a. Kontak dengan klien sering dan perlakukan klien dengan hangat dan sikap

positif.b. Berikan dorongan pada klien untuk mengekpresikan perasaan dan pikian

tentang kondisi, kemajuan, prognose, sisem pendukung dan pengobatan.c. Berikan informasi yang dapat dipercaya dan klarifikasi setiap mispersepsi

tentang penyakitnya.d. Bantu klien mengidentifikasi potensial kesempatan untuk hidup mandiri

melewati hidup dengan kanker, meliputi hubungan interpersonal, peningkatan pengetahuan, kekuatan pribadi dan pengertian serta perkembangan spiritual dan moral.

e. Kaji respon negatif terhadap perubahan penampilan (menyangkal perubahan, penurunan kemampuan merawat diri, isolasi sosial, penolakan untuk mendiskusikan masa depan.

f. Bantu dalam penatalaksanaan alopesia sesuai dengan kebutuhan.g. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain yang terkait untuk tindakan konseling

secara profesional.

P. Implementasi KeperawatanImplementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah

direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat, dan bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain.Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.

Q. Evaluasi KeperawatanMerupakan hasil perkembangan klien dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai.

Page 23: CA Serviks Kep. Maternitas

BAB IV

KASUS

Asuhan keperawatan pada ny. Y dengan kanker serviks di bangsal melati 2 (8k) RSUD DR. Moewardi Surakarta

R. PengkajianPengkajian dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Mei 2012 pukul 09.00 WIB di bangsal Melati 2 RSUD Dr. Moewardi. Pengkajian diperoleh dari hasil anamnesa langsung ke klien, keluarga, dan status klien.

1. Biodataa. Identitas Klien

Nama : Ny. YUmur : 58 tahunJenis kelamin : PerempuanPendidikan : SMPAgama : IslamSuku / Bangsa : Jawa / IndonesiaStatus perkawinan : KawinAlamat : Soko 10/02, Soko, Wiri, SragenTgl masuk RS : 21 Mei 2012Bangsal : Melati 2Nomor RM : 01129577 Dignosa medis : Kanker Serviks Ib2

b. Identitas PenanggungjawabNama : Ny. SUmur : 28 tahunJenis kelamin : PerempuanPendidikan : SMAPekerjaan : swasta Agama : IslamAlamat : Soko 10/02, Soko, Wiri, SragenHubungan dengan klien : Anak

2. Riwayat Penyakita. Keluhan utama

Klien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah dan menjalar ke pinggang ketika terjadi perdarahan (merah segar disertai bekuan-bekuan darah).

Page 24: CA Serviks Kep. Maternitas

21

b. Riwayat penyakit sekarangKlien mengalami perdarahan sejak 4 tahun yang lalu dan hanya diperiksakan ke bidan atau dokter. Klien diberi obat oral analgesik karena diperkirakan penyakit tersebut hanya tanda-tanda menopause saja. Tanggal 30 Maret 2015 klien melakuklan pemeriksaan USG di RS PKU Muhammadiyah dengan hasil calyectasis disertai nefroltiasis kiri/cystitis. Pada tanggal 14 Mei 2012 klien dirawat di RS PKU Muhammadiyah selama 1 minggu dan selama di RS PKU Muhammadiyah klien telah mendapat transfusi 2 colf dan dilakukan pemeriksaan PA pada 15 Mei 2012 dengan kesan squamous cell carsinoma deferensiasi moderat. Pada tanggal 21 Mei 2012 klien dirujuk ke RSUD DR Moewardi karena keterbatasan alat.

c. Riwayat penyakit dahuluKlien belum pernah mengalami penyakit ini sebelumnya. Klien menderita hipertensi tapi tidak pernah dirawat dirumah sakit karena penyakit hipertensi. Klien juga tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti TBC dan penyakit kelamin atau penyakit kronis seperti DM .

d. Riwayat penyakit keluargaKlien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang menderita penyakit seperti ini. Ibu klien mempunyai riwayat hipertensi.

= perempuan = klien

= laki-laki ---- = tinggal serumah

Page 25: CA Serviks Kep. Maternitas

22

Narasi : klien adalah anak ke dua dari 3 bersaudara, klien menikah 1 kali dikaruniai 3 anak, anak yang pertama perempuan dan sudah menikah, anak kedua perempuan dan sudah menikah, sedangkan anak ketiga laki-laki dan belum menikah.

e. Riwayat menstruasiMenarche : 12 tahunSiklus : 28-30 hariJumlah : sedang (2 x ganti pembalut sehari)Lama : 7 hariDismenorhea : tidakWarna : merah segar-merah tuaBau : khas

f. Riwayat obstetri1) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas (G3P3A0 AH 3)

Anak ke Kehamilan Persalinan AnakNo Usia Usia

kehamilanPenyulit Jenis Penolong JK BB

1. 34 th 40 mgg - spontan Dukun anak

Pr 3000

2. 32 th 38 mgg - spontan Bidan Pr 28003. 30 th 39 mgg - spontan Bidan Lk 3300

Klien mengatakan selama nifas tidak ada keluhan perdarahan dengan lama nifas ± 35 hari.

2) Riwayat menikahKlien mengatakan 1x menikah dengan usia perkawinan 35 tahun, klien menikah pada usia 22 tahun.

3) Riwayat KBKlien menggunakan KB susuk selama 2 tahun kemudian di lepas lalu punya anak, berulang selama 3x. Selama KB klien mengalami menstruasi yang tidak teratur, kadang selama 1 bulan klien mengalami menstruasi 3x berturut-turut.

3. Pola Fungsional Kesehatana. Pola persepsi sehat sakit

Klien mengatakan jika sakit hanya minum obat warung dan berobat ke puskesmas. Bila belum sembuh klien berobat ke dokter. Klien

Page 26: CA Serviks Kep. Maternitas

23

mengetahui bahwa dia menderita kanker. Oleh sebab itu klien merasa takut dan cemas dengan penyakitnya tersebut.

b. Pola aktivitas dan istirahatSebelum sakit : Klien adalah ibu rumah tangga yang setiap hari mengurus pekerjaan rumah. Klien mengatakan dapat melakukan aktivitasnya tanpa bantuan orang lain dan tanpa alat bantu.Selama sakit : Klien memerlukan bantuan keluarga untuk memenuhi sabagian kebutuhannya

ADL 0 1 2 3 4

Toileting √

Bathing √

Fooding √

Dressing √

Activity √

Kesimpulan : klien 50% bantuan.

c. Pola personal hygieneSebelum sakit : klien mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti baju 2x sehariSelama sakit : Klien mengatakan mandi 2x sehari di kamar mandi, gosok gigi 2x sehari, ganti baju 1x sehari dengan bantuan keluarganya.

d. Pola nutrisiSebelum sakit :

BB: 53 kgTB: 155 cmIMT : BB/ TB2 (m) : 53/(1,55)2 = 22,06 (normal)BB normal = (TB-100) ±10% ( TB-100)

= (155-100) ± 10% (155-100)= 49,5 kg

Lila : 26 cmKlien mengatakan biasanya makan 3x sehari 1 porsi dengan nasi,lauk,dan sayur. Klien tidak memiliki makanan pantangan. Klien bisanya minum air putih ± 6 7 gelas belimbing sehari, klien tidak suka minum kopi.Selama sakit :

Keterangan :

0 : mandiri1 : 25% bantuan (dibantu

alat)2 : 50% bantuan (dibantu

orang lain)3: 75% bantuan (dibantu

alat dan orang lain)4 : 100% bantuan

(tergantung total)

Page 27: CA Serviks Kep. Maternitas

24

BB: 49 kgTB: 155 cmIMT : 20,39Lila : 23 cmDari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil :Hb: 11,4 g/dlHt: 35 %Albumin: 3,6 g/dlKlien makan sesuai diet RS yaitu bubur dan klien menghabiskan porsi dari menu RS. Klien minum ± 45 aqua gelas air putih sehari.

e. Pola eliminasiSebelum sakit : Klien biasa BAB 2 hari sekali, biasanya pada pagi hari, dengan konsistensi feses pasta, berwarna kecoklatan. BAK 5-7 x sehari ± 250 cc tiap BAK dengan warna kuning jernihSelama sakit : klien BAB 2 hari sekali,dengan konsistensi feses pasta, berwarna kecoklatan, BAK 5-7 x sehari warna kuning jernih.

f. Pola istirahat tidurSebelum sakit : Klien mengatakan biasanya tidur ± 8 jam sehari dan kadang tidur siang ± 1 jam, waktu istirahat digunakan untuk menonton TVSelama sakit : Klien mengatakan tidur ± 6 jam sehari dan sering terbangun pada malam hari karena nyeri yang dirasakan dan kadang karena suasana lingkungan yang ramai. Klien kadang-kadang tidur siang ± 1 jam.

g. Pola seksual reproduksiKlien telah menikah selama 35 tahun, G3P3Ao AH 3 dengan riwayat kelahiran spontan, pemberian ASI selama 4 bulan, lama riwayat nifas ± 35 hari tanpa gangguan, dan klien memakai KB susuk selama 2 tahun. Klien mengatakan tidak melakukan intercourse dengan suaminya sejak 10 tahun yang lalu

h. Pola psikososialSelama di RS klien tampak cemas mengetahui penyakitnya. Klien mengatakan perannya sebagai ibu tidak terganggu tetapi klien merasa sedih karena menderita kanker. Klien tampak kooperatif dan terbuka dengan perawat,berharap segera sembuh dari sakitnya.

i. Pola spiritualKlien beragama islam. Klien mengatakan sejak sakitnya mulai parah ia tidak dapat sembahyang seperti biasanya. Klien tampak tabah dalam menjalani program pengobatan.

j. Pola persepsi kognitif

Page 28: CA Serviks Kep. Maternitas

25

Sebelum dan selama sakit : klien tidak menngunakan alat bantu dengar atau alat bantu lihat, klien mampu berespon terhadap keadaan sekitarnya dengan baik, dan klien belum mengalami gangguan daya ingat. Klien mengatakan hanya tahu bahwa dia menderita kanker dan akan memperoleh pengobatan kemoterapi tetapi klien tidak tahu efek samping yang akan dierima dari kemoterapi tersebut.

k. Pola koping dan mekanisme stressSebelum dan selama sakit jika ada masalah klien menceritakan kepada anak kedua yang tinggal serumah dengannya.

4. Pemeriksaan Fisika. Keadaan umum : lemahb. Kesadaran : compos mentisc. Vital sign : TD : 140/80 mmHg R : 20 x/menit

N : 88 x/menit S : 36,6o Cd. Kepala : bentuk kepala mesochepal, tidak ada lesi, rambut sedikit

motor, warna rambut hitam pekat, tampak adanya uban pada sebagian rambut, distribusi rambut tidak merata pada bagian depan

e. Mata : kanan kiri simetris, pupil isokhor diameter 2 mm, conjungtiva merah muda, sclera putih, reaksi terhadap cahaya baik, tidak memakai kacamata

f. Hidung : bentuk hidung simetris, tidak terdapat adanya sekret, tidak ada polip

g. Telinga : bentuk daun telinga simetris, tidak terdapat adanya serumen, pendengaran berfungsi baik, dapat merespon dengan baik pertanyaan perawat

h. Mulut : bentuk bibir simetris atas dan bawah, mukosa bibir tampak kering dan agak pucat

i. Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroidj. Paru-paru

I : bentuk dada simetris, pengembangan dada kanan kiri samaP : vocal fremitus teraba samaP : sonor di hampir semua bagian paruA : suara napas vesikuler regular

k. JantungI : ictus cordis tidak tampak, tidak ada JVPP : ictus cordis teraba pada ICS V tapi tidak kuat angkatA : S1 dan S2 reguler, tidak ada suara tambahanP : pekak

l. Abdomen

Page 29: CA Serviks Kep. Maternitas

26

I : simetris, tidak ada bekas OPA : bising usus 20x/menitP : nyeri tekan pada perut bagian bawah, tidak teraba massaP : timpani

m. Genetalia : tidak ada lesi, terdapat discharge darah merah segar dengan gumpalan-gumpalan darah, ganti pembalut kira-kira 3x sehari, tidak terpasang DC.

n. Kulit : warna sawo matang, kering, turgor kulit 1 detik, tidak cyanosis

o. EkstremitasAtas : bentuk tangan simetris, jumlah jari lengkap, tidak ada lesi, dapat digerakkan fleksi ekstensi, terpasang infus RL 20 tpm pada tangan kanan sejak 20 Mei 2012Bawah : dapat digerakan fleksi ekstensi, tidak terdapat edema

5. Pemeriksaan Penunjanga. Pemeriksaan Laboratorium tanggal 21 Mei2012

Pemeriksaan Hasil Normal SatuanHemoglobin 11,4 12-15 g/dLHematokrit 35 33-45 %

Leukosit 3,7 4,5-11 103/µLTrombosit 193 150-450 103/µLEritrosit 4,06 4,10-5,10 106/µL

Gol Darah BPT 13,1 10-15 Detik

APTT 23,3 20-40 DetikGDSw 98 60-140 mg/dL

Albumin 3,6 3,5-5,2 g/dLKreatinin 0,7 0,6-1,1 mg/dLUreum 31 < 50 mg/dL

Na 140 130-145 mmol/LK 3,7 3,3-5,1 mmol/LCl 106 98-106 mmol/L

HbSAg -

b. PA (patologi anatomi)PA dilakukan pada tanggal 15 Mei 2012 dengan hasil:Makros: diterima jari sebanyak 0-3 cc, coklat, kenyal, cetak semua.Mikros: sediaan dari serviks uteri menunjukkan gepeng berlapis tumbuh papilomatous dengan kelenjar sel pielomorfi, inti

Page 30: CA Serviks Kep. Maternitas

27

berkromatin, mitosis dapat ditemukan, terdapat kornifikasi mutiara, sebagian tumbuh infiltrat ke stroma.Kesan: squamous cell carsinoma deferensiasi moderatDx PA : squamous cell ca

c. Pemeriksaan USG Pemeriksaan USG dilaksanakan pada tanggal 30 April 2012 dengan hasil hepar, GB, pankreas, ren kanan, lien, uterus, adnexa dalam batas normal. Ren kiri berukuran 105x53 mm,tampak dilatasi caliks bagian tengah disertai batu di dalamnya diameter 2,4 mm. Vesika urinaria dalam keadaan dinding menebal.Kesan: calyectasis disertai nefroltiasis kiri/cystitis

d. Pemeriksaan urin pada tanggal 15 Mei 2012Warna : kuningKeruh : keruhBilirubin : -Keton : -Protein : +2Leukosit : 50-75Eritrosit : > 100Epitel squmous : 3-5Bakteri : +

# Terapi yang diberikan:- Asan mefenamat tablet 500mg 3x1- Asam tranexamat 500 mg/8jam- Infus RL 20 tpm

6. Data Fokusa. Data subyektif

P : nyeri tersebut muncul karena adanya kanker di serviks, muncul saat perdarahanQ: klien mengatakan nyeri itu rasanya mules-mules seperti mau melahirkanR: nyeri tersebut terasa di bagian perut bawah dan menjalar ke pinggangS : skala nyeri 5T: nyeri muncul saat darah mau keluar dan itu terasa sekitar 5 menitKlien mengeluh pusing dan lemas

Page 31: CA Serviks Kep. Maternitas

28

Klien mengatakan takut dengan kondisi kesehatannyaKlien mengatakan sulit tidur karena nyeriKlien mengatakan sulit tidur karena suasana lingkungan yang ramai

b. Data Obyektif Vital sign : TD : 140/90 mmHg R : 22x/menit

N : 88x/menit S : 36,8o CKlien tampak meringis dan menyeringai saat menahan sakitKlien memegang perut ketika nyeri dirasakanKlien tampak keluar keringat dinginKlien tampak gelisahKlien tampak lemas dan pucatConjungtiva pucatHb 11,4Pengeluaran pervagina merah segar disertai gumpalan-gumpalan darah berdiameter 5 cm, dalam sehari klien ganti pembalut 3 kaliTampak kantung mata

A. ANALISA DATA

No Tanggal Data Fokus Problem Etiologi 1 21 Mei

2012DS :P : nyeri tersebut muncul karena adanya kanker di serviks, muncul saat perdarahanQ : klien mengatakan nyeri itu rasanya mules-mules seperti mau melahirkanR : nyeri tersebut terasa di bagian perut bawah dan menjalar ke pinggangS : skala nyeri 5T : nyeri muncul saat darah mau keluar dan itu terasa sekitar 5 menitDO : TD : 140/90 mmHgN : 86 x/menitR : 20x/menitS : 36,6oC

Nyeri Proses desakan pada jaringan intraservikal

Page 32: CA Serviks Kep. Maternitas

29

Klien tampak meringis dan menyeringai saat menahan sakitKlien memegang perut ketika nyeri dirasakan

2 21 Mei 2012

DS :Klien mengatakan cemas dan takut dengan kondisi kesehatannyaKlien mengatakan takut bila dioperasiDO :Klien tampak gelisahKlien tampak keluar keringat dinginKlien mengeluh pusing dan lemas

Ansietas Krisis situasi (terdiagnosa Ca serviks dan kurangnya pengetahuan tentang Ca serviks dan pengobatanny)

3 21 Mei 2012

DS :Klien mengatakan pusing dan lemasDO :Klien tampak lemas dan pucatConjungtiva pucatHb 11,4Pengeluaran pervagina merah segar disertai gumpalan-gumpalan darah berdiameter 5 cm, dalam sehari klien ganti pembalut 3 kali.

Resiko gangguan perfusi jaringan

Perdarahan

4 DS: klien mengatakan pusing dan lemasKlien mengatakan sulit tidur karena nyeri yang dirasakanKlien mengatakan sulit tidur karena suasana lingkungan yang ramaiDO: tampak kantung mataKlien tampak lemah

Gangguan pemenuhan kebutuhan tidur

Nyeri dan kondisi lingkunganyang kurang nyaman

Page 33: CA Serviks Kep. Maternitas

30

S. Diagnosa keperawatan1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d proses desakan pada jaringan intraservikal2. Ansietas b.d krisis situasi (terdiagnosa Ca serviks dan kurangnya

pengetahuan tentang Ca serviks dan pengobatannya)3. Resiko gangguan perfusi jaringan b.d perdarahan4. Gangguan pemenuhan kebutuhan tidur b.d nyeri dan kondisi lingkungan

T. Intervensi keperawatan

Page 34: CA Serviks Kep. Maternitas

31

No No.Dx

Tujuan Intervensi Rasionalisasi

1

2

1

2

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang muncul dengan kriteria hasil:- Klien tidak sering mengeluh nyeri- Wajah klien

nampak rileks- TTV dalam batas

normalTD: 120/80 mmHgN: 60x-90x/menitR: 16-20x/menitS: 36,4-37o C

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan kecemasan klien dapat berkurang/hilang dengan kriteria hasil : Klien tampak rileks Wajah klien tidak

menunjukkan kegelisahan

1. Kaji keluhan nyeri klien PQRST

2. Ukur TTV

3. Ajarkan teknik relaksasi pada klien

4. Laksanakan program terapi dalam pemberian analgesic oral asam mefenamat 500mg 3x1

1. Kaji ulang tingkat kecemasan klien

2. Kaji ulang permasalahan yang menyebabkan klien cemas

3. Beritahu klien tentang ca serviks dan pengobatannya

4. Beri support pada klien tentang situasi yang dialami

1. Membantu dalam mengidentifikasi ketidaknyamanan klien

2. TTV membantu memantau keadaan klien

3. Teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian dari pusat nyeri

4. Analgetik membantu mengurangi nyeri

1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kecemasan klien mengenai penyakit dan status kesehatanya

2. Mengetahui permasalahan dapat membantu penatalaksanaan tindakan keperawatan.

3. Membantu klien untuk memb\hami penyakit dan pengobatannya

4. Support positif membantu klien menghadapai keadaan dengan lebih tenang

Page 35: CA Serviks Kep. Maternitas

32

3

4

3

4

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan tidak terjadi gangguan perfusi jaringan dengan kriteria hasil :- Klien tidak

mengeluh sakit kepala dan lemas

- Tidak terjadi cyanosis

- Conjunctiva tidak pucat

- Mukosa bibir lembab

- Ektremitas hangat

- Hb 12-15 gr %

- Tanda vital dalam batas normalTD : 120-140 / 70 - 80 mm HgN : 70 - 80 X/mntS : 36-37o CRR : 18 - 24 X/mnt

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kebutuhan tidur klien terpenuhi dengan kriteria hasil:- klien mengatakan sudah bisa tidur nyenyak- Kebutuhan tidur

klien terpenuhi yaitu 8 jam

- Tidak terdapat

5. Anjurkan untuk bepikiran positif

1. Kaji TTV2. Kaji bagaimana

warna kulit dan membran mukosa klien

3. Pantau mengeluaran pervagina

4. Lakukan pemeriksaan darah rutin

5. Laksanakan program terapi as.tranexsamat 500mg/8jam

1. Kaji kebutuhan tidur dan kebiasaan tidur klien

2. Ciptakan kondisi lingkungan yang nyaman bagi klien

3. Batasi pengunjung

5. Pikiran positif mengurangi kecemasan

1. TTV membantu memantau keadaan klien

2. Perubahan warna kulit dan membran mukosa menunjukkan adanya cyanosis

3. Perdarahan yang masif merupakan faktor resiko terjadinya anemia

4. Pemeriksaan darah rutin yang dilakukan menunjukkan adanya perubahan pada komponen darah

5. Pemberian terapi yang tepat membantu proses penyembuhan

1. Mengetahui intervensi yang akan diberikan pada klien

2. Situasi yang tenang mendukung klien untuk tidur

Page 36: CA Serviks Kep. Maternitas

33

kantung mata- Klien nampak lebih

segar

yang masuk ruangan klien

4. Ajarkan teknik distraksi, imaging

3. Pengunjung yang sedikit diharapkan mapu mengurangi keramaian

4. Teknik distraksi membantu klien lebih nyaman untuk tidur

U. Implementasi keperawatan

Tanggal, Jam

No. Dx

Implementasi Respon Klien TTD

22 Mei 201209.30

1

1

1

Mengkaji nyeri klien

Memberikan posisi yang nyaman bagi klien (miring ke kiri dengan perut diganjal guling)

Mengajarkan teknik

DS:P: klien mengatakan nyeri itu karena penyakitnyaQ: klien mengatakan rasanya mules-mules, remes-kremes, seperti akan melahirkanR: klien mengatakan nyeri di bagian perut bawah dan menjalar ke pinggangS: skala 5T: klien mengatakan nyeri muncul saat darah keluar dengan lama nyeri sekitar 5 menitDO: klien tampak menyeringai saat nyeri muncul

DS : klien mengatakan sudah lebih nyamanDO : klien tampak lebih rileks

DS : klien mengatakan mengerti dan bersedia

Maimunah

Page 37: CA Serviks Kep. Maternitas

34

nafas dalam ketika nyeri muncul

DO : klien mencoba melakukan napas dalam

11.00 2 Mengkaji kecemasan klien

DS: klien mengatakan takut dan cemas dengan penyakitnyaDO: klien tampak cemas dan gelisah mengenai penyakitnya

Maria

16.00 3 Melaksanakan advise injeksi as.traneksamat 500 mg

DS:-DO: obat asam traneksamat 500mg masuk melalui IV intra selang

Mariska

19.45 4 Mengajarkan pada klien untuk melakukan teknik relaksasi imagine

DS : klien mengatakan mau untuk melakukannyaDO : klien nampak memejamkna mata dan rileks

Mentari

24.00 3 Melaksanakan advise injeksi as.traneksamat 500 mg

DS:-DO: obat asam traneksamat 500mg masuk melalui IV intra selang

Mentari

23 Mei 201207.00

1,2,4

Mengukur TTV dan mengkaji keluhan yang dirasakan

DS : klien mengatakan cemas dan takut dengan penyakitnyaDO : klien tampak gelisahTD: 130/90 mmHgN:88x/menitR:21x/menitS:36,7o C

Mustika

08.00 3 Melaksanakan program terapiAsam tranexamat 500 mg

DS : klien bersedia disuntik, klien merasa nyeri saat obat dimasukkanDO : obat Asam tranexamat 500 mg masuk iv melalui intra selang, tidak ada flebitis dan tanda-tanda infeksi

Maimunah

09.00 2 Mengkaji ulang kecemasan klien dan memberi dukungan kepada klien

DS: klien mengatakan cemas dengan perannya sebagai seorang istri bila mengalami penyakit sperti iniDO :klien nampak khawatir

Page 38: CA Serviks Kep. Maternitas

35

saat menceritakan tentang perasaanya.

16.00 3 Melaksankan program terapi dalam pemberian injeksi Asam tranexamat 500 mg

DS : klien bersedia di suntik, klien merasa nyeri saat obat dimasukkanDO : obat masuk asam tranexamat 1gr iv melalui intra selang,tidak ada flebitis dan tanda-tanda infeksi

Mariska

20.30 4 Menciptakan lingkungan yang tenang bagi klien dengan menutup tirai pembatas dan membatasi penunggu klien

DS : klien merasa lebih tenang dan ingin beristiahatDO : klien namapak lebih nyaman

Mentari, mariska

24.00 3 Melaksankan program terapi dalam pemberian injeksi Asam tranexamat 500 mg

DS : -DO: obat masuk asam tranexamat 1gr iv melalui intra selang,tidak ada flebitis dan tanda-tanda infeksi

Mentari, mariska

24 Mei 201206.30

06.35

1,2,4

1, 3

Mengukur TTV

Mengkaji keluhan nyeri

DS : -DO: TD: 140/90 mmHgN:85x/menitR: 20x/menitS:36,7oC

DS :P: nyeri saat perdarahanQ: nyeri seperti mules-

mules,kremes-kremes seperti mau melahirkan.

R: nyeri pada perut bagian bawah menjalar ke pinggang

S: skala 4T: muncul saat darah keluar

dan durasi nyeri ± 4 menit

DO: Klien nampak tenang,

Maria

Page 39: CA Serviks Kep. Maternitas

36

hanya sesekali memegang perut saat nyeri

3 Memantau pengeluaran pervagina

DS : Klien mengatakan belum mengganti pembalut sejak tadi malam

DO : keluaran pervagina darah segar disertai bekuan darah dengan diameter ± 3 cm

Mustika

06.45

07.00

2

3

Mengkaji kecemasan klien dan memberi dukungan pada klien

Mengambil sampel darah vena

DS : klien mengatakan mnerima keadaan dan mengikuti terapi yang akan diberikan demi kesembuhannyaDO : klien nampak lebih

tenang

DS: -DO: darah terambil 3 ccKlien nampak meringis

Maimunah

V. Evaluasi

Hari/Tanggal No. Dx

Evaluasi Ttd

24 Mei 201208.00

1 S : - klien mengatakan masih merasakan nyeri saat darah keluar

- Klien mengatakan nyeri berkurang- Klien mengatakan skala nyeri 4

O : - klien nampak lebih rileks- Klien tidak sering mengeluh karena nyerinya- TTV : TD: 140/90 mmHg

N:85x/menitR: 20x/menitS:36,7oC

A : masalah teratasi sebagianP : intervensi dilanjutkan

- Kaji nyeri klien

Page 40: CA Serviks Kep. Maternitas

37

2

3

4

- Ajarkan teknik nafas dalam- Pemberian as. Mefenamat tablet 500mg 3x1

S : - klien mengatakan cemas berkurang- Klien mengatakan berusaha menerima keadaan- Klien berusaha tenang dan sabar menghadapi

penyakitnyaO : Klien tampak lebih tenang dan rileksA : masalah teratasiP : intervensi dihentikan

S: - klien mengatakan tidak mengeluh lemas dan pusing- Klien masih mengatakan terjadi perdarahan

kira-kira 1 hari ganti pembalut 1 kaliO: Tidak terdapat cyanosis

Conjunctiva tidak pucatMukosa bibir lembabEktremitas hangatHb 11,6 gr/dl

A: masalah teratasi sebagianP: intervensi dilanjutkan

- Pantau discharge pervagina- Lakukan pemeriksaan darah rutin- Injeksi as.traneksamat 500mg/8jam

S : - klien mengatakan sudah bisa tidur tapi kadang-kadang masih terbangun

- Klien mengatakan tidak lemas O : - klien nampak lebih segar - tampak kehitaman di bawah mata, terdapat

kantung mataA : masalah teratasi sebagianP : intervensi dilanjutkan

- Ciptakan kondisi lingkungan yang nyaman

Page 41: CA Serviks Kep. Maternitas

BAB V

PENUTUP

A. KesimpulanKanker leher rahim (kanker serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di

dalam leher rahim atau serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun, kendati begitu penyakit ini dapat ditemukan pada usia lebih muda 20 – 29 tahun. 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim.

Kanker leher rahim sendiri merupakan keganasan yang dapat dicegah karena memiliki masa preinvasif (sebelum menjadi keganasan) yang lama, Pemeriksaan sitologi (sel) untuk mendeteksi dini kanker leher rahim sudah tersedia,Terapi lesi preinvasif (bibit keganasan) cukup efektif.

Page 42: CA Serviks Kep. Maternitas

DAFTAR PUSTAKA

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika: Jakarta

Sastrosudarmo, Wh. Kanker The Silent Killer Edisi Kesatu. Garda Media

Page 43: CA Serviks Kep. Maternitas