Case Report Askep Campak

27
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dahulu, selama berabad-abad, campak (rubeola, morbili), merupakan penyakit menular masa kanak-kanak yang paling umum. Walaupun campak tidak umum lagi di Negara yang memberikan vaksin secara luas, tetapi ketimpangan antara Negara maju dan Negara lain yang kurang perawatan kesehatan untuk bayi dan anak sangat mencolok. UNICEF memperkirakan lebih dari 1 juta kematian setahun disebabkan oleh campak dan komplikasinya pada anak di Negara berkembang di seluruh dunia. Menurut data SKRT (1996) insiden campak pada balita sebesar 528/10.000. angka tersebut jauh lebih rendah disbanding tahun 1982 sebelum program imunisasi campak dimulai, yaitu 8000/10.000 pada anak umur 1-15 tahun. Imunisasi merupakan salah satu upaya terbaik untuk menurunkan insiden campak. Sebagai dampak program imunisasi tersebut insiden campak cenderung turun pada ssemua umur. Pada bayi (< 1 tahun) dan anak umur 1-4 tahun terjadi penurunan cukup tajam, sedangkan pada golongan umur 5-14 tahun relative landai. Saat ini program pemberantasan penyakit campak dalam tahap reduksi yaitu penurunan jumlah kasus dan kematian akibat campak, menyusul tahap eliminasi dan akhirnya tahap eradikasi. Diharapkan 10-15 tahun setelah tahap eliminasi, penyakit campak dapat dieradikasi, karena satu-satunya penjamunya adalah manusia. Makalah ini akan membahas lebih jauh penyakit campak, manifestasi klinis dan pemeriksaan penunjang, komplikasi

description

campak

Transcript of Case Report Askep Campak

Page 1: Case Report Askep Campak

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dahulu, selama berabad-abad, campak (rubeola, morbili), merupakan penyakit menular

masa kanak-kanak yang paling umum. Walaupun campak tidak umum lagi di Negara yang

memberikan vaksin secara luas, tetapi ketimpangan antara Negara maju dan Negara lain yang

kurang perawatan kesehatan untuk bayi dan anak sangat mencolok. UNICEF memperkirakan

lebih dari 1 juta kematian setahun disebabkan oleh campak dan komplikasinya pada anak di

Negara berkembang di seluruh dunia.

Menurut data SKRT  (1996) insiden campak pada balita sebesar 528/10.000. angka

tersebut jauh lebih rendah disbanding tahun 1982 sebelum program imunisasi campak dimulai,

yaitu 8000/10.000 pada anak umur 1-15 tahun. Imunisasi merupakan salah satu upaya terbaik

untuk menurunkan insiden campak. Sebagai dampak program imunisasi tersebut insiden

campak cenderung turun pada ssemua umur. Pada bayi (< 1 tahun) dan anak umur 1-4 tahun

terjadi penurunan cukup tajam, sedangkan pada golongan umur 5-14 tahun relative landai.

Saat ini program pemberantasan penyakit campak dalam tahap reduksi yaitu penurunan

jumlah kasus dan kematian akibat campak, menyusul tahap eliminasi dan akhirnya tahap

eradikasi. Diharapkan 10-15 tahun setelah tahap eliminasi, penyakit campak dapat dieradikasi,

karena satu-satunya penjamunya adalah manusia.

Makalah ini akan membahas lebih jauh penyakit campak, manifestasi klinis dan

pemeriksaan penunjang, komplikasi penyakit campak, serta asuhan keperawatan dari penyakit

campak itu sendiri.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum : Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan

diagnosa medis campak.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mengetahui pengkajian pada pasien campak.

b. Mahasiwa mengetahui diagnosa yang muncul pada pasien campak.

c. Mahasiswa mengetahui intervensi yang dapat diberikan pada pasien campak.

d. Mahasiswa dapat melakukan implementasi sesuai intervensi yang telah dibuat pada

pasien campak.

e. Mahasiswa dapat mengevaluasi pasien campak.

Page 2: Case Report Askep Campak

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Penyakit campak adalah penyakit menular dengan gejala kemerahan berbentuk mukolo

papular selama tiga hari atau lebih yang disertai panas 380c atau lebih dan disertai salah satu

gejala batuk, pilek, dan mata merah. (WHO)

Penyakit campak (rubeola, campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi virus yang sangat

menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata /

konjungtiva) dan ruam kulit.

B. ETIOLOGI

Virus campak adalah anggota genus Morbillivirus dari family paramiksovirus. Penyakit

pada anjing, rinderpest (plak ternak), dan hewan pemamah biak. Peste des petiis adalah

morbillovirus lain yang memberikan derajat keterkaitan imunologi yang jelas dengan campak,

memberi kesan adanya suatu jalur evolusi bersama lebih awal dalam hal kemunculannya pada

pejamu yang spesifik (anjing, ternak, kambing, manusia).

C. TANDA DAN GEJALA

Campak memiliki masa tunas 10-20 hari. Penyakit ini dibagi dalam 4 stadium, yaitu :

a. Stadium Inkubasi

Berlangsung selama 10-12 hari yang disertai dengan gejala atau keluhan.

b. Stadium Prodormal (kataral)

Disertai dengan suatu eritema (bercak koplik) pada mukosa pipi dan faring. Demam

ringan hingga konjungtivitis ringan, batuk yang bertambah berat. Biasanya stadium ini

berlangsung selama 4-5 hari disertai panas, malaise, batuk, fotofobia, konjungtivitis dan

koriza. Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema, timbul

bercak koplik yang patognomonik bagi campak, tetapi sangat jarang dijumpai.

c. Stadium Mukopurulen (erupsi)

Ditandai dengan ruam-ruam kulit berbentuk mukopurulen, muncul berurutan yang

dimulai dari leher, muka, badan, lengan hingga tungkai yang di iringi demam tinggi.

Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan dibawah leher

belakang. Pula terdapat sedikit splenomegali. Tidak jarang disertai diare dan muntah.

Variasi dari campak yang biasa ini adalah “ black measles” yaitu campak yang disertai

perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus.

Page 3: Case Report Askep Campak

d. Stadium Pemulihan

Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi)

yang lama kelamaan akan hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia

sering ditemukan pula kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala

patognomonik untuk campak. Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau eksantema

ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai normal kecuali bila

ada komplikasi.

D. DIAGNOSIS BANDING

1. German measles. Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran

kelenjar di daerah suboksipitalis, servikal bagian posterior, belakang teling.

2. Eksantema subitum. Ruam akan timbul bila suhu badan menjadi normal.

E. KOMPLIKASI

1. Otitis Media Akut

2. Enchepalitis

3. Bronkopnemonia

4. Hemiplegia, afasia

5. Paraplegi

6. Acuritis optica

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Serologi

Tehnik pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah fiksasi complement, inhibisi

hemaglutinasi, metode antibody fluoresensi tidak langsung.

2. Patologi anatomi

Pada organ limfoid dijumpai : hyperplasia folikuler yang nyata, senterum germinativum

yang besar. Pada bercak koplik dijumpai : nekrosis, neutrofil, neovaskularisasi.

3. Darah tepi

Jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri.

4. Pemeriksaan antibody IgM anti campak.

5. Pemeriksaan untuk komplikasi

Ensefalopati / ensefalitis (dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinal, kadar elektrolit

darah dan analisis gas darah), enteritis (feces lengkap), bronkopneumonia (dilakukan

pemeriksaan foto dada dan analisis gas darah).

Page 4: Case Report Askep Campak

G. PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan Medis

a. Pemberian vitamin A

Oleh karena campak jelas menurunkan cadangan vitamin A, yang menimbulkan

tingginya insiden xeroftalmia dan ulkus kornea pada anak yang kurang gizi.

supplement vitamin A juga telah memperlihatkan penurunan frekuensi dan keparahan

pneumonia dan laringotrakeobronkitis akibat kerusakan virus campak pada epitel

traktus respiraturius bersilia.

b. Istirahat tirah baring selama suhu tubuh meningkat, pemberian antipiretik

c. Pemberian antibiotik pada anak – anak yang berisiko tinggi

d. Pemberian obat batuk dan sedativum

e. Pencegahan dan pengobatan untuk komplikasi yang timbul.

2. Penatalaksanaan Keperawatan

Penyakit campak sering menyebabkan kematian jika mengenai anak yang keadaan

gizinya buruk sehingga mudah sekali mendapatkan komplikasi terutama

bronkopneumonia. Pasien campak dengan bronkopnumonia perlu dirawat di rumah sakit

karena memerlukan perawatan yang yang memadai (kadang perlu infuse atau oksigen).

Masalah yang perlu diperhatikan  ialah kebutuhan nutrisi, gangguan suhu tubuh, gangguan

rasa aman nyaman, risiko terjadinya komplikasi.

a. Kebutuhan Nutrisi

Campak menyebabkan anak menderita malaise dan anoreksia. Anak sering

mengeluh mulut pahit sehingga tidak mau makan atau minum. Demam yang tinggi

menyebabkan pengeluaran cairan lebih banyak. Keadaan ini jika tidak diperhatikan

agar anak mau makan ataupun minum akan menambah kelemahan tubuhnya dan

memudahkan timbulnya komplikasi.

b. Gangguan suhu tubuh

Campak selalu didahului demam tinggi. Demam yang disebabkan infeksi virus ini

pada akhirnya akan turun dengan sendirinya setelah campaknya keluar banyak,

kecuali bila terjadi komplikasi demam akan tetap berlangsung lebih lama. Untuk

menurunkan suhu tubuh biasanya diberikan antipiretik dan jika tinggi sekali

diberiakan sedative untuk mencegah terjadinya kejang.

c. Gangguan rasa aman nyaman

Gangguan ini dirasakan anak karena adanya demam, tak enak badan, pusing,

mulut terasa pahit dan kadang muntah-muntah. Biasanya anak juga tidak tahan meuhat

Page 5: Case Report Askep Campak

sinar karena silau, batuk bertambah banyak dan akan berlangsung lebih lama dari

campaknya sendiri. Anak kecil akan sangat rewel, pada waktu malam anak sering

minta digendong saja. Jika eksantem telah keluar anak akan merasa gatal, hal ini juga

menambah gangguan aman dan kenyamanan anak. Untuk mengurangi rasa gatal tubuh

anak dibedaki dengan bedak salisil 1% atau lainnya (atas resep dokter). Selama masih

demam tinggi jangan dimandikan tetapi sering-sering dibedaki saja.

d. Resiko terjadinya komplikasi

Campak sering menyebabkan daya tahan tubuh sangat menurun. Hal ini dapat

dibuktikan dengan uji tuberculin yang semula positif berubah menjadi negative. Ini

menunjukkan bahwa antigen antibody pasien sangat kurang kemampuannya untuk

bereaksi terhadap infeksi. Oleh karena itu resiko terjadinya komplikasi lebih besar

terutama jika keadaan umum anak kurang baik, seperti pada pasien dengan malnutrisi

atau dengan penyakit kronik lainya.

H. PENCEGAHAN

1. Imunisasi Pasif

IG manusia yang diberikan segera setelah pemajanan dapat mengubah gambaran

klinis dan efek antigen pada infeksi virus campak. Anak yang rentan harus segera diberi IG

0,25 ml/kg BB, untuk mencegah campak. Bila telah berlangsung lebih dari 6 hari, maka IG

tidak dapat diandalkan untuk mencegah maupun memodifikasi penyakit. Pasien dengan

campak yang dimodifikasi globulin memperlihatkan gambaran klinis yang beragam

dengan masa tunas memanjang dan berbagai keluhan dan tanda penyakit campak, tetapi

mereka tetap sebagai sumber penular potensial pada individu yang berkontak dengan

mereka. Oleh karena sifat kekebalan alaminya sementara, imunisasi pasif harus diikuti

oleh imunisasi aktif dalam 3 bulan setelah itu. Karena dosis besar immunoglobulin saat ini

sering deberikan untuk pencegahan atau pengobatan sejumlah gangguan (misal infeksi

HIV, penyakit Kawasaki, trombositopenia imun, hepatitis B dan profilaksis varisela)

interval yang lebih panjang dianjurkan sebelum vaksin virus campak. Ini bervariasi dari 3

sampai 11 bulan bergantung pada produk dan jumlah globulin yang diberikan.

2. Imunisasi Aktif

Vaksin yang telah dilemahkan menghasilkan infeksi yang tidak menular dan tidak ada

hubungannya dengan infeksi bakteri sekunder dan komplikasi neurologi.

Efek profilaksis vaksin hidup yang diberikan mencapai 97%. Vaksin yang dilemahkan

menimbulkan reaksi ringan. Respon demam yang terjadi pada 5 sampai 15% anak

memberikan sedikit rasa tidak nyaman, toksisitas atau ketidakmampuan. Eksantem yang

Page 6: Case Report Askep Campak

dimodifikasi dengan berbagai bentuk bisa terjadi setelah serangan demam pada kurang dari

5% pasien yang divaksinasi. Observaasi terus menerus pada anak yang mendapat vaksin

hidup 20 sampai 25 tahun yang lalu memperlihatkan antibody menetap dan efek protektif

yang lebih baik dibandingkan dengan yang menderita campak secara alami.

3. Kontra Indikasi

Kontra indikasi imunisasi campak berlaku bagi mereka yang sedang menderita demam

tinggi, sedang memperoleh pengobatan imunosupresif, hamil, memiliki riwayat alergi,

sedang memperoleh pengobatan immunoglobulin atau bahan-bahan berasal dari darah.

I. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Data Fokus

1) Usia 0 – 10 tahun.

2) Status Sosial Ekonomi

3) Keluarga : tingkat ekonomi rendah mempengaruhi tingkat pengetahuan dan status

kesehatan (penularan campak dan higiene makanan).

4) tinggal klien : campak adalah endemis di sebagian besar dunia.

5) Keluhan utama : sesuai stadium campak.

6) Riwayat kehamilan atau persalinan ibu : apakah selama kehamilan, ibu pernah

menderita penyakit yang sama.

7) Riwayat penyakit lalu : riwayat imunisasi ( 9 – 12 bln ).

8) Riwayat penyakit keluarga : adakah anggota keluarga lain yang menderita

penyakit yang sama ?

9) Sosial : hubungan klien dengan teman sebaya. Adakah teman yang menderita

campak ?

10) ADL

11) Kebutuhan cairan / nutrisi.

12) Kebutuhan istirahat / tidur

13) Personal higiene budaya tidak boleh dimandikan.

14) Aktifitas / bermain.

b. Pemeriksaan Fisik

1) K/u lemah

2) TTV : suhu meningkat.

3) Ditemukan conjungtivitis, bercak koplik pada curuncula lakrimalis,

mukopurulen / perdarahan hidung/ mulut pada tipe hemoragik.

Page 7: Case Report Askep Campak

4) Splenomegali ringan, limfadenopati mesentrika sehingga nyeri abdomen.

c. Pemeriksaan Penunjang

Selama stadium prodormal dapat terlihat sel raksasa berinti banyak pada hapusan

mukosa hidung. pada biakan jaringan dapat diisolasi virus penyebab.

2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul

a. Resiko defisit vulome cairan berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh

Kriteria standart : Intake out put cairan seimbang, Keadaan umum baik

Intervensi :

- Catat berkenih pertama dan selanjutnya.

- Lakukan pemberian makanan peroral, perhatikan jumlah yang ditelan, dimakan

dan yang dimuntahkan.

- Pantau masukan dan keluaran urine

- Kolaborasi cairan parenteral.

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

Kriteria Standart : Peningkatan asupan cairan, Keadaan umum baik

Intervensi :

- Timbangan BB bayi, bandingkan BB saat ini dengan BB sebelum sakit.

- Kaji tingkat dehidrasi (turgor kulit, membran mukosa, haluaran urin).

- Perhatikan frekwensi dan jumlah makan

- Auskultasi bising usus

- Berikan oral higiene

- Kolaborasi dengan tim gizi

c. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveoli

Kriteria standart : ventilasi baik, O2 jaringan baik, GDA dalam batas normal, tidak

ada gejala distres pernafasan

Intervensi :

- Kaji kedalaman, frekwensi dan kemudian pernafasan

- Observasi warna kulit, membran mukosa, catat adanya cianosis perifer/sentral

- Kaji status mental

- Awasi suhu tubuh. Bantu tindajan kenyamanan untk menurunkan demam dan

menggigil.

- Kolaborasi pemberian O2

Page 8: Case Report Askep Campak

d. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi

Kriteria standart : Suhu tubuh dalam batas normal 36,5 – 37,4 C, Klien tidak

kedinginan

Intervensi :

- Pantau suhu klien, apakah ada diaphoresis

- Pantau suhu lingkungan dan batasi jumlah pengunjung

- Berikan kompres hangat

- Perhatikan jumlah intake dan output

e. Jalan nafas tidai efektif berhubungan dengan akumulasi sekret dan spasme jalan nafas

Kriteria Standart : Jalan nafas baik, suara nafas bersih, Tidak ada dispnoe, tidak ada

cyanosis

Intervensi :

- Kaji frekwensi, kedalaman pernafasan dan gerakan dada

- Auskultasi area paru, catat area penurunan / tidak ada aliran udara dan bunyi

nafas, adventisius, misalnya mengi, krakels

- Bimbing dalam melakukan nafas dalam dan batuk efektif

- Penghisapan lendir sesuai indikasi

- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik, mukolitik, ekspektoran,

bronkodilator.

f. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan organisme virulen

Kriteria Standart : Infeksi silang tidak terjadi dibuktikan keluarga dan pasien lainnya

tidak ada yang tertular

Intervensi :

- Tempatkan anak pada ruang khusus

- Pertahankan isolasi yang ketat di rumah sakit

- Gunakan prosedur perlindungan infeksi jika melakukan kontak dengan anak

- Mempertahankan istirahat sselama periode prodormal

- Berikan antibiotik sesuai order

Page 9: Case Report Askep Campak

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.S DENGAN CAMPAK

DI RUANG ANAK RSUD DR.SUDARSO

PONTIANAK

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Klien

No.Reg : 658106

Nama : An. S.P

Tanggal Lahir/umur : 22 oktober 2012 / 2 tahun 2 bulan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : -

Alamat : Dusun Karya 2 RT 04/RW 04 Kuala Dua Sungai Raya Kubu

Raya

Nama Ayah : Tn. R / 50 tahun

Pekerjaan : Swasta

Pendidikan : SD

Agama : Islam

Nama Ibu : Ny.S / 40 Tahun

Pekerjaan : IRT

Pendidikan : SD

Agama : Islam

2. Riwayat Klien

Tanggal masuk : 26-12-2014, pukul 14.46

Tanggal Pengkajian :29-12-2014, pukul 21.00

Diagnosa medis waktu masuk : obs.febris, Down Syndrom 4 +PJB

Cara masuk : Dibawa dari rumah ke RSUD Dr. Soedarso

Masuk di temani oleh : Kedua orangtua (Ibu dan Ayah)

Kiriman dari : -

Keadaan waktu masuk :

a. Kesadaran : Compos Mentis

b. Vital Sign : - Suhu : 38,9 derajat Celcius

- Nadi : 140x/menit

- RR : 40X/menit

Page 10: Case Report Askep Campak

c. Keluhan yang di rasakan sekarang : Ibu klien mengatakan klien demam sejak

±1minggu yang lalu, panasnya turun naik, batuk berdahak, sianosis, terserang

campak, BAB encer sejak 2 hari terakhir (29-12-2014).

d. Alergi : Klien tidak mempunyai riwayat alergi

e. Alat bantu yang dipakai : Klien tidak menggunakan alat bantu apapun seperti alat

bantu pernafasan, penglihatan dan pendengaran.

f. Apakah pernah sakit sebelum ini : Pernah, klien pernah demam, batuk pilek.

g. Apakah pernah berobat : Pernah, dipuskesmas terdekat.

3. Riwayat Kehamilan dan Persalinan

a. Prenatal : Ibu Klien mengatakan jarang memeriksakan kehamilannya, klien lupa

berapa kali.

b. Natal : Klien melahirkan di RSUD Dr. Soedarso dengan persalinan normal tapi

prematur dengan BB 1700 gr dan PB 30,7 cm.

c. Post Natal : Setelah melahirkan klien diberi ASI + susu formula dari sejak lahir dan

selama ± 2 tahun ASI tetap diberikan.

4. Riwayat Imunisasi : Ibu klien mengatakan anaknya tidak bisa di Imunisasi karena

menderita down syndrom dan PJB (Penyakit Jantung Bawaan).

5. Riwayat Keluarga

No. Nama Umur J. Kelamin Keadaan

1. Prematur Prematur - Meninggal

2. An. A 16 tahun Laki-laki Sehat

3. An. P 13 tahun Laki-laki Sehat

4. Prematur 7 bulan - Meninggal

5. An. S 2 th 2 bln Laki-laki Sakit

6. Genogram Keluarga

Page 11: Case Report Askep Campak

Keterangan:

= Laki-Laki = Klien =Hubungan Keluarga

= Perempuan = Meninggal

7. Riwayat Kesehatan Anak

a. Riwayat Keluarga / Sosial

1) Yang Mengasuh : Klien di asuh oleh Kedua Orangtuanya

2) Hub. Dengan Anggota Keluarga : Klien berhubungan & berinteraksi baik

dengan keluarganya.

3) Hub. Dengan Teman Sebaya : -

b. Reaksi hospitalisasi

Kondisi emosional anak dan orangtua

1) Emosional :

- Klien terlihat takut dan menangis saat perawat melakukan pengkajian

kepada klien.

- Ibu dan ayah klien terlihat khawatir dengan kondisi anaknya.

2) Proses Adaptasi : Ibu dan ayah klien selalu cemas dan cepat tanggap saat suhu

tubuh anaknya meningkat / panas dan saat infus anaknya macet.

c. Kebutuhan Dasar

1) Oksigenisasi : Klien tidak terpasang alat bantu pernafasan / oksigen

2) Sirkulasi : RR: 40x / menit, Nadi : 140x/menit, suhu : 38,4 0 C

d. Makanan, cairan dan elektrolit

1) Makan :

- Sehat Ibu klien mengatakan saat sehat klien biasa diberi makan bubur 3x

sehari.

- Sakit : Ibu klien mengatakan selama sakit klien tidak mau makan, biasa

makan bubur 1-2 sendok makan saja.

2) Minum : Ibu klien mengatakan klien juga jarang minum, kadang-kadang minum

susu saja.

e. Keamanan / mobilisasi : Klien tampak sangat lemah, Klien hanya bisa terbaring masih

belum bisa / mampu berjalan.

f. Kebersihan diri dan kulit : Ibu klien mengatakan klien sering dibersihkan, jika demam

klien di lap oleh ibunya. Pakaian klien terlihat rapi dan bersih.

g. Kenyamanan : Klien tampak lebih dekat dengan ibu nya.

Page 12: Case Report Askep Campak

h. Istirahat dan tidur : Ibu klien mengatakan selama sakit klien rewel, susah tidur, lama

jam tidur ± 7-8 jam / hari.

i. Eliminasi

1) BAK : Ibu klien mengatakan tidak ada gangguan dengan BAK klien , klien

terpasang pampers.

2) BAB : Ibu klien mengatakan sejak 2 hari terakhir klien BAB encer, hari ini sudah

3 kali.

j. Aktivitas Bermain : Ibu klien mengatakan saat sehat klien biasa bermain dengan

saudara sepupunya. Saat sakit klien hanya bisa terbaring lemah.

8. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)

a. Pengukuran Umum :

1) BB sebelum sakit : 9 kg

2) BB saat sakit : 8,5 kg

3) TTV : Suhu : 38,9 C

4) Nadi : 140 x/mnt

5) RR : 50 x/mnt

b. Penampilan Umum

1) Postur : inspeksi : postur tubuh klien tampak lemah tak bertenaga

2) Kulit : inspeksi : kulit klien tampak bintik-bintik warna merah seluruh tubuh

klien

Palpasi : kulit klien teraba hangat

4) Kepala : inspeksi : simetris, kulit klien berwarna hitam, bersih tidak terdapat lesi

Palpasi : tidak teraba adanya benjolan

4) Mata : inspeksi : simetris, kelopak mata klien membengkak, sklera mata merah,

konjungtiva anemis

5) Hidung : inspeksi : hidung simetris, terdapat pengeluaran cairan (klien pilek)

6) Telinga : inspeksi : simetris, tidak ada perdarahan

7) Wajah :inspeksi : wajah klien berupa ciri khas anak down syndrom

8) Mulut & tenggorokan : mukosa bibir klien tampak kering, sianosis, sariawan (-)

9) Leher : inspeksi : tidak adapembesaran kelenjar tyroid, DVJ (-)

10) Dada : inspeksi : simetris, tampak bintik-bintik merah di kulit

Auskultasi : tidak terkaji

Palpasi : tidak terdapat fraktur tulang iga

Perkusi : tidak terkaji

Page 13: Case Report Askep Campak

11) Abdomen : inspeksi : simetris, terdapat bintik-bintik merah

Auskultasi : bunyi bising usu 10 x / mnt

Palpasi : tidak teraba adanya pembesaran organ

Perkusi : timpani

12) Ekstremitas : Inspeksi : tangan dan kaki klien teraba hangat, tidak terdapat

pembengkakan

13) Pengobatan : Paracetamol syrup : 3 x 0,9 cc, Cefotaxim : 3 x 280 mg

B. ANALISA DATA

No Data Fokus Etiologi Problem1 Ds : - ibu klien mengatakan klien

demam sudah 1 minggu.- Panasnya turun naik.

Do : - Suhu : 38,9 C, Nadi : 140 x/mnt- RR : 50 x/mnt- Klien teraba hangat- Klien tampak rewel- Tampak bintik-bintik merah

dikulit klien.

Proses penyakit

Adanya inflamasi

Merangsang pusat termogulasi

Menghambat sekresi kelenjar keringat

Ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas

Demam (Hipertermi)

Perubahan Suhu Tubuh (Hipertermi)

2 Ds : - ibu klien mengatakan klien mengalami batuk pilek

Do : - klien tampak batuk- Tampak ada batuk dan pilek- RR : 40 x/mnt

Peningkatan produksi mukus

Sumbatan jalan napas

Susah bernapas

Ketidak efektifan bersihan jalan napas

Ketidak efektifan bersihan jalan napas

3 Ds : - ibu klien mengatakan selama sakit klien tidak mau makan dan minum, hanya makan bubur 1-2 sendok makan sajaDo: - klien tampak lemah

- BB sebelum sakit : 9 kg- BB saat sakit : 8,5 kg - Suhu : 38,9 C

Intake nutrisi tidak adekuat akibat penurunan nafsu

makan

Intake makanan berkurang

Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh

Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Page 14: Case Report Askep Campak

C. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATANNo Diagnosa Keperawatan NOC NIC Rasional1 Ketidakefektifan bersihan jalan

nafas b/d peningkatan produksi sekretDitandai dengan :Ds : - ibu klien mengatakan

klien mengalami batuk pilek

Do : - klien tampak batuk- Klien tampak pilek- RR : 50 x/mnit

Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam di harapkan jalan nafas efektif, dg KH :- Sekret pada

hidung berkurang /bahkan hilang

- RR: 24-40 x/mnt

1. Kaji frekuensi pernapasan klien

2. Ajarkan keluarga untuk memberikan posisi yang nyaman untuk klien

3. Anjurkan keluarga untuk memberikan air hangat

4. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi

1. Mengetahui ada/tidak napas cepat

2. Mempermudah fungsi pernapasan

3. Membantu mengencerkan dahak

4. Menurunkan spasme jalan napas

2 Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit. ditandai dengan :Ds: -Ibu Klien mengatakan klien demam sudah ± 1 minggu

Do: -Suhu =38,9º c-RR=50x/mnt-N=140x/mnt-Klien teraba hangat-Klien tampak rewel-Tampak bintik bintik merah dikulit klien

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan masalah hipertermi teratasi dengan kriteria hasil :-Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5º c)-Nadi : 90-150x/mnt-RR : 24-40X/mnt

1. Kaji k/u klien

2. Kaji TTV klien3. Observasi warna dan suhu kulit

4. Anjurkan keluarga memberikan kompres hangat

5. Anjurkan keluarga untuk memberikan minum sesuai kebutuhan

1.Mengetahui kondisi kesehatan klien2.Mengetahui perubahan kesehatan klien3.Mengetahui adanya perubahan suhu tubuh4.Untuk menurunkan suhu tubuh klien5.Mencegah terjadinya dehidrasi

3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat akibat penurunan nafsu makanDitandai dengan :DS : Ibu klien mengatakan selama sakit klien tidak mau makan-Klien hanya makan bubur 1-2 sendok sajaDO : - Klien tampak lemah - BB Selama sakit :9 kg -BB Setelah sakit : 8,5 kg - Suhu =38,9º c

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan masalah nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil :-Klien mau makan-BB bertambah sesuai usia-Tidak terjadi penurunan BB

1.Timbang Berat badan klien2.Anjurkan keluarga untuk memberikan klien makan sedikit sedikit tapi sering.3.Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat kepada keluarga4.Anjurkan keluarga untuk mempertahankan kebersihan mulut klien5.Berikan makanan yang disukai klien

1.Melihat perubahan kesehatan klien2.Mengoptimalkan pemasukan nutrisi untuk klien3.Memberikan pengetahuan tentang nutrisi yang adekuat dan baik untuk kien4.Menjaga kebersihan mulut klien5.Meningkatkan nafsu makan klien

Page 15: Case Report Askep Campak

D. IMPLEMTASI DAN EVALUASI

No. Dx

Hari/ tgl,

waktu

IMPLEMENTASI(DAR)

EVALUASI(SOAP)

PARAF

1 Senin, 29 / 12 / 2014Pukul :21.00

DS :-Ibu Klien mengatakan klien batuk pilekDO :-klien tampak batuk-Tampak ada cairan yang keluar dari hidung-RR = 50 x/mntA :1. Mengkaji Frekuensi pernapasan klien2. Mengajarkan keluarga untuk

memberikan posisi yang nyaman kepada klien

3. Menganjurkan keluarga untuk memberikan air hangat

R :1. RR : 50x/mnt2. Posisi klien semi fowler3. Klien diberikan minum air hangat

S : -Ibu Klien mengatakan klien masih batuk dan pilek-Ibu klien mengatakan ada terdengar seperti suara ngorok saat klien bernafasO : -Klen tampak batuk/ pilek-Tampak ada cairan yang keluar dari hidung-RR : 48x/mnt-Suara klien terdengar seperti mengorokA : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi :1,2,3,4

2 Senin, 29 / 12 / 2014Pukul :21.00

Ds: -Ibu Klien mengatakan klien demam sudah ± 1 mingguDo: -Suhu =38,9º c-RR=50x/mnt-N=140x/mnt-Klien teraba hangat-Klien tampak rewel-Tampak bintik bintik merah dikulit klienA:1. Kaji k/u klien2. Kaji TTV klien3. Observasi warna dan suhu kulit4. Anjurkan keluarga memberikan kompres hangatR :1.Klien tampak lemah2.Suhu :38,9ºc RR : 50x/mnt N :140x/mnt3.Klien teraba hangat dan sianosis4.Klien dikompres

S : -O :-Klien teraba hangat-Klien tampak dikompres-Suhu : 38,0ºcA : Masalah belum teratasiP : Lanjutkan intervensi

3 Senin, 29 / 12 / 2014

DS : -Ibu klien mengatakan saat sakit klien tidak mau makan dan minum

S:-Ibu klien mengatakan hari ini hanya makan agar agar

Page 16: Case Report Askep Campak

Pukul :21.00

-Klien hanya makan bubur 1-2 sdmDO :-Klien tampak lemah-Suhu : 38,9 ºc-BB Sebelum sakit : 9 kg-BB Saat sakit : 8,5 kgA:1.Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat kepada keluarga2.Menganjurkan keluarga untuk mempertahankan kebersihan mulut klienR:1.Klien tampak kooperatif2.Klien mengerti

sajaO:-Klien tampak tidurA: Masalah belum teratasiP: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5

1 Selasa, 30/12-2014pukul :06.00

Ds : - Ibu klien mengatakan klien masih batuk pilek

- Ibu klien mengatakan saat tidur terdengar seperti suara ngorok saat klien bernafas

Do : klien masih tampak batuk/pilek - Tampak ada cairan yang keluar

dari hidung- RR : 150 x/mnt

A : - kaji frekuensi pernafasan klien- Anjurkan keluarga untuk

memberikan air hangatR : - RR : 50 x/mnt

- Klien diberikan minum air hangat

Pukul 09.00S : Ibu klien mengatakan klien masih batu/pilekO : - klien masih batuk dan pilek

- RR : 46x/mntA : Masalah belum teratasiP : Lanjutkan dan ulangi intervensi 1,2,3,4

2 Selasa, 30/12-2014pukul :06.00

Ds : Ibu klien mengatakan badan klien masih terasa hangat

Do : - Klien teraba hangat- S : 38,1, RR : 50x/mnt

A : - Kaji keluhan umum klien- Kaji ttv klien- Observasi warna dan suhu kulit

klien- Anjurkan keluarga memberikan

kompres hangat- Anjurkan keluarga untuk

memberikan minum sesuai kebutuhan

- Kolaborasi pemberian terapi obatR : - Klien tampak lemah

- S : 38,1, RR : 50 x/mnt, N :

Pukul 09.00S : Ibu klien mengatakan panas klien agak berkurangO : - S : 37,6

- RR : 46x/mnt- N : 120x/mnt

A : Masalah teratasi sebagianP : Lanjutkan dan ulangi intervensi

Page 17: Case Report Askep Campak

13x/mnt- Klien teraba hnagat dan sianosis- Keluarga klien mengerti- Memberikan klien obat pct 0,9 cc

3 Selasa, 30/12-2014pukul :06.00

Ds : Ibu klien mengatakan klien masih belum mau makan, hanya minum 1-2 sendok makanDo : - Klien tampak lemah

- Suhu : 37,8ºc- BB : 8,5 kg

A : - Anjurkan keluarga untuk memberikan klien makan sedikit-sedikit tapi sering

- Anjurkn keluarga untuk mempertahankan kebersihan mulut klien

- Berikan makanan yang disukai klien

R : - Klien tampak mengerti- Mulut klien dibersihkan ibunya- Klien diberi makan bubur

S : Ibu klien mengatakan klien hanya makan bubur 1 sendok makanO : - Klien tampak lemah

- BB : 8,5 kgA : Masalah belum teratasi P : Lanjutkn intervensi dan ulangi ntervensi 1,2,3,4,5

1 Rabu, 31-12-2014pukul :08.00

Ds : Ibu klien mengatakan batuk klien sudah berkurang, tinggal pilek sajaDo : - Masih ada tampak cairan yang keluar dari hidung klien

- RR : 48x/mntA : - Kaji frekuensi pernafasan klien

- Anjurkan keluarga untuk memberikan posisi yang nyaman untuk klien

- Anjurkan keluarga untuk memberikan air hangat

R : - RR : 48x/mnt- Klien posisi digendong ibunya- Ibu klien mengerti

Pukul :12.00S : Ibu klien mengatakan klien masih rewel karena masih pilek

O : - Klien tampak pilek- RR : 50x/mnt

A : Masalah teratasi sebagianP : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4

2 Rabu, 31-12-2014pukul :08.00

Ds : - Ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak panas lagiDo : - Klien tidak teraba hangat lagi

- S : 37,3- RR : 48x/mnt- N : 120x/mnt

A : - Kaji k/u klien- Kaji TTV klien - Observasi warna dan suhu kulit- Anjurkan keluarga memberikan

minum sesuai kebutuhanR : - Klien masih tampak lemah

- Suhu : 37,3, RR : 48x/mnt, N :

S : Ibu klien mengatakan badan anakanya tidak panas lagiO : - Klien tidak teraba panas lagi

- S : 36,8, RR : 44, N : 120

A : Masalah teratasi sebagianP : Lanjutkan intervensi

Page 18: Case Report Askep Campak

120x/mnt- Kulit klien tidak teraba panas- Keluarga mengerti

3 Rabu, 31-12-2014pukul :08.00

Ds : - Ibu klien mengatakan belum ada perubahan dengan nafsu makan klien

- Klien masih makan bubur 1 sendok makan saja

Do : - Klien tampak lemah- BB : 8,5 kg

A : - Anjurkan keluarga untuk memberikan klien makan sedikit – sedikit tapi sering

- Anjurkan keluarga untuk mempertahankan kebersihan mulut klien

R : - Klien diberi makan bubur- Mulut klien dibersihkan ibunya

Pukul : 12.00S : Ibu klien mengatakan pagi ini klien hanya makan bubur ± 1 sendok makanO : - Klien tampak lemah

- BB : 8,5 kgA : Masalah belum teratasiP : Lanjutkan dan ulangi intervensi 1,2,3,4,5