Cendawan sebagai musuh alami
-
Upload
haris-setiawan -
Category
Education
-
view
1.267 -
download
4
Transcript of Cendawan sebagai musuh alami
Cendawan Sebagai Musuh Alami
Oleh : Haris Setiawan /
A.0910428Yuliawati / A.0910455
Latar Belakang
Meningkatnya kesadaran manusia akan
kerusakan lingkungan akibat penggunaan
zat-zat berbahaya
Upaya memanfaatkan agen hayati yang
ramah lingkungan
Memanfaatkan biodiversitas cendawan
yang berguna dalam bidang pertanian
Rumusan Masalah
Apa itu cendawan?
Apa yang dimaksud dengan cendawan
sebagai musuh alami?
Jenis cendawan apa saja yang dapat
digunakan sebagai musuh alami?
Bagaimana prospek dan dampak
penggunaan cendawan sebagai agen hayati?
Deskripsi singkat
• Eukariotik, heterotrofik (tak berklorofil)
• Bersel satu atau banyak, berupa hifa dengan
komponen utama dinding selnya ialah zat kitin,
serta berkembang biak secara aseksual dengan
membentuk spora
• Struktur somatik tersusun atas benang2 yang
disebut hifa (kumpulan=miselium)
Cendawan
• Menguntungkan : Musuh alami,
membantu dalam pengadaan hara,
menyuburkan tanah, dll
• Merugikan : Hama dan penyakit,
menurunkan produktivitas, dll
Musuh alami (APH)
• Merupakan cendawan yang dapat
mengendalikan patogen lain yang merugikan,
baik masih dari golongan cendawan, maupun
yang lainya seperti bakteri dan serangga.
• Cendawan yang menjadi musuh alami (APH)
merupakan organisme yang sangat dibutuhkan
para petani sehingga perlu dikembangkan.
Cendawan yang bertindak sebagai musuh alami
• Beauvaria bassiana
• Metarhizium anisopliae
• Gliocladium sp
• Trichoderma sp
Beauvaria bassiana Secara alami terdapat didalam tanah sebagai jamur saprofit.
kelembapan tanah yang berkurang dan adanya antifungal atau
pestisida dapat menghambat pertumbuhannya.
Menginfeksi tubuh serangga dimulai dengan kontak inang, masuk
ke dalam tubuh inang, reproduksi di dalam satu atau lebih
jaringan inang, kemudian kontak dan menginfeksi inang baru
>175 jenis serangga hama yang menjadi inang
Efektif mengendalikan hama walang sangit (Leptocorisa
oratorius) dan wereng batang coklat (Nilaparvata lugens) pada
tanaman padi serta hama kutu (Aphis sp.) pada tanaman
sayuran.
Metarhizium anisopliae
• Cendawan ini biasa disebut dengan green muscardine fungus
dan tersebar luas di seluruh dunia
• Awal pertumbuhannya berwarna putih, kemudian berubah
menjadi hijau gelap dengan bertambahnya umur.
• Bersifat parasit pada beberapa jenis serangga dan bersifat
saprofit di dalam tanah dengan bertahan pada sisa-sisa tanaman
• Telah terbukti mampu mematikan Plutella xylostella dari ordo
Lepidoptera yang menyerang tanaman kubis dan Ostriania
furnacalid Guenee pada tanaman jagung
• Menghasilkan cyclopeptida, destruxin A, B, C, D, E dan
desmethyldestruxin B. Destruxin sebagai bahan insektisida.
Gliocladium sp
• Memarasit inangnya dengan cara menutupi atau membungkus patogen,
memproduksi enzim-enzim dan menghancurkan dinding sel patogen
hingga patogen mati (Howell, 1989 dalam Ariani, 2001).
• Dapat sebaagai saprofit maupun parasit pada cendawan lain, dapat
berkompetisi akan makanan, dapat menghasilkan zat penghambat dan
bersifat hiperparasit (Papavizas, 1985).
• Mekanisme antagonistik dari Gliocladium sp terhadap organisme lain
adalah hiperparasitisme, antibiosis dan lisis atau kombinasi keduanya
(Chet and Henis, 1985 ; Paulitz, 1992). Cendawan ini pertama kali
dilaporkan memproduksi bahan anti cendawan (Anti Fungal) gliotoxin dan
virin (Brain dan Heming, 1945 dalam Amwalina, 2002).
• Dapat mengendalikan penyakit tular tanah, termasuk penyakit damping off
pada kacang buncis dan kubis, bercak daun pada tomat dan penyakit
penyemaian pada tanaman kapas (Mahr, 1994).
• G.roseum, G. fimbriatum, G. virens,. G.deliquescens
Trichoderma sp
• Spesies Trichoderma yang dapat memarasit cendawan lain diantaranya T.
virens, T. hamatum, T. lignorum, T. harzianum dan sangat potensial untuk
digunakan sebagai agens pengendali hayati
• Trichoderma sp ditemukan sebagai suatu mikoparasit. Pada saat memarasit
mencapai inang hifa biasanya mengelilingi atau melekat dengan
membentuk struktur pengait
• Sangat agresif terhadap cendawan lain. Mampu mematikan cendawan lain
dengan toksin yang dihasilkan, antara lain trichodermin dan trichotoxin,
kemudian mengkomsumsinya dengan menggunakan suatu kombinasi enzim
• Sebagai pengendali hayati bersifat anagonis terhadap bberapa pathogen
tanaman, seperti Fusarium sp, Rhizoctonia solani, Rhyzopor sp, dan phytium
sp
Prospek dan keuntungan penggunaan cendawan sebagai musuh alami
• Dapat menggantikan peran pupuk kimia, walaupun tidak
100%
• Akan menjadi suatu tren dikalangan para petani, terutama
petani organik
• Ramah lingkungan sehingga memungkinkan terjadinya
‘sustainable agriculture’
• Merupakan agen hayati yg efektif, sehingga dapat
meminimalisir penggunaan pestisida dan bahan kimia
lainnya.
Kesimpulan
• Penggunaan cendawan yang merupakan musuh
alami merupakan langkah yang tepat untuk
meningkatkan hasil produksi tanpa mengurangi
produktivitas lahan
• Penggunaan cendawan sebagai musuh alami
mesti(diusahakan) diterapkan oleh para petani
untuk dapat merealisasikan ‘sustainable
agriculture’ yang selama ini sangat diharapkan
oleh pamerintah dan masyarakat
“ DALAM SETIAP HARAPAN, SELALU ADA
ENERGI BESAR YANG MENYERTAINYA. MAKA
DARI ITU TERUSLAH BERJUANG DAN
BERKARYA. ALOKASIKAN ENERGIMU UNTUK
HAL-HAL YANG BERGUNA, LALU
PERHATIKAN APA YANG TERJADI “
( HARIS SETIAWAN & YULIAWATI)
Sekian dan Terima kasih