cgj

11
Hasil Kali Kelarutan Ksp Hasil Kali Kelarutan Ksp Pengertian Kelarutan adalah Kemampuan garam-garam larut dalam air tidaklah sama, ada garam yang mudah larut dalam air seperti natrium klorida dan ada pula garam yang sukar larut dalam air seperti perak kloida (AgCl). Apabila natrium klorida dilarutkan ke dalam air, mula-mula akan larut. Semakin banyak natrium klorida ditambahkan ke dalam air, semakin banyak endapan yang diperoleh. Larutan yang demikian itu disebut larutan jenuh artinya pelarut tidak dapat lagi melarutkan natrium klorida. Perak klorida sukar larut dalam air, tetapi dari hasil percobaan ternyata jika perak klorida dilarutkan dalam air diperoleh kelarutan sebanyak mol dalam setiap liter larutan. Pengertian hasil Kali Kelarutan Ksp adalah Hasil kali kelarutan ialah hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien menurut persamaan ionisasinya. Garam-garam yang sukar larut seperti , AgCl , HgF2. Jika dimasukkan dalam air murni lalu diaduk, akan terlarut juga walaupun hanya sedikit sekali. Karena garam-garam ini adalah elektrolit, maka garam yang terlarut akan terionisasi, sehingga dalam larutan akan terbentuk suatu kesetimbangan. Hasil Kali Kelarutan Ksp Kelarutan (s) → jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu zat pelarut / larutan. (satuan M) Hasil kali kelarutan (Ksp) → hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan elektrolit jenuh atau sukar larut dipangkatkan koefisiennya. Contoh penulisan untuk Ksp: Al(OH)3 ↔ Al3+ + 3OH- Ksp = [Al3+] . [OH-]3 Mencari Kelarutan Kelarutan dalam air Hasil kali kelarutan Ca(OH)2 = 4.10-6, berapa kelarutan Ca(OH)2 dalam air? Ca(OH)2 ↔ Ca2+ + 2OH- s s 2s (gunakan permisalan) Ksp Ca(OH)2 = [Ca2+] . [OH-]2 4.10-6 = s . (2s)2

description

11

Transcript of cgj

Page 1: cgj

Hasil Kali Kelarutan Ksp

Hasil Kali Kelarutan Ksp – Pengertian Kelarutan adalah Kemampuan garam-garam larut dalam air

tidaklah sama, ada garam yang mudah larut dalam air seperti natrium klorida dan ada pula garam yang

sukar larut dalam air seperti perak kloida (AgCl). Apabila natrium klorida dilarutkan ke dalam air, mula-

mula akan larut. Semakin banyak natrium klorida ditambahkan ke dalam air, semakin banyak endapan

yang diperoleh. Larutan yang demikian itu disebut larutan jenuh artinya pelarut tidak dapat lagi

melarutkan natrium klorida. Perak klorida sukar larut dalam air, tetapi dari hasil percobaan ternyata jika

perak klorida dilarutkan dalam air diperoleh kelarutan sebanyak  mol dalam setiap liter larutan.

Pengertian hasil Kali Kelarutan Ksp adalah Hasil kali kelarutan ialah hasil kali konsentrasi ion-ion dari

larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan

koefisien menurut persamaan ionisasinya.

Garam-garam yang sukar larut seperti  , AgCl , HgF2. Jika dimasukkan dalam air murni lalu diaduk, akan

terlarut juga walaupun hanya sedikit sekali. Karena garam-garam ini adalah elektrolit, maka garam yang

terlarut akan terionisasi, sehingga dalam larutan akan terbentuk suatu kesetimbangan.

Hasil Kali Kelarutan Ksp

Kelarutan (s) → jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu zat pelarut / larutan.

(satuan M)

Hasil kali kelarutan (Ksp) → hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan elektrolit jenuh atau sukar larut

dipangkatkan koefisiennya.

 Contoh penulisan untuk Ksp:

Al(OH)3 ↔ Al3+ + 3OH-

Ksp = [Al3+] . [OH-]3

Mencari Kelarutan

Kelarutan dalam air

Hasil kali kelarutan Ca(OH)2 = 4.10-6, berapa kelarutan Ca(OH)2 dalam air?

Ca(OH)2 ↔ Ca2+ + 2OH-

s      s          2s (gunakan permisalan)

Ksp Ca(OH)2 = [Ca2+] . [OH-]2

4.10-6 = s . (2s)2

4.10-6 = 4s3

s = 10-2 M

Kelarutan dalam larutan yang mengandung ion sejenis

Hasil kali kelarutan Ca(OH)2 = 4.10-6, berapa kelarutan Ca(OH)2 dalam CaCl2 1 M?

Page 2: cgj

(Zat terlarut)

Ca(OH)2 ↔ Ca2+ + 2OH-

s      s          2s (gunakan permisalan)

(Zat pelarut)

CaCl2 ↔ Ca2+ + 2Cl-

  1 M      1 M     0,5 M      

(Dalam wadah terdapat)

[Ca2+] = s + 1 = 1 (s diabaikkan karena terlalu kecil)

[OH-] = 2s

Ksp Ca(OH)2 = [Ca2+] . [OH-]2

4.10-6 = 1 . (2s)2

4.10-6 = 4s2

s = 10-3 M

Membandingkan kelarutan beberapa zat

Semakin besar Ksp maka kelarutan makin tinggi sehingga semakin mudah larut

Menggunakan Ksp untuk mengetahui endapan

Ksp’ < Ksp     belum mengendap

Ksp’ = Ksp     tepat jenuh

Ksp’ > Ksp     mengendap

Demikian artikel tentang Hasil Kali Kelarutan Ksp, semoga bermanfaat bagi Anda. Penelusuran yang

terkait dengan Hasil Kali Kelarutan Ksp

pengertian hasil kali kelarutan, pengertian kelarutan, kelarutan dan hasil kali kelarutan, laporan hasil kali

kelarutan, kelarutan ksp

KESETIMBANGAN HASIL KALI KELARUTAN

I.             TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memahami sifat larutan jenuh,

kelarutan suatu garam dalam pelarut air dan menentukan hasil kali

kelarutannya.

II.          TINJAUAN PUSTAKA

Page 3: cgj

Kelarutan suatu senyawa didefinisikan sebagai jumlah terbanyak (yang

dinyatakan baik dalam gram atau dalam mol) yang akan larut dalam

kesetimbangan dalam volume pelarut tertentu pada suhu tertentu.

Meskipun pelarut – pelarut selain air digunakan dalam banyak aplikasi,

larutan dalam air adalah yang paling penting dan banyak digunakan

(Oxtoby, 2001).

Jika sejumlah zat terlarut dibiarkan berhubungan dengan

sejumlah terbatas pelarut, pelarutan terjadi secara terus menerus. Hal ini

berlaku karena adanya proses pengendapan, yaitu kembalinya spesies

(atom, ion dan molekul) kedalam keadaan tak larut. Pada waktu pelarutan

dan pengendapan terjadi dengan laju atau kecepatan sama, kuantitas

terlarut yang larut dalam sejumlah pelarut tetap sama pada setiap waktu.

Proses ini adalah satu kesetimbangan dinamis dan larutannya dinamakan

larutan jenuh. Konsentrasi larutan jenuh dikenal sebagai kelarutan zat

terlarut dalam pelarut tertentu .

         Sifat kesetimbangan diantara padatan ion yang sedikit larut dan ion-

ionnya dalam larutan berair, dikenal dengan kesetimbangan kelarutan.

Kelarutan zat terlarut diketahui dari konsentrasi dalam larutan jenuhnya,

biasanya dinyatakan dalam banyaknya mol zat terlarut per liter larutan

jenuh. Seperti halnya kesetimbangan asam-basa, akan diketahui bahwa

kesetimbangan kelarutan sangat dipengaruhi oleh kehadiran ion senama.

Kesetimbangan kelarutan dari zat-zat terlarut tertentu juga dipengaruhi

secara serentak oleh reaksi asam-basa. Inilah sebabnya, mengapa beberapa

zat terlarut yang tidak larut dalam air mudah larut dalam larutan asam.

Masih ada pula faktor lain yang dapat meningkatkan kelarutan zat terlarut,

ialah pembentukan ion kompleks (Petrucci, 1987).

Kesetimbangan kimia adalah kesetimbangan dinamis, karena dalam

sistem terjadi perubahan zat pereaksi menjadi hasil reaksi, dan

sebaliknya.  Sebagai contoh :

                  AB + CD                                    AC + BD

Dalam kesetimbangan ini, terjadi reaksi AB dan CD menjadi AC dan BD,

dan pada saat yang sama, AC dan BD bereaksi menjadi AB dan

CD.  Akibatnya keempat zat dalam sistem itu jumlahnya mendekati

konstan   (Syukri, 1999).

Page 4: cgj

Sistem kesetimbangan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sistem

kesetimbangan homogen dan sistem kesetimbangan heterogen, Yaitu :

1.                       Kesetimbangan homogen merupakan kesetimbangan yang anggota

sistemnya mempunyai kesamaan fase, sehingga sistem yang terbentuk itu

hanya memiliki satu fase.

2.                       Kesetimbangan heterogen merupakan suatu kesetimbangan yang

anggota sistemnya mempunyai lebih dari satu fase, sehingga sistem yang

terbentuk pun mempunyai lebih dari satu macam fase.

Dalam kimia terdapat hubungan antara konstanta kesetimbangan

dengan persamaan reaksi yang disebut Hukum Kesetimbangan. Konstanta

kesetimbangan konsentrasi adalah hasil perkalian antara zat hasil reaksi

dibagi dengan perkalian konsentrasi zat pereaksi, dan masing-masing

dipangkatkan dengan koefisien reaksinya (Syukri, 1999).

Rumus tetapan kesetimbangan yang menggambarkan kesetimbangan

antara senyawa ion yang sedikit larut dengan ion-ionnya dalam larutan

berair dinamakan tetapan hasil kali kelarutan, disingkat Ksp. Ksp yaitu hasil

kali konsentrasi tiap ion yang dipangkatkan dengan koefisiennya masing-

masing.

Senyawa Ksp

MgCO3 3,5 x 10-8

PbCl2 1,6 x 10-5

PbI2 7,1 x 10-9

CaF2 2,7 x 10-11

Ba (OH)2 5 x 10-3

BaCO3 5,1 x 10-9

CaSO4 9,1 x 10-6

SrSO4 3,2 x 10-7

ZnS 1,0 x 10-21

MnS 2,5 x 10-13

Tabel 1. Tetapan Hasil Kali Kelarutan pada Suhu 25oC (Petrucci, 1987)

Nilai Ksp berguna untuk menentukan keadaan senyawa ion dalam

larutan, apakah belum jenuh, tepat jenuh, atau lewat jenuh, yaitu dengan

membandingkan hasil kali ion dengan hasil kali kelarutan, kriterianya

adalah sebagai berikut :

Page 5: cgj

1.      Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan dengan koefisiennya masing-

masing kurang dari nilai Ksp maka larutan belum jenuh dan tidak terjadi

endapan.

2. Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya masing-

masing sama dengan nilai Ksp maka kelarutannya tepat jenuhnamun

tidak terjadi endapan.

3. Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya lebih dari

nilai Ksp, maka larutan disebut lewat jenuh dan terbentuk endapan.

(Syukri, 1999).

         Ksp senyawa dapat ditentukan dari percobaan laboratorium dengan

mengukur kelarutan sampai keadaan tepat jenuh. Dalam keadaan itu,

kemampuan pelarut telah maksimum untuk melarutkan atau mengionkan

zat terlarut. Kelebihan zat terlarut walaupun sedikit akan menjadi endapan.

Larutan tepat jenuh dapat dibuat memasukkan zat kedalam pelarut

sehingga lewat jenuh. Endapan disaring dan ditimbang untuk menghitung

massa yang terlarut (Syukri, 1999).

Larutan jenuh didefinisikan sebagai larutan yang mengandung zat

terlarut dalam jumlah yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara

zat terlarut yang larut dan yang tak larut.  Pembentukan larutan jenuh

dapat dipercepat dengan pengadukan yang kuat dari zat terlarut yang

berlebih.  Banyaknya zat terlarut yang melarut dalam pelarut yang

banyaknya tertentu, untuk menghasilkan suatu larutan jenuh disebut

kelarutan zat terlarut.  Lazimnya kelarutan dinyatakan dalam gram zat

terlarut per 100 cm3 atau 100 gram pelarut pada temperatur yang sudah

ditentukan (Brady, 1999).

Suatu larutan tak jenuh kalah pekat (lebih encer) dari pada larutan

jenuh.  Dan suatu larutan lewat jenuh lebih pekat dibandingkan dengan

larutan jenuh.  Suatu larutan lewat jenuh biasanya dibuat dengan membuat

larutan jenuh pada temperatur yang lebih tinggi.  Zat terlarut haruslah

lebih banyak larut dalam dalam pelarut panas dari pada dalam pelarut

dingin.  Jika tersisa zat terlarut yang belum larut, sisa itu disingkirkan. 

Larutan panas itu kemudian didinginkan dengan hati-hati untuk

menghindari pengkristalan (Brady, 1999).

Page 6: cgj

Menurut prinsip Le Chatelier, sistem pada keadaan setimbang

menanggapi peningkatan salah satu preaksinya dengan cara menggeser

kesetimbangan dimana arah pereaksi tersebut dikonsumsi. Kelarutan

senyawa ion yang sedikit larut semakin rendah kelarutannya dengan

kehadiran senyawa lain yang memberikan ion senama. Pengaruh ion

senama yang ditambahkan dalam larutan jenuh adalah menurunkan

kelarutan, sedangkan pengaruh ion tak senama yang lebih dikenal dengan

istilah pengaruh garam, cenderung meningkatkan kelarutan (Petrucci,

1987).

Hubungan hasil kali kelarutan berlaku dengan cukup tepat untuk

maksud analisis kuantitatif, hanya untuk larutan jenuh elektrolit yang

sedikit dapat larut dan dengan sedikit penambahan garam lain.  Dengan

hadirnya garam dalam konsentrasi yang sedang, konsentrasi ion dan kuat

larutan akan bertambah.  Pada umumnya ini akan mengecilkan koefisien

aktifitas kedua ion akibatnya konsentrasi ion dan kelarutan harus

bertambah agar hasil kali kelarutan konstan.  Efek ini, yang paling kentara

bila elektrolit tambahan itu tidak bersekutu ion dengan garam yang sedikit

dapat larut, dapat disebut efek garam

Untuk garam yang sedikit larut (kelarutannya kurang dari 0,01

mol/dm3), adalah suatu fakta eksperimen bahwa perkalian konsentrasi-

konsentrasi molekuler total ion-ion adalah konstan pada temperatur

konstan. Hasil kali ini disebut hasil kali kelarutan 

Untuk garam yang sangat larut (misalnya  CaCl), konsentrasi ion dalam

larutan air yang jenuh sangat tinggi sehingga larutan menjadi sangat tidak

ideal. Ada banyak pengabungan ion – ion dalam larutan yang menghasilkan

pasangan sementara ion dengan muatan yang berlawanan dan juga dalam

kelompok yang lebih besar. Oleh karena itulah kita membatasi perhatian

kita pada pasangan garam larut dan tidak larut (Oxtoby, 2001).

   Nilai Ksp berguna untuk menentukan keadaan senyawa ion dalam

larutan, apakah belum jenuh, tepat jenuh, atau lewat jenuh, yaitu dengan

membandingkan hasil kali ion dengan hasil kali kelarutan, kriterianya

adalah sebagai berikut :

1.                  Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan dengan koefisiennya masing-

masing kurang dari nilai Ksp maka larutan belum jenuh dan tidak terjadi

endapan.

Page 7: cgj

2.                  Apabila hasil kalli ion – ion yang dipangkatkan koefisiennya masing –

masing sama dengan nilai Ksp maka kelarutannya tapat jenuh, namun tidak

terjadi endapan.

3.                  Apabila hasil kali ion – ion yang dipangkatkan koefisiennya lebih dari

nilai Ksp, maka larutan disebut lewat jenuh dan terbentuk endapan.

Hubungan antara kelarutan dengan Ksp yaitu Ksp dapat menentukan

kelarutan dan kelarutan dapat pula dihitung dari tabel Ksp. Pengaruh ion

senama, sejak ini larutan jenuh yang mengandung ion-ion yang berasal dari

satu sumber padatan murni. Kelarutan senyawa ion yang sedikit larut

semakin rendah kelarutannya dengan kehadiran yang memberikan ion

senama. Pengaruh ion senama dalam kesetimbangan kelarutan adalah

misalnya larutan yang jernih dengan penambahan sedikit larutan yang

mengandung ion senama akan menurunkan kelarutan zat, dan kelebihan

terlarut mengendap. Pengaruh ion senama lebih dikenal dengan istilah

pengaruh garam. Kelarutan meningkat apabila terjadi pembentukan

pasangan ion dalam larutan. Faktor yang lebih nyata dari pasangan ion

adalah jika ion yang berperan serta dalam kesetimbangan kelarutan secara

bersamaan terlibat dalam kesetimbangan asam basa atau ion kompleks.

Maka nilai Ksp tergantung pada suhu (Administrator,2009).

III.    ALAT DAN BAHAN

A.  Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas piala 100 ml,

erlenmeyer 100 ml, pipet volume (ukuran 5 m, 20 m, 25 ml), buret 50 mL,

corong kaca.

B. Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan jenuh MgCO3,

CaCO3, BaCO3, larutan standar HCl 0,001 M, larutan standar NaOH 0,001

M, indikator fenol merah.

IV.     PROSEDUR KERJA

1.      Sebanyak 25 ml larutan MgCO3 jenuh dimasukkan ke dalam erlenmeyer

dengan menggunakan pipet gondok.

Page 8: cgj

2.      Sebanyak 5 ml larutan HCl 0,001 M ditambahkan dengan menggunakan

pipet gondok.

3.      Sebanyak 10 ml larutan NaOH 0,001 M ditambahkan dengan

menggunakan pipet gondok.

4.      Buret yang akan digunakan dicuci dengan aquades lalu dikeringkan.

5.      Larutan standar HCl 0,001 M diisi ke dalam buret.

6.      Indiktor fenol merah ditambahkan ke dalam erlenmeyer.

7.      Larutan dititrasi di dalam elenmeyer dengan larutan HCl 0,001 M dari

buret   sampai tepat terjadi perubahan warna yang konstan.

8.      Titrasi dihentikan. Dicatat volume HCl yang diperlukan untuk titrasi.

9.      Titrasi diulangi sebanyak dua kali. Dirata-ratakan volume HCl yang

digunakan.

10.  Prosedur yang sama dilakukan untuk larutan CaCO3 dan BaCO3.

B. Pembahasan

Dalam praktikum kali ini, bahan yang digunakan hanya MgCO3 , kalsium

karbonat (CaCO3) dan BaCO3. Pada larutan jenuh MgCO3 dengan volume

larutan jenuh sebanyak 20 ml, ditambahkan 1 mL HCl 0,001 M dan 10 mL

NaOH 0,001 M dengan 2-3 tetes indikator fenol merah. Kemudian

campuran ini dititrasi dengan larutan standar HCl. Titrasi dilakukan

sebanyak 2 kali, sehingga volume larutan HCl rata-rata yang digunakan

untuk titrasi adalah 8,8 mL denga perubahan larutan berwarna merah muda

menjadi kuning muda akibat hasil dari dititrasi dengan larutan standar HCl

sehingga menghasilkan menghasilkan perubahan warna tersebut.

Perubahan warna ini disebabkan karena adanya reaksi antara indikator

fenol merah dengan larutan HCl yang bersifat asam dan mempunyai kisaran

pH < 7. Reaksi yang terbentuk dari titrasi diatas, yaitu :

Reaksi 1            :  MgCO3 + 2HCl  MgCl2 + H2CO3

Reaksi 2            :  HCl + NaOH  NaCl + H2O

Reaksi 3            :  NaOH + HCl  NaCl + H2O

Dari percobaan reaksi di atas, dapat dicari kelarutan dari MgCO3, yaitu

sebesar 7,6 x 10-5 mol/L dan dapat diketahui besarnya Ksp

MgCO3 yaitu 57,8 x 10-10 M2.

Page 9: cgj

Sedangkan pada larutan jenuh CaCO3 yang merupakan larutan yang

tepat akan mengendap apabila di dalamnya ditambahkan padatan

CaCO3 dimana padatan tersebut tidak akan larut dan membentuk endapan

kembali.Kesetimbangan hasil kali kelarutan yang dilakukan pada percobaan

CaCO3dengan volume larutan jenuh sebanyak 25 mL yang ditambahkan

dengan 5 ml larutan HCl 0,001 M dan ditambahkan lagi dengan NaOH

0,001 M 10 ml beserta indikator fenol merah sebanyak 3 tetes dititrasi

dengan HCl baku dari buret hingga menghasilkan warna dari yang

berwarna merah muda menjadi warna kuning muda Rata-rata volume HCl

yang dihasilkan untuk titrasi  adalah sebanyak 9,5 mL. Perubahan warna

tersebut diakibatkan karena perubahan pH larutan campuran yang

sebelumnya lebih bersifat basa, namun setelah dititrasi dengan HCl, pH

larutan menjadi berubah. Pada penambahan HCl kedalam larutan CaCO3

jenuh terjadi reaksi, dalam hal ini HCl yang ditambahkan  berlebihan,

karena belum diketahui berapa Ca2+ yang ada dalam larutan .

Pada percobaan kali ini cara kerja larutan CaCO3 sama dengan cara

kerja larutan MgCO3. Reaksi yang terbentuk dari titrasi larutan CaCO3,

yaitu :

CaCO3 + 2 HCl → CaCl2 + H2CO3

HCl + NaOH → NaCl + H2O

NaOH + HCl → NaCl + H2O

Dari data yang diperoleh dapat ditentukan besarnya kelarutan (s) dan

hasil kali kelarutan pada MgCO3 dan CaCO3. Besarnya hasil kali kelarutan

MgCO3yang diperoleh dari hasil percobaan adalah 57,8 x 10-10 M2 dan besar

hasil kali kelarutan CaCO3 adalah sebesar 9 x10-5 mol/L dan dapat diketahui

besarnya Ksp CaCO3 yaitu 81 x10-10 M2.

Dari hasil perhitungan yang ada mungkin ada terjadi sedikit

kesalahan, kesalahan ini seringkali karena kurang telitinya praktikan dalam

pembacaan volume pada buret, kurang tepatnya dalam mengamati

perubahan warna pada proses titrasi serta kurang teliti dalam penambahan

antara larutan yang satu dengan yang lain.

 Dari data yang telah didapat dalam perhitungan di atas  bahwa Ksp

CaCO3 dan MgCO3 nilainya jauh lebih kecil dari nilai Ksp teoritisnya 

Perbedaan hasil percobaan dengan literatur memang sering terjadi.  Untuk

Page 10: cgj

mengurangi kemungkinan terjadinya maka diperlukan ketelitian dalam

melakukan praktikum ini.

VI. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :

1. Hasil kali kelarutan adalah nilai dari perkalian ion-ion dalam larutan

dimana pada suhu tertentu terjadi keseimbangan antara ion-ion tersebut

dengan padatan.

2. Besarnya hasil kali kelarutan MgCO3 yang diperoleh dari hasil percobaan

ini adalah 57,8 x 10-10 M2.

3.  Hasil kali kelarutan (Ksp) MgCO3 pada percobaan ini adalah 57,8 x 10-

10 M2.

4. Besarnya hasil kali kelarutan CaCO3 yang diperoleh dari hasil percobaan ini

adalah 9 x10-5 mol/L.

5. Hasil kali kelarutan (Ksp) CaCO3 pada percobaan ini adalah 81 x10-10 M2.

6. Hasil kali kelarutan dipengaruhi oleh suhu, semakin besar suhu semakin

besar pula Kspnya.

7. Kelarutan dari MgCO3 lebih kecil dari kelarutan CaCO3. Hal ini dikarenakan

konsentrasi MgCO3 lebih kecil dari konsentrasi CaCO3, sehingga larutan

HCl yang digunakan untuk mentitrasi MgCO3 lebih kecil daripada

CaCO3.