cgj
description
Transcript of cgj
Hasil Kali Kelarutan Ksp
Hasil Kali Kelarutan Ksp – Pengertian Kelarutan adalah Kemampuan garam-garam larut dalam air
tidaklah sama, ada garam yang mudah larut dalam air seperti natrium klorida dan ada pula garam yang
sukar larut dalam air seperti perak kloida (AgCl). Apabila natrium klorida dilarutkan ke dalam air, mula-
mula akan larut. Semakin banyak natrium klorida ditambahkan ke dalam air, semakin banyak endapan
yang diperoleh. Larutan yang demikian itu disebut larutan jenuh artinya pelarut tidak dapat lagi
melarutkan natrium klorida. Perak klorida sukar larut dalam air, tetapi dari hasil percobaan ternyata jika
perak klorida dilarutkan dalam air diperoleh kelarutan sebanyak mol dalam setiap liter larutan.
Pengertian hasil Kali Kelarutan Ksp adalah Hasil kali kelarutan ialah hasil kali konsentrasi ion-ion dari
larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan
koefisien menurut persamaan ionisasinya.
Garam-garam yang sukar larut seperti , AgCl , HgF2. Jika dimasukkan dalam air murni lalu diaduk, akan
terlarut juga walaupun hanya sedikit sekali. Karena garam-garam ini adalah elektrolit, maka garam yang
terlarut akan terionisasi, sehingga dalam larutan akan terbentuk suatu kesetimbangan.
Hasil Kali Kelarutan Ksp
Kelarutan (s) → jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu zat pelarut / larutan.
(satuan M)
Hasil kali kelarutan (Ksp) → hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan elektrolit jenuh atau sukar larut
dipangkatkan koefisiennya.
Contoh penulisan untuk Ksp:
Al(OH)3 ↔ Al3+ + 3OH-
Ksp = [Al3+] . [OH-]3
Mencari Kelarutan
Kelarutan dalam air
Hasil kali kelarutan Ca(OH)2 = 4.10-6, berapa kelarutan Ca(OH)2 dalam air?
Ca(OH)2 ↔ Ca2+ + 2OH-
s s 2s (gunakan permisalan)
Ksp Ca(OH)2 = [Ca2+] . [OH-]2
4.10-6 = s . (2s)2
4.10-6 = 4s3
s = 10-2 M
Kelarutan dalam larutan yang mengandung ion sejenis
Hasil kali kelarutan Ca(OH)2 = 4.10-6, berapa kelarutan Ca(OH)2 dalam CaCl2 1 M?
(Zat terlarut)
Ca(OH)2 ↔ Ca2+ + 2OH-
s s 2s (gunakan permisalan)
(Zat pelarut)
CaCl2 ↔ Ca2+ + 2Cl-
1 M 1 M 0,5 M
(Dalam wadah terdapat)
[Ca2+] = s + 1 = 1 (s diabaikkan karena terlalu kecil)
[OH-] = 2s
Ksp Ca(OH)2 = [Ca2+] . [OH-]2
4.10-6 = 1 . (2s)2
4.10-6 = 4s2
s = 10-3 M
Membandingkan kelarutan beberapa zat
Semakin besar Ksp maka kelarutan makin tinggi sehingga semakin mudah larut
Menggunakan Ksp untuk mengetahui endapan
Ksp’ < Ksp belum mengendap
Ksp’ = Ksp tepat jenuh
Ksp’ > Ksp mengendap
Demikian artikel tentang Hasil Kali Kelarutan Ksp, semoga bermanfaat bagi Anda. Penelusuran yang
terkait dengan Hasil Kali Kelarutan Ksp
pengertian hasil kali kelarutan, pengertian kelarutan, kelarutan dan hasil kali kelarutan, laporan hasil kali
kelarutan, kelarutan ksp
KESETIMBANGAN HASIL KALI KELARUTAN
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memahami sifat larutan jenuh,
kelarutan suatu garam dalam pelarut air dan menentukan hasil kali
kelarutannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kelarutan suatu senyawa didefinisikan sebagai jumlah terbanyak (yang
dinyatakan baik dalam gram atau dalam mol) yang akan larut dalam
kesetimbangan dalam volume pelarut tertentu pada suhu tertentu.
Meskipun pelarut – pelarut selain air digunakan dalam banyak aplikasi,
larutan dalam air adalah yang paling penting dan banyak digunakan
(Oxtoby, 2001).
Jika sejumlah zat terlarut dibiarkan berhubungan dengan
sejumlah terbatas pelarut, pelarutan terjadi secara terus menerus. Hal ini
berlaku karena adanya proses pengendapan, yaitu kembalinya spesies
(atom, ion dan molekul) kedalam keadaan tak larut. Pada waktu pelarutan
dan pengendapan terjadi dengan laju atau kecepatan sama, kuantitas
terlarut yang larut dalam sejumlah pelarut tetap sama pada setiap waktu.
Proses ini adalah satu kesetimbangan dinamis dan larutannya dinamakan
larutan jenuh. Konsentrasi larutan jenuh dikenal sebagai kelarutan zat
terlarut dalam pelarut tertentu .
Sifat kesetimbangan diantara padatan ion yang sedikit larut dan ion-
ionnya dalam larutan berair, dikenal dengan kesetimbangan kelarutan.
Kelarutan zat terlarut diketahui dari konsentrasi dalam larutan jenuhnya,
biasanya dinyatakan dalam banyaknya mol zat terlarut per liter larutan
jenuh. Seperti halnya kesetimbangan asam-basa, akan diketahui bahwa
kesetimbangan kelarutan sangat dipengaruhi oleh kehadiran ion senama.
Kesetimbangan kelarutan dari zat-zat terlarut tertentu juga dipengaruhi
secara serentak oleh reaksi asam-basa. Inilah sebabnya, mengapa beberapa
zat terlarut yang tidak larut dalam air mudah larut dalam larutan asam.
Masih ada pula faktor lain yang dapat meningkatkan kelarutan zat terlarut,
ialah pembentukan ion kompleks (Petrucci, 1987).
Kesetimbangan kimia adalah kesetimbangan dinamis, karena dalam
sistem terjadi perubahan zat pereaksi menjadi hasil reaksi, dan
sebaliknya. Sebagai contoh :
AB + CD AC + BD
Dalam kesetimbangan ini, terjadi reaksi AB dan CD menjadi AC dan BD,
dan pada saat yang sama, AC dan BD bereaksi menjadi AB dan
CD. Akibatnya keempat zat dalam sistem itu jumlahnya mendekati
konstan (Syukri, 1999).
Sistem kesetimbangan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sistem
kesetimbangan homogen dan sistem kesetimbangan heterogen, Yaitu :
1. Kesetimbangan homogen merupakan kesetimbangan yang anggota
sistemnya mempunyai kesamaan fase, sehingga sistem yang terbentuk itu
hanya memiliki satu fase.
2. Kesetimbangan heterogen merupakan suatu kesetimbangan yang
anggota sistemnya mempunyai lebih dari satu fase, sehingga sistem yang
terbentuk pun mempunyai lebih dari satu macam fase.
Dalam kimia terdapat hubungan antara konstanta kesetimbangan
dengan persamaan reaksi yang disebut Hukum Kesetimbangan. Konstanta
kesetimbangan konsentrasi adalah hasil perkalian antara zat hasil reaksi
dibagi dengan perkalian konsentrasi zat pereaksi, dan masing-masing
dipangkatkan dengan koefisien reaksinya (Syukri, 1999).
Rumus tetapan kesetimbangan yang menggambarkan kesetimbangan
antara senyawa ion yang sedikit larut dengan ion-ionnya dalam larutan
berair dinamakan tetapan hasil kali kelarutan, disingkat Ksp. Ksp yaitu hasil
kali konsentrasi tiap ion yang dipangkatkan dengan koefisiennya masing-
masing.
Senyawa Ksp
MgCO3 3,5 x 10-8
PbCl2 1,6 x 10-5
PbI2 7,1 x 10-9
CaF2 2,7 x 10-11
Ba (OH)2 5 x 10-3
BaCO3 5,1 x 10-9
CaSO4 9,1 x 10-6
SrSO4 3,2 x 10-7
ZnS 1,0 x 10-21
MnS 2,5 x 10-13
Tabel 1. Tetapan Hasil Kali Kelarutan pada Suhu 25oC (Petrucci, 1987)
Nilai Ksp berguna untuk menentukan keadaan senyawa ion dalam
larutan, apakah belum jenuh, tepat jenuh, atau lewat jenuh, yaitu dengan
membandingkan hasil kali ion dengan hasil kali kelarutan, kriterianya
adalah sebagai berikut :
1. Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan dengan koefisiennya masing-
masing kurang dari nilai Ksp maka larutan belum jenuh dan tidak terjadi
endapan.
2. Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya masing-
masing sama dengan nilai Ksp maka kelarutannya tepat jenuhnamun
tidak terjadi endapan.
3. Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya lebih dari
nilai Ksp, maka larutan disebut lewat jenuh dan terbentuk endapan.
(Syukri, 1999).
Ksp senyawa dapat ditentukan dari percobaan laboratorium dengan
mengukur kelarutan sampai keadaan tepat jenuh. Dalam keadaan itu,
kemampuan pelarut telah maksimum untuk melarutkan atau mengionkan
zat terlarut. Kelebihan zat terlarut walaupun sedikit akan menjadi endapan.
Larutan tepat jenuh dapat dibuat memasukkan zat kedalam pelarut
sehingga lewat jenuh. Endapan disaring dan ditimbang untuk menghitung
massa yang terlarut (Syukri, 1999).
Larutan jenuh didefinisikan sebagai larutan yang mengandung zat
terlarut dalam jumlah yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara
zat terlarut yang larut dan yang tak larut. Pembentukan larutan jenuh
dapat dipercepat dengan pengadukan yang kuat dari zat terlarut yang
berlebih. Banyaknya zat terlarut yang melarut dalam pelarut yang
banyaknya tertentu, untuk menghasilkan suatu larutan jenuh disebut
kelarutan zat terlarut. Lazimnya kelarutan dinyatakan dalam gram zat
terlarut per 100 cm3 atau 100 gram pelarut pada temperatur yang sudah
ditentukan (Brady, 1999).
Suatu larutan tak jenuh kalah pekat (lebih encer) dari pada larutan
jenuh. Dan suatu larutan lewat jenuh lebih pekat dibandingkan dengan
larutan jenuh. Suatu larutan lewat jenuh biasanya dibuat dengan membuat
larutan jenuh pada temperatur yang lebih tinggi. Zat terlarut haruslah
lebih banyak larut dalam dalam pelarut panas dari pada dalam pelarut
dingin. Jika tersisa zat terlarut yang belum larut, sisa itu disingkirkan.
Larutan panas itu kemudian didinginkan dengan hati-hati untuk
menghindari pengkristalan (Brady, 1999).
Menurut prinsip Le Chatelier, sistem pada keadaan setimbang
menanggapi peningkatan salah satu preaksinya dengan cara menggeser
kesetimbangan dimana arah pereaksi tersebut dikonsumsi. Kelarutan
senyawa ion yang sedikit larut semakin rendah kelarutannya dengan
kehadiran senyawa lain yang memberikan ion senama. Pengaruh ion
senama yang ditambahkan dalam larutan jenuh adalah menurunkan
kelarutan, sedangkan pengaruh ion tak senama yang lebih dikenal dengan
istilah pengaruh garam, cenderung meningkatkan kelarutan (Petrucci,
1987).
Hubungan hasil kali kelarutan berlaku dengan cukup tepat untuk
maksud analisis kuantitatif, hanya untuk larutan jenuh elektrolit yang
sedikit dapat larut dan dengan sedikit penambahan garam lain. Dengan
hadirnya garam dalam konsentrasi yang sedang, konsentrasi ion dan kuat
larutan akan bertambah. Pada umumnya ini akan mengecilkan koefisien
aktifitas kedua ion akibatnya konsentrasi ion dan kelarutan harus
bertambah agar hasil kali kelarutan konstan. Efek ini, yang paling kentara
bila elektrolit tambahan itu tidak bersekutu ion dengan garam yang sedikit
dapat larut, dapat disebut efek garam
Untuk garam yang sedikit larut (kelarutannya kurang dari 0,01
mol/dm3), adalah suatu fakta eksperimen bahwa perkalian konsentrasi-
konsentrasi molekuler total ion-ion adalah konstan pada temperatur
konstan. Hasil kali ini disebut hasil kali kelarutan
Untuk garam yang sangat larut (misalnya CaCl), konsentrasi ion dalam
larutan air yang jenuh sangat tinggi sehingga larutan menjadi sangat tidak
ideal. Ada banyak pengabungan ion – ion dalam larutan yang menghasilkan
pasangan sementara ion dengan muatan yang berlawanan dan juga dalam
kelompok yang lebih besar. Oleh karena itulah kita membatasi perhatian
kita pada pasangan garam larut dan tidak larut (Oxtoby, 2001).
Nilai Ksp berguna untuk menentukan keadaan senyawa ion dalam
larutan, apakah belum jenuh, tepat jenuh, atau lewat jenuh, yaitu dengan
membandingkan hasil kali ion dengan hasil kali kelarutan, kriterianya
adalah sebagai berikut :
1. Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan dengan koefisiennya masing-
masing kurang dari nilai Ksp maka larutan belum jenuh dan tidak terjadi
endapan.
2. Apabila hasil kalli ion – ion yang dipangkatkan koefisiennya masing –
masing sama dengan nilai Ksp maka kelarutannya tapat jenuh, namun tidak
terjadi endapan.
3. Apabila hasil kali ion – ion yang dipangkatkan koefisiennya lebih dari
nilai Ksp, maka larutan disebut lewat jenuh dan terbentuk endapan.
Hubungan antara kelarutan dengan Ksp yaitu Ksp dapat menentukan
kelarutan dan kelarutan dapat pula dihitung dari tabel Ksp. Pengaruh ion
senama, sejak ini larutan jenuh yang mengandung ion-ion yang berasal dari
satu sumber padatan murni. Kelarutan senyawa ion yang sedikit larut
semakin rendah kelarutannya dengan kehadiran yang memberikan ion
senama. Pengaruh ion senama dalam kesetimbangan kelarutan adalah
misalnya larutan yang jernih dengan penambahan sedikit larutan yang
mengandung ion senama akan menurunkan kelarutan zat, dan kelebihan
terlarut mengendap. Pengaruh ion senama lebih dikenal dengan istilah
pengaruh garam. Kelarutan meningkat apabila terjadi pembentukan
pasangan ion dalam larutan. Faktor yang lebih nyata dari pasangan ion
adalah jika ion yang berperan serta dalam kesetimbangan kelarutan secara
bersamaan terlibat dalam kesetimbangan asam basa atau ion kompleks.
Maka nilai Ksp tergantung pada suhu (Administrator,2009).
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas piala 100 ml,
erlenmeyer 100 ml, pipet volume (ukuran 5 m, 20 m, 25 ml), buret 50 mL,
corong kaca.
B. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan jenuh MgCO3,
CaCO3, BaCO3, larutan standar HCl 0,001 M, larutan standar NaOH 0,001
M, indikator fenol merah.
IV. PROSEDUR KERJA
1. Sebanyak 25 ml larutan MgCO3 jenuh dimasukkan ke dalam erlenmeyer
dengan menggunakan pipet gondok.
2. Sebanyak 5 ml larutan HCl 0,001 M ditambahkan dengan menggunakan
pipet gondok.
3. Sebanyak 10 ml larutan NaOH 0,001 M ditambahkan dengan
menggunakan pipet gondok.
4. Buret yang akan digunakan dicuci dengan aquades lalu dikeringkan.
5. Larutan standar HCl 0,001 M diisi ke dalam buret.
6. Indiktor fenol merah ditambahkan ke dalam erlenmeyer.
7. Larutan dititrasi di dalam elenmeyer dengan larutan HCl 0,001 M dari
buret sampai tepat terjadi perubahan warna yang konstan.
8. Titrasi dihentikan. Dicatat volume HCl yang diperlukan untuk titrasi.
9. Titrasi diulangi sebanyak dua kali. Dirata-ratakan volume HCl yang
digunakan.
10. Prosedur yang sama dilakukan untuk larutan CaCO3 dan BaCO3.
B. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini, bahan yang digunakan hanya MgCO3 , kalsium
karbonat (CaCO3) dan BaCO3. Pada larutan jenuh MgCO3 dengan volume
larutan jenuh sebanyak 20 ml, ditambahkan 1 mL HCl 0,001 M dan 10 mL
NaOH 0,001 M dengan 2-3 tetes indikator fenol merah. Kemudian
campuran ini dititrasi dengan larutan standar HCl. Titrasi dilakukan
sebanyak 2 kali, sehingga volume larutan HCl rata-rata yang digunakan
untuk titrasi adalah 8,8 mL denga perubahan larutan berwarna merah muda
menjadi kuning muda akibat hasil dari dititrasi dengan larutan standar HCl
sehingga menghasilkan menghasilkan perubahan warna tersebut.
Perubahan warna ini disebabkan karena adanya reaksi antara indikator
fenol merah dengan larutan HCl yang bersifat asam dan mempunyai kisaran
pH < 7. Reaksi yang terbentuk dari titrasi diatas, yaitu :
Reaksi 1 : MgCO3 + 2HCl MgCl2 + H2CO3
Reaksi 2 : HCl + NaOH NaCl + H2O
Reaksi 3 : NaOH + HCl NaCl + H2O
Dari percobaan reaksi di atas, dapat dicari kelarutan dari MgCO3, yaitu
sebesar 7,6 x 10-5 mol/L dan dapat diketahui besarnya Ksp
MgCO3 yaitu 57,8 x 10-10 M2.
Sedangkan pada larutan jenuh CaCO3 yang merupakan larutan yang
tepat akan mengendap apabila di dalamnya ditambahkan padatan
CaCO3 dimana padatan tersebut tidak akan larut dan membentuk endapan
kembali.Kesetimbangan hasil kali kelarutan yang dilakukan pada percobaan
CaCO3dengan volume larutan jenuh sebanyak 25 mL yang ditambahkan
dengan 5 ml larutan HCl 0,001 M dan ditambahkan lagi dengan NaOH
0,001 M 10 ml beserta indikator fenol merah sebanyak 3 tetes dititrasi
dengan HCl baku dari buret hingga menghasilkan warna dari yang
berwarna merah muda menjadi warna kuning muda Rata-rata volume HCl
yang dihasilkan untuk titrasi adalah sebanyak 9,5 mL. Perubahan warna
tersebut diakibatkan karena perubahan pH larutan campuran yang
sebelumnya lebih bersifat basa, namun setelah dititrasi dengan HCl, pH
larutan menjadi berubah. Pada penambahan HCl kedalam larutan CaCO3
jenuh terjadi reaksi, dalam hal ini HCl yang ditambahkan berlebihan,
karena belum diketahui berapa Ca2+ yang ada dalam larutan .
Pada percobaan kali ini cara kerja larutan CaCO3 sama dengan cara
kerja larutan MgCO3. Reaksi yang terbentuk dari titrasi larutan CaCO3,
yaitu :
CaCO3 + 2 HCl → CaCl2 + H2CO3
HCl + NaOH → NaCl + H2O
NaOH + HCl → NaCl + H2O
Dari data yang diperoleh dapat ditentukan besarnya kelarutan (s) dan
hasil kali kelarutan pada MgCO3 dan CaCO3. Besarnya hasil kali kelarutan
MgCO3yang diperoleh dari hasil percobaan adalah 57,8 x 10-10 M2 dan besar
hasil kali kelarutan CaCO3 adalah sebesar 9 x10-5 mol/L dan dapat diketahui
besarnya Ksp CaCO3 yaitu 81 x10-10 M2.
Dari hasil perhitungan yang ada mungkin ada terjadi sedikit
kesalahan, kesalahan ini seringkali karena kurang telitinya praktikan dalam
pembacaan volume pada buret, kurang tepatnya dalam mengamati
perubahan warna pada proses titrasi serta kurang teliti dalam penambahan
antara larutan yang satu dengan yang lain.
Dari data yang telah didapat dalam perhitungan di atas bahwa Ksp
CaCO3 dan MgCO3 nilainya jauh lebih kecil dari nilai Ksp teoritisnya
Perbedaan hasil percobaan dengan literatur memang sering terjadi. Untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya maka diperlukan ketelitian dalam
melakukan praktikum ini.
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1. Hasil kali kelarutan adalah nilai dari perkalian ion-ion dalam larutan
dimana pada suhu tertentu terjadi keseimbangan antara ion-ion tersebut
dengan padatan.
2. Besarnya hasil kali kelarutan MgCO3 yang diperoleh dari hasil percobaan
ini adalah 57,8 x 10-10 M2.
3. Hasil kali kelarutan (Ksp) MgCO3 pada percobaan ini adalah 57,8 x 10-
10 M2.
4. Besarnya hasil kali kelarutan CaCO3 yang diperoleh dari hasil percobaan ini
adalah 9 x10-5 mol/L.
5. Hasil kali kelarutan (Ksp) CaCO3 pada percobaan ini adalah 81 x10-10 M2.
6. Hasil kali kelarutan dipengaruhi oleh suhu, semakin besar suhu semakin
besar pula Kspnya.
7. Kelarutan dari MgCO3 lebih kecil dari kelarutan CaCO3. Hal ini dikarenakan
konsentrasi MgCO3 lebih kecil dari konsentrasi CaCO3, sehingga larutan
HCl yang digunakan untuk mentitrasi MgCO3 lebih kecil daripada
CaCO3.