FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

96
FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG DAYAK (Eleutherine americana Merr.) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari Oleh: DEVI WIDIYA PANGESTI D1A181696 JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS AL GHIFARI BANDUNG 2020

Transcript of FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

Page 1: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG

DAYAK (Eleutherine americana Merr.)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada jurusan Farmasi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari

Oleh:

DEVI WIDIYA PANGESTI

D1A181696

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS AL – GHIFARI

BANDUNG

2020

Page 2: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

i

Page 3: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas hasil skripsi yang berjudul “FORMULASI SEDIAAN LOTION

EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG DAYAK (Eleutherine americana

Merr.)” yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program

pendidikan tingkat strata 1 (S1) pada Program Studi Farmasi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Al-Ghifari, Bandung.

Dalam penyusunan hasil skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, terutama

kepada:

1. Bapak Dr. H. Didin Muhafidin, S.I.P., M.Si. Selaku Rektor Universitas Al

Ghifari Bandung.

2. Bapak Ardian Baitariza, M.Si., Apt. Selaku Dekan Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari.

3. Ibu Ginayanti Hadisoebroto,M.Si.,Apt. Selaku Ketua Jurusan Farmasi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari.

4. Bapak Ardian Baitariza, M. Si., Apt. Selaku pembimbing I dan Bapak

Kusdi Hartono, S.Si,M.M.Kes Selaku pembimbing II, yang selalu

membimbing, member motivasi, member dukungan, dan mendampingi

hingga selesainya skripsi ini.

5. Bapak dan ibu dosen program studi farmasi fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan AlamUniversitas Al-Ghifari.

6. Orang tua terhebat, Bapak Joko sarwono dan Ibu Raden hasliyati, serta

keluarga yang telah memberikan do’a, restu, dukungan moral dan materil.

7. Teman seperjuangan, adik- adik saya dan orang yang selalu mendukung

saya imam satria, yang telah membantu memberi semangat dalam bentuk

Page 4: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

iii

fikiran, kekompakan dan pengalaman terbaiknya hingga selesainya skripsi

ini.

8. Teman-teman kos ranca endah terimakasih atas semangat dan

kebersamaannya selama ini, serta kekompakan yang terjalin antara kita.

9. Teman-teman dekat saya selama di bandung yang telah menghibur dan

memberi masukan dan support.

10. Teman-teman Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari khususnya konversi Pontianak

reguler, terimakasih untuk kebersamaannya, motivasi, dan semangat

selama ini.

11. Serta semua pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan

skripsi ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan, untuk itu

penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak

demi kesempurnaan dari skripsi ini. Harapan dari penulis semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa-mahasiswi dan pembaca.

Bandung, Februari 2020

Penulis

Page 5: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

iv

ABSTRAK

Umbi bawang dayak (Eleutherine americana Merr.). merupakan salah satu

tanaman yang memiliki potensi sebagai antoksidan atau penangkal radikal bebas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar ekstrak umbi bawang

dayak yang efektif sebagai antioksidan dengan pengujian menggunakan alat

Spektrofotometri UV-VIS dan yang kedua melihat formula yang mana yang stabil

dalam evaluasi fisik maupun kimia selama 1 bulan. Selain itu dilakukan uji KLT

untuk mengetahui kandungan ekstrak dari sediaan lotion sebagai antioksidan.

Lotion dibuat dengan 3 formula dengan variasi konsentrasi madu yang berbeda-

beda. Pada formula I madu 6%, formula II madu 8% dan formula III madu 10% .

Madu kegunaannya sebagai humectan pengganti gliserin. Evaluasi sediaan

meliputi uji stabilitas uji organoleptis , homogenitas, pH, daya sebar , viskositas,

iritasi, hedonik, dan tipe emulsi. Aktivitas antioksidan ekstrak umbi bawang

dayak didapat nilai lC50 sebesar 2,55 ppm. Jadi kategori ini termasuk antioksidan

sangat kuat. Hasil uji stabilitas sediaan lotion yang stabil, baik dan banyak di

suka ada pada formula I yaitu dengan uji organoleptis didapatkan bau khas oleum

rosae, bentuk setengah padat, warna cokelat muda, uj pH yang didapat 6,4, uji

daya sebar 5,7 cm Uji viskositas 3600 cP, uji iritasi tidak menimbulkan iritasi , uji

hedonik yang suka 90%, kurang suka 10%, tidak suka 0%, dan uji tipe emulsi

termasuk tipe M/A. Terakhir yaitu hasil uji evaluasi KLT pada ekstrak umbi

bawang dayak dan sediaan lotion ekstrak umbi bawang dayak yaitu dengan nilai

Rf ekstrak etanol umbi bawang dayak 0.5,0.7,0.8 dan sediaan lotion formula I, II

dan III nilai nya sama yaitu Rf 0.5. hasil pengujian KLT membuktikan bahwa

sediaan lotion ekstrak etanol umbi bawang dayak masih mengandung senyawa

antioksidan.

Kata kunci : Umbi Bawang ( Eleutherine americana Merr.), Ekstrak, Lotion.

Page 6: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

v

ABSTRACT

Dayak onion bulbs (Eleutherine Americana Merr.). is one of the plants that have

potential as an antioxidant or free radical antidote. This study aims to find out

how much Dayak bulb extract is effective as an antioxidant by testing using a UV-

VIS spectrophotometry and the second to see which formula is stable in physical

and chemical evaluation for 1 month. In addition, TLC tests were performed to

determine the extract content of the lotion preparations as antioxidants. Lotion is

made with 3 formulas with varying concentrations of honey. In formula I, honey

6%, formula II honey 8% and formula III honey 10%. Honey is used as a

substitute for humectan glycerin. Evaluation of preparations includes stability

tests of organoleptic tests, homogeneity, pH, dispersibility, viscosity, irritation,

hedonics, and emulsion types. The antioxidant activity of Dayak onion tubers

extract obtained lC50 value of 2.55 ppm. So this category includes very strong

antioxidants. The stability test results of lotion preparations that are stable, good

and much preferred are in formula I, namely the organoleptic test found a

distinctive odor of oleum rosae, semi-solid form, light brown color, pH test

obtained 6.4, test spread of 5.7 cm Viscosity test 3600 cP, irritation test does not

cause irritation, hedonic test likes 90%, dislikes 10%, dislikes 0%, and emulsion

type tests include type M / A. Finally, the results of the TLC evaluation test on

Dayak bulb extract and dayak bulb extract lotion preparation were with the Rf

value of Dayak bulb ethanol extract 0.5,0.7,0.8 and lotion formula I, II and III

lotions were the same, namely Rf 0.5. TLC test results prove that the ethanol

extract of Dayak onion tubers still contains antioxidant compounds.

Keywords : Onion Bulbs (Eleutherine americana Merr.), Extract, Lotion.

Page 7: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

ABSTRAK ............................................................................................................. iii

ABSTRAK ............................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 2 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 2 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4

2.1 Umbi Bawang Dayak .............................................................................. 4 2.1.1 Taksonomi Umbi Bawang Dayak................................................... 4

2.1.2 Morfologi Umbi Bawang Dayak ................................................... 5 2.1.3 Kandungan Kimia Umbi Bawang Dayak ....................................... 6 2.1.4 Manfaat Umbi Bawang Dayak …………………………..………...7 2.2 Pembuatan Simplisia ............................................................................ 7 2.3 Metode Pemisahan ................................................................................. 9 2.3.1 Maserasi ....................................................................................... 9 2.3.2 Ekstraksi ....................................................................................... 10 2.4 Skrining Fitokimia .............................................................................. 11 2.5 Radikal Bebas .................................................................................... 14 2.6 Antioksidan ........................................................................................ 14 2.7 Aktifitas Antioksidan Dengan Metode DPPH ..................................... 15

2.8 lC50 (Inhibition Concentration 50) ....................................................... 16 2.9 Spektrofotometri UV-Vis ................................................................... 17 2.10 Kromatografi Lapis Tipis (KLT) .......................................................... 18 2.11 Kulit .................................................................................................... 19 2.12 Lotion .................................................................................................. 21 2.13 Monografi Bahan ................................................................................. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 30

3.1 Alat Penelitian ....................................................................................... 30 3.2 Bahan Penelitian .................................................................................... 30 3.3 Waktu dan Tempat ................................................................................ 30

Page 8: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

vii

3.4 Metode Penelitian ................................................................................... 31 3.4.1 Pengumpulan Sampel ................................................................... 31

3.4.2 Determinasi ................................................................................. 31 3.4.3 Pembuatan Simplisia Umbi Bawang Dayak .................................. 31 3.4.4 Penetapan Kadar Air Simplisia .................................................... 32 3.4.5 Penetapan Susut Pengeringan ....................................................... 32 3.4.6 Pembuatan Ekstrak Umbi Bawang Dayak ..................................... 32

3.4.7 Skrining Fitokimia ....................................................................... 33 3.4.8 Uji Antiksidan .............................................................................. 34

3.5 Rancangan Formula ............................................................................... 37 3.5.1 Prosedur Pembuatan lotion Ekstrak Bawang Dayak ....................... 37 3.5.2 Evaluasi Sediaan Lotion ................................................................. 38 3.5.2.1 Uji Stabilitas Lotion .................................................................... 38 3.5.2.2 Uji Organoleptis .......................................................................... 38

3.5.2.3 Uji Homogenitas ......................................................................... 38 3.5.2.4 Uji pH ......................................................................................... 39 3.5.2.5 Uji Daya Sebar ............................................................................ 39

3.5.2.6 Uji Viskositas ............................................................................. 39 3.5.2.7 Uji Hedonik ................................................................................ 40 3.5.2.8 Uji Iritasi ..................................................................................... 40 3.5.2.9 Uji Tipe Emulsi ........................................................................... 41 3.5.2.10 Evaluasi Sediaan dengan KLT ................................................... 41 3.5.2.11 Analisis Dara ............................................................................ 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 43 4.1 Determinasi .......................................................................................... 43 4.2 Penyiapan Umbi Bawang Dayak ............................................................. 43 4.3 Penetapan Kadar Air ............................................................................... 44 4.4 Penetapan Susut Pengeringan ................................................................. 45

4.5 Ekstrak Etanol Umbi Bawang Dayak ...................................................... 45 4.6 Skrining Fitokimia .................................................................................. 46 4.7 Uji Antioksidan ..................................................................................... 46 4.8 Hasil Evalusai Stabilitas Lotion .............................................................. 51 4.8.1 Uji Organoleptis ............................................................................ 51 4.8.2 Uji Homogenitas ........................................................................... 52 4.8.3 Uji Penetapan pH .......................................................................... 53 4.8.4 Uji Daya Sebar .............................................................................. 55 4.8.5 Uji Viskositas ............................................................................... 57 4.8.6 Uji Iritasi ...................................................................................... 58

4.8.7 Uji Hedonik .................................................................................. 59 4.8.8 Uji Tipe Emulsi ............................................................................ 61

4.8.9 Evaluasi Sediaan Uji KLT ............................................................. 62 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 64

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 64 5.2 Saran ..................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 65

Page 9: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

viii

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Gambar Halaman Gambar 2.1 Umbi Bawang Dayak ............................................................................ 4

Gambar 2.2 Reaksi DPPH dengan Senyawa Antioksidan ........................................ 16 Gambar 2.3 Skema Spektrofotometri UV-Vis .......................................................... 17 Gambar 2.4 Struktur Kulit ....................................................................................... 19 Gambar 4.1 Panjang Gelombang Maksimum DPPH ................................................ 47 Gambar 4.2 Hasil KLT pada Ekstrak Etanol Umbi Bawang Dayak .......................... 62 Grafik 4.1 Kurva Baku Regresi Linier % Vitamin C .............................................. 48 Grafik 4.2 Kurva Baku Regresi Linier % Ekstrak ................................................... 49 Grafik 4.3 Uji pH ................................................................................................... 53 Grafik 4.4 Uji Daya Sebar ...................................................................................... 55 Grafik 4.5 Uji Viskositas ....................................................................................... 57 Grafik 4.6 Hedonik ............................................................................................... 59

Page 10: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

ix

DAFTAR TABEL Tabel Halaman

Tabel 3.1 Formula Lotion ........................................................................................ 37 Tabel 4.1 Hasil Skrining Fitokimia ......................................................................... 46 Tabel 4.2 Hasil Panjang Gelombang Maksimum DPPH ........................................... 47 Tabel 4.3 Kategori Nilai lC50 sebagai Antioksidan .................................................. 48 Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Absorbansi Vitamin C ................................................. 48

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Absorbansi Ekstrak ...................................................... 49 Tabel 4.6 Data Hasil Pengamatan Uji Organoleptis ................................................. 51 Tabel 4.7 Data Hasil Pengamatan Uji Homogenitas ............................................... 52 Tabel 4.8 Data Hasil Pengamatan Uji pH ................................................................ 53 Tabel 4.9 Data Hasil Pengamatan Daya Sebar .......................................................... 55 Tabel 4.10 Data Hasil Pengamatan Uji Viskositas ……….. .................................... 47 Tabel 4.11 Data Hasil Pengamatan Uji Iritasi .......................................................... 58 Tabel 4.12 Data Hasil Pengamatan Hedonik ............................................................ 59 Tabel 4.13 Data Hasil Pengamatan Uji Tipe Emulsi ................................................ 61

Page 11: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Hasil Data Determinasi Tanaman ......................................................... 67 Lampiran 2. Diagram Alir Penelitian ....................................................................... 68 Lampiran 3. Simplisia Umbi Bawang Dayak ........................................................... 69 Lampiran 4. Hasil Karateristik Simplisia ................................................................. 71 Lampiran 5. Hasil Skrining Fitokimia ...................................................................... 72

Lampiran 6. Perhitungan Vitamin C Uji Antioksidan ............................................... 73 Lampiran 7. Perhitungan Uji Antioksidan Ekstrak ................................................... 75 Lampiran 8. Pembuatan Lotion .............................................................................. 77 Lampiran 9. Hasil Evaluasi Stabilitas ....................................................................... 79 Lampiran 10. Data Jumlah Uji Hedonik ................................................................. 82 Lampiran 11. Perhitungan Formula Lotion .............................................................. 83

Page 12: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kulit merupakan organ yang melapisi seluruh permukaan tubuh makhluk

hidup dan mempunyai fungsi untuk melindungi dari pengaruh luar. Kerusakan

kulit akan mengganggu kesehatan manusia maupun penampilan sehingga kulit

perlu dijaga dan dilindungi kesehatannya. Salah satu yang dapat menyebabkan

kerusakan kulit adalah radikal bebas yang berupa sinar ultra violet. Dalam kondisi

yang berlebih, sinar UV dapat menimbulkan beberapa masalah terhadap kulit,

mulai dari kulit kemerahan, pigmentasi, bahkan dalam waktu lama menyebabkan

resiko kanker dapat juga menyebabkan penuaan dini. Oleh karena itulah

diperlukan penangkal ancaman bahaya radikal bebas yang dapat menimbulkan

kerusakan pada kulit. Diperlukan antioksidan yang berfungsi untuk

menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron dari

radikal bebas sehingga menghambat terjadinya reaksi berantai. Antioksidan

mampu bertindak sebagai penyumbang radikal hidrogen atau dapat bertindak

sebagai akseptor radikal bebas sehingga dapat menunda tahap inisiasi

pembentukan radikal bebas (Redha, 2010; Sitorus et al., 2013).

Salah satu tumbuhan yang mengandung antioksidan adalah Umbi bawang

dayak (Eleutherine americana Merr.) merupakan tanaman khas Kalimantan

Tengah yang berasal dari Amerika tropis. Senyawa bioaktif seperti fenol,

flavonoid, tanin, glikosida, steroid, alkaloid terdapat pada bawang dayak

1

Page 13: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

2

(Mustika, 2011). Secara empiris, umbi bawang dayak dikenal memiliki

khasiat untuk mengatasi bisul atau penyakit kulit. Cara penggunaannya yaitu

dengan menempelkan parutan umbi bawang dayak pada daerah yang luka

(Galingging, 2009).

Oleh karena itu, dibuat dalam sediaan Lotion . Lotion merupakan salah

satu bentuk sediaan farmasi banyak digunakan pada kulit sebagai pelindung dan

pengobatan karena sifat bahan-bahannya (Ansel,1989). Tipe emulsi minyak/air

(M/A) digunakan dalam kosmetik lotion, karena memberikan penampakan yang

menarik dan mudah dibersihkan (Banker,1979 dan Martin,1976). Pada penelitian

sebelumnya gliserin banyak digunakan sebagai bahan humectan pada formula

lotion. Formula lotion kali ini ditambahkan pelembab alami yaitu Madu sebagai

pengganti dari gliserin yang mempunyai sifat sangat higroskopis menyebabkan

madu dapat menyerap sekresi lemak dari kulit, disamping mengandung senyawa

inhibine yang dapat bekerja sebagai desinfektan (Winarno,1982).

1.2 Identifikasi Masalah

1. Berapa dosis ekstrak etanol umbi bawang dayak (Eleutherine americana Merr.)

yang efektif sebagai antioksidan?

2. Bagaimana formula lotion yang baik berdasarkan evaluasi fisik dan kimia ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui dosis ektrak etanol umbi bawang dayak (Eleutherine americana

Merr.) yang efektif sebagai antioksidan.

Page 14: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

3

2. Mengetahui formula lotion ektrak etanol umbi bawang dayak (Eleutherine

americana Merr.) yang baik berdasarkan evaluasi secara fisik maupun kimia.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bahwa ekstrak

etanol umbi bawang dayak (Eleutherine americana Merr.) dapat bermanfaat

sebagai antioksidan dan dapat dibuat dalam bentuk sediaan lotion.

Page 15: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umbi Bawang Dayak

2.1.1 Taksonomi Umbi Bawang Dayak (Eleutherine americana Merr.)

Adapun taksonomi tanaman umbi bawang dayak diklasifikasikan sebagai

berikut:

(a) (b)

Gambar 2.1

Umbi Bawang Dayak

Kingdom : Plantae

Filum : Tracheophyta

Kelas : Liliopsida (monocots)

Ordo : Liliales

Famili : Liliaceae

Genus : Eleutherine

Species :Eleutherine americana Merr. (Bawang Dayak)

4

Page 16: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

5

2.1.2 Morfologi Bawang Dayak Umbi Bawang Dayak

A. Daun

Tanaman bawang dayak mempunyai daun berbentuk pita, ujung dan

pangkal runcing warna hijau rata (Backer, 1965; Heyne, 1987). Daunnya ada dua

macam, yaitu yang sempurna berbentuk pita dengan ujungnya runcing, sedang

daun-daun lainnya berbentuk menyerupai batang. Letak daun berpasangan dengan

komposisi daun bersirip ganda. Tipe pertulangan daun sejajar dengan tepi daun

rata dan bentuk daun berbentuk pita berbentuk garis (Kloppenburg, 1988). Daun

bawang dayak merupakan tipe daun tunggal seperti pita dengan ujung dan

pangkal runcing tepi rata atau tidak bergerigi berwarna hijau (Galingging, 2007).

B. Umbi

Tanaman bawang dayak berupa terna semusim yang merumpun sangat

kuat. Tanaman ini merupakan rumpun-rumpun besar, dan memiliki tinggi 20-50

cm. Umbi dibawah tanah berbentuk bulat telur memanjang dan berwarna merah

(Backer, 1965; Heyne, 1987). Umbi pada tumbuhan bawang dayak umumnya

berbentuk lonjong, bulat telur, tidak berbau sama sekali. Umbi dapat dikonsumsi

setelah usia 6 bulan, dengan tinggi 20 - 40 cm, lebar 1,5 - 3 cm.

C. Akar

Tanaman bawang dayak mempunyai akar serabut. Akar bawang dayak

berwarna coklat muda (Backer, 1965; Heyne, 1987).

Page 17: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

6

D. Bunga

Tanaman bawang dayak mempunyai bunga berupa bunga tunggal,

warnanya putih, terdapat pada ketiak-ketiak daun atas, dalam rumpun-rumpun

bunga yang terdiri dari 4 sampai 10 bunga. Bunganya mekar menjelang sore, jam

5 sampai jam 7 sore dan kemudian menutup kembali (Becker, 1968). Bunga ± 40

cm, bentuk silindris, kelopak terdiri dari dua daun kelopak, hijau kekuningan,

mahkota terdiri dari empat daun mahkota, lepas, panjang ± 5 mm, putih, benang

sari empat, kepala sari kuning, putik bentuk jarum, panjang ± 4 mm, putih

kekuningan (Backer, 1965; Heyne).

E. Buah

Tanaman bawang dayak mempunyai buah kotak berbentuk jorong dengan

bagian ujungnya berlekuk. Bila masak merekah menjadi 3 rongga yang berisi

banyak biji (LIPI, 1978).

F. Biji

Tanaman bawang dayak mempunyai bentuk biji bundar telur atau hampir

bujur sangkar. Warna biji coklat danhampir mendekati warna hitam (LIPI, 1978).

2.1.3 Kandungan Kimia Umbi Bawang Dayak

Umbi bawang dayak terdapat kandungan kimia yang berupa senyawa

aktif. Kandungan senyawa aktif yang ada pada bawang dayak selanjutnya disebut

sebagai metabolit sekunder. Kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam

bawang dayak berasal dari golongan naftokuinon dan turunannya seperti

eleutherine, eleuhterinon, eleutherol, dan elecanin. Dari senyawa metabolit

Page 18: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

7

sekunder yang terdapat pada bawang dayak, kemudian dilakukan penapisan secara

fitokimia untuk mengetahui jenis-jenis bahan kimia yang terkandung dalam

senyawa metabolit sekunder yang ada pada bawang dayak. Dari penelitian

yang dilakukan, kandungan metabolit sekunder yang terdapat pada umbi bawang

dayak yaitu alkaloid, fenolik, glikosida, steroid, flavonoid, dan tanin

(Hidayah dkk.2015).

2.1.4 Manfaat Tanaman Umbi Bawang Dayak

Manfaat yang dapat diperoleh dengan mengkonsumsi bawang dayak.

Secara empiris, manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan bawang

dayak yakni : radang usus, disentri, bisul, penyakit kuning, diabetes militus,

hipertensi, dan dapat menurunkan kolestrol (Rosa, 2013). Manfaat bawang dayak

secara empiris tersebut, kemudian dilakukan pengujian secara ilmiah. Hasil dari

pengujian secara ilmiah yang dilakukan terhadap manfaat empiris bawang dayak

diantaranya didapatkan hasil :

1. Sebagai antimikrobial

2. Sebagai antidiabetes

3. Sebagai antihipertensi

2.2 Pembuatan Simplisia

Cara pembuatan simplisia ada beberapa tahapan yaitu baham baku, sortasi

basah, perajangan,pengeringan, sortasi kering, pengepakan, dan penyimpanan

serta pemeriksaan mutu.

A. Pengumpulan Bahan Baku

Page 19: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

8

Tumbuhan liar umumnya kurang baik untuk dijadikan sumber simplisia

jika dibandingkan dengan tanaman budidaya, karena simplisia yang dihasilkan

mutunya tidak tetap maka dari itu perlu adanya beberapa tahap sebelum pemilihan

tanaman liar yang dilakukan sebelum pembuatan simplisia yaitu :

1. Umur tumbuhan atau bagian tumbuhan yang dipanen harus tepat tidak boleh

berbeda-beda. Karena akan berpengaruh terhadap pada kadar senyawa aktif.

2. Jenis (Spesies) yang dipanen harus diperhatikan, sehingga simplisia yang

diperoleh sama.

3. Lingkungan tempat tumbuh tidak boleh berbeda-beda karena akan

mempengaruhi senyawa aktif yang dikandung oleh simplisia tersebut.

B. Sortasi Basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-

bahan asing lainnya dari bahan simplisia. Misalnya pada simplisia yang dibuat

dari akar suatu tanaman obat, bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput,

batang, daun , akar yang telah rusak, serta pengotoran lainnya harus dibuang.

C.Pencucian

Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotoran lainnya

yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian harus dilakukan dengan air bersih

misalnya air dari mata air dan air PAM. Dilakukan sebanyak 3 kali agar jumlah

mikroba yang awal dan yang setelah dicuci berkurang setengahnya dari jumlah

awal.

Page 20: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

9

D. Perajangan

Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses

pengeringan, pengepakan, dan penggilingan. Semakin tipis bahan yang akan

dikeringkan, semakin cepat penguapan air, sehingga mempercepat waktu

pengeringan air.

E.Pengeringan

Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah

rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.

2.3 Metode Pemisahan

2.3.1 Maserasi

Maserasi adalah salah satu jenis ekstraksi yang menggunakan suhu

ruangan dengan menggunakan pelarut yang kemudian dikocok atau diaduk

berkali –kali. Prinsip dari metode maserasi adalah pelarut yang digunakan

dalam proses maserasi akan menembus ke dalam rongga sel tumbuhan yang

akan diekstrak, sehingga zat aktif yang terdapat dalam rongga sel tersebut akan

larut ke dalam pelarut. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan konsentrasi

kelarutan zat aktif di dalam sel, maka larutan terpekat akan di desak keluar se.

Oleh karena itu, pemilihan pelarut untuk proses maserasi akan memberikan

pengaruh terhadap keefektifan proses maserasi dengan memperhatikan

kelarutan senyawa pada bahan alam yang akan dimaserasi terhadap pelarut

yang akan digunakan

Page 21: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

10

Tahapan yang dilakukan dalam proses maserasi yakni dengan menempatkan

simplisia yang akan dimaserasi kedalam bejana atau wadah yang bermulut

lebar bersama dengan larutan penyaring yang akan digunakan, kemudian

menutup dengan rapat bejana yang digunakan kemudian mengocok-kocokkannya

berulangulang. Pengocokan yang dilakukan bertujuan agar pelarut masuk kedalam

seluruh permukaan simplisia . Bila dalam proses maserasi tidak dilakukan

pengocokan akan menyebabkan turunnya perpindahan zat aktif. Kekurangan dari

metode maserasi yakni dalam proses pengerjaannya maserasi membutuhkan

waktu yang lama dan penyaringan yang dihasilkan kurang sempuna. Sedangkan

keuntungan yang diperoleh dari proses maserasi yakni merupakan metode

ekstraksi yang tidak memerlukan pemanasan dan jumlah pelarut yang digunakan

lebih sedikit ( Sukardi dkk. 2014).

2.3.2 Ekstrasi

Ekstraksi merupakan suatu cara penyarian bahan aktif dari simplisia nabati

dan simplisia hewani dengan menggunakan pelarut organik dan anorganik dengan

cara yang sesuai. Jenis ekstraksi yang tepat tergantung pada tekstur dan

kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi dan pada jenis senyawa yang

diisolasi (Harborne, 1996).

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang diperoleh dengan

mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani

menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut

diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga

memenuhi baku yang telah ditetapkan. Sebagian besar ekstrak dibuat dengan

Page 22: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

11

mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi. Seluruh perkolat biasanya

dipekatkan secara destilasi dengan pengurangan tekanan agar bahan sesedikit

mungkin terkena panas.

2.4 Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia (Uji Fitokimia) terhadap kandungan senyawa metabolit

sekunder merupakan langkah awal yang penting dalam penelitian mengenai

tumbuhan obat atau dalam hal pencarian senyawa aktif baru yang berasal dari

bahan alam yang dapat menjadi prekursor bagi sintetis obat-obat baru atau

menjadi senyawa aktif tertentu. Oleh karena, metode uji fitokimia harus

merupakan yang terandalkan. Metode uji fitokimia yang banyak digunakan adalah

metode reaksi warna dan pengendapan yang dapat dilakukan di laboratorium

(Iskandar,2012) .

1. Alkaloid

Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak

ditemukan di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloid berasal dari tumbuhan dan

tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloid mengandung paling

sedikit satu atom nitrogen yang biasanya bersifat basa dan dalam sebagian besar

atom nitrogen ini merupakan bagian dari cincin heterosiklik (Lenny, 2006).

2. Flavonoid

Flavonoid merupakan salah satu macam senyawa fenol yang penting.

Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang diproduksi oleh

tanaman dan ditemukan dalam bentuk nun glikosiliasi (aglycone) atau

sebagai senyawa yang melekat pada molekul gula (glikosida) (Lago dkk. 2014).

Page 23: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

12

Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon. Pada tumbuhan,

flavonoid dapat ditemukan pada bagian akar, daun, buah, dan kulit luar

batang ( Lumbessy dkk.,2013).

Flavonoid mempunyai kerangka yang terdiri dari satu cincin aromatik A,

satu cincin aromatic B, dan mempunyai cincin tengah yang berbentuk

heterosiklik yang mengandung oksigen. Bentuk cincin tengah yang ada pada

kerangka flavonoid dijadikan dasar dalam pembagian flavonoid kedalam

sub-sub kelompoknya (Kristiani dan Halim 2014).

Secara garis besar, senyawa flavonoid dibagi menjadi 3 kelompok

yakni antosianin, flavonon dan flavonol, dan isoflavon (Pambudi dkk. 2014).

Bedasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh IUPAC, senyawa flavonoid

dibagi dalam 3 garis besar yakni flavonone atau flavonoid, isoflavonoid, dan

neoflavonoid (Batari, 2007). Setiap kelompok besar flavonoid mempunyai

struktur kimianya tersendiri. Struktur kimia dari ketiga jenis flavonoid yakni

flavonone memiliki struktur kimia 2-phenyl- benzopirone (Heneczkowski dkk.

2001), isoflavonoid atau isoflavonon mempunyai struktur 3-phenyl-chromen-4-

one (Tapas dkk 2008), dan neoflavonoid mempunyai struktur 4-benzopyrans

(Grotewold, 2006). Beragam manfaat dapat diperoleh dari pemanfaatan

senyawa flavonoid dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat penggunaan

flavonoid dalam kehidupan sehari-hari bagi manusia yakni antiinflamasi,

antioksidan, antikanker, antihipertensi, mengurangi penyakit jantung dan

stroke (Latifah, 2015).

Page 24: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

13

3. Saponin

Saponin merupakan senyawa glikosida kompleks dengan berat molekul

tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman, hewan laut tingkat rendah dan

beberapa bakteri. Saponin larut dalam air tetapi tidak larut dalam eter (Sirait,

2007).

4. Fenol

Senyawa fenol merupakan kelas utama antioksidan yang berada dalam

tumbuh-tumbuhan. Kandungan senyawa fenolat banyak diketahui

sebagaiterminator radikal bebas dan pada umumnya kandungan senyawa fenolat

berkorelasi positif terhadap aktivitas antiradikal (Marinova dan Batcharov, 2011).

5. Terpenoid

Triterpenoid merupakan komponen tumbuhan yang mempunyai bau dan

dapat diisolasi dari bahan nabati dengan penyulingan sebagai minyak atsiri.

Triterpenoid terdiri dari kerangka dengan 3 siklik 6 yang bergabung dengan siklik

5 atau berupa 4 siklik 6 yang mempunyai gugus pada siklik tertentu (Lenny,

2006).

6. Steroid

Steroid merupakan salah satu kelompok senyawa lipid yang dapat

dianggap sebagai derivat dari senyawa perhidroksiklopentano fenantrena, yang

terdiri dari tiga cincin sikloheksana dan sebuah cincin siklopentana yang terikat

pada ujung salah satu cincin sikloheksana tersebut (Poedjiadi, 1994).

Page 25: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

14

2.5 Radikal Bebas

Radikal bebas yang berupa sinar ultraviolet adalah salah satu penyebab

dari kerusakan kulit. Dalam kondisi yang berlebih, sinar UV dapat

menimbulkan beberapa masalah terhadap kulit, mulai dari kulit kemerahan,

pigmentasi, bahkan dalam waktu lama menyebabkan resiko kanker. Radikal

bebas yang dihasilkan akan menyebabkan kerusakan DNA, yang berdampak

pada proliferasi sel secara terus menerus sehingga menjadi awal terbentuknya

kanker (Sari,2015). Diperlukan antioksidan yang berfungsi untuk

menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron dari

radikal bebas sehingga menghambat terjadinya reaksi berantai. Antioksidan

mampu bertindak sebagai penyumbang radikal hidrogen atau dapat bertindak

sebagai akseptor radikal bebas sehingga dapat menunda tahap inisiasi

pembentukan radikal bebas (Redha, 2010; Sitorus et al., 2013).

2.6 Antioksidan

Antioksidan adalah senyawa yang berfungsi sebagai senyawa

reduktan/ pemberi elektron, mempunyai berat molekul kecil, tetapi mampu

mencegah terbentuknya radikal bebas sehingga mampu menginaktivasi

berkembangnya reaksi oksidasi (Marsetya 2009). Antioksidan merupakan

senyawa yang berfungsi untuk pelindung tubuh dari kerusakan yang

disebabkan oleh spesies oksigen reaktif, sebagai senyawa yang mampu

menghambat terjadinya proses peroksidase lipid pada makanan, dan sebagai

senyawa yang mampu menghambat penyakit degeneratif ( Sunardi 2007)

Page 26: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

15

2.7 Aktifitas Antioksidan Dengan Metode DPPH (2,2-diphenyl-1-

picrylhydrazyl)

DPPH merupakan suatu senyawa organik yang mengandung nitrogen tidak

stabil dengan absorbansi kuat pada panjang gelombang 516 nm bewarna ungu

gelap. Apabila DPPH bereaksi dengan senyawa antioksidan maka warna berubah

menjadi kuning lemah. Perubahan warna tersebut diukur dengan spektrofotometer

dan diplotkan terhadap konsentrasi (Reynertson., 2007)

Metode DPPH didasarkan pada perubahan warna radikal DPPH.

Perubahan warna tersebut disebabkan oleh reaksi antara radikal bebas DPPH

dengan suatu atom hidrogen yang dilepaskan senyawa yang terkandung dalam

bahan uji membentuk senyawa 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl yang bewarna

kuning. Absorbansi yang diukur adalah absorbansi larutan DPPH sisa yang tidak

bereaksi dengan senyawa antioksidan (Josephy, 1997)

Prinsip pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH adalah

mengukur daya peredaman sampel (ekstrak) terhadap radikal bebas DPPH. DPPH

akan bereaksi dengan atom hidrogen dari senyawa peredaman radikal bebas

membentuk DPPH yang lebih stabil. Senyawa peredaman radikal bebas yang

bereaksi dengan DPPH akan menjadi radikal baru yang lebih stabil atau senyawa

bukan radikal (Hapsari, 2017). Reaksi antara DPPH dengan atom H dari senyawa

antioksidan dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut :

Page 27: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

16

Gambar 2.2

Reaksi DPPH dengan Senyawa Antioksidan

2.8 lC50 (Inhibition Concentration 50)

lC50 merupakan suatu bilangan yang menunjukkan konsentrasi sampel

yang mampu menghambat suatu radikal sebesar 50% ( Molyneux,2004). Aktivitas

antioksidan ditanyakan sangat kuat apabila nilai lC50 > 50µl/ mL, kuat apabila

nilai lC50 > 50µl/ mL, sedang apabila lC50 100-150µl/ mL, dan lemah bila lC50

bernilai 151-200 µl/ mL.(Blois,2005)

Aktifitas antioksidan dinyatakan dengan persen (%). Nilai 0% berarti

larutan tidak mempunyai aktifitas antioksidan (peredam radikal bebas ). Nilai

100% berarti peredaman radikal bebas total (Windono et al.,2001). Persen

aktivitas antioksidan diperoleh dari data pengukuran absorbansi pada variasi

konsentrasi sampel. % aktivitas antioksidan yang didapat dari berbagai

konsentrasi sampel dibuat persamaan regresi linier.

Sebagai aksis (Sumbu X) adalah konsentrasi sampel dan % aktivitas

antioksidan sebagai ordinat (Sumbu Y). Y= aX+b. Nilai lC50 dihitung pada saat %

aktivitas antioksidan sebesar 50%, yaitu konsentrasi larutan yang mampu

memberikan peredaman DPPH sebesar 50% (Cahyana et al.,2002)

DPPH( Purple) DPPH (Yellow)

Page 28: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

17

2.9 Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri merupakan suatu metode pengukuran energi radiasi

atau intensitas sinar yang terserap oleh larutan. Spektrofotometri UV -Vis adalah

salah satu bentuk spektrofotometri absorbsi. Pada cara ini, cahaya atau

gelombang cahaya elektromagnetik (sinar UV-Vis) berinteraksi dengan zat

dan dilakukan pengukuran besarnya cahaya (gelombang elektromagnetik)

yang diabsorbsi. Berdasarkan panjang gelombang spektrofotometer dibagi

dua yaitu spektrofotometer ultraviolet dengan panjang gelombang 200-400 nm,

digunakan untuk senyawa yang tidak berwarna dan spektrofotometri visibel

(sinar tampak) dengan panjang gelombang 400-800 nm, digunakan untuk

senyawa yang berwarna Spektrofotometer pada dasarnya terdiri atas sumber

cahaya, monokromator, kuvet untuk zat yang diperiksa, detektor, penguat arus

(amplifier) dan alat ukur atau alat pencatat (recorder) Suatu skema

sederhana spektrofotometer UV-Vis (Ganjar dan Rohman, 2010) ditunjukkan

oleh gambar berikut:

Gambar 2.3

Skema Spektrofotometri UV-Vis

Page 29: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

18

Fungsi masing-masing bagian :

1. Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan

berbagai macam rentang panjang gelombang.

2. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu

mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya

monokromatis. Pada gambar di atas disebut sebagai pendispersi atau penyebar

cahaya.

3. Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan sampel-UV, Vis dan UV-Vis

menggunakan kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet biasanya terbuat dari kuarsa

atau gelas, namun kuvet dari kuarsa yang terbuat dari silika memiliki kualitas

yang lebih baik.

4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan

mengubahnya menjadi arus listrik.

5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik

yang berasal dari detector (Marham, 2009).

2.10 Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah suatu proses pemisahan dimana

fase diam berbentuk zat padat dan fase geraknya berbentuk zat cair. KLT

merupakan metode kromatografi paling sederhana yang banyak digunakan.

Bahan serta alat-alat yang diperlukan untuk melakukan pemisahan dan

analisis sampel dengan metode kromatografi lapis tipis cukup sederhana

yakni sebuah bejana tertutup yang berisi lempeng dan pelarut. Dengan

menggunakan instrumen komersial yang tersedia dan melakukan optimasi

Page 30: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

19

mode, pemisahan yang efisien dan yang akurat dapat didapatkan (Wulandari,

2011).Sebelum melaksanakan preparasi pada sampel terlebih dahulu

ditentukan jenis sampel yang akan diteliti serta sifat fisika kimia analit yang akan

dianalisis. Pada preparasi sampel semisolid yaitu dilakukan dengan cara

penghancuran sampel dengan cara ditumbuk. Kemudian sampel yang telah

hancur diekstraksi dengan pelarut yang dapat melarutkan analit dengan cara

manual. Pemisahan sisa (ampas) dengan larutan pengekstrak sebaiknya

dilakukan sebelum dingin karena dikhawatirkan analit terjebak kembali ke

dalam sampel semisolid.

2.11 Kulit

Gambar 2.4

Struktur Kulit (Perdanakusuma,2007)

Kulit adalah organ terbesar tubuh, yang beratnya ± 4,5 kg, menutupi area

seluas ± 1,67 m2 pada pria dengan berat badan ± 75 kg. (Goeswin agoes, 2015)

Menurut anief (1997), kulit terdiri dari tiga lapisan utama dari atas ke bawah

yaitu:

Page 31: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

20

Epidermis yaitu bagian permukaan kulit yang dapat dilihat dan terdiri atas

5 lapisan. Lapisan atas merupakan lapisan tanduk (stratum corneum) yang

mengandung sel-sel kulit yang selalu terkelupas dan mati. Stratum corneum

paling tebal terletak pada telapak kaki dan paling tipis pada pelupuk mata, pipi

dan dahi. Dibawah lapisan tanduk terdapat 3 lapisan, seperti :

a.Lapisan sawar (stratum lucidum) yang jelas dapat diperlihatkan hanya pada

telapak kaki dan telapak tangan.

b.Lapisan sel granular (lapisan seperti butir) yang berpartisipasi aktif dalam

proses keratinisasi.

c.Lapisan sel berduri (stratum spinosum), dan lapisan sel basal (stratum

germinativum). Keduanya biasa disebut lapisan malpigi. Lapisan ini adalah

lapisan yang paling dalam dari epidermis dan berfungsi membentuk kapisan baru

yang menyusun epidermis.

Dermis, yaitu lapisan jaringan ikat yang terletak langsung dibawah lapisan

dermis dan merupakan bagian terbesar dari kulit. Lapisan dermis berupa anyaman

serat-serat besar yang saling mengikat, terdiri dari serat kolagen dan serat elastic

yang menunjang kekenyalan tubuh. Dalam lapisan ini terdapat folikel rambut

(kantung rambut), pembuluh darah ujung saraf, kelenjar keringat dan kelenjar

minyak atau kelenjar sebaceus. Cairan yang keluar dari kelenjar ini menjaga agar

keratin dari lapisan paling luar menjadi lembut dan lentur.

Subkutan, yaitu lapisan yang mengandung lemak dengan tebal yang

berbeda-beda tergantung dari tubuh masing-masing orang.Merurut (Keen

Page 32: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

21

achroni,2012) Fungsi utama kulit yang sangat penting bagi tubuh. Berikut ini

adalah fungsi-fungsi dari kulit :

1.Fungsi perlindungan atau proteksi, yaitu kulit berfungsi melindungi bagian

dalam tubuh dari kontak langsung lingkungan luar, misalnya bahan-bahan kimia,

paparan sinar matahari, polusi, bakteri, dan jamur yang dapat menyebabkan

infeksi, serta kerusakan akibat gesekan, tekanan, dan tarikan.

2.Mengeluarkan zat-zat tidak berguna sisa metabolisme dari dalam tubuh. Sisa

metabolisme ini dikeluarkan bersama dengan keringat.

3.Mengatur suhu tubuh.

4.Menyimpan kelebihan lemak.

5.Sebagai indra peraba yang memungkinkan otak merasakan sejumlah rasa,

seperti panas, dingin, sakit, dan beragam tekstur.

6.Tempat pembuatan vitamin D sangat diperlukan tubuh untuk pembentukan dan

pemeliharaan kesehatan tulang.

7.Mencegah terjadinya kehilangan cairan tubuh yang esensial.

2.12 Lotion

Lotion adalah bentuk sediaan setengah padat yang diaplikasikan pada

tubuh, mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam

bahan dasar yang sesuai dan diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak

atau minyak dalam air (Voigt R., 1995). Lotion umumnya mudah menyebar rata

dan untuk lotion tipe minyak dalam air (M/A) lebih mudal dibersihkan atau

dicuci dengan air. Emulsi M/A merupakan tipe lotion yang paling banyak

Page 33: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

22

digunakan untuk penggunaan dermatologi topikal karena memiliki kualitas

absorbsi yang sangat baik dan dapat diformulasikan menjadi produk kosmetik

yang elegan.

Lotion merupakan sediaan kosmetik yang paling luas dipergunakan saat

ini, karena fungsinya sebagai pelembut dan pelican kulit dan juga kontinyu,

fleksibel, pada kulit serta mengurangi rehidrasi pada stratum

corneum.Keuntungan dari sediaan lotion yaitu praktis dalam penggunaannya.

Sedangkan kerugian lotion yaitu kestabilan rendah, pada saatpenyimpanan

kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi (cracking, flokulasi-deflokulasi)

terutama jika terjadi fluktuasi/perubahan temperatur (Balsam dan Sarigan, 1972).

Emulgator adalah bahan aktif permukaan yang secara nyata menurunkan

tegangan antar muka dan secara bersamaan membentuk lapisan kental disekitar

tetes-tetes terdispersi.Pada umumnya emulgator yang digunakan dalam produk

lotion agar tidak terjadi pemisahan antara fase minyak dan fase air.

Emollient adalah bahan-bahan yang melembutkan kulit dan melicinkan

kulit, mencegah atau menghilangkan kekeringan.Bahan-bahan yang memberikan

efek emollient pada kulit adalah lanolin dan derivatnya, sterol, fosfolipid

hidrokarbon, asam lemak seperti asam stearat, ester asam lemak seperti gliseril,

monostearat, dan lemak alkohol seperti setil serta stearil alkohol.Emollient dalam

fase minyak biasanya 5-15% dari total emulsi (Ash dan Michael, 1977).

Humektan ditambahkan ke dalam lotion untuk mencegah penguapan air

dari produk dan kulit.Humektan yang sering digunakan dalam lotion yaitu

gliserol, propilenglikol, dan sorbitol. Pada formulasi ini humectan yang digunakan

Page 34: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

23

adalah madu. Salah satu bahan alami yang kaya manfaat. Madu adalah cairan

manis yang dihasilkan oleh lebah berasal dari berbagai sumber nektar. Madu

dipercaya memiliki banyak manfaat di dunia kedokteran seperti efek

antimikroba yang dapat menyembuhkan luka dan jerawat, antiseptik, anti-

inflamasi dan dapat bertindak sebagai covering agent. Madu sebagai bahan

alami dapat igunakan sebagai pelembap karena memiliki sifat humektan,

emolien dan antioksidan. Madu bersifat higroskopis yaitu mudah menyerap air

dari udara sekitarnya karena itu dapat digunakan sebagai humektan dan

membantu mempertahankan hidrasi kulit. Selain itu, madu memelihara jaringan

epitel internal dan memperlancar sirkulasi sehingga mencegah kulit kering.

2.13 Monografi Bahan

1. Triethanolamine

Nama resmi : Triethanolamine

Nama lain : TEA

Rumus Molekul : C6H15NO3

Pemerian :Cairan kental tidak berwarna hingga kuning

pucat, bau lemah mirip amoniak

Kelarutan : Larut dalam aceton, carbon tetrachlorid,

metanol dan air, larut dalam 24 bagian

Benzen, dalam 63 bagian Ethyl eter.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Emulgator

pH : 10,5.

Range : 2-4% (HOPE ed. 6, Hal. 754).

Page 35: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

24

2. Paraffin Cair

Pemerian : Warna tidak berwarna, rasa tidak berasa,

bau tidak berbau (saat dingin), bentuk

minyak cair kental.

Kelarutan : Larut dalam aseton, benzen, kloroform,

karbon difulsida eter, dan petroleum eter,

tidak bercampur dengan minyak menguap

dan lemak padat, praktis tidak larut dalam

etanol 95%, gliserin dan air.

Titik lebur : 50oC – 57oC

Titik beku : Antara 47oC – 65oC.

Stabilitas : Mengalami oksidasi ketika dipanaskan dan

saat terkena cahaya, reaksi oksidasi

membenrtuk senyawa peroksida yang

merubah katalis untuk reaksi oksidasi

selanjutnya, hasil oksidasi berupa aldehid

dan asam organik yang akan merubah rasa

serta bau.

Inkompatibilitas :Inkompatilbil dengan bahan yang dapat

mengoksidasi (oksidator kuat)

Range : 1-20%(Rowe, Sheskey dan Quinn, HOPE,

2009, Hal.591 dan FI ed.III hal. 475).

Page 36: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

25

3. Asam Stearat

Pemerian : Zat padat keras atau serbuk putih/

kekuningan, agak mengkilat.

Kelarutan : Mudah larut dalam benzena, karbon

tetraklorida, kloroform dan eter. Larut dalam

etanol (95%), heksana dan propilen glikol,

praktis tidak larut dalam air

Fungsi : Emulgator, solubilizing agent

Obat TakTercampurkan : Asam stearat tidak kompatibel dengan

kebanyakan logam hidroksida.

Stabilitas :Asam stearat merupakan bahan yang stabil.

Titik Leleh : 3830C.

Titik Didih : 69-700C

Range : 2-20% (HOPE6th , HaL. 697)

4. Setil Alkohol

Pemerian : Warna putih, rasa lemah, bau khas, bentuk

granul, berbentuk kubus.

Kelarutan : Larut dengan adanya peningkatan

temperatur, praktis tidak larut air, praktis

tidak larut dalam etanol 95%.

Stabilitas : Stabil dengan adanya asam, alkali, cahaya,

dan air tidak dapat tengik.

Inkompatibilitas :Ketidak campuran dengan bahan

pengoksida yang kuat

Page 37: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

26

Range : 2-5% (Rowe, Sheskey dan Quinn, HOPE,

Hal. 130).

5. Metil Paraben

Nama resmi : Methylis Parabenum

Nama lain : Metil paraben, nipagin M

Rumus Molekul : C8H8O3

Berat Molekul : 152,15

Pemerian :Serbuk hablur putih, hampir tidak berbau,

tidakmempunyai rasa, kemudian agak

membakar diikuti rasa tebal.

Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, 20 bagian air

mendidih, dalam 3,5 bagian etanol 95% P

dan dalam 3 bagian aseton P, mudah larut

dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Sebagai pengawet.

Range : 0,02% - 0,3%.

Inkompatibilitas : Aktivitas antimikroba metal paraben dan

paraben lainnya sangat berkurang dengan

adanya surfaktan nonionik, seperti polisorbat

80, sebagai akibat dari miselisasi. Namun

propilen glikol 10% telah terbukti

mempotensiasi aktivitas antimikroba dari

paraben dengan adanya surfaktan nonionic

Page 38: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

27

dan mencegah interaksi antara metal paraben

dan polisorbat (Rowe, 2009: FI IV, Hal :

551).

6. Propil Paraben

Nama resmi : Propylis Parabenum

Nama lain : Propil paraben, nipasol

Rumus Molekul : C10H12O3

Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak

berasa.

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, larut dalam

3,5 bagian etanol 95%, dalam 3 bagian

aseton P, dalam 140 bagian gliserol P dan

dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut

dalam alkil hidroksida

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pengawet

Range : 0,01% - 0,6%

Inkompatibilitas : Dikurangi surfaktan hasil micellization,

dan menyerap jernih platik, dan visicle, Mg

silikat, Mg trisilicate(Rowe,2009;FI IV, Hal:

173).

Page 39: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

28

7. Aquadest

Nama resmi : Aqua Destilata

Nama lain : Air suling

Berat Molekul : 18,02

Rumus Molekul : H2O

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

tidak mempunyai rasa.

Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai fase air (FI III, Hal : 96).

8. Madu (Mel depuratum, purified honey)

Pemberiaan : Warna bening, kuning pucat atau coklat

kekuningan,Bau bau enak khas,

Rasa manis Penampilan, cairan kental

seperti sirup.

Kelarutan : Mudah larut dalam air

Bobot jenis : 1,35-1,36

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai Humectan

9. Oleum Rosae (Minyak Mawar)

Monografi Oleum Rosae (DepKes RI, 1995)

Pemberian : Cairan tidak berwarna atau kuning, bau

menyerupai bunga mawar, rasa khas, pada

Page 40: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

29

suhu 25o C kental, dan jika didinginkan

perlahan-lahan berubah menjadi massa

hablur bening yang jika dipanaskan

mudah melebur

Kelarutan : Larut dalam kloroform

Penggunaan : Sebagai pemberi aroma pada sediaan krim

Minyak mawar adalah minyak atsiri yang

diperoleh dengan penyulingan uap bunga

segar Rosa gallica L., Rosa damascena

Miller, Rosa alba L., dan varietas Rosa

lainnya (DepKes RI, 1995).

Page 41: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat

Alat - alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peralatan

laboratorium, spektrofotometer UV-Visibel , rotary evaporator , dry cabinet ,

viscometer BrookField , Homogenezer, waterbath, hot plate, blender,pH

meter,dan Sinar UV 254 (KLT).

3.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bahan yang

digunakan untuk formulasi (umbi bawang dayak , alkohol 96% , madu,

triethanolamine(TEA),parafin cair, asam stearat, setil alkohol, metil paraben,

propil paraben, oleum rosae dan aquadest), bahan untuk pengujian antioksian

(DPPH, vitamin C, methanol),bahan untuk pengujian skrining fitokimia (pereaksi

mayer, pereaksi dragendroff, HCL 2 N, FeCl3 1%), bahan yang digunakan untuk

KLT ( slika gel GF 245, butanol, asam asetat).

3.3 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium teknologi farmasi, Jurusan

Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-

Ghifari Bandung, penelitian juga dilakukan di Fakultas Laboratorium Taksonomi

Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(FMIPA) , Universitas Tanjungpura Pontianak dan Penelitian dilakukan pada

bulan Juni - Desember 2019.

30

Page 42: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

31

3.4 Metode Penelitian

3.4.1 Pengumpulan Sampel

Umbi bawang dayak (Eleutherine americana Merr.) yang digunakan

dipanen dari perkebunan di Jalan Purnajaya I, RT/RW : 04/06, Siantan Hilir,

Kecamatan Pontianak Utara, Provinsi Kalimantan Barat, pada bulan Juli 2019.

Kriteria bawang dayak yang digunakan adalah yang telah berumur 3-4 bulan

pasca tanam atau yang sudah mengeluarkan bunga. Umbi berbentuk bulat telur

memanjang, berwarna merah, terdiri dari ± 5 lapisan, dengan panjang ± 5 cm dan

diameter ± 3 cm. Umbi bawang dayak yang memenuhi kriteria, kemudian

dilakukan dilakukan tahap selanjutnya.

3.4.2 Determinasi

Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

Universitas Tanjungpura Pontianak. Bahan yang di determinasi adalah tumbuhan

Umbi bawang dayak (Eleutherine americana Merr.) mulai dari akar, batang, daun

dan umbi dengan tujuan untuk menentukan dan memastikan suatu spesies

tumbuhan dengan tepat yaitu Eleutherine americana Merr.

3.4.3 Pembuatan Simplisia Umbi Bawang Dayak

Pengumpulan sampel umbi bawang dayak, disortasi basah, kemudian

ditimbang sebanyak 6 kg, kemudian umbi bawang dayak yang telah di sortasi

basah dicuci dengan air mengalir hingga bersih, dan dilakukan proses perajangan,

Kemudian umbi bawang dayak di keringkan menggunakan dry cabinet pada suhu

40°-45°C sampai kering, umbi bawang dayak yang sudah kering kemudian

Page 43: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

32

dilakukan sortasi kering untuk memisahkan benda-benda asing yang tertinggal

sampai diperoleh simplisia umbi bawang dayak.

3.4.4 Penetapan Kadar Air Simplisia

Penentuan kadar air ditentukan dengan alat Moisture Balance untuk

mengetahui kandungan air dalam simplisia. Sebanyak 1 gram sampel dimasukkan

ke dalam alat Moisture Balance yang telah disiapkan pada suhu 105°C selama 10

menit. Kadar yang tertera pada Moisture Balance kemudia dicatat

(Wiendarlina.,dkk 2018)

3.4.5 Penetapan Susut Pengeringan

Sebanyak 2 gram simplisia dimasukkan ke dalam cawan yang sudah

ditara, kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105°C ditimbang setiap

30 menit sampai bobot tidak berkurang. Bobot akhir dicatat dan dihitung susut

pengeringannya (Depkes RI, 2008).

Susut pengeringan dihitung dengan rumus :

3.4.6 Pembuatan Ekstrak Etanol Umbi Bawang Dayak

Simplisia umbi bawang dayak yang telah kering kemudian diserbukan

dengan cara di blender hingga halus. Serbuk halus kemudian diekstraksi dengan

metode maserasi. Meserasi dilakukan dengan pelarut etanol 96%. Simplisia

direndam oleh etanol 96% selama 24 jam sambil sesekali diaduk. Setelah 24 jam,

filtrat disaring dari ampas kemudian ditambah lagi etanol 96% lakukan selama 3

hari. Setelah selesai 3 hari, ekstrak cair yang sudah terkumpul disatukan dalam

wadah tertutup, kemudian diuapkan pelarutnya dengan rotary evaporator dan

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙−𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙 x 100%

Page 44: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

33

waterbath hingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak yang diperoleh dihitung

rendemennya dengan rumus :

Randemen= Berat Ekstrak Kental

Berat Simplisia x 100%

3.4.7 Skrining Fitokimia

Skrining Fitokimia dilakukan terhadap esktrak etanol batang Umbi

bawang dayak ( Eleutherine americana Merr.) untuk memeriksa adanya

metabolit sekunder. Secara umum senyawa ini meliputi flavonoid, saponin,

tannin, alkaloid dan steroid/ triterpenoid.

1. Pemeriksaan Alkaloid

Larutan ekstrak sebanyak 3 mL ditambah 1 mL HCl 2 N dan 6 mL

aquades, dipanaskan di atas penangas air selama 2 menit, didinginkan dan

disaring. Sebanyak 3 tetes filtrat dipindahkan pada kaca arloji, kemudian diperiksa

adanya senyawa alkaloid dengan menambahkan pereaksi Meyer dan Dragendroff

masing-masing sebanyak 2 tetes. Adanya alkaloid ditandai dengan terbentuknya

endapan putih dengan pereaksi Meyer dan endapan merah dengan pereaksi

Dragendorff (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1989 dalam Isnindar

2014).

2. Pemeriksaan Flavonoid

Larutan ekstrak sebanyak 2 mL ditambah dengan sedikit serbuk seng atau

magnesium dan 2 mL HCl 2 N. Senyawa flavonoid akan menimbulkan warna

jingga sampai merah (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1989 dalam

Isnindar 2014).

Page 45: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

34

3. Pemeriksaan Saponin

Larutan ekstrak sebanyak 1 mL ditambahkan 10 mL aquades dan dikocok

kuat selama 10 menit. Hasil dinyatakan positif apabila buih yang terbentuk stabil

selama tidak kurang dari 10 menit, setinggi 1 cm sampai 10 cm. Pada

penambahan 1 tetes HCl 2 N, buih tidak hilang (Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, 1989 dalam Isnindar 2014).

4. Pemeriksaan Terpenoid dan Steroid

Sebanyak 1 mL larutan ekstrak kental diuapkan sampai kering,kemudian

ditambah dengan pereaksi Lieberman-Burchad. Jika warna berubah menjadi biru

atau ungu, menandakan adanya senyawa steroid. Jika warna berubah menjadi

merah, menunjukkan adanya senyawa terpenoid (Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, 1989 dalam Isnindar 2014).

5. Pemeriksaan Fenol

Sebanyak 2 mL ekstrak ditambahkan dengan 10 mL aquades lalu

dididihkan selama 10 menit dalam tangas air mendidih. Larutan kemudian

disaring dan filtratnya ditambahkan dengan 3 tetes FeCl3 1%. Terjadinya warna

hijau-biru menunjukkan adanya fenolat (Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, 1989 dalam Isnindar 2014).

3.4.8 Uji Antioksidan

1. Pembuatan Larutan Vitamin C

Sebanyak 4 mg DPPH dilarutkan dengan metanol dalam l takar sampai

100 mL sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 40 ppm. Larutan dijaga

Page 46: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

35

pada suhu rendah dan terlindungi dari cahaya untuk segera digunakan (Molyneux,

2004)

2. Pembuatan Larutan Ekstrak Etanol Umbi Bawang Dayak

Dibuat larutan sampel konsentrasi 1000 ppm dengan menimbang 100 mg

sampel ekstrak etanol 96% bawang dayak sehingga dilarutkan dalam 100 mL

(Kartika sari, dkk., 2018)

3. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Larutan DPPH

Sebanyak 2 mL larutan DPPH 40 ppm ditambahkan 1 mL methanol

kemudian didiamkan selama 20 menit. Sebagai blanko digunakan 3 mL metanol,

Kemudian dilakukan pengukuran gelombang 400-800 nm. Panjang gelombang

maksimum ditunjukkan dari absorbansi tertinggi yang digunakan untuk

perhitungan % inhibisi % inhibisi DPPH larutan dibuat sebanyak tiga kali

pengulangan (Saptarini dan Herawati)

4. Uji Aktifitas Antioksidan

Larutan standar berupa vitamin C dengan konsentrasi 2,4, 6 ,8 dan 10

ppm. Konsentrasi sampel uji berupa larutan ekstrak umbi bawang dayak dibuat

dengan berbagai konsentrasi 0, 5, 10, 15, 20, 25 ppm. Sebanyak 1,5 mL larutan

standar atau sampel ditambahakan 1,5 mL larutan DPPH. Kemudian diinkubasi

selama 20 menit. Blanko berupa 3 mL pelarut larutan sampel. Absorbansi diukur

menggunakan spektrofotometri UV sinar tampak pada panjang gelombang

maksimum (Sarker dan Nahar, 2007)

Page 47: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

36

5. Perhitungan LC50 dengan Kurva Regresi Linier

Persen aktivitas antioksidan diperoleh dari data pengukuran absorbansi pada

variasi konsentrasi ekstrak dan vitamin C. Aktivitas antioksidan dihitung dengan

rumus :

Keterangan :

A kontrol = Absorbansi yang tidak mengandung sampel

A sampel = Absorbansi yang mengandung sampel

Persen inhibisi aktivitas antioksidan dari berbagai konsentrasi ekstrak dan

vitamin C dibuat persamaan regresi linier. Aksis (sumbu x) adalah konsentrasi

sampel dan ordinat (sumbu y) adalah persen inhibisi aktivitas antioksidan,

sehingga y= ax+b.Nilai LC50 dihitung ketika persen aktivitas antioksidan sebesar

50% yaitu konsentrasi larutan yang mampu memberikan peredaman DPPH

sebesar 50% (Molyneux, 2004)

% 𝐼𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =𝐴 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑜𝑟𝑙−𝐴 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

𝐴 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 x 100%

Page 48: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

37

3.5 Rancangan Formula

Tabel 3.1

Formula Lotion Ekstrak Etanol Umbi Baang Dayak

BAHAN

FORMULA %

RANGE (%)

F1 F2 F3

Ekstrak umbi bawang dayak 4,5 4,5 4,5 -

Madu 6 8 10 -

TEA 2 2 2 2-4

Paraffin Cair 6 6 6 1-20

Asam stearat 4 4 4 2-20

Setil alcohol 4 4 4 2-5

Propil paraben 0,2 0,2 0,2 0,01-0,6

Metil paraben 0,2 0,2 0,2 0,02-0,3

Oleum rosae 1 1 1 1

Aquadest ad 100 100 100 -

Keterangan : (-) = Tidak ada

3.5.1 Prosedur Pembuatan lotion Ekstrak Bawang Dayak

Siapkan alat dan bahan telebih dahulu, semua bahan ditimbang sesuai

dengan kebutuhan. Pertama fase minyak dibuat dengan melebur berturut-turut

setil alkohol, asam stearat, paraffin cair dan propil paraben diatas penangas air.

Kemudian Fase air dibuat dengan melarutkan metil paraben dengan air panas

hingga larut, tambahkan TEA dan madu aduk ad homogen. Kemudian

dicampurkan antara fase minyak dan fase air dimasukkan ke dalam beaker glass

dan dipertahankan pada suhu 70oC dan dibawah beaker glass diletakkan hot plate.

Kemudian terakhir Lotion dibuat dengan pengadukan spontan dengan diaduk

menggunakan homogenezer hingga homogen dan dingin. Kemudian tambahkan

Page 49: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

38

ekstrak umbi bawang dayak sedikit demi sedikit dan tambahkan sisa dari aquades

sedikit demi sedikit dan terakhir diberikan pewangi yaitu oleum rosae setelah itu

diaduk sampai homogen. Setelah sediaan Lotion jadi dilakukan uji evaluasi

stabilitas sediaan antara lain uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji

viskositas, uji daya sebar , uji kesukaan, uji iritasi, uji tipe emulsi.

3.5.2 Evaluasi Sediaan Lotion

Evaluasi ini meliputi uji stabilitas yaitu uji organoleptis, uji pH, uji

homogenitas, uji daya sebar, uji viskositas, uji iritasi, uji tipe emulsi dan uji

kesukaan dan uji KLT.

3.5.2.1 Uji Stabilitas Lotion

Lotion disimpan pada suhu tinngi (±40°C) yang disimpan selama 4

minggu kemudian dilakukan pengamatan organoleptis, pengukuran pH,

homogenitas, viskositas, dan daya sebar tiap satu minggu, yang dilakukan pada

minggu ke-0 hingga minggu ke-4.(Ramington,1995, dalam Legifani M, 2018)

3.5.2.2 Uji Organoleptis

Uji organoleptis dilakukan dengan cara melihat Pengamatan secara

langsung bentuk, warna, dan bau dari lotion. (Anggraini,2017)

3.5.2.3 Uji Homogenitas

Sampel lotion dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain

yang cocok, sediaan tersebut harus menunjukkan susunan yang homogen dan

tidak terlihat adanya partikel kasar. (Anggraini,2017)

Page 50: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

39

3.5.2.4 Uji pH

Evaluasi pH sediaan lotion menggunakann alat pH meter. 1 gram

sediaan yang akan diperiksa dan diencerkan dengan air suling hingga 10 mL.

Elektroda pH meter dicelupkan ke dalam larutan yang diperiksa, jarum pH meter

dibiarkan bergerak sampai menunjukkan posisi tetap, pH yang ditunjukkan

jarum pH meter dicatat. Lotion memenuhi syarat pH produk pelembab kulit

jika berkisar antara 4,5-8,0. (Depkes RI, 1995) dan (Anggraini,2017)

3.5.2.5 Uji Daya Sebar

Sebanyak 1 gram sediaan lotion diletakkan dengan hati – hati diatas kaca

berukuran 20 x 20 cm. Kemudian diletakkan kaca penutup dibiarkan selama 1

menit kemudian diukur diameternya. Beban seberat 50 g ditambahkan diatasnya

dan dibiarkan selama 1 menit kemudian diukur diameternya. Beban seberat 100 g

diatasnya dibiarkan selama 1 menit kemudian diukur diameternya. Persyaratan

daya sebar yaitu antara 5 - 7 cm (Garg et al., 2002)

3.5.2.6 Uji Viskositas

Lotion sebanyak 25 gram dimasukkan ke dalam wadah, lalu dipasang

spindle nomor 64 dan pastikan bahwa rotor terendam dalam sediaan uji. Alat

viscometer BrookField dinyalakan dan dipastikan bahwa spindle nomor 64

dapat berputar. Diamati jarum penunjuk dari viskosimeter yang mengarah ke

angka pada skala viskositas untuk spindle nomor 64 yang tersedia, dengan

kecepatan 30 rpm. Ketika jarum menunjukkan ke arah yang stabil, maka angka

itulah merupakan viskositasnya (Zulkarnain,2013). Nilai viskositas menurut SNI

16-4399-1996 adalah berkisar antara 2000-50000 cP untuk sediaan lotion.

Page 51: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

40

3.5.2.7 Uji Hedonik

Uji kesukaan adalah metode yang digunakan untuk mengukur tingkat

kesukaan terhadap suatu produk dengan menggunakan lembar penilian. Parameter

yang diujikan berupa warna (kenampakan), aroma, dan bentuk dari lotion

(setyaningsih 2010). Menurut badan standar nasional(2011),(Ditjen POM,1985)

Ciri-ciri panelis yang digunakan pada uji hedonik yaitu :

1. Tertarik pada uji organoleptis sensori dan mau berpartisipasi

2. Konsisten dalam mengambil keputusan

3. Berbadan sehat (bebas dari penyakit THT, tidak buta warna serta

ganguan psikologis )

4. Dari usia 17-25 tahun (Dewasa)

5. Yang sering menggunakan lotion

Penilaian sampel yang diuji berdasarkan tingkat kesukaan panelis. Setiap

panelis diminta untuk mengoleskan lotion yang dibuat dengan berbagai

konsentrasi ektrak umbi bawang dayak pada kulit badan atau tangan. Kemudian

panelis mengisi kuisoner yang telah disediakan ( BSN 2011 )

3.5.2.8 Uji Iritasi

Sebanyak 0,1 g krim ditimbang, dioleskan pada kulit lengan bagian dalam

dengan ukuran 2x2 cm, kemudian ditutupi dengan kain kasa dan plester. Setelah

itu dilihat gejala yang ditimbulkan setelah 24 jam pemakaian. Uji iritasi ini

dilakukan untuk masing-masing formula pada para panelis. (Depkes RI, 1982)

Page 52: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

41

3.5.2.9 Uji Tipe Emulsi

Dalam penelitian ini dilakukan beberapa cara uji untuk tipe emulsi yaitu :

1.Uji ini dilakukan untuk mengetahui tipe minyak dalam air (M/A) atau air

dalam minyak (A/M) pada lotion yang dibuat (Swastika NSP,A.,2013).

Kertas saring ditetesi lotion yang telah dibuat , jika kertas saring terjadi

noda minyak berarti lotion tipe M/A, tetapi jika basah berarti tipe A/M.

2. Dalam penelitian ini tipe emulsi ditentukan dengan cara pengenceran.

Dimana dilakukan uji tipe emulsi untuk mengetahui apakah lotion tersebut

mempunyai fase a/m atau m/a (Febrina, 2007). Uji tipe emulsi dilakukan

dengan menggunakan salah satu metode yaitu metode pengenceran, yaitu

10 g larutkan dengan 10 ml air dan aduk dalam 10 menit dan amati.

Apabila fase minyak pada fase luar termasuk tipe A/M dan apabila

tercampur secara merata adalah fase M/A.

3.Pengujian ini dilakukan dengan metode pewarnaan dengan cara

melarutkan metilen biru dengan aquadest kemudian lotion dicampurkan

kedalam larutan tersebut dan diamati keseragaman warnanya. Jika

pewarna larut dalam fase luar maka akan terdispersi seragam pada emulsi

M/A .

3.5.2.10 Evaluasi Sediaan Secara Kualitatif Menggunakan Kromatografi

Lapis Tipis (KLT)

Evaluasi sediaan lotion yang mengandung ekstrak etanol umbi bawang

dayak secara kualitatif dilakukan menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis

(KLT).Fase diam : Silika GF254, Fase gerak : butanol:asam asetat:air (4:1:5).

Ekstrak etanol umbi bawang dayak dan sediaan lotion ekstrak etanol umbi

Page 53: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

42

bawang dayak formula I,II dan III dilarutkan dengan menggunakan etanol

secukupnya kemudian ditotolkan pada plat KLT dengan ukuran 2 cm x 10 pada

jarak 1 cm dari tepi bawah menggunakan pipa kapiler. Dibuat fase gerak dengan

mencampurkan butanol 1,2 mL,asam asetat 0,3 mL dan air 1,5 mL dimasukkan ke

dalm chamber dan didiamkan selama 1 jam. Setelah itu dimasukkan plat KLT .

pemisahan ekstrak etanol umbi bawang dayang dideteksi di bawah lampu UV 254

nm kemudian dilakukan penampakan bercak. Dihitung nilai Rf dengan rumus :

Rf = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑓𝑎𝑠𝑒 𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘

Nilai Rf yang baik adalah berkisar antara 0,2-0,8. (Saputri 2014).

3.5.2.11 Analisa Data

Data hasil pengamatan evaluasi sediaan lotion akan berupa tabel dan

diagram kemudian dijabarkan dalam bentuk narasi.

Page 54: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Determinasi Tanaman Umbi Bawang Dayak

Pada awal pembuatan lotion yang pertama harus dilakukan adalah

Determinasi tanaman yang bertujuan untuk mengetahui jenis tanaman yang

diteliti, yang dilihat dari suku dan spesies yang sama. Determinasi dilakukan

terhadap tanaman utuh yaitu akar, batang, daun dan umbi pada tanaman umbi

bawang dayak. Determinasi dilakukan di Laboraturium MIPA Biologi Universitas

Tanjung Pura, Berdasarkan hasil determinasi diperoleh kepastian bahwa umbi

bawang dayak yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari tanaman umbi

bawang dayak yang menunjukkan spesies dari umbi bawang dayak (Eleutherine

americana Merr.). Hasil Determinasi dapat dilihat pada lampiran 1.

4.2 Penyiapan Umbi Bawang Dayak

Pada penelitian ini tanaman umbi bawang dayak yang segar diambil,

kemudian dilakukan sortasi basah untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-

bahan asing lainnya misalnya seperti tanah yang masih melekat pada tanaman

tersebut yang membawa bermacam-macam mikroba dalam jumlah yang tinggi,

oleh karena itu pembersihan umbi bawang dayak dari tanah yang terikut dapat

mengurangi jumlah mikroba awal. Selanjutnya dilakukan pencucian tujuan dari

pencucian umbi bawang dayak ini untuk menghilangkan tanah dan pengotor

lainnya yang melekat pada umbi bawang dayak, pencucian ini dilakukan sebanyak

3 kali dengan air bersih yang mengalir. Selanjutnya dilakukan perajangan tujuan

perajangan untuk mempermudah proses pengeringan, semakin tipis bahan yang

43

Page 55: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

44

akan dikeringkan semakin cepat penguapan air sehingga mempercepat waktu

penegringan. Selanjutnya yaitu tahap pengeringan tujuan pengeringan untuk

mendapatkan simplisia dari umbi bawang dayak agar tidak terjadi kerusakan

selama waktu penyimpanan yang lebih lama pengeringan umbi bawang dayak ini

menggunakan pengeringan dry cabinet dengan suhu 40°C selama 24 jam. Setelah

pengeringan dilakukan sortasi kering tujuan sortasi kering untuk memisahkan

benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan

pengotor-pengotor lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering umbi

bawang dayak. Hasil randemen simplisia yang di dapat pada bawang dayak ini

adalah 44,16 %.

Kemudian terakhir simplisia umbi bawang dayak dihaluskan

menggunakan blender untuk memperkecil ukuran partikel, semakin kecil ukuran

partikel maka akan memperbesar luas permukaan simplisia yang kontak langsung

dengan pelarut sehingga penarikan zat aktif akan lebih optimal.

4.3 Penetapan Kadar Air

Penentuan kadar air bertujuan untuk mengukur kandungan air yang

terkandung dalam simplisia, dan memberi batasan minimal rentang tentang

besarnya kandungan air dalam bahan. Dilakukan dengan menggunakan alat

moisture balance dengan berat simplisia sebanyak 1 gram selama 10 menit pada

suhu 105°C. Diperoleh hasil kadar air simplisia umbi bawang dayak sebesar 2,4

% hal ini telah memenuhi syarat kadar air yang telah ditetapkan bahwa kadar air

untuk simplisia umbi < 10% .

Page 56: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

45

4.4 Penetapan Susut Pengeringan

Tujuan penetapan susut pengeringan yaitu untuk memberikan batasan

maksimal atau rentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan.

Penetapan susut pengeringan dari simplisia umbi bawang dayak hasil yang

diperoleh yaitu 9 %.

4.5 Ekstrak Etanol Umbi Bawang Dayak

Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan senyawa dari campurannya

dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah maserasi. Metode maserasi dilakukan tanpa pemanasan

sehingga diharapkan zat aktif tidak rusak karena, pada umbi bawang dayak

memiliki kandungan antioksidan yang tidak tahan akan pemanasan. Maserasi

merupakan metode ekstraksi sederhana yang dilakukan dengan cara merendam

sampel yang telah halus kedalam suatu pelarut dan dalam jangka waktu tertentu.

Proses awal yang dilakukan dengan cara merendam simplisia yang dibuat dalam

bentuk serbuk umbi bawang dayak setelah itu, dilakukan proses maserasi selama

3x24 jam yang artinya setiap 1x24 jam perendaman akan diganti dengan pelarut

yang baru selama tiga hari berturut-turut menggunakan pelarut etanol 96%.

Setelah itu didapatkan maserat dari umbi bawang dayak sebanyak 3,5 L dan

dipekatkan menggunakan rotary evaporator dengan suhu 40°C. Setelah

dipekatkan menggunakan rotary evaporator selama 1x24 jam diperoleh ekstrak

cair. Kemudian dipekatkan untuk memperoleh ekstrak kental di atas waterbath

dengan suhu 40-60°C hingga kental. Diperoleh hasil ekstraksi dari umbi bawang

dayak sebanyak 123,40 gr dan randemen ekstrak sebesar 4,4% Adapun hasil dari

Page 57: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

46

ekstrak umbi bawang dayak ini yaitu bentuknya cairan kental, warna coklat-

kemerahan, bau khas dan rasa tidak beras

4.6 Skiring Fitokimia Ekstrak Umbi Bawang Dayak

Tabel 4.1

Hasil Skrining Fitokimia

Golongan Ektrak Umbi Bawang Dayak

Alkaloid +

Flavonoid +

Saponin +

Terpenoid +

Steroid -

Fenol +

Keterangan:

(-) = tidak mengandung golongan senyawa metabolit sekunder

(+) = mengandung golongan senyawa metabolit sekunder

Skrining fitokimia merupakan suatu tahap pemeriksaan awal untuk

mendeteksi keberadaan metabolit sekunder yang terdapat pada suatu bahan

alam. Hasil skrining fitokimia ekstrak etanol umbi bawang dayak dengan etanol

96%, Metabolit sekunder yang diperoleh dari ekstrak etanol umbi bawang dayak

yaitu berupa senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid dan fenolik.

Senyawa yang memberikan hasil negatif adalah steroid ini kemungkinan

senyawa metabolit sekunder tidak ikut terekstraksi oleh pelarut sehingga

mendapatkan hasil yang negatif.

4.7 Uji Antioksidan Ekstrak Umbi Bawang Dayak

1. Hasil Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Hasil penentuan panjang gelombang maksimum larutan DPPH rentang

400-800 nm, dengan konsentrasi DPPH sebesar 40 ppm. Sebanyak 4 mg DPPH

ditimbang dan dilarutkan dengan menggunakan pelarut metanol sampai tanda

Page 58: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

47

batas di dalam labu ukur 100 ml, diperoleh panjang gelombang maksimum

517,5nm.

Tabel 4.2

Hasil Panjang Gelombang Maksimum DPPH

Konsentrasi (ppm) Absorbansi Panjang gelombang (nm)

40 0,91 517,5

Gambar 4.1

Panjang Gelombang Maksimum DPPH

2. Uji Aktifitas Antioksidan

Pengukuran antioksidan dengan metode DPPH ditandai dengan adanya

perubahan warna dari ungu kekuningan setelah diinkubasi selama 20 menit.

Perubahan ini terjadi karena adanya senyawa yang memberikan atom hidrogen

kepada radikal bebas DPPH sehingga tereduksi menjadi DPPH (2,2-difenil-1-

pikrihidrazil). Pembanding yang digunakan adalah vitamin C, karena vitamin C

memiliki sifat antioksidan sehingga mengalami perubahan warna menjadi ungu

pudar kekuningan setelah diinkubasi selama 20 menit.

Hasil dari metode DPPH adalah “konsentrasi efesien”atau yang biasa juga

dinyatakan sebagai nilai lC50, didefinisikan sebagai konsentrasi substrat yang

menyebabkan hilangnya dari aktifitas DPPH (Molyneux,2004)

Page 59: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

48

0

20

40

60

80

100

2 ppm 4 ppm 6 ppm 8 ppm 10 ppm

%In

hib

is

Konsentrasi (ppm)

Vitamin C

%…

y = 5.928x + 35.63

R2 = 0.985

Tabel 4.3

Kategori Nilai lC50 sebagai Antioksidan

No Kategori Konsentrasi (ppm)

1 Sangat Kuat < 50

2 Kuat 50-100

3 Sedang 101-150

4 Lemah 151-200

5 Sangat Lemah >200

Tabel 4.4

Hasil Perhitungan Absorbansi Vitamin C Kosentrasi

(ppm)

A1

A2 A3 Rata-rata % Inhibisi

2 0,502 0,501 0,503 0,502 44,83

4 0,352 0,351 0,353 0,352 61,31

6 0.236 0,237 0,235 0,236 74,06

8 0,161 0,165 0,164 0,163 82,08

10 1,054 0,056 0,061 0,057 93,73

Grafik 4.1

Kurva Baku Regresi Linier % Aktivitas Antioksidan Vitamin C terhadap

DPPH

Page 60: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

49

Grafik 4.3 menunjukkan bahwa regresi linier dari Vitamin C y= 5.928 x +

35.63 dan R2 = 0,985, diperoleh lC50 2,42 ppm. Ini menunjukkan bahwa untuk

menangkap radikal sebesar 50% diperlukan kadar vitamin C sebesar 2,42 ppm.

Nilai lC50 menunjukkan vitamin C memiliki aktivitas antioksidan kategori sangat

kuat.

Tabel 4.5

Hasil Perhitungan Absorbansi Ekstrak Umbi Bawang Dayak

Kosentrasi

(ppm)

A1

A2 A3 Rata-rata % Inhibisi

5 0,362 0,372 0,364 0,4 52

10 0,295 0,264 0,295 0,3 64

15 0,188 0,177 0,173 0,2 76

20 0,136 0,129 0,133 0,15 82

25 0,017 0,094 0,092 0,1 88

Grafik 4.2

Kurva Baku Regresi Linier % Aktivitas Antioksidan Ekstrak terhadap

DPPH

y = 1.8x + 45.5R² = 0.98

0

20

40

60

80

100

0 5 10 15 20 25 30

% Im

hib

isi

Konsentrasi (ppm)

Ekstrak Bawang Dayak

Y-Values

Linear (Y-Values)

Page 61: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

50

Grafik 4.5 menunjukkan bahwa regresi linier dari Vitamin C y= 1.8 x +

0.98 dan R2 = 0,98, diperoleh lC50 2,55 ppm. Ini menunjukkan bahwa untuk

menangkap radikal sebesar 50% diperlukan kadar ekstrak umbi bawang dayak

sebesar 2,55 ppm. Nilai lC50 menunjukkan ekstrak umbi bawang dayak memiliki

aktivitas antioksidan kategori sangat kuat.

Aktivitas antioksidan dapat dilihat dari penurunan absorbansi hal ini

disebabkan karena adanya interaksi antara larutan sampel dengan larutan DPPH

(Molyneux,2004). Aktivitas antioksidan ditentukan oleh adanya senyawa

fitokimia yang terdapat pada ekstrak umbi bawang dayak diantaranya adalah

alkaloid, flavonoid, saponin,terpenoid dan fenolik yang memiliki aktivitas

antioksidan. Alkaloid bertindak sebagai penyumbang hidrogen dan mereduksi

radikal DPPH sehingga radikal DPPH yang sebelumnya reaktif menjadi lebih

stabil (Zulkhairi dkk., 2008). Flavonoid berperan sebagai penangkap radikal bebas

karena mengandung gugus hidroksil. Flavonoid bersifat reduktor, dapat bertindak

sebagai donor hidrogen terhadap radikal bebas (Silalahi, 2006). Saponin berperan

sebagai antioksidan. Terpenoid berperan sebagai penangkal radikal yang baik

diakibatkan karena adanya gugus –OH pada kerangka dasar terpenoid. Dari

penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol umbi bawang dayak

memiliki aktifitas antioksidan.

Page 62: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

51

4.8 Evaluasi Stabilitas Lotion Ekstrak Umbi Bawang Dayak

4.8.1 Uji Organoleptis

Tabel 4.6

Data Hasil Pengamatan Evaluasi Secara Organoleptis

Formula Uji Hari ke-

0 7 14 21 28

F I Bau Khas

oleum

rosae

Khas

oleum

rosae

Khas

oleum

rosae

Khas

oleum

rosae

Khas

oleum

rosae

Bentuk Semi padat Semi padat Semi padat Semi padat Semi padat

Warna Cokelat

muda

Cokelat

muda

Cokelat

muda

Cokelat

muda

Cokelat

muda

F II Bau Khas

oleum

rosae

Khas

oleum

rosae

Khas

oleum

rosae

Khas

oleum

rosae

Khas

oleum

rosae

Bentuk Semi padat Semi padat Semi padat Semi padat Semi padat

Warna Cokelat

muda

Cokelat

muda

Cokelat

muda

Cokelat

muda

Cokelat

muda

FIII Bau Khas

oleum

rosae

Khas

oleum

rosae

Khas

oleum

rosae

Khas

oleum

rosae

Khas

oleum

rosae

Bentuk Setegah

padat

Setengah

padat

Setengah

padat

Setengah

padat

Setengah

padat

Warna Cokelat

muda

Cokelat

muda

Cokelat

muda

Cokelat

muda

Cokelat

muda

Ekstrak etanol umbi bawang dayak (Eleutherine americana Merr.)

diformulasikan menjadi sediaan lotion sebagai antioksidan. Basis lotion terdiri

dari dua fase yaitu fase minyak dan fase air dapat bercampur dengan adanya

penambahan bahan pengemulsi (elmugator). Stabilitas lotion ekstrak etanol

umbi bawang dayak dilakukan dengan uji stabilitas sediaan lotion yang diamati

pada suhu 40°C selama 28 hari (1 bulan) dengan parameter yang diamati yaitu

organoleptis (bau,warna dan bentuk ), pH, homogenitas, daya sebar dan viskositas

lotion. Berdasarkan hasil pengamatan (Tabel 4.6).

Pada hari ke 0- 28 bau dari oleum rosae masih tercium kuat pada basis

formula I,II dan III. Warna yang dihasilkan pada ketiga basis formula lotion ini

adalah bewarna cokelat muda karena pengaruh dari ekstrak etanol umbi bawang

Page 63: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

52

dayak sehingga mempengaruhi warna yang dibuat pada basis awal setelah

dicampurkan ekstrak etanol umbi bawang dayak. Untuk bentuk yang dihasilkan

pada basis dari ketiga formula lotion ini berbeda-beda karena dipengaruhi oleh

konsentrasi oleh madu dan air yang diberikan untuk formula yang cair sediannya

ada terdapat pada lotion formula III dan untuk lotion yang sediaannya setengah

padat terdapat pada formula I dan II . Hal ini karena penambahan madu dan air

pada lotion formula III lebih banyak dari formula I dan formula II.

4.8.2 Uji Homogenitas

Tabel 4.7

Data Hasil Pengamatan Evaluasi Homogenitas

Formula Suhu Hari ke -

40°C 0 7 14 21 28

F I

F II

F III

H

H

H

H

H

H

H

H

H

H

H

H

H

H

H

Pengamatan terhadap homogenitas lotion dapat dilihat pada (Tabel 4.7)

dan hasil nya menunjukan jika ketiga formula lotion menunjukkan struktur

yang homogen pada suhu 40°C selama 28 hari masa penyimpanan. Dikatakan

Homogenitas ditandai dengan tidak adanya partikel kasar atau gumpalan

partikel ketika lotion dioleskan di permukaan kaca objek. Pengujian

homogenitas ini bertujuan untuk menunjukkan adanya zat aktif yang tersebar

merata apabila dioleskan pada permukaan kulit, Sehingga ini dikatakan bahwa zat

aktif pada ketiga formula tersebut dapat menyebar secara merata dan memiliki

homogenitas yang baik. Lotion yang baik adalah lotion yang memiliki massa yang

homogen, karena jika tidak homogen maka lotion tersebut dapat dikatakan tidak

stabil dan jika pada lotion terdapat bahan-bahan padat yang tidak terdispersi maka

dapat berpengaruh pada saat penggunaannya. Hasil yang didapatkan formula

Page 64: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

53

lotion I,II dan III memiliki sediaan lotion yang homogen jadi saat diaplikasikan

ke kulit tidak terdapat partikel kasar atau penggumpalan dari bahan-bahan yang

sudah ditambahakan pada lotion jadi, baik untuk diaplikasikan ke kulit.

4.8.3 Uji pH

Tabel 4.8

Data Hasil Pengamatan Evaluasi pH

Formula Suhu Hari ke -

40°C 0 7 14 21 28

F I

F II

F III

6.4

6.5

6.7

6.4

6.5

6.7

6.4

6.5

6.7

6.4

6.5

6.8

6.4

6.7

6.9

Grafik 4.3

Uji pH Lotion Ekstrak Etanol Umbi Bawang Dayak

Hasil yang didapat pada hari ke 0- 28 hari dengan suhu 40°C dapat dilihat

pada (Tabel 4.8) didapatkan pH yang berbeda setiap formula dari formula I

,formula II ,formula III. Pada hari ke 21-28 hari pH formula II dan III mengalami

kenaikan pH tetapi masih di dalam rentang pH range sediaan kulit 4,5 -8,0.

Sedangkan untuk formula I tidak ada mengalami perubahan pH dari hari ke 0-28

hari. Kestabilan pH menjadi syarat suatu sediaan lotion dianggap baik. pH

Sediaan topikal untuk lotion dipersyaratkan berada dalam range 4,5 -8,0. Bila

6

6.2

6.4

6.6

6.8

7

0 7 14 21 28

4.5

-8.0

Hari ke-

Uji pH

Formula I

Formula II

Formula III

Page 65: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

54

pH sediaan berada di luar interval pH kulit di bawah pH 4,5 maka ada

kecenderungan formula dapat mengiritasi kulit karena bersifat asam, sedangkan

apabila lotion memiliki pH di atas 8,0 (basa) maka memiliki kecenderungan dapat

menyebabkan kulit menjadi cepat kering serta dapat mempengaruhi elastisitas

kulit (Izzati, 2014).

Kestabilan pH akan membantu menghindari atau mencegah kerusakan

produk selama penyimpanan. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nilai pH

dalam lotion supaya tidak berbahaya saat digunakan pada kulit dan juga tidak

akan mengiritasi kulit. Nilai pH merupakan nilai yang dapat menunjukkan

derajat keasaman suatu sediaan yang dapat diketahui melalui suatu indikator.

Menurut Tranggono (2010). Kulit memiliki mantel asam yang berfungsi

melindungi kulit dari bakteri dan jamur. Pemakaian produk kecantikan yang

memiliki pH yang jauh berbeda dengan pH fisiologis kulit akan merusak

kulit serta menimbulkan iritasi kulit. Penting untuk kita menggunakan pelembab

dengan kadar pH yang netral dan juga mengaplikasikan banyak pelembab untuk

mengembalikan keseimbangan pH kulit dilihat dari formula I,II,dan III pH yang

tidak ada perubahannya berada di formula I. perubahan pH ini bisa dipengaruhi

oleh suhu yang terlalu panas dan penyimpanan yang cukup lama sehingga

menyebabkan perubahan pada pH pada formula II dan formula III.

Page 66: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

55

4.8.4 Uji Daya Sebar

Tabel 4.9

Data Hasil Pengamatan Evaluasi Daya Sebar

Formula Hari ke -

0 7 14 21 28

F I

F II

F III

5,05

6,02

6,01

5,38

6,04

6,70

6,03

6,06

7.04

6,06

7,00

7.08

6,05

7,08

7,04

Grafik 4.4

Uji Daya Sebar Lotion Ekstrak Etanol Umbi Bawang Dayak

Hasil dari uji daya sebar dapat dilihat pada (Tabel 4.9) Tujuan dari

pengujian daya sebar yaitu untuk mengetahui kualitas lotion yang dapat menyebar

pada kulit dan dengan cepat pula memberikan efek terapinya di kulit .

Berdasarkan hasil daya sebar yang didapatkan dapat dilihat bahwa ketiga formula

masuk dalam range untuk daya sebar yaitu 5-7 cm.

Untuk beban yang digunakan dalam daya sebar ini menggunakan beban

0,50 dan 100 semakin besar beban yang ditimpa maka akan semakin luas

penyebarannya begitu juga sebaliknya jika semakin kecil beban maka semakin

kecil juga luas yang didapatkan. Untuk formula I rata-rata daya sebar untuk beban

0, 50 dan 100 memiliki nilai diameter sebesar 5,7 cm, formula II rata-rata daya

0

2

4

6

8

0 7 14 21 28

5-7

cm

Hari ke-

Uji Daya Sebar

Formula I

Formula II

Formula III

Page 67: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

56

sebar untuk beban 0,50 dan 100 memiliki nilai diameter sebesar 6,4 cm dan

formula III memiliki rata-rata daya sebar dengan beban 0,50 dan 100 memiliki

nilai diameter sebesar 6,7 cm.

Pertambahan luas daya sebar menggambarkan konsistensi dari lotion ,

konsistensi sediaan yang baik akan memberikan kenyamanan terhadap panelis

karena lotion dapat menempel pada kulit. Lotion yang baik akan menghasilkan

penyebaran yang besar pada kulit saat dioleskan sehingga efek yang diinginkan

bisa tercapai.

Dapat dilihat dari bentuk sediaan, apabila bentuk sediaan cair tidak akan

memberikan efek yang diinginkan. Karena, pada saat dioleskan pada kulit sediaan

lotion tidak akan bisa menempel di bagian kulit dengan tahan lama secara

sempurna, maka dari itu bentuk sediaan sangat mempengaruhi pada saat dioleskan

ke kulit. Untuk sediaan setengah padat seperti pada formula I dan II pada saat

dioleskan di kulit penyebarannya akan baik karena pada sediaan lotion yang ada

di pasaran bentuknya sama seperti formula I dan II sehingga dioleskan di kulit

efeknya akan bisa tercapai menempel di kulit dengan lama.

Pada formula III sediaan lotion terlalu cair sehingga apabila dioleskan

pada kulit sediaan tidak akan menyerap pada bagian kulit. Formula yang dilihat

dari nilai viskositas lotion nya tinggi dan daya sebarnya berbanding baik dengan

viskositas ada pada formula I dan II. Pengujian daya sebar menunjukan bahwa

formula I, II dan III, memiliki daya sebar yang berbeda. Daya sebar dapat

berpengaruh terhadap kulit jika kualitas penyebaran tidak baik, maka akan

memberikan efek terapi pada kulit tidak maksimal. Hasil pengujian menunjukkan

bahwa formula I, II dan III memiliki daya sebar yang sesuai kriteria setelah di

Page 68: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

57

rata-rata daya sebar pada setiap formula masih masuk range 5-7 cm. tetapi untuk

formula yang baik ada pada formula I.

4.8.5 Uji Viskositas

Tabel 4.10

Data Hasil Pengamatan Evaluasi Uji Viskositas

Formula suhu Hari ke-

0 7 14 21 28

F I 40 °C 3600 cP 3600 cP 3600 cP 3600 cP 3600 cP

F II 3400 cP 3400 cP 3400 cP 3400 cP 3400 cP

F III 3200 cP 3200 cP 3200 cP 3200 cP 3200 cP

Gambar 4.5

Grafik Uji Viskositas Lotion Ekstrak Etanol Umbi Bawang Dayak

Hasil pengujian viskositas terhadap lotion dapat dilihat pada (Tabel 4.10)

Tujuan pengujian viskositas yaitu untuk mengetahui kekentalan dari suatu

sediaan.Viskositas sediaan lotion diukur menggunakan viscometer BrookField.

dengan ‘’spindle’’ no 4 (64). Hasil pengukuran viskositas pada minggu ke 0-28

hari pada suhu 40°C masing-masing lotion tidak mengalami perubahan pada

3000

3200

3400

3600

3800

0 7 14 21 28

20

00

-50

00

0 c

P

Hari ke-

Uji Viskositas

Formula I

Formula II

Formula III

Page 69: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

58

nilai viskositas yang diukur pada ketiga formula, di dapat hasil formula I yaitu

3600 cP, formula II yaitu 3400 cP, formula III yaitu 3200 cP. Pada pembuatan

lotion perbedaan konsentrasi pemberian madu bisa berpengaruh terhadap

viskositas karena pada formula I viskositas untuk sediaan lotion yang dihasilkan

tinggi dan bentuk sediannya setengah padat sedangkan untuk formula II

bentuknya sama dengan formula I yaitu setengah padat dan viskositas yang

dihasilkan juga tinggi, untuk formula III bentuk sediannya cair sehingga

viskositas yang dihasilkan lebih rendah. Viskositas berhubungan dengan daya

sebar sehinggga dapat dilihat bahwa semakin tinggi penambahan konsentrasi

madu maka akan berpengaruh terhadap daya sebar yang dihasilkan dan

penyebarannya akan semakin besar jika, semakin rendah konsentrasi penambahan

madu maka daya sebar yang dihasilkan akan semakin kecil. Nilai viskositas tinggi

mempengaruhi tingkat keketanlan suatu zat.

4.8.6 Uji Iritasi

Tabel 4.11

Data Hasil Pengamatan Evaluasi Uji Iritasi

Formula Uji Iritasi

F I

F II

F III

-

-

-

Keterangan :

(-) = tidak terjadi iritasi

(+) = terjadi iritasi

Hasil dari uji iritasi dapat dilihat pada (Tabel 4.11) Pengujian iritasi

dilakukan kepada sukarelawan . Sukarelawan yang berusia 17-25(dewasa). Pada

formula I, II dan formula III tidak terjadi iritasi pada sukarelawan .Semua

formula lotion tidak mengakibatkan iritasi pada kulit sukarelawan, karena

tidak menimbulkan eritema, papula, vesikula dan edema pada kulit. Pengujian

Page 70: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

59

langsung dilakukan ke kulit tubuh manusia dikarenakan diharapkan sediaan

lotion ini dapat diaplikasikan kepada manusia jika sudah terbukti tidak memiliki

efek iritasi pada kulit

4.8.7 Uji Hedonik

Tabel 4.12

Data Hasil Pengamatan Evaluasi Uji Hedonik

Grafik 4.6

Uji Hedonik Lotion Ekstrak Etanol Umbi Bawang Dayak

Ekstrak umbi bawang dayak yang bersifat memekatkan warna dari sediaan

pada setiap formula karna penambahan ekstak umbi bawang dayak yang

digunakan sama yaitu 4,5%. Parameter aroma juga merupakan parameter yang

sering dipertimbangkan oleh konsumen dalam pemilihan lotion. Semakin

kental sediaan maka semakin suka para panelis untuk mencoba sediaan tersebut

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Formula I Formula II Formula III

suka

kurang suka

tidak suka

Formula Suka Kurang Suka Tidak suka Total

F I

F II

F III

90%

75%

0%

10%

20%

45%

0%

1%

55%

20(100%)

20(100%)

20(100%)

Page 71: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

60

karena semakin cair sediaan akan sulit menyebar pada kulit sehingga tidak

melekat pada kulit dan efek yang diinginkan tidak ada hasil.

Berdasarkan hasil (Tabel 4.12) pengamatan untuk uji hedonik dapat

diketahui bahwa sebagian besar lebih banyak disukai oleh para panelis adalah

formula I untuk formula III kurang disukai ini karena pada formula III sediaan

lotion terlalu cair sehingga para panelis lebih menyukai pada formula I saja dan

formula II yang juga disukai oleh para panelis karena bentuknya sama dengan

formula I tidak cair. Hasil penilaian semua panelis yang sudah melihat dan

mencoba sediaan lotion dari ekstrak umbi bawang dayak, dapat dilihat hasil uji

hedonik yang sudah diujikan kepada panelis bahwa yang banyak tidak disukai

adalah warna, karena pada ekstrak umbi bawang dayak warnanya coklat tidak

bewarna merah sehingga pada saat dicampurkan dengan sediaan lotion berubah

menjadi warna coklat muda dan penambahan bahan-bahan tambahan lainnya juga

mempengaruhi warna dari sediaan lotion tersebut. Dan bau dari sediaan lotion itu

tidak menyerupai bau umbi bwang dayak asli tetapi ditambahkan oleh pewangi

oleum rosae (minyak mawar) penambahan pewangi ini untuk menambahkan dari

wangi untuk sediaan lotion, karena apabila tidak ditambahkan pewangi maka

baunya akan menyerupai bau ekstrak umbi bawang dayak yang mungkin banyak

tidak disukai para panelis .

Dari ketiga formula lotion tersebut yang banyak disukai oleh para panelis

adalah formula I karena sediaanya semi padat dan tidak terlalu cair seperti pada

formula ke III. Panelis lebih menyukai lotion dengan tekstur yang padat sehingga

dapat menyerap pada kulit dan efek yang diinginkan bisa tercapai .

Page 72: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

61

4.8.8 Uji Tipe Emulsi

Tabel 4.13

Data Hasil Pengamatan Evaluasi Uji Tipe Emulsi Metode kertas Saring,

Metylin Blue dan Pengenceran

Formula Uji Tipe Emulsi Kertas Saring, Metylin Blue dan

Pengenceran

Basis lotion Lotion umbi bawang dayak

F I

F II

F III

M/A

M/A

M/A

M/A

M/A

M/A

Pada pengujian tipe emulsi ini dilakukan pada 2 sampel yaitu pertama

menggunkan basis dan ekstak umbi bawang dayak. Uji tipe emulsi ini tujuannya

untuk membuktikan lotion termasuk tipe emulsi M/A atau A/M secara sederhana.

Hasilnya dapat dilihat pada (Tabel 4.13) Berdasarkan hasil yang

didapatkan dari ketiga formula tersebut evaluasi tipe emulsi dengan metode

pengenceran dengan air dibuktikan bahwa lotion tersebut memiliki tipe M/A

minyak dalam air yang tercampur secara merata. Hal ini disebabkan karena

jumlah fase terdispersi (minyak/lemak) yang digunakan dalam lotion lebih kecil

dari fase pendispersi (fase air) sehingga fase minyak akan terdispersi merata ke

dalam fase air dan membentuk emulsi minyak dalam air dengan bantuan

elmulgator.

Metode yang kedua untuk membuktikan tipe emulsi ini adalah metode

yang sederhana yang menggunakan kertas saring . Pada kertas saring ditetesi

lotion yang telah dibuat dan kemudian diamati, jika kertas saring terdapat bercak

noda minyak maka krim bertipe M/A , sebaliknya jika pada kertas saring basah

merata berarti lotion tipe A/M.

Page 73: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

62

Ketiga yaitu metode pewarnaan menggunakan metylin blue. Berdasarkan

hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada masing-masing lotion terbentuk

warna biru yang merata dan ini menunjukkan bahwa lotion tersebut merupakan

tipe emulsi minyak dalam air M/A dan tidak terjadi perubahan tipe emulsi. Tipe

emulsi minyak dalam air M/A memiliki keuntungan yang mudah dicuci dengan

air, pelepasan obatnya juga baik karena jika digunakan pada kulit maka akan

terjadi penguapan dan peningkatan konsentrasi dari suatu obat yang larut dalam

air sehingga mendorong penyerapannya ke dalam jaringan kulit, maka pada krim

lotion formula I , II dan III merupakan tipe formula M/A yang lebih banyak

digunakan sebagai basis obat yang dapat tercuci dengan air untuk tujuan kosmetik

umum (Lachman,1994).

Dari hasil pengujian tipe emulsi dengan 3 metode yaitu kertas saring,

pengenceran dan pewarnaan dengan metylin blue dapat dilihat bahwa formula I,

II dan III mendapatkan hasil bahwa sediaan lotion merupakan tipe M/A sesuai

dengan yang diinginkan, karena sediaan tipe M/A.

4.8.9 Evaluasi Sediaan Secara Kualitatif Menggunakan Kromatografi Lapis

Tipis (KLT)

Gambar 4.2

Hasil Uji KLT pada Ekstrak Etanol Umbi Bawang Dayak dan Formula I,II

dan III

Eks. FI F II FIII

Page 74: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

63

Dengan menggunakan eluen butanol/ asam asetat/ air (1,2:0,3:1,5) Fase

diam : Silika GF254, Fase gerak : butanol:asam asetat:air (1,2:0,3:1,5) pada

ekstrak etanol umbi bawang dayak (Eleutherine americana Merr.) dan sediaan

lotion yang mengandung ekstrak umbi bawang dayak ditemukan noda plat

KLT yang terpisah dengan baik. Hal ini berarti bahwa senyawa pada ekstrak

etanol umbi bawang dayak bersifat polar, karena butanol dan asam asetat adalah

pelarut polar, sehingga dengan pelarut ini senyawa-senyawa yang polar dan semi

non polar dapat terpisahkan pada plat KLT setelah dilakukan elusidasi. dilakukan

pengamatan dengan kromatografi lapis tipis (KLT) untuk melihat adanya

senyawa antioksidan yang ada pada ekstrak etanol umbi bawang dayak masih ada

atau tidak perubahan sebelum dan sesudah dilakukan formulasi.

Hasil kromatografi lapis tipis diamati menggunakan UV 254nm, dari

hasil yang didapat dari Dari kromatogram diatas didapatkan pola bercak dan

jarak yang sama dari sediaan lotion dan ekstrak etanol umbi bawang dayak

Hal ini menunjukan tidak adanya perubahan senyawa setelah dan sebelum

ekstrak umbi bawang dayak di formulasi, bercak ini menunjukkan senyawa

aktif dari senyawa antioksidan ekstrak umbi bawang dayak karena memberikan

reaksi positif dengan penampak warna kuning setelah dilihat dari sinar UV

254nm, berflourensensi biru. Eluen ini menghasilkan spot noda dengan nilai Rf

0.5,0.7,0.8, pada ekstrak etanol umbi bawang dayak dan pada formulasi I, II, dan

III nilai Rf sama yaitu 0,5 . Faktor–faktor yang dapat menyebabkan nilai Rf

bervariasi adalah jenis ruang, dimensi, arah aliran fase gerak, sifat dan

ukuran lempeng, dan metode persiapan kromatografi lapis tipis sebelumnya.

Page 75: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

64

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari lotion ekstrak etanol umbi bawang dayak

(Eleutherine americana Merr.) dapat disimpulkan bahwa :

1. Ekstrak umbi bawang dayak (Eleutherine americana Merr.) memiliki aktifitas

antioksidan dengan nilai lC50 sebesar 2,55 ppm.

2. Formula lotion ekstrak etanol umbi bawang dayak(Eleutherine americana

Merr.) mempunyai stabilitas yang baik terdapat pada formula I yaitu dengan uji

organoleptis didapatkan bau khas oleum rosae, bentuk setengah padat, warna

cokelat muda, uj pH yang didapat 6,4, uji daya sebar 5,7 cm, Uji viskositas 3600

cP, uji iritasi tidak menimbulkan iritasi , uji hedonik dengan kategori( suka 90%,

kurang suka 10%, tidak suka 0%) dan uji tipe emulsi termasuk tipe M/A.

5.2 Saran

Peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat dilakukan uji

stabilitas yang lebih lama dengan suhu yang berbeda agar mengetahui seberapa

tahan formula lotion ini bertahan dengan baik.

64

Page 76: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

65

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 1997. Ilmu Meracik Obat. Universitas Gadjah Mada Press.

Yogyakarta.Hal.168-169.

Banker, G.S dan N.R Anderson. 1986. The Theory and Practice of Indrustrial

Pharmacy. Lea and Febinger. Philadelphia.

Becker C.A., and R. C. Bachuizen van den brink. 1968. Flora Of Java

(Spermatophytes only). Volume III Angiospermae, Famili 191-238,

Addenda et Corrigen Da General Index To Volumes I-III, Wolter-

Noordhoftt N.V, Groningen, The Netherlands. hal 150.

Departemen Kesehatan RI, 1979.Farmakope Indonesia Edisi III.Ditjen POM

Depkes RI. Jakarta. Hal.19-20.

Depkes RI. 1982. Formularium kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Garg, A., A. Deepika, S. Garg, and A. K. Singla., 2002., Spreading of Semisolid

Formulation. USA. Pharmaceutical Tecnology. Pp. 84-104.

Heyne, K., 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid I. Jakarta: Badan

Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan.

Jawi, I. M., Suprapta, N. D., dan Sutirtayasa, I. W. P., 2007, Efek

Antioksidan Ekstrak Umbi Ubijalar Ungu ( Ipomoiea batatas L)

terhadap Hati Setelah Aktivitas Fisik Maksimal dengan Melihat

Kadar AST dan ALT Darah pada Mencit, Dexa Media, 20 (3) 65-71.

Karlina, C. Y., Ibrahim, M., & Trimulyono, G. (2013). Aktivitas Antibakteri

Ekstrak Herba Krokot (Portulaca oleracea L.) terhadap

Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Lentera Bio, 2(1), 87-93.

Kuntorini, E. M. dan Astuti, M. D., 2010, Penentuan Aktivitas

Antioksidan Ekstrak Etanol Bulbus Bawang Dayak (Eleutherine

americana Merr.),Sains dan Terapan Kimia, 4 (1) 15-22.

Mangunwardoyo, W. I. B. O. W. O., Cahyaningsih, E., &Usia, T. E. P. Y. (2009).

Ekstraksi dan Identifikasi Senyawa Antimikroba Herba Meniran

(Phyllanthus niruri L.). Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 7(2), 57-

63.

Mustika N. 2011. Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine

palmifolia) dalam Bentuk Segar, Simplisia dan Keripik, Pada Pelarut

Non Polar, Semi Polar dan Polar. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Molyneux, P., 2004., The use of the stable free radical diphenyl picrylhydrazyl

(DPPH) for estimating antioxidant activity., Songklanakarin Journal

Science Technology., 26(2) : 211-219.

Page 77: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

66

Redha, A., 2010. Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidan, dan Peranannya

dalam Sistem Biologis, Jurnal Belian, 9 (2):196-202

Saptarini, M. N., Herawati, I. E., 2015., Comparative Antioxidant Activity on the

Ficusbenjamina and Anona reticulate Leaves. International Journal of

Public Health Science (IJPHS), VOL.IV., NO. 1., Bandung., Hal 21-26.

Saputri IK. 2014. aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kelapa sawit

(Elais guineensis Jacq) dan fraksi-fraksinya terhadap Pseudomonas

aeruginosa serta profil KLT. Surakarta: Fakultas Farmasi, Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Sarker, SD., & Nahar, L., 2007., Kimia Untuk Mahasiswa Farmasi Bahan

Alam Organik, Alam dan Umum., diterjemahkan oleh Rohman, A.,.

Yogyakarta., Penerbit Pustaka Pelajar., Hal 518-521.

Setyaningsih D, Apriyantono A, Sari MP. 2010. Analisis Sensori untuk

Industri Pangan dan Agro. Bogor : IPB Press.

[SNI] Standar Nasional Indonesia 164399. 1996. Sediaan Tabir Surya. Jakarta:

Badan Standarisasi Nasional

Sukardi., Adhi PP., Maimunah HP., dan Arie FM. 2014. Ektrak Minyak

Atsiri Bunga Melati ( Jasminum sambac) dengan Menggunakan

Metode Maserasi dengan Uji Pendahuluan PEF(Pulsed Electric

Field)(Kajian Besar Tegangan dan Jarak Katoda Anoda). Jurnal UB

Swastika NSP, A, Mufrod, Purwanto. 2013.Aktifitas Antioksidan Krim Ekstrak

Sari Buah Tomat ( Solanum lycopersicum L.) Faculty of Pharmacy :

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Indonesia

Voigt R. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh Soewandhi

SS, Mathilda B, Widianto. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

1995.8.

Wulansari, D. dan Chairul, 2011, Penapisan Aktivitas Antioksidan dan

Beberapa Tumbuhan Obat Indonesia Menggunakan Radikal 2,2-

Diphenyl-1 Picrylhydrazyl (DPPH), Majalah Obat Tradisional, 16 (1)

22 – 2

Yusuf, H. 2009. Pengaruh Naungan dan Tekstur Tanah terhadap

Pertumbuhan dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana

Merr.). Skripsi. Medan. Universitas Sumatera Utara.

Zulkarnain,K. 2013. Stabilitas Fisik Sediaan Lotion O/W Dan W/O

Ekstrak Buah Mahkota Dewa Sebagai Tabir Surya Dan Uji Iritasi

Primer Pada Kelinci.Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Page 78: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

67

LAMPIRAN I

HASIL DETERMINASI

Page 79: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

68

LAMPIRAN II

DIAGRAM ALIR PENELITIAN

Umbi bawang dayak 1. Pengumpulan bahan

2. Sortasi basah

3. Pencucian

4. Perajangan

5.Pengeringan

6.Sortasi kering

7.Penyimpanan Simplisia

Ditimbang dan

dihaluskan

Serbuk simplisia

Ekstraksi

Penetapan susut

penegeringan

Penetapan kadar air Skrining fitokimia

Ekstrak cair

Dimaserasi

dengan

etanol 96%

Ekstrak kental

Uji antioksidan

Pembuatan lotion

Evaluasi uji stabilitas

Hasil

Page 80: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

69

LAMPIRAN III

SIMPLISIA UMBI BAWANG DAYAK

Pemilihan Bahan Baku Sortasi Basah

Penimbangan simplisia basah Pencucian

Perajangan Pengeringan

Sortasi kering Hasil penimbangan simplisia kering

Page 81: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

70

Proses Pembuatan Serbuk Penimbangan hasil serbuk

Hasil serbuk Hasil maserat hari ke -1

Hasil maserat hari ke -2 Hasil maserat hari ke -3

Pemekatan ekstrak dengan rotary

evaporator Hasil ekstrak kental umbi bawang

dayak

Page 82: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

71

LAMPIRAN IV

HASIL KARAKTERISTIK SIMPLISIA

1. Penetapan Kadar Air

2. Penetepan Susut Pengeringan

Proses penetapan kadar air Hasil penetapan kadar air

Berat Simplisi

Proses susut pengeringan

Hasil susut pengeringan

Page 83: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

72

LAMPIRAN V

HASIL SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG

DAYAK

Hasil skrining fitokimia

Fenol

Hasil skrining fitokimia

Saponin

Hasil skrining fitokimia

Flavonoid

Hasil skrining fitokimia

Terpenoid Hasil skrining fitokimia

Alkaloid pereaksi Mayer

Page 84: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

73

LAMPIRAN VI

PERHITUNGAN LARUTAN INDUK DAN LARUTAN SAMPEL

VITAMIN C

Persen Inhibisi %

2 ppm : 0,91−0,502

0,91 x 100% = 44,83%

4 ppm : 0,91−0,353

0,91 x 100% = 61,31%

Larutan induk vitamin C

4 mg

100 mL=

4 mg

0,1 L = 40 ppm

Konsentrasi 2 ppm

VI x NI = V2 x N2 VI x 40 ppm = 10 mL x 2 ppm

VI =10 mL x 2 ppm

40 ppm = 0,5 mL

Konsentrasi 4 ppm

VI x NI = V2 x N2 VI x 40 ppm = 10 mL x 4 ppm

VI =10 mL x 4 ppm

40 ppm = 1 mL

Konsentrasi 6 ppm

VI x NI = V2 x N2 VI x 40 ppm = 10 mL x 6 ppm

VI =10 mL x 6 ppm

40 ppm = 1,5 mL

Konsentrasi 8 ppm

VI x NI = V2 x N2 VI x 40 ppm = 10 mL x 8 ppm

VI =10 mL x 8 ppm

40 ppm = 8 mL

Konsentrasi 10 ppm

VI x NI = V2 x N2 VI x 40 ppm = 10 mL x 8 ppm

VI =10 mL x 10 ppm

40 ppm = 2,5 mL

Page 85: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

74

6 ppm : 0,91−0,236

0,91 x 100% = 74,06%

8 ppm : 0,91−0,163

0,91 x 100% = 82,08%

10 ppm : 0,91−0,057

0,91 x 100% = 93,73%

Perhitungan LC50

Y = 5,928 x + 35,63

50 = 5,928 x + 35,63

X =50−35,63

5,928 = 2,42 ppm

Page 86: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

75

LAMPIRAN VII

PERHITUNGAN LARUTAN INDUK DAN LARUTAN SAMPEL

EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG DAYAK

Persen Inhibisi %

5 ppm : 0,83−0,4

0,83 x 100% = 52%

10 ppm : 0,83−0,3

0,83 x 100% = 64 %

Larutan induk Ekstrak etanol

umbi bawang dayak

100 mg

100 mL=

100 mg

0,1 L = 1000 ppm

Konsentrasi 5 ppm

VI x NI = V2 x N2 VI x 1000 ppm = 10 mL x 5 ppm

VI =10 mL x 5 ppm

1000 ppm = 0,05 mL

Konsentrasi 10 ppm

VI x NI = V2 x N2 VI x 1000 ppm = 10 mL x 10 ppm

VI =10 mL x 10 ppm

1000 ppm = 0,1 mL

Konsentrasi 15 ppm

VI x NI = V2 x N2 VI x 1000 ppm = 10 mL x 15 ppm

VI =10 mL x 15 ppm

1000 ppm = 0,15 mL

Konsentrasi 20 ppm

VI x NI = V2 x N2 VI x 1000 ppm = 10 mL x 20 ppm

VI =10 mL x 20 ppm

1000 ppm = 0,2 mL

Konsentrasi 25 ppm

VI x NI = V2 x N2 VI x 1000 ppm = 10 mL x 25 ppm

VI =10 mL x 25 ppm

1000 ppm = 0,25 mL

Page 87: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

76

15 ppm : 0,83−0,2

0,83 x 100% = 76%

20 ppm : 0,83−0,15

0,83 x 100% = 82%

25 ppm : 0,83−0,1

0,83 x 100% = 88%

Perhitungan LC50

Y = 1,8 x + 45,5

50 = 1,8 x + 45,5

X =50−45,5

1,8 = 2,55 ppm

Page 88: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

77

LAMPIRAN VIII

PEMBUATAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG DAYAK

Fase air Tea, madu, metal

paraben yang sudah

dicampurkan

Fase minyak setil alkohol,

asam stearat, paraffin

cair,dan propil paraben yang

sudah dicampurkan

Hasil pencampuran antara

fase air dan minyak menjadi

basis lotion

Pengadukan di atas hot plate

dengan suhu dipertahankan

70°C

Dilanjutkan pengadukan

menggunakan homogenizer

dengan pengadukan spontan

Hasil setelah pencampuran

ekstrak etanol umbi bawang

dayak

Page 89: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

78

Formula I dengan konsentrasi madu 6%

R I R II R III

Formula II dengan konsentrasi madu 8%

R I R II R III

Formula III dengan konsentrasi madu 10%

R I R II R III

Page 90: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

79

LAMPIRAN IX

HASIL EVALUASI UJI STABILITAS LOTION EKSTRAK ETANOL

UMBI BAWANG DAYAK

1. Hasil Uji Organoleptis

2. Hasil Uji Homogenitas

3. Hasil Uji pH

4. Hasil Uji Daya Sebar

Beban 0 gram Beban 50 gram Beban 100 gram

Page 91: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

80

5. Hasil Uji Viskositas

6. Hasil Uji Iritasi

7. Hasil Uji Tipe Emulsi

Kertas saring Pengenceran

dengan aquadest

Pengenceran

dengan metylin blue

Page 92: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

81

LAMPIRAN X

HASIL UJI HEDONIIK

Formula Uji Hedonik

Keterangan (%) Total

Suka Kurang

Suka

Tidak

Suka

I

Warna

18 2 0

20

Aroma

Bentuk

Kelembutan

II

Warna

15 4 1

20

Aroma

Bentuk

Kelembutan

III

Warna

0 9 11

20

Aroma

Bentuk

Kelembutan

Perhitungan persentase (%) :

Formula I :

Suka = 18

20 x 100% = 90%

Kurang Suka = 2

20 x 100% = 10%

Tidak suka = 0

20 x 100% = 0%

Formula II :

Suka = 15

20 x 100% =75 %

Kurang Suka = 4

20 x 100% = 20%

Tidak suka = 1

20 x 100% = 5 %

Page 93: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

82

Formula III :

Suka = 0

20 x 100% = 0%

Kurang Suka = 9

20 x 100% = 45%

Tidak suka = 11

20 x 100% = 55%

Page 94: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

83

LAMPIRAN XI

PERHITUNGAN LOTION

Formula I :

1. Ekstrak umbi bawang dayak = 4,5

100 𝑥 100 % = 4,5 𝑔

2. Madu = 6

100 𝑥 100 % = 6 𝑔

3. TEA = 2

100 𝑥 100 % = 2𝑔

4. Asam stearat = 4

100 𝑥 100 % = 4 𝑔

5. Setil alkohol = 4

100 𝑥 100 % = 4 𝑔

6. Paraffin cair = 6

100 𝑥 100 % = 6 𝑔

7. Propil paraben = 0,02

100 𝑥 100 % = 0,02 𝑔

8. Metil paraben = 0,02

100 𝑥 100 % = 0,02 𝑔

9. Oleum rosae = 1

100 𝑥 100 % = 1 𝑔

10. Aquadest ad 100 gr = 100 – (4,5 +6 + 2 + 4 + 4 + 6 +

0,02+0,02+1)g=72,46 gr

Page 95: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

84

Formula II :

1. Ekstrak umbi bawang dayak = 4,5

100 𝑥 100 % = 4,5 𝑔

2. Madu = 8

100 𝑥 100 % = 8 𝑔

3. TEA = 2

100 𝑥 100 % = 2𝑔

4. Asam stearat = 4

100 𝑥 100 % = 4 𝑔

5. Setil alkohol = 4

100 𝑥 100 % = 4 𝑔

6. Paraffin cair = 6

100 𝑥 100 % = 6 𝑔

7. Propil paraben = 0,02

100 𝑥 100 % = 0,02 𝑔

8. Metil paraben = 0,02

100 𝑥 100 % = 0,02 𝑔

9. Oleum rosae = 1

100 𝑥 100 % = 1 𝑔

10. Aquadest ad 100 gr = 100 – (4,5 +8 + 2 + 4 + 4 + 6 +0,02+0,02+1)g=

70,46gr

Page 96: FORMULASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL UMBI …

85

Formula III :

1. Ekstrak umbi bawang dayak = 4,5

100 𝑥 100 % = 4,5 𝑔

2. Madu = 10

100 𝑥 100 % = 8 𝑔

3. TEA = 2

100 𝑥 100 % = 2𝑔

4. Asam stearat = 4

100 𝑥 100 % = 4 𝑔

5. Setil alkohol = 4

100 𝑥 100 % = 4 𝑔

6. Paraffin cair = 6

100 𝑥 100 % = 6 𝑔

7. Propil paraben = 0,02

100 𝑥 100 % = 0,02 𝑔

8. Metil paraben = 0,02

100 𝑥 100 % = 0,02 𝑔

9. Oleum rosae = 1

100 𝑥 100 % = 1 𝑔

10. Aquadest ad 100 gr = 100 – (4,5 +10 + 2 + 4 + 4 + 6 +0,02+0,02+1)g=

68,46gr