Laporan Umbi Pengawasan Mutu 7 Oktober 2014.doc
-
Upload
vanessa-moore -
Category
Documents
-
view
229 -
download
9
Transcript of Laporan Umbi Pengawasan Mutu 7 Oktober 2014.doc
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mayonaise Merupakan Emulsi Minyak Nabati dalam asam yang distabilkan oleh Lesitin
(semacam lemak) dari kuning telur. Rasa minyak nabati dalam mayonaise tidak terasa
meskipun mayonaise terbuat dari sebagian besar minyak nabati. Hal ini dikarenakan setiap
molekul minyak dikelilingi oleh mikromolekul dari larutan asam. Prinsipnya bukan
mengemulsikan sejumlah larutan asam ke dalam minyak yang banyak melainkan
mengemulsikan sejumlah besar minyak dalam sebagian kecil larutan asam.
Di Amerika Utara, mayonaise digunakan sebagai olesan sandwich, saus untuk french
fries di Eropa (terutama di Belanda, Belgia, Luxemburg dan telah meluas ke Inggris,
Perancis, sebagian Kanada dan Australia). Di Perancis mayonaise digunakan sebagai saus
makan telur rebus atau hidangan ayam dingin, sedangkan di Jepang digunakan sebagai saus
berbagai macam makanan seperti okonomiyaki, yakisoba, takoyaki, ebi furai dan
pizza.Mayonaise adalah salah satu saus dalam masakan Perancis, sehingga mayonaise dapat
dijadikan berbagai bahan dasar untuk membuat beraneka ragam saus dingin dan dressing.
Oleh karena kegunaan mayonaise yang telah meluas di berbagai negara termasuk di
Indonesia maka penyusun memandang perlunya dilakukan suatu pembahasan yang
mendalam mengenai mayonaise.
Dressing/ saus/ kuah, dalam masakan kontinental merupakan bahan makanan yang penting
karena dapat mempertinggi rasa suatu makanan. Saus dapat juga memberi variasi suatu
hidangan terutama penampilannya yang menarik. Dressing adalah cairan (liquid) atau cairan
yang dikentalkan (semi liquid) yang mempunyai rasa kecut dan tajam, rasa dressing
sebaiknya lebih menonjol dari rasa asam bahan utama karena :
1. Bahan utama sebagian besar diambil dari sayuran segar atau bahan makanan segar
lainnya yang belum dibumbui
2. Bahan salad yang dimasak biasanya ditambah sedikit bumbu, hampir tidak terasa
1.2 Tujuan
Dengan melakukan praktikum uji organoleptik, analisa kadar air dan kadar pati
diharapkan praktikan mampu memahami prinsip uji secara fisik dan analisa dalam
pengawasan mutu pangan.
1.3 Teori
Penentuan mutu komoditas memegang peranan penting dalam pengawasan dan
standarisasi mutu produk. Sifat-sifat fisik biasanya banyak digunakan untuk perincian mutu
komoditas dan standarisasi mutu.
Beberapa komoditas mempunyai korelasi langsung maupun tidak langsung dengan
sifat-sifat lain seperti organoleptik, kimiawi, mikrobiologi maupun sifat fisiologi.
Sifat fisik umum adalah sifat fisik yang berlaku untuk semua produk seperti warna,
bentuk dan ukuran. Sedangkan sifat fisik khusus ialah sifat fisik komoditas yang khas yang
berlaku untuk satu jenis atau kelompok komoditas tertentu.
Pada kesempatan kali ini pengawasan mutu dilakukan dengan melakukan uji
organoleptik dan analisa kadar air serta pati dari produk umbi-umbian.
II. METODOLOGI
2.1 Tempat dan Waktu
Pratikum dilaksanakan di Laboratorium THP (Teknologi Hasil Pertanian) pada hari
Jum’at tanggal 17 Oktober 2014 pukul 08.00 sampai dengan selesai.
2.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum yaitu, Minyak 75%, Cuka 10%, Kuning telur 9% atau
13%, gula 2%, Mustard 1,5%, Lada Putih 0,5% sedangkan alat yang digunakan yaitu, Mixer,
Beker Glass, Bowl, Sendok, Timbangan, Plastik Wrap.
2.3 Prosedur kerja
1. Uji Organoleptik
a) Menyiapkan bahan (sampel umbi-umbian).
b) Memotong-motong sampel.
c) Mengamati sifat organoleptik yang meliputi tekstur, warna, aroma dan bentuk.
d) Mencatat hasilnya.
2. Uji Kadar Pati
a) Menimbang sampel 10 gram tambahkan100ml aquades.
b) Mengaduk kurang lebih 1 jam.
c) Menyaring serta mengambil residu.
d) Menambahkan 25ml HCL 15 % serta menambahkan 100 ml aquades
e) Memanaskan dan refluks 2,5 jam angkat dan dinginkan.
f) Melakukan netralisasi dengan NaoH30%-40%.
g) Menambahkan 25 ml larutan luff schrool dan memanaskan 10 menit.
h) Menambahkan 5 ml Ki 20%.
i) Menambahkan 25 ml H2SO4 26,5 %,.
j) Menambahkan 2 ml amilum10%.
k) Mentitrasi dengan Na2S2O3.
3. Uji Kadar Air
a) Membersihkan cawan porselin, mengeringkan dalam oven sampai beratnya
konstan, kemudian di dinginkan
b) Mengambil sampel (umbi-umbian) yang telah dihaluskan dan memasukkan
kedalam cawan kosong.
c) Menimbang cawan berisi sampel dan mencatat hasilnya.
d) Mengeringkan sampel menggunakan oven dengan suhu 105oC selama ± 3 jam.
e) Mendinginkan sampel dalam desikator selama 15 menit, kemudian melakukan
penimbangan dan mencatat hasilnya.
f) Mengeringkan kembali dalam oven selama 60 menit, lalu dinginkan dalam
desikator, lalu menimbang. Lakukan berulang hingga diperoleh berat yang
konstan.
Pembuatan Larutan untuk uji kadar pati pada sampel :
Pembuatan larutan luff schoorl
1. Menimbang 180 gram Na2CO3 (natrium thio).
2. Melarutkan dalam 300 mL aquades sambil diaduk, ditambahkan 50 gram asam
sitrat yang telah dilarutkan dalam 50 mL air suling.
3. Menambahkan 25 gram CuSO4.5H2O yang telah dilarutkan dalam 100 mL air
suling.
4. Memindahkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 1 L, dipaskan sampai tanda
batas dengan air suling dan dihomogenkan.
5. Membiarkan semalaman dan menyaring jika perlu.
Rumus perhitungan kadar pati :
Pati: x 0,9 x 100%
III. Hasil dan Pembahasan
3.1 Hasil Pengamatan
1. Uji Organoleptik
Sifat organoleptik Gambar
1) Kentang
Warna daging : kuning
Warna kulit luar : coklat
Tektur : agak keras
Bentuk : lonjong
2) Uwi (Gembili)
Warna daging : orange
Warna kulit luar : hitam
Tekstur : agak keras
Bentuk : lonjong
3) Singkong
Warna daging : putih
Warna kulit : coklat
Tekstur : keras
Bentuk : lonjok tak beraturan
4) Talas
Warna daging : putih
Warna kulit : coklat
Tekstur : agak keras
Bentuk : tidak beraturan
5) Ubi Jalar
Warna daging :putih
Warna kulit : merah
Tekstur : keras
Bentuk : lonjong
-
2. Uji Kadar Pati
Kelompok Ml Titrasi Faktor
Pengenceran
Berat Sampel
Kelompok 1
(Kentang)
19,2 64 10,328
Kelompok 2
(Uwi/Gembili)
7,8 25 10,4012
Kelompok 3
(Singkong)
16,25 92 10,0867
Kelompok 4
(Talas)
14,4 39,2 10,6602
Kelompok 5
(Ubi Jalar)
18,9 98,8 10,2040
Rumus perhitungan kadar pati :
Pati: x 0,9 x 100%
Perhitungan kadar pati :
Kel Sampel Perhitungan kadar pati
1 Kentang
2 Uwi /Gembili
3 Singkong = 7,89%
4Talas = 4,00%
5 Ubi Jalar = 6,69%
3. Kadar Air
Sampel Cawan Kosong Sampel Sampel+Cawan Hasil Perhitungan
Kentang 19,5830 2,1477 19,9377 83,48%
Gembili 16,4990 2,2096 17,1907 68,69%
Singkong 27,5612 2,2194 28,4400 60,40%
Talas 20,5381 2,8485 21,2310 75,67%
Mantang 12,9396 2,0258 13,5988 67,45%
Perhitungan Kadar Air :
1. Kentang
% Air =
=
= 83,48%
2. Gembili
% Air =
=
= 68,69%
3. Singkong
% Air =
=
= 60,40%
4. Talas
% Air =
=
= 75,67%
5. Ubi Jalar
% Air =
=
= 67,45%
3.2 PEMBAHASAN
Pengawasan mutu meruapakan pengontrolan jaminan bahan pangan agar sesuai
dengan standarisasi mutu atau kualitasnya. Dalam praktikum ini, produk yang diawasi
mutunya yaitu produk umbi-umbian. Kelompok mutu pada umbi yag diamati adalah sifat
fisik umbi, kadar pati, dan kadar air. Setiap varietas umbi-umbian memiliki karakteristik yang
berbeda.
Umbi-umbian merupakan sumber energi karena kandungan karbohidratnya tinggi.
Karbohidratadalah zat organik utama yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat
menyimpan senyawa kimia dan merupakan sumber energy utama bagi mahluk hidup. Umbi-
umbian tergolong tanaman yang kaya karbohidrat. Pati merupakan salah satu jenis
polisakarida yang terdiri dari amilosa dan amilopektin. jumlah unit glukosa dan susunannya
dalam satu jenis pati berbeda. Uji kualitatif pati dilakukan dengan pereaksi iodium yang
mampu membentuk suatu ikatan kompleks yang berwarna biru. Pada pengujian kadar pati
dilakukan dengan metode luff scrool. Metode luff scrool berdasarkan melalui proses reduksi
dari larutan Luff Scroololeh gula-gula pereduksi.
Berdasarkan hasil pengujian, kadar air yang terukur yaitu 83,48% pada sampel
kentang, 68,69% pada sampel gembili, 60,40% pada sampel singkong, 75,67% pada sampel
talas, dan 67,45 % pada sampel mantang. Kadar air pada sampel menentukan sifat fisik
sampel yang diamati. Kadar air yang terukur merupakan jumlah air yang menguap pada saat
pengovenan atau pengurangan berat sampel pada berat awal menjadi berat akhir. prinsip
pengujian kadar air yaitu menguapka air bebas yang terdapat pada produk. kadar air yang
tertinggi yaitu kadar air pada kentang dan kadar air pada singong. kentang merupakan sampel
yang kekeasannya paling redah dibanding yang lain, dan mudah ketika diiris menggunakan
pisau. Hal tersebut menunjukan Semakin tinggi kadar air, kekerasannya semakin rendah,
berair, dan semakin mudah diiris menggunakan pisau.
IV. Kesimpulan
1. Hasil uji organoleptik umbi-umbian berbeda pada masing-masing sampel.
2. Kadar air tertinggi terukur pada sampel kentang sebesar 83,48%, dan kadar air
terendah pada sampel singkong sebesar 60,40%.
3. Kadar pati kentang yang terukur adalah 4,44% tidak sesuai dengan jumlah pati
kentang pada umumnya ± 19-20%
DAFTAR PUSTAKA
http://wildan-archibald.blogspot.com/p/makalah-kimia-koloid-makalah-mayoneise.html