HACCP makalah
-
Upload
fevi-elviani-rezky -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of HACCP makalah
-
7/27/2019 HACCP makalah
1/12
Makalah Teknologi Bahan makanan
Hazard Analysis Critical Control Point
(HACCP)
Oleh:
Zakiyah Darajat (0922100022)
Fevi Elviani Rezqi (0922100024)
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2012
-
7/27/2019 HACCP makalah
2/12
HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT
(HACCP)
1. Sejarah dan Pengertian HACCPHazard Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah suatu
sistem kontrol dalam upaya pencegahan terjadinya masalah yang didasarkan
atas identifikasi titik-titik kritis di dalam tahap penanganan dan proses
produksi. HACCP merupakan salah satu bentuk manajemen resiko yang
dikembangkan untuk menjamin keamanan pangan dengan pendekatan
pencegahan (preventive) yang dianggap dapat memberikan jaminan dalam
menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen.
Konsep HACCP pertama kali dikembangkan ketika perusahaan
Pillsbury di Amerika Serikat bersama-sama dengan US Army Nautics
Research and Development Laboratories, The National Aeronautics and
Space Administration serta US Air Force Space Laboratory Project Group
pada tahun 1959 diminta untuk mengembangkan makanan untuk dikonsumsi
astronot pada gravitasi nol. Untuk itu dikembangkan makanan berukuran
kecil ( bite size ) yang dilapisi dengan pelapis edible yang menghindarkannya
dari hancur dan kontaminasi udara. Misi terpenting dalam pembuatan produk
tersebut adalah menjamin keamanan produk agar para astronot tidak jatuh
sakit. Dengan demikian perlu dikembangkan pendekatan yang dapat memberi
jaminan mendekati 100% aman.
Tim tersebut akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa, cara terbaik
untuk mendapatkan jaminan tertinggi adalah dengan sistem pencegahan dan
penyimpanan rekaman data yang baik. Konsep yang saat ini dikenal sebagai
HACCP ini, jika diterapkan dengan tepat dapat mengendalikan titik-titik atau
daerah-daerah yang mungkin menyebabkan bahaya. Masalah bahaya ini
didekati dengan cara mengamati satu per satu bahan baku proses dari sejak di
lapangan sampai dengan pengolahannya. Bahaya yang dipertimbangkan
adalah bahaya patogen, logam berat, toksin, bahaya fisik, dan kimia serta
-
7/27/2019 HACCP makalah
3/12
perlakuan yang mungkin dapat mengurangi cemaran tersebut. Disamping itu,
dilakukan pula analisis terhadap proses, fasilitas dan pekerja yang terlibat
pada produksi pangan tersebut.
Pada tahun 1971, untuk pertama kalinya sistem HACCP ini
dipaparkan kepada masyarakat di negara Amerika Serikat di dalam suatu
Konferensi Nasional Keamanan Pangan. Pada tahun berikutnya Pillsbury
mendapat kontrak untuk memberikan pelatihan HACCP kepada badan Food
and Drug Adminstration (FDA). Dokumen lengkap HACCP pertama kali
diterbitkan oleh Pillsbury pada tahun 1973 dan disambut baik oleh FDA dan
secara sukses diterapkan pada makanan kaleng berasam rendah.
Pada tahun 1985, The National Academy of Scienses (NAS)
merekomendasikan penerapan HACCP dalam publikasinya yang berjudul An
Evaluation of The Role of Microbiological Criteria for Foods and Food
Ingredients. Komite yang dibentuk oleh NAS kemudian menyimpulkan
bahwa sistem pencegahan seperti HACCP ini lebih dapat memberikan
jaminan kemanan pangan jika dibandingkan dengan sistem pengawasan
produk akhir.
Selain NAS, lembaga internasional seperti International
Commission on Microbiological Spesification for Foods (ICMSF) juga
menerima konsep HACCP dan memperkenalkannya ke luar Amerika Serikat.
Ketika NAS membentuk The National Advisory Commitee on
Microbiological Criteria for Foods (NACMCF), maka konsep HACCP
makin dikembangkan dengan disusunnya 7 prinsip HACCP yang dikenal
sampai saat ini. Konsep HACCP kemudian diadopsi oleh berbagai badan
internasional seperti Codex Alimentarius Commission (CAC) yang kemudian
diadopsi oleh berbagai negara di dunia termasuk Indonesia .
HACCP merupakan suatu alat untuk mengidentifikasi bahaya dan
menetapkan sistem pengendaliannya yang diarahkan pada tindakan
pencegahan dan tidak bergantung pada pengujian produk akhir (Fardiaz,
1996). Dalam rangkaian produksi harus ditetapkan titik-titik proses yang
kemungkinan menimbulkan bahaya. Pengawasan dan usaha pencegahan akan
-
7/27/2019 HACCP makalah
4/12
terjadinya bahaya perlu ditetapkan pada titik-titik kritis tersebut. Hal ini akan
menjamin kestabilan kualitas produk, meringankan pekerjaan dalam hal
inspeksi dan pengujian produk akhir (Mortimore dan Wallace, 1995). Ketika
HACCP diterapkan dengan baik maka dapat digunakan untuk mengendalikan
setiap area atau titik dalam sistem pangan yang dapat menimbulkan kondisi
bahaya, baik itu kontaminan, mikroba patogen, bahaya fisik, kimia, bahan
baku, proses, penggunaan di tangan konsumen atau kondisi penyimpanan
(Pierson dan Corlett, 1992).
2. Tujuan HACCPTujuan dari penerapan HACCP dalam suatu industri pangan adalah
untuk mencegah terjadinya bahaya sehingga dapat dipakai sebagai jaminan
mutu pangan guna memenuhi tututan konsumen. HACCP bersifat sebagai
sistem pengendalian mutu sejak bahan baku dipersiapkan sampai produk
akhir diproduksi masal dan didistribusikan. Oleh karena itu dengan
diterapkannya sistem HACCP akan mencegah resiko komplain karena adanya
bahaya pada suatu produk pangan. Selain itu, HACCP juga dapat berfungsi
sebagai promosi perdagangan di era pasar global yang memiliki daya saing
kompetitif. Tujuan HACCP dapat disebutkan sebagai berikut:
a. Untuk menjamin bahwa produksi pangan aman setiap saat.b. Merupakan bukti sistem produksi dan penanganan produk yang aman.c. Memberi rasa percaya diri pada produsen akan jaminan keamanan
produknya.
d. Memberikan kepuasan kepada custumer akan konformitasnya padastandar nasional/internasional.
e. Memenuhi standar dan regulasi pemerintah.f. Penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien.
Pada beberapa negara penerapan HACCP ini bersifat sukarela dan
banyak industri pangan yang telah menerapkannya. Disamping karena
meningkatnya kesadaran masyarakat baik produsen dan konsumen dalam
-
7/27/2019 HACCP makalah
5/12
negeri akan keamanan pangan, penerapan HACCP di industri pangan banyak
dipicu oleh permintaan konsumen terutama dari negara pengimpor.
Penerapan HACCP dalam industri pangan memerlukan komitmen
yang tinggi dari pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Disamping
itu, agar penerapan HACCP ini sukses maka perusahaan perlu memenuhi
prasyarat dasar industri pangan yaitu, telah diterapkannya Good
Manufacturing Practices (GMP) dan Standard Sanitation Operational
Procedure (SSOP).
3. Pendekatan dan karakteristik HACCPAda 3 pendekatan HACCP. Pendekatan-pendekatan tersebut
sebagai berikut:
a. Food SafetyAspek dalam proses produksi yang dapat menyebabkan timbulnya
penyakit /kematian.
b. Wholesomeness/KebersihanKarakteristik proses dalam kaitannya dengan kontaminasi dan higienis.
c. Economic Fraud/ PemalsuanEconomic Fraud atau pemalsuan adalah tindakan ilegal yang merugikan
konsumen.
Sedangkan karakteristik HACCP (Sebagai suatu sistem
managemen keamana pangan) adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan sistematikb. Proaktifc. Usaha satu team (team effort)d. Teknik common sensee. Sistem hidup dan dinamis
4. Prinsip HACCPa. Mengidentifikasi potensi bahaya pada semua tahapan dalam industri
pangan.
-
7/27/2019 HACCP makalah
6/12
b. Menentukan titik atau tahapan operasional yang dapat dikendalikan untukmeminimalkan bahaya (CCP).
c. Menetapkan batas kritis yang harus dicapai untuk menjamin bahwa CCPberada dalam kendali.
d. Menetapkan sistem monitoring dengan cara pengamatan atau pengujian.e. Menetapkan tindakan perbaikan bila hasil monitoring menunjukkan
bahwa CCP tertentu tidak terkendali.
f. Menetapkan prosedur verifikasi untuk keperluan penyesuaian.g. Menjalankan sistem dokumentasi tentang HACCP.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan rencana HACCP
adalah bahwa rencana HACCP secara prinsip harus selalu memenuhi kaidah
SMART, yaitu simple, measurable, achievable, real, dan time bound, atau
secara sederhana dapat dikatakan bahwa penyusunan rencana HACCP adalah
write what you do and do what you write (Thaheer, 2005). Rencana HACCP
harus dibuat secara sederhana agar dapat dipahami hingga tingkat karyawan,
-
7/27/2019 HACCP makalah
7/12
dapat dicapai sehingga bukan berupa suatu rencana muluk, dan keberhasilan
pengendalian titik kritis harus jelas bataswaktunya.
5. Food Borne DiseaseFaktor-faktor Utama FBD:
a. Pendinginan yang tidak tepat.b. Membiarkan makanan selama kurang lebih 12 jam (penyajian).c. Kontaminasi makanan mentah ke dalam makanan nonreheating.d. Penanganan makanan oleh pekerja yang menderita infeksi.e. Proses pemasakan dan pemanasan tidak cukup.f. Penyimpanan makanan dlm keadaan hangat < 65 C.g. Pemanasan kembali makanan => suhu tidak tepat.h. Makanan berasal dari sumber yang tidak aman.i. Terjadi kontaminasi silang.
-
7/27/2019 HACCP makalah
8/12
Bahaya dalam bahan makanan:
Keberadaan yang tidak dikehendaki dari pencemar biologis,kimiawi, atau fisik pada bahan mentah.
Pertumbuhan atau kelangsungan hidup mikroorganisme danhasil perubahan kimiawi yang tidak dikehendaki (misalnya
nitrosamin) pada produk antara atau jadi, atau pada lingkungan
produksi.
Kontaminasi atau kontaminasi ulang ( cross contamination)padaproduk antara atau jadi, atau pada lingkungan produksi.
a. Bahaya Mikrobiologis
-
7/27/2019 HACCP makalah
9/12
b. Bahaya Kimia
-
7/27/2019 HACCP makalah
10/12
c. Bahaya Fisik
-
7/27/2019 HACCP makalah
11/12
6. Contoh Penerapan HACCP Pada Penyelenggaraan Makanan
-
7/27/2019 HACCP makalah
12/12