Hepatitis B 7

2
HEPATITIS B KRONIK 659 mendapat terapi lamivudin perlu dilakukan monitoring seksama setelah pengobatan dihentikan. Pada kekambuhan dengan gejala berat lamivudin diberikan kembali. Perhatian khusus perlu dilakukan untuk pasien-pasien yang sebelum terapi Lamivudin sudah menderita dekompensasi. 2. Adefovir dipivoksil. Adefovir dipivoksil adalah suatu uukleosid oral yang menghambat enzim reverse transcriptase. Mekanisme khasiat adefovir hampir sama dengan lamivudin. Penelitian menunjukkan bahwa pemakaian adefovir dengan dosis 10 atau 30 mg tiap hari selama 48 minggu menunjukkan perbaikan Knodell necroinflammatory score sedikitnya 2 poin. Juga terjadi penurunan konsentrasi DNA VHB, penurunan konsentrasi ALT serta serokonversi HBeAg. Walaupun adefovir dapat juga dipakai untuk terapi tnnggai primer, namun karena alasan ekonomik dan efek samping adefovir, maka pada saat ini adefovir baru dipakai pada kasus- kasus yang kebal terhadap lamivudin. Dosis yang dianjurkan aaaiah 10 mg tiap hari. Sampai sekarang kekebalan terhadap adefovir belum pernah dilaporkan. Salah satu hambatan utama dalam pemakaian adefovir adalah toksisitas pada ginjal yang sering dijumpai pada dosis 30 mg atau lebih. Keuntjngan dan kerugian adefovir. Keuntungan penggunaan adefovir adalah jarangnya terjadi kekebalan. Dengan demikian obat ini merupakan obat yang ideal untuk terapi hepatitis B krcnik dengan penyakit hati yang parah. Kerugiannya adalah harga yang lebih mahal dan masih kurangnya data mengenai khasiat dan keamanan dalam jangka yang sangat panjang. 3. AnaJog nukleosid yang lain. Berbagai macam analog nukleosid yang dapat dipakai pada hepatitis B kronik adalah Famciclovir dan emtericitabine (FTC). Indikasi terapi autivirus,. Terapi antivirus dianjurkan untuk pasien hepatitis B kronik dengan ALT > 2 x nilai normal tertinggi dengan DNA VHB positif. Untuk ALT < 2 x nilai normal tertinggi tidak perlu terapi antivirus. Terapi antivirus untuk hepatitis B kronik dengan konsentrasi ALT normal atau hampir normal. Kebanyakan ahli berpendapat bahwa untuk hepatitis B kromk dengan konsentrasi ALT normal tidak diperlukan pemberian terapi antivirus walaupun didapatkan DNA VHB titer tinggi atau HBeAg positif. Beberapa ahli menyatakan babv/a pads kasus-kasus seperti di atas, yang pada biopsi hati didapatkan gambaran biopsi yang sangat aktif apalagi bila disertai fibrosis berat perlu diberikan terapi anti VIRUS. IFN atau analog nukleosid Untuk ALT 2-5 kali nilai tertinggi dapat diberikan Lamivudin 100 mg tiap hari atau IFN 5 MU 3x seminggu. Ifotuk ALT > 5 x nilai normal tertinggi dapat diberikan lamivudin 100 mg tiap hari. Pemakaian EFN tidak dianjurkan. Gabu ngan anta ralF N dan nukl eosi d. Untu k meni ngka tkan khas iat mono tera pi IFN dan mono tera pi lami vudi n tela h dila kuka n pene liti an yang memb andi ngka n pema kaia n mono tera pi deng an PEG inte rfer on, mono tera pi deng an lami

description

Hepatitis B

Transcript of Hepatitis B 7

HEPATITIS B KRONIK

659

mendapat terapi lamivudin perlu dilakukan monitoring seksama setelah pengobatan dihentikan. Pada kekambuhan dengan gejala berat lamivudin diberikan kembali. Perhatian khusus perlu dilakukan untuk pasien-pasien yang sebelum terapi Lamivudin sudah menderita dekompensasi.2.Adefovir dipivoksil. Adefovir dipivoksil adalah suatuuukleosid oral yang menghambat enzim reversetranscriptase. Mekanisme khasiat adefovir hampir samadengan lamivudin. Penelitian menunjukkan bahwapemakaian adefovir dengan dosis 10 atau 30 mg tiap hariselama 48 minggu menunjukkan perbaikan Knodellnecroinflammatory score sedikitnya 2 poin. Juga terjadipenurunan konsentrasi DNA VHB, penurunan konsentrasiALT serta serokonversi HBeAg.Walaupun adefovir dapat juga dipakai untuk terapi tnnggai primer, namun karena alasan ekonomik dan efek samping adefovir, maka pada saat ini adefovir baru dipakai pada kasus-kasus yang kebal terhadap lamivudin. Dosis yang dianjurkan aaaiah 10 mg tiap hari. Sampai sekarang kekebalan terhadap adefovir belum pernah dilaporkan. Salah satu hambatan utama dalam pemakaian adefovir adalah toksisitas pada ginjal yang sering dijumpai pada dosis 30 mg atau lebih.Keuntjngan dan kerugian adefovir. Keuntungan penggunaan adefovir adalah jarangnya terjadi kekebalan. Dengan demikian obat ini merupakan obat yang ideal untuk terapi hepatitis B krcnik dengan penyakit hati yang parah. Kerugiannya adalah harga yang lebih mahal dan masih kurangnya data mengenai khasiat dan keamanan dalam jangka yang sangat panjang.3.AnaJog nukleosid yang lain. Berbagai macam analognukleosid yang dapat dipakai pada hepatitis B kronikadalah Famciclovir dan emtericitabine (FTC).Indikasi terapi autivirus,. Terapi antivirus dianjurkan untuk pasien hepatitis B kronik dengan ALT > 2 x nilai normal tertinggi dengan DNA VHB positif. Untuk ALT < 2 x nilai normal tertinggi tidak perlu terapi antivirus.Terapi antivirus untuk hepatitis B kronik dengan konsentrasi ALT normal atau hampir normal.Kebanyakan ahli berpendapat bahwa untuk hepatitis B kromk dengan konsentrasi ALT normal tidak diperlukan pemberian terapi antivirus walaupun didapatkan DNA VHB titer tinggi atau HBeAg positif. Beberapa ahli menyatakan babv/a pads kasus-kasus seperti di atas, yang pada biopsi hati didapatkan gambaran biopsi yang sangat aktif apalagi bila disertai fibrosis berat perlu diberikan terapi anti virus.IFN atau analog nukleosid Untuk ALT 2-5 kali nilai tertinggi dapat diberikan Lamivudin 100 mg tiap hari atau IFN 5 MU 3x seminggu. Ifotuk ALT > 5 x nilai normal tertinggi dapat diberikan lamivudin 100 mg tiap hari. Pemakaian EFN tidak dianjurkan.

Gabungan antaralFN dan nukleosid. Untuk meningkatkan khasiat monoterapi IFN dan monoterapi lamivudin telah dilakukan penelitian yang membandingkan pemakaian monoterapi dengan PEG interferon, monoterapi dengan lamivudin dan kombinasi antara PEG inteferon dan lamivudin pada pasien hepatitis B kronik. Ternyata gabungan antara kedua obat itu tidak lebih baik dibandingkan dengan monoterapi PEG Interferon atau monoterapi lamivudin.Lama terapi antivirus. Dalam keadaan biasa IFN diberikan sampai 6 bulan sedangkan lamivudin sampai 3 bulan setelah serokonversi HBeAg.Kriteria respons terhadap terapi antivirus. Respons terhadap antivirus (IFN ataM analog uukleosid) yang biasa dipakai adalah hilangnya DNA VHB dalam serum (nonPCR), hilangnya HBeAg dengaa atea tanpa munculnya anti-HBe (serokcnversi HBeAg), nonnalnya konsentrasi ALT serta turunnya nekroinflamasi dan tidaic adanya progresi fibrosis pada biopsi hati yaug dilakukan secara serf. Para ahli meuganjurkan standardisasi respons terhadap terapi antivirus untuk hepatitis B. Respons tersebut dfbagi menjadr respons biokimiawi (BR), respons virilogik (VR), dan respons histoiogik (HR), pada akhir terapi dan 6-12 bulan setelah terapi dihentikan.Kategori Respons Antivirus. Respons biokimiawi (BR) adalah penurunan konsentrasiALT menjadi normal. Respons virologiic (VR), iiegatifnya DNA VHB denganmetode nonamplifikasi (ifnya HBsAgWaktu Pengukuran respons antivirus. Selama terapi ALT, HBeAg dan DNA VHB (non PCR) diperiksa tiap 1 -3 bulan. Setelah terapi selesai ALT, HBeAg dan DNA VHB (nonPCR) diperiksa tiap 3-6 bulan.Pengaruh genotip VHB terhadap respons terapi antivirus.Virus Hepatitis B dikelompokkan menjadi 8 genotip (A-H). Sebagian besar genotip menunjukkan distribusi geografik yang spesifik, misainya: Eropa Barat Daya dan Amerika Utara, Asia Tenggara, Asia Timur, Mediterania, India, dan Timur Tengah.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa genotip VHB berhubungan dengan kemungkinan serokonversi HBeAg, progresi peuyakit hati, dan respons terapi antivirua. Sebagai contoh, penelitian di Taiwan menunjukkan bahwa genotip C lebih lambat dibandingkan dengan genotip B. Demikian juga kemungkinan untuk kekambuhan pada