Hidrolisis Pati
description
Transcript of Hidrolisis Pati
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidrolisis merupakan reaksi pengikatan gugus hidroksil / OH oleh
suatu senyawa. Gugus OH dapat diperoleh dari senyawa air. Hidrolisis dapat
digolongkan menjadi hidrolisis murni, hidrolisis katalis asam, hidrolisis
katalis basa, gabungan alkali dengan air dan hidrolisis dengan katalis enzim.
Sedangkan berdasarkan fase reaksi yang terjadi diklasifikasikan menjadi
hidrolisis fase cair dan hidrolisis fase uap.
Karbohidrat merupakan sumber energi kalori utama dan merupakan
sumber kalori yang murah. Jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram
karbohidrat adalah 4 Kal (kkal). Beberapa golongan karbohidrat
menghasilkan serat-serat yang berguna bagi pencernaan. Karbohidrat
mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan,
misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Dalam tubuh, karbohidrat
berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang
berlebihan, kehilangan mineral, dan membantu metabolisme lemak dan
protein, serta dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari
gliserol lemak. Sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Pati merupakan karbohidrat yang tersebar dalam tanaman terutama
tanaman berklorofil. Bagi tanaman, pati merupakan cadangan makanan yang
terdapat pada biji, batang dan pada bagian umbi tanaman. Banyaknya
kandungan pati pada tanaman tergantung pada asal pati tersebut, misalnya
pati yang berasal dari biji beras mengandung pati 50–60% dan pati yang
berasal dari umbi singkong mengandung pati 80 %.
Polisakarida mempunyai fungsi metabolik selain fungsi strukturil
dalamtumbuhan dan hewan. Pati sebagai akhir proses hotosintesa disimpan
dalam tumbuhan, sedangkan glikogen disimpan dalamhewan dan bakteri. Pati
dan glikogen adalah polimer dari D-glukosa yang terikat melalui ikatan α-
glikosidik, dengan berat molekul bervariasi dari beberapa ribu sampai jutaan.
Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang sukar
larut dalam pelarut organik tetapi larut dalam air. Berdasarkan penjelasan dan
uraian diatas, maka penting untuk melakukan praktikum dengan judul
Hidrolisis Pati dengan Asam.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum Hidrolisis Pati dengan Asam yaitu
bagaimana mengetahui pati yang terhidrolisis dengan asam ?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum Hidrolisis Pati dengan Asam yaitu untuk
mengetahui pati yang terhidrolisis dengan asam.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat pada praktikum Hidrolisis Pati dengan Asam yaitu agar dapat
mengetahui pati yang terhidrolisis dengan asam.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat merupakan komponen esensial semua organisme dan zat
yang paling banyak penyusun sel. Fungsi karbohidrat adalah sebagai sumber
energy (glukosa, pati, glikogen), membentuk struktur sel (glikoprotein), struktur
penunjang tanaman (selulosa), penyusun cangkang Crustacea (kitin), komponen
asam nukleat. Glukosa merupakan sumber utama dalam metabolisme penghasil
energi sel (Wulandari,dkk., 2012 dalam Murray, 2003).
Karbohidrat kompleks merupakan karbohidrat yang terbentuk oleh
hampir lebih dari 20.000 unit molekul monosakarisa terutama glukosa. Di dalam
ilmu gizi, jenis karbohidrat kompleks yang merupakan sumber utama bahan
makanan yang umum dikonsumsi oleh manusia adalah pati (starch). Pati yang
juga merupakan simpanan energi di dalam sel-sel tumbuhan ini berbentuk
butiran-butiran kecil mikroskopik dengan berdiameter berkisar antara 5-50 nm.
Di alam, pati akan banyak terkandung dalam beras, gandum, jagung, biji-bijian
seperti kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung di dalam
berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi (Irawan M.
Anwari, 2007).
Polisakarida disusun oleh banyak sekali molekul-molekul monisakarida.
Polisakarida dalam bahasa makanan berfungsi sebagai penguat tekstur
(selulosa, hemiselulosa, pectin dan lignin) dan sebagai sumber energy (pati,
glikogen, fruktan). Polisakarida merupakan molekul-molekul monosakarida
yang dapat berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis dengan enzim-
enzim yang spesifik keryanya (Risnoyatiningsih, 2011 dalam winarno, 1984).
Pati merupakan komponen terbesar pada tepung ubi kayu (Hidayat et al.,
2006) sehingga upaya perbaikan karakteristik tepung dapat dilakukan melalui
perabikan karakteristik patinya. Salah satu metode untuk memperbaiki
karakteristik pati adalah dengan proses pragelatinisasi parsial (Hidayati,dkk.,
2009 dalam Hidayat Beni et al., 2006).
Hidrolisis adalah proses pemecahan senyawa kompleks menjadi senyawa
sederhana dengan bantuan air. Proses hidrolisis pati dengan asam ditemukan
pertama kali oleh Kirchoff pada tahun 1812, namun produksi secara komersial
baru terlaksana pada tahun 1850. Pada proses hidrolisis sejumlah pati diasamkan
sekitar pH 2 dipanasi memakai uap di dalam suatu tangki bertekanan yang disebut
konverter sampai suhu 120-140 C. Derajat konversi yang diperoleh bergantung
pada konsentrasi asam, waktu konversi, suhu dan tekanan selama reaksi. Karena
hasil hidrolisis onggok berupa gula pereduksi, maka pengukuran kandungan gula
pereduksi tersebut dapat dijadikan alat pengontrol kualitas. Pada hidrolisis yang
sempurna, dimana pati seluruhnya dikonversikan menjadi dekstrosa. Desktrosa
Ekuivalen (DE) dari larutan tersebut diberi indeks 100, dan pati yang sama sekali
belum terhidrolisis memiliki DE 0 ( Yusrin dalam Winarno FG, 2004).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Hidrolisis Pati dengan Asam dilaksanakan pada hari Jum’at
tanggal 8 November 2013, pukul 15.00 - 17.00 WITA dan pada hari Sabtu
tanggal 9 November 2013, pukul 13.00 – 14.00 WITA . Bertempat di
laboratorium Zoologi, Fakultas matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Hidrolisis Pati dengan
Asam dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaan pada praktikum Hidrolisis Pati dengan Asam
No Nama Alat Kegunaan
1. Tabung reaksi Untuk mereaksikan larutan
2. Rak tabung reaksi Untuk meletakkan tabung reaksi
3. Spektrofotometer UV Untuk menghitung absorbansi larutan
4. Gelas ukur Tempat mengukur volume larutan
5. Pipet volume Untuk mengambil larutan dengan volume tertentu
6. Gelas kimia Untuk meletakkan tabung reaksi yang akan dipanaskan
7. Timbangan Untuk menimbang berat pati
8. Penangas air Untuk memanaskan tabung reaksi
9. Pipet tetes Untuk mrngambil larutan dalam jumlah kecil
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum Hidrolisis Pati dengan Asam
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum Hidrolisis Pati dengan Asam
No Nama Bahan Kegunaan
1. Pati Sebagai bahan yang dihidrolisis
2. Aquadest Untuk melarutkan pati
3. HCl 4 M Untuk menghidrolisis pati
4. K2HPO4 1M Untuk menghidrolisis pati
5. Reagen nelson A Untuk menghidrolisis pati
6. Reagen nelson B Untuk menghidrolisis pati
7. Reagen arsenomolibdat Untuk menghidrolisis pati
C. Prosedur kerja
Prosedur kerja pada praktikum Hidrolisis Pati dengan Asam yaitu
sebagai berikut :
- Melarutkan dalam 10 mL aquades
- Menambahkan 5 mL HCl 4 M- Mengocok hingga larutan homogen
- Memasukkan ke dalam tabung berisi 2,5 mL K2HPO4 1 M
- Mencampurkan dan mengencerkan sampai 10 mL dengan aquades
-
- Menyimpan pada boiling water bath dengan ketentuan waktu 10, 20, 30, dan 40 menit
Pipet 5 mL Larutan
Pipet 0,5 mL Larutan
Hasil Pengamatan
Sisa Larutan Pati - HCl
Pipet 0,5 mL Larutan
0,5 gram Pati
-
- Memasukan ke dalam tabung reaksi yang berisi 2,5 mL K2HPO4 1 M
- Mencampur dan mengencerkan sampai 10 mL dengan aquades
Larutan Blanko : 0,5 mL H2O + 2,5 mL K2HPO4 1 M + 7 mL H2O
- Menambahkan 1 mL reagen nelson A dan B pada masimg-masing tabung
- Menyimpan pada boiling water bath selama 20 menit
- Mendinginkan - Menambahkan 1 mL reagen
arsenomolibdat pada masing-masing tabung tersebut
- Mengaduk- Mencatat nilai absorbansi pada 660
nm di spektrofotometer
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
Tabung VTabung IVTabung II Tabung IIITabung I
Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum Hidrolisis Pati dengan Asam adalah
sebagai berikut:
Tabel 3. Tahapan hidrolisis pada praktikum Hidrolisis Pati dengan Asam
Tabung Jenis Perlakuan
Hasil pengamatan
Sebelum Sesudah
Tabung I
0,5 mL H2O + 2,5 mL K2HPO4 1 M + 7 mL H2O dipanaskan selama 20 menit didinginkan dibaca nilai absorbansi pada 660 nm di spektrofotometer (Larutan Blanko)
Keterangan :
Larutan Bening
Keterangan :
Larutan Bening
Tabung II
0,5 gram pati + 10 mL aquades pipet 5 mL larutan + 5 mL HCl 4 M
pipet 5 mL larutan + 2,5 mL larutan K2HPO4 1 M + 7 mL aquades (Perlakuan kontrol)
Keterangan :
Larutan berwarna biru muda
Keterangan :
Larutan bening
Tabung III
0,5 gram pati + 10 mL aquades pipet 5 mL larutan + 5 mL HCl 4 M
pipet 5 mL larutan + 2,5 mL larutan K2HPO4 1 M + 7 mL aquades
disimpan pada boiling water bath selama 10 menit didinginkan + 1 mL reagen nelson a dan b
dipanaskan selama 20 menit di dinginkan + 1 mL reagen arsenomolibdat diaduk
dibaca nilai absorbansi pada 660 nm di spektrofotometer
Keterangan :
Larutan berwarna biru muda
Keterangan :
Larutan bening
Tabung IV
0,5 gram pati + 10 mL aquades pipet 5 mL larutan + 5 mL HCl 4 M
pipet 5 mL larutan + 2,5 mL larutan K2HPO4 1 M + 7 mL aquades
disimpan pada boiling water bath selama 20 menit didinginkan + 1 mL reagen nelson a dan b
dipanaskan selama 20 menit di dinginkan + 1 mL reagen arsenomolibdat diaduk
dibaca nilai absorbansi pada 660 nm di spektrofotometer
Keterangan :
Larutan berwarna biru muda
Keterangan :
Larutan bening
Tabung V
0,5 gram pati + 10 mL aquades pipet 5 mL larutan + 5 mL HCl 4 M pipet 5 mL larutan + 2,5 mL larutan K2HPO4 1 M + 7 mL aquades disimpan pada boiling water bath selama 30 menit didinginkan + 1 mL reagen nelson a dan b dipanaskan selama 20 menit di dinginkan + 1 mL reagen arsenomolibdat diaduk dibaca nilai absorbansi pada 660 nm di spektrofotometer
Keterangan :
Larutan berwarna biru pekat
Keterangan :
Larutan bening
Tabung VI
0,5 gram pati + 10 mL aquades pipet 5 mL larutan + 5 mL HCl 4 M
pipet 5 mL larutan + 2,5 mL larutan K2HPO4 1 M + 7 mL aquades
disimpan pada boiling water bath selama 40 menit
didinginkan + 1 mL reagen nelson a dan b dipanaskan selama 20 menit di dinginkan + 1 mL reagen arsenomolibdat diaduk dibaca nilai absorbansi pada 660 nm di spektrofotometer
Keterangan :
Keterangan :
Larutan bening
Tabel 4. Pengukuran Nilai Absorbansi
No.
Perlakuan Nilai Absorbansi
1. Larutan Blanko 0,000
2. 0 menit 0,211
3. 10 menit 0,258
4. 20 menit 0,274
5. 30 menit 0,251
6. 40 menit 0,249
Kurva Nilai Absorbansi :
1. Tabung I
2. Tabung II
3. Tabung III
4. Tabung IV
5. Tabung V
Kurva Keseluruhan Tabung
B. Pembahasan
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,
hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama
karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat
yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil
proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh
tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas,
kontraksi jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas
fisik seperti berolahraga atau bekerja.
Pati merupakan zat gizi penting dalam diet sehari-hari. Menurut
greenwold dan munro (1979) sekitar 80% kebutuhan energi manusia didunia
oleh karbohidrat. Karbohidrat ini dapat dipenuhi dari sumber seperti biji-
bijian (jagung, padi, gandum), umbi-umbian (ubi kayu, ubi jalar, kentang)
dan batang (sagu) sebagai tempat penyimpanan pati yang merupakan
cadangan makanan bagi tanaman.
Pati yang juga merupakan simpanan energi di dalam sel-sel tumbuhan
ini berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan berdiameter berkisar
antara 5-50 nm. Di alam, pati akan banyak terkandung dalam beras, gandum,
jagung, biji-bijian seperti kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga
terkandung di dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang
atau ubi.
Pengamatan kali ini menggunakan sisa pati pada praktikum
sebelumnya, dilakukan untuk menghidrolisis karbohidrat menggunakan HCl
2N. berdasarkan teori bronsted lowry, dikatakan bahwa hidrolisis merupakan
proses protolisis yang melibatkan molekul air dan proteolit lemah yang
bermuatan.
Perlakuan pertama hidrolisis pati ubi kayu dilakukan dengan asam,
yakni larutan HCl 4 M. HCl yang merupakan asam kuat akan cenderung
memberikan proton jika dilarutkan dalam air, sehingga asam ini akan berubah
seluruhnya menjadi basa pasangannya/konjugat. Dalam praktek yang dilakukan
larutan pati ditambahkan HCl dan dipanaskan dengan waktu 10 menit pada tiap
tabung sehingga waktu yang diperoleh sekitar 40 menit. Larutan asam HCl
akan menghidrolisis pati melalui proses pemotongan rantai, hasil
pemotongannya adalah campuran dekstrin, maltosa dan glukosa.
Pati yang telah terhidrolisis dengan asam ini kemudian ditambahkan
dengan reagen arsenomolibdat. Penggunaan reagen arsenomolibdat ini
dimaksudkan agar terbentuk senyawa kompleks yang akan memudahkan
pengukuran absorbansi larutan melalui instrumen spektrofotometer UV. Dari
perlakukan ini terjadi perubahan pada larutan dimana larutan yang semulanya
bening berubah menjadi warna biru muda.
Warna biru muda yang dihasilkan merupakan reaksi antara reagen dan
panjang rantai pati hidrolisat. Molekul reagen tersebut akan dikurung oleh 6
satuan glukosa pada rantai heliks pada pati hidrolisat. Semakin panjang rantai
pati hidrolisat maka akan semakin biru warna larutan.
Grafik antara konsentrasi maltosa dan absorbansi diperoleh persamaan
regresi linear, sehingga dapat ditentukan kadar glukosa hasil hidrolisis dengan
asam untuk masing-masing variasi waktu pemanasan. Untuk perlakuan tanpa
pemanasan diperoleh absorbansi larutan paling tinggi yaitu 0,274 sehingga
berdasarkan perhitungan melalui persamaan regresi dari kurva standar
diperoleh kadar paling tinggi pula yaitu nilai tinggi kurva 35 pada tabung 3.
Nilai absorbansi pada perlakuan yang dilihat pada tabel menunjukan
bahwa nilai Absobansi tertinggi pada perlakuan dengan waktu 20 menit, hal
ini disebabkan oleh terjadinya kesetimbangan pada larutan tersebut karena
dapat dilihat dari tabel pada waktu 0,10 – 20 menit nilai absorbs terus
meningkat sementara pada perlakuan 30-40 menit nilai absorbansi semakin
menurun.
Hidrolisis dengan menggunakan asam menghasilkan pati yang
strukturnya lebih renggang, sehingga air lebih mudah menguap pada waktu
pengeringan. Struktur pati yang agak rapat akan lebih tinggi daya ikat airnya
dan terjadi pemutusan ikatan hidrogen pada rantai linier, serta berkurangnya
daerah amorf yang mudah. Suspense pati dalam air dipanaskan dalam suhu
gelatinasi air akan dimasuki air. Suhu awal gelatinasi adalah saat terjadinya
pembekuan granula pati sewaktu suhu dinaikkan. Suspensi pati dapat
dihidrolisis dengan penambahan asam encer. Selama pemanasan granula pati
akan mengembang dan akan terjadi penekanan antar granula, sehingga
viskositas pati akan naik. Hidrolisis dihentikan setelah dicapai kekentalan
yang diinginkan. Pati yang termodifikasi asam dibuat dengan mengontrol
hidrolisis pati dengan asam dalam suatu suspensi.
Metode ini memiliki kelemahan yakni glukosa yang dihasilkan relatif
kecil jumlahnya dan juga tidak ramah lingkungan. Proses hidrolisis
menggunakan katalis asam juga memerlukan suhu yang sangat tinggi agar
hidrolisis dapat terjadi. Berdasarkan kelemahan tersebut proses hidrolisis
pati menggunakan asam jarang digunakan.
V. PENUTUP
A. Kesiimpulan
Kesimpulan dalam praktikum Hidrolisis Pati dengan Asam adalah
Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan penambahan asam seperti HCl disertai
pemanasan pada suhu tinggi serta penambahan KH2PO4.
B. Saran
Saran yang dapat diajukan dalam praktikum ini yaitu sebaiknya dalam
pelaksanaan praktikum sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Endah Wulandari, Tami Idiyanti, Ernawati Sinaga, 2012, Limbah Molas : Pemanfaatan sebagai Sumber Karbohidrat untuk Perkembangbiakan Mikroorganisme, Valensi 02 (05), Hal: 82.
Hidayat Beni, Kalsum Nurbani, Surfiana, 2009, Karakterisasi Tepung Ubi Kayu Modifikasi yang Diproses Menggunakan Metode Pragelatinisasi Parsial, Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian 14 (02), Hal:149.
Hidayat B, Widodo YR, Wirawati CU, 2006, Pengaruh Jenis Ubi Kayu terhadap Karakteristik Tepung Ubi Kayu (Cassava Flour) yang Dihasilkan,
Laporan Penelitian Hibah Kompetisi Pemda Propinsi Lampung Tahun Anggaran 2006.
Irawan M. Anwari, 2007, Polton Sports Sciencce and Performance Lab, Karbohidrat, Sports Science Brief 01 (03), Hal: 02-03.
Murray RK, Granner DK dan Rodwell VW, Harper’s illustrated Biochemistry, 27 th edition, United Stated : McGraw-Hill. 2003, Hal:14.
Risnoyatiningsih Sri, 2011, Hidrolisis Pati Ubi Jalar Kuning menjadi Glukosa secara Enzimatis, Jurnal Tehnik Kimia, 05 (02), Hal: 418.
Winarno, 1995, Enzim Pangan, Gramedia Utama, Jakarta.
Yusrin, 2010. proses hidrolisis onggok dengan variasi asam Pada pembuatan ethanol.
LAPORAN BIOKIMIA
PRAKTIKUM II
HIDROLISIS PATI DENGAN ASAM
OLEH :
NAMA : EFIS AMALIA
STAMBUK : F1D1 12 050
KELOMPOK : VII (TUJUH)
ASISTEN PEMBIMBING : RAHMATAN JUHAEPA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013