HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi...

120
HUBUNG MENGIKU PERILAKU S DS. T D S JURU FAKULTA INSTIT GAN KEAKTIFAN IBU-IBU DA UTI PENGAJIAN AN-NUR DE SOSIAL MASYARAKAT DSN. TIMPIK,KEC.SUSUKAN, KAB SEMARANGTAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh Sutarmi NIM 11111121 USAN PENDIDIKAN AGAMA ISLA AS TARBIYAH DAN ILMU KEGUR TUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAI SALATIGA 2016 ALAM ENGAN GENENG, B. AM RUAN IN)

Transcript of HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi...

Page 1: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU

MENGIKUTI PENGAJIAN AN

PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT DSN. GENENG,

DS. TIMPIK,KEC

Diajukan untuk Memperoleh

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU-IBU DALAM

MENGIKUTI PENGAJIAN AN-NUR DENGAN

PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT DSN. GENENG,

DS. TIMPIK,KEC.SUSUKAN, KAB.

SEMARANGTAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

Sutarmi

NIM 11111121

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

IBU DALAM

NUR DENGAN

PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT DSN. GENENG,

SUSUKAN, KAB.

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

Page 2: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT
Page 3: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU

MENGIKUTI PENGAJIAN AN

PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT DSN. GENENG,

DS. TIMPIK,KEC

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

i

HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU-IBU DALAM

MENGIKUTI PENGAJIAN AN-NUR DENGAN

PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT DSN. GENENG,

DS. TIMPIK,KEC.SUSUKAN, KAB.

SEMARANGTAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

Sutarmi

NIM 11111121

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

IBU DALAM

NUR DENGAN

PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT DSN. GENENG,

SUSUKAN, KAB.

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

Page 4: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

ii

Page 5: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

iii

Page 6: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

iv

Page 7: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

v

Page 8: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

vi

MOTTO

Artinya : “ Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan

kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu

kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah.

Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu

kerjakan”. Q.S.Al-Baqarah 110.

Page 9: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

Kedua orang tuaku yang sangat aku hormati dan cintai ( Bpk Purwanto &

Ibu Jumiyem) atas semua yang telah diberikan selama ini, juga untuk

setiap do‟a yang dengan tulus diberikan, semoga Allah meridhai. Tanpa

mereka penulis tidak bisa menjadi seperti sekarang ini.

Untuk suamiku yang selalu sabar membimbing serta memberi semangat

terima kasih atas doa serta semangatnya.

Untuk adikku serta ponakan-ponakanku, terima kasih untuk semangat

serta doanya.

Tak lupa kepada seluruh teman- temanku PAI angkatan 2011, keluarga

besar MENWA 953 Kalimosodo, PPL MTS Aswaja, KKN di Payungan,

serta teman- temanku semua yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu,

terimakasih untuk persahabatan yang tak tergantikan ini.

Page 10: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

viii

KATAPENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb

Pujisyukurpenulispanjatkankehadirat Allah SWT,

atasrahmatdanhidayah-

Nyasehinggapenulisdapatmenyelesaiknaskripsiini.Shola

watdansalamsemogasenantiasatercurahkepadaNabi

Muhammad SAW yang

telahmenerangiduniadengankesempurnaan agama islam,

semogapadaakhirkelakkitadiakuiolehumatnyadanmendapats

yafa’atnya, amin.

Skripsiinidisusununtukmemenuhisalahsatusyaratmemp

erolehgelarSarjanaPendidikan Islam (S. Pd. I.) padaInstitut

Agama Islam NegeriSalatiga.Adapunjudulskripsiiniadalah

“HubunganKeaktifanIbu-ibuDalamMengikutiPengajian AN-

Page 11: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

ix

NUR DenganPerilakuSosialdi MasyarakatDsn. Geneng

Ds.TimpikKec. SusukanKab. Semarang Tahun2016 ”.

Keberhasilanpenyusunanskripsiinitidakterlepasdariban

tuandandukungansemuapihak yang

terkait.Padakesempatanini, penulismengucapkanterimakasih

yang takterhinggakepada yang terhormat:

1. Bapak RektorInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Dr. Rahmat

Hariyadi, M.Pd.

2. BapakSuwardi, M.Pd. selakuDekanFakultasTarbiyahdanIlmuKeguruan.

3. Ketua Jurusan Studi Pendidikan Agama Islam, Siti Rukhayati, M.Ag.

4. Dosen PembimbingDra. Nur Hasanah, M.Pdatas bimbingan, arahan, dan

motivasi yang diberikan.

5. SeluruhBapakdanIbuDosen IAIN Salatiga

6. Bapak dan Ibuku (Purwanto dan Jumiyem), suami tercintaku serta anakku

Zerin yang aku sayangi, adikku dan ponakanku yang memberikan

semangat terima kasih untuk semuanya. Mereka keluarga tercintaku yang

selalu mencurahkan pengorbanan dan memberikan doa serta motivasi yang

tiada terkira bagi keberhasilan penulis.

7. Jamaahpengajianibu-ibusetiapmalammingguyang

telahbersediamenjadiinformendalampenelitian yang dilakukanolehpenulis.

Page 12: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

x

8. Semuapihak yang tidakdapatpenelitisebutkansatupersatu yang

telahmemberikanbantuandandukungannyahinggapenelitidapatmenyelesaik

anskripsiini.

Harapanpenulissemogaamalbaikdaribeliausemuamendapatkanbalasan

yang sesuaidanmendapatkanridho Allah

SWT.Penelitisangatmenyadaribahwaskripsiinimasihjauhdari kata

sempurna.Olehkarenaitu, penelitibersediamenerimakritikdan saran yang

bersifatmembangun demi kesempurnaanskripsi.Akhirnya,

penelitiberharapsemogaskripsiinidapatbermanfaatbagipembacapadaumumnyad

anpadapenelitikhususnya.

Salatiga, 21 Maret 2016

Peneliti

Page 13: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

xi

ABSTRAK

Sutarmi. 2016. HubunganKeaktifanIbu-ibuDalamMengikutiPengajian AN-NUR

DenganPerilakuSosialMasyarakatDsn. Geneng Ds. Timpik Kec.Susukan

Kab. SemarangTahun 2016. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program

StudiPendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing:Dra. Nur Hasanah, M.Pd

Kata Kunci: KeaktifanpengajiandanPerilakuSosial

PenelitianinimembahastentangHubungankeaktifanmengikutipengajiande

nganperilakusosialpadamasyarakat.Adapuntujuandaripenelitianiniadalah 1)Untuk

mengetahui data tentang keaktifan jama’ah dalam mengikuti pengajian giliran

Desa Geneng, Kecamatan Susukan, kabupaten Semarang. 2)Untuk mengetahui

data tentang perilaku sosial jama’ah Desa Geneng, Kecamatan Susukan,

Kabupaten Semarang. 3)Untuk mengetahui tingkat hubungan keaktifan mengikuti

pengajian gilirandengan perilaku sosial jama’ah Desa Geneng.

Metode yang digunakandalampenelitianiniadalahmenggunakan

instrument penilaian yang berupaangket ,metodeobservasidanmetodedokumentasi

yang di lakukangunamemperoleh data secaralengkap

TemuandaripenelitianinimenunjukkanbahwaKeaktifan mengikuti

pengajian giliran di Dusun Geneng, Desa Timpik, Kec.Susukan, Kab.Semarang

pada kategori tinggi ada 26 responden dengan presentase 74% kemudian dalam

kategori sedang ada 7 responden dengan presentase 20% dan yang termasuk

dalam kategori kurang ada 2 responden dengan presentase 6%.Perilaku sosial

pada masyarakat di Dusun Geneng,Desa Timpik, Kec.Susukan, Kab.Semarang

pada kategori tinggi 29 responden dengn presentase 83% kemudian dalam

kategori sedang 6 responden dengan presentase 17% dan yang termasuk kategori

kurang 0 responden dengan presentasi 0%.Hubungan keaktifan mengikuti

pengajian giliran dengan perilaku sosial pada masyarakat di Dusun Geneng, Desa

Timpik, Kec.Susukan, Kab. Semarang dengan menggunakan rumus product

moment diperoleh rxy=0,436 lebih besar dari rtabel pada taraf signifikan

5%=0,334 dengan N=35. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis

nihil diterima atau dengan kata lain dapat dikatakan ada hubungan yang signifikan

antara keaktifan mengikuti pengajian giliran dengan perilaku sosial pada

masyarakat di Dusun Geneng, Desa Timpik, Kec. Susukan, Kab.Semarang tahun

2016

Page 14: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ………………………………………….. I

LEMBAR

BERLOGO

………………………………………….. ii

HALAMAN JUDUL ………………………………………….. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………….. iv

HALAMAN PENGESAHAN

KELULUSAN

………………………………………….. V

HALAMAN PERNYATAAN

KEASLIAN TULISAN

………………………………………….. vi

HALAMAN MOTTO ………………………………………….. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………….. viii

KATA PENGANTAR ………………………………………….. ix

ABSTRAK ………………………………………….. X

DAFTAR ISI ………………………………………….. xi

DAFTAR TABEL ………………………………………….. xii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………….. xv

A. LatarBelakangMasalah ………………………………………….. 1

B. RumusanPenelitian ………………………………………….. 5

C. TujuanPenelitian ………………………………………….. 5

D. HipotesisPenelitian ………………………………………….. 6

E. ManfaatPenelitian ………………………………………….. 6

F. DefinisiOperasional ………………………………………….. 7

G. MetodePenelitian ………………………………………….. 11

1. Pendekatandanjenispenel ………………………………………….. 11

Page 15: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

xiii

itian

2. LokasiWaktuPenelitian ………………………………………….. 12

3. Penelitian sample

a. Sample dan Teknik

Sample

4. ProsedurPengumpulan

Data…………………13

………………………………………….. 12

a. Metodeangket ………………………………………….. 14

b. MetodeObservas

i

………………………………………….. 14

c. Dokumentasi ………………………………………….. 15

d. Teknis Analisis Data ………………………………………….. 15

H. SistematikaPenulisanSkri

psi

………………………………………….. 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………..

A. KeaktifanPengajian ………………………………………….. 18

1. PengetianKeaktifanPeng

ajian

………………………………………….. 18

2. DasarPengajian ………………………………………….. 21

3. TujuanMengikutiPengaji

an

………………………………………….. 22

4. PerananPengajian. ………………………………………….. 24

5. MateriPengajian ………………………………………….. 25

Page 16: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

xiv

6. Metode yang Digunakan ………………………………………….. 26

7. BentukPengajian ………………………………………….. 27

B. PerilakuSosial ………………………………………….. 30

1. PengertianPerilakuSosial ………………………………………….. 30

2. Factor-

faktorPembentukPerilak

uSosial

………………………………………….. 34

3. Bentuk Dan

JenisPerilakuSosial

………………………………………….. 39

4. DimensiSosialKemasyar

akatan

………………………………………….. 44

C. HubunganKeaktifanMeng

ikutiPengajianDengan

PerilakuSosial

…………………………………………..

48

BAB III HASIL PENELITIAN …………………………………………..

A. GambaranUmumLokasi

Dan SubjekPenelitian

………………………………………….. 50

B. KeadaanGeografisDesaTi

mpik

………………………………………….. 50

C. Kependudukan ………………………………………….. 51

D. SaranaPendidikan ………………………………………….. 51

E. Sarana Dan

prasaranaPemerintah

………………………………………….. 52

F. PerangkatDesa ………………………………………….. 52

Page 17: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

xv

G. Visi Dan Misi ………………………………………….. 53

H. SubjekPenelitian ………………………………………….. 54

I. StrukturOrganisasi ………………………………………….. 54

J. PelaksanaanPengajian ………………………………………….. 55

K. LaporanHasilAngket ………………………………………….. 55

L. Penyajian Data ………………………………………….. 57

BAB IV ANALISIS DATA

A. AnalisisDeskriptif ………………………………………….. 63

B. AnalisisKedua ………………………………………….. 75

C. UjiHipotesis ………………………………………….. 78

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………….. 80

B. Saran ………………………………………….. 81

C. Penutup ………………………………………….. 81

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

Page 18: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

xvi

DAFTARTABEL

Tabel 3.1 Data penguruspengajian di Dsn.Geneng, Ds. Timpik,

Kec.Susukan, Kab.Semarang………………………………..

54

Tabel 3.2 Data anggotajamaahpengajianibu-ibu…………………….. 55

Tabel 3.3 Rekapitulasijawabanangket variable keaktifan

mengikutipengajian………………………….......................

58

Tabel 3.4 Rekapitulasijawabanangket variable

perilakusosial………………………………………………

………...

60

Tabel 4.1 Skorjawabanreponden variable tingkatkeaktifan

mengikutipengajian ………………………………………...

64

Tabel 4.2 Hasilskorkeaktifanmengikutipengajian di Dsn.Geneng,

Ds.Timpik, Kec.Susukan, Kab.Semarang…………………...

65

Tabel 4.3 Tabelkerjadistribusifrekuensi variable keaktifan

Mengikutipengajian……………………………...................

67

Tabel 4.4 Tabelnilai interval variable X (Keaktifan)…………............. 69

Tabel 4.5 DistribusifrekuensinilaiangketKeaktifan…………............ 69

Tabel 4.6 Skorjawabanresponden variable

PerilakuSosialpadaMasyarakat………………………………

…..........................

70

Tabel 4.7 Hasilskor variable PerilakuSosialpadaMasyarakat……….. 71

Tabel 4.8 Tabelkerjadistribusi variable

PerilakuSosialpadaMasyarakat………………………………

…………………..

72

Page 19: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

xvii

Tabel 4.9 Tabelnilai interval variable Y (PerilakuSosial)……............. 74

Tabel 4.10 DistribusifrekuensinilaiangketPerilakuSosialpadaMasyarakat

…………………………………………………..

75

Tabel 4.11 TabelKerjaproduct

MomentKorelasiantarakeaktifanmengikutipengajian (X)

denganperilakusosialpadamasyarakat

(Y)………………………………………………

76

Page 20: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di era zaman globalisasi ini manusia selalu melakukan perubahan

dalam kehidupannya. Perubahan itu dikarenakan banyaknya kebutuhan

ataupun keinginan dari diri sendiri maupun orang lain. Semakin besar

keinginan ataupun kebutuhan seseorang maka akan semakin besar pula

perubahan yang terjadi pada diri seseorang. Perubahan-perubahan itu akan

berdampak pada sifat dan tingkah laku seseorang terhadap diri sendiri

ataupun lingkungannya.

Dampak dari perubahan itu ada yang bersifat positif dan ada yang

negatif. Dari masing-masing dampak itu akan mengalami perubahan yang

akan menyebabkan keuntungan dan ada pula yang merasa dirugikan. Yang

menguntungkan yaitu dampak positif semakin banyaknya penemuan

dalam bidang teknologi yang dapat mempermudah setiap pekerjaan

manusia. Dengan adanya teknologi akan mempermudah manusia untuk

menyelesaikan tugas dan juga pekerjaan akan terasa lebih ringan jika

dikerjakan dengan teknologi. Sedangkan contoh dampak negatif antara

lain, banyaknya pengangguran dikarenakan pekerjaan manusia sudah

banyak dikerjakan oleh mesin, kurangnya pendidikan baik formal atau

informal yang mengakibatkan rusaknya prilaku sosial pada seseorang.

Page 21: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

2

Setiap manusia memiliki moral yang berbeda –beda. Dari sinilah

adanya manusia yang bersifat baik dan ada yang tidak baik. Tingkah laku

manusia yang tidak baik akan berdampak bagi orang lain dan dirinya

sendiri. Tingkah laku yang tidak baik dapat membuat orang lain ataupun

lingkungan sekitar merasa dirugikan ataupun merasa tidak nyaman dengan

adanya perilaku orang tersebut yang dapat merugikan kenyamanan orang

lain. Semua itu adalah dampak dari perubahan zaman ke zaman.

Untuk mengantisipasi dampak-dampak negatif dari perubahan

zaman, hal yang perlu dilakukan adalah memberikan pengarahan

pendidikan atau pembinaan dalam segi kerohanian atau keagamaan, agar

dapat mencegah dampak negatif dari perubahan zaman.

Pendidikan dan pengarahan ini tidak hanya untuk anak dalam usia

pendidikan tapi harus dilakukan untuk anak-anak remaja atau orang

dewasa seperti diadakannya kultum, ada juga kegiatan pengajian rutin tiap

satu minggu sekali, diadakan jamaah yasinan, dan masih banyak lagi yang

dapat lakukan untuk memperbaiki perilaku sosial di lingkungan kita

sendiri.

Untuk mengantisipasi hal serupa perlu diadakannya pembinaan

pengetahuan di bidang agama yang dapat meredam sikap emosional yang

berdampak pada dekadensi moral. Untuk mengatasi gejala tersebut, maka

pendidikan agama dan kegiatan-kegiatan yang bernuansa keagamaan

secara umum adalah hal yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan

Page 22: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

3

jiwa manusia dan membentuk kepribadian yang baik dan mulia, terutama

pendidikan dan kegiatan-kegiatan yang bernuansa Islam.

Pendidikan mempunyai arti yang sangat luas dalam kehidupan

bermasyarakat. Untuk membentuk manusia yang memiliki peradaban dan

budaya tinggi. Tinggi atau rendahnya kebudayaan suatu masyarakat, maju

atau mundurnya tingkat suatu masyarakat dan negara sebagian besar

tergantung kepada pendidikan dan pengajaran yang diberikan(M.Ngalim

Purwanto,1992:36).

Pendidikan Islam seperti kegiatan pengajian majelis ta’lim dapat

dijadikan sebagai wadah pembentuk jiwa dan kepribadian yang agamis

sekaligus berfungsi sebagai stabilitator dalam seluruh gerak aktifitas

manusia maka selayaknya kegiatan-kegiatan yang bernuansa Islam

mendapat perhatian dan dukungan dari masyarakat, sehingga tercipta

insan-insan yang memiliki keseimbangan potensi dari segi intelektual

maupun mental spiritual sekaligus memiliki kepribadian yang Islami

dalam menghadapi perubahan zaman yang semakin global dan maju.

Hal yang demikian sejalan dengan anjuran Allah kepada manusia

untuk selalu mengajak manusia yang lain dalam melakukan kebaikan dan

memerangi kekejian dan kemungkaran, seperti yang tertuang dalam:

Page 23: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

4

Artinya: ’’ Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang

munkar, dan beriman kepada Allah. ‘’

Demikian pelaksanaan pengajian-pengajian Islam diharapkannya

mampu menjadi filter dan katalisator terciptanya perilaku sosial

masyarakat yang arif sehingga pada akhirnya mampu menciptakan sebuah

lingkungan hidup yang penuh dengan kebaikan dan kasih sayang.

Dari paparan latar belakang di atas penulis sangat tertarik untuk

mengkaji secara ilmiah pelaksanaan pengajian yang dilaksanakan secara

rutin oleh warga masyarakat Dsn Geneng Ds Timpik, Kecamatan Susukan,

Kabupaten Semarang tahun 2015, beserta hubungannya dengan perilaku

sosial masyarakat desanya. Oleh karena itu, skripsi yang peneliti susun

berjudul: ‘’HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU-IBU DALAM

MENGIKUTI PENGAJIAN AN-NUR DENGAN PERILAKU SOSIAL

MASYARAKAT DSN.GENENG, DS.TIMPIK, KEC.SUSUKAN,

KAB.SEMARANG TAHUN 2015’’.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat

mengambil suatu pokok masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana keaktifan ibu-ibu pengajian AN-NUR Dsn.Geneng,

Ds.Timpik, Kec.Susukan, Kab.Semarang?

2. Bagaimana perilaku sosial ibu-ibu pengajian Dsn.Geneng, Ds.Timpik,

Kec.Susukan, Kab.Semarang?

Page 24: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

5

3. Adakah hubungan keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti pengajian AN-

NUR dengan perilaku sosial ibu-ibu Dsn.Geneng, Ds.Timpik,

Kec.Susukan, Kab.Semarang Tahun 2015?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang dicapai dari penelitian ini antara lain adalah:

1. Untuk mengetahui keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti pengajian AN-

NUR Dsn.Geneng, Ds.Timpik, Kec. Susukan, kabupaten Semarang.

2. Untuk mengetahui perilaku sosial ibu-ibu AN-NUR Dsn Geneng,

Ds.Timpik, Kec.Susukan, Kab.Semarang.

3. Untuk mengetahui hubungan keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti

pengajian giliran AN-NUR dengan perilaku sosial ibu-ibu

Dsn.Geneng, Ds.Timpik, Kec.Susukan, Kab.Semarang.

D. Hipotesis Penelitian

Kata hipotesis penelitian berasal dari dua kata, yaitu “hypo”

artinya “di bawah” dan “thesa” artinya “ kebenaran”. Hipotesis adalah

jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai

terbukti melalui data permasalahan yang terkumpul (Suharsini Arikunto

1998: 67 ).

Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar atau

mungkin salah, dia akan ditolak jika salah satu palsu dan akan diterima

jika fakta-fakta membenarkan (Hadi,1981: 63). Kebenarannya perlu diuji

Page 25: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

6

dengan fakta, ukuran atau dasar-dasar pemikiran tertentu untuk kemudian

diterima atau ditolak atau masih diuji lagi.

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada

hubungan positif antara keaktifan mengikuti pengajian dengan perilaku

sosial jama’ah Dsn Geneng, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang

Hubungan Keaktifan Ibu-ibu Dalam Mengikuti Pengajian AN-NUR

dengan Perilaku Sosial Jama’ah Dsn.Geneng, Kecamatan Susukan,

Kabupaten Semarang serta memberikan manfaat secara praktis dan

teoritis.

1. Secara Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan.

b. Menambah khasanah keilmuan khususnya dalam bidang penelitian

lapangan.

c. Memberikan sumbangan pemikiran sebagai solusi atas masalah

yang dihadapi masyarakat.

2. Secara praktis

a. Dengan penelitian ini diharapkan ibu-ibu jamaah pengajian

bertambah keaktifannya dalam mengikuti pengajian sehingga

perilaku beragamanya tambah baik.

Page 26: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

7

b. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti

mengenai manfaat mengikuti pengajian. Bagi masyarakat dengan

adanya jamaah pengajian giliran ibu-ibu bisa menambah wawasan

keagamaan bagi ibu-ibu dan masyarakat pada umumnya.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kemungkinan penafsiran yang berbeda dalam

penggunaan kata pada judul penelitian ini perlu adanya penjelasan

beberapa istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel penelitian.

Istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Hubungan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998:179)

hubungan adalah korelasi timbal balik atau sebab akibat. Sedangkan

pengertian hubungan adalah sebuah penelitian kuantitatif adalah salah

satu teknik statistik yang di gunakan untuk mencari korelasi antara

dua variabel atau lebih yang sifatnya kuantitatif (Arikunto, 1998:55)

2. Keaktifan

Keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya giat (bekerja,

berusaha), keaktifan adalah kegiatan atau kesibukan. Keaktifan berarti

usaha yang dilandasi ketekunan untuk mencapai tujuan yang

diharapkan (Depdikbud, 1998: 19).

Page 27: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

8

3. Pengajian

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (1998: 491),

Pengajian adalah pengajaran (Agama Islam), menanamkan norma

agama melalui pengajian dan dakwah.

Secara leksial istilah pengajian berarti ajaran, pelajaran,

pembacaan Al Qur’an, penyelidikan pelajaran Agama Islam yang

mendalam (Poerwadarminto, 2006: 433). Dalam penelitian ini istilah

pengajian di artikan sebagai kegiatan belajar agama Islam secara non

formal dalam masyarakat yang di lakukan 1 minggu sekali pada

malam minggu.

4. Masyarakat

Menurut Bambang Rudito (2003: 5) masyarakat (sebagai

terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk

sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian

besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam

kelompok tersebut. Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam

bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah

suatu jaringan hunungan-hubungan antar enitas-enitas. Masyarakat

adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu

sama lain). Umumnya istilah masyarakat digunakan untuk mengacu

sekelompok orang lain yang hidup bersama dalam komunitas yang

teratur.

Page 28: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

9

Guna memberikan panduan khusus terhadap arah penelitian,

maka peneliti merasa perlu untuk memberikan indikator-indikator dari

setiap variabel penelitian yang diajukan.

Indikator keaktifan mengikuti pengajian giliran AN-NUR

antara lain:

a. Datang tepat waktu

b. Aktif dalam mengikuti pengajian

c. Mengikuti semua kegiatan pengajian dari awal sampai akhir

d. Selalu mendengarkan pengajian dengan seksama (membaca

diba’).

e. Memberi masukan dan saran masing-masing jama’ah.

5. Perilaku Sosial

Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap

lingkungan (Depdiknas, 2007: 859). Menurut Hasan Langgulung

(1985: 19) perilaku adalah segala aktifitas yang dapat diamati, artinya

semua aktifitas yang dapat ditangkap oleh panca indra. Sosial berarti

berkenan dengan orang lain atau masyarakat ( Depdiknas,2007:

1085).

Perilaku sosial adalah reaksi seseorang dalam perjalinan

secara harmonis dengan lingkungan sosial atau masyarakat (Chaplin,

1989: 19). Bentuk interaksi sosial dalam berinteraksi dengan

masyarakat dibagi menjadi dua yaitu, perilaku positif dan perilaku

negatif seperti egoisme, prasangka sosial, terhadap sesama dan

Page 29: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

10

lingkungan (Ahmadi, 2000. 34). Dalam hal ini, penulis membatasi

perilaku sosial pada perilaku positif dilingkungan.

Berdasarkan urian teori di atas maka dapat disimpulkan

bahwa perilaku sosial adalah perbuatan dan tingkah laku individu

yang muncul dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan

keluarga ataupun dalam lingkungan masyarakat.

Kebanyakan perilaku merupakan kebiasaan yang tidak

terfikirkan ketika situasi yang mendorongnya sering terjadi dalam

pengalaman. Perilaku yang memerlukan pilihan secara sadar yang

dilandaskan pada petunjuk yang jelas bagaimana cara memilihnya,

merupakan perilaku institusional.

Adapun indikator dari perilaku sosial adalah sebagai berikut:

a. Tolong menolong

b. Menghargai dan menghormati orang lain

c. Kasih sayang terhadap sesama

d. Toleransi

e. Mau menerima dan memberi saran

f. Sopan santun dalam bergaul.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian memerlukan suatu cara pendekatan yang tepat untuk

memperoleh data yang akurat untuk itu diperlukan adanya suatu

metode penelitian. Untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif

Page 30: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

11

tentang permasalahan yang dikaji penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif lebih menekankan pada

penelitian deskriptif melibatkan pengumpulan data untuk menguji

hipotesis yang berkaitan dengan status dan kondisi objek yang diteliti

pada saat dilakukan penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan dalam pembahasan ini adalah

deskriptif, yaitu berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasi apa

yang ada mengenai kondisi atau hubungan yang ada. Data deskriptif

dikumpulkan melalui angket dan observasi.

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah

pendekatan studi korelasional. Sedangkan penelitian ini adalah

penelitian deskriftif, karena penelitian ini mendeskrifsikan fenomena

hubungan yang ada antara keaktifan mengikuti pengajian dengan

perilku sosial ibu-ibu jama’ah pengajian. Hal ini senada dengan apa

yang diungkapkan oleh Zuhriah (2007:47) bahwa penelitian deskriptif

adalah penelitian yang menjelaskan fakta, fenomena, dan situasi nyata

secara sistematis dan akurat.

Penelitian deskriptif termasuk dalam kategori penelitian

kuantitatif yang dimaksudkan untuk mengangkat fakta, keadaan,

variabel dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dan

menyajikan apa adanya (Arikunto, 1998: 26). Dalam penelitian ini,

peneliti bermaksud meneliti mengenai hubungan antara keaktifan

mengikuti pengajian giliran AN-NUR dengan perilaku sosial ibu-ibu

Page 31: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

12

jamaah pengajian. Peneliti mencari tahu apakah ada hubungan antara

keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti pengajian AN-NUR dengan

perilaku sosial jamaah pengajian ibu-ibu Dsn.Geneng, Ds.Timpik,

Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang tahun 2015.

Penelitian ini mengarah pada studi korelasional sejajar dengan

teknik angket. Variabel yang nantinya akan diteliti bukanlah variabel

sebab akibat hasil eksperimen, melainkan hanya variabel dengan

hubungan sejajar saja. Peneliti nantinya hanya akan mencari hubungan

antara variabel x, dalam hal ini keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti

pengajian giliran AN-NUR, dengan variabel y, yaitu perilaku sosial

jamaah pengajian. Peneliti tidak akan memberikan perlakuan khusus

pada salah satu variabel, oleh karena itu penelitian ini termasuk dalam

studi korelasional sejajar.

2. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian berada di Dsn.Geneng, Ds.Timpik,

Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang.

3. Populasi dan sample

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Suharsimi

Arikunto, 1989:67). Sedangkan menurut Sumanto populasi adalah

sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi subyek penelitian dan

elemen populasi itu satuan analisis (sumanto, 1995:39). Populasi

adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki dan

Page 32: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

13

populai dibatasi sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit

mempunyai satu sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 1993: 220).

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2009: 62). Sampel yang diambil

oleh populasi harus representative. Maka harus digunakan teknik

sampling yang tepat. Penelitian ini nanti menggunakan teknik

purposive random sampling, karena sample yang diambil berdasarkan

kekhasan sifatnya. Sampelnya seluruh jumlah jama’ah yang

mengikuti pengajian giliran Dsn Geneng, Kec. Susukan, Kab.

Semarang tahun 2015.

Demikian karena jumlah keseluruhan jama’ah yang mengikuti

pengajian giliran Dsn Geneng, Kec. Susukan, Kab. Semarang tahun

2015 adalah 35 jama’ah. Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 125)

jika seorang peneliti memilki beberapa ratus obyek populasi, maka

mereka dapat menentukan besar sampel antara 25-30% dari jumlah

populasi. Di karenakan jumlah populasi dari obyek penelitian kurang

dari 100 orang, maka peneliti tidak mengambil contoh atau dalam kata

lain bahwa seluruh populasi dari jamaah pengajian ibu-ibu AN-NUR,

Dsn.Geneng, Ds.Timpik, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang

tahun 2015 yang berjumlah 35 jamaah akan menjadi obyek penelitian.

4. Prosedur Pengumpulan Data

Page 33: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

14

Adapun metode-metode yang digunakan guna memperoleh dan

mengumpulkan data yang diperlukan antara lain:

a. Metode Angket

Angket adalah instrumen pengumpulan data dengan daftar

pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban dari responden

(koencoroningrat, 1997:173). Pertanyaan tersebut berupa pertanyaan

tertulis yang disusun dan disebarkan kepada responden untuk

mendapatkan informasi atau jawaban yang berkenaan dengan keaktifan

ibu-ibu dalam mengikuti pengajian AN-NUR dan sejauh mana perilaku

sosial jamaah Dsn.Geneng, Ds.Timpik. Metode angket ini merupakan

metode yang paling di utamakan dari metode lainnya.

Angket yang digunakan adalah angket tertutup, jawaban

diberikan dengan memilih tanda tertentu atau jawaban sudah disediakan

sehingga responden tinggal melingkari atau mencentang pilihan yang

tersedia.

b. Metode Observasi

Tehnik yang digunakan dalam pengumpulan data pada

penelitian ini adalah observasi yaitu pengamatan dan pencacatan

secara sistematis fenomena-fenomena yang di selidiki (Hadi,1992:132).

Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan

sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki dalam arti luas,

observasi tidak hanya sebatas pada pengamatan yang dilakukan baik

Page 34: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

15

secara langsung maupun tidak langsung, pengamatan yang tidak

langsung melalui kuisioner dan tes.

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang

berkenaan dengan keaktifan masyarakat Dsn.Geneng, Ds.Timpik dalam

mengikuti pengajian giliran dan perilaku sosial jamaah desa tersebut.

c. Dokumentasi

Dokumentasi berarti kumpulan data verbal yang berbentuk

tulisan (Kunconigrat, 1996: 46). Dokumen dalam metode ini bisa

berupa daftar hadir dan catatan-catatan ibu-ibu tentang keaktifan

mengikuti pengajian serta foto-foto kegiatan ibu-ibu dalam pengajian

tersebut. Metode ini di perlukan sebagai metode bantu dalam

mengumpulkan data tentang keaktifan mengikuti pengajian dengan

perilaku sosial jama’ah pengajian putri.

d. Teknik Analisis Data

Setelah nantinya data terkumpul, maka langkah selanjutnya

adalah menganalisanya. Analisis yang digunakan nantinya akan melalui

dua tahap yaitu:

a. Analisa data untuk mengetahui presentase skor keaktifan mengikuti

pengajian giliran AN-NUR dengan perilaku sosial masyarakat Dsn.

Geneng, Ds.Timpik, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang

Tahun 2015 dengan menggunakan rumus:

P =�

�× 100%

Keterangan:

Page 35: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

16

P = Presentase skor

F = Frekuensi

N = Jumlah subjek dalam golongan

b. Analisis lanjutan

Analisis lanjutan dilakukan dilakukan dengan menggunakan

analisis statistik dengan rumus product moment untuk mencari data

tentang hubungan keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti pengajian AN-

NUR dengan perilaku sosial jamaah pengajian sebagai berikut:

Rxy = � ∑ ���(∑ �)(∑ �)

�{�(∑ �)� �(∑ �)�}{�(∑ �)� �(∑ �)�}

Keterangan :

��� : koefisien antara variabel x dan variabel y

�� : product dari x dan y

� : variabel independen

� : variabel dependen yaitu aktivitas dan perilaku sosial jama’ah

N : jumlah populasi

∑ : Sigma

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Adapun sistematika penulisan dari skripsi adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini memuat tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian,

Page 36: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

17

definisi operasional, metode penelitian, sistematika penulisan

skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini memuat kajian pustaka tentang konsepsi keaktifan

mengikuti kegiatan pengajian dan konsepsi perilaku sosial jamaah

pengajian.

BAB III HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini memuat tentang profil Desa Timpik, Kecamatan

Susukan, Kabupaten Semarang beserta jamaah pengajiannya, data

responden, dan presentasi hasil penelitian dengan instrumen

angket.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini memuat tentang analisis pendahuluan, analisis uji

hipotesis, dan analisis lanjutan.

BAB V PENUTUP

Dalam bab penutup ini dicantumkan kesimpulan dan saran yang

sifatnya membangun.

Page 37: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KEAKTIFAN PENGAJIAN

1. Pengertian Keaktifan Pengajian

Keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya giat (bekerja,

berusaha), keaktifan adalah kegiatan atau kesibukan. Keaktifan

berartiusaha yang dilandasi ketekunan untuk mencapai tujuan yang

diharapkan (Depdikbud, 1998: 19).

Pengertian pengajian berasal dari kata kaji yang artinya pelajaran

(agama dsb); penyelidikan (tentang sesuatu); (Poerwadarminto, 2006:508).

Mendapat awalan peng- dan akhiran –an menjadi pengajian yang berarti

kegiatan untuk melakukan pengajaran (agama Islam), menanamkan norma

agama melalui dakwah; pembacaan Al-Qur’an (Poerwadarminto,

2006;508).

Pengajian merupakan bagian dari dakwah Islamiyah yang menyeru

kepada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar. Sehingga keduanya

harus seiring sejalan, dan kedua sifat ini merupakan satu-kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan.

Pengajian bisa diartikan sama halnya dengan dakwah. Secara

etimologi, kata dakwah berasal dari bahasa Arab da-aa, yad-uu, diartikan

sebagai permohonan (sual), ibadah, nasab dan ajakan atau

seruan.Sedangkan secara terminologi, dakwah dipandang sebagai seruan

Page 38: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

19

dan ajakan kepada manusia kepada kebaikan, petunjuk, serta amar

ma’ruf (perintah yang baik) dan nahi mungkar (mencegah kemungkaran)

untuk mendapatkan kebahagiaan dunia maupun akhirat (Halimi, 2008:31-

32).

Dakwah juga dapat diartikan suatu kegiatan yang dilakukan secara

sadar dan sengaja dengan mengerahkan segala potensi yang dimiliki, baik

secara individual maupun bersama-sama, untuk mengajak orang pada

ajaran Islam, dan meningkatkan kualitas pemahaman ajaran Islam

(Hafidhuddin, 2003:193)

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai pengertian pengajian

(Dakwah) sebagaimana tersebut diatas, Adapun pengertian pengajian

(Dakwah) menurut beberapa ulama yaitu sebagai berikut:

a. Ibnu Taimiyah

Pengajian (Dakwah) merupakan suatu proses untuk mengajak orang

lain beriman kepada Allah, percanya apa yang telah diberikan oleh

Rosul dan taat apa yang telah diperintahkan.

b. Al-Bahy-al-Khauly

Pengajian (Dakwah) usaha mengubah situasi kepada yang lebih baik

dan sempurna, baik terhadap individu maupun masyarakat.

c. Ra’uf al-Syalaby

Pengajian (Dakwah), adalah gerakan untuk merealisasikan undang-

undang (Ihya Al-Nidham) Allah yang telah diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW.

Page 39: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

20

Dalam Al-Qur’an Surat An Nahl 125 disebutkan bahwa

dakwah adalah mengajak umat ke dalam kebaikan.

Artinya : “Serulah(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan

cara yang baik.Sesngguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih

mengetahui tentang siapa yang tersesat yang tersesat dari

jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang

yang mendapat petunjuk".

Rosulullah Bersabda: ”Barangsiapa mengajak pada petunjuk,

ia berhak mendapat pahala seperti pahala orang yang mengikutinya,

tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.dan barang siapa

mengajak pada kesesatan, ia berhak mendapat dosanya seperti

dosanya orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa

mereka sedikit pun”(HR.Tarmidzi)(Zuhri, 2011:15).

Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditarik kesimpuan bahwa

pengajian (Dakwah) adalah mengajak seseorang atau dorongan

kepada orang lain untuk mengikuti sesuatu keyakinan, yaitu dengan

menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari yang mungkar dan

akan memperoleh pahala, sehingga tercapailah kebahagiaan di Dunia

dan Akhirat.

Page 40: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

21

2. Dasar Pengajian

Pengajian merupakan sarana penyampaian ilmu dari seorang ulama

(guru) kepada jamaah, sehingga dapat dikatakan sebagai upaya dakwah.

Dalam hal dakwah ini terdapat dasar-dasar yang bersumber pada Al

Qur’an dan hadist atau sunnah, diantaranya QS. Ali Imron: 104 :

Artinya:“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan

mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang

beruntung” (QS. Ali Imron : 104).

Jika secara biologis manusia membutuhkan makanan, pakaian dan

papan sebagai kebutuhan pokok. Maka secara psikologis manusia

membutuhkan siraman rohani secara kontinyu, kebutuhan tersebut dapat

terpenuhi melalui ceramah-ceramah agama, tahlil, pembacaan ayat suci al

Qur‟an, pengajian rutin sebagai penyejuk hati dan penentram jiwa agar

diperoleh ketenangan jiwa (Serial Khotbah, 1994:159).

3. Tujuan Mengikuti Pengajian

Pengajian merupakan salah satu unsur pokok dalam syiar dan

pengembangan agama Islam. Pengajian ini sering juga dinamakan dakwah

Islamiyah, karena salah satu upaya dalam dakwah Islamiyah adalah lewat

Page 41: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

22

pengajian. Dakwah islamiyah diusahakan untuk terwujudnya ajaran agama

dalam semua segi kehidupan.

Dengan demikian maka tujuan pengajian merupakan tujuan dakwah

juga, karena di dalam pengajian antara lain berisi muatan-muatan ajaran

Islam. Oleh karena itu usaha untuk menyebarkan Islam dan usaha untuk

merealisir ajaran di tengah-tengah kehidupan umat manusia adalah

merupakan usaha dakwah yang dalam keadaan bagaimanapun harus

dilaksanakan oleh umat Islam.

Adapun tujuan diadakan kegiatan keagamaan seperti pengajian

mempunyai tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan realitas orang yang

memaknai atau mengartikannya. Tuty Alawiyah merumuskan tujuan

pengajian dilihat dari segi fungsinya, adalah sebagai berikut:

a) Sebagai tempat belajar, maka tujuan pengajian adalah menambah ilmu

dan keyakinan agama Islam yang akan mendorong pengalaman ajaran

agama

b) Sebagai kontak sosial, maka pengajian mempunyai tujuan sebagai

tempat silaturahmi

c) Sebagai sarana mewujudkan minat sosial, maka tujuannya adalah

meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga serta

lingkungan jama‟ahnya (Alawiyah, 1997:78).

Jadi penulis menyimpulkan bahwa secara strategis pengajian

menjadi tujuan sarana dakwah dan tabligh yang berperan sentral pada

pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama Islam sesuai

Page 42: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

23

tuntunan ajaran agama. Pengajian ini menyadarkan umat Islam untuk,

memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan

hidup sosial budaya dan alam sekitar masing-masing, menjadikan umat

Islam sebagai ummatan wasathan yang meneladani kelompok umat lain.

Untuk tujuan itu, maka pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk

jalan ke arah pencerahan sikap hidup Islami yang membawa kepada

kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional selaku khalifah

dibuminya sendiri. Mengokohkan landasan hidup manusia muslim

Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam

dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral, lahiriah dan

batiniahnya, duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan), sesuai tuntunan

ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan

duniawi dalam segala bidang kegiatannya. Fungsi demikian sejalan dengan

pembangunan nasional kita.

4. Peranan Pengajian

Dalam Islam, tujuan hidup umat manusia tidak sebatas untuk

mencapai kebahagiaan kehidupan dunia semata, namun juga pencapaian

kebahagiaan akhirat. Islam merupakan pencerah yang membawa

keseimbangan dalam kehidupan dunia dan akhirat, yakni dalam hal ini

adalah “Hablu min Allah” dan “Hablu min An-Naas” (Nashir, 1999:44).

Dilihat dari segi tujuan, pengajian termasuk sarana dakwah

Islamiyah yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan

melaksanakan berbagai kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat

Page 43: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

24

untuk kelancaran pelaksanaan pengajian sesuai dengan tuntutan pesertanya.

Dilihat dari aspek sejarah sebelum kemerdekaan Indonesia sampai sekarang

banyak terdapat lembaga pendidikan Islam memegang peranan sangat

penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia. Disamping

peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme

dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia,

lembaga ini ikut serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional.

Dilihat dari bentuk dan sifat pendidikannya, lembaga-lembaga pendidikan

Islam tersebut ada yang berbentuk langgar, surau, dan mushola (Zuhairi,

1997:19).

Pengajian merupakan bentuk lembaga non formal yang fleksibel dan

merupakan lembaga pendidikan yang amat besar peranannya dalam

menyebarkan risalah Islam , serta merupakan lembaga pendidikan yang

berorientasi pada konsep dan pandangan pendidikan secara Islam .

5. Materi Pengajian

Materi pengajian adalah pesan-pesan atau segalasesuatu yang harus

disampaikan oleh subyek kepada obyek dakwah, yaitu keseluruhan ajara

Islam yang ada dalam kitabullah maupun Sunnah rasul. Pada pokoknya

materi pengajian mengandung 3 (tiga) prinsip yaitu:

a. Aqidah, yang menyangkut sistem keimanan atau kepercayaan terhadap

Allah SWT.

Page 44: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

25

b. Syari'at, yaitu serangkaian ajaran yang menyangkut aktifitas manusia

muslim di dalam semua aspek hidup dan kehidupannya, mana yang

boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan, mana yang halal

dan mana yang haram dan sebagainya.

c. Akhlaq yaitu menyangkut tata cara berhubungan baik secara vertikal

dengan Allah SWT maupun secara horisontal dengan sesama manusia

dan seluruh makhluk-makhluk Allah ( Anshori, 1993 : 146 )

Seperti yang penulis tahu bahwa materi pengajian adalah sangat

luas sekali, maka sangat penting sekali bagi seorang da’i di dalam memilih

materi yang akan disajikan kepada obyek dakwah.

6. Metode yang Digunakan

Metode sebagai salah satu faktor yang perlu dipikirkan dan

diupayakan secara cermat dan teliti. Metode yang tidak jelas atau tidak pas

dalam penyampaiannya akan berimbas pada para jamaah, sehingga disini

perlu dilakukan langkah- langkah kreatif terkait dengan penerapan metode.

Metode yang dapat diterapkan dalam pengajian antara lain yaitu:

a) Hikmah

Metode hikmah ini merupakan metode dakwah dari seorang dai

sebagai refleksi dari kemampuanya dalam melaksanakan dakwah

dengan jitu karena pengetahuanya yang tuntas lagi tepat tentang liku -

liku dakwah.

Page 45: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

26

b) Mauidzah khasanah atau nasehat yang baik

Metode ini diterapkan dengan pemberian nasehat dengan

mengungkapkan sebab akibat atau baik buruknya suatu perbuatan

dilakukan, baik itu melalui penuturan kisah-kisah keadaan umat pada

masa lalu, melalui pemberian peringatan atau kabar gembira

(ancaman/janji), melalui pelukisan, gambaran surga atau neraka,

melalui pengungkapan perumpamaan-perumpamaan (Masyur,1997:70).

c) Dialog yang baik

Metode ini dilaksanakan dengan cara berdialog atau bertukar

pikiran karena adanya kontradiksi keyakinan dengan dakwah, baik

perbedaan pemikiran dengan dakwah atau karena arah dakwah yang

berlawanan dengan akidah atau keyakinan mereka (Husain, 1997:49).

Jadi metode ini dilaksanakan dalam rangka menjernihkan

permasalahan dengan cara pertukaran argument sebagai pemecahan

masalah tentunya dilandasi dengan dasar-dasar tertentu.

7. Bentuk- Bentuk Pengajian

Adapun penyampaian hal-hal yang berkaitan dengan Islam

khususnya melalui pengajian, dapat dilakukan melalui berbagai model

pengajian yang ada. Adapun bentuk-bentuk pengajian itu sendiri antara

lain:

Dilihat dari segi waktu pengajian dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

Page 46: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

27

a. Pengajian mingguan yaitu pengajian yang dilaksanakan mingguan

sekali, bisa ditempatkan setiap hari Senin, atau setiap hari jum’at dan

sebagainya.

b. Pengajian bulanan yaitu pengajian yang dilaksanakan setiap bulan

sekali, bisa minggu pertama, atau minggu kedua, dan seterusnya. Atau

dua bulan sekali dan ada juga yang tiga bulan sekali.

c. Pengajian selapanan yaitu pengajian yang dilaksanakan setiap 40 hari

sekali.

Dilihat dari anggota/peserta peserta pengajian satu dengan yang

lainnya masing-masing berbeda sehingga dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

a) Pengajian Thariqah

Biasanya dalam pengajian ini materi yang disampaikan adalah

berkisar pada permasalahan yang berkaitan dengan ukhrowi, berpijak

pada masalah di atas, berarti secara otomatis pengajian ini memotivasi

pada pesertanya untuk selalu ingat akan akhirat, yaitu mengisi

kehidupan ini dengan cara beribadah kepada Allah SWT, dan berbuat

baik antar sesama pada umumnya.

b) Pengajian Remaja

Pengajian ini bisanya terdiri dari para remaja yang berinisiatif

mengadakan pengajian, biasanya diisi materi dakwah dan juga diisi

dengan kreatifitas lain untuk mengembangkan bakat dan potensi

remaja.

Page 47: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

28

c) Pengajian Ibu-ibu.

Pengajian ini sebagai bentuk pengajian yang dilakukan dari

kalangan ibu-ibu, baik tua ataupun muda. Adapun yang dibahas adalah

masalah-masalah yang berkaitan dengan agama Islam, dan materi atau

kegiatan lain yang sifatnya menunjang pembangunan baik pribadi

maupun lingkungan sekitar.

d) Pengajian Bapak-bapak

Yaitu Pengajian yang anggotanya terdiri dari bapak-bapak atau

kepala keluarga.

e) Pengajian Umum

Yaitu pengajian yang dihadiri oleh berbagai kalangan, baik

muda maupun tua, laki-laki atau perempuan, biasanya diadakan pada

peristiwa tertentu.

f) Khutbah-khutbah

Biasanya disampaikan oleh khotib atau tokoh agama, dalam

kesempatan shalat Jum'at, shalat id, pernikahan atau juga dalam

kesempatan lainnya.

Dari berbagai pengajian yang ada, masing-masing berbeda materi

satu sama lain. Namun pada intinya satu yaitu seputar agama Islam,

sehingga dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Pengajian Yasinan yaitu pengajian yang materi utamanya yasinan,

adapun yang lain sebagai tambahan

Page 48: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

29

2) Pengajian Tahlilan yaitu pengajian yang materinya adalah tahlilan

sebagai materi utama dan ini biasanya dilakukan dengan aliran tertentu,

adapun materi lainnya sebagai tambahan.

3) Pengajian umum yaitu pengajian yang berisi penyampaian ajaran Islam

secara menyeluruh. Biasanya diisi ceramah oleh seorang da'i dan

adakalanya diadakan semacam dialog bersama mad’u.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa pengajian merupakan

salah satu wadah pendidikan keagamaan yang di dalamnya ditanamkan

aqidah dan akhlaq sesuai dengan ajaran-ajaran agama, sehingga

diharapkan timbul kesadaran pada diri mereka untuk mengamalkannya

dalam konteks kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungannya dengan

Allah maupun dengan sesama manusia.

B. Perilaku Sosial

1. Pengertian perilaku sosial

Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey, dalam Rusli Ibrahim

(2001: 22), perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons antar

orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi.

Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain

(Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001: 19). Perilaku itu

ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap keyakinan, kenangan, atau

rasa hormat terhadap orang lain.

Perilaku sosial seseorang merupakan sifat relatif untuk menanggapi

orang lain dengan cara-cara yang berbeda-beda. Misalnya dalam

Page 49: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

30

melakukan kerja sama, ada orang yang melakukannya dengan tekun, sabar

dan selalu mementingkan kepentingan bersama di atas kepentingan

pribadinya. Sementara di pihak lain, ada orang yang bermalas-malasan,

tidak sabaran dan hanya ingin mencari untung sendiri.

Dari uraian di atas dapat diartikan juga bahwa manusia sebagai

pelaku dari perilaku sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Artinya

manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk

berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia yang lain.

Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang

merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan manusia. Sebagai

makhluk sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayatnya

senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dengan kata lain

melakukan relasi interpersonal. Sebagai bukti bahwa manusia dalam

memenuhi kebutuhan hidup sebagai diri pribadi tidak dapat melakukannya

sendiri melainkan memerlukan bantuan dari orang lain. Ada ikatan saling

ketergantungan diantara satu orang dengan yang lainnya. Untuk itu

manusia dituntut mampu bekerja sama, saling menghormati, tidak

menggangu hak orang lain. Untuk memahami perilaku sosial individu,

dapat dilihat dari kecenderungan-kecenderungan ciri-ciri respon

interpersonalnya, yang terdiri dari:

a. Kecenderungan Peranan (Role Disposition); yaitu kecenderungan yang

mengacu kepada tugas, kewajiban dan posisi yang dimiliki seorang

individu.

Page 50: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

31

b. Kecenderungan Sosiometrik (Sociometric Disposition); yaitu

kecenderungan yang bertautan dengan kesukaan, kepercayaan terhadap

individu lain.

c. Ekspressi (Expression Disposition), yaitu kecenderungan yang

bertautan dengan ekpresi diri dengan menampilkan kebiasaaan-

kebiasaan khas (particular fashion)

Lebih jauh diuraikan pula bahwa dalam kecenderungan peranan

terdapat pula empat kecenderungan, yaitu:

a) Social Timidity

Ascendance yaitu kecenderungan menampilkan keyakinan diri,

dengan arah berlawanannya social timidity yaitu takut dan malu bila

bergaul dengan orang lain, terutama yang belum dikenal.

b) Submissive

Dominace yaitu kecenderungan untuk menguasai orang lain,

dengan arah berlawanannya kecenderungan submissive, yaitu mudah

menyerah dan tunduk pada perlakuan orang lain.

c) Social Initiative-Social Passivity

Social initiative yaitu kecenderungan untuk memimpin orang

lain, dengan arah yang berlawanannya social passivity yaitu

kecenderungan pasif dan tak acuh.

d) Independent

Page 51: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

32

Independent yaitu untuk bebas dari pengaruh orang lain,

dengan arah berlawanannya dependent yaitu kecenderungan untuk

bergantung pada orang lain.

Kecenderungan-kecenderungan tersebut merupakan hasil dan

pengaruh dari faktor konstitutsional, pertumbuhan dan perkembangan

individu dalam lingkungan sosial tertentu dan pengalaman kegagalan dan

keberhasilan berperilaku pada masa lampau.

Perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons antar

orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi.

Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain.

Perilaku itu ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap keyakinan,

kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain. Perilaku sosial seseorang

merupakan sifat relatif untuk menanggapi orang lain dengan cara-cara

yang berbeda-beda. Misalnya dalam melakukan kerja sama, ada orang

yang melakukannya dengan tekun, sabar dan selalu mementingkan

kepentingan bersama diatas kepentingan pribadinya. Sementara di pihak

lain, ada orang yang bermalas-malasan, tidak sabaran dan hanya ingin

mencari untung sendiri. Sesungguhnya yang menjadi dasar dari uraian di

atas adalah bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial.

Hal ini dikarenakan jika tidak ada timbal balik dari interaksi sosial

maka manusia tidak dapat merealisasikan potensi-potensinya sebagai

sosok individu yang utuh sebagai hasil interaksi sosial. Potensi-potensi itu

pada awalnya dapat diketahui dari perilaku kesehariannya. Pada saat

Page 52: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

33

bersosialisasi maka yang ditunjukkannya adalah perilaku sosial.

Pembentukan perialku sosial seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor

baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Pada aspek

eksternal situasi sosial memegang peranan yang cukup penting.

Situasi sosial diartikan sebagai tiap-tiap situasi dimana terdapat

saling hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain. Dengan kata

lain setiap situasi yang menyebabkan terjadinya interaksi sosial dapatlah

dikatakan sebagai situasi sosial.

2. Faktor-faktor Pembentuk Perilaku Sosial

Beberapa faktor yang sangat berpengaruh dalam pembentukan perilaku

sosial diantaranya faktor kepribadian seseorang, faktor lingkungan dan faktor

budaya juga mempengaruhi. Sedangkan menurut Casare Lombroso faktor

yang mempengaruhi perilaku yaitu: faktor biologis, faktor psikologis, dan

faktor sosiologis.

Menurut Lowrence Green dalam Rusli Ibrahim (2001: 24), perilaku

ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor:

a. Faktor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap kepercayaan,

keyakinan, nilai–nilai dan sebagainya.

b. Faktor pendukung yang terwujud dalam linkungan fisik, tersedia atau tidak

tersedia sarana.

c. Faktor pendorong yang terwujud dalam sikap dan perilaku, kebijakan dan

lain–lain.

Page 53: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

34

Baron dan Byrne dalam Rusli Ibrahim (2001: 59), berpendapat bahwa

ada empat kategori utama yang dapat membentuk perilaku sosial seseorang,

yaitu:

a. Perilaku dan karakteristik orang lain

b. Proses kognitif

c. Faktor lingkungan

d. Tatar budaya sebagai tampat perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi

Manusia itu tidak dilahirkan dengan sifat pandangan ataupun sikap

perasaan tertentu, tetapi attitude- attitude tersebut dibentuk sepanjang

perkembangannnya. Peranan attitude di dalam kehidupan manusia adalah

peranan besar, sebab apabila sudah dibentuk pada diri manusia, maka

attitude- attitude itu akan turut menentukan cara- cara tingkah lakunya

terhadap objek- objek attitude- nya. Adanya attitude- attitude

menyebabkan bahwa manusia akan bertindak secara khas terhadap objek-

objeknya.

Attitude dapat dibeda- bedakan ke dalam attitude sosial dan

attitude individual. Attitude social pernah dirumuskan sebagai berikut:

suatu attitude social dinyatakan oleh cara- cara kegiatan yang sama dan

berulang- ulang terhadap objek sosial. Attitude social menyebabkan

terjadinya cara- cara tingkah laku yang dinyatakan berulang- ulang

terhadap suatu objek social, dan biasanya attitude social itu dinyatakan

tidak hanya oleh seorang saja, tetapi juga oleh orang- orang lain yang

sekelompok atau semasyarakat.

Page 54: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

35

Attitude individu berbeda dengan attitude social, yaitu:

a. Bahwa attitude individual dimiliki oleh seorang demi seorang saja,

b. Bahwa attitude individual bekenaan dengan objek- objek yang bukan

merupakan objek perhatian sosial.

Attitude individual terdiri atas kesukaan dan ketaksukaan pribadi

atas objek- objek, orang- orang, hewan- hewan, dan hal- hal tertentu.

Kita lambat laun mungkin memperoleh sikap suka atau tak suka

kepada seorang kawan atau seorang saingan, dan terhadap kejadian-

kejadian yang berarti di dalam kehidupan kita. Attitude- attitude individual

itu turut pula dibentuk karena sifat- sifat pribadi kita sendiri.

Hal menjadi anggota yang baik atau anggota yang buruk dari

sebuah kelompok bergantung pula kepada terdapatnya attitude- attitude

positif atau negatif orang tersebut terhadap kelompok yang bersangkutan.

Attitude itu akan dinyatakannya dalam situasi- situasi ketika ia bicara

mengenai kelompok tersebut. Jadi attitude itu mempunyai peranan yang

penting dalam interaksi manusia. Apa yang disebut “sosialisasi” dari

manusia itu, sebagin besar terdiri atas pembentukan attitude- attitude

sosial pada dirinya.

Attitude sosial menyebabkan terjadinya tingkah laku yang khas dan

berulang- ulang terhadap objek sosial, dan oleh karena itu maka attitude

sosial turut merupakan suatu faktor penggerak di dalam pribadi individu

untuk bertingkah laku secara tertentu, sehingga attitude sosial dan attitude

pada umumnya itu mempunyai itu mempunyai sifat- sifat dinamis yang

Page 55: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

36

sama seperti sifat motif dan motivasi. Yaitu merupakan salah satu

penggerak intern di dalam pribadi orang yang mendorongnya berbuat

sesuatu dengan cara tertentu.

Untuk dapat membeda- bedakan antara attitude, motif kebiasaan,

dan lain- lain factor psikis yang turut menyusun pribadi orang, telah

dirumuskan lima buah sifat khas dari attitude itu, yang meliputi baik

attitude sosial maupun attitude individual.

Ciri-ciri attitude

1. Attitude bukan dibawa orang sejak ia dilahirkan, melainkan dibentuk

atau dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan

dengan objeknya.

2. Attitude itu dapat berubah- ubah, karena itu attitude dapat dipelajari

orang atau sebaliknya, attitude itu dapat dipelajari karena itu attitude-

attitude dapat berubah pada orang- orang bila terdapat keadaan-

keadaan dan syarat- syarat tertentu yang mempermudahnya attitude

pada orang lain.

3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi

tertentu terhadap suatu objek. Dengan kata lain, attitude itu terbentuk,

dipelajari, atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek

tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

4. Objek attitude itu dapat merupakan kumpulan dari hal- hal tersebut.

Jadi attitude itu dapat berkenaan dengan satu objek saja, tetapi juga

berkenaan dengan sederetan objek- objek yang serupa.

Page 56: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

37

5. Attitude mempunyai segi- segi motivasi dan segi- segi perasaan. Sifat

inilah yang membeda- bedakan attitude dari kecakapan- kecakapan

atau pengetahuan- pengetahuan yang dimiliki orang.

Untuk dapat memahami attitude sosial atau nonsosial biasanya

tidak mudah, seperti juga tidak mudah untuk mengetahui struktur motif

orang dalam segala tingkah lakunya. Untuk dapat memahami attitude-

attitude itu terdapat beberapa metode yang dapat digolongkan ke dalam

metode- metode langsung dan metode- metode tak langsung dan

terdapatlah lagi metode yang memakai tes tersusun atau tes tak tersusun.

Dalam pembentukan dan perubahan attitude itu terdapat faktor-

faktor intern dan extern pribadi individu yang memegang peranannya.

a. Faktor intern

Sebagaimana yang telah diuraikan, pengamatan dan

penangkapan manusia senantiasa melibatkan suatu proses pilihan di

antara seluruh rangsangan yang objektif ada di luar diri kita, pada tiap-

tiap saat dalam kehidupan kita tengah kita beraksi, suatu pilihan

berbagai rangsangan yang diperhatikan lebih mendalam.

b. Faktor ekstern

Mengenai faktor ekstern akan diuraikan beberapa hal yang

dikemukakan oleh M. Sherif dalam bukunya attitude dapat dibentuk

sebagai berikut.

1. Dalam interaksi kelompok, dimana terdapat, hubungan timbal balik

yang langsung antara manusia.

Page 57: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

38

2. Karena komunikasi, dimana terdapat pengaru pengaruh (hubungan)

langsung dari satu pihak saja.

Perubahan attitude dapat berlangsung dalam interaksi

kelompok,tetapi dalam hal itu harus di bedakan pula dua macam interaksi

kelompok, yaitu;

a) Perubahan attitude karena shifting of refence-groups, interaksi ini

terjadi lebih lama dan lebih mendalam karna berlangsung dalam

lingkungan kehidupan di dalam satu kelompok saja.

b) Perubahan attitude di dalam situasi kontak sosial antara dua

kelompok, ini terjadi atas hubungan antara anggota berlainan yang

berdasarkan kunjung mengunjungi saja (Gerungan. 1978: 154-157).

3. Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial

Bentuk dan jenis perilaku sosial seseorang dapat pula ditunjukkan oleh

sikap sosialnya. Sikap menurut Akyas Azhari (2004: 161) adalah “suatu cara

bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu”. Sedangkan sikap sosial

dinyatakan oleh cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap

obyek sosial yang menyebabkan terjadinya cara-cara tingkah laku yang

dinyatakan berulang-ulang terhadap salah satu obyek sosial.

Gerungan (1978: 151-152) Berbagai bentuk dan jenis perilaku sosial

seseorang pada dasarnya merupakan karakter atau ciri kepribadian yang dapat

teramati ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain.

Sejak individu dilahirkan didunia ini selalu dilingkupi oleh benda-

benda. Kemudian terjadi interaksi dengan indivudu-individu yang lain

Page 58: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

39

didalam kelompok, sehingga dapat membentuk individu menjadi person dan

mengubah menjadi sifat-sifat aslinya menjadi sifat-sifat kemanusiaan. Baik

suku-suku yang masih sederhana maupun orang-orang modern yang hidup di

kota-kota besar selalu berinteraksi dalam kelompok sosialnya. Melalui

kelompok itulah individu dapat memuaskan keseluruhan kebutuhan yang

fundamental dan memperoleh kesempurnaan yang besar.

Sehingga dengan demikian individu-individu tersebut dapat

berkembang dan mempunyaai 2 fungsi:

1) Sebagai makhluk individual

2) Sebagai makhluk sosial

Manusia tidak mungkin hidup tanpa kelompok, justru kelompok

sosiallah yang menjadikan manusia dapat tumbuh dan berkembang

sebagaimana wajarnya. Jadi kelompok-kelompok sosial tersebut adalah

himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama, oleh

karenanya adanya antar hubungan antar mereka. Hubungan tersebut

menyangkut hubungan timbal balik dan untuk saling tolong menolong.

Untuk menanamkan kelompok sosial diperlukan beberapa persyaratan

antara lain:

1) Kesadaran berkelompok

Setiap anggota kelompok harus sadar, bahwa dia merupakan sebagian dari

kelompok yang bersangkutan.

2) Interaksi kelompok

Page 59: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

40

Adanya hubungan timbal balik ntara anggota yang satu dengan yang

lainnya.

3) Organisasi sosial

Terdapat suatu struktur organisasi dan suatu faktor, yang dimiliki

bersama sehingga hubungan antara mereka bertambah erat.

Adapun macam-macam norma sosial tersebut yaitu:

a) Norma kelaziman (volkways),yaitu norma-norma yang diikuti tanpa

berfikir panjang melainkan hanyalah didasarkan atas tradisi/kebiasaan.

Norma ini tidak memerlukan sangsi/ancaman hukuman untuk berlakunya.

b) Norma kesusilaan (mores)

Kesusilaan ini biasanya dihubungkan dengan keyakinan

keagamaan. Barang siapa yang melanggar kesusilaan biasanya tidak ada

hukumnya. Dia diisolir/disingkir oleh masyarakat dan menjadi buah mulut

masyarakat.

c) Norma hukum,norma ini dibagi menjadi 2 macam:

Yang tertulis misalnya: hukum pidana, hukum perdata,dll

Yang tidak tertulis misalnya: hukum adat

Bagi aturan ini bagi yang melanggarnya akan mendapat sangki/hukuman.

d) Mode (fashion)

Perbuatan ini biasanya dilakukan dengan tiru-tiru atau iseng-iseng

saja. Mode ini didalam masyarakat biasanya sangat cepat berkembang.

Pada dasarnya orang mengikuti mode adalah untuk mempertinggi

gengsinya menurut anggapannya.

Page 60: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

41

Winarno Surachmad mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan

norma sosial tidak lain dari harapan yang di letakkan pada setiap anggota

kelompok untuk bertingkah laku menurut kelaziman kelompok sosial.

Norma inilah yang mengikat kesatuan kelompok. Tiap-tiap anggota di

dalam kelompok mengakuai, memakai, mentaati bersama terhadap norma

sosialnya.

Dimasing-masing kelompok, norma sosial dapat bersifat:

a. Tertulis, yaitu dalam bentuk peraturan-perarturan tertulis, diatur secara

tertulis sanksi atas pelanggarannya.

b. Tidak tertulis, berupa kebiasaan-kebiasaan, tradisi dan adat istiadat yang

semuanya tidak tertulis (Abu Ahmadi: 1991:93-111).

Seperti dalam kehidupan berkelompok, kecenderungan perilaku sosial

seseorang yang menjadi anggota kelompok akan terlihat jelas diantara anggota

kelompok yang lainnya.

Perilaku sosial dapat dilihat melalui sifat-sifat dan pola respon antar

pribadi, yaitu:

1.a Kecenderungan Perilaku Peran

Sifat pemberani dan pengecut secara sosial, sifat berkuasa dan sifat

patuh, sifat inisiatif secara sosial dan pasif, sifat mandiri dan

tergantung.

Page 61: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

42

1.b Kecenderungan Perilaku dalam Hubungan Sosial

Dapat diterima atau ditolak oleh orang lain, suka bergaul dan tidak

suka bergaul, sifat ramah dan tidak ramah, simpatik atau tidak

simpatik

1.c Kecenderungan Perilaku Ekspresif

Sifat suka bersaing (tidak kooperatif) dan tidak suka bersaing

(suka bekerja sama), sifat agresif dan tidak agresif, sifat kalem atau

tenang secara sosial, sifat suka pamer atau menonjolkan diri

Lebih lanjut beberapa indikator perilaku positif sosial yang

dikemukakan oleh Rusli Ibrahim (2001: 25) antara lain:

Mau bekerja sama, seperti terefleksi dalam kegiatan-kegiatan antara lain:

Hadir dalam setiap kerja bakti

Aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat

Bersedia memberikan sumbangan materi dalam kegiatan sosial

Saling menghormati, seperti:

Ramah dan santun terhadap masyarakat

Menghargai hak orang lain

Melaksanakan setiap kegiatan sosial masyarakat

Toleran, seperti:

Kesediaan bekerja sama dengan segenap lapisan masyarakat

Kesediaan untuk mengakui adanya perbedaan dan persamaan

Kesediaan menerima pimpinan yang tidak sealiran

Page 62: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

43

Memberi kesempatan kepada orang lain untuk melaksanakan apa yang

diyakininya

4. Dimensi Sosial – kemasyarakatan

Manusia sebagai makhluk sosial, tidak akan dapat merasakan

kesenangan hidup tanpa ada orang lain bersamanya. Manusia memerlukan

orang tempat menumpahkan perasaannya. Orang yang hidup menyendiri, jauh

dari orang lain akan tenggelam dalam khayal dan angan-angan yang dapat

membawa dirinya ke dalam khayal. Akibatnya ia mungkin mengalami

penderitaan batin, dan jatuh kepada gangguan atau penyakit kejiwaan. Maka

dimensi sosial-kemasyarakatan pada manusia perlu ditumbuh-kembangkan,

bersama dan seirama dengan dimensi-dimensi yang lainnya.

Di dalam Islam, pendidikan dimensi sosial-kemasyarakatan penting

untuk membentuk manusia muslim yang bertumbuh secara sosial dan

menjadikan hamba yang saleh dengan menanamkan keutamaan sosial di

dalam dirinya dan melatihnya dalam pergaulan kemasyarakatan. Hal tersebut

dapat dilakukan lewat:

a. Mementingkan keluarga dan ibu yang merupakan wadah pertama dalam

pendidikan.

b. Memperhatikan pendidikan anak dan remaja, sebagai kekayaan

masyarakat.

c. Pembentukan manusia yng berprestasi dan ekonomis di dalm hidup.

Page 63: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

44

d. Menumbuhkan kesadaran pada manusia agar ia dapat menyadari

keberadaan dan kemampuannya untuk berperan serta dalam menciptakan

kemajuan masyarakatnya, menjaga keamanan dan ketentramannya.

e. Membentuk manusia yang luas dan merasakan anggota di dalam

masyarakat.

Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa, jika ingin membangun

manusia Indonesia seutuhnya, yang membawa kepada kehidupan bahagia

dunia akhirat perlu di wujudkan secara terpadu ,serentak dan adil (Zakiah

Daradjad, 1993:18-21).

Perilaku merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang

sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang

yang melakukannya, sedangkan sosial adalah keadaan dimana terdapat

kehadiran orang lain. Perilaku sosial adalah perilaku yang terjadi dalam situasi

sosial, yakni bagaimana orang berpikir, merasa dan bertindak karena

kehadiran orang lain.

Dapat diartikan juga sikap dimana kita saling membutuhkan orang lain.

Perilaku sosial juga diartikan sebagai perilaku yang relatif menetap yang

diperlihatkan oleh individu di dalam berinteraksi dengan orang lain. Orang

yang berperilakunya mencerminkan keberhasilan dalam proses sosialisasinya

dikatakan sebagai orang yang sosial, sedangkan orang yang perilakunya tidak

mencerminkan proses sosialisasi tersebut disebut non-sosial.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan kenyataan bahwa

manusia sebagai makhluk sosial ada kecenderungan untuk melakukan

Page 64: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

45

kesalahan sesama manusia. Kecenderungan yang bersifat sosial ini selalu

timbul karena pada diri setiap manusia ada sesuatu yang saling membutuhkan

( Hartomo, 1993: 94).

Suatu perubahan kecil saja pada situasi tertentu mungkin penting untuk

menilai perilaku tertentu. Suatu perubahan jumlah jam sehari, perubahan

jarak, jumlah tahun usia seseorang, atau kata- kata tertentu dalam

pembicaraan, mungkin cukup untuk mengubah signifikasi sosial tipe perilaku

yang dianggap pantas.

a) Klasifikasi situasi perilaku sosial

Perilaku anggota suatu kelompok dapat dikatagorikan menurut

pengaruh dan penciptaan kondisi, yang biasanya menjadi bagian situasi

yang terjadi. Klasifikasi tersebut dapat membantu menjelaskan berbagai

masalah pengendalian sosial dan untuk mencegah terjadinya kekeliruan

analisa dan praktek.

Kebanyakan perilaku merupakan kebiasaan yang tidak terfikirkan

ketika situasi yang mendorongnya sering terjadi dalam pengalaman.

Perilaku yang memerlukan pilihan secara sadar yang dilandasi pada

petunjuk yang jelas bagaimana cara memilihnya, merupakan perilaku

institusional. Dari sudut sosiologis penamaan itu benar, oleh karena fungsi

menilai yang benar atau salah ada pada lembaga- lembaga, setiap tipe

lembaga mempunyai skala nilai dan aturan perilaku serta fikiran.

Kebanyakan patokan moral berasal dari lembaga agama dan diterapkan

dalam aktifitas serta situasi yang mempunyai signifikasi keagamaan.

Page 65: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

46

Lainya berasal dari lembaga pendidikan dan diterapkan dalam aktifitas dan

situasi yang mempunyai signifikasi pendidikan.

Aktivitas dalam situasi tanpa patokan tentang kebenaran dan

kesalahan, merupakan perilaku yang meragukan. Perilaku tersebut sulit

untuk diduga sebelumnya, dan penilaian merupakan pendapat yang

mungkin tidak disepakati semua anggota kelompok.

b) Bidang- bidang perilaku sosial

Berbagai aktivitas yang dikatagorisasi dalam hubungannya dengan

tipe- tipe situasi tempat kegiatan itu terjadi, dapat diklasifikasikan sebagai

perilaku. Hal ini dapat digambarkan dalam lingkaran konsentris, lingkaran

tengah yang berada didalam merupakan inti aktivitas manusia yang

matang, yang mencerminkan perilaku otomatis. Lingkaran kedua adalah

perilaku institusional, sedangkan lingkaran ketiga (paling luar) adalah

perilaku yang meragukan.

Kalau suatu perilaku merupakan kebiasaan yang dilakukan secara

otomatis, maka untuk menghentikannya diperlukan tindakan

menghentikan kebiasaan itu atau menggatikannya dengan kebiasaan lain.

Kadang- kadang kebiasaan itu tidak memerlukan usaha- usaha tertentu,

akan tetapi untuk menghentikannya diperlukan konsentrasi dan kemauan

yang kuat.

Penghentian kebiasaan dan substitusi kebiasaan, tidak berfungsi sebagai

pendekatan langsung dalam bidang penilaian moralistis.

Page 66: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

47

Apabila seorang yakin dia benar menurut nilai-nilai institusional, maka

yang dapat dilakukan adalah menyalahkan penilaiannya. (Soerjono

Soekanto, 1987: 53-60)

C. Hubungan Keaktifan Mengikuti Pengajian Dengan Perilaku Sosial

Aktif adalah usaha yang dilandasi dengan ketekunan dan keikhlasan

guna mencapai tujuan yang diharapkan (Debdikbud, 1998: 19). Sedangkan

pengajian adalah suatu media belajar dan berdzikir untuk mendekatkan diri

kepada Yang Maha Kuasa (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1998: 491).

Demikian keaktifan mengikuti pengajian adalah usaha yang dilakukan secara

tekun dengan ikhlas untuk mendapatkan pahala dan ridho dari Allah Swt.

Semakin seseorang aktif dalam mengikuti pengajian maka iman mereka akan

semakin kuat, maka dari itu dengan mengikuti pengajian akan mendekatkan

kita dengan kerabat atau dengan lingkungan sekitar karena sesungguhnya

semua yang ada di dunia ini adalah saudara seperti dalam Q.S. Al-Hujurat 10

yang berbunyi sebagai berikut:

Artinya : ‘’Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara sebab itu

damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu

dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat’’. (QS.

Al Hujurat: 10)

Dengan demikian pengajian yaitu suatu lembaga pendidikan agama

non formal adalah termasuk lembaga atau sarana dakwah Islamiyah yang

Page 67: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

48

dapat mengembangkan kegiatan yang berfungsi untuk membina dan

mengembangkan ajaran agama Islam dalam rangka membentuk masyarakat

yang damai dan mempunyai iman yang kuat, menghormati sesama manusia.

Lebih lanjut, beberapa manfaat eksternal dari mengikuti pengajian

antara lain menciptakan masyarakat yang beriman kepada Allah Swt serta

untuk menyebarkan dakwah Islam. Asy-Syahid Hasan al Banna berkata,

‘’Ukhuwwah adalah terikatnya hati dan ruhani dengan ikatan aqidah. Aqidah

adalah sekuat-kuat dan semuli-mulianya ikatan. Dalam berjamaah harus tegak

amal-amalnya.

‘’Orang Mukmin yang saling mencintai dan saling menyayangi serta saling

mengasihi akan terlihat bagaikan satu tubuh, apabila salah satu anggota

tubuh menderita sakit, maka yang lain ikut merasakan hingga tidak bisa tidur

dan merasa demam.’’ (HR. Bukhari).

Dari sinilah nampak hubungan yang sangat logis antara keaktifan

mengikuti pengajian dengan kearifan berperilaku sosial. Demikian dapat di

asumsikan bahwa semakin aktif seseorang dalam mengikuti pengajian maka

semakin kuat keimanannya.

Page 68: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

49

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Dan Subjek Penelitian

Pada bagian ini penulis akan memaparkan gambaran umum tentang

keadaan geografi dan monografi masyarakat Desa Timpik, Kec. Susukan,

Kab. Semarang, untuk mengetahui secara global lokasi penelitian dan juga

sebagai data pendukung dalam pembuatan laporan penelitian lebih lanjut

skripsi ini. Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, maka secara

umum Desa Timpik dapat digambarkan sebagai berikut.

B. Keadaan Geografis Desa Timpik

Desa Timpik merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan

Susukan, Kabupaten Semarang. Desa Timpik adalah salah satu Desa di

Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang yang mempunyai Luas 728.304

ha.

Dengan batas-batas wilayah :

1. Sebelah Utara : Desa Susukan, Kec. Susukan.

2. Sebelah Timur : Desa Tawang, Kec. Susukan.

3. Sebelah selatan : Desa Rogomulyo, Kec. Kaliwungu.

4. Sebelah barat : Desa Ngampon, Kec. Ampel.

Untuk mempermudah pelayanan administrasi, Desa Timpik terbagi

menjadi 13 Dusun diantaranya :

Page 69: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

50

1 Dusun Karang

Salam

8 Dusun Sumber

2 Dusun Kaibon 9 Dusun Ngasinan

3 Dusun Gedangan 10 Dusun Bogo

4 Dusun Kauman 11 Dusun

Lempuyangan

5 Dusun Dorenan 12 Dusun Jetak

6 Dusun Timpik 13 Dusun Cengklik

7 Dusun Geneng

Dari 13 Dusun tersebut masing –masing Dusun memiliki RW dan RT,

adapun Total jumlah RT / RW di Desa Timpik terdiri dari 19 RW dan 49

RT.

Untuk mengetahui perbedaan antar Dusun masing-masing

membangun Gapuro secara swadaya ditempat Jalan masuk Dusun sebagai

identitas Dusun.

C. Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Timpik semuanya sejumlah 5.548 Orang yang

terdiri dari :

a. Laki-laki : 2.742 Orang

b. Perempuan : 2.806 Orang

1) Jumlah Kepala Keluarga : 1.677 KK

Page 70: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

51

2) Penduduk Desa Timpik mayoritas adalah petani

D. Sarana Pendidikan

Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang maju dan berkualitas

dan berbudi luhur Desa Timpik memiliki beberapa Lembaga pendidikan

mulai dari:

1. Pendidikan Anak Usia Dini PAUD

2. TK /RA

3. sekolah Dasar Negeri

4. Madrasah Negeri, MTS swasta, SMK Swasta dan SMU Negeri.

Selain itu mempermudah informasi juga ada jaringan internet dan

Perpustakaan Desa.

Semua Lembaga Pendidikan di Desa Timpik bekerja sama dengan

perpustakaan Desa sehingga para siswa siswi juga sering berkunjung ke

Perpustakaan Desa sesuai dengan Jadwal yang telah ditentukan.

E. Sarana Dan Prasarana Pemerintahan

Untuk melaksanakan kegiatan Pemerintahan, Desa Timpik memiliki

beberapa bangunan berupa :

a. 1 (satu) Gedung Kantor Desa.

b. 1 (satu) Gedung Balai pertemuan yang juga digunakan untuk olah

raga.

c. 1 (satu) Gedung Perpustakaan Desa.

d. 1 (satu) Bangunan Musholla.

Page 71: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

52

e. 1( satu) Bangunan Lumbung Desa.

F. Perangkat Desa

Dalam menjalankan tugas Pemerintahan Kepala Desa Timpik dibantu

oleh Perangkat Desa yang terdiri dari :

1. 1 (Satu) Orang Sekretaris Desa.

2. 5 (lima) Orang kaur dan Kasi.

3. 12 (dua belas) Kepala Dusun.

4. 2 (dua) orang pelaksana Teknis.

G. Visi Dan Misi

VISI : Terwujudnya Desa Timpik yang Produktif dan berbudaya.

MISI :

1. Meningkatkan kwalitas Sumber Daya Manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang pada gilirannya

meningkatnya kesejahteraan warga yang dilandasi dengan nilai

keimanan

2. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemerintah Desa sesuai

dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

3. Pemerataan dan Kesimbangan pembangunan disegala bidang

dengan didukung peran aktif masyarakat dalam perencanaan

pelaksanaan maupun pemanfaatandan pelestarian.

4. Meningkatkan Kesehatan masyarakat untuk lebih berproduktif.

Page 72: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

53

5. Pengelolaan kekayaan Desa secara transparan sesuai peraturan

perundang-undangan dan sesuai dengan pemanfaatan demi

kepentingan masyarakat.

H. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam skripsi ini adalah masyarakat Desa Timpik

yang giat dan aktif mengikuti pengajian giliran yang diadakan di Dusun

Geneng. Jama’ah yang tercatat selalu aktif mengikuti pengajian ada 35

orang.

I. Struktur organisasi

Pada pengajian putri di dusun geneng,timpik ini memiliki 8 orang

pengurus dan 35 keseluruhan jamaah pengajian dengan rincian sebagai

berikut:

Table 3.1

No Nama Jabatan

1 Saodah Ketua

2 Sunarti Wakil ketua

3 Sumarmi Bendahara I

4 Juminah Bendahara II

Page 73: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

54

D

a

t

a

p

engurus pengajian Dsn.Geneng, Ds.Timpik, Kec.Susukan

kab.semarang

Sebagai organ dan instrumen kegiatan organisasi, pengurus dan

pengkoordinasian jamaah pengajian giliran langsung ditangani oleh

pengurus pengajian itu sendiri, yakni oleh seksi dakwah. Dalam hal ini

koordinator dan wakil koordinator seksi dakwah bertindak sebagai ketua

dan wakil ketua jamaah pengajian giliran. Sedangkan sekretaris I dan II

pengajian bertindak sebagai penasehat jamaah pengajian.

J. Pelaksanaan Pengajian

Pelaksanaan pengajian di laksanakan setiap seminggu sekali jatuh

pada malam minggu. Mereka memilih malam minggu karena dimalam

tersebut kebanyakan ibu- ibu yang bekerja sebagai buruh pabrik sudah

pulang dari pekerjaannya dan merupakan malam yang senggang. Oleh

karena itu pemilihan waktu ini dirasa tepat untuk pelaksanaan pengajian.

K. Laporan Hasil Angket

5 Arma novita Sekretaris I

6 Siti Aminah Sekretaris II

7 Markini Seksi sosial

8 Rumi Seksi dakwah

Page 74: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

55

Data nama responden penulis teliti pada penelitian jamaah pada ibu-

ibu pengajian giliran di Dusun geneng desa timpik, Kec. susukan, Kab.

semarang adalah sebagai berikut

TABEL 3.2

NO NAMA UMUR PEKERJAAN

1 Arma Novita 28 tahun Buruh pabrik

2 Jumiyem 40 tahun Pedagang

3 Ikke nurjanah 22 tahun Ibu rumah tangga

4 Markini 49 tahun Petani

5 Nur Asiyah 26 tahun Buruh pabrik

6 Nurhayati 37 tahun Ibu rumah tangga

7 Parni 49 tahun Ibu rumah tangga

8 Parti 38 tahun Pedagang

9 Puji astute 26 tahun Ibu rumah tangga

10 Rohfiyati nugraheni 25 tahun Buruh pabrik

11 Rubiyati 37 tahun Pedagang

12 Saodah 52 tahun Ibu rumah tangga

Page 75: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

56

13 Siti aminah 25 tahun Buruh pabrik

14 Sri yanti 28 tahun Buruh pabrik

15 Sumarmi 31 tahun Buruh pabrik

16 Suminem 52 tahun Petani

17 Sumiyem 33 tahun Petani

18 Sunarti 59 tahun Petani

19 Suyahmi 53 tahun Petani

20 Suyani 29 tahun Buruh pabrik

21 Suwarti 29 tahun Ibu rumah tangga

22 Welas 55 tahun Petani

23 Yatinah 45 tahun Petani

24 Umi kholifah 22 tahun Buruh pabrik

25 Eni wardani 27 tahun Buruh pabrik

26 Ita novita 25 tahun Ibu rumah tangga

27 Jumini 52 tahun Pedagang

28 Karsih 60 tahun Ibu rumah tangga

Page 76: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

57

29 Rumi 55 tahun Petani

30 Sutinah 60 tahun Petani

31 Suwanti 51 tahun Pedagang

32 Ngatemi 61 tahun Ibu rumah tangga

33 Juminah 43 tahun Petani

34 Jumiah 62 tahun Petani

35 Naroh 38 tahun Ibu rumah tangga

L. Penyajian Data

Dalam pengumpulan data mengenai keaktifan mengikuti pengajian

terhadap perilaku sosial pada masyarakat Dusun Geneng Desa Timpik

Kec.Susukan Kab.Semarang, dengan menyebarkan angket kepada

masyarakat khususnya pada jamaah pengajian giliran ibu-ibu di Dusun

Geneng yang merupakan populasi pada penelitian kali ini. Angket terdiri

dari 20 pertanyaan yang harus di jawab oleh responden, pertanyaan tersebut

terdiri dari 10 pertanyaan untuk variabel Keaktifan mengikuti pengajian

dan 10 pertanyaan untuk variabel perilaku sosial. Setiap pertanyaan terdiri

dari 3 jawaban sebagai pilihan ibu-ibu dengan skala berbeda. Skala

penilaian memiliki gradiasi menurun, dimana jawaban A bernilai tinggi

dengan skor 3, jawaban B bernilai sedang dengan skor 2, jawaban C bernilai

rendah dengan skor 1.

Page 77: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

58

Dibawah ini adalah jawaban angket jamaah pengajian ibu-ibu:

1. Hasil Jawaban Angket

Dalam penelitian ini penulis mengambil dua variabel, adapun variabel

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Keaktifan mengikuti pengajian

Adapun data tentang angket keaktifan mengikuti pengajian

dapat di lihat pada tabel berikut ini :

Jawaban Angket Tentang Keaktifan Mengikuti Pengajian

Ibu-Ibu Pengajian giliran Dusun geneng Desa timpik, Kec.Susukan,

Kab.Semarang Tahun 2016

Responden yang diambil keseluruhan dari populasi pada penelitian

ini adalah seluruh jamaah pengajian putri pada masyarakat didusun

geneng desa timpik kec.susukan kab.semarang

TABEL 3.3

Rekapitulasi jawaban angket variable keaktifan mengikuti

pengajian

No.

res

Pilihan Jawaban Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A B C

01 A B A A A A A A A B 8 2 0

02 B A C A B A A A B A 6 3 1

03 C A A A A A A C A A 8 0 2

Page 78: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

59

04 A A A A A A B A B B 7 3 0

05 C B C A B B B C C C 1 4 5

06 A B A A A A A A A A 9 1 0

07 A A C A A A A C A A 8 0 2

08 A B C A B B B A A A 5 4 1

09 A B B A B B A A A A 6 4 0

10 C B A A B A A A A A 7 2 1

11 A A C A B A B C A A 6 2 2

12 A A A A A A A C A A 9 0 1

13 A A A A A A A C B A 8 1 1

14 B C B C C C B C C C 0 3 7

15 A C A A A A A A A A 9 0 1

16 A A C A A A A A A A 9 0 1

17 A A A A A A A A A A 10 0 0

18 A A A A A A A A A A 10 0 0

19 A B A A B A A A A A 8 2 0

Page 79: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

60

20 B B C A B B B C A A 3 5 2

21 A A C A A A A A A A 9 0 1

22 C B A A A A A A A A 8 1 1

23 A A A A A A B A A A 9 1 0

24 A A C A B B B C B B 3 5 2

25 A A A A A A A A A A 10 0 0

26 C B C A B B A C B A 3 4 3

27 A A A A A A A A A A 10 0 0

28 A A A A A A A B A A 9 1 0

29 A A A A A A C A A A 9 0 1

30 C B A A B A A A B A 6 3 1

31 A A C A B B B C B B 3 5 2

32 C B C A B B A C B B 2 5 3

33 A A A A A A A A A A 10 0 0

34 A A A A B A B B B B 5 5 0

35 C B C A B B B C B B 1 6 3

Page 80: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

61

b. Perilaku Sosial pada jamaah Pengajian Giliran

Adapun data tentang angket perilaku sosial jamaah pengajian

giliran dapat di lihat pada tabel berikut ini :

TABEL 3.4

Rekapitulasi jawaban angket variabel perilaku sosial

No.

res

Pilihan Jawaban Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A B C

01 A A B A A A A B A A 8 2 0

02 A A A A B A A A A A 9 1 0

03 A A B A B A A B A A 7 3 0

04 A A B A B B A B B A 5 5 0

05 A A B A A B A A A A 8 2 0

06 A A A A A A A A A A 10 0 0

07 A A B A A A A B A A 8 2 0

08 B A B B A A A A A A 7 3 0

09 A A B A A B A A A A 8 2 0

10 A A A A A A A A A A 10 0 0

11 A C B B A A A B A A 6 3 1

Page 81: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

62

12 A A A A A A A A A A 10 0 0

13 A A A A A B B B A A 7 3 0

14 A A A A A A A B A B 8 2 0

15 A A A A A A B A A A 9 1 0

16 A A A A A A C B B A 7 2 1

17 A B B A A A A B A A 7 3 0

18 A A A A A A A A A A 10 0 0

19 A A A A A A A A A A 10 0 0

20 B B A A A A B B A A 6 4 0

21 A B B A A A A B A A 7 3 0

22 A B B A A A A B A A 7 3 0

23 A A A A A A A A A A 10 0 0

24 B B B A B B B B A B 2 8 0

25 A B A A A A A B A A 8 2 0

26 B B B A A B A B B A 4 6 0

27 A B A A A A A B A A 8 2 0

Page 82: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

63

28 A C B B A B C B A A 4 4 2

29 A B A A A B A A A A 8 2 0

30 A B B B A B B B A B 3 7 0

31 B B B A B B C B A B 2 6 1

32 B B B A B B B B A B 2 8 0

33 A A B A A B A A A A 8 2 0

34 A B B B B B A B A A 4 6 0

35 B B B B B B B B B B 10 0 0

Page 83: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

64

BAB IV

ANALISIS DATA

Setelah terkumpul data, maka langkah selanjutnya penulis

menganalisis data untuk mengetahui ada tidaknya atau seberapa besar

hubungan antara keaktifan mengikuti pengajian terhadap perilaku sosial

di Dusun Geneng Desa Timpik Kec.Susukan Kab.Semarang. Maka

peneliti mengadakan analisis dari data yang diperoleh dan langkah

selanjutnya adalah menganalisa dengan statistik dan analisa kuantitatif.

Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hubungan

keaktifan mengetahui pengajian terhadap perilaku sosial jamaah

pengajian giliran pada masyarakat di Dusun Geneng. Maka ada tahap-

tahap dalam menganalisis data ini agar berjalan dengan benar sesuai

dengan jenis data yang akan diteliti yaitu sebagai berikut :

A. Analisis Deskriptif

Dalam analisis ini dideskripsikan tentang keaktifan mengikuti

pengajian melalui data yang diperoleh dari responden. Setelah

diketahui data-data tersebut keudian dihitung untuk mengetahui

tingkat hubungan msing-masing variabel dalam penelitian ini.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Analisis tentang Keaktifan Mengikuti Pengajian

Untuk mengetahui Keaktifan mengikuti pengajian di

Dusun Geneng Desa Timpik, maka peneliti menadaka

penskoran data yang diperoleh untuk kemudian dimasukkan

kedalam tabel distribusi frekuensi untuk dihitung rata-rata kelaas

Page 84: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

65

(mean) dari data yang terkumpul melalui angket yang terdiri dari

10 item pertanyaan dengan kriteria jawaban dimana setiap soal

terdapat 3 item di sediakan alternatif jawaban dengan bobot

sebagai berikut :

a. Alternatif jawaban A, memiliki bobot nilai 3

b. Alternatif jawaban B, memiliki bobot nilai 2

c. Alternatif jawaban C, memiliki bobot nilai 1

Dalam mencari nominasi yang di dasarkan pada jumlah nilai yang

di peroleh dari hasil angket untuk para ibu-ibu, nilai yang diperoleh

kemudian di klasifikasikan untuk mengkriteriakan tingkat keaktifan

mengikuti pengajian terhadap perilaku sosial pada masyarakat di Dusun

Geneng Desa Timpik, Kec.Susukan, Kab.Semarang

TABEL 4.1

Skor jawaban Responden Variabel Tingkat Keaktifan Mengikuti

Pengajian

No

res

Pilihan Jawaban Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

01 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 28

02 2 3 1 3 2 3 3 3 2 3 25

03 1 3 3 3 3 3 3 1 3 3 26

04 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 27

05 1 2 1 3 2 3 2 1 1 1 16

06 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29

Page 85: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

66

07 3 3 1 3 3 3 3 1 3 3 26

08 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 24

09 3 2 1 3 2 3 3 3 3 3 26

10 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 26

11 3 3 1 3 2 3 2 1 3 3 24

12 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 28

13 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 27

14 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 13

15 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 28

16 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 28

17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

19 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 28

20 2 2 1 3 2 2 2 1 3 3 21

21 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 28

22 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 27

23 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29

24 3 3 1 3 2 2 2 1 2 2 21

25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

26 1 2 1 3 2 2 3 1 2 3 20

27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

28 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29

29 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 28

30 1 2 3 3 3 3 3 3 2 2 25

Page 86: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

67

31 3 3 1 3 2 3 2 1 1 2 21

32 1 2 1 3 2 2 3 1 2 2 19

33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

34 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 20

35 1 2 1 3 2 2 2 1 2 2 18

Kemudian untuk menganalis data tersebut, maka dilakukan statistik

deskriptif dari tabel diatas yang dilakukan dengan proses pembuatan

tabel kerja kedalam distribusi frekuensi sebagai berikut:

TABEL 4.2

Hasil skor Keaktifan Mengikuti Pengajian di Dusun Geneng Desa

Timpik, Kec.Susukan, Kab.Semarang Tahun 2016

NO NO RES

Pilihan Jawaban Skor Jumlah

A B C 3 2 1

1. 01 8 2 0 24 4 0 28

2. 02 6 3 1 18 6 1 25

3. 03 8 0 2 24 0 2 26

4. 04 7 3 0 21 6 0 27

5. 05 1 4 5 3 8 5 16

6. 06 9 1 0 27 2 0 29

7. 07 8 0 2 24 0 2 26

8. 08 4 6 3 12 12 0 24

9. 09 7 2 1 21 4 1 26

10 10 7 2 1 21 4 1 26

11 11 6 2 2 18 4 2 24

12 12 9 0 1 27 0 1 28

13 13 8 1 1 24 2 1 27

14 14 0 3 7 0 6 7 13

15 15 9 0 1 27 0 1 28

16 16 9 0 1 27 0 1 28

Page 87: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

68

17 17 10 0 0 30 0 0 30

18 18 10 0 0 30 0 0 30

19 19 8 2 0 24 4 0 28

20 20 3 5 2 9 10 2 21

21 21 9 0 1 27 0 1 28

22 22 8 1 1 24 2 1 27

23 23 9 1 0 27 2 0 29

24 24 3 5 2 9 10 2 21

25 25 10 0 0 30 0 0 30

26 26 9 0 1 9 8 3 28

27 27 10 0 0 30 0 0 30

28 28 9 1 0 27 2 0 29

29 29 9 0 1 27 0 1 28

30 30 6 3 1 18 6 1 25

31 31 3 5 2 9 10 2 21

32 32 2 5 3 6 10 3 19

33 33 10 0 0 30 0 0 30

34 34 5 5 0 10 10 0 20

35 35 1 6 3 3 12 3 18

TABEL 4.3

Tabel kerja distribusi frekuensi variabel Keaktifan Mengikuti

Pengajian

No Skor (X) Frekuensi (F) F. X Persen (%)

1 13 1 13 3

2 16 1 16 3

3 18 1 18 3

4 19 1 19 3

5 20 2 40 6

6 21 3 63 8

Page 88: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

69

7 24 2 48 6

8 25 2 50 6

9 26 4 104 11

10 27 3 81 8

11 28 7 196 20

12 29 3 87 8

13 30 5 150 15

Jumlah 35 885 100%

Berdasarkan nilai hasil angket keaktifan mengikuti pengajian

giliran diperoleh nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 13.Kemudian

diintervalkan dengan menggunakan rumus:

i =(�� ��) + 1

��

i =(30 13) + 1

3

i =17 + 1

3

i =18

3= 6

Keterangan:

I : interval item

Xt : nilai tertinggi

Xr : nilai terendah

Ki : kelas interval (tinggi,sedang,rendah)

2. Analisis Berdasarkan Skor

Page 89: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

70

Untuk analisis ini digunakan teknis presentase dengan rumus:

� =�

� x 100%

Keterangan:

F = Frekuensi

N = jumlah responden (35 responden)

Adapun langkah dalam analisis ini adalah sebagai berikut:

a. Mencari individu yang tergolong mempunyai keaktifan

mengikuti pengajian giliran dengan A (tertinggi), B (sedang),

C(rendah).

Dari tabel 4.1 tentang keaktifan mengikuti pengajian:

1) Tinggi (kategori A) mencapai 23 responden

2) Sedang (kategori B) mencapai 9 responden

3) Rendah (kategori C) mencapai 3 responden

b. Mencari presentase masing-masing kategori

1) Kategori A � =��

�� x 100%= 65.71%

2) Kategori B � =�

�� x 100%= 25.71%

3) Kategori C� =�

�� x 100%= 8.57%

Berdasarkan hasil tabel diatas dapat diperoleh nilai interval 6,

sehingga untuk mengategorikan keaktifan mengikuti pengajian diperoleh

interval sebagai berikut:

TABEL 4.4

Page 90: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

71

Tabel niai interval variabel X (Keaktifan)

No Interval Kualifikasi Kode

1 25-30 Tinggi A

2 19-24 Sedang B

3 13-18 Kurang C

Hasil diatas menunjukkan mean dengan nilai 25 dari variabel

Keaktifan Mengikuti Pengajian tergolong tinggi karena termasuk dalam

interval (25 - 30). Artinya keaktifan mengikuti pengajian termasuk

tingkat kualifikasi tinggi.

TABEL 4.5

Distribusi frekuensi nilai angket Keaktifan

No Kategori Nilai Frekuensi Presentase

1 Tinggi 25-30 23 65.71%

2 Sedang 19-24 9 25.71%

3 Rendah 13-18 3 8.57%

Jumlah 35 100%

2. Analisis variabel Perilaku Sosial jamaah pengajian pada masyarakat

Untuk mengetahui perilaku sosial dalam kehidupan

bermasyarakat, maka peneliti mengadakan penskoran data yang

diperoleh untuk kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi

frekuensi untuk dihitung rata-rata kelas (mean) dari data yang

Page 91: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

72

terkumpul melalui angket yang terdiri dari 10 item pertanyaan dengan

kriteria jawaban dimana setiap soal terdapat 3 item jawaban, yaitu:

a. Alternatif jawaban A, memiliki bobot nilai 3

b. Alternatif jawaban B, memiliki bobot nilai 2

c. Alternatif jawaban C, memiliki bobot nilai 1

TABEL 4.6

Skor jawaban Responden Variabel Perilaku Sosial pada Masyarakat

No.

res

Pilihan Jawaban Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

01 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 30

02 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29

03 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 27

04 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 25

05 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 30

06 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

07 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 30

08 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 27

09 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 30

10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

11 3 1 2 2 3 3 3 2 3 3 25

12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

13 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 27

14 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 30

15 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29

Page 92: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

73

16 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 28

17 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 27

18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

20 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 26

21 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 27

22 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 27

23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

24 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 22

25 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 30

26 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 24

27 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 30

28 3 1 2 2 3 2 1 2 3 3 22

29 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 30

30 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 23

31 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 19

32 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 22

33 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 30

34 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 24

35 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20

Kemudian untuk menganalisi data tersebut, maka dilakukan

statistik deskriptif dari tabel di atas yng dilakukan dengan proses

pembuatan tabel kerja ke dalam distribusi frekuensi sebagai berikut:

TABEL 4.7

Page 93: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

74

Hasil skor Variabel Perilaku Sosial pada Masyarakat

NO

NO. RESP

Pilihan Jawaban Skor Jumlah

A B C 3 2 1

1 01 10 0 0 30 0 0 30

2 02 9 1 0 27 2 0 29

3 03 7 3 0 21 6 0 27

4 04 5 5 0 15 10 0 25

5 05 10 0 0 30 0 0 30

6 06 10 0 0 30 0 0 30

7 07 10 0 0 30 0 0 30

8 08 7 3 0 21 6 0 27

9 09 10 0 0 30 0 0 30

10 10 10 0 0 30 0 0 30

11 11 6 3 1 18 6 1 25

12 12 10 0 0 30 0 0 30

13 13 7 3 0 21 6 0 27

14 14 10 0 0 30 0 0 30

15 15 9 1 0 27 2 0 29

16 16 8 2 0 24 4 0 28

17 17 7 3 0 21 6 0 27

18 18 10 0 0 30 0 0 30

19 19 10 0 0 30 0 0 30

20 20 6 4 0 18 8 0 26

21 21 7 3 0 21 6 0 27

22 22 7 3 0 21 6 0 27

23 23 10 0 0 30 0 0 30

24 24 2 8 0 6 16 0 22

25 25 10 0 0 30 0 0 30

26 26 4 6 0 12 12 0 24

27 27 10 0 0 30 0 0 30

28 28 4 4 2 12 8 2 22

29 29 10 0 0 30 0 0 30

30 30 3 7 0 9 14 0 23

31 31 1 7 2 3 14 2 19

32 32 2 8 0 6 16 0 22

33 33 10 0 0 30 0 0 30

Page 94: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

75

34 34 4 6 0 12 12 0 24

35 35 0 10 0 0 20 0 20

TABEL 4.8

Tabel kerja distribusi variabel Perilaku Sosial pada masyarakat

NO Skor (X) Frekuensi (F) F.X Persen

(%)

1 19 1 19 3

2 20 1 20 3

3 22 3 66 8

4 23 1 23 3

5 24 2 48 6

6 25 2 50 6

7 26 1 26 3

8 27 6 162 17

9 28 1 28 3

10 29 2 58 6

11 30 15 450 42

Jumlah 35 950 100%

Berdasarkan tabel diatas maka untuk proses selanjutnya dilakukan

perhitungan sebagai berikut:

a. Mencari nilai rata-rata dari variabel Y yaitu Perilaku Sosial pada

masyarakat. Dengan menjumlahkan keseluruhan nilai angket

dibagi responden. Berdasarkan hal tersebut maka nilai rata-rata

untuk variabel Y adalah:

Jadi, nilai rata-rata untuk variabel Y adalah sebesar 27

Page 95: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

76

b. Menafsirkan nilai mean yang telah dipadatkan interval kategori

dengan cara sebagai berikut:

c. Kemudian diintervalkan dengan menggunakan rumus:

i = (�����)� �

��

keterangan:

I : Nilai ideal

XT : Nilai tertinggi ideal

XR : Nilai terendah ideal

KI : Kelas interval

i = (��� )� �

��

i = (�����)� �

i = ��� �

i = ��

i = 4

3. Analisis Berdasarkan Skor

Untuk analisis ini digunakan teknis presentase dengan rumus:

� =�

� x 100%

Keterangan:

F = Frekuensi

N = jumlah responden (35 responden)

Page 96: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

77

Adapun langkah dalam analisis ini adalah sebagai berikut:

1.a Mencari individu yang tergolong mempunyai keaktifan mengikuti

pengajian giliran dengan A (tertinggi), B (sedang), C(rendah).

Dari tabel 4.6 tentang perilaku sosial pada jamaah pengajian:

1) Tinggi (kategori A) mencapai 24 responden

2) Sedang (kategori B) mencapai 6 responden

3) Rendah (kategori C) mencapai 5 responden

1.b Mencari presentase masing-masing kategori

1) Kategori A � =��

�� x 100%= 68.57%

2) Kategori B � =�

�� x 100%= 17.14%

3) Kategori C� =�

�� x 100%= 14.28%

Berdasarkan hasil tabel diatas dapat diperoleh nilai interval 4,

sehingga untuk mengategorikan perilaku sosial pada masyarakat

diperoleh interval sebagai berikut:

TABEL 4.9

Tabel niai interval variabel Y (Perilaku Sosial)

No Interval Kualifikasi Kode

1 27-30 Tinggi A

2 23-26 Sedang B

3 19-22 Kurang C

Page 97: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

78

Hasil diatas menunjukkan mean dengan nilai 27 dari variabel

tergolong tinggi Artinya perilaku sosial ibu-ibu jamaah pengajian giliran

pada masyarakat termasuk dalam interval (27 - 30).

TABEL 4.10

Distribusi frekuensi nilai angket Perilaku Sosial pada Masyarakat

No Kategori Nilai Frekuensi Presentase

1 Tinggi 27-30 24 68.57%

2 Sedang 23-26 6 17.14%

3 Rendah 19-22 5 14.28%

Jumlah 35 100%

B. ANALISIS KEDUA

Dalam menganalisa hubungan keaktifan mengikuti pengajian

giliran di Dusun Geneng dengan perilaku sosial pada masyarakat Desa

Timpik, Kec.Susukan, Kab. Semarang, Tahun 2016, penulis

menggunakan teknik analisis statistik. Alasan menggunakan teknik

statistik adalah:

1. Karena data yang diperoleh merupakan data kuantitatif yang

berupa angka.

2. Dengan menggunakan analisis statistik akan diperoleh

kesimpulan yang bersifat obyektif dan tidak diragukan.

3. Sebagai penutup dalam langkah kerja, penulis menggunakan

rumus product moment sebagai berikut:

Page 98: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

79

Rxy = � ∑ ���(∑ �)(∑ �)

�{�(∑ �)� �(∑ �)�}{�(∑ �)� �(∑ �)�}

Rxy : Koefisien korelasi antara variable x dan y

XY : Perkalian antara x dan y

X : Variable keaktifan mengikuti pengajian

Y : Variable perilaku sosial

N : Jumlah sample yang diteliti

∑ : Sigma (jumlah dari variable)

Dalam penyajian data, akan dikorelasikan dalam tabel koefisien

korelasi dimana keaktifan mengikuti pengajian giliran sebagai variabel x

dan perilaku sosial masyarakat Dusun Geneng,Desa Timpik,

Kec.Susukan, Kab.Semarang sebagai variabel y. Untuk lebih jelasnya,

penulis menyajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.11

Tabel Kerja Product Moment Korelasi antara keaktifan mengikuti

pengajian (X) dengan perilaku sosial pada masyarakat (Y)

No Resp

� � �� �� ��

1 28 30 784 900 840

2 25 29 625 841 725

3 26 27 676 729 702

4 27 25 729 625 675

5 16 30 256 900 480

6 29 30 841 900 870

Page 99: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

80

7 26 30 676 900 780

8 24 27 576 729 648

9 26 30 676 900 780

10 26 30 676 900 780

11 24 25 576 625 600

12 28 30 784 900 840

13 27 27 729 729 729

14 13 30 169 900 390

15 28 29 784 841 812

16 28 28 784 784 784

17 30 27 900 729 810

18 30 30 900 900 900

19 28 30 784 900 840

20 21 26 441 676 546

21 28 27 784 729 756

22 27 27 729 729 729

23 29 30 841 900 870

24 21 22 441 484 462

25 30 30 900 900 900

26 20 24 400 576 480

27 30 30 900 900 900

28 29 22 841 484 638

29 28 30 784 900 840

30 25 23 625 529 575

31 21 19 441 361 399

32 19 22 361 484 418

33 30 30 900 900 900

34 20 24 400 576 480

35 18 20 324 400 360

Jumlah 885 950 23037 26160 24238

Dengan melihat tabel kerja di atas dapat diketahui sebagai berikut:

X = 885

Y = 950

Page 100: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

81

X2 =23037

Y2 = 26160

X.Y = 24238

Untuk mengetahui hubungan keaktifan mengikuti pengajian giliran di

Dusun Geneng dengan perilaku sosial pada masyarakat Desa Timpik,

Kec.Susukan, Kab. Semarang, Tahun 2016 rumus:

Rxy = � ∑ ���(∑ �)(∑ �)

�{�(∑ �)� �(∑ �)�}{�(∑ �)� �(∑ �)�}

=(��������)�(���)(���)

� ���(�����) �(���)�����(�����) �(���)��

= �������������

�{(��������)�������}{(��������)�������}

= ����

�{�������������}{�������������}

= ����

�(�����)(�����)

= ����

���������

= ����

�����,����

= 0,436

C. Uji Hipotesis

Variabel x (Keaktifan Mengikuti Pengajian Giliran) dengan

Variabel y (Perilaku Sosial Masyarakat Dusun Geneng) Dari hasil

Page 101: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

82

perhitungan korelasi product moment tersebut menghasilkan rhitung

=0,436. Langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan rhitung

dengan rtabel. Harga rtabel untuk jumlah N=35 pada taraf

signifikansi 5%= 0.334 dan 1% = 0.430. Jadi rxy>rt sehingga

menunjukkan ada hubungan yang signifikan.

Dari uraian di atas terlihat bahwa harga rxy hitung lebih besar

dari r tabel pada taraf signifikansi 5% dan 1%. Oleh karena itu

hipotesis diterima yang menyatakan ada hubungan yang signifikan

antara keaktifan mengikuti pengajian giliran dengan perilaku sosial

masyarakat Dusun Geneng, Desa Timpik Kec.Susukan,Kab.

Semarang Tahun 2016 diterima. Berdasarkan analisis tesebut, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara keaktifan mengikuti pengajian giliran’ dengan perilaku sosial

masyarakat Dusun Geneng,Desa Timpik, Kec.Susukan,

Kab.Semarang, Tahun 2016. Dengan demikian, hipotesis yang

berbunyi “ada hubungan yang signifikan antara keaktifan mengikuti

pengajian giliran dengan perilaku sosial masyarakat di Dusun

Geneng, Desa Timpik, Kec. Susukan,Kab. Semarang, Tahun 2016”

dapat diterima.

Page 102: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

83

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Keaktifan mengikuti pengajian giliran di Dusun Geneng,

Desa Timpik, Kec.Susukan, Kab.Semarang pada kategori

tinggi ada 26 responden dengan presentase 74% kemudian

dalam kategori sedang ada 7 responden dengan presentase

20% dan yang termasuk dalam kategori kurang ada 2

responden dengan presentase 6%.

2. Perilaku sosial pada masyarakat di Dusun Geneng,Desa

Timpik, Kec.Susukan, Kab.Semarang pada kategori tinggi 29

responden dengn presentse 83% kemudian dalam kategori

sedang 6 responden dengan presentase 17% dan yang

termasuk kategori kurang 0 responden dengan presentasi 0%.

3. Hubungan keaktifan mengikuti pengajian giliran dengan

perilaku sosial pada masyarakat di Dusun Geneng, Desa

Timpik, Kec.Susukan, Kab. Semarang dengan menggunakan

rumus product moment diperoleh rxy=0,436 lebih besar dari

rtabel pada taraf signifikan 5%=0,334 dengan N=35. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil diterima

atau dengan kata lain dapat dikatakan ada hubungan yang

Page 103: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

84

signifikan antara keaktifan mengikuti pengajian giliran

dengan perilaku sosial pada masyarakat di Dusun Geneng,

Desa Timpik, Kec. Susukan, Kab.Semarang tahun 2016.

B. SARAN

Sehubungan dengan adanya pembahasan masalah dalam skripsi

ini, maka peneliti memandang perlu untuk menyampaikan saran-

saran antara lain:

a) Untuk terus menjaga keistiqomahan dalam mengikuti

pengajian giliran di Dusun Geneng secara khusus, dan

pengajian-pengajian dimanapun berada secara umum untuk

menguatkan keimanan dan ketaqwaan.

b) Agar ilmu dari mengikuti pengajian giliran dapat

disebarluaskan ke keluarga serta masyarakat umum untuk

kebaikan bersama.

c) Untuk selalu mengamalkan ilmu yang didapat dari mengikuti

pengajian giliran dalam kehidupan sehari-hari.

d) Untuk selalu berlaku ikhsan dalam bermasyarakat, serta

mengamalkan dengan sungguh-sungguh ajaran Rosulullah

SAW.

C. PENUTUP

Dengan mengucap syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT

atas anugerah, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini jauh dari

Page 104: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

85

kesempurnaan, oleh karena itu, saran dan kritik dari semua pihak

sangat peneliti harapkan sebagai penyempurna segala kekuragan

dan kekeliruan penulisan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi ini

dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca pada

umumnya.

Page 105: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

DAFTAR PUSTAKA

Alawiyah, Tuty, 1997, Strategi Dakwah Di Lingkungan Majelis Ta’lim, Bandung:

Mirzan.

Amin, Mansur. 1997. Dakwah Islam dan Peran Moral. Yogyakarta: Al Amin Press

Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta. Cet. Ke-4

Aziz, Ali, M, 2004. Ilmu Dakwah, Jakarta: Prenada Media

Azizy, A. Qodry. 2003. Pendidikan Agama Untuk Membangun Etika Sosial.

Semarang: Aneka Ilmu. Cet. Ke-2

Depag RI. 1996. Al-Qur’anul Karim, dan Terjemahannya. Semarang: CV. Toha Putra

Depdikbud. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Derajat, Zakiah, 1998, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta :Bulan Bintang.

Hadi, Sutrisno. 1993. Metode Research. Yogyakarta: Andi Offset

Hafidhuddin, Didin. 2003. Islam Aplikatif. Jakarta: Gema Insani Press

Halimi, Safrodin. 2008. Etika Islam Dalam Perspektif Al-Qur’an. Semarang:

Walisongo Press

Husain, Muh. 1997. Metodologi Dakwah dalam Al-Qur’an. Jakarta: Penerbit Lentera

Ibrahim, Rusli. 2001. Pembinaan Perilaku Sosial Melalui Pendidikan Jasmani.

Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga

Page 106: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

Muhammad, Abul Q’qa’ bin Shahih Abu Abdillah. 2005. 102 Kiat Agar Semangat

Belajar Agama Membara. Surabaya: Elba

Pimay, Awaludin. 2006. Metodologi Dakwah. Semarang: Rasail

Poerwadarminto, WJS, 2006, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta :

Balai Pustaka.

Purwanto, M. Ngalim. 1992. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Rudito,

Bambang dan Adi Prasetijo

Rudito, Bambang dan Adi Prasetijo, Kusairi. 2003. Akses Peran Serta

Masyarakat. Jakarta: Sinar Harapan dan ICSD

Sugiono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

Syukir, Asmuni, 1983. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: al-Ikhlas

Zein, Muhammad, 1997, Metodologi Pendidikan Agama Islam Pada

Lembaga Non-Formal, Yogyakarta : Sumbangsih.

Zuhairi, DKK, 1997, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta:Bumi Aksara.

Zuhri, Muh. 2003. Hadist Nabi.Yogyakarta:Anggota Ikapi

Zuriah, Nurul. 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori dan Aplikasi.

Jakarta: PT Bumi Aksara

Page 107: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 108: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

ANGKET PENELITIAN MENGENAI KEAKTIFAN IBU-IBU DALAM

MENGIKUTI

PENGAJIAN AN-NUR HUBUNGANNYA DENGAN

PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT DSN.GENENG, DS. TIMPIK, KEC.

SUSUKAN, KAB. SEMARANG TAHUN 2015

No Variabel Indikator Angket

1. Keaktifan dalam

mengikuti

pengajian

1. Datang Tepat

Waktu

2. Aktif dalam

mengikuti

pengajian

3. Mendengarkan

pengajian

4. Mengetahui

tujuan

pengajian

1. Apakah anda aktif menghadiri

pengajian giliran setiap malam

minggu?

2. Jika suatu ketika ada pengajian

padahal anda bekerja, apa yang anda

lakukan?

1. Jika ada pengajian anda baru pulang

dari bekerja apakah anda berangkat

atau memilih dirumah?

2. Apakah anda selalu mengikuti

pengajian sampai selesai?

1. Apakah anda selalu mendengarkan

isi pengajian?

2. Apa yang anda lakukan ketika

pengajian berlangsung?

3. Apakah anda bertanya jika ada

materi yang belum dipahami?

1. Menurut anda apa fungsi pengajian

yang anda ikuti?

2. Apakah anda selalu memberikan

sedekah kepada orang yang

membutuhkan?

3. Apakah anda menghargai pendapat

orang lain dimasyarakat?

2. Perilaku sosial 1. Tolong 1. Apakah anda aktif dalam kegiatan

Page 109: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

menolong

2. Menghargai

dan

menghormati

orang lain

3. Kasih sayang

terhadap

sesama

4. Toleransi

5. Sopan santun

dalam bergaul

sosial?

2. Apakah anda selalu memberikan

sumbangan materi dalam kegiatan

sosial dimasyarakat?

1. Apakah anda berlaku ramah dan

santun terhadap setiap orang

dimasyarakat?

2. Apakah anda aktif

mensosialisasikan atau mengajak

orang lain untuk ikut menghadiri

pengajian?

1. Apakah anda menghargai hak

tetangga atau orang lain?

2. Apakah anda memiliki rasa

tanggung jawab untuk

melaksanakan setiap kegiatan sosial

dimasyarakat?

3. Apakah anda bersedia bekerjasama

dengan orang lain?

1. Apabila ada orang sakit apakah anda

ikut menjenguk?

1. Apa yang anda lakukan ketika

bertemu dengan orang lain?

2. Apakah anda termasuk orang yang

mudah bergaul dengan orang lain?

Page 110: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

Dokumentasi Pengajian di Dusun Geneng Desa Timpik

Page 111: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT
Page 112: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT
Page 113: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT
Page 114: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT
Page 115: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT
Page 116: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT
Page 117: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT
Page 118: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT
Page 119: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT
Page 120: HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU -IBU DALAM DS. TIMPIK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1559/1/tarmi jadi.pdfHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU MENGIKUTI PENGAJIAN AN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sutarmi

Tempat dan Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 07 November 1992

Alamat : Dsn. Geneng Rt 03/ Rw 08 Ds.

Timpik, Kec.Susukan, Kab. Semarang.

Pendidikan :

1. SD NEGERI TIMPIK 02 2007

2. SMP NEGERI I SUSUKAN 2009

3. SMA NEGERI I SUSUKAN 2011

4. S1 PAI IAIN SALATIGA 2016

Salatiga, 21 Maret 2016

Sutarmi

NIM 111 11 121