Jenis Kumbang Merusak Padi
Transcript of Jenis Kumbang Merusak Padi
Mata Kuliah : Hama dan Penyakit Pasca PanenDosen : Ir. Uvan Nurwahida, S.MP
O l e h :
MANRAMPASINIM. 07 013 014 002
JURUSAN : HPT
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR (UIM)TAHUN 2007
JENIS-JENIS KUMBANG (HAMA) YANG MERUSAK
PADA TANAMAN PADI / GABAH, KACANG-KACANGAN
DAN KOPI DI GUDANG
1. Coleoptera : Tenebrienidae
Tribolium Castaneum
Disebut juga rust red flour beetle (kumbang tepung),
Imago berwarna merah karat
Menyerang tepung di penyimpanan,
- Telur berwarna putih agar keruh, ukuran tubuh kurang lebih 1,5-3 mm.
Telur diletakkan dalam tepung atau bahan yang telah menjadi pecah-pecah.
- Larva bergerak aktif dalam material, menjelang berupa akan muncul dalam
permukaan material, setelah menjadi imago akan kembali ke dalam material.
- Memiliki rumus tarsus : 5 : 5 : 4 (tungkai depan, tungkai tengah, tungkai
belakang memiliki 5, 5, 4 ruas tarsus.
Bioekologi : Tribolium Castaneum
Jumlah telur yang diletakkan tergantung pada temperatur :
Suhu 250C rata-rata telur diletakkan setiap hari 2,5 butir.
Temperatur 32,50C rata-rata telur yang diletakkan 11 butir/
Jumlah telur yang diletakkan seekor imago betina : 450 butir
Telur yang diletakkan secara tidak beraturan.
Temperatur optimum untuk perkembangannya Tribolium Castaneum 350C, min.
200C temperatur maks. 400C, RH optimum 70%. Stadia pupa 4,5 hari dan siklus
hidup 20 hari.
Telur dan pupa Tribolium Castaneum sering dimakan oleh serangga dewasanya.
Ditemukan menyerang tepung terigu, beras, dan tepung gaplak, kadang-kadang
ditemukan pada kacang tanah.
2. Acanthoscellides obtectus (Coleoptera : Bruchidae)
- Warna dasar tubuh abu-abu, cokelat atau cokelat kemerah-merahan, abdomen tdr
11 ruas, ruas 1-10 warna abu-abu gelap ruas 11 kemerah-merahan.
- Formulir bagian belakang, terdapat satu geligi besar yang diikuti 2 atau 3 geligi
kecil.
- Imago jantan memiliki pigdium hanya sebagian yang terlihat dari atas. Pigdium
Imago betina dapat dilihat secara keseluruhan dari atas.
- L1 – diluar biji, memiliki 3 pasang tungkai pendek dan pipih, L2 dst dalam biji.
Tungkai hilang apabila L menggerek ke dalam biji.
- Imago yang baru terbentuk masih dalam biji selama beberapa hari, berwarna
cokelat.
Bioekologi :
Serangga cosmopolitan, menyerang biji kacang-kacangan
Serangga dimulai sejak di lapang sebelum panen
Telur diletakkan pada polong atau langsung pada biji, peletakan telur tidak hanya
dilakukan lapang tapi juga di penyimpanan.
Telur berbentuk lonjong, berwarna putih
Cara merusak
- Larva yang baru terbentuk mengegrek polong dan biji
- Imago sulit dilihat dari luar, terlihat apabila telah keluar melalui lubang yang
terletak pada salah satu bagian dari biji yang bersarang dengan cara
mendorong kulit biji yang telah dibuat oleh larva.
Betina meletakkan telur diantara biji-biji kacang, hal ini berbeda dari famili yang
sama.
Siklus hidup berkisar 25-34 hari pada kondisi makanan cukup. Tanpa makanan
bertahan hidup hanya 5-6 hari dengan produksi telur 15-30 hari.
Imago aktif pada siang hari dan tertarik cahaya.
3. Coleoptera : Anthribiidae
Araecerus Fasciculatus
- Imago berwarna cokelat, cokelat muda sampai cokelat tua terdapat bintik-bintik
berwarna cokelat dalam jumlah sedikit. Kepala melebar dan memanjang sampai
pada batas moncong. Moncong pendek dan lebar.
- Caput tersembunyi oleh pronotum, ujung abdomen menjorok diantara elytra
(elytra pendek). Bentuk badan pendek dan gemuk, abdomen ditutupi oleh elytra
3 ruas terakhir antena membesar secara tiba-tiba. Ukuran imago.
- Imago meletakkan telur satu per satu pada komoditi secara terpisah, di letakkan
pada lubang-lubang kecil material. Larva yang terbentuk akan menggerek masuk
ke dalam biji dan meninggalkan sisa-sisa gerakan berupa tepung.
- Larva tipe scarabeiform, memiliki tungkai yang tidak berfungsi. Sebelum larva
berkepompong, larva membuat rongga di dalam biji yang dilapisi dengan sisa-
gerekan bercampur air liur yang kelak berfungsi sebagai kokon.
- Bahan yang diserang : jagung, gaplek, kakao, sorghum, dan bunga pala.
Bioekologi Araecerus Fasciculatus
Araecerus Fasciculatus meletakkan telur di dalam biji, pada kopi, seekor betina
dapat meletakkan telur 50 butir, jagung 11,4 butir.
Telur yang menetas menjadi larva berwarna putih, kepala berwarna kuning dan
segera menggerek ke dalam biji. Stadium larva 20 hari dan sebelum berpupa
larva / pembuat rongga di dalam biji yang berfungsi sebagai tempat puparium.
Stadium pupa 5 hari dan setelah menjadi dewasa akan tetap tinggal di dalam
puparium selama 12 hari.
Daur hidup Araecerus Fasciculatus
- Biji kopi dengan temperatur 280C dan Rh 70% : 46 – 66 hari
- Gaplek dengan kadar air 14% : 25 – 35 hari
- Jagung dengan kadar air 11,5% : 42,5 – 49,5 hari
4. Rhizoperta dominica F. (Coleoptera : Bostrychidae)
Morfologi tubuh terlihat dari atas hanya terdiri 2 bagian : thorax & abdomen.
Thorax bersisik, abdomen berduri.
Kepala relatif kecil bersembunyi di bawah thorax
Bangun umum persegi empat dengan ujung membulat
Antena tipe serrate, terdiri 9 ruas,
Warna tubuh cokelat kemerah-merahan, ukuran 2,3 – 3 mm
Bioekologi Rhizoperta dominica
Telur diletakkan satu per satu atau secara berkelompok pada bagian permukaan
produk, bagian dalam permukaan yang telah tergerak atau di celah-celah dinding
gudang.
1 ekor betina meletakkan telur ± 500 butir (3 minggu)
Larva yang baru menetas hanya memakan sisa-sisa gerakan yang ada, instar
selanjutnya akan membuat gerakan pada produk biji-bijian.
Larva yang baru keluar dari telur mula-mula makan dari tepung bekas gerekan
imago, kemudian masuk ke dalam produk yang telah rusak dan hidup pada
tempat tersebut sampai imago.
Larva memakan isi produk hingga habis, yang tersisa kulitnya saja.
Siklus hidup Rhizoperta dominica 46 – 69 hari
Suhu optimum untuk perkembangan 340C, RH 50 – 60%, pada gabah KA 10,3%.
5. Necrobia (Coleoptera : Cloridae)
- Disebut sebagai kumbang kopra, banyak menyerang kopra yang berkualitas
jelek.
- Betina meletakkan telur pada celah-celah yang terdapat pada produk akibat
retakan.
- Larva bersifat kabibalisme baik sesama spesies maupun spesies lain.
- Pada saat akan membentuk pupa, larva membentuk rongga yang berbentuk
lonjong yang dilapisi benang liurnya.
- Elytra berwarna biru metalik / biru kehijauan
- Tungkai dan antena berwarna cokelat kekuning-kuningan
- Kumbang N. rufipes berwarna biru ungu mengkilat dengan ukuran 4-5 mm
Antena pada bagian pangkal dan tungkai berwarna merah. Antena terdiri dari 11
segmen berwarna cokelat gelap atau hitam dan tiga segmen dari antena
berbentuk gada.
Bioekologi N. rufipes
N. rufipes selain sebagai hama dapat juga berperan sebagai kanibal dan predator
telur dan larva muda Dermetes spp.
N. rufipes DeGeer berkembang sangat baik pada kopra yang bercendawan dan
tidak dapat berkembang di bawah temperatur 20,50C.
Telur N. rufipes diletakkan di celah-celah atau retakan material yang tersembunyi
yang cepat mencapai 30 butir.
Pada daerah tropik serangga betina dapat hidup sampai 6 bulan dan dapat
menghasilkan telur sampai 3000 butir.
Larva yang keluar dari telur yang menetas menggerek material dan membuat
liang gerek yang berkelok-kelok.
Larva mempunyai empat instar dengan stadium larva 17 hari.
Menjelang berpupa larva membuat puparium yang terbentuk oval.
Siklus hidup mencapai 42 hari pada temperatur 300C dan RH 65 – 70% dan dapat
lebih lama pada RH yang lebih dan sekitar 50%. N. rufipes menyebar pada
daerah tropis dan subtropik
Gejala serangan : Daging kopra berlubang-lubang dan membentuk saluran kecil
yang berlubang.
Bahan yang diserang : kopra, ikan kering dan tepung ikan, dan jagung. Bersifat
sebagai predator dalam gudang
6. Silvanus surinamensis L / =
Oryzaepillus surinamensis L. (Col. Silvanidae)
- Ciri khas thorax bergerigi sehingga disebut kumbang penggerak bergergaji
- Imago berwarna cokelat tua, dengan tubuh agak langsing, ukuran tubuh 2,5 – 3,5
mm.
- Gerigi pada thoraks terdapat pada sisi kiri dan kanan masing-masing terdiri 6
gerigi.
- Bentuk caput terlihat mirip segitiga, elytra nampak bergaris membujur.
- Bahan yang diserang : kopra
- Melakukan pengrusakan pada produk besama-sama dengan Nekrobia rufipes.
- Gejala serangan sama dengan Necrobia, hanya saja lubang yang terbentuk lebih
kecil.
Bioekologi Silvanus surinamensis
Telur diletakkan satu per satu atau dalam kelompok-kelompok kecil pada celah-
celah bahan.
1 ekor betina meletakkan telur 45-200 butir dalam waktu 10 minggu
Stadium telur 7 hari
Larva terlihat langsing, berwarna kekuning-kuningan, kepala berwarna cokleta.
Stadium larva ± 17 hari.
Silvanus surinamensis membentuk pupa diantara bahan komoditi, stadium pupa
6 hari.
Siklus hidup 25-35 hari pada suhu 300C dengan RH 70%.
Gejala kerusakan :
- Bahan yang terserang tidak seluruhnya rusak atau hancur, tetapi hanya bagian
permukaannya saja.
- Gejala kerusakan ditandai dengan berkeliarannya larva imago pada komoditi.
7. Carphophillus dimidiatus (Coleoptera : Nitidulidae)
- Ciri khas : elytra pendek, sehingga tidak menutupi ruas-ruas abdomen secara
keseluruhan dan akan tampak dari atas (tubuh oval).
- Antena 11 ruas, 3 ruas terakhir membentuk gada (tipe capitate)
- Tubuh berwarna kuning kecoklat-cokelatan sampai hitam.
- Tarsus memiliki 5 ruas, namun ruas ke 4 terlihat lebih pendek sehingga seolah-
olah hanya 4 ruas.
- Berasosiasi dengan cendawan (banyak menyerang komoditi yang bercendawan).
- Banyak ditemukan pada lantai yang berdebu
- Produk yang diserang : jagung, buah-buahan yang kering.
Bioekologi Carpophillus :
Spesies-spesies Corpophilus merusak bagan simpanan yang banyak mengandung
minyak seperti kopra, bungkil kopra, kacang dan jagung.
Pada kondisi yang sesuai jumlah telur yang diletakkan 1000 butir dan menetas 2-
3 hari.
Stadium larva 6 – 14 hari
Stadium pupa 5 – 14 hari
Serangga dewasa aktif terbang dan dapat terbang sejauh 3 km. Daur hidup
Carphophillus hemipterus pada temperatur 18,50C dan RH 7% adalah 12 hari.
Carphophillus spp. dapat berperan sebagai vektor penyakit cendawan dan
bakteri.
8. Corcyra cephalonica (Lepidoptera : Galleriidae)
- Ngengat berwarna cokelat keabu-abuan berukuran 12 – 15 mm
- Serangga dewasa berwarna cokelat merata dan sepanjang pertulangan sayap
lebih gelap.
- Pada tiap ujung dari vena terdapat titik hitam. Labial palpus lurus ke depan.
Labial palpus pada serangga palpus lebih panjang dan meruncing sedang pada
jantan lebih pendek dan tumpul.
- Komoditi yang diserang ialah kopra, cokelat, jagung, beras, bungkil, biji kapas
dan pala.
- Pada abdomen larva ruas pertama dan ke delapan terdapat cincin yang berpigmen
di atas spiracle dan ditumbuhi seta. Pada cincin spiracle bagian belakang lebih
tebal dibanding bagian depan.
- Imago hidup hanya beberapa hari saja, meletakkan telur dalam jumlah banyak
dalam waktu singkat.
Bioekologi Corcyra cephalonica
Ngengat meletakkan telur 1-2 hari setelah keluar dari kepompong, produksi telur
± 130 butir.
Telur umumnya diletakkan pada malam hari
Telur berwarna putih, bagian permukaan licin
Telur diletakkan satu per satu pada komoditi
Larva sangat aktif, berwarna putih kelabu, panjang larva 14 mm
Larva banyak membentuk benang sutra yang mengikat kotoran dan bahan yang
diserang membentuk gumpalan.
Pada abdomen larva ruas pertama dan ke delapan terdapat cincin yang berpigmen
di atas spiracle dan ditumbuhi seta. Pada cincin spiracle bagian belakang lebih
tebal dibanding bagian depan.
Siklus hidup pada suhu optimum 260C-300C : 4-5 minggu.
Perkembangan tidak dapat sempurna apabila suhu dan RH di bawah 1800C dan
30%.
Imago jarang ditemukan secara langsung pada komoditi, namum ditemukan pada
waktu istirahat pada bagi dinding atau permukaan karung.
9. Cylas Formicarius F. (Col. Curculionidae)
- Imago akan keluar dari umbi melalui lubang, kelihatannya seperti semut, Caput
berwarna hitam, Thorax dan tungkai berwarna kemerah-merahan.
- Abdomen dan elitranya berwarna biru metalik
- Panjang imago 5,5-8,0 mm. Imago dapat hidup di atas 200 hari jika material
(bahan makanan) tersedia.
- Imago hidup pada permukaan daun, jika diganggu akan pura-pura mati, Imago
bisa terbang namun penerbangannya rendah, imago aktif pada malam hari.
- Antena memiliki tipe kapitate
- Bahan yang diserang adalah ubi jalar, juga kentang namun jarang.
- Musuh alami seperti Bracon mellitori, B. punctatis, Metapelma spectabile
(Hymeniptera : Braconidae) Euderus pupures (Hymenoptera : Eulophidae) dan
semut.
Bioekologi Cylas Formicarius
Telur diletakkan dalam ubi jalar, telur berwarna putih, panjang 0,7 mm dan
lebarnya 0,5 mm.
Telur akan menetas setelah 5-6 hari pada musim panas dan 11-12 hari pada
musim dingin.
Betina meletakkan / menghasilkan telur 4 butir / hari
75-80 butir telur yang dihasilkan betina selama siklus hidupnya.
Setelah telur menetas, larva akan segera masuk ke dalam umbi dengan cara
membuat terowongan / lubang.
Larva tidak berkaki, berwarna putih, terdiri dari 3 instar, instar satu panjangnya
0,29-0,32 mm, instar dua panjangnya 0,43-0,49 mm, dan instar tiga panjangnya
0,75-0,78 mm.
Lama waktu perkembangan instar 8-16, instar II 12-21, dan instar III 35-56.
Lama stadium larva pada suhu 300C 10 hari, sedangkan pada suhu 240C 35 hari.
Larva membentuk pupa dalam umbi, pupa berwarna putih, namun ada juga
berwarna abu-abu, panjangnya 6-5 mm, lama stadium pupa 10 hari.
10. Sitotroga cerealella (Lepidoptera : Gelechiidae)
- Komoditi yang diserang seperti jagung, beras, maizena
- Ciri khas : bagian tepi sayap berumbal, bentuk sayap depan meruncing, sayap
belakang sangat ramping.
- Sayap depan pada bagian sisi atas berwarna cokelat pucat kekuning-kuningan
dan terkadang ditemukan bercak berwarna hitam.
- Ngengat berwarna kuning gabah, hidup pada gabah yang memiliki kadar air yang
relatif tinggi.
- Musuh alami : Bracon hibitor (hymnoptera : Braconidae)
Bioekologi Sitotroga cerealella
Betina meletakkan telur 40-300 butir, telur-telur diletakkan pada kulit biji
Stadium telur 4-7 hari
Larva yang baru menetas tidak langsung menggerek biji, namun masih
berkeliaran diantara biji.
Stadium larva ± 21 hari, larva
Stadium pupa ± 10-14 hari
Satu siklus hidup 35-42 hari
Suhu optimum untuk perkembangan Sitotroga cerealella 260C – 300C, RH 70%
Populasi tinggi pada musim hujan di bandingkan musim kemarau
Satu ekor larva hanya merusak satu butir biji.
11. Ephestia cautella (Lepidoptera : Phyticidae)
- Material yang diserang seperti copra, kakao, wijen, sari tenkawang, kacang
tanag, rami, dll.
- Disebut sebagai ngengat burik
- Larva berwarna putih kekuning-kuningan cokelat panjangnya 10 mm
- Pupa 7,5 mm
- Larvanya berwarna cokelat kemerahan, panjangnya 10 mm
- Ngengat berwarna abu-abu panjangnya 6 mm. Sayap depan berwarna cokelat
keabu-abuan dengan pola warna seperti burik.
- Tipe larva Erusiform
- Stadia yang merusak adalah stadia larva, sedangkan imagonya tidak makan
apapun kecuali menghisap madu yang dihasilkan oleh tanaman.
- Ngengat aktif terbang pada senja hari hingga menjelang petang.
Bioekologi Ephestia cautella
Siklus hidupnya 31-42 hari dengan jumlah telur yang dihasilkan 340 butir
Telur diletakkan satu per satu, pada celah-celah karung atau permukaan bahan
Ngengat betina meletakkan telur 3-4 hari setelah keluar dari pupa
Larva berwarna cokelat kekuning-kuningan dengan bintik hitam, panjang larva
10 mm.
Pada bahan yang tidak padat, larva memintal butiran-butiran bahan menjadi satu.
Panjang pupa 7,5 mm terdapat di dalam pintalan benang sutera yang berwarna
putih.
Lama hidup imago 14 hari
Siklus hidup Ephestia cautella 25 hari