jiwa
-
Upload
rizkysultanmaulana -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
description
Transcript of jiwa
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun. Salawat serta salam senantiasatercurahkan selalu kepada junjungan nabi besar
muhammad SAW, karena beliau yang telah membawa manusia dari zaman kebodohan menuju zaman
yang modern yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Terimakasih saya ucapkan kepada dosen
pembimbing mata kuliah bahasa indonesia, mudah-mudahan ilmu yang beliau berikan kepada saya
khususnya dan kepada kami semua bermanfaat. Penyusunan makalah ini diajukan sebagai salah satu
tugas pada mata kuliah bahasa indonesia. Demikian penyususnan makalah ini semoga bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya pada pembaca.
BandarLampung, Desember 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB IPENDAHULUANLATAR BELAKANGRUMUSAN MASALAHTUJUAN PENULISANBAB IIPEMBAHASANPENGERTIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWAManusiaLingkunganKeperawatan
PRINSIP-PRINSIP KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWAA. DULUB. SEKARANGASUHAN YANG KOMPETEN BAGI PERAWAT JIWABAB IIIPENUTUPKESIMPULANDaftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Gangguan jiwa, ilussi, halusinasi, terapi kognitif, terapi keluarga, model keperawatan jiwa, pakar
keperawatan jiwa, asuhan gangguan keperawatan jiwa, terapi aktifitas kelompok, diagnosa keperawatan,
psikopat, diagnosa, trauma.
RUMUSAN MASALAH
1. Mengetahui pengertian keperawatan jiwa
2. Mengetahui perkembangan keperawatan jiwa
3. Mengerti asuhan keperawatan jiwa
TUJUAN PENULISAN
Diharapkan mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang keperawatan dalam klien
pada gangguan jiwa
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
a. Menurut American Nurses Associations (ANA)
Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu
tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri sendiri secara teraupetik dalam meningkatkan,
mempertahankan, memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien
berada (American Nurses Associations).
b. Menurut WHO
Kes. Jiwa bukan hanya suatu keadaan tdk ganguan jiwa, melainkan mengandung berbagai
karakteristik yg adalah perawatan langsung, komunikasi dan management, bersifat positif yg
menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yg mencerminkan kedewasaan kepribadian yg
bersangkutan.
c. Menurut UU KES. JIWA NO 03 THN 1966
Kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual emosional secara optimal dari seseorang
dan perkebangan ini selaras dgn orang lain.
Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu
keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respons psiko-sosial yang maladaptif
yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi
keperawatan jiwa ( komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa ) melalui
pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan
masalah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok komunitas ).
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berusaha untuk meningkatkan dan
mempertahankan perilaku sehingga klien dapat berfungsi utuh sebagai manusia.
Prinsip keperawatan jiwa terdiri dari empat komponen yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan
keperawatan.
Manusia
Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu bertindak, berinteraksi dan bereaksi dengan
lingkungan secara keseluruhan. Setiap individu mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan penting.
Setiap individu mempunyai harga diri dan martabat. Tujuan individu adalah untuk tumbuh, sehat, mandiri
dan tercapai aktualisasi diri. Setiap individu mempunyai kemampuan untuk berubah dan keinginan untuk
mengejar tujuan personal. Setiap individu mempunyai kapasitas koping yang bervariasi. Setiap individu
mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputuasan. Semua perilaku individu bermakna
dimana perilaku tersebut meliputi persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan.
Lingkungan
Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya dan lingkungan
luar, baik keluarga, kelompok, komunitas. Dalam berhubungan dengan lingkungan, manusia harus
mengembangkan strategi koping yang efektif agar dapat beradaptasi. Hubungan interpersonal yang
dikembangkan dapat menghasilkan perubahan diri individu.
Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang menunjukkan salah satu segi kualitas
hidup manusia, oleh karena itu, setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan yang sama
melalui perawatan yang adekuat.
Keperawatan
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan menggunakan diri sendiri
secara terapeutik. Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri sendiri secara terapeutik
dan interaksinya interpersonal dengan menyadari diri sendiri, lingkungan, dan interaksinya dengan
lingkungan. Kesadaran ini merupakan dasar untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan diri dan
situasinya, sehingga lebih akurat mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta memilih cara yang sehat
untuk mengatasinya. Perawat memberi stimulus yang konstruktif sehingga akhirnya klien belajar cara
penanganan masalah yang merupakan modal dasar dalam menghadapi berbagai masalah.
Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik
yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, dan masyarakat untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal ( Carpenito, 1989 dikutip oleh Keliat,1991).
Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik tersebut, yaitu proses
keperawatan. Penggunaan proses keperawatan membantu perawat dalam melakukan praktik keperawatan,
menyelesaikan masalah keperawatan klien, atau memenuhi kebutuhan klien secara ilmiah, logis,
sistematis, dan terorganisasi. Pada dasarnya, proses keperawatan merupakan salah satu teknik
penyelesaian masalah (Problem solving). Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi
optimal. Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi, serta
diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat dapat terhindar dari tindakan
keperawatan yang bersifat rutin, intuisis, dan tidak unik bagi individu klien. Proses keperawatan
mempunyai ciri dinamis, siklik, saling bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap tahap dapat diperbaharui
jika keadaan klien klien berubah.
Tahap demi tahap merupakan siklus dan saling bergantung. Diagnosis keperawatan tidak mungkin dapat
dirumuskan jika data pengkajian belum ada. Proses keperawatan merupakan sarana / wahana kerja sama
perawat dan klien. Umumnya, pada tahap awal peran perawat lebih besar dari peran klien, namun pada
proses sampai akhir diharapkan sebaliknya peran klien lebih besar daripada perawat sehingga
kemandirian klien dapat tercapai. Kemandirian klien merawat diri dapat pula digunakan sebagai kriteria
kebutuhan terpenuhi dan / atau masalah teratasi.
Manfaat Proses Keperawatan Bagi Perawat.
a. Peningkatan otonomi, percaya diri dalam memberikan asuhan keperawatan.
b. Tersedia pola pikir/ kerja yang logis, ilmiah, sistematis, dan terorganisasi.
c. Pendokumentasian dalam proses keperawatan memperlihatkan bahwa perawat bertanggung jawab dan
bertanggung gugat.
d. Peningkatan kepuasan kerja.
e. Sarana/wahana desimasi IPTEK keperawatan.
f. Pengembangan karier, melalui pola pikir penelitian.
Bagi Klien :
a. Asuhan yang diterima bermutu dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
b. Partisipasi meningkat dalam menuju perawatan mandiri (independen care).
c. Terhindar dari malpraktik.
Keperawatan Jiwa merupakan suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori
perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya. Praktik
keperawatan jiwa terjadi dalam konteks sosial dan lingkungan. Perawat jiwa menggunakan pengetahuan
dari ilmu-ilmu psikososial, biofisik, teori-teori kepribadian dan perilaku manusia untuk menurunkan suatu
kerangka kerja teoritik yang menjadi landasan praktik keperawatan.
Kesehatan jiwa merupakan kondisi yang memfasilitasi secara optimal dan selaras dengan orang lain,
sehingga tercapai kemampuan menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat dan
lingkungan, keharmonisan fungsi jiwa, yaitu sanggup menghadapi problem yang biasa terjadi dan merasa
bahagia. Sehat secara utuh mencakup aspek fisik, mental, sosial, dan pribadi yang dapat dijelaskan sebagi
berikut.Kesehatan fisik, yaitu proses fungsi fisik dan fungsi fisiologis, kepadanan, dan efisiensinya.
Indikator sehat fisik yang paling minimal adalah tidak ada disfungsi, dengan indikator lain (mis. tekanan
darah, kadar kolesterol, denyut nadi dan jantung, dan kadar karbon monoksida) biasa digunakan untuk
menilai berbagai derajat kesehatan.Kesehatan mental/psikologis/jiwa, yaitu secara primer tentang
perasaan sejahtera secara subjektif, suatu penilaian diri tentang perasaan seseorang, mencakup area
seperti konsep diri tentang kemampuan seseorang, kebugaran dan energi, perasaan sejahtera, dan
kemampuan pengendalian diri internal, indikator mengenai keadaan sehat mental/psikologis/jiwa yang
minimal adalah tidak merasa tertekan/ depresi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan jiwa adalah bagian integral dari kesehatan dan merupakan
kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, dan sosial individu secara optimal, dan selaras dengan
perkembangan dengan orang lain.
Kesehatan sosial, yaitu aktivitas sosial seseorang. Kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas,
berperan, dan belajar berbagai keterampilan untuk berfungsi secara adaptif di dalam masyarakat.
Indikator mengenai status sehat sosial yang minimal adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas dan
keterampilan dasar yang sesuai dengan peran seseorang.
Kesehatan pribadi adalah suatu keadaan yang melampaui berfungsinya secara efektif dan adekuat dari
ketiga aspek tersebut di atas, menekankan pada kemungkinan kemampuan, sumber daya, bakat dan
talenta internal seseorang, yang mungkin tidak dapat/ akan ditampilkan dalam suasana kehidupan sehari-
hari yang biasa.
Menurut pedoman asuhan keperawatan jiwa rumah sakit umum atau pusat kesehatan masyarakat
(puskesmas) sehat pribadi berarti bahwa di dalam diri seseorang terdapat potensi dan kemampuan untuk
memenuhi dan menyelesaikan dimensi lain dari dirinya, hal yang tidak bersifat instrumental, dan yang
memungkinkan perkembangan optimal seseorang. Indikator minimal dari kesehatan pribadi adalah ada
minat yang nyata terhadap aktivitas dan pengalaman yang memungkinkan seseorang untuk menembus
keadaan “status quo”.
Psikiatri dan kesehatan jiwa Indonesia menggunakan pendekatan elektik-holistik yang melihat
manusia dan perilakunya baik dalam keadaan sehat maupun sakit, sebagai kesatuan yang utuh dari unsur-
unsur organo-biologis (bio-sistem), psiko edukatif/ psikodinamik (psiko-sistem), dan sosio-kultural
(sosio-sistem).
Pendekatan ini berarti bahwa kita harus dapat melihat kondisi manusia dan perilakunya, baik dalam
kondisi sehat maupun sakit, secara terinci “detail” dalam ketiga aspek tersebut di atas (ekletik), tetapi
menyadari bahwa ketiga aspek tersebut saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang utuh sebagai
satu sistem (holistik).
Jadi jelas dengan pendekatan ini kita memperhatikan faktor psikologis dan sosial atau psikososial di
samping faktor biologis di dalam melaksanakan upaya kesehatan.
Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan tantangan yang unik karena
masalah kesehaan jiwa mungkin tidak dapat dilihat langsung, saperti pada masalah kesehatan fisik yang
memperlihatkan bermacam gejala dan disebabkan berbagai hal. Kejadian masa lalu yang sama dengan
kejadian saat ini, tetapi mungkin muncul gejala yang berbeda dan kontradiksi. Kemampuan mereka untuk
berperan dalam menyelesaikan masalah juga bervariasi. Hubungan saling percaya antara perawat dan
klien merupakan dasar utama dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa. Hal ini
penting karena peran perawat dalam asuhan keperawatan jiwa adalah membantu klien untuk dapat
menyelesaikan masalah sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Klien mungkin menghindar atau
menolak berperan serta dan perawat mungkin cenderung membiarkan, khususnya terhadap klien yang
tidak menimbulkan keributan dan tidak membahayakan.
Hal itu harus dihindari karena :
Belajar menyelesaikan masalah akan lebih efektif jika klien ikut berperan serta.
Dengan menyertakan klien maka pemulihan kemampuan klien dalam
mengendalikan kehidupannya lebih mungkin tercapai.
Dengan berperan serta maka klien belajar bertanggung jawab terhadap pelakunya.
Peran dan Fungsi Perawat Jiwa Defenisi dan Uraian Keperawatan Jiwa
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan dan mempertahankan
perilaku pasien yang berperan pada fungsi yang terintegrasi. Sistem pasien atau klien dapat berupa
individu, keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA mendefiniskan keperawatan kesehatan
jiwa sebagai Suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia
sebagai ilmunya dan pengunaan diri yang bermanfaat sebagai kiatnya. Praktik kontemporer keperawatan
jiwa terjadi dalam konteks sosial dan lingkungan.
Peran keperawatan jiwa profesional berkembang secara kompleks dari elemen historis aslinya. Peran
tersebut kini mencakup dimensi kompetensi klinis, advokasi pasien-keluarga, tanggung jawab fiskal,
kolaborasi antardisiplin, akuntabilitas sosial, dan parameter legal-etik.
Center for Mental Health Services secara resmi mengakui keperawatan kesehatan jiwa sebagai salah satu
dari lima inti disiplin kesehatan jiwa. Perawat jiwa menggunakan pengetahuan dari ilmu psikososial,
biofisik,, teori kepribadian, dan perilaku manusia untuk mendapatkan suatu kerangka berpikir teoritis
yang mendasaripraktikkeperawatan.
Berikut ini adalah dua tingkat praktik keperawatan klinis kesehatan jiwa yang telah diidentifikasi.
1. Psychiatric-mental health registered nurse (RN)
adalah perawat terdaftar berlisensi yang menunjukkan keterampilan klinis dalam keperawatan kesehatan
jiwa melebihi keterampilan perawat baru di lapangan. Sertifikasi adalah proses formal untuk mengakui
bidang keahlian klinis perawat.
2. Advanced practice registered nurse ini psychiatric-mental health (APRN-PMH)
adalah perawat terdaftar berlisensi yang minimal berpendidikan tingkat master, memiliki pengetahuan
mendalam tentang teori keperawatan jiwa, membimbing praktik klinis, dan memiliki kompetensi
keterampilan keperawatan jiwa lanjutan. Perawat kesehatan jiwa pada praktik lanjutan dipersiapkan untuk
memiliki gelar master dan doktor dalam bidang keperawatan atau bidang lain yang berhubungan.
3. Rentang Asuhan Tatanan Tradisional
Untuk perawat jiwa meliputi fasilitas psikiatri, pusat kesehatan jiwa masyarakat, unit psikitari di rumah
sakit umum, fasilitas residential, dan praktik pribadi. Namun, dengan adanya reformasi perawatan
kesehatan, timbul suatu tatanan alternatif sepanjang rentang asuhan bagi perawat jiwa.
Banyak rumah sakit secara spesifik berubah bentuk menjadi sistem klinis terintegrasi yang memberikan
asuhan rawat inap, hospitalisasi parsial atau terapi harian, perawatan residetial, perawatan di rumah, dan
asuhan rawat jalan.
Tatanan terapi di komunitas saat ini berkembang menjadi foster care atau group home, hospice, lembaga
kesehatan rumah, asosiasi perawat kunjungan, unit kedaruratan, shelter, nursing home, klinik perawatan
utama, sekolah, penjara, industri, fasilitas managed care, dan organisasi pemeliharaan kesehatan.
Tiga domain praktik keperawatan jiwa kontemporer meliputi :
(1) Aktivitas asuhan langsung
(2) Aktivitas komunikasi
(3) Aktivitas penatalaksanaan
Fungsi penyuluhan, koordinasi, delegasi, dan kolaborasi pada peran perawat ditunjukkan dalam domain
praktik yang tumpang tindih ini.Berbagai aktivitas perawat jiwa dalam tiap-tiap domain dijelaskan lebih
lanjut. Aktivitas tersebut tetap mencerminkan sifat dan lingkup terbaru dari asuhan yang kompeten oleh
perawat jiwa walaupun tidak semua perawat berperan serta pada semua aktivitas.
Selain itu, perawat jiwa mampu melakukan hal-hal berikut ini:
1. Membuat pengkajian kesehatan biopsikososial yang peka terhadap budaya.
2. Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan untuk pasien dan keluarga yang
mengalami masalah kesehatan kompleks dan kondisi yang dapat menimbulkan sakit.
3. Berperan serta dalam aktivitas manajemen kasus, seperti mengorganisasi, mengakses,
menegosiasi, mengordinasi, dan mengintegrasikan pelayanan perbaikan bagi individu dan
keluarga.
4. Memberikan pedoman perawatan kesehatan kepada individu, keluarga,dan kelompok untuk
menggunakan sumber kesehatan jiwa yang tersedia di komunitas termasuk pemberian perawatan,
lembaga,teknologi,dan sistem sosial yang paling tepat.
5. Meningkatkan dan memelihara kesehatan jiwa serta mengatasi pengaruh gangguan jiwa melalui
penyuluhan dan konseling.
6. Memberikan asuhan kepada pasien penyakit fisik yang mengalami masalah psiokologis dan
pasien gangguan jiwa yang mengalami masalah fisik.
7. Mengelola dan mengordinasi sistem asuhan yang mengintegrasikan kebutuhan pasien, keluarga,staf, dan
pembuat kebijakan.
PRINSIP-PRINSIP KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
· Roles and functions of psychiatric nurse : competent care (Peran dan fungsi keperawatan jiwa : yang
kompeten).
· Therapeutic Nurse patient relationship (hubungan yang terapeutik antara perawat dengan klien).
· Conceptual models of psychiatric nursing (konsep model keperawatan jiwa).
· Stress adaptation model of psychiatric nursing (model stress dan adaptasi dalam keperawatan jiwa).
· Biological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan biologis dalam keperawatan jiwa).
· Psychological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan psikologis dalam keperawatan
jiwa).
· Sociocultural context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan sosial budaya dalam keperawatan
jiwa).
· Environmental context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan lingkungan dalam keperawatan
jiwa).
· Legal ethical context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan legal etika dalam keperawatan
jiwa).
· Implementing the nursing process : standards of care (penatalaksanaan proses keperawatan : dengan
standar- standar perawatan).
· Actualizing the Psychiatric Nursing Role : Professional Performance Standards (aktualisasi peran
keperawatan jiwa: melalui penampilan standar-standar professional)
1. Psycoanalytical (Freud, Erickson)
Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapt terjadi pada seseorang apabila ego(akal) tidak
berfungsi dalam mengontrol id (kehendak nafsu atau insting). Ketidakmampuan seseorang dalam
menggunakan akalnya (ego) untuk mematuhi tata tertib, peraturan, norma, agama(super ego/das uber ich),
akan mendorong terjadinya penyimpangan perilaku (deviation of Behavioral).
Faktor penyebab lain gangguan jiwa dalam teori ini adalah adanya konflik intrapsikis terutama pada masa
anak-anak. Misalnya ketidakpuasan pada masa oral dimana anak tidak mendapatkan air susu secara
sempurna, tidak adanya stimulus untuk belajar berkata- kata, dilarang dengan kekerasan untuk
memasukkan benda pada mulutnya pada fase oral dan sebagainya. Hal ini akan menyebabkan traumatic
yang membekas pada masa dewasa.
Proses terapi pada model ini adalah menggunakan metode asosiasi bebas dan analisa mimpi,
transferen untuk memperbaiki traumatic masa lalu. Misalnya klien dibuat dalam keadaan ngantuk yang
sangat. Dalam keadaan tidak berdaya pengalaman alam bawah sadarnya digali dengamn pertanyaan-
pertanyaan untuk menggali traumatic masa lalu. Hal ini lebih dikenal dengan metode hypnotic yang
memerlukan keahlian dan latihan yang khusus.
Dengan cara demikian, klien akan mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya, sedangkan therapist
berupaya untuk menginterpretasi pikiran dan mimpi pasien.
Peran perawat adalah berupaya melakukan assessment atau pengkajian mengenai keadaan-keadaan
traumatic atau stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu misalnya ( pernah disiksa orang tua,
pernah disodomi, diperlakukan secar kasar, diterlantarkan, diasuh dengan kekerasan, diperkosa pada masa
anak), dengan menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik setelah terjalin trust (saling percaya).
2. Interpersonal ( Sullivan, peplau)
Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bias muncul akibat adanya ancaman. Ancaman
tersebut menimbulkan kecemasan (Anxiety). Ansietas timbul dan alami seseorang akibat adanya konflik
saat berhubungan dengan orang lain (interpersonal). Menurut konsep ini perasaan takut seseorang
didasari adnya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnya.
Proses terapi menurut konsep ini adalh Build Feeling Security (berupaya membangun rasa aman pada
klien), Trusting Relationship and interpersonal Satisfaction (menjalin hubungan yang saling percaya) dan
membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati.
Peran perawat dalam terapi adalah share anxieties (berupaya melakukan sharing mengenai apa-apa yang
dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh klien saat berhubungan dengan orang lain), therapist use
empathy and relationship ( perawat berupaya bersikap empati dan turut merasakan apa-apa yang
dirasakan oleh klien). Perawat memberiakan respon verbal yang mendorong rasa aman klien dalam
berhubungan dengan orang lain.
3. Social ( Caplan, Szasz)
Menurut konsep ini seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau penyimpangan perilaku apabila
banyaknya factor social dan factor lingkungan yang akan memicu munculnya stress pada seseorang (
social and environmental factors create stress, which cause anxiety and symptom).
Prinsip proses terapi yang sangat penting dalam konsep model ini adalah environment manipulation and
social support ( pentingnya modifikasi lingkungan dan adanya dukungan sosial)
Peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini adalah pasien harus menyampaikan masalah
menggunakan sumber yang ada di masyarakat melibatkan teman sejawat, atasan, keluarga atau suami-
istri. Sedangkan therapist berupaya : menggali system sosial klien seperti suasana dirumah, di kantor, di
sekolah, di masyarakat atau tempat kerja.
4. Existensial ( Ellis, Rogers)
Menurut teori model ekistensial gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi bila individu gagal
menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki kebanggan akan dirinya. Membenci
diri sendiri dan mengalami gangguan dalam Bodi-image-nya
Prinsip dalam proses terapinya adalah : mengupayakan individu agar berpengalaman bergaul dengan
orang lain, memahami riwayat hidup orang lain yang dianggap sukses atau dapat dianggap sebagai
panutan(experience in relationship), memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi (self assessment),
bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan (conducted in group), mendorong untuk menerima
jatidirinya sendiri dan menerima kritik atau feedback tentang perilakunya dari orang lain (encouraged to
accept self and control behavior).
Prinsip keperawatannya adalah : klien dianjurkan untuk berperan serta dalam memperoleh pengalaman
yang berarti untuk memperlajari dirinya dan mendapatkan feed back dari orang lain, misalnya melalui
terapi aktivitas kelompok. Terapist berupaya untuk memperluas kesadaran diri klien melalui feed back,
kritik, saran atau reward & punishment.
5. Supportive Therapy ( Wermon, Rockland)
Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah: factor biopsikososial dan respo maladaptive saat ini.
Aspek biologisnya menjadi masalah seperti: sering sakit maag, migraine, batuk-batuk. Aspek
psikologisnya mengalami banyak keluhan seperti : mudah cemas, kurang percaya diri, perasaan bersalah,
ragu-ragu, pemarah. Aspek sosialnya memiliki masalah seperti : susah bergaul, menarik diri,tidak disukai,
bermusuhan, tidak mampu mendapatkan pekerjaan, dan sebagainya. Semua hal tersebut terakumulasi
menjadi penyebab gangguan jiwa. Fenomena tersebut muncul akibat ketidakmamupan dalam beradaptasi
pada masalah-masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan masa lalu.
Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon copinh adaptif, individu diupayakan mengenal telebih
dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada pada dirinya; kekuatan mana yang dapat dipakai alternative
pemecahan masalahnya.
Perawat harus membantu individu dalam melakukan identifikasi coping yang dimiliki dan yang biasa
digunakan klien. Terapist berupaya menjalin hubungan yang hangat dan empatik dengan klien untuk
menyiapkan coping klien yang adaptif.
6. Medica ( Meyer, Kraeplin)
Menurut konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifactor yang kompleks meliputi: aspek
fisik, genetic, lingkungan dan factor sosial. Sehingga focus penatalaksanaannya harus lengkap melalui
pemeriksaan diagnostic, terapi somatic, farmakologik dan teknik interpersonal. Perawat berperan dalam
berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur diagnostic dan terapi jangka panjang,
therapist berperan dalam pemberian terapi, laporan mengenai dampak terapi, menentukan diagnose, dan
menentukan jenis pendekatan terapi yang digunakan.
1.8 PERAN PERAWAT KESEHATAN JIWA
Pengkajian yg mempertimbangkan budaya
Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan
Berperan serta dlm pengelolaan kasus
Meningkatkan dan memelihara kesehatan mental, mengatasi pengaruh penyakit mental -
penyuluhan dan konseling
Mengelola dan mengkoordinasikan sistem pelayanan yang mengintegrasikan kebutuhan pasien,
keluarga staf dan pembuat kebijakan
Memberikan pedoman pelayana kesehatan.
ASUHAN YANG KOMPETEN BAGI PERAWAT JIWA ( COMPETENT OF CARING )
· Pengkajian biopsikososial yang peka terhadap budaya.
· Merancang dan implementasi rencana tindakan untuk klien dan keluarga.
· Peran serta dalam pengelolaan kasus: mengorganisasikan, mengkaji, negosiasi, koordinasi pelayanan
bagi individu dan keluarga.
· Memberikan pedoman pelayanan bagi individu, keluarga, kelompok, untuk menggunakan sumber yang
tersedia di komunitas kesehatan mental, termasuk pelayanan terkait, teknologi dan sistem sosial yang
paling tepat.
· Meningkatkan dan memelihara kesehatanmental serta mengatasi pengaruh penyakit mental melalui
penyuluhan dan konseling.
· Memberikan askep pada penyakit fisik yang mengalami masalah psikologis dan penyakit jiwa dengan
masalah fisik.
· Mengelola dan mengkoordinasi sistem pelayanan yang mengintegrasikan kebutuhan klien, keluarga, staf,
dan pembuat kebijakan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Gangguan jiwa, ilussi, halusinasi, terapi kognitif, terapi keluarga, model keperawatan jiwa, pakar
keperawatan jiwa, asuhan gangguan keperawatan jiwa, terapi aktifitas kelompok, diagnosa keperawatan,
psikopat, diagnosa, trauma.
Daftar Pustaka
Keliat, Budi Anna;Panjaitan;Helena. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Ed.2. Jakarta: EGC.
Stuart, Gail W.2007.Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Suliswati, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Yosep,Iyus.2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta: PT. Refika Aditama.