KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK...

104
i KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI DEMAM TIFOID DENGAN MASALAH HIPERTERMIA DIRUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG Oleh : MIA PRATAMAWATI NIM : 16.1387 PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI WALUYA MALANG 2019

Transcript of KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK...

Page 1: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

i

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI

DEMAM TIFOID DENGAN MASALAH HIPERTERMIA

DIRUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG

Oleh :

MIA PRATAMAWATI

NIM : 16.1387

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI WALUYA

MALANG

2019

Page 2: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

ii

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI

DEMAM TIFOID DENGAN MASALAH HIPERTERMIA DI

RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG

UntukMemenuhi Salah Satu PersyaratanMendapatkan

Gelaer Ahli Madya Keperawatan (A.Md.Kep) pada

STIKesPantiWaluya Malang

Oleh :

MIA PRATAMAWATI

NIM : 16.1387

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI WALUYA

MALANG

2019

Page 3: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

iii

Page 4: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

iv

Page 5: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

v

Page 6: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

vi

Page 7: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan

Keperawatan Pada Anak Demam Thypoid Dengan Masalah Hipertermidi Rumah

Sakit Panti Waluya Malang”. Penulis membuat ini untuk memenuhi sebagian

persyaratan dalam memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan Prodi D-III

Keperawatan Stikes Panti Waluya Malang. Penyusunan ini peneliti telah banyak

mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Maria Magdalena Setyaningsih Ns., Sp.Kep.Mat selaku Ketua Stikes Panti

Waluya Malang serta pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan dalam

penyusunan karya tulis ilmiah ini.

2. dr. Maria Tri Irama, M.Kes selaku direktur Rumah Sakit Panti Waluya Malang

yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Ruang ST. Theresia

Paviliun RS PantiWaluya Malang

3. Sr. Felisitas A Sri S, Misc. MAN selaku pembimbing I dalam proses

penyusunan karya tulis ilmiah ini

4. Wibowo, S., Kep., Ns., M.Biomed selaku pembimbing II dalam proses

pembimbing dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah

5. Ibu Yuliani S.Kep. Ns selaku pembimbing III yang telah memberikan saran

dan bersedia membimbing penulis untuk penyusunan karya tulis ilmiah ini

Page 8: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

viii

6. Kedua Orang Tua saya yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan

sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan karyatulisilmiah ini.

7. Semua teman-teman Stikes Panti Waluya Malang dan sahabat serta semua

pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi untuk penyusunan

karyatulisilmiah ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan proposal studi kasus ini jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi sempurnanya penulisan studi kasus ini.

Malang, 30 Juli 2019

Mia Pratamawati

NIM : 16.138

Page 9: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

ix

ABSTRAK

Mia, Pratamawati. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Anak Demam Tifoid Dengan

Masalah Hipertermi Di Rumah Sakit Panti Waluya Malang ,Karya Tulis

Ilmiah , STIKes Panti Waluya Malang. Pembimbing (1) Sr. Felisitas A Sri

S, Misc. MAN (2) Sr. Felisitas A Sri S, Misc. MAN

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

salmonella thypiyang menyebabkan peningkatan suhu tubuh sehingga

menimbulkan masalah Hipertermia. Peneliti ini bertujuan untuk melakukan

asuhan keperawatan pada anak yang mengalami demam tifoid dengan masalah

hipertermi di Rumah Sakit Panti Waluya Malang, menggunakan metode studi

kasus dengan 2 anak sebagai responden, anak 1 pada 17-19 Juni 2019 Juni 2019,

anak 2 pada 26-29 Juni 2019. Didapatkan hasil pengkajian pada anak 1 suhu

37,9C dengan hasil pemeriksaan widal positif, suhu anak 2 suhu 38,3C dengan

hasil pemeriksaan widal positif. Penulis memberikan intervensi farmakologi dan

nonfarmakologi salah satunya dengan kompres hangat dan melakukan kolaborasi

dalam pemberian obat antibiotik dan antipiretik, intervensi iniefektif untuk

menurunkan demam. Berdasarkan asuhan keperawatan yang kita berikan,

didapatkan hasil ,didapatkan hasil suhu anak 1 36,8C, anak 2 36,6C, nadi, RR,

normal, kulit teraba hangat, sehingga penulis memberikan masukan untuk perawat

dan keluarga klien untuk melakukan kompres disertai kolaborasi dalam pemberian

obat pada anak yang mengalami demam, khususnya pada demam tifoid.

Kata Kunci :Demamtifoid, Hipertermi, Anak.

Page 10: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

x

ABSTRACT

Mia, PratamaWati. 2019. Nursing Care for Children with Typhoid Fever with

Hypertermial Problems at PantiWaluya Hospital in Malang, Scientific

Writing, STIKES PantiWaluya Malang. Tutors (1) Sr. A Sri S, Misc. MAN

(2) Sr. A Sri S, Misc. MAN

Typhoid fever is an infectious disease caused by salmonella thypi which causes an

increase in body temperature which causes hyperthermia problems. This

researcher aims to carry out nursing care for children with typhoid fever with

hypertermia problems at PantiWaluya Hospital in Malang, using a case study

method with 2 children as respondents, 1 child on June 17-19 2019 June 2019,

child 2 on 26-29 June 2019. The results of the study in children 1 37,9C were

obtained by the results of widal positive examination, the temperature of the child

2 was 38,3C with a positive examination result of widal. The author provides

pharmacological and nonpharmacological interventions, one of them with warm

compresses and collaboration in the administration of antibiotics and

antipyretics, this intervention is effective in reducing fever. Based on the nursing

care that we gave, the results were obtained, the results of the temperature of

children 1 36.8C, children 2 36.6C, pulse, RR, normal, skin felt warm, so the

authors provided input for nurses and families of clients to do compress

collaborative dissertations in drug administration in children who have fever,

especially in typhoid fever.

Keywords: Typhoid Fever, Hipertermi, Child.

Page 11: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ..............................................................................i

HALAMAN SAMPUL DEPAN ............................................................................ ii

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latarbelakang ................................................................................................... 1

1.2 Batasan Masalah............................................................................................... 4

1.3 RumusanMasalah ............................................................................................. 4

1.4 Tujuan .............................................................................................................. 4

1.5 Manfaat ............................................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 7

2.1 Konsep Dasar Anak.......................................................................................... 7

2.2 Konsep Demam Tifoid .................................................................................... 12

2.3 Konsep Hipertermi .......................................................................................... 21

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan pada Anak Demam Tifoid dengan Masalah

Hipertermi ............................................................................................................. 23

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 36

3.1 Desain Penelitian ............................................................................................. 36

3.2 BatsanIstilah .................................................................................................... 36

3.3 Partisipan ......................................................................................................... 36

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................... 37

3.5 Pengumpulan Data .......................................................................................... 37

3.7 Analisa Data .................................................................................................... 38

3.8 Etik Penelitian ................................................................................................. 38

Page 12: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

xii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 40

4.1 Hasil ................................................................................................................ 40

4.2 Pembahasan ..................................................................................................... 66

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 72

5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 72

5.2 Saran ................................................................................................................ 73

Page 13: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.2 pathway demamtifoid.......................................................................12

Page 14: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

xiv

DAFTAR TABEL

2.1 Rencana Keperawatan ..................................................................................... 32

4.1 Identitas Pasien................................................................................................ 41

4.2 Identitas Keluarga Pasien ................................................................................ 41

4.3 Riwayat Kesehatan .......................................................................................... 41

4.4 riwayat Imunisasi ............................................................................................ 44

4.5 Genogram ........................................................................................................ 45

4.6 Riwayat sosialisasi .......................................................................................... 45

4.7 Riwayat pertumbuhan ..................................................................................... 46

4.8 Riwayat Perkembangan ................................................................................... 46

4.9 Pola Nutrisi ..................................................................................................... 47

4.10 Pola Eliminasi .............................................................................................. 48

4.11 Pola Istirahat.................................................................................................. 49

4.12 Personal Hygine ............................................................................................ 49

4.13 aktifitas ......................................................................................................... 50

4.14 Rekreasi ........................................................................................................ 50

4.15 Pemeriksaan Fisik ......................................................................................... 50

4.16 Pemeriksaan tingkat Perkembangan ............................................................. 53

4.17 Hasil Laboratorium ....................................................................................... 54

4.18 Terapi Obat.................................................................................................... 55

4.19 Analisa Data .................................................................................................. 55

4.20 Diagnosa ........................................................................................................ 57

4.21 Intervensi ....................................................................................................... 57

4.22 Implementasi ................................................................................................. 61

4.23 Evaluasi ......................................................................................................... 63

4.24 Pembahasan Pengkajian ............................................................................... 65

4.25 Pembahasan Diagnosa Keperawatan............................................................. 65

4.26 PembahasanTujuan ....................................................................................... 66

Page 15: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

xv

4.27 Pembahasan Kriteria Hasil ............................................................................ 67

4.28 Pembahasan Intervensi .................................................................................. 68

4.29 Pembahasan Implementasi .............................................................................70

4.30 Pembahasan Evaluasi .....................................................................................70

Page 16: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Studi Pendahuluan ............................................................................ 77

Surat Ijin Penelitian ..................................................................................... 78

Surat Jawaban ijin penelitian ...................................................................... 79

Lembar Konsultasi Pembimbing 1 .............................................................. 81

Lembar konsultasi pembimbing II .............................................................. 84

Lembar konsultasi pembimbing III ............................................................. 85

Lembar Persetujuan Responden .................................................................. 87

Page 17: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Demam thyfoid merupakan kuman yang disebabkan oleh infeksi kuman

salmonella typhi. Salmonella typhi mampu hidup dalam tubuh manusia, karena

manusia sebagai natural resevior. Manusia yang terinfeksi oleh salmonella thypi

ini mampu mengeluarkan melalui urin dan tinja dalam jangka yang bervariasi

(Sodikin, 2014). Penyakit ini sangat erat dengan sanitasi lingkungan, seperti

sumber air yang bersih, hygiene makanan dan minuman, lingkungan yang kumuh

,serta kehidupan masyarakat yang kurang mendukung hidup sehat (Cita,

2014).Anak kecil lebih rentan terkena demam tifoid karena daya tahan tubuhnya

tidak sekuat orang dewasa atau bisa juga karena angka kurang menjaga kebersihan

saat makan dan minum, tidak mencuci tangan dengan baik saat setelah buang air

kecil maupun buang air besar (Nuruzzaman, 2015).

Angka kejadian demam tifoid menurut Word Health Organisation (WHO)

insidensi di seluruh dunia sekitar 17 juta jiwa per tahun, angka kematian akibat

demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia. Angka penderita

demam tifoid di Indonesia mencapai 81% per 100.000 (Depkes RI, 2015).Demam

tifoid masih merupakan penyakit endemik di Indonesia. Berdasarkan Profil

Kesehatan Indonesia tahun

Page 18: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

2

2016, angka kejadian demam tifoid atau paratifoid menurut Departemen

Kesehatan RI (2016),menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit terbanyak pasien

rawat inap di rumah sakit tahun 2016 yaitu sebanyak 41.081 kasus. Di Jawa

Timur angka kejadian demam tifoid sebanyak 483 kasus,menurut Departemen

Kesehatan (2016), di Kota Malang sebanyak 1,2% dari 10.966 sampel pada tahun

2015.Menurut data yang didapatkan dari rekam medik di Rumah Sakit Panti

Waluya Malang pada tahun2018 didapatkan 153 klien anak yang terdiagnosa

demam tifoid( Rekam Medis RS.Panti Waluya Malang,2018).

Salah satu tanda dan gejala demam tifoid yaitu Hipertermi. Demam yang biasanya

disebabkan oleh tifoid karena adanya bakteri yang masuk kealiran darah,

kemudian dibawa oleh aliran darah ke hati dan limfe selanjutnya bakteri

berkembangbiak di organ tersebut dan masuk kembali kealiran darah dan bakteri

mengeluarkan endotoksin sehingga ada peningkatan peradangan lokaldan terjadi

gangguan pada pusat termogulasi (pusat pengaturan suhu tubuh) dan menjadi

hipertermi. Peningkatan suhu badan pada klien tifoid akan menunjukkan suhu

diatas normal yang diukur melalui Suhu rektal >37,5oC (100,4 F) dan suhu aksila

>37,5oC.(Setiawati, 2014). Kejadian demam tifoidpada anak biasanyadiawali

dengan demam selama 7 hari atau lebih .Demamtifoid jika tidak ditangani dapat

menyebabkan dehidrasi yang akan mengganggu keseimbangan elektrolit dan

dapat menyebabkan kejang. Kejang berulang dapat menyebabkan kerusakan sel

otak yang mengakibatkan gangguan tingkah laku klien, serta dehidrasi yang berat

dapat menyebabkan syok dan bisa berakibat fatal hingga berujung kematian

(Wijayahadi, 2015).

Page 19: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

3

Fenomena yang di dapatkan penelitipada saat praktik klinik keperawatan bulan

Agustus Tahun 2017 di Ruang anak Rumah Sakit Panti Waluya Malang. Terdapat

2 klien anak umur 5 dan 8 tahunyang didiagnosa demam tifoid dengan keluhan

panas naik pada sore hariturun pagi hari, sakit kepala, tidak nafsu makan, lemas,

anoreksia dan mempunyai riwayat demam yang lebih dari 1 minggu. Saat

dilakukan pengkajian di ruang rawat inap anak, di dapatkan data klien 1

mengalami peningkatan suhu yaitu 38,5ºCyang diukur melalui aksila, dan suhu

naik turun pada waktu pagi dan sore hari. Sedangkan saat dilakukan pengkajian di

ruang rawat inap anak, di dapatkan data klien 2 juga mengalami peningkatan suhu

yaitu 38,5ºC yang diukur melalui aksila, dan suhu naik turun pada waktu pagi dan

sore hari. Berdasarkan fenomena yang ditemukan, diagnosa keperawatan yang

muncul adalah hipertermia

Solusi mengatasi masalah klien dengan hipertermia adalah dengan cara

menggunakan kompres hangat. Kompres hangat adalah bahan yang dipakai untuk

mengompres biasanya kain yang dapat menyerap air dengan baik, seperti kain

handuk. Kain kompres ini dicelupkan ke dalam air hangat. kompres hangat

dipakai untuk menurunkan suhu tubuh. Ada beberapa macam kompres hangat

yang bisa diberikan untuk menurunkan suhu tubuh bila seseorang mengalami

hipertermia, salah satunya yaitu kompres air hangat.Kompres air hangat dapat

menurunkan suhu tubuh melalui proses evaporasi (perpindahan panas)

(Djuwariyah, 2015).

Page 20: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

4

Pemberian kompres hangat pada daerah aksila (ketiak) efektif karena pada daerah

tersebut banyak pembuluh darah besar dan banyak terdapat pembuluh darah yang

mempunyai banyak vaskuler sehingga akan memperluas daerah yang mengalami

vasodilatasi yang akan memungkinkan percepatan perpindahan panas dari dalam

tubuh kekulit hingga 8x lipat lebih banyak. Lingkungan luar yang hangat akan

membuat suhu tubuh menurunkan kontrol pengaturan suhu di otak supaya tidak

meningkatkan pengaturan suhu tubuh lagi dan akan membuat pori-pori kulit

terbuka sehingga mempermudah pengeluaran panas dari dalam tubuh (Eny, 2015).

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk penelitian karya tulis

ilmiah dengan study kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Anak

Demam Tifoid Dengan Masalah Hipertermia di Rumah Sakit Panti Waluya

Malang”.

1.2. Batasan Masalah

Karya tulis ilmiah ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan pada pasien anak

Thypoid dengan masalah Hipertermi di Rumah Sakit Panti Waluya Malang.

1.3. Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien anak yang mengalami Thypoid

dengan masalah Hipertermi diRumah Sakit Panti Waluya Malang?

Page 21: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

5

1.4. Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum :

Tujuan penulisan studi kasus ini adalah untuk melakukan asuhan keperawatan

pada klien anak demam tifoid dengan hipertermia di RS PantiWaluya Malang

1.4.2 Tujuan Khusus :

1. Melakukan pengkajian pada pasien anak demam tifoid dengan masalah

hipertermia.

2. Menetapkan diagnosis keperawatan pada pasien anak demam tifoid dengan

masalah hipertermia.

3. Menyusun rencana keperawatan pada pasien anak demam tifoid dengan masalah

hipertermia.

4. Melaksankan tindakan keperawatan pada pasien anak demam tifoid dengan

masalah hipertermia.

5. Melaksanakan evaluasi pada pasien anak demam tifoid dengan masalah

hipertermia.

1.5.Manfaat

1. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan wawasan dalam memberikan asuhan keperawatan

yang komprehensif pada pasien yang mengalami penyait tifoid dengan masalah

hipertermi.

Page 22: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

6

2. Bagi institusi pendidikan

Karya tulis ini menjadi bahan masukan proses belajar mengajar dan meningkatkan

mutu pendidikan yang akan datang.

3. Bagi profesi keperawatan

Untuk meningkatkan mutu pelayanan pasien yang mengalami penyakit tifoidid

dengan masalah hipertermi agar derajat kesehatan pasien lebih meningkat.

4. Bagi Rumah Sakit

Meningkatkan standar pelayanan kesehatan rumah sakit dalam mengatasi masalah

keperawatan yang dapat digunakan dalam ashuan keperawatan pada pasien anak

dengan demam tifoid.

5. Bagi pasien

Melalui penelitian ini dapat membantu klien dalam mengatasi masalah

peningkatan suhu tubuh (hipertermi) yang dialami dan mencegah agar tidak

terjadi dampak dari peningkatan suhu tubuh (hipertermi) baik secara psikologis

maupunfisik.

Page 23: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini, penulis akan menjelaskan tentang“ Demam tifoid pada anak

dengan masalah hipertermi” . pada bab ini akan disajikan materis ebagai

berikut: konsep dasar anak, konsep tifoid, konsep hipertermi, dan asuhan

keperawatan demam tifoid pada anak dengan masalah hipertermi.

2.1 Konsep Dasar Anak

2.1.1 DefinisiAnak

Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 202 tentang perlindungan anak,

anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termsuk

anak yang dalam perlindungan terhadap anak sudah mulai sejak anak tersebut

dalam kandungan hingga berusia 18 tahun (Kemenkes, 2014).

2.1.2 Pembagian Usia Pada Anak

Pembagian usia anak menurut Fida dan Maya (2013) adalah :

1. Bayi :0 – 12 bulan

2. Usiatoodler :1 – 3 tahun

3. Anak prasekolah:4 – 6 tahun

4. Anaksekolah :7 – 12 tahun

5. Anakremaja :13 – 18 tahun

Page 24: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

8

2.1.3 Pertumbuh Dan Perkembang Anak

1. Pertumbuhan anak

Pertumbuhan merupakan suatu perubahan jumblah, besar, ukuran

yang dapat dinilai dengan ukuran gram (gram, pound, kilogram)

sertitinggi badan dan berat badan. (Purwandari, dkk, 2014).

a) Indikator pemeriksaan pertumbuhan :

1) Pengukurantinggi badan

pada anakusia 0 samapai 2 tahun pengukuran tinggi badan

dilakukan dengan cara berbaring, sedangka pada anak usia

lebih dari 2 tahun dilakukan dengan cara berdiri ( Rizki,

dkk, 2015).

2) Pengukuran berat badan

Pengukuran berat badan dilakukan dengan menggunakan

timbangan yang berguna untuk mengetahui keadaan gizi

dari tumbuh kembang anak (Sulistyawati, 2014).

3) Lingkar kepala

Lingkar kepala menggambarkan pemeriksaan patologis dari

besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala atau

peningkatan ukuran kepala. Perkembangan otak

mempengaruhi pertumbuhan tengkorak (Titn, 2018).

4) Lingkar lengan atas

Tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak

berpengaruh banyak oleh cairan tubuh dapat digambarkan

Page 25: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

9

oleh ukuran lingkar lengan atas. Pengukuran ini berguna

untuk skrining malnutrisi pada anak. (Titin, 2018).

2. Perkembangan Anak

Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan dalam struktur

dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai

hasil dari proses pematangan. Proses ini menyangkut perkembangan

sel tubuh, organ dan system tubuh yang berkmbang untuk memenuhi

fungsinya, termasuk juga perkembangan intelektual, emosi dan

tingkahlaku (Soetjiningsih, 2015).

1) Ada 5 aspek perkembangan yang perlu di bina dan dipantau, yaitu:

a) Perkembangan motoric

1) Motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan pergerakan dengan sikap tubuh

yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk dengan berdiri

(Soetjiningsih, 2015).

2) Motorik halus adalah aspek berhubungan dengan kemampuan

anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu dan dilakuka otot-otot kecil, tetaoi melakukan

koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjepit,

mwnulis (Fida dan Maya, 2013).

Page 26: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

10

b) Perkembangan kognitif

Merupakan proses berfikir, yang meliputi kemampuan individu

untuk menilai, menghubungkan, dan mempertimbangkan suatu

peristiwa. (Kyle da Carman 203).

c) Perkembangan Bahasa

Kemampuan bicara dan Bahasa adalah aspek yang

berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon

terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah

d) Perkemnbangan sosial

sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang

berhubungan dengan kemampuan mandiri anak

(makan sendiri, membereskan mainan setelah

bermain), berpisah dengan ibu atau pengasuh,

bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan

(Doni, dkk, 2014)

e) Pengukuran perkembangan

Perkembangan merupakan proses untuk anak belajar lebih

mengenal, memakai, dan menguasai sesuatu yang lebih dari

sebuah aspek. Perkembangan Bahasa salah satunya tujuan dari

perkembangan satu Bahasa ialah agar anak mampu

berkomunikasi secara verbal dengan lingkungan (sulistiawati,

2014)

Page 27: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

11

2.1.4 faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

factor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu :

a) Faktor dari dalam( internal)

Faktor dari dalam dapat dilihat dari factor genetic atau hormone, factor

genetic akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan kematangan

tulang, alat seksual, syaraf. Kemudian pengaruh hormonal dimana sudah

terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berusia 4 bulan. pada saat itu

terjadi pertumbuhan somatropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari.

Selain itu kelenjar tiroit juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang

berguna untuk metabolism serta maturase tulang, gigi, dan otak

(Soetjiningsih,2015).

b) Faktor dariluar (ekternal)

factor darinluar dapat dilihat dari :

1) Factor pre-natal

gizi pada waktu hamil, mekanis, otoksin, endokrin, radiasi, infeksi,

stress, imunitas, anoksia embrio

2) Faktor pos-natal

a) Faktor biologis

Ras, jenis kelamin, umur, gizi, kepekaan terhadap penyakit,

perawatan kesehatan, penyakit kronis atau hormone.

b) Faktor lingkungan fisik

Cuaca ,musim, sanitasi, dan keadaanrumah

c) Faktor keluarga dan adat istiadat

pekerjaan, jumlah saudara, stabilitas rumah tangga, adat istiadat

Page 28: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

12

2.2 Konsep Demam Typhoid

2.2.1 Definisi Demam Typhoid

Demam Typhoid (tifus abdominalis, enteric fever) merupakan penyakit

infeksiakut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan gejala

demam satu minggu atau lebih disertai dengan gangguan Demam

Typhoid ini disebabkan oleh bakteri salmonella typhy .penyakit ini

ditularkan melalui konsumsi makanan dan minuman yang telah

terkontaminasi oleh tinja dan urin orang yang terinfeksi. (Astuti, 2013).

2.2.2 Etologi Demam Typhoid

Menurut Suratun dan Lusianah (2016) etiologi dari demam tifoid disebabkan

oleh Salmonella typhi (S. Typhi), Paratyphi A, Paratyphi B, and Paratyphi C.

Salmonella typhi merupakan basil garam negatif, berflagel dan tidak berspora,

anaerob fakultatif masuk ke dalam keluarga enterobacteriaceae, panjang 1-3

um dan lebar 0.5-0.7 um, berbentukbatang single atauberpasangan.

Salmonella typhi hidup dengan baik pada suhu 37○C dan dapat hidup pada air

steril yang beku dan dingin, air tanah, air laut dan debu selama berminggu-

minggu, dapat hidup berbulan-bulan dalam telur yang terkontaminasi dan

tiram beku. Parasite hanya pada tubuh manusia. Dapat dimatikan pada suhu

60○C selama 15 menit. Hidup subur pada medium yang mengandung garam

empedu. Salmonella typhimemiliki 3 macam antigen O (somatic berupa

kompleks polisakarida), antigen H (flagel), dan antigen Vi. dalam serum

penderita demam tifoid akan berbentuk antibody terhadap ketiga macam

antigen tersebut.

Page 29: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

13

2.2.3 Manifestasitasi Klinis Demam Tifoid

Menurut Wibisono et al ( 2014) masa tunas sekitar 10-14 hari. Gejala

yang timbul bervariasi dari ringan sampai berat. Tanda gejalanya yaitu:

1. Minggu pertama muncul tanda infeksi akut seperti demam, nyeri

kepala, pusing, nyeri otot, anoraksia, mual, muntah, obstipasi atau

diare, perasaan tidak nyaman diperut. Demam yang terjadi berpola

seperti anak tangga dengan suhu semakin tinggi dari hari kehari.

Lebih rendah pada pagi hari dan tinggi pada sore hari. (wibisonet al

2014).

2. Pada minggu kedua gejala menjadi lebih jelas dengan demam,

bradikardia, relatif, lidah thyfoid (kotor ditengah, dan ujung

bewarna merah disertai tremor). Hepatomegali, splenomegali,

meteorismus, gangguan kesadaran. (Wibisono et al 2014).

2.2.4 Patofisologi

Bakteri salmonella thypi masuk kedalam tubuh melalui makanan dan

air yang tercemar. Sebagian kuman dihancurkan oleh asam lambung,

dan sebagian masuk ke usus halus, mencapai plague peyeri di ileum

terminalis yang hipertropi. Salmonella thypimemiliki fimbria khusus

yang dapat menempel kelapisan plague peyeri, sehingga bakteri dapat

difagositosis. Setelah menempel, bakteri memproduksi protein yang

mengganggu brush bobder usus dan memaksa sel usus dan di

presentasikan kemakrofag. Kuman memiliki berbagi mekanisme

Page 30: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

14

sehingga dapat terhindar dari serangan system imun seperti

polisakarida kapsul Vi. Penggunaan mikrofag sebagai kendaraan dan

gen salmonella patogencity island 2 .setelah sampai kelenjar getah

bening menseterika, kuman kemudian masuk kealiran darah melalui

ductustorasikus sehingga terjadi bakterimia pertama asimtomatik.

Salmonella thypi juga bersarang dalam system retikulo endothelial

tertama limpa dan hati, dimana kuman meninggalkan selfagosit

berkembangbiak dan masuk sirkulasi darah lagi sehingga terjadi

bakterimia kedua dengan gejala siskemik. Salmonella typhi

menghasilkan endoktoksin yang berperan dalam inflamasi local

jaringan temapat kuman berkembangbiak merangsang pelepasan zat

pirogen dan leukosit jaringan sehingga muncul demam dan gejala

siskemik lain. Perdarahan saluran cerna dapat terjadi akibat erosi

pembulu darah sekitar plague peyeri. Apabila proses patologis

semakin berkembang, perforasi dapat terjadi (Wibisono et al, 2014).

2.2.5 Komplikasi Demam Tifoid

Demam tifoid menurut Riyadi (2012) & Ngastiyah (2014) dapat

memiliki komplikasi pada berbagi sistem organ tubuh. Diantaranya

adalah:

1. Perdarahan usus

Bila hanya sedikit ditemukan perdarahan maka dilakukan

pemeriksaan benzidine. Jika perdarahan banyak terjadi melena,

dapat disertai nyeri diperut.

Page 31: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

15

2. Perforasiusus

Timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelahnya dan terjadi

pada bagian distal ileum.

3. Peritonitis

Biasanya menyertai perforasi tetapi dapat juga terjadi tanpa

perforasi usus. Ditemukan gejala abdomen akut, yaitu nyeri perut

hebat dan dinding pada abdomen tegang

Page 32: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

16

2.2.6 Pathway Demam Tifoid

Keterangan :

= Diteliti

= Tidakditeliti

Gb. 2.1 Pathway Demam Tifoid ( Nurarif A.H, Kusuma H, 2016)

Salmonella thyposa

Retikulo endoteleal (RES)

terutama hati dan limfe

Masuk bersama makanan

dan minuman

Lolos dari asam lambung

(HCL)

Masuk ke saluran

gastrointestinal

Pembuluh limfe

Bakteri masuk ke usus

HIPERTERMIA

Penyebaran dalam darah

(bakterimia primer)

Inflamasi

(peradangan)

Gangguan pada

pusat termoregulasi

(pusat pengaturan

suhu tubuh)

Peradangan

lokal

meningkat

Bakteri

mengeluarkan

endotoksin Masuk ke dalam darah

Thypus

abdominalis

Page 33: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

17

2.2.7 Pemeriksaan penunjang

Menurut Wibisionoet al (2014) ada pun pemeriksaan penunjang yang ada

pada demam tifoid antara lain :

1. Pemeriksaan darah perifer

Leucopenia/leukositosis, anemia jaringan, trombositopenia

2. Uji widal

Deteksi titer terhadap salmonella parathypi yakni agglutinin O (dari

tubuh kuman dan agglutinin H (flagetakuman). Pembentukan agglutinin

dimulai dari terjadi pada awal minggu pertama demam, puncak pada

minggu keempat dan tetap tinggi dalam beberapa minggu dengan

peningkatan agglutinin O terlebih dahulu dengan diikuti agglutinin H.

agglutinin O menetap selama 4-6 bulan sedangkan agglutinin H

menetap sekitar 9-12 bulan. Titer antibody O >1:320 atau antibody H

>1:6:40 menguatkan diagnosis pada gambaran klinis yang khas.

3. Uji TURBEX

Uji semi kuantitatif kolometrik untuk deteksi antibody anti salmonella

thypi0-9. Hasil positif menunjuk kan salmonella serogroup D dan tidak

spesifik salmonella paratyphi menunjuk kan hasil negative.

4. Uji typhidot

Detekai IgM dan IgG pada protein. Membrane luar salmonella typhi.

Hasil positif didapat dari hasil 2-3 hari setelah infeksi dan spesifik

mengidentisifikasi IgM dan IgG terhadap salmonella typhi .

Page 34: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

18

5. Uji IgM Dipstick

Deteksi khusus IgM spesifik salmonella typhi specimen serum atau

darah dengan menggunakan strip yang mengandung anti

genlipopolisakarida salmonella tiphy dan anti IgM sebagai control

sensitivitas 65-77% dan spesitivitas 95%-100%. Akurasi didapatkan

dari hasil pemerikasaan 1 minggu setelah timbul gejala

6. Kultur darah

Hasil positif memastikan demam thyfoid namun hasil negative tidak

menyingkirkan.

2.2.8 Penatalaksanaan

Menurut Widodo (2016), penatalaksanaan pada pasien demam tifoid

meliputi:

1) Medis

a. Antibiotic (membunuhkuman):

1. Klorampenicol

2. Amoxilin

3. Kotrimoxasol

4. Ceftriaxon

5. Cefixim

b. Antipiretik (menurunkan panas)

1. Paracetamol

Page 35: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

19

2) Keperawatan

a. Observasi kesehatan

b. Pasien harus tirah baring absolute sampai 7 hari bebas demam

kurang lebih 14 hari .hal ini untuk mencegah terjadinya komplikasi

perforasi usus

c. Mobilisasi bertahap bila tidak panas, sesuai dengan pulihnya

kekuatan pasien

d. Pasien dengan kesadaran yang menurun, posisi tubuhnya harus

diubah pada waktu–waktu tertentu untuk menghindari komplikasi

pneumonia dan dekubits

e. Defekasi dan buang air kecil perlu diperhatikan karena kadang-

kadang terjadi konstipasi dan diare

f. Diet

1. Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein

2. Pada penderita yang akut dapat diberi bubur sarig

3. Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim

4. Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam

selama 7 hari

g. Pola hidup bersih dan sehat

1. Cuci tangan sebelum dan sesudah makan

2. Menjaga kebersihan lingkungan rumah

Page 36: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

20

2.3 Konsep Hipertermi

2.3.1 Definisi Hipertermi

Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan

ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas atau pun mengurangi

produksi panas. Suhu rectktal >37,5℃ dan suhu aksila>37,5℃ (Perry

2013).

2.3.2 Etiologi Hipertermi pada penderita deman tifoid

Hipertermi disebabkan oleh infeksi, suhu lingkungan yang terlalu panas

atau campuran dari gangguan infeksi dan suhu lingkungan yang terlalu

panas .selain itu juga dapat disebabkan oleh gangguan otak atau akibat

bahan toksik yang dapat mempengaruhi pusat pengaturan suhu . Zat yang

dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu

sehingga menyebabkan demam. (Diane M. Fraser, 2012)

2.3.3 Manifestasi klinis Hipertermia

Beberapa tanda dan gejala pada hipertermia menurut (Huda, 2013)

1) Kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal

2) Konvulsi (kejang)

3) Kulit kemerahan

4) Pertambahan RR

5) Takikardi (nadi cepat)

6) Saat disentuh terasa hangat

Page 37: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

21

7) Fase-fase terjadinya hipertermia

a) Fase I : awal

1) Peningkatan denyut nadi

2) Peningkatan laju dan kedalaman pernafasan

3) Menggigil akibat tegangan dan kontraksi obat

4) Kulit pucat dan dingin karena vasokontriksi

5) Merasakan sensasi dingin

6) Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokontriksi

7) Rambut kulit berdiri

8) Pengeluaran keringat berlebih

9) Peningkatan suhu tubuh

b) Fase II : proses demam

1) Proses menggigil lenyap

2) Kulit terasa hangat / panas

3) Merasa tidak panas / dingin

4) Peningkatan nadi dan laju pernafasan

5) Peningkatan rasa haus

6) Dehidrasi ringan sampai berat

7) Mengantuk, delirium / kejang akibat iritasi sel saraf

8) Lesi mulut herpetik

9) Kehilangan nafsu makan

10) Kelemahan, keletihan dan nyeri ringan pada otot akibat

katabolisme protein

Page 38: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

22

c) Fase III : pemulihan

1) Kulit tampak merah dan hangat

2) Berkeringat

3) Menggigil ringan

4) Kemungkinan mengalami dehidrasi

2.3.4 Penatalaksanaan

Kompres hangat adalah bahan yang dipakai untuk mengompres

biasanya kain yang dapat menyerap air dengan baik, seperti kain

handuk. Kain kompres ini dicelupkan ke dalam air hangat.

kompres hangat dipakai untuk menurunkan suhu tubuh. Ada

beberapa macam kompres hangat yang bisa diberikan untuk

menurunkan suhu tubuh bila seseorang mengalami hipertermia,

salah satunya yaitu kompres air hangat.Kompres air hangat dapat

menurunkan suhu tubuh melalui proses evaporasi

Mengobservasi kebutuhan cairan dengan cara bergantung pada

umurnya .

Usiabalita 1-3 tahun :8cc/kgBB//hari

Usia4 -7 tahun : 8-8,5cc/kgBB/hari

Usia8-11 tahun: 6-7cc/kg/BB/hari

Usia 12-14 : 4-5cc/kg/BB/hari

Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak ;

(30 – usiaanakdalamtahun) x cc/kgBB/hari

Page 39: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

23

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak Demam tifoid dengan

Masalah Hipertermi

2.4.1 Pengkajian

1. Anamnese (Data subyektif)

a. Identitas Pasien.

Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama, jenis kelamin, usia, agama,

suku bangsa, Pendidikan nomor registrasi, dan penanggung jawab

(YudiElyas 2013).

2. Keluhanutama

Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan oleh klien yaitu panas

naik turun, yang menyebabkan klien dating untuk mencari bantuan

kesehatan. pada anak jika anak yang sadar dapat langsung ditanyakan

pada klien tetapi jika anak yang tidak dapat berkomunikasi keluhan

dapat ditanyakan pada orangtua klien yang sering berinteraksi dengank

lien (Utomo, 2017).

3. Riwayat penyakit sekarang

Ditemukan adanya keluhan klien yang mengalami peningkatan suhu

tubuh >37,5℃ selama lebih dari 1 minggu, disertai menggigil. Naik

turunnya panas terjadi pada waktu pagi dan sore dan berlangsung

selama lebih dari 1 minggu. Keadaan semakin lemah ,kadang disertai

Page 40: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

24

dengan keluhan pusing, akral hangat, takikardia, serta penurunan

kesadaran. (Purwanti2015).

4. Riwayat penyakit dahulu

Apakah pasien pernah menderita penyakit demam tifoid, atau menderita

penyakit lainnya (Elyas, 2013).

5. Riwayat kesehatan keluarga

Apakah keluarga pernah menderitahi pertensi, diabetes melitus (Elyas,

2013)

6. Pola fungsi kesehatan

a. Pola nutrisi dan metabolisme

Klien akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan

muntah saat makan sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan

sama sekali (Aru, 2015).

b. Pola eliminasi

Eliminasi alvi. Klien dapat mengalami diare oleh karena tirah baring

lama. Sedangkan eliminasi urine tidak mengalami gangguan, hanya

warna urine menjadi kuning kecoklatan. Klien dengan demam tifoid

terjadi peningkatan suhu tubuh yang berakibat keringat banyak keluar

dan merasa haus, sehingga dapat meningkatkan kebutuhan cairan tubuh

(Aru, 2015).

c. Pola aktivitas dan latihan

Page 41: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

25

Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total, agar tidak

terjadi komplikasi maka segala kebutuhan klien dibantu (Aru, 2015).

d. Pola persepsi dan konsep diri

Biasanya terjadi kecemasan pada orang dewasa terhadap keadaan

penyakitnya (Aru, 2015).

e. Pola tidur dan istirahat

Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan peningkatan suhu tubuh

(Aru, 2015).

f. Pola sensori dan kognitif

Pada penciuman, perabaan, perasaan, pendengaran dan penglihatan

umumnya tidak mengalami kelainan serta tidak terdapat suatu waham

pad klien (Aru, 2015).

g. Pola hubungan dan peran

Hubungan dengan orang lain terganggu sehubungan klien di rawat di

rumah sakit dan klien harus bed rest total (Aru, 2015).

h. Pola penanggulangan stress

Biasanya orang dewasa akan tampak cemas (Aru, 2015).

7. PemeriksaanFisik

Inspeksi adalah pengamatan secara seksama terhadap status kesehatan klien

(inspeksi adanya lesi pada kulit). Perkusi adalah pemeriksaan fisik dengan

jalan mengetuk kan jari tengah ke jari tengah lainnya untuk mengetahui

normal atau tidaknya suatu organ tubuh. Palpasi adalah jenis pemeriksaan

fisik dengan meraba klien. Auskultasi adalah dengan cara mendengarkan

Page 42: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

26

menggunakan stetoskop (auskultasi dinding abdomen untuk mengetahui

bisingusus). Adapun pemeriksaan fisik pada Klien demam tifoid diperoleh

hasil sebagai berikut :

a) Keadaan umum :

1. Keadaan umum: klien tampak lemas

Kesadaran : Composmentis

TandaVital :Suhu tubuh tinggi >37,5°C ; Nadi dan frekuensi nafas

menjadi lebih cepat (Elyas, 2013).

2. Pemeriksaan kepala

Inspeksi: Pada klien demam tifoid umumnya bentuk kepala normal

cephalik, rambut tampak kotor dan kusam

Palpasi: Pada pasien demam tifoid dengan hipertermia umumnya

terdapat nyeri kepala (Muttaqin, 2014)

3. Mata

Inspeksi: Pada klien demam tifoid dengan serangan berulang

umumnya salah satunya, besar pupil tampak isokor, reflek pupil

positif, konjungtiva anemis, adanya kotoran atau tidak

Palpasi: Umumnya bola mata teraba kenyal dan melenting (Muttaqin,

2014)

4. Hidung

Page 43: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

27

Inspeksi: Pada klien demam tifoid umumnya lubang hidung simetris,

ada tidaknya produksi secret, adanya pendarahan atau tidak, ada

tidaknya gangguan penciuman.

Palpasi: Ada tidaknya nyeri pada saat sinus di tekan (Debora, 2013).

5. Telinga

Inspeksi: Pada klien demam tifoid umumnya simetrsis, ada tidaknya

serumen.

Palpasi: Pada klien demam tifoid umumnya tidak terdapat nyeri tekan

pada daerah tragus (Muttaqin, 2014).

6. Mulut

Inspeksi: Lihat kebersihan mulut dan gigi, pada klien demam tifoid

umumnya mulut tampak kotor, mukosa bibir kering (Setyadi, 2014).

7. Kulit dan Kuku

Inspeksi: Pada klien demam tifoid umumnya muka tampak pucat,

Kulit kemerahan, kulit kering, turgor kullit menurun (Elyas, 2013).

Palpasi: Pada klien demam tifoid umumnya turgor kulit kembali <2

detik karena kekurangan cairan dan Capillary Refill Time (CRT)

kembali <2 detik.

8. Leher

Inspeksi: Pada klien demam tifoid umumnya kaku kuduk jarang

terjadi, lihat kebersihan kulit sekitar leher (Satyanegara, 2015)

Page 44: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

28

Palpasi: Ada tidaknya bendungan vena jugularis, ada tidaknya

pembesaran kelenjar tiroid, ada tidaknya deviasi trakea (Debora,

2013)

9. Thorax (dada)

Paruparu

Inspeksi : Tampak penggunaan otot bantu nafas diafragma, tampak

Retraksi interkosta, peningkatan frekuensi pernapasan, sesak nafas

Perkusi :Terdengar suara sonor pada ICS 1-5 dextra dan ICS 1-2

sinistra

Palpasi : Taktil fremitus teraba sama kanan dan kiri, taktil fremitus

teraba lemah

Auskultasi : Pemeriksaan bisa tidak ada kelainan dan bisa juga

terdapat bunyi nafas tambahan seperti ronchi pada pasien dengan

peningkatan produksi secret, kemampuan batuk yang menurun pada

klien yang mengalami penurunan kesadaran (Mutaqin, 2014; Debora,

2013).

10. Abdomen

Inspeksi : Persebaran warna kulit merata, terdapat distensi perut atau

tidak, pada klien demam tifoid umumnya tidak terdapat distensi perut

kecuali ada komplikasi lain (Mutaqin, 2014).

Palpasi : Ada/tidaknya asites, pada klien demam tifoid umumnya

terdapat nyeri tekan pada epigastrium, pembesaran hati

(hepatomegali) dan limfe

Page 45: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

29

Perkusi : Untuk mengetahui suara yang dihasilkan dari rongga

abdomen, apakah timpani atau dullness yang mana timpani adalah

suara normal dan dullness menunjukan adanya obstruksi.

Auskultasi : Pada klien demam tifoid umumnya, suara bising usus

normal >15x/menit (Mutaqin, 2014).

11. Musculoskeletal

Inspeksi : Pada klien demam tifoid umumnya, dapat menggerakkan

ekstremitas secara penuh (Elyas, 2013).

Palpasi : periksa adanya edema atau tidak pada ekstremitas atas dan

bawah. Pada klien demam tifoid umumnya, akral teraba hangat, nyeri

otot dan sendi serta tulang (Elyas, 2013; Debora, 2013).

12. Genetalia dan Anus

Inspeksi :Bersih atau kotor, adanya hemoroid atau tidak, terdapat

perdarahan atau tidak, terdapat massa atau tidak. Pada klien demam

tifoid umumnya tidak terdapat hemoroid atau peradangan pada

genetalia kecuali klien yang mengalami komplikasi penyakit lain

Palpasi : Terdapat nyeri tekanan atau tidak. Pada klien demam tifoid

umumnya, tidak terdapat nyeri kecuali klien yang mengalami

komplikasi penyakit lain (Mutaqin, 2014).

2.4.2 Diagnosa Keperawatan

Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan proses infeksi

salmonella typhi (Suratun & Lusianah 2016).

Page 46: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

30

2.4.3 Batasan Karasteristik

salah satu diagnose keperawatan yang terdapat pada klien demam tifoid

adalah hipertermia.

Menurut (NANDA, 2016) Batasan karakteristik dari diagnose hipertermia

adalah :

1) Kulit kemerahan

2) Peningkatan suhu tubuh diatasan kisaran normal (>37,5℃ - 40℃)

3) takipnea (pernafasan cepat dan dalam)

4) takikardia

5) kulit teraba hangat

Faktor yang berhubungan menurut (Wong, 2013):

1) Anastesia

Setiap tanda-tanda vital dievaluasi dalam kaitannya dengan efek

sampingan astesi dan tanda-tanda syok pernafasan memburuk atau

nyeri karena nastesi ini dapat menyebabkan peningkatan suhu.

2) Penurunan respirasi

penguapan yang tidak dapat keluar akan mengganggu sirkulasi

dalam tubuh sehingga menyebabkan hipertermia yang diakibatkan

oleh kenaikan sel point hipotalamus.

Page 47: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

31

3) Dehidrasi

Tubuh kehilangan panas secara kontinu melalui evaporasi .sekitar

600-900 cc air tiap harinya kulit menguap dan paru-paru sehingga

terjadi kehilangan panas air ini yang menyebabkan dehidrasi pada

hipertermia.

4) Pemajanan lingkungan yang panas

panas pada 85% area luas permukaan tubuh di radiasikan

kelingkungan. Vasokontriksi perifer meminimalisasi kehilangan

panas. Jika lingkungan lebih panas dibandingkan kulit, tubuh akan

menyerap panas melalui radiasi.

5) penyakit

penyakit atau trauma hipotalamus atau sumsum tulang belakang

(yang meneruskan pesan pada hipotalamus) akan mengubah

control suhu menjadi berat.

6) Pemakaian pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan

pakaian yang tidak tebal akan memaksimalkan kehilangan panas.

7) Peningkatan laju metabolisme

panas yang dihasilkan tubuh adalah hasil sampingan metabolisme,

yaitu reaksi kimia dalam sel tubuh. Aktivitas yang membutuhkan

reaksi kimia yang akan menambah produksi panas. Sehingga

peningkatan laju metabolism sangat berpengaruh terhadap

hipertermia

Page 48: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

32

8) medikasi

demam juga disebabkan oleh adanya bentuk hiper sensitivitas

terhadap obat.

2.4.4 Rencana Asuhan Keperawatan

Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan pada pasien anak thyfoid dengan masalah

hipertermi.

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

tt Tupen:

Diharapkan

tidak terjadi

proses

infeksi

setelah

dilakukan

asuhan

keperawatan

selama 1x24

jam (Suratun

& Lusianah,

2016).

Tupan :suhu

tubuh klien

dapat

kembali

normal stelah

dilakukan

asuhan

keperawatan

3x24 jam

(Suratun&Lu

sianah ,

2016).

1) Suhu dalam

rentang normal

mualidari 36◦c-

37◦c

2) RR dan nadi

dalam batas

normal

3) Membranel

mukosa lembab

4) Kulit dingin dan

bebas dari

keringat yang

berlebihan.

1. Mengkur dan

mencatat

temperature

sushu pada

tingkat

keparahan

demam atau

kapan terjadi

perubahan dalam

kondisi

menggigil setiap

1-4 jam. (Betty

& ackley 2013 ).

2. Anjurkan

memakai

pakaian tipis

sebagai

manajemen

demam. (Betty

& ackley 2013).

3. Pemberian

kompres hangat

pada klien.

(Betty & ackley

2013).

4. Anjurkan klien

untuk tidak

memakai

selimuttebal.

(Betty & ackley

2013 ).

1) Mengetahui

kondisi klien

(Betty & ackley

2013 ).

2) Membantu

untuk

menurunkan

suhu tubuh.

(Betty & ackley

2013).

3) Meningkatkan

penguapan yang

mempercepat

penurunan suhu

tubuh (Betty &

ackley 2013).

4) Untuk

mengurangi

suhu-suhu

tubuh yang

panas melalui

udara (Betty &

ackley2013 ).

Page 49: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

33

5. Kolaborasi

dalam pemberian

cairan intravena

seperti yang

dianjurkan oleh

dokter (Betty &

ackley 2013 ).

6. Kolaborasi

dalam pemberian

obat antibiotic

yang dianjurkan

oleh dokter

(Betty &

ackley2013 ).

7. Anjurkan klien

minum air putih

± 2,5 ltr/hari liter

(Betty & ackley

2013).

5) Untuk

mengganti

cairan yang

hilang (Betty &

ackley2013 ).

6) Hal ini umunya

lebih penting

untuk

mengobati

penyebab yang

mendasari

peningkatan

temperatur.

(Betty & ackley

2013).

7) Membantu

cairan tubuh

yang hilang dan

klien tidak

mengalami

dehidrasi.

(Betty & ackley

2013).

2.4.5 Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan

sesuaidengan rencana yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan

kegiatandapat bersifat mandiri dan kolaboratif. Selama melaksanakan

kegiatanperlu diawasi dan dimonitor kemajuan kesehatan klien (Santosa,

2014)

1. Tindakan Keperawatan Mandiri.

Tindakan keperawatan mandiri dilakukan oleh perawat. Misalnya

menciptakan lingkungan yang tenang, memberi kompres hangat saat

pasien demam, menganjurkan keluarga memakaikan baju yang tipis

Page 50: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

34

pada anak, mengukur tanda-tanda vital pasien, menganjurkan pasien

minum air putih 1 hari ± 2,5ltr/hariliter, memposisikan anak untuk

tirah baring (Elyas, 2013).

2. Tindakan Keperawatan Kolaboratif.

Tindakan yang dilakukan oleh perawatan apabila perawat bekerja

dengan anggota perawat dan anggota kesehatan yang lain dalam

membuat keputusan bersama yang bertahan untuk mengatasi masalah

pada anak, dengan cara cek laboratorium untuk mengetahui

perkembangan anak setiap harinya, memberi suntikan injeksi dan

cairan intravena sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh dokter

(Elyas, 2013).

2.4.6 Evaluasi

Hasil yang diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan yang telah

disusun, hasil yang ingin dicapai sebagai berikut (Elyas 2013) :

1 Tanda- tanda vital normal

RR: 20-30X/menit,

Nadi: 80-90x/menit)

uhu :36 -37

2 Membrane mukosa tidak kering

3 Akral hangat

4 Kulit tidak kemerahan.

Page 51: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 DesainPenelitian

Desain penelitian ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah Asuhan

Keperawatan pada Pasien Anak Demam Tifoiddengan MasalahHiperermi di

RS Panti Waluya Sawahan Malang.

3.2 Batasan Istilah

Asuhan keperawatan pada Pasien Anak Tifoid yang mengalami masalah

Hipertemi di RS Panti Waluya Malang, maka yang dibahas oleh penulis

adalah asuhan keperawatan pada anak yang terdiagnosa demam tifoid dengan

batasan

1. anakusia 1-18 tahun

2. suhu tubuh diatas37,5◦C

3. akral panas

4. panas naik turun

5. Uji Widal positif atau IgM salmonella thypi positif

3.3 Partisipan

Pada penelitianini yang menjadi partisipan peneliti adalah 2 anak demam

tifoid dengan masalah hipertermi dan sedang di rawat di ruang ST. Theresia

Paviliun di RS Panti Waluya Malang, dengan waktu selama 3 hari.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian pada klien 1 dilaksankan tanggal 17 Juni – 19 Juni 2019 di ruang

ST. Theresia Paviliun RS PantiWaluya Malang dan pada kien 2

Page 52: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

36

dilaksanakanpada tanggal 26 Juni – 29 Juni 2019 di ruang ST. Theresia

Paviliun RS PantiWaluya Malang.

3.5 Pengumpulan Data

1) Wawancara

Sumber data yang didapat adalah hasil wawancara dari ibu dan ayah klien

2) Observasi dan pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan pendekatan inspeksi,

palpasi, perkusi, dan auskultasi pada anak yang mengalami demam tifoid

dengan masalah hipertermi.

3) Studi dokumentasi

Studidokumen yang digunakan untuk melengkapi hasil penelitian

didapatkan dari anak demam tifoid dengan masalah hipertermi di RS

Panti Waluya Malang.

3.6 Uji Keabsahan Data

Disamping integritas penulis uji keabsahan data dilakukan dengan cara :

1) Memperpanjang waktu pengamatan / tindakan.

2) Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber

data utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan

masalah yang di teliti.

3.7 Analisa Data

1) Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan dari klien 1 didapatkan hasil wawancara dengan

ibu klien, observasi keadaan klien dan melihat data penunjang di less

pasien, sedangkan pada klien 2 didapatkan data dari hasil wawancara

dengan ayah klien, observasi keadaan dan melihat data penunjang di less

Page 53: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

37

klien. Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian di salin

dalam format asuhan keperawatan anak.

2) Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun

teksnaratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan identitas klien

dibuat inisial.

3) Kesimpulan

Data yang disajikan, kemudian data di bahas dan di bandingkan dengan

hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku

kesehatan. Penarikan kesimpulan di lakukan dengan metode induksi. Data

dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosa, perencanaan,

tindakan dan evaluasi.

3.8 Etik Penelitian

Dicantumkan etika yang mendasari penyusunan studi kasus, teridiri dari :

1) Informed Consent (persetujuan menjadi klien)

Lembar persetujuan penelitian diberikan klien responden, tujuanya adalah

subjek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang

diteliti selama pengumpulan data. Jika subjek bersedia diteliti maka harus

menandatangani lembar persetujuan. Jika subjek menolak untuk diteliti

maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.

2) Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan, peneli titidak mencantumkan nama

responden, tetapi lembar tersebut di berikan kode.

3) Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden di jamin oleh peneliti dan hanya

kelompok data tertentu yang dilaporkan hasil penelitian.

Page 54: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis menjelaskan tentang hasil dan pembahasan dari Asuhan

Keperawatan pada Pasien anak demam tifoid dengan masalah hipertermi di Rumah

Sakit PantiWaluya Malang.

4.1. Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Panti Waluya Malang pada bulan

Juni – Juli 2019 . Rumah Sakit Panti Waluya Malang merupakan rumah sakit

yang sudah Terakreditasi Paripurna. Keduapasien di rawatinap di Ruang ST.

Theresia Paviliun adalah ruang rawatinap yang digunakan untuk perawatan

pada pasien anak yang tidak memiliki penyakit yang menular. Pasien 1 umur

2 tahun berada di 204 bed 2, dan pasien 2 umur 5 tahun berada di kamar 201

bed 1. Kedua kamar tersebut memiliki fasilitas yang sama yaitu kamar mandi

dalam, televise, meja dan tempat duduk untuk pengunjung, masing-masing

kamar terdapat 3 bed, bed anatara pasien lainnya terpisah oleh korden.

Pasien 1 berada diruang perawatan mulai tanggal 17 Juni 2019 – 19 Juni

2019. Pasien 2 di ruang perawatan mulai tanggal 26 Juni 2019 – 28 Juni

2019 .

Page 55: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

39

4.1.2 Karakteristik Partisipan

1) Identitas Klien

Tabel 4.1 Identitasklien Indentitas Klien Klien 1 Klien 2

Nama An. A An. N

Umur 2 tahun 5 tahun

Jenis Kelamin Perempuan Perempuan

Suku bangsa Jawa Jawa

Agama Islam Islam

Alamat Jl. Basuki rahmat Gg.2 no 58 Jl.Bandulanbarat no.334

Pendidikan Belum sekolah TK

Pekerjaan - -

Diagnosa Medis Thyfoid Thyfoid

Tanggal MRS 17 Juni 2019 pukul 21.00 WIB 26 Juni 2019 pukul 10.10 WIB

Tanggal Pengkajian 18 Juni 2019 pukul 15.00 WIB 26 Juni 2019 pukul 15.00 WIB

2) Identitas Keluarga / Penanggung Jawab

Table 4.2 Identitas Keluarga / Penanggung Jawab Pasien Identitas Keluarga

Pasien Keluarga Pasien 1 Keluarga Pasien 2

Nama Ny. N Tn. S

Usia 23 tahun 43 tahun

Status pernikahan Menikah Menikah

Agama Islam Kristen

JenisKelamin Perempuan Laki-laki

Alamat Jl. M Jl. B

No telpon 081357821xxx 085815397xxx

Hubungan dengan pasien Ibu Ibu

3) Status Kesehatan Dan RiwayatImunisasi

Tabel 4.3 Status Kesehatan dan RiwayatKesehatan Riwayat

Penyakit

Paien 1 Pasien 2

Keluhan

Utama

Ibu mengatakan anak Panas naik

turun selama 4 hari

Ayah mengatakan anak demam naik turun

Page 56: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

40

Riwayat

Penyakit

Sekarang

Ibu klien mengatakan

padatanggal 12 Juni 2019 klien

mengalami panas turun pada

siang hari dan panas kembali naik

pada sore hari setelah memakan

kiko dan menghabiskan 4 biji.

Kemudian ibu klien

meminumkan obat Paracetamol

3x/hari, namun 4 hari panas klien

tidak teratasi dan tetap naik turun

dan ibu klien juga mengatakan

anaknya semakin lemas

kemudian dibawa ke IGD RS

Panti Waluya Malang pada

tanggal 17 juni pukul 21.00 WIB.

Di IGD di dapatkan data:

Keadaan umum : lemas , GCS :

E4V5M6, membran mukosa

bibir kering, nyeri kepala, Nadi :

128x/menit, RR:26x/menit, Suhu:

38,9ºC,BB:10Kg.Dokter

menyarankan klien untuk masuk

rumah sakit, klien dan keluarga

menyetujui,klien dirawat diruang

KP kamar 204 tempat tidur 2.

Diruang rawat inap anak

diberikan sanmol 200 mg IV

pada pukul 21.30 serta dipasang

infus C 1:4 30 tpm. Sore hari

pada pukul 13.00 WIB dilakukan

pengkajian, ibu mengatakan anak

rewel, panas naik pada sore hari

dan turun pada siang hari , susah

buat minum susu dan dan makan

Cuma 2 sendok kecil.Saat

dilakukan pemeriksaan

didapatkan hasil N: 124x / menit

: 37,9 ˚ RR: 24x/menit pO₂: 96%, lidah klien kotor berwarna

putih, akral hangat, mukosa bibir

kering dan pucat.

Ayah mengatakan pada tanggal 21 juni pukul

13.00 WIB klien panas naik turun selama 5 hari,

susah makan dan minum, lemas, nyerikepala

timbul saat demam, nyerinya cenut-cenut, nyeri

pada bagian kepala, skala nyeri 5, nyeri hilang

timbul, susah BAB selama 4 hari, Ayah Klien

membawanya ke klinikdan diberi obat

paracetamol setiap badan anaknya panas. Tetapi

panas tetap naik turun. Kemudian klien dibawa

kelaboratorium Bromo untuk test DL setelah

hasilnya keluar keluarga dianjurkan untuk

membawa ke RS. Pada tanggal 26 Juni pukul

10.10 WIB klien dibawa ke IGD RS Panti

Waluya Malang.

Di IGD RS Panti Waluya Malang didapatkan

data : Keadaan umum : lemas, GCS : E4V5M6,

Mukosa bibir kering, TTV:N : 160x/menit, S :

40,2ºC, RR:22x/menit. Dokter menyarankan

klien untuk masuk rumah sakit, keluarga

menyetujui dan klien dirawat di ruang ST.

Theresia kamar 201 tempat tidur 1.pada pukul

11.20, anak dipindahkan ke ruang rawat inap.

Diruang rawat inap anak mendapat terapi

pemasangan infuse C 1 : 21000 cc / 24 jam

ditangan kiri saat dilakukan pengakajian pada

pukul 15.00 WIB, ayah mengatakan anak panas

naik turun, tidak mau makan, lemas, nyerikepala

dan susah BAB selama 4 hari.pemeriksaan N:

140x / menit S: 38,8˚ RR: 22x/menit , akral

hangat, mukosa bibir kering dan pucat, lidah

Nampak kotor, bising usus6x/ menit.

Riwayat

penyakit

dahulu

Ibu mengatakan anak pernah

masuk rumah sakit pada usia 8

bulan tahun dengan penyakit

diare, 1 tahun dengan penyakit

DB.

Ayah mengatakan anak pernah masuk rumah

sakit 3 kali mulai dari umur 1 tahundan 3 tahun

dengan penyakit yang sama yaitu sesak.

Page 57: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

41

Riwat

Penyakit

Dahulu

1. Prenatal care

a) Ibu memeriksakan

kandungannya rutin di poli

BKIA RS. Panti Waluya

Sawahan Malang

b) Komplikasi yang terjadi

selama hamil : tidak ada

c) Riwayat imunisasiTT : 2

kali

d) Golongan darah ibu : A

e) Golongan darah ayah : O

2. Natal

a) Tempat melahirkan : RS

b) Jenis Persalinan :Normal

c) Penolong persalinan :

bidan

d) Komplikasi yang terjadi

selama melahirkan : tidak

ada

3. Post Natal

a) Kondisi bayi : Normal

b) Ibu mengatakan anak

langsung menangis

spontan

c) Ibu mengatakan saat lahir

anak berwarna merah

4. Riayat Kesehatan

(Untuksemuausia)

a) Pasien pernah mengalami

penyakit : ibu mengatakan

anak sudah 3 kali masuk

RS dengan penyakit yang

berbeda. Pada umur 8

bulan anak menderita

demam, pada umur 1,5

tahun anak menderita diare

dan saat ini umur 2 tahun

anak menderita enyakit

tifoid.

b) Riwayat Kecelakaan : ibu

mengatakan anak tidak

pernah mengalami

kecelakaan sebelumnya

c) Riwayat mengkonsumsi

obat berbahaya tanpa

anjuran dokter :ibu

mengatakan anak nya

selalu mendapatkan obat

dengan resep dokter.

d) Ibu mengatakan anak tidak

1. Prenatal care

a) Ibu memeriksakan kandungannya 1 kali

setiap bulan kebidan

b) Komplikasi yang terjadi selama hamil :

tidakada

c) Riwayat imunisasi TT : 2 kali

d) Golongan darah Ayah : B

e) Golongan darah ibu : –

2. Natal

a) Tempat melahirkan : Bidan Mandiri

b) Jenis Persalinan : Normal

c) Penolong persalinan : Bidan

d) Komplikasi yang terjadi selama

melahirkan : tidak ada

3. Post Natal

a) Kondisibayi : Normal

b) Ibu mengatakan anak langsung menangis

spontan

c) Ibu mengatakan saat lahir anak berwarna

merah

4. Riwayat Kesehatan (Untuk semua usia)

a) Pasien pernah mengalami penyakit : ayah

mengatakan anak sudah 3 kali masuk RS.

Pada umur 2 tahun dan 4 tahun anak

menderita penyakit yang sama yaitu sesak

nafas, dan saat ini usia 5 tahun anak

menderita penyakit tifoid

b) Riwayat Kecelakaan :ibu mengatakan

anak tidak pernah mengalami kecelakaan

sebelumnya

c) Riwayat mengkonsumsi obat berbahaya

tanpa anjuran dokter : ibu mengatakan

anaknya selalu mendapatkan obat dengan

resep dokter.

d) Ibu mengatakan anak tidak memiliki

riwayat mengkonsumsi obat berbahaya

tanpa anjuran dokter

e) Alergi : ibu mengatakan anak tidak

memiliki riwayat alergi

Page 58: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

42

memiliki riwayat

mengkonsumsi obat

berbahaya tanpa anjuran

dokter.

e) Ibu mengatakan anak

memiliki riwayat alergi

susu.

Riwayat

penyakit

keluarga

Ibu mengatakan tidak ada

anggota keluarga yang menderita

penyakit HT, penyakit menurun

seperti DM .

Ayah mengatakan orang tua dari istriada yang

menderita penyakit asma ayah mengatakan tidak

ada anggota keluarga yang mengalami penyakit

menurun seperti DM dan HT, dan penyakit

menular seperti TBC.

4) Riwayat Imunisasi

Tabel 4.4 Riwayat Imunisasi Anak Jenis Imunisasi Waktu

Pemberian

Frekuensi Reaksi

Pemberian

Ketepatan

Imunisasi

Anak 1

1. BCG

2. DPT (1,2,3)

3. Polio (1,2,3, 4)

4. Campak

5. Hepatitis

0 bulan

3,5,7 bulan

0,2,4,6 bulan

9 bulan

3,5 bulan

1x

3x

4x

1x

2x

Demam

Anak selalu tepat

dalam pemberian

imunisasi.

Anak 2

1. BCG

2. DPT (1,2,3)

3. Polio (1,2,3, 4)

4. Campak

5. Hepatitis

0 bulan

3,5,7 bulan

0,2,4,6 bulan

9 bulan

3,5 bulan

1x

3x

4x

1x

2x

Demam

Anak selalu tepat

dalam

pemberianimunisasi.

Page 59: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

43

5) Genogram

Tabel 4.5 Genogram Pasien 1 Pasien 2

6) Riwayat Sosialisai

Keterangan :

Keterangan :

Laki laki

Perempuan

Hubungan

Garis keturunan

Meninggal

pasien

Laki laki

Perempuan

Hubungan

Garis keturunan

Meninggal

pasien

Laki laki

Perempuan

Hubungan

Garis keturunan

Meninggal

pasien

x

x

Page 60: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

44

Tabel 4.6 Riwayat Sosialisasi Riwayat sosial Pasien 1 Pasien 2

1. Yang mengasuh Ibu mengatakan anaknya diasuh

oleh nenek saat orang tua bekerja

Ayah mengatakan anak diasuh oleh

nenek saat ayah dan istrinya sedang

bekerja

2. Hubungan

dengan anggota

keluarga

Hubungan dengan anggota keluarga

baik terbukti saat MRS anak diasuh

oleh orang tua serta nenek nya.

Hubungan dengan anggota keluarga

baik terbukti saat MRS anak diasuh

oleh orang tua dan neneknya.

3. Hubungan

Dengan Teman

Sebaya

Nenek mengatakan anak selalu

bermain dengan tentangga sebelah

rumah karena umurnya sama

Ayah mengatakan anak sekolah dan

bermain dengan teman sebayanya

4. Pembawaan

Secara Umum

Anak tampak gelisah, takut dan

tidak nyaman bila ada petugas

kesehatan mendekat anak menangis

Anak tampak tenang dan tidak

gelisah saat ada petugas kesehatan

5. Lingkungan

rumah

Ibu mengatakan lingkungan rumah

bersih kamar sedikit lembab, tidak

ada anggota keluarga yang merokok

saat di dalam rumah

Ayah mengatakan lingkungan

rumah bersih tetapi dikamar dan

didapur lembab terdapat sedikit

bercak jamur dikamar.

7) Pemeriksaan Pertumbuhan dan Perkembangan

Tabel 4.7 Riwayat Pertumbuhan IndikatorAntropometri Pasien 1 Pasien 2

Berat badan Sebelum sakit : 12 kg

Selama sakit : 10kg

Selama sakit mengalami

penurunan bb 2 kg

Sebelum sakit : 24kg

Selama sakit : 22kg

Selama sakit anak mengalami

penurunan BB 2 kg

Tinggi atau panjang

badan

86 cm 100 cm

LILA 15, 7 cm 20 cm

Lingkar kepala 46 cm 49 cm

Tabel 4.8 Riwayat Perkembangan Umur Anak 1 Anak 2

0-3 bulan

Ibu mengatakan klien mulai menendang

dengan kaki dan menggerakkan

lengannya, klien mulai menggapai

benda-benda yang didekatnya, klien

suka mengamati wajah-wajah orang

disekitarnya

Ibu mengatakan anak mulai

memandang, menggerakkan kakinya

dan tangannya, klien mulai menggapai

benda-benda didekatnya.

4-6 bulan Ibu klien mengatakan klien sudah bisa

tengkurap dan berguling-guling, klien

suka memasukkan benda kemulutnya

Ibu mengatakan klien sudah bisa

tengkurap dan berguling- guling, klien

suka memasukkan mainan kedalam

mulutnya

Page 61: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

45

7-9 bulan

Ibu mengatakan klien mulai merangkak,

mampu memegang benda-benda kecil .

Ibu mengatakan klien mulai

merangkak, klien bermain cilukba.

10-12 bulan

Ibu mengatakan klien dapat berdiri

dalam beberapa detik, dan berjalan

beberapa langkah sambal berpegangan

,klien mampu mengucapkan kata “mama

papa”.

Ibu mengatakan klien dapat berdiri

dalambeberapa detik, dan berjalan

beberapa langkah sambal

berpegangan, klien mampu

mengucapkan kata “mama papa”,

klien mampu melambaikan tangan.

12-18 bulan

Ibu klien mengatakan klien mampu

berdiri dan berjalan beberapa langkah

tanpa bantuan, mulai memanjat sofa

pendek, dan mulai naik tangga dengan

pegangan, dan klien mampu mencoret-

coret

Ibu klien mengatakan klien mampu

berdiri dan berjalan beberapa langkah

tanpa bantuan, mulai memanjat sofa

pendek, dan mulai naik tangga dengan

pegangan, dan klien mampu

mencoret-coret buku

18-24 bulan

Ibu klien mengatkan klien mampu

berjalan mundur, melempar bola, klien

mulai berlari

Ibu klien meningatkan klien mampu

berjalan mundur, klien mulai berlari.

2-3 tahun

Ibu mengatakan klien mampu

melompat dengan 2 kaki, mengayuh

roda 3

3-5 tahun

Klien mampu membuat cerita sendiri,

menyebut nama lengkap, usia,

membuka menutup toples dan

menggambar 0.

8) Kebutuhan Dasar

Tabel 4.9 Pola Nutrisi

Kondisi Pasien 1 Pasien 2

Sebelumsakit Saatsakit Sebelumsakit Saatsakit

Jenis makanan Nasi, sayur,

lauk

Nasi tim, sayur,

lauk pauk

Nasi, sayur,

lauk, daging,

ciki-ciki, cilok

Nasi tim, sayur,

laukpauk.

Frekuensi

makan

3x/hari Saat pengkajian

anak belum

makan dan hanya

minum susu 50 cc

3x /hari Saat pengkajian

anakbelum makan

Selera baik Nafsu makan

menurun

Baik Nafsu makan menurun

Cara

pemberian

Disuapi oleh

orang tua

ataunenek

Disuapi Mandiri Disuapi

Page 62: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

46

Alergi

makanan

Orang tua mengatakan anak

memiliki alergi susu.

Orang tua mengatakan anak tidak memiliki

alergi makanan

Tabel 4.10 Pola Nutrisi (Cairan)

Kondisi

Pasien 1 Pasien 2

Sebelum sakit Saat sakit Sebelum sakit Saat sakit

Jenis minuman Air putih, susu

(Soya)

Air putih, susu

(Soya)

Air putih, susu,

ice cream

Air putih,susu

Frekuensi minum 4x-5x/hari

(±700cc)

(±500 cc) 4x-5x/hari

(±900-1000 cc)

(±700-800cc)

Selera Baik Nafsu minum

menurun

baik Nafsu minum,

makan

Menurun

Cara pemberian Dibantu Dibantu Mandiri Dibantu

Table 4.11 Pola Eliminasi Kondisi Pasien 1 Pasien 2

Sebelumsakit Saatsakit Sebelumsakit Saatsakit

Frekuensi BAB : 1x/hari,

BAK :± 5 –

6x/hari,

BAB :saat

pengkajian ibu

mengatakan anak

belum BAB

BAK :saat

pengkaian anak

menggunakan

pampers

BAB : 1 –2 x/hari,

BAK:

4-5x/hari

BAB :saat

pengkajian ayah

mengatakan anak

belum BAB

BAK :± 4 –

5x/hari,

Warna BAB :Kuning

kecoklatan

BAK :Kuning

Ibu mengatakan

anak belum bab 1

hari

BAK :saat

pengkajian anak

menggunakan

pampers

BAB :Kuning

kecoklatan

BAK :kuning

jernih

Ayah mengatakan

anak belum bab 2

hari

BAK :kuning

jernih

Konsistensi BAB :Lunak

BAK :Cair

Ibu mengatakan

anak belum bab 1

hari

BAK :saat

BAB :Lunak

BAK :Cair

Ayah mengatakan

anak belum bab 4

hari

BAK :cair

Page 63: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

47

pengkaian anak

menggunakan

pampers

Kesulitan Ibu mengatakan

anak tidak ada

kesulitan saat

BAB dan BAK

Ibu mengatakan

anak belum BAB

selama 1 hari

Ayah mengatakan

anak tidak adak

esulitan saat BAB

dan BAK

Ayah mengatakan

anak belum BAB 4

hari

Obatpencaha

r

Tidak

mengkonsumsi

obat pencahar

Tidak

mengkonsumsi obat

pencahar

Tidak

mengkonsumsi

obat pencahar

Tidak

mengkonsumsi

obatpencahar

Tabel 4.12 IstirahatTidur Kondisi Pasien 1 Pasien 2

Sebelumsakit Saatsakit Sebelumsakit Saatsakit

Jam tidur

a) Siang

b) malam

a) ibu mengatakan

anak A tidur

siang pukul 12.00

-.14.00

b) ibu mengatakan

tidur malam

anakA jam 20.00

-06.00

a) ibu mengatakan

anak A tidur siang

pukul 11.00 -14.00

b) ibu mengatakan

tidur malam anak

A jam 19.00-06.00

a) Ayah

mengatakan

anak N tidur

siang pukul

13.00-.15.00

b) ayah

mengatakan

tidur malam

anak N jam

20.00 -05.00

a) Ayah

mengatakan

anak N tidur

siang 2Jam

waktu tidak

menentu

b) Ayah

mengatakan

tidur malam

anak N jam

20.00-06.00

Pola tidur Teratur Lebih banyak tidur Teratur Ayahmengatakana

naktidurnyenyak

Kebiasaanse

belumtidur

Nenek mengatakan

sebelum tidur anak

harus minum susu

dulu

Ibu mengatakan

sebelum tidur anak

harus dipuk puk dulu

Ayah

mengatakan

sebelum tidur

anak minum

susu

Ayah mengatakan

sebelum tidur anak

minum susu dan

dipukpuk

Tabel 4.13 Personal Hygine Kondisi Pasien 1 Pasien 2

Sebelum sakit Saatsakit Sebelum

sakit

Saat sakit

Mandi

a) Cara

b) Frekuensi

a) Masih Dibantu

b) 2x/hari

a) Diseka

b) 1x / hari

a) Mandiri

b) 2x/hari

a) Diseka

b) 1x / hari

Cucirambut

a) Cara

b) Frekuensi

a) Masih Dibantu

b) 2x/hari

Anak belum

keramas selama

MRS

a) Mandiri

b) 2x/mingg

u

a) Belum cuci

rambut

b) Belum cuci

rambut

Page 64: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

48

Gunting kuku

a) Cara

b) frekuensi

a) Masih Dibantu

b) Saat kuku

panjang

Kuku anak

pendek dan

bersih

a) Masih

Dibantu

b) Saat

kuku

panjang

a) Kuku anak

pendek dan

bersih

Gosok Gigi

a) Cara

b) Frekuensi

a) Masih Dibantu

b) 2x/hari

a) Masih

Dibantu

b) 1x/hari

a) Mandir

i

b) 2x/hari

a) mandiri

b) Belum

gosok gigi

Tabel 4.14Aktivitas / MobilitasFisik

Kondisi

Pasien 1 Pasien 2

Sebelumsakit Saatsakit Sebelumsakit Saatsakit

Kegiatansehhari– hari Nenek mengatakan

anak biasanya

bermain dengan

tetangga sebelah

rumah

Anak bedrest Ayah

mengatakan

akaktifitas

klien

bersekolah

dan bermain

dengan

kakanya

Anak lebih

banyak tidur

Pengaturan jadwal

harian

Ibu mengataan tidak

ada jadwal harian

Anak bedrest Ayah

mengataan

tidak ada

jadwal harian

Anak bedrest

Penggunaan alat bantu

aktivitas

Anak tidak

menggunakan alat

bantu saat

beraktifitas

Anak tidak

menggunakan

alat bantu saat

beraktifitas

Anak tidak

menggunakan

alat bantu saat

beraktifitas

Anak tidak

menggunakan

alat bantu saat

beraktifitas

Kesulitan dalam

bergerak

Tidak ada kesulitan

saat bergerak

Anak tampak

rewl, gelisah

karena

terpasang

infus.

Tidakadakesul

itansaatberger

ak

Anak tampak

tenang.

Tabel 4.15 Rekreasi Kondisi Pasien 1 Pasien 2

Sebelum sakit Saat sakit Sebelum sakit Saat sakit

Perasaan saat sekolah Anak belum sekolah

- Merasasenang

-

Waktu luang Bermain dengan nenek - Bermain dengan

kakaknya

-

Perasaan setelah

rekreasi

Merasa senang - Merasa senang -

Page 65: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

49

9) PemeriksaanFisik

Tabel 4.16 PemeriksaanFisik No Pasien 1 Pasien 2

1. Keadaanumum :lemah Keadaanumum :lemah

2. Kesadaran : CM Kesadaran : CM

3. Tanda– Tanda Vital

S : 37,9 ˚

N : 124x/menit

RR :26 x/ menit

Tanda– Tanda Vital

S :38,8˚

N : 150x/menit

RR :22 x/ menit

4. T Tinggi badan : 86 cm Tinggi badan : 100cm

5. Beratbadan : 10kg

Sebelumsakit : 12 kg

Saatsakit : 10kg

Beratbadan :22

Sebelumsakit :24kg

Saatsakit : 22kg

6. Pemeriksaanfisik(head to toe) :

Kulit dan kuku :

a. Inspeksi :warna kulit putih pesebaran kulit

merata, tidak ada luka maupun lesi, kuku

pendek dan bersih,.

b. Palpasi :akral hangat, turgor kulitkembali

< 2 detik

Kepala :

a. Inspeksi: bentuk kepala normalchepalus,

rambut ikal berwarna hitam, persebaran

rambut merata, kondisi kepala bersih,

tidak ada lessi atau massa, tidak ada

ketombe

b. Palpasi :tidak terkaji

Mata :

a. Inspeksi :mata simetris kanan dan kiri,

penyebaran bulu mata merata, penyebaran

alis merata, konjuntiva merah muda, pupil

isokor kanan dan kiri(+/+), sclera putih

susu, mata tidak cowong

b. Palpasi : bola matateraba kenyal dan tidak

ada nyeri tekan

Telinga :

a. Inspeksi :telingga simetris kanan dan kiri,

Pemeriksaanfisik(head to toe) :

Kulit dan kuku :

a. Inspeksi :warna kulit putih

pesebaran kulit merata, tidak ada

luka, kuku pendek dan bersih.

b. Palpasi :akral hangat, turgor kulit

kembali< 2 detik

Kepala :

a. Inspeksi :bentuk kepala

normalchepalus, rambut berwarna

hitam, persebaran rambut merata,

kondisi kepala bersih, tidak ada

lessi atau massa.

b. Palpasi :tidak terkaji

Mata :

a. Inspeksi :mata simetris kanan dan

kiri, penyebaran bulumata merata,

penyebaran alis merata, konjuntiva

merah muda, pupil isokor kanan

dan kiri(+/+), sclera putih susu,

mata cowong

b. Palpasi : bola matatera bakenyal

dan tidak ada nyeri tekan

Telinga :

a. Inspeksi :telingga simetris kanan

Page 66: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

50

warna seperti sekitar, tidak ada massa,

tidak ada serumen, tidak ada pendarahan,

telinga Nampak bersih

b. Palpasi : nyeritekan pada telinga

Hidung :

a. Inspeksi :hidung tepat berada ditengah,

tidakad apendarahan , tidak ada luka atau

lessi, tidak tampak pernafasan cuping

hidung, terdapat secret, tidak ada polip.

b. Palpasi :tidakadanyeritekan

Mulut :

a. Inspeksi : terdapa tjumlah gigi 9, tidak

adakaries pada gigi, tidak ada peradangan

pada gusi, gusi berwarn merah, lidah

kotor, mukosa bibir kering dan pucat, tidak

ada nyeri telan anak hanya bisa berbicara

dan menangis

Leher :

a. Inspeksi : tongsil tidakada pembesaran

(T1) , tidakada pembesaran kelenjar

thyroid.

b. Palpasi :kelenjar thyroid tidak teraba

pembesaran, tidak teraba pembesaran pada

kelenjar limfe.

Thorax :

a. Inspeksi :bentuk dada normal chest, irama

pernafasan regular, tidak ada otot bantu

pernafasan frekuensi nafas 26x pernafasan

dangkal.

b. Palpasi :pergerakkan dada simetris, tidak

ada massa, taktil fremitus tidak terkaji,

tidak ada retraksi dada

c. Auskultasi :

d. Perkusi :sonor kedua lapang paru

Jantung

a. Inspeksi :tidak Nampak ictus cordis pada

dan kiri, warna sepertisekitar, tidak

ada massa, tidak ada serumen, tidak

ada pendarahan, telinga nampak

bersih

b. Palpasi : nyeritekan pada telinga

Hidung :

a. Inspeksi :hidung tepat berada

ditengah, tidak ada pendarahan ,

tidak ada luka atau lessi, tidak

tampak pernafasan cuping hidung,

terdapat secret, tidak ada polip.

b. Palpasi :tidak ada nyeri tekan

Mulut:

a. Inspeksi :terdapat jumlah gigi 16,

tidak adakaries pada gigi, tidak ada

peradangan pada gusi, gusi

berwarna merah, lidah kotor,

mukosabibir kering dan pucat

Leher :

a. Inspeksi :tidakada pembesaran

kelenjar thyroid

b. Palpasi :kelenjar thyroid tidak

teraba pembesaran, tidak teraba

pembesaran pada kelenjar limfe.

Thorax :

a. Inspeksi :bentuk dada normal chest,

irama pernafasan regular, tidak ada

otot bantu pernafasan frekuensi

nafas 22 x/ menit pernafasan

dangkal.

b. Palpasi :pergerakkan dada simetris,

tidak ada massa, taktil fremitus

tidak terkaji

c. Auskultasi :

d. Perkusi :sonor kedua lapang paru

Jantung

a. Inspeksi :tidak Nampak ictus cordis

Wheezing Ronchi Wheezing Ronchi

Page 67: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

51

ICS V mid klavikula sinistra

b. Palpasi :terabaictus cordis pada ICS V mid

klavikula sinistra selebar 2 cm, tidak

terdapat nyeri tekan, irama teratur

c. Perkusi :terdengar suara pekak

d. Auskultasi :

Bj I : tunggal, terdengar suara lub pada

katupmitralis dan bikuspidalis

Bj II : tunggal, terdengar suara dub pada katub

aorta dan pulmonal.

Bj tambahan :tidak terdengar suara antung

tambahan.

Abdomen

a. Inspeksi :warnakulit normal, tida ada

bekas luka, bentuk perut supel.

b. Auskultasi :bising usus 11 x / menit

c. Palpasi :tidak adahepatomegali,

tidakadanyeritekan ,

d. Perkusi :terdengar timpani pada

semuakuadran

Ekstermitas :

a. Inspeksi :simetris antara ekstermitas kanan

dan kiri, tidak ada benjolan atau bekas

luka, terpasang infuse C1:4 pada

tangankanan.

b. Palpasi :tidak terdapat nyeritekan, tidak

terdapat oedema, akral hangat.

Kekuatanotot

Integumen : turgor kulit < 2 detik, akral hangat,

CRT kembali< 2 detik tidak ada lesi tau pun

luka.

Genetalia dan anus :tidak terkaji

pada ICS V mid klavikula sinistra

b. Palpasi :terabaictus cordis pada ICS

V mid klavikula sinistra selebar 2

cm, tidak terdapat nyeri tekan, ,

irama teratur.

c. Perkusi :terdengar suara pekak

d. Auskultasi :

Bj I : tunggal, terdengar suara lub pada

katup mitralis dan bikuspidalis

Bj II : tunggal, terdengar suara dub pada

katub aorta dan pulmonal.

Bjtambahan :tidak terdengar suara

jantung tambahan.

Abdomen

a. Inspeksi :warna kulit normal, tidak

ada bekas luka, bentuk perut supel

b. Auskultasi :bising usus 6x/menit

c. Palpasi : tidak adanya nyeri tekan

d. Perkusi :terdengar timpani pada

semua kuadran

Ekstermitas :

a. Inspeksi :simetris antara

ekstermitas kanan dan kiri, tidak

ada benjolan atau bekas luka,

terpasang infuse C1:2 pada

tangankanan.

b. Palpasi :tidak terdapat nyeri tekan,

tidak terdapat oedema, akral

hangat.

Kekuatan otot

Integumen : turgor kulit< 2 detik, akral

hangat, CRT kembali< 2 detik tidak ada

lesi ataupun luka.

Genetalia dan anus :tidakter kaji

5 5

5 5 5 5

5 5

Page 68: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

52

10) Pemeriksaan Tingkat Perkembangan

Tabel 4.17 Pemeriksaan tingkat perkemanan Tumbuh kembang Pasien 1 Pasien 2

Motorik kasar Normal, anak mampu berdiri dengan

dipegangi orang tua

Normal, dibuktikan anak

mampu berlari tanpa dipegangi

Motorik halus Normal ,dibuktikan anak mampu

mencoret coretd ikertas

Normal, dibuktikan anak

menulis

Personal social Normal, dibuktikan anak mampu

menggunakan sendok saat makan

Normal, dibuktikan anak

makan dan minum sendiri

Bahasa Normal, dibuktikan anak mampu

menyebutkan mama papa itu dengan

spesifik

Normal, dibuktikan anak

mampu mengoceh dan

memanggil mama papa

Kesimpulan Anak dalam batas normal Anak dalam batas normal

11) PemeriksaanLaboratorium

Tabel 4.18 Hasil Laboratorium Pemeriksaan Pasien 1 Pasien 2

HEMATOLOGI

DarahLengkap

Jumlah leukosit

Jumlah eritrosit

Hemoglobin

Hematokrit

MCV

MCH

MCHC

Jumlah trombosit

RDW - SD

RDW - CV

PDW

MPV

P- LCR

PCT

Hitung Jenis

Neutrofil

Limfosit

Monosit

Eosinophil

Basophil

Jumlah neutrophil

Jumlah limfosit

Jumlah monosit

Jumlah eusinofil

Jumlah basophil

IMUNOLOGI

WIDAL

S.thypi O

(pemeriksaan tanggal 18

Juni 2019)

L 1.60

4.42

87

32.0

L 72

L 19.7

27.2

L 135.000

15.2

12.2

13.6

7.2

L 12.9

H 0.430

H 66.4

L 24.2

9.2

0.0

0.2

H 8.9

3.2

H 1.23

0.0

0.0

(+) 1/160

(pemriksaan 30 Juni

2019)

L 4.93

L 4.09

L 11.4

L 33.8

82.6

27.9

32.8

238.000

39

13.8

L 8.8

10.0

22.9

0.210

L 27.4

49.4

H 8.8

1.8

0.4

5.1

L 1.4

0.59

0.0

0.0

Negatif

Page 69: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

53

S.group A-O

S.group B-O

S.group C-O

S.thypi H

S.thypi A-H

S.thypi B- H

S.thypi C- H

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

(+) 1/80

Negatif

Negatif

(+) 1/160

Negatif

(+) 1/160

Negatif

Negatif

Negatif

Tabel 4.19 TerapiObat

4.1.3 Analisa Data

Table 4.20 Analisa Data No Analisa Data Etiologi Masalah

Pasien 1 ( 17 Juni 2019 )

1 DS :

- Ibumengatakan suhu badan anaknya

tinggi pada sore hari dan turunpagihari

- Ibu mengatakan anak tidak mau makan

- Ibu mengatakan anak lemas

- Ibu mengatakan anak demam sudah

berlangsung selama 4 hari

Salmonella thyposa

Masuk bersama makanan

dan minuman

Masuk ke saluran

gastrointestinal lolos dari

Hipertermi

Klien Nama obat, dosis, cara pemberian Fungsi

Klien 1 C 1 : 4, 700 cc/ 24 jam (IV) Sebagai sumber cairan, sumber hidrasi, dan

pemeliharaan cairan

Antrain 3 x 150 mg (IV) Obat yang berperan sebagai analgetik (

pereda nyeri dan antipiretik ( penurun

panas)

Ondasentron 3 x 1 mg (IV) Obat yang digunakan untuk mencegah serta

mengobati mual dan muntah.

Soluvit 1 x 1 flash (IV) Sebagai supplement pada pemberian nutrisi

parenteral untuk memenuhi kebutuhan

Sanmol 100 mg k/p (IV) Merupakan obat antipiretik yang bertujuan

untuk menurunkan panas

Ondasentron 3 x 1 mg (IV) Obat yang digunakan untuk mencegah serta

mengobati mual dan muntah.

Klien 2 C 1 : 1, 500 cc/ 24 jam (IV) Sebagai sumber cairan, sumber hidrasi, dan

pemeliharaan cairan

Ondasentron 3 x 1 mg (IV) Obat yang digunakan untuk mencegah serta

mengobati mual dan muntah.

Antrain 3 x 100 mg (IV) Obat yang berperan sebagai analgetik (

pereda nyeri dan antipiretik ( penurun

panas)

Sanmol 100 mg k/p (IV) Merupakan obat antipiretik yang bertujuan

untuk menurunkan panas

Omeprazol 1 x 20mg drip dalam NS

(IV)

Obat yang

digunakanuntukmenurunkanasamlambung

yang diproduksi oleh lambung

Page 70: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

54

DO :

- Keadaan umum :lemah

- Kesadaran composmentis

- TD : 90 / 60 mmHg

- S :37,9 ˚

- N : 124 x / menit

- RR : 23 x / menit

- Mukosa bibir kerng dan pucat

- Lidah klien tampak kotor

- Akralhangat

- panas naik pada sore dan turun pada

pagi hari

- balance cairan :

input :minum 500

infus 700

AM (Air metabolism) = 80

500+700+80= 1280cc

Output :

urin 800cc

IWL 270

800+270 = 1070cc

BL: 1280cc-1070cc = 210cc

- klien menghabiskan 500cc/hari

- Test widalpada tanggal 18 juni 2019:

S.thypi O :(+) 1/60

S.thypi B- H : (+) 1/80

asam lambung (HCL)

Bakteri masuk ke usus

Inflamasi (penyebran)

Penyebaran dalam darah

(Bakterimia Primer)

Retikulo Endoteleal (RES)

terutama hati dan limfe

masuk kedalam darah

bakteri mengeluarkan

endotoksin

Peradangan lokal

meningkat

Gangguan pada pusat

termoregulasi (pusat

pengaturan suhu tubuh)

Demam

Hipertermia

Pasien 2 ( 1 Juli 2019 )

2 DS :

- Ayah mengatakan anak demam mulai

hari jumat tanggal 21 Juni 2019

- Ayah mengatakan anak tidak nafsu

makan

- Ayah mengatakan anak lemas

- Ayah mengatakan anak panas naik pada

sore hari turun pagi hari

- Ayahmengatakan pada tanggal 21-25

juni 2019 anaknya minum obat

paracetamol 3x/hari tapi tetap tidak ada

perubahan.

DO :

- Keadaan umum :cukup

- Kesadaran composmentis

- S : 38,3˚

- N : 132x/menit

- RR :22 x/ menit

- Mukosa bibir kering dan pucat

- Lidah tampak kotor

- balance cairan :

Salmonella thyposa

Masuk bersama makanan

dan minuman

Masuk ke saluran

gastrointestinal lolos dari

asam lambung (HCL)

Bakteri masuk ke usus

Inflamasi (penyebran)

Penyebaran dalam darah

(Bakterimia Primer)

Retikulo Endoteleal (RES)

terutama hati dan limfe

masuk kedalam darah

bakteri mengeluarkan

endotoksin

Peradangan lokal

Hipertermi

Page 71: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

55

input :minum 700CC

infus 500CC

AM (Air metabolism) = 176CC

700CC+500CC+176CC= 1376cc

Output :

urin 1000cc

IWL 550

1000CC+550CC = 1550cc

BL: 1376cc-1550cc = 174cc

- Klienminum 700-800cc/hari

- Panas naik sore hari dan turun pagi hari

- Akral teraba hangat

- Test widal pada tanggal 25 juni 2019 :

S.group B-O : (+) 1/60

S.thypi H : (+) 1/60

meningkat

Gangguan pada pusat

termoregulasi (pusat

pengaturan suhu tubuh)

Demam

Hiertermia

4.1.4 Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.21DiagnosaKeperawatan Tanggalmuncul Prioritas diagnose keperawatan

Pasien 1

17 juni 2019 Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi salmonella thypi

Pasien 2

26 juni 2019 Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi salmonella thypi

4.1.5 RencanaKeperawatan

Tabel 4.22 Rencana Keperawatan No. Dx Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Pasien 1 ( 17 juni 2019 )

1 Demam akibat infeksi

kuman salmonella

thypi hilang setelah

dilakukan tindakan

keperawatan selama

3x24 jam

Kriteria Hasil:

1. Suhu dalam

rentang normal

mulai dari 36℃ -

37℃

2. Frekuensi

pernafasan dalam

batas normal .

Usia 0–3

tahun 20 – 50

Usia 4–6

tahun 16 – 40

3.membrane muosa

lembab

1. Tunjukkan sikap

empati sebagai

pendekatan

utama

2. Lakukan

tindakan

keperawatan

1. Melakukan

pendekatan

sebagai

intervensi utama

dapat

mengurangi rasa

takut akibat

tindakan

prosedur

keperawatan

2. Melakukan

tindakan

keperawatn

Page 72: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

56

4.kulit dingin dan

bebas dari

keringat yang

berlebihan

5. denyut nadi

dalam batas

normal

Usia 0–3

tahun 90 –

160

Usia 4–6

tahun 75 –

110

6. Pakaian dan

tempat tidur

pasien kering

7. Kulitterabahangat

dengan

pendampingan

orang tua

3. Mengukur dan

mencatat

temperature

suhu pada

tingkatkeparaha

n demam atau

kapan terjadi

perubahan

dalam kodisi

menggigil setiap

1-4 jam

4. Pemberian

kompres hangat

5. Anjurkan klien

untuk tidak

memakai

selimut tebal

6. Anjurkan klien

minum air putih

dan susu 1300cc

7. Kolabrasi dalam

pemberian

cairan intravena

seperti yang

dianjurkan oleh

dokter

8. Kolaborasi

dalam

pemberian obat

antibiotik yang

dengan

menggunakan

pendampingan

orangtua dapat

mengurangi rasa

takut pada anak

3. Membantu untuk

menurunkan

suhu tubuh klien

4. Dengan

vasodilatasi

dapat

meningkatkan

penguapan yang

mempercepat

Meningkatkanpe

nguapan yang

mempercepat

penurunan suhu

tubuh

5. Untuk

mengurangi

suhu tubuh

yangpanas

melalui paparan

udara

6. Untuk

mengganticairan

yang hilang

7. Mebantu cairan

tubuh yang

hilang dan klien

tidak mengalami

dehidrasi

8. Hal ini

umumnya lebih

penting untuk

mengobatipenye

Page 73: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

57

dianjurkan oleh

dokter.

bab yang

mendasari

peningkatan

temperature

Pasien 2 ( 26juni 2019 )

1 Demam akibat infeksi

kuman salmonella

thypi hilang setelah

dilakukan tindakan

keperawatan selama

3x24 jam

Kriteria Hasil:

1. Suhu dalam

rentang

normal mulai

dari 36℃ -

37℃

2. Frekuensi

pernafasan

dalam batas

normal .

Usia 0–3

tahun 20 – 50

Usia 4–6

tahun 16 – 40

3 .membrane

muosa

lembab

4.kulit dingin dan

bebas dari

keringat yang

berlebihan

5. denyut nadi

dalam batas

normal

Usia 0–3

tahun 90 –

160

Usia 4–6

tahun 75 –

110

6. Pakaian dan

tempat tidur

1. Tunjukkan

sikap empati

sebagai

pendekatan

utama

2. Lakukan

tindakan

keperawatan

dengan

pendampingan

orang tua

3. Mengukur dan

mencatat

temperature

suhu pada

tingkat

keparahan

demam atau

kapan terjadi

perubahan

dalam kodisi

menggigil

setiap 1-4 jam

4. Pemberian

1. Melakukan

pendekatan

sebagai intervensi

utama dapat

mengurangi rasa

takut akibat

prosedur tindakan

keperawatan

2. Melakukan

tindakan

keperawatan

dengan

pendampingan

orang tua dapat

mengurangi rasa

takut pada anak

3. Membantu untuk

menurunkan

suhu tubuh klien

4. Dengan

Page 74: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

58

pasien kering

1. S

u

h

u

d

a

l

a

m

r

e

n

t

a

n

g

n

o

r

m

a

l

m

u

l

a

i

d

a

r

i

3

6

-

m

kompreshangat

5. Anjurkan klien

untuk tidak

memakai

selimut tebal

6. Anjurkan klien

minum air putih

dan susu1700cc

7. Kolabrasi

dalam

pemberian

cairan intra

vena seperti

yang dianjurkan

oleh dokter

8. Kolaborasi

dalam

pemberian obat

antibiotik yang

dianjurkan oleh

dokter

vasodilatasi

dapat

meningkatkan

penguapan yang

mempercepat

Meningkatkan

penguapan yang

mempercepat

penurunan suhu

tubuh

5. Untuk

mengurangi

suhu tubuh yang

panas melalui

papara nudara

6. Untuk

mengganti

cairan yang

hilang

7. Penurunan status

Mebantu cairan

tubuh yang

hilang dan klien

tidak mengalami

dehidrasi

8. Hal ini

umumnya lebih

penting untuk

mengobati

penyebab yang

mendasari

peningkatan

suhu

Page 75: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

59

4.1.6 Implementasi

Tabel 4.23 Implementasi

Pasien 1

Kunjunganke 1

17 juni 2019

Kunjungan 2

18 juni 2019

Kunjngan 3

19 juni 2019

Dignosakeperawatan :hipertermi berhubungan dengan proses infeksi salmonella thypi

14.45

15.00

16.00

16.30

1. Menunjukkan sikap empati

sebagai pendekatan utama

2. Melakukan tindakan

menkompres, mengukur suhu dan

melakukan pemberian obat

dengan pendampingan orang tua

3. Mengukur dan mencatat

temperature suhu

4. Memberikan kompres hangat

pada dahi, leher, dan lekukan

paha dengan cara menggunakan

washlap yang dibasahi dengan air

hangat

5. Menganjurkan ibu untuk tidak

memakaikan selimut ntebal

6. Menganjurkan ibu agar klien

minum air putih 1300cc

7. Melakukan kolabrasi dalam

memberikan cairan infus C1:4

10tpm

15.00

15.40

15.45

16.00

17.00

1. Menunjukkan sikap empati sebagai

pendekatan utama

2. Melakukan tindakan menkompres,

mengukur suhu dan melakukan

pemberian obat soluvit dengan

pendampingan orang tua

3. Mengukur dan mencatat

temperature suhu

4. Memberikan kompres hangat pada

dahi, leher, dan lekukan paha

dengan cara menggunakan washlap

yang dibasahi air hangat

5. Menganjurkan pasien untuk tidak

memakai baju yang tebal

6. Menganjurkan ibu agar klien

minum air putih 1300cc

7. Melakukan kolaborasi dalam

memberikan cairan infus C1:4

10tpm

8. Melakukan kolabrasi dalam

15.00

16.00

17.00

1. Menunjukkan sikap empati sebagai pendekatan

utama

2. Melakukan tindakan mengkompres mengukur suhu

dan melakukan pemberian obat saluvit dengan

pendampingan orang tua

3. Menganjurkan ibu untuk memakaikan baju tipis

4. Melakukan kolabrasi dalam memberikan injeksi

soluvit 1flash

5. Mengobservasi asupan cairan yang diminum

500cc/24jam

6. Mengobservasi suhu

Page 76: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

60

Pasien 2

Kunjunganke 1

26 Juni 2019

Kunjungan 2

27 Juni 2019

Kunjngan 3

28 Juni 2019

Dignosakeperawatan :hipertermi berhubungan dengan proses infeksi salmonella thypi

13.00

13.30

13.45

14.00

16.00

1. Menunjukkan sikap empati

sebagai pendekatan utama

2. Melakukan tindakan

mengkompres, mengukur

suhu,memberi obat dengan

pendampingan orang tua

3. Mengukur suhu anak

4. Memberikan kompres air hangat

pada dahi, ketiak, dan lekukan

paha dengan menggunakan

washlap yang dibasahi air hangat

5. Menganjurkan klien untuk

minum air putih1700cc

14.30

14.45

15.15

16.00

1. Menunjukkan sikap empati sebagai

pendekata nutama

2. Melakukan tindakan mengkompres,

mengukur suhu, memberi obat

dengan pendampingan orang tua

3. Mengukur suhu anak

4. Memberikan kompres air hangat

pada dahi,padaketiak, dan lekukan

paha dengan washlap yang dibasahi

air hangat

5. Menganjurkan klien untuk minum air

putih yang 1700cc

6. Menganjurkan klien untuk tidak

15.30

15.50

16.00

1. Menunjukkan sikap empati sebagai

pendekatan utama

2. Melakukan tindakan keperawatan

dengan pendampingan orang tua

3. Mengukur suhu anak

4. Menganjurkan klien minum air putih

5. Mengobservasi suhu

8. Melakukan kolabrasi dalam

memberian obat sanmol100mg

9. balance cairan :

input :minum 700CC

infus 500CC

AM (Air metabolism) = 176CC

700CC+500CC+176CC= 1376cc

Output :

urin 1000cc

IWL 550

1000CC+550CC = 1550cc

BL: 1376cc-1550cc = 174cc

10. Mengobservasi suhu

memberian obat sanmol 100mg

9. Melakukan kolabrasi dalam

memberikan injeksi soluvit 1flash

10. balance cairan :

input :minum 700CC

infus 500CC

AM (Air metabolism) = 176CC

700CC+500CC+176CC= 1376cc

Output :

urin 1000cc

IWL 550

1000CC+550CC = 1550cc

BL: 1376cc-1550cc = 174cc

11. Mengobservasi suhu

Page 77: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

61

6. Menganjurkan anak untuk tidak

memakai selimut tebal

7. Melakukan kolaborasi dalam

memberikan cairan infus C1 : 1

7tpm

8. Melakukan kolabrasi

memberikan obat sanmol100mg

9. Memonitor asupan cairan

klien700cc/24jam

10. balance cairan :

input :minum 700CC

infus 500CC

AM (Air metabolism) = 176CC

700CC+500CC+176CC= 1376cc

Output :

urin 1000cc

IWL 550

1000CC+550CC = 1550cc

BL: 1376cc-1550cc = 174cc

11. Mengobservasi suhu

memakai selimut yang tebal

7. Melakukan kolaborasi dalam

memberikan cairaninfus C1 : 1 7tpm

8. Melakukan kolaborasi dalam

memberikan injeksi antrain 100mg

9. balance cairan :

input :minum 700CC

infus 500CC

AM (Air metabolism) = 176CC

700CC+500CC+176CC= 1376cc

Output :

urin 1000cc

IWL 550

1000CC+550CC = 1550cc

BL: 1376cc-1550cc = 174cc

10. Mengobservasi suhu

Page 78: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

62

Pasien 1

Kunjunganke 1

17 juni 2019

Kunjungan 2

18 juni 2019

Kunjngan 3

19 juni 2019

Dignosakeperawatan :Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi salmonella thypi

S :

- Ibu mengatakan anak masih demam

- Ibumengatakan panas masih naik turun

- Ibu mengatakan anak nya masih rewel

- Ibu mengatakan sudah menghabiskan 2

gelas susu dan 1 gelas air mineral

dalam 15 jam

- Ibu mengatakan anaknya lemas

O :

- Keadaan umum anak lemah

- Kesadaran compos mentis

- Anak nampak tidur ditempat tidur

- Anak Nampak menangis

- Klien minum 500cc/24jam

- Klien menggunakan pakaian tipis

- Klien menggunakan infus C1:4 10tpm

- RR : 23 x /menit

- Suhu : 37,6 ˚

- Nadi: 155x / menit

- Akral hangat

- Mukosa bibir kering dan pucat

A : masalah hipertermi belum teratasi

P :lanjutkan intervensi

S :

- Ibu mengatakan anaknya masih demam

- Ibu mengatakan anak masih lemas

- Ibu mengatakan ananak nya masih rewel

- Ibu mengatakan anaknya menghabiskan 3

gelas susu dan 1 gelas air mineral dalam 15

jam

- Ibu mengatakan badan anaknya masih

demam

O :

- Keadaan umum anak lemah

- Kesadarn composmentis

- Anak Nampak digendong

- Anak Nampak menangis

- Klien minum 500cc/24jam

- Klien menggunakan pakaian tipis

- Klien menggunakan infus C1:4 10tpm

- RR : 22 x /menit

- Suhu : 38,3 ˚

- Nadi :145 x / menit

- Akralangat

- Mukosa bibir kering dan pucat

A : masalah hipertermi teratasi sebagian

P :lanjutkan intervensi

S :

- Ibu mengatakan anaknya sudah tidak lemas

- Ibu mengatakan anak nya sudah bisa tidur dengan nyenyak

- Ibu mengatakan anaknya sudah tidak demam

- Ibu mengatakan anaknya menghabiskan 5 gelas susu dan 1

gelas air putih

- Ibu mengatakan anaknya sudah mau duduk sendiri

O :

- Keadaan umum anak cukup

- Kesadaran composmentis

- Anak Nampak berjalan jalan didepan kamar

- Klien minum menghabiskan 1300CC/24jam

- Klien menggunakan infus C1:4 10tpm

- Klien menggunakan pakaian tipis

- RR : 22 x /menit

- Suhu : 36,8 ˚

- Nadi :153x / menit

- Akral hangat

- Mukosa bibir lembab

-

A : masalah hipertermi teratasi

P :hentikan intervensi

Page 79: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

63

Pasien 2

Kunjunganke 1

1 juli 2019

Kunjungan 2

2 juli 2019

Kunjngan 3

3 juli 2019

Dignosakeperawatan :Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi salmonella thypi

S :

- Ibu mengatakan anak masih demam

- Ibu mengatakan anak lemas

- Ibu mengatakan anak susah makan

dan minum

- Ibu mengatakan menghabiskan 2

gelas air putih dan 2 gelas susu dalam

15 jam

O :

- Keadaan umum anak lemah

- Kesadaran composmentis

- Anak Nampak tidur tempat ttidur

- Klienter pasang infus C1:1 7tpm

- RR : 24 x /menit

- Suhu38,3˚

- Nadi : 128 x / menit

- Akral hangat

- Mukosa bibir kering dan pucat

-

A : masalah hipertermi belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

S :

- Ibu mengatakan anaknya sumer

- Ibu mengatakan anak masih lemas

- Ibu mengatakan nafsu makan dan minum mulai

membaik

- Ibu mengatakan anaknya telah menghabiskan 1 gelas

susu dan 2 gelas air putih dalam 15 jam

O :

- Keadaan umum anak lemah

- Kesadaran composmentis

- RR : 23 x /menit

- Suhu : 37 ˚

- Nadi : 130 x / menit

- Akral hangat

- Mukosa bibir kering dan pucat

A :masalah hipertermi teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

S :

- Ibu mengatakan anak badan anak mya sudah tidak

panas

- Ibu mengatakan anak sudah tidak lemas

- Ibu mengatakan anak sering menangis

- Ibu mengatakan anak sudah nafsu makan

- Ibu mengatakan anak masih sesak

O :

- Keadaan umum anak cukup

- Kesadaran composmentis

- Anak sudah bisa tersenyum

- RR : 25 x /menit

- Suhu : 36,6 ˚

- Nadi : 122 x / menit

- Akral hangat

- Mukosa bibir lembab

A : masalah hipertermi teratasi

P :Hentikan intervensi

Page 80: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

64

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengkajian

Tabel 4.24Pengkajian Pasien 1 Pasien 2

Data yang didapatkan pada pasien 1 berusia 2

tahun. Ibu klien mengatakan setelah anak

mengkonsumsi kiko anak mengalami panas turun

pada siang hari dan panas kembali naik pada sore

hari dan sudah berlangsung selama 4 hari,

disertai dengan lemas, dan nafsu makan turun,

dan nyeri kepala. Kemudian dibawa oleh ibunya

ke IGD RS Panti Waluya Malang. Di IGD di

dapatkan data: Keadaan umum :lemas , GCS :

E4V5M6, membrane mukosa bibir kering,

palpasi: nyeri kepala, Nadi : 128x/menit,

RR:26x/menit, Suhu: 38,9ºC,BB:10Kg.

Kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium

darah lengkap dan uji Widal.

Saat dilakukan pengkajian ruangan didapatkan

data: ibu mengatakan anak rewel, panas naik

pada sore hari dan turun pada sianghari ,susah

buat minum susu dan dan makan Cuma 2 sendok

kecil. Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan

hasil N: 124x / menit : 37,9 ˚ RR: 24x/menit,

lidah tampak kotor berwarna putih, akral hangat,

mukosa bibir kering dan pucat.

Data yang didapatkan pada pasien 2, anak berusia

5tahun,ayah klien mengatakan anak panas naik pada

sore hari dan turun pada pagi hari selama 5hari,

disertai susah makan dan minum,nyeri kepala

lemas, susdah BAB. Kemudian dilakukan

pemeriksaan laboratorium darah lengkap dan uji.

Kemudian klien dibawa ke IGD RS panti waluya

malang dan didapatkan data : Keadaan umum :

lemas, GCS : E4V5M6, Mukosa bibir kering, TTV

: TD : 102/65 mmHg, N : 160x/menit, S : 40ºC,

RR: 22x/menit, BB :39kg.

Saat dilakukan pengakajian didapatkan data: ayah

mengatakan anak panas naik turun, tidak mau

makan, lemas, nyeriperut, susahBAB .pemeriksaan

N : 160x/menit, S : 40,2ºC, RR: 22x/menit, akral

hangat, mukosa bibir kering dan pucat, lidah

Nampak kotor, bising usus 6x/ menit.

Opini : Menurut peneliti, berdasakan data diatas kedua klien diatas mengalami hipertermi.hipertermi typhoid

fever terjadi karena minuman dan makanan yang telah tercemar oleh bakteri salmonella thypi

dikonsumsi dan masuk kedalam mulut dan lambung yang selanjutnya menujuke usus. Bakteri

salmonella thypi mengeluarkan endotoksin sehingga peradangan local meningkat yang selanjutnya akan

menyebabkan demam.biasanya panas menurun pada pagi hari dan naik pada sore hari.

Teori :

Hal ini sesuai dengan teori (Padila, 2013) demam disebabkan oleh bakteri salmonella thypi dan

endotoksinya merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.

Dengan tanda dan gejala (Huda, 2013) : kenaikan suhu tubuh diatas 37,5ºC, kulit kemerahan,

peningkatan respirasi rate, takikardi dan saat disentuh hangat.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan

Tabel4.25DiagnosaKeperawatan Pasien 1 Pasien 2

Hasil pengkajian pada pasien1 menunjukkan

diagnose keperawatan hipertermi berhubungan

denga proses infeksi salmonella thypi.

Hasil pengkajian pada pasien2menunjukkan diagnose

keperawatan hipertermi berhubungan denga proses

infeksi salmonella thypi. Diagnose tersebut dapat

Page 81: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

65

Diagnose tersebut dapat ditegakkan

berdasarkan data yang menunjukkan bahwa

anak mengalami panas naik pada sore hari dan

turun pada pagi hari, dan ditunjang dengan

mukosa bibir kering, lidah kotor, lemas, napsu

makan menurun dan uji Widal yang

menunjukkan positif tifoid.

ditegakkan berdasarkan data yang menunjukkan

bahwa anak mengalami panas naik pada sore hari dan

turun pada pagi hari selama 1 minggu , dan ditunjang

dengan mukosa bibir kering, lidah kotor, badan

lemas, akral hangat, nafsu makan turun dan uji Widal

yang menunjukkan positif tifoid.

Opini : Menurut peneliti klien anak 1 dan 2 memiliki kesamaan diagnosa keperawatan hipertermi berhubungan

dengan proses infeksi salmonella thypi. Berdasarkan hasil pengkajian menunjukkan kondisi pasien

mengalami peningkatan suhu tubuh dengan tanda dan gejala kenaikan suhu tubuh diatas 37,5ºC, akral

teraba hangat, dan panas naik pada sore hari dan turun pada pagi hari, test Widalklien 1 S.thypi O

(+)1/60, S.thypi B-H (+)1/80, pada klien 2 S.group B-O (+) 1/60, S.thypi H(+)1/60 , sehingga dapat

ditegakkan diagnosa keperawatan hipertermi berhubungan denga proses infeksi salmonella thypi.

Teori :

Dari tujuan yang telah ditetapkan pada kedua klilen dan pada tinjauan pustaka sesuai dengan teori

yang mengatakan bahwa penetapan tujuan rencana keperawatan pada klien tifoid fever salah satunya

mengalami dengan masala hipertermi berhubungan dengan proses infeksi salmonella thypi. Hal ini

sesuai dengan teori menurut Nuratif dan Kusuma (2015) yang mengatakan bahwa batasan karakteristik

hipertermi yaitu :

1) Peningkatan suhu tubuh diatas normal 37,5ºC

2) Akral teraba hangat

3) RR dan nadi diatas normal

4.2.3 Rencana Keperawatan

Berdasarkandari diagnose yang telahditegakkan pada pasien 1 dan 2

dilakukanperencanaantindakankeperawatankepadakeduapasientersebut

Tabel4.26RencanaTindakan

Tujuan Pasien 1 Pasien 2

Demam akibat infeksi bakteri

salmonella thypi hilang

setelah dilakukan tindakan

keperawatan 3x24 jam

Demam akibat infeksi

bakteri salmonella thypi

hilang setelah dilakukan

tindakan keperawatan 3x24

jam

Demam akibat infeksi bakteri

salmonella thypi hilang setelah

dilakukan tindakan keperawatan

3x24 jam .

Opini :

Menurut peneliti, tujuan yang ditetapkan pada anak 1 dan 2 adalah menghilangkan demam. Apabila

anak tidak demam anak terbebas dari tanda-tanda dehidrasi dan infeksi. karena apabila tidak diatasi

akan menimbulkan beberapa masalah seperti dehidrasi dan kejang.

Teori :Dari tujuan yang telah ditetapkan pada kedua klien anak sesuai dengan teori Suratun dan

Lusianah(2013) yang mengatakan bahwa penetapan tujuan pada klien demam tifoid dengan masalah

hipertermi adalah suhu tubuh dalam rentang normal.

Page 82: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

66

Tabel4.27PembahasanKriteria Hasil

Kriteria Hasil Pasien 1 Pasien 2

Kriteria Hasil:

1. Suhu dalam rentang normal

mulai dari 36℃ - 37℃

2. Frekuensi pernafasan dalam

batas normal .

Usia 0–3 tahun 20 – 50

Usia 4–6 tahun 16 – 40

3.membrane muosa lembab

4.kulit dingin dan bebas dari

keringat yang berlebihan

5. denyut nadi dalam batas

normal

Usia 0–3 tahun 90 –

160

Usia 4–6 tahun 75 –

110

8. Pakaian dan tempat tidur

pasien kering

Pada pasien 1 ditegakkan

kriteria hasil yang sesuai dengan

tinjauan pustaka

Pada pasien 2 ditegakkan kriteria

hasil yang sesuai dengan tinjauan

pustaka

Opini :

Menurut peneliti, pada klien 1 dan 2 adalah sebagai pengukur keberhasilan klien anak dalam mengatasi

hipertermi yang dialami kedua pasien. Kriteria hasil yang peneliti terapkan tetap berpedoman pada

teori yang ada.kriteria yang ditetapkan adalah suhu tubuh dalam rentang normal, nadi dan RR dalam

rentang normal.Apabilatanda-tanda vital klien normal klien menunjukkan tidak terjadinya hipertermi

,sedangkan jika mukosa bibir lembab klien menunjukkan tidak terjadinya dehidrasai.

Teori :

Dari kriteria hasil yang ditetapkan pada klien 1 dan 2 sesuai dengan teori meurut (Acklley, Betty J,

2012) yang menyatakan bahwa klien tifoid yang memiliki masalah hipertermi dapat dicapai kriteria

hasil sebagai berikut: kondisi tubuh dalam rentang normal, nadi, RR dan suhu dalam rentang normal,

tidak adanya pusing.

Page 83: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

67

Tabel4.28PembahasanIntervensi

Intervensi Pasien 1 Pasien 2

1. Tunjukkan sikap

empati sebagai

pendekatan utama

2. Lakukan tindakan

keperawatan dengan

pendampingan orang

tua

3. Mengukur dan

mencatat temperature

suhu pada tingkat

keparahan demam

atau kapan terjadi

perubahan dalam

kodisi menggigil

setiap 1-4 jam

4. Pemberian kompres

hangat

5. Anjurkan klien untuk

tidak memakai

selimut tebal

6. Anjurkan klien

minum air putih dan

susu secukupnya

7. Kolabrasi dalam

pemberian cairan

intravena seperti

yang dianjurkan oleh

dokter

8. Kolaborasi dalam

pemberian obat

antibiotik yang

dianjurkan oleh

dokter

1. Tunjukkan sikap empati

sebagai pendekatan utama

2. Lakukan tindakan

keperawatan dengan

pendampingan orang tua

3. Mengukur dan mencatat

temperature suhu pada

tingkat keparahan demam

atau kapan terjadi

perubahan dalam kodisi

menggigil setiap 1-4 jam

4. Pemberian kompres

hangat

5. Anjurkan klien untuk tidak

memakai selimut tebal

6. Anjurkan klien minum air

putih dan susu 1300cc

7. Kolabrasi dalam

pemberian cairan

intravena seperti yang

dianjurkan oleh dokter

8. Kolaborasi dalam

pemberian obat antibiotik

yang dianjurkan oleh

dokter

1. Tunjukkan sikap empati sebagai

pendekatan utama

2. Lakukan tindakan keperawatan

dengan pendampingan orang tua

3. Mengukur dan mencatat temperature

suhu pada tingkat keparahan demam

atau kapan terjadi perubahan dalam

kodisi menggigil setiap 1-4 jam

4. Pemberian kompres hangat

5. Anjurkan klien untuk tidak memakai

selimut tebal

6. Anjurkan klien minum air putih dan

susu 1300cc

7. Kolabrasi dalam pemberian cairan

intravena seperti yang dianjurkan

oleh dokter

8. Kolaborasi dalam pemberian obat

antibiotik yang dianjurkan oleh

dokter

Opini :

Pada pasien 1 dan 2 telah ditetapkan rencana asuhan keperawatan (intervensi) yang bersifat mandiri

dan kolaboratif sesuai dengan tinjauan pustaka. Intervensi utama yang dilakukan yaitu dengan kompres

hangat saat klien mengalami demam.Dengan intervensi tersebut diharapkan klien tidak mengalami

hipertermi sehingga klien tidak mengalami dehirasi dan infeksi. Penulis merencanakan 8 intervensi

untuk pasien 1 dan 8 intervensi untuk pasien 2 karena setiap intervensi yang dilakukan tersebut sesuai

dengan kondisi terkini klien yang didapat saat pengkajian..

Page 84: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

68

Teori :Rencana keperawatan untuk diagnosa keperawatan hipertermi pada kedua klien sudah sesuai

dengan teori menurut Betty dan Ackley (2013) adalah mengukur dan mencatat temperatur suhu pada

tingkat keparahan demam atau kapan terjadi perubahan dalam kondidi menggigil setiap 1-4 jam dan

monitor TTV, anjurkan klien untuk tidak menggunakan selimut yang tebal, kolaborasi dalam

pemberian cairan intravena seperti yang dianjurkan oleh dokter, kolaborasi dalam pemberian obat

antibiotik dan antipiretik yang dianjurkan oleh dokter dan anjurkan klien minum air putih yang banyak.

Memonitor dan catat suhu tubuh klien setiap 2 atau 4 jam. Memonitor suhu setiap 2jam atau 4jam

bertujuan untuk mengetahui keadaan umum klien (Ardiansyah, 2016).

Page 85: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

69

4.2.4 Implementasi

Tabel4.29Implementasi

Pasien 1 Pasien 2 1. Menunjukkan sikap empati sebagai pendekatan utama

2. Melakukan tindakan keperawatan dengan

pendampingan orang tua

3. Mengukur dan mencatat temperature suhu

4. Memberikan kompres hangat

5. Menganjurkan ibu untuk tidak memakai kan selimut

tebal

6. Menganjurkan ibu agar klien minum air putih dan

susu secukupnya

7. Melakukan kolabrasi dalam memberikan cairan infus

C1:4

8. Melakukan kolaborasi dalam memberian obat sanmol

100mg

9. Mengobservasi suhu

1. Menunjukkan sikap empati sebagai pendekatan utama

2. Melakukan tindakan keperawatan dengan

pendampingan orang tua

3. Mengukur suhu anak

4. Menganjurkan klien untuk banyak minum air mineral

5. Menganjurkan anak untuk tidak memakai selimut

tebal

6. Melakukan kolaborasi dalam memberikan cairan infus

C1 : 2

7. Mengobservasi suhu

Opini :

Menurut penulis, pada kedua anak impementasi dilakukakn selama 3 hari dengan perencanaan yang sama yaitu

mengukur temperature, menganjurkan keluarga klien untuk memakaikan pakaian tipis pada anak, melakukan kompres

hangat menggunakan washlap, menganjurkan untuk tidak memakai selimut tebal Intervensi yang berjumblah 8 yang

sudah direncanakan tersebut terlaksanakan terhadap kedua klien.

Teori :

Hal ini sesai dengan teori Elyas (2013) yang menyatakan tindakan keperawatan mandiri yang dapat dilakukan oleh

perawatn misalnya memberi kompres hangat saat pasien demam, menganjurkan pasien untuk memakai baju tipis,

mengukur TTV pasien, menganjurkan klien minum air putih yang banyak dan tindakan kolaboratif yang dapat

dilakukan adalah memberi suntikan injeksi dan cairan intravena sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh dokter.

4.2.5 Evaluasi

Tabel4.30 Evaluasi

Pasien 1

Masalah Teratasi ( Hari ke 3)

Pasien 2

Masalah Teratasi Sebagian

( Hari ke 3)

Kriteria Hasil Pasien 1

1. Suhu dalam rentang normal 36,8℃

2. Frekuensi pernafasan dalam batas normal 22x/menit

3. membrane muosalembab

4. denyut nadi dalam batas normal 153/menit

Kriteria Hasil Pasien 2

1. Suhu dalam rentang normal36,6 ˚

2. Frekuensi pernafasan dalam batas normal 25 x /menit

3. membrane muosa lembab

4. denyut nadi dalam batas normal 122/menit

Opini :

Setelah dilakukan evaluasi keperawatan sampai hari ketiga, didapatkan data pada hari pertama klien 1 suhu

Page 86: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

70

37,6℃, hari kedua suhu 38,3℃, hari ketiga 36,8℃. Sedangkan, pada pasienke 2 suhu hari pertama 37,5℃, hari

kedua 37,0℃, hari ketiga 36,6℃. Pada ke 2 pasien anak sudah teratasi dengan ditunjukkkan dengan tercapainya

semua kriteria hasil yaitu ssuhu dalam rentang normal 36,5℃ - 37,5℃, nadi dalam rentang normal Usia 0–3

tahun 90 – 160 ,Usia 4–6 tahun 75 – 110 dan RR dalam rentang normal Usia 0–3 tahun 20 – 50 dan Usia 4–6

tahun 16 – 40 , bibir lembab akral tidak terasa hangat.

Teori :

Evaluasi keperawatan menurut Elyas (2013) Evaluasi ini didasarkan pada hasil yang diharapkan atau perubahan yang

terjadi pada klien. Adapun sasaran evaluasi pada klien demam tifoid sebagai berikut :

1. suhu tubuh dalam rentang normal 36,5℃ - 37,5℃

2. nadidalamrentang normal Usia 0–3 tahun 90 – 160 ,Usia 4–6 tahun 75 – 110

3. dan RR dalam rentang normal Usia 0–3 tahun 20 – 50 dan Usia 4–6 tahun 16 – 40

4. mukosa bibir lembab

Page 87: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

71

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Asuhan keperawatan pada Anak thyfoid dengan Masalah Hipertermi di Rumah

Sakit Panti Waluya Sawahan Malang dapat dilaksanakan pada kedua klien

didapatkan hasil pengkajian seperti klien mengalami demam rimiten, nadi, RR,

suhu lebih dari rentang normal. Pada kedua kllien dilakukan intervensi

kolaboratif maupun mandiri seperti kompres hangat, menganjurkan klien

banyak minum air mineral maupun susu sesuai kadar yang ditentukan,

menganjurkan klien memakai baju tipis. Setelah dilakukan asuhan keperawatan,

didapatkan hasil bahwa pada kedua klien teratasi sebagian pada hari perawatan

pertama dan kedua, karena suhu klien kembali meningkat pada sore hari. Pada

hari perawatan ketiga, masalah baru bias teratasi.

5.1.1 Pengkajian

Berdasarkan pengkajian yang sudah dilakukan pada klien 1 dan 2 untuk

mendapatkan data guna menemukan diagnose keperawatan. Hasil pengkajian

kedua klien demam tifoid menunjukkan terjadinya masalah hipertermi. klien 1

termasuk anak usia toodler, dengan suhu 37˚ , panas naik sore hari turun pagi

hari, mukosa bibir kering, akral teraba hangat, nadi: 124x/menit, RR: 23x/menit,

pemeriksaan salmonella thypi IgM dengan hasilS.thypi O (+)1/60, S.thypi B-H

(+)1/80. Sedangkan klien 2 termasuk anak usia prasekolah, pada kedua klien

kulit teraba panas, dengan suhu 38,3˚ , panas naik sore hari turun pagi hari,

mukosa bibir kering, nyeri kepala, akral hangat,nadi: 132x/menit, RR: 22x/menit,

pemeriksaan salmonella thypi IgM denganhasil S.group B-O (+) 1/60, S.thypi

H(+)1/60 .

Page 88: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

72

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Hasil pengkajian pada klien 1 dan 2 didapatkan diagnose Hipertermi b.d

proses infeksisalmonella thypi

5.1.3 Intervensi Keperawatan

Berdasarkan diagnose keperawatna yang telah ditegakkan melalui pengkajian

dan analisa data, pada kedua pasien akan dilakukan perencanaan keperawatan

untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah

pada pasienthyfoid yang mengalami hipertermi. Perencanaan keperawatan yang

akan dilakukan pada pasien 1 dan 2 sesuai dengan teori serta fakta yang dialami

kedua pasien.

5.1.4 Implementasi Keperawatan

Berdasarkan diagnose keperwatan hipertermi peneliti melakukan implementasi

pada klien anak 1 terdapat 9 impementasi dan pada klien anak 2 terdapat 9

implementasi. Dari beberpa implementasi yang telah dilakukan seperti

membantu kompres hangat, menganjurkan keluarga untuk tidak memakaikan

anak selimut tebat, menganjurkan keluarga untuk memakaikan anak baju tipis,

mengobservasi kebutuhan cairan dengan menghitung balance cairan sangatlah

membantu dalam usaha menurunkan panas.

5.1.5 Evaluasi

Pada kedua pasien telah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam dan

berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, klien 1 didapatkan hasil

Page 89: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

73

masalah teratasi dengan memenuhi semua kriteria yang telah ditetapkan . pada

klien 2 didapatkan hasil masalah teratasi sebagian dengan memenuhi 6 kriteria

yang telah ditetapkan.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Lahan Penelitian

Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan

untuk pihak Rumah Sakit Panti Waluya Malang agar menjadi salah satu

referensi atau pertimbangan dalam meningkatkan asuhan keperawatan

khususnya pada anak yang mengalami demam tifoid dengan masalah

hipertermi.

5.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

Melalui hasil penelitian ini diharapkan bagi peneliti selanjutnya mampu

melanjutkan dan mengembangkan penelitian “Asuhan Keperawatan Pada Anak

thypoid Denan Masalah hipertermi” dengan metode pengaplikasian intervensi

yang lebih terbaru dan efisien pada pasien hipertermi yang menderita thypoid

dan diharapkan hasil penelitian tercapaian dengan baik dalam waktu 3 hari.

5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti berharap institusi Pendidikan

mampumeningkatkan minat mahasiswa dalam membaca tentang Asuhan

Keperawatan Pada Anak thypoid Dengan Masalah hipertermi. Sehingga

mahasiswa lebih kompeten dalam melakukan tindakan kepada pasien yang

mengalami hipertermi.

Page 90: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

74

DAFTAR PUSTAKA

Ackley, Betty. &Ladwing, Gail.B201 , Nursing Diagnosis Handbook: An

EvildenceBased Guild to Planing Care. USA: Deborah L, Vogel.

Ardiansyah, Muhammad. BukuSakuDiagnosaKperawata. Jakarta:EGC

Ardiansyah. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta : DIVA Press.

Atoilah, Elang M., 2013. Askep Pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan

dasar Manusia. Jakarta : In Media.

Data Rekam Medis. 2018. Index Penyakit Demam Thypoid. Rumah Sakit Panti

Waluya : Malang.

Debora Oda. 2017. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan. Jakarta : Salemba

Medika.

Dermawan, Rahayuningsih. 2010. Keperawatan Medikal Bedah (sistem

pencernaan). Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2013. Profil Kesehatan Provinsi

Jawa Timur. Malang.

Dony, dkk. 2014. Keperawatan Anak Dan Tumbuh Kembang (Pengkajian Dan

Pengukuran). Yogyakarta : Nuha Medika.

Hidayat Aziz Alimul dan Uliyah Musrifatul. 2015. Pengantar Kebutuhan

Dasar Manusia. Jakarta Selatan : Salemba Medika.

Hidayat Aziz Alimul dan Uliyah Musrifatul. 2016. Buku Ajar Ilmu

Keperawatan Dasar. Jakarta : Salemba Medika.

Kemenkes RI. 2015. Pedoman Pengendalian Demam Tifoid Menteri

Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Krisnasari D. 2010. Nutrisi dan Gizi Buruk. Mansala of Health. Volume 4,

No.1, Januari 2010.

Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha

Medika.

Pramitasari. 2013. Faktor Resiko Kejadian Penyakit Demam Tifoid Pada

Penderita Yang Dirawat Di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran.

Kesehatan Masyarakat 2013, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013.

Page 91: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

75

Ridha Nabiel. 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Riski, dkk. 2015. Teori dan Konsep Tumbuh Kembang. Yogyakarta : Nuha

Medika.

Riyadi Sujono dan Suharsono. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit.

Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Saputra, Majid & Bahar. 2017. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Kebiasaan

Makan Dengan Gejala Demam Thypoid Pada Mahasiswa Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo Tahun 2017. Ilmiah

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Vol.2/No.6/Mei 2017.

Sari. 2016. Asuhan Keperawatan Pada Anak Demam Typoid Usia Sekolah Di

RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. Skripsi. Program Studi D3

Keperawatan. Poltekkes Majapahit Mojokerto.

Sodikin. 2011. Asuhan Keperawatan Anak : Gangguan Sistem Gastrointestinal

dan Hepatobilier. Jakarta : Salemba Medika.

Soetjiningsih & Ranuh Gde. 2015. Tumbuh Kembang Edisi 2. Jakarta : EGC.

Susilaningrum, Rekawati, Nursalam & Utami Sri. 2013. Asuhan Keperawatan

Bayi dan Anak Untuk Perawat dan Bidan Edisi 2. Jakarta : Salemba

Medika.

Sutini Titin. 2017. Modul Ajar Konsep Keperawatan Anak. Jakarta : Asosiasi

Institusi Pendidikan Vokasi Keperawatan Indonesia (AIPVKI).

Tarwoto & Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Tjipto, Kristiana, Ristrini. 2009. Kajian Faktor Pengaruh Terhadap Penyakit

Demam Tifoid Pada Balita Indonesia. Buletin Penelitian Sistem

Kesehatan, Volume 12, Nomor 4, Tahun 2009.

Wijaya Saferi Andra & Putri Mariza Yessie. 2013. KMB 2 Keperawatan

Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika.

Page 92: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

76

Page 93: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

77

Page 94: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

78

Page 95: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

79

Page 96: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

80

Page 97: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

81

Page 98: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

82

Page 99: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

83

Page 100: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

84

Page 101: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

85

Page 102: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

86

Page 103: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

87

Page 104: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK …repository.stikespantiwaluya.ac.id/349/3/STIKES_Mia Pratama Full Te… · demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

88