Kata Pengantar

24
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah, kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita sekalian umat manusia,sehingga pada kesempatan ini juga, Makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Salam dan salawat kepada junjungan Nabi Muhammad Saw. Nabi Pembawa cahaya dan kedamaian di muka bumi. Terima Kasih kami sampaikan kepada Ibu Raodah, selaku Dosen Pengasuh Mata Kuliah yang telah memberikan arahan dan bimbingannya, kepada semua pihak yang telah membantu juga disampaikan terima kasih pula. Makalah ini dengan Judul “PRINSIP DIET PADA IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASI KONSTIPASI” di maksudkan sebagai penambahan Literatur yang bisa dipelajari bersama dalam rangka menambah pengetahuan dan wawasan kita semua.Akhirnya saya berharap semoga Makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua, Amin. Disusun oleh Kelompok 1 | MAKALAH GIZI 1

Transcript of Kata Pengantar

Page 1: Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita sekalian umat manusia,sehingga pada kesempatan ini juga, Makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Salam dan salawat kepada junjungan Nabi Muhammad Saw. Nabi Pembawa cahaya dan kedamaian di muka bumi. Terima Kasih kami sampaikan kepada Ibu Raodah, selaku Dosen Pengasuh Mata Kuliah yang telah memberikan arahan dan bimbingannya, kepada semua pihak yang telah membantu juga disampaikan terima kasih pula.

Makalah ini dengan Judul “PRINSIP DIET PADA IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASI KONSTIPASI” di maksudkan sebagai penambahan Literatur yang bisa dipelajari bersama dalam rangka menambah pengetahuan dan wawasan kita semua.Akhirnya saya berharap semoga Makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua, Amin.

Disusun oleh

| MAKALAH GIZI 1

Page 2: Kata Pengantar

DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………..; 1

Daftar Isi…………………………………………………………………………. 2

BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………….... 3

A. Latar Belakang………………………………………………………… 3

B. Tujuan…………………………………………………………………. 3

BAB II : PEMBAHASAN ……………………………………………………… 4

A. Definisi Konstipasi

B. Faktor Psikologis

C. Dasar Diagnosis Konstipasi

D. Pemeriksaan dan Diagnosa

E. Gejala

F. Penyebab

G. Faktor Resiko

H. Perubahan Fisiologis

I. Penanganan Konstipasi

J. Penatalaksanaan Diet pada Ibu Hamil dengan Konstipasi

BAB III : KESIMPULAN………………………………………………………. 16

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 17

| MAKALAH GIZI 2

Page 3: Kata Pengantar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konstipasi atau sering disebut sembelit adalah kelainan pada sistem pencernaan di mana seorang manusia (atau mungkin juga pada hewan) mengalami pengerasan feses atau tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan dapat menyebabkan kesakitan yang hebat pada penderitanya. Konstipasi yang cukup hebat disebut juga dengan obstipasi. Dan obstipasi yang cukup parah dapat menyebabkan kanker usus yang berakibat fatal bagi penderitanya.Secara patofisiologi, konstipasi umumnya terjadi karena kelainan pada transit dalam kolon atau pada fungsi anorektal sebagai akibat dari gangguan motilitas primer, penggunaan obat-obat tertentu atau berkaitan dengan sejumlah besar penyakit sistemik yang mempengaruhi traktus gastrointestinal.

Berdasarkan modifikasi dari Walker Smith dkk 1983, keadaan yang menyebabkan konstipasi antara lain :

1. Faktor mekanik : makanan yang dimakan rendah serat, kadar karbohidrat dan protein tinggi atau mendapat susu formula yang berlebihan. Obstruksi mekanis juga menimbulkan konstipasi misalnya Lesi stenotik anorektal

2. Faktor neurogenik : Lesi medula spinalis, postganglionik, antikolinergik serta penyakit yang menimbulkan komplikasi terhadap kebiasaan buang air besar.

3. Faktor muskuler : Atoni dan defek matabolik, hipokalemia dan masukan cairan kurang.

B. Tujuan Penulisan

Berdasarkan uraian diatas adapun tujuan dari penulisan Makalah ini yaitu :

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan konstipasi Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi konstipasi Untuk mengetahui gejala konstipasi Untuk mengetahui cara pencegahannya Untuk mengetahui diet untuk Ibu hamil dengan konstipasi Untuk mengetahui penatalaksanaan konstipasi

| MAKALAH GIZI 3

Page 4: Kata Pengantar

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Konstipasi

Konstipasi merupakan suatu keluhan, bukan panyakit. Konstipasi sulit didefinisikan secara tegas karena sebagai suatu keluhan terdapat vairasi yang berlainan antara individu. Konstipasi sering diartikan sebagi kurangnya frekuensi buang iar besar (BAB), biasanyakurang dari 3 kali per minggu dengan feses yang kecil – kecil dan keras, serta kadangkaladisertai kesulitan sampai rasa sakit saat BAB.

Batasan dari konstipasi klinis yang sesungguhnya adalah ditemukannya sejumlah besar feses memenuhi ampula rektum pada colok dubur, dan atau timbunan feses pada kolon, rektum, atau keduanya yang tampak pada foto polos perut.

Konstipasi berhubungan dengan jalan yagn kecil, kering, kotoran yang keras, atau tidak ada lewatnya kotoran di usus untuk beberapa waktu. Ini terjadi ketika pergerakan feses melalui usus besar lambat, hal ini ditambah lagi dengan reabsorbsi cairan di usus besar. Konstipasi berhubungan dengan pengosongan kotoran yang sulit dan meningkatnya usaha atau tegangan dari otot-otot volunter pada proses defekasi.

Faktor-Faktor Penyebab Defekasi

a. Umur

Umur tidak hanya mempengaruhi karakteristik feses, tapi juga pengontrolannya. Anak-anak tidak mampu mengontrol eliminasinya sampai sistem neuromuskular berkembang, biasanya antara umur 2-3 tahun. Orang dewasa juga mengalami perubahan pengalaman yang dapat mempengaruhi proses pengosongan lambung. Di antaranya adalah atony (berkurangnya tonus otot yang normal) dari otot-otot polos colon yang dapat berakibat pada melambatnya peristaltik dan mengerasnya (mengering) feses, dan menurunnya tonus dari otot-otot perut yagn juga menurunkan tekanan selama proses pengosongan lambung. Beberapa orang dewasa juga mengalami penurunan kontrol terhadap muskulus spinkter ani yang dapat berdampak pada proses defekasi.

b. Diet

Makanan adalah faktor utama yang mempengaruhi eliminasi feses. Cukupnya selulosa, serat pada makanan, penting untuk memperbesar volume feses. Makanan tertentu pada beberapa orang sulit atau tidak bisa dicerna. Ketidakmampuan ini berdampak pada gangguan pencernaan, di beberapa bagian jalur dari pengairan feses. Makan yang teratur mempengaruhi defekasi. Makan yang tidak teratur dapat mengganggu keteraturan pola defekasi. Individu yang makan pada

| MAKALAH GIZI 4

Page 5: Kata Pengantar

waktu yang sama setiap hari mempunyai suatu keteraturan waktu, respon fisiologi pada pemasukan makanan dan keteraturan pola aktivitas peristaltik di colon.

c. Cairan

Pemasukan cairan juga mempengaruhi eliminasi feses. Ketika pemasukan cairan yang adekuat ataupun pengeluaran (cth: urine, muntah) yang berlebihan untuk beberapa alasan, tubuh melanjutkan untuk mereabsorbsi air dari chyme ketika ia lewat di sepanjang colon. Dampaknya chyme menjadi lebih kering dari normal, menghasilkan feses yang keras. Ditambah lagi berkurangnya pemasukan cairan memperlambat perjalanan chyme di sepanjang intestinal, sehingga meningkatkan reabsorbsi cairan dari chyme.

d. Tonus Otot

Tonus perut, otot pelvik dan diafragma yang baik penting untuk defekasi. Aktivitasnya juga merangsang peristaltik yang memfasilitasi pergerakan chyme sepanjang colon. Otot-otot yang lemah sering tidak efektif pada peningkatan tekanan intraabdominal selama proses defekasi atau pada pengontrolan defekasi. Otot-otot yang lemah merupakan akibat dari berkurangnya latihan (exercise), imobilitas atau gangguan fungsi syaraf.

e. Faktor Psikologi

Faktor psikologis seperti rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keenggganan menjadi hamil atau pelarian kesukaan hidup.Pada keadaan berat dan tidak terkontrol dapat terjadi dehidrasi, asidosis, kekurangan vitamin, berat badan menurun dan sebagainya.

Dapat dilihat bahwa stres dapat mempengaruhi defekasi. Penyakit-penyakit tertentu termasuk diare kronik, seperti ulcus pada collitis, bisa jadi mempunyai komponen psikologi. Diketahui juga bahwa beberapa orang yagn cemas atau marah dapat meningkatkan aktivitas peristaltik dan frekuensi diare. Ditambah lagi orang yagn depresi bisa memperlambat motilitas intestinal, yang berdampak pada konstipasi.

f. Gaya Hidup

Gaya hidup mempengaruhi eliminasi feses pada beberapa cara. Pelathan buang air besar pada waktu dini dapat memupuk kebiasaan defekasi pada waktu yang teratur, seperti setiap hari setelah sarapan, atau bisa juga digunakan pada pola defekasi yang ireguler. Ketersediaan dari fasilitas toilet, kegelisahan tentang bau, dan kebutuhan akan privacy juga mempengaruhi pola eliminasi feses. Klien yang berbagi satu ruangan dengan orang lain pada suatu rumah sakit mungkin tidak ingin menggunakan bedpan karena privacy dan kegelisahan akan baunya.

| MAKALAH GIZI 5

Page 6: Kata Pengantar

g. Obat-Obatan

Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat berpengeruh terhadap eliminasi yang normal. Beberapa menyebabkan diare; yang lain seperti dosis yang besar dari tranquilizer tertentu dan diikuti dengan prosedur pemberian morphin dan codein, menyebabkan konstipasi. Beberapa obat secara langsung mempengaruhi eliminasi. Laxative adalah obat yang merangsang aktivitas usus dan memudahkan eliminasi feses. Obat-obatan ini melunakkan feses, mempermudah defekasi. Obat-obatan tertentu seperti dicyclomine hydrochloride (Bentyl), menekan aktivitas peristaltik dan kadang-kadang digunakan untuk mengobati diare.

h. Prosedur Diagnostik

Prosedur diagnostik tertentu, seperti sigmoidoscopy, membutuhkan agar tidak ada makanan dan cairan setelah tengah malam sebagai persiapan pada pemeriksaan, dan sering melibatkan enema sebelum pemeriksaan. Pada tindakan ini klien biasanya tidak akan defekasi secara normal sampai ia diizinkan makan.

Barium (digunakan pada pemeriksaan radiologi) menghasilkan masalah yagn lebih jauh. Barium mengeraskan feses jika tetap berada di colon, akan mengakibatkan konstipasi dan kadang-kadang suatu impaksi.

i. Anastesi Dan Pembedahan

Anastesi umum menyebabkan pergerakan colon yang normal menurun dengan penghambatan stimulus parasimpatik pada otot colon. Klien yang mendapat anastesi lokal akan mengalami hal seperti itu juga.

Pembedahan yang langsung melibatkan intestinal dapat menyebabkan penghentian dari pergerakan intestinal sementara. Hal ini disebut paralytic ileus, suatu kondisi yang biasanya berakhir 24 – 48 jam. Mendengar suara usus yang mencerminkan otilitas intestinal adalah suatu hal yang penting pada manajemen keperawatan pasca bedah.

j. Nyeri

Klien yang mengalami ketidaknyamanan defekasi seperti pasca bedah hemorhoid biasanya sering menekan keinginan untuk defekasi guna menghindari nyeri. Klien seperti ini akan mengalami konstipasi sebagai akibatnya.

k. Iritan

Zat seperti makanan pedas, toxin baklteri dan racun dapat mengiritasi saluran intestinal dan menyebabkan diare dan sering menyebabkan flatus.

| MAKALAH GIZI 6

Page 7: Kata Pengantar

l. Gangguan Syaraf Sensorik Dan Motorik

Cedera pada sumsum tulang belakan dan kepala dapat menurunkan stimulus sensori untuk defekasi. Gangguan mobilitas bisamembatasi kemampuan klien untuk merespon terhadap keinginan defekasi ketika dia tidak dapat menemukan toilet atau mendapat bantuan. Akibatnya, klien bisa mengalami konstipasi. Atau seorang klien bisa mengalami fecal inkontinentia karena sangat berkurangnya fungsi dari spinkter ani.

IMPAKSI FESES (tertahannya feses)

Impaksi feses dapat didefenisikan sebagai suatu massa atau kumpulan yang mengeras, feses seperti dempul pada lipatan rektum. Impaksi terjadi pada retensi yang lama dan akumulasi dari bahan-bahan feses. Pada impaksi yagn gawat feses terkumpul dan ada di dalam colon sigmoid. Impaksi feses ditandai dengan adanya diare dan kotoran yagn tidak normal. Cairan merembes keluar feses sekeliling dari massa yang tertahan. Impaksi dapat juga dinilai dengan pemeriksaan digital pada rektum, selama impaksi massa yang mengeras sering juga dapat dipalpasi. Diare yang bersama dengan konstipasi, termasuk gejala yang sering tetapi tidak ada keinginan untuk defekasi dan nyeri pada rektum. Hadirnya tanda-tanda umum dari terjadinya penyakit ; klien menjadi anoreksia, abdomen menjadi regang dan bisa juga terjadi muntah.

Penyebab dari impaksi feses biasanya kebiasaan buan gair besar yang jarang dan konstipasi. Obat-obat tertentu juga berperan serta pada impaksi. Barium digunakan pada pemeriksaan radiologi pada saluran gastrointestinal bagian atas dan bawah dapat menjadi faktor penyebab, sehingga setelah pemeriksaan ini hasil pengukuran diperoleh untuk memastikan pergerakan barium. Pada orang yang lebih tua faktor-faktor yang beragam dapat menyebabkan impaksi : Asupan cairan yang kurang, diet yang kurang serat, rendahnya aktivitas melemahnya tonus otot. Pemeriksaan digital harus dilakukan dengan lembut dan hati-hati karena perangsangan pada nervus vagus di dinding rektum dapat memperlambat kerja jantung pasien.

DIARE

Diare berhubungan dengan pengeluaran feses yang cair dan meningkatnya frekuensi dari proses defekasi. Ini adalah lawan dari konstipasi dan dampak dari cepatnya perjalanan feses melalui usus besar. Cepatnya perjalanan chyme mengurangi waktu untuk usus besar mereabsorbsi air dan elektrolit. Sebagian orang mengeluarkan kotoran dengan frekuensi yang meningkat, tetapi bukan diare, dikatakan diare jika kotoran tidak berbentuk dan cair sekali. Pada orang dengan diare dijumpai kesulitan dan ketidakmungkinan untuk mengontrol keinginan defekasi dalam waktu yang lama.

Diare dengan ancaman tidak terkontrolnya buang air besar merupakan sumber dari perhatian dan rasa malu. Sering, spasmodik dan kram abdomen yang sangat sakit berhubungan dengan diare. Kadang-kadang klien mengeluarkan darah dan lendir yang banyak ; mual dan muntah juga bisa terjadi. Pada diare persisten,secara umum bisa terjadi perluasan iritasi pada daerah anus ke

| MAKALAH GIZI 7

Page 8: Kata Pengantar

daerah perineum dan bokong. Fatique, kelemahan, malaise dan berat badan yang berkurang merupakan dampak dari diare yang berkepanjangan.

Ketika penyebab diare adalah iritasi pada saluran intestinal, diare diperkirakan sebagai mekanisme pembilasan sebagai perlindungan. Itu bisa menyebabkan hilangnya cairan dan elektrolit dalam tubuh, bagaimanapun, itu bisa berkembang menjadi sesuatu yang menakutkan dalam waktu yang singkat, terutama pada bayi dan anak kecil.

Secara mekanisme, penyebab konstipasi/sembelit yaitu :

Tidak cukup material dalam usus yang disebabkan karena kurang serat dalam diet dan kurang asupan cairanKontrol neurologis abnormal yang disebabkan karena cedera saraf spinalis yang mempengaruhi sistem saraf otonom, penyakit hirschsprung (kondisi dinding usus yang tidak memiliki saraf), faktor psikologis dengan efek inhibisi pada inervasi otonomObstruksi yang disebabkan karena tumor, penyakit divertikel, hemoroid, abnormalitas kongenitalKehamilan yang disebabkan karena kadar progesteron tinggi yang menyebabkan penurunan motilitas pada saluran cernaMetabolik yang disebabkan karena penyakit diabetes mellitus, hipotiroidisme, dehidrasiObat-obatan seperti aluminium (antasida), antikolinergik, diuretik, zat besi, analgesia opioid, verapamilPenyalahgunaan laksatif karena kelebihan penggunaan laksatif dapat menyebabkan kerusakan saraf di dalam kolon, yang menyebabkan atonia ususLingkungan yaitu apapun yang mencegah defekasi (misalnya, kurangnya privasi, toilet yang kotor, toilet yang tidak memadai)Imobilitas seperti kurang beraktivitas yang menyebabkan usus kurang aktif

Diagnosis

Konstipasi menurut Holson, meliputi paling sedikit 2 dari keluhan dibawah ini dan terjadi dalam waktu 3 bulan:

a. Konsistensi feses yang kerasb. Mengejan dengan keras saat BABc. Rasa tidak tuntas saat BAB, meliputi 25% dari keseluruhan BABd. Frekuensi BAB 2 kali seminggu atau kurang.

| MAKALAH GIZI 8

Page 9: Kata Pengantar

Konsistensi menurut Internasional Workshop on Constipation dapat dilihat pada

Pemeriksaan Penunjang:

1. Darah perifer lengkap2. Glukosa dan elektrolit (terutama kalium dan kalsium) darah3. Fungsi tiroid4. CA5. Anuskopi (dianjurkan dilakukan secara rutin pada semua pasien dengan konstipasi untuk

menemukan adalah fisura,ulkus, hemoroid, dan keganasan)6. Foto polos perut harus dikerjakan pada pasien konsitipasi, terutama yang

terjadinya akut untuk menditeksi adanya implaksi feses yang dapat menyebabkan sumbatan dan perforasi kolon. Bila diperkirakan ada sumbatan kolon, dapat dilanjutkan dengan barium enema untuk memastikan tempat dan sifat sumbatan.

7. Pemeriksaan yang intensif dikerjakan secara selektif setelah 3-6 bulan pengobatan konstopasi kurang berhasil dan dilakukan hanya pada pusat-pusat pengelolaan konstipasi tertentu.

o Ujian yang dikerjakan dapat bersifat anatomis (enema, proktosigmoidoskopi,

kolonskopi) atau fisiologi (waktu singgah di kolon, sinedefekografi, manometri, dan elektromiografi).

o Proktosigmoidoskopi biasanya dikerjakan pada konstipasi yang baru terjadi

sebagai prosedur penapisan adanya keganasan kolon-rektum. Bila ada penurunan berat badan, anemia, keluarnya darah dari rektum atau adanya riwayat dengan kanker kolon perlu dikerjakan kolonoskopi.

o Waktu persinggahan suatu bahan radio-opak di kolon dapat diikuti dengan

melakukan pemeriksaan radiologis setelah menelan bahan tersebut. Bila timbunan zat ini terutama ditemukan di rektum menunjukan kegagalan fungsi ekspulsi, sedangkan bila di kolon menunjukan kelemahan yang menyeluruh.

o Sinedefecgrafi adalah pemeriksaan radiologios daerah anorektal untuk menilai

evakuasi feses secara tuntas, mengidentifikasi kelainan anorektal dan mengevaluasi kontraksi serta relaksasi otot rektum. Uji ini memakai semacam pasta yang konsistensinya mirip feses, dimasukan ke dalam rektum. Kemudian pendirita duduk pada toilet yang diletakkan dalam pesawat sinar X. penderita diminta mengenjan untuk mengeluarkan pasta tersebut. Dinilai kelainan anorektal saat proses berlangsung.

o Uji manometri dikerjakan untuk mengukur tekanan pada rektum dan saluran anus

saat istirahat dan pada berbagai rangsangan untuk menilai fungsi anorektalo Pemeriksaan elektromiografi dapat mengukur misalnya tekanan sfingter dan

fungsi saraf pudendus, adkah atrofi saraf yangdibuktiikan dengan respons sfingter yang terhambat. Pada kebanyakan kasus tidak didapatkan kelainan anatomis

| MAKALAH GIZI 9

Page 10: Kata Pengantar

maupun fungsional, sehingga penyebab dari konstipasi diseut sebagai non-spesifik.

Terapi1. Aktivitas dan olahraga teratur2. Asupan cairan dan serat (25 – 30 gram/hari) yang cukup3. Latihan usus besar; penderita dianjurkan mengadakan waktu secara teratur tiap hari untuk

memanfaatkan gerakan usus besarnya. Dianjurkan waktu ini adalah 5 – 10 menit setelah makan, sehingga dapat memanfaatkan refleks gastro-kolon untuk BAB. Diharapkan kebiasaan ini dapat menyebabkan penderita tanggap terhadap tanda – tanda dan rangsangan untuk BAB, dan tidak menahan atau menunda dorongan untuk BAB ini

4. Jika modifikasi perilaku kurang berhasil, ditambahkan terapi farmakologi, dan biasanya dipakai obat – obatan golongan pencahar.

Ada 4 tipe golongan obat pencahar:a. Memperbesar dan melunakan massa fesef anatara lain:

a) Cerealb) Methy Selulosec) Psilium

b. Melunakan dan melincinkan feses, obat ini bekerja dengan menurunkan tegangan permukaan feses, sehingga mempermudah penyerapan air.contohnya antara lain:

a) Minyak kastorb) Golongan Docusate

c. Golongan osmotik yang tidak diserap, sehingga cukup aman untuk digunakan, misalnya pada penderita gagal ginjal, antara lain:

a) Sorbitolb) Lactulosec) Glycerin

d. Merangsang peristaltik, sehingga meningkatkan motilitas usus besar. Golongan ini yang banyak dipakai. Perlu diperhatikan bahwa pencahar golongan ini bila dipakai untuk jangka panjang, dapat merusak pleksus mesenterikus dan berakibat dismotilitas kolon. Contohnya :

a) Bisakodilb) Fenolptalein

5. dijumpai konstipasi kronis yang berat dan tidak dapat diatasi dengan cara – cara tersebut diatas, mungkin dibutuhkan tindakan pembedahan. Pada umumnya, bila tidak dijumpai sumbatan karena massa atau adanya volvulus, tidak dilakukan tindakan pembedahan.o Komplikasi

Sindrom delirium akut, aritmia, userasi sterkoraseus, perforasi usus, retensio urin, hidronefrosis bilateral, gagal ginjal, inkontinensia urin, inkontinensia alvi, dan volvulus daerah sigmoid akibat implaksi feses, serta prolaps rectum.

| MAKALAH GIZI 10

Page 11: Kata Pengantar

Kebutuhan Energi dan Protein

Kondisi kehamilan memang akan menyebabkan kebutuhan energi dan protein yang bertambah. Namun hal tersebut bukan berarti mentolerir seorang bumil dapat makan sebanyak banyaknya dengan alasan “makan untuk dua orang”. Penambahan energi yang direkomendasikan hingga masa akhir kehamilan berdasarkan hasil penelitian terbaru di bidang maternal tak lainnya hanya sebesar 85.000 kcal. Kcal sebesar 85 ribu ini pun telah mencakup energi yang dibutuhkan untuk membentuk jaringan baru, supply energi untuk jaringan baru, simpanan dalam bentuk lemak serta 10% energi yang hilang untuk metabolisme tubuh.

Dengan memperhitungkan masa kehamilan yang hanya 280 hari, rata rata penambahan kalori yang sebenarnya dibutuhkan oleh bumil hanya sebesar 300 kcal (85.000/280). Jumlah ekstra kalori tersebut tak lebih dari pengkonsumsian sebuah joghurt 250-300 gr dengan kadar lemak 3,5%!. Itupun sebenarnya ekstra kalori benar benar dibutuhkan khususnya sejak 5 bulan.

kehamilan.

Penambahan kebutuhan protein sebenarnya hanya sebesar 0,9-1,0 gr per kg BB per hari. Meningkatkan konsumsi sumber protein sebanyak mungkin dengan alasan “hamil” juga sebenarnya bukan merupakan tindakan bijaksana. Jumlah protein yang ditambah sendiri biasanya hanya dianjurkan bila asupan energi juga cukup. Bila kondisi tersebut tidak dipenuhi, asam amino akan digunakan terlebih dahulu untuk produksi energi.Kebutuhan Mikronutrisi: Asam Folat dan Vitamin A Tambahan asupan mikronutrisi juga dibutuhkan selama masa kehamilan. Asam folat, Vitamin A, Sodium, Kalsium, Magnesium, Besi, Yodium adalah beberapa mikronutrisi yang penting dicatat di masa ini.

Asam folat amat dibutuhkan saat terjadinya penambahan jumlah sel di masa awal kehamilan. Kekurangan asam folat biasanya akan dikaitkan dengan tingginya risiko si bayi mengalami “neural tube defects”, Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan lahir prematur.Vitamin A dalam bentuk retinol berkontribusi terhadap kualitas pengelihatan si kecil. Pada daerah dengan masalah defisiensi vitamin A, transfer aktif vitamin A ke fetus akan tetap terjadi walau sang ibu memiliki serum-vitamin A yang rendah dalam darahnya. Bahkan di tri semester tiga kehamilan, fetus akan mulai menimbun vitamin A dalam organ hatinya.

Kolostrum yang ibu produksi setelah melahirkan si kecil merupakan sumber makanan yang kaya akan vitamin A. Namun perlu diperhatikan bahwa seorang ibu yang mengalami defisiensi vitamin A tidak akan memiliki kuantitas transfer vitamin A yang cukup melalui plasenta dan.

ASI.

Ibu menyusui yang berada di daerah endemik defisiensi vitamin A harus mendapatkan supplementasi vitamin A (200.000 IU) selama masa 8 minggu pertama setelah melahirkan.

| MAKALAH GIZI 11

Page 12: Kata Pengantar

Supplementasi vitamin A ini tidak boleh dilakukan saat si ibu hamil mengingat adanya efek teratogenik yang diamati pada pemberian dosis tinggi vitamin A pada masa kehamilan.Kebutuhan Sodium, Kalsium, Magnesium

Pengkonsumsian sodium dan kalsium dengan jumlah “sedang” juga diperlukan. Kalsium berperan penting dalam mekanisme pengaturan selama masa kehamilan dan menyusui. Ia juga akan meningkatkan absorbsi intestinal yang terjadi. Biasanya, setelah masa 6-12 bulan sang ibu melewati masa menyusui, depot kalsium di tubuhnya akan kembali terisi. Seorang bumil yang mengkonsumsi kalsium minimal 1000 mg Ca/hari akan kecil memiliki risiko terkena PIH (Pregnancy Induced Hypertension).

Kekurangan magnesium biasanya dialami oleh 5-30% bumil dengan ditandai adanya keluhan kram (Nocturnal Systremma). Suplementasi secara oral dari mikronutrisi ini terbukti akan mengurangi keluhan kram pada ibu yang sedang mengandung.

Kebutuhan Besi dan Iodium

Besi juga merupakan mikronutrisi yang amat diperlukan dalam masa kehamilan. Anemia saat kehamilan biasanya akan mempertinggi risiko terjadinya BBLR pada bayi, tingginya insidens kelahiran prematur dan meningkatkan kemungkinan terjadinya kematian pada ibu saat melahirkan. Perlu diingat, anemia tidak selalu disebabkan karena kekurangan besi dalam darah. Kebanyakan wanita menderita anemia yang disebabkan oleh kombinasi kekurangan besi, asam folat, vitamin B12 dan vitamin A.

Kekurangan iodium saat masa kehamilan sedapat mungkin harus dihindari. Seorang bumil idealnya harus memiliki persediaan iodium yang mencukupi agar transfer iodium ke fetus yang dikandungnya dapat mencukupi. Asupan iodium yang kurang dalam kehamilan dapat menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan otak fetus, BBLR, kretin dan kongenital yang abnormal. Mengingat pentingnya fungsi iodium dalam masa ini, bumil dianjurkan untuk mengkonsumsi produk produk fortifikasi iodium seperti garam ber-iodium dan minyak ber-iodium.

Konsumsi Kafein, Alkohol dan Nikotin

Tabukah mengkonsumsi kopi selama hamil? Sebenarnya tidak, walaupun akan lebih bijak bila konsumsi kafein “diliburkan” selama masa kehamilan. Kopi tetap dapat dikonsumsi dengan jumlah tertentu. Minum 2-3 cangkir kopi per hari biasanya masih ditoleransi karena dari hasil penelitian terkait, belum ada efek negatif yang ditunjukkan. Sebaliknya, meminum kopi lebih dari 6 cangkir sehari harus dihindari mengingat asupan kofein yang+ tinggi akan memperbesar pengaruh rendahnya BB bayi saat dilahirkan.

Alkohol memang merupakan pantangan selama masa hamil. Dengan efek negatif pada janin yang nantinya dapat menimbulkan kerusakan syaraf, alkohol memang merupakan barang

| MAKALAH GIZI 12

Page 13: Kata Pengantar

yang tabu untuk dikonsumsi. Dari penelitian tema terkait terbukti alkohol dapat menyebabkan terjadinya fetal alcohol syndrome pada bayi yang dilahirkan.

Bagaimana halnya dengan rokok? Serupa dengan alkohol, rokok juga merupakan barang tabu bagi seorang bumil. Merokok saat mengandung si kecil biasanya akan berhubungan dengan tingginya risiko terjadinya aborsi, kelahiran prematur serta penyakit fatal yang timbul pada si kecil seperti penyakit pernafasan dan asma.

Pola Konsumsi Makanan Yang Dianjurkan Pada Bumil

Sebagaimana yang telah disinggung di atas, pola konsumsi makanan yang dianjurkan pada ibu hamil adalah diet makanan yang seimbang dengan kandungan protein dan mikronutrisi berkualitas tinggi serta energi yang cukup. Penambahan energi yang tinggi sendiri baru diperlukan pada tri semester ketiga kehamilan.

Karenanya, tak perlu mommies mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang besar besaran atau selalu “ngemil” saat masa kehamilan. Yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh tak lain kualitas makanan yang variatif. Pun ada penambahan asupan energi di tiga bulan akhir masa kehamilan, “ekstra” yang diperlukan tak lain hanya tambahan kalori setara dengan 250-300 gr yoghurt setiap harinya.

Pengobatan

Jika konstipasi disebabkan oleh suatu penyakit, maka penyakitnya harus diobati. Jika tidak ditemukan penyakit lain sebagai penyebabnya, pencegahan dan pengobatan terbaik untuk konstipasi adalah gabungan dari olah raga, makanan kaya serat dan penggunaan obat-obatan yang sesuai untuk sementara waktu. Sayur-sayuran, buah-buahan dan gandum merupakan sumber serat yang baik. Supaya bisa bekerja dengan baik, serat harus dikonsumsi bersamaan dengan sejumlah besar cairan.

OBAT-OBAT PENCAHAR

Banyak orang menggunakan obat pencahar (laksatif) untuk menghilangkan konstipasi. Beberapa obat aman digunakan dalam jangka waktu lama, obat lainnya hanya boleh digunakan sesekali. Beberapa obat digunakan untuk mencegah konstipasi, obat lainnya digunakan untuk mengobati konstipasi.Golongan obat-obat pencahar yang biasa digunakan adalah:

1. Bulking Agents2. Pelunak Tinja3. Minyak Mineral4. Bahan-bahan Osmotik5. Pencahar Perangsang.

| MAKALAH GIZI 13

Page 14: Kata Pengantar

1. Bulking Agents

Bulking agents (gandum, psilium, kalsium polikarbofil dan metilselulosa) bisa menambahkan serat pada tinja. Penambahan serat ini akan merangsang kontraksi alami usus dan tinja yang berserat lebih lunak dan lebih mudah dikeluarkan. Bulking agents bekerja perlahan dan merupakan obat yang paling aman untuk merangsang buang air besar yang teratur. Pada mulanya diberikan dalam jumlah kecil. Dosisnya ditingkatkan secara bertahap, sampai dicapai keteraturan dalam buang air besar. Orang yang menggunakan bahan-bahan ini harus selalu minum banyak cairan.

2. Pelunak Tinja

Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja. Sebenarnya bahan ini adalah detergen yang menurunkan tegangan permukaan dari tinja, sehingga memungkinkan air menembus tinja dengan mudah dan menjadikannya lebih lunak. Peningkatan jumlah serat akan merangsang kontraksi alami dari usus besar dan membantu melunakkan tinja sehingga lebih mudah dikeluarkan dari tubuh.

3. Minyak Mineral

Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari tubuh. Tetapi bahan ini akan menurunkan penyerapan dari vitamin yang larut dalam lemak. Dan jika seseorang yang dalam keadaan lemah menghirup minyak mineral secara tidak sengaja, bisa terjadi iritasi yang serius pada jaringan paru-paru. Selain itu, minyak mineral juga bisa merembes dari rektum.

4. Bahan Osmotik

Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar, sehingga tinja menjadi lunak dan mudah dilepaskan. Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus besar dan merangsang kontraksi. Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat, sulfat dan magnesium) atau gula (laktulosa dan sorbitol). Beberapa bahan osmotik mengandung natrium, menyebabkan retensi (penahanan) cairan pada penderita penyakit ginjal atau gagal jantung, terutama jika diberikan dalam jumlah besar.

Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat sebagian diserap ke dalam aliran darah dan berbahaya untuk penderita gagal ginjal. Pencahar ini pada umumnya bekerja dalam 3 jam dan lebih baik digunakan sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan. Bahan ini juga digunakan untuk mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen pada saluran pencernaan dan sebelum kolonoskopi.

5. Pencahar Perangsang

Pencahar perangsang secara langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan mengeluarkan isinya. Obat ini mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna,

| MAKALAH GIZI 14

Page 15: Kata Pengantar

kaskara, fenolftalein, bisakodil atau minyak kastor. Obat ini bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja setengah padat, tapi sering menyebabkan kram perut. Dalam bentuk supositoria (obat yang dimasukkan melalui lubang dubur), akan bekerja setelah 15-60 menit. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada usus besar, juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes). Pencahar ini sering digunakan untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi usus besar (misalnya narkotik).

Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan

o Selama kehamilan diperlukan tambahan energi.

o Protein lebih banyak dari biasanya, sebaiknya kombinasi antara protein hewani

dan nabati.o Perhatikan konsumsi vitamin dan mineral seperti vitamin,D,B,A,E,C dan lainnya,

mineral seperti kalsium, Fe, dan fosfor.o Banyak konsumsi serat untuk menghindari konstipasi.

o Makan dengan prinsip 4 sehat 5 sempurna.

| MAKALAH GIZI 15

Page 16: Kata Pengantar

BAB III

KESIMPULAN

pergerakan feces (kotoran) yang lambat dalam kolon sehingga feces tertahan dalam kolon melebihi waktu atau sukar melakukan defekasi (BAB).

A. Penyebabnya :1. Tidak dialami oleh semua ibu hamil2. Kemungkinan hormon2 plasenta mempengaruhi otot saluran cerna3. Adanya tekanan di usus bagian bawah karena terjadi pembesaran uterus (rahim)4. Waktu makan tidak teratur5. Kurang bergerak6. Makanan kurang memenuhi kebutuhan7. Kecemasan8. Makanan kurang serat9. Kurang cairan, kurang vitamin B komplek

B. Dietnya1. Minum lebih banyak2. Makan tinggi serat3. Banyak bergerak4. Hindari penggunaan perangsang defekasi

| MAKALAH GIZI 16

Page 17: Kata Pengantar

DAFTAR PUSTAKA

Prohardjo,Sarwono.Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta. 2007Peath Francin Erra. Gizi Dalam Keseharian :Reproduksi : Buku Kedokteran. EGC. 2004Buku Obstetric Patologi 1982http://futabashou534.multiply.com/journal/item/55http://bibilung.wordpress.com/2007/08/08/menu-untuk-ibu-hamil/http://www.alhamsyah.com/blog/topics/prinsip+diit+pada+bumil+dengan+konstipasi.html

| MAKALAH GIZI 17