KB Yang Sesuai Untuk Wanita Dengan Penyakit Hepar

5
KB yang sesuai untuk wanita dengan Penyakit Hepar Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara kelahiran anak. Untuk menghindari kehamilan yang bersifat sementara, digunakan kontrasepsi sedangkan untuk menghindari kehamilan yang sifatnya menetap bisa dilakukan sterilisasi. Wanita usia reproduktif dengan penyakit hepar, termasuk penyakit infeksi hepar kronis seperti hepatitis B dan hepatitis C tetap subur dan masih memerlukan alat kontrasepsi seperti wanita usia reproduktif yang lainnya. 1 Terdapat dua kategori alat kontrasepsi, yaitu kontrasepsi yang bersifat hormonal dan kontrasepsi yang non-hormonal. Kontrasepsi hormonal seperti pil KB, subcutaneous implant (susuk), KB suntik, skin patches dan vaginal ring mengandungi hormon estrogen, progestron, atau kombinasi estrogen-progestron. Oleh karena hormon ini mempunyai efek dan dimetabolisme di hepar, beberapa pertimbangan harus dilakukan untuk membantu wanita dengan penyakit hepar untuk memilih alat kontrasepsi yang sesuai dan selamat untuk digunakan. 1 Pertimbangannya adalah seperti berikut: 1 1. Hepar mempunyai kapasitas yang tinggi untuk toleransi terhadap kerusakan. Oleh karena itu, wanita dengan penyakit hepar yang ringan seperti hepatitis virus kronis dan sirrosis hepatis ringan dapat menggunakan kontrasepsi hormonal dengan selamat.

Transcript of KB Yang Sesuai Untuk Wanita Dengan Penyakit Hepar

KB yang sesuai untuk wanita dengan Penyakit Hepar

Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara kelahiran anak. Untuk menghindari kehamilan yang bersifat sementara, digunakankontrasepsisedangkan untuk menghindari kehamilan yang sifatnya menetap bisa dilakukansterilisasi. Wanita usia reproduktif dengan penyakit hepar, termasuk penyakit infeksi hepar kronis seperti hepatitis B dan hepatitis C tetap subur dan masih memerlukan alat kontrasepsi seperti wanita usia reproduktif yang lainnya.1

Terdapat dua kategori alat kontrasepsi, yaitu kontrasepsi yang bersifat hormonal dan kontrasepsi yang non-hormonal. Kontrasepsi hormonal seperti pil KB, subcutaneous implant (susuk), KB suntik, skin patches dan vaginal ring mengandungi hormon estrogen, progestron, atau kombinasi estrogen-progestron. Oleh karena hormon ini mempunyai efek dan dimetabolisme di hepar, beberapa pertimbangan harus dilakukan untuk membantu wanita dengan penyakit hepar untuk memilih alat kontrasepsi yang sesuai dan selamat untuk digunakan.1Pertimbangannya adalah seperti berikut:11. Hepar mempunyai kapasitas yang tinggi untuk toleransi terhadap kerusakan. Oleh karena itu, wanita dengan penyakit hepar yang ringan seperti hepatitis virus kronis dan sirrosis hepatis ringan dapat menggunakan kontrasepsi hormonal dengan selamat. 2. Terdapat 2 tipe estrogen yang digunakan pada kontrasepsi hormonal, yaitu; estrogen sintetik (ethinylestradiol) dan estrogen alami (estradiol). Alat kontrasepsi kombinasi hormonal termasuk pil KB, skin paches, dan vaginal ring mengandungi synthetic ethinylestradiol yang lebih poten dari estradiol dimana durasi keberadaannya dalam darah lebih lama. Justru itu, ia memberi efek yang lebih berat terhadap hepar.3. Pemberian KB suntik adalah untuk meminimalisasi efek buruk pada hepar dengan menggunakan rute sistemik dengan harapan hormon yang diberikan lansung ke target organ melalui darah daripada harus melewati hepar terlebih dahulu. Namun efek ethinylestradiol pada hepar tetap sama walaupun diberi dengan cara pil, transdermal patch atau vaginal ring. KB suntik per 1 bulan, seperti Cyclofem or Mesigyna merupakan satu-satunya KB suntik yang mengandungi estrogen alami (estradiol), dimana ianya dimetabolisme di hepar lebih cepat dan justru memberi efek yang minimal terhadap fungsi hepar.4. Semua alat kontrasepsi hormonal mengandungi progestogen. Hepar memproses progestogen dan estrogen dengan cara yang berbeda karena sel hepar hanya mempunyai reseptor terhadap estrogen. Kebanyakan kontrasepsi hormonal mengandungi progestogen dosis rendah yang tidak secara lansung mengganggu fungsi hepar. Namun, beberapa progestogen dosis tinggi seperti norethindrone acetate dan norethisterone enanthate akan dimetabolisme menjadi komponen yang mempunyai efek ringan terhadap fungsi hepar, dan efek ini lebih kecil daripada efek dari hormon estrogen.

Berdasarkan dari informasi di atas ini, World Health Organization expert Working Group on family planning guidance merekomendasikan:11. Tidak ada pembatasan untuk wanita dengan sirrosis hepatis ringan, compensated cirrhosis, hepatitis virus kronis, atau carrier virus hepatitis, untuk menggunakan alat kontrasepsi hormonal.2. Pada wanita dengan hepatitis akut atau dengan flare of hepatitis mempunyai risiko yang lebih tinggi dibanding keuntungan untuk menggunakan kontrasepsi kombinasi hormonal dan pada penyakit hepar yang berat, kontrasepsi kombinasi hormonal merupakan kontraindikasi.3. Pada wanita yang pada awalnya menggunakan kontrasepsi kombinasi hormonal sebelum didiagnosa dengan hepatitis akut atau flare of hepatitis biasanya mempunyai keuntungan yang lebih berbanding risiko untuk meneruskan penggunaan kontrasepsinya.4. Kontrasepsi yang hanya mengandungi Progestogen adalah selamat digunakan untuk hepatitis akut atau flare of hepatitis.5. Pada wanita dengan sirrosis hepatis berat atau decompensated cirrhosis, risiko penggunaan kontrasepsi yang hanya mengandungi progestogen dan KB suntik kombinasi adalah lebih tinggi berbanding keuntungan. Manakala semua metode kontrasepsi hormonal yang lain adalah merupakan kontraindikasi.Penggunaan IUD pada wanita dengan Penyakit Hepar

Keuntungan dari IUD (intrauterine device)adalah efek sampingnya terbatas di dalam rahim. Terdapat 2 macam IUD:21. IUD yang melepaskan progesteron (harus diganti setiap tahun).2. Melepaskan tembaga (efektif selama 10 tahun).

Pada umumnya, IUD dipasang pada saat menstruasi. Jika kemungkinan terjadi infeksi serviks, masa pemasangan IUD sebaiknya ditunda sampai infeksi mereda.Cara kerja IUD adalah dengan menyebabkan reaksi peradangan di dalam rahim yang akan menarik datangnya sel-sel darah putih. Zat yang dihasilkan oleh sel darah putih ini merupakan racun bagi sperma sehingga tidak terjadi pembuahan sel telur.Melepaskan IUD akan menyebabkan terhentinya proses peradangan.2

Oleh karena penggunaan kontrasepsi hormonal mempengaruhi fungsi hepar, maka IUD yang melepaskan hormon progesteron tidak dianjurkan pada wanita dengan penyakit hepar. IUD yang menggunakan tembaga (Copper-T IUD) merupakan pilihan terbaik bagi wanita dengan hepatitis virus aktif, sirrosis atau tumor hepar. Progestin-only pills, Norplant dan LNg-IUDs merupakan metode pilihan terakhir bagi wanita dengan penyakit di atas ini.3

Walaupun kontrasepsi oral merupakan kontraindikasi pada wanita dengan hepatitis virus aktif, sirrosis hepatis berat atau semua tumor hepar, ia merupakan pilihan terakhir bagi wanita dengan sirrosis hepatis ringan.3 Jadi, berdasarkan data-data yang diperoleh di atas ini, kami memilih Copper-T IUD untuk digunakan sebagai KB pada pasien Kedokteran Keluarga dengan HbsAg-positif setelah melahirkan, ditambah dengan pertimbangan usia reproduktif pasien.

Sumber: 1 WHO Provider Brief on Hormonal Contraception and Liver Disease. Department of Reproductive Health and Research, World Health Organization, CH-1211 Geneva, Switzerland Received 9 January 2009; accepted 12 January 2009. 2 Keluarga Berencana. Accessed on December 30th. Available at: http://m.medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=575 3 Chronic Disease and Contaceptive Use. Fhi360. The Science of Improving Live. Accessed on December 30th. Available at: http://www.fhi360.org/en/RH/Pubs/Network/v19_2/chrondiseases.htm