Kecapi.pdf

16
ISOLASI DAN ELUSIDASI STRUKTUR SENYAWA TRITERPENOID DARI EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT BATANG TUMBUHAN KECAPI (Sandoricum koetjape Merr) ARTIKEL Oleh : ERMA SURYANI 0921207014 PROGRAM STUDI KIMIA PASCASARJANA UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011

description

Kecapi.pdf

Transcript of Kecapi.pdf

Page 1: Kecapi.pdf

ISOLASI DAN ELUSIDASI STRUKTUR SENYAWA TRITERPENOID DARI EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT BATANG TUMBUHAN

KECAPI (Sandoricum koetjape Merr)

ARTIKEL

Oleh :

ERMA SURYANI

0921207014

PROGRAM STUDI KIMIA

PASCASARJANA UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2011

Page 2: Kecapi.pdf

1

ISOLASI DAN ELUSIDASI STRUKTUR SENYAWA TRITERPENOID DARI EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT BATANG TUMBUHAN KECAPI

(Sandoricum koetjape Merr)

Oleh

Erma Suryani (0921207014)

Dibimbing oleh Prof. Dr. H. M. Sanusi Ibrahim, M.S, dan Dr. Mai Efdi

ABSTRACT

Kecapi (Sandoricum koetjape Merr) is a medicinal plant of the Meliaceae family which is a native plant of Southeast Asia region such as Indonesia, Malaysia, Cambodia and southern Laos. Kecapi plant in Indonesia in the know with the name of Sentul, Santu and Ketuat. Indonesian traditional societies use herbs to treat vaginal discharge harp, cough, eye pain and fever medication. This study aims to determine the structure of the triterpenoid compounds isolated from the ethyl acetate extract of the stem bark of plants kecapi. To achieve this goal it has done against the bark maceration method with kecapi plant residues using solvents hexane and ethyl acetate, hexane extracts obtained 38 g and 102 g ethyl acetate extract. Separation of the compounds in condensed ethyl acetate extract (15 g) was carried out using gravity column chromatography with the SGP method (Step Gradient Polarity), resulting in 485 vials. In vial number 57 obtained yellowish white crystals are then washed with hexane to obtain the shiny white crystals that dissolve well in ethyl acetate. Further analysis is also carried out the melting point, and obtained the temperature melting point 224-226 ° C, then it can be said to be a pure compound with a weight of 32 mg. Based on spectroscopic analysis of ultraviolet, infrared, 13C-NMR, 1H-NMR, DEPT, and HMBC, as well as with literature searches, it is proposed that the insulating compound is triterpenoid compounds derived oleanan as 3-oxo-12-oleanen-29-oic acid.

Key words: Sandoricum koetjape, triterpenoids, 3-oxo-12-oleanen-29-oic acid, structure

elucidation.

PENDAHULUAN

Kecapi (Sandoricum koetjape Merr) adalah tumbuhan obat dari famili Meliaceae

yang merupakan tumbuhan asli kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia,

Kamboja, dan Laos Selatan (Ismail et al., 2003). Nama lain dari tumbuhan kecapi di

Indonesia adalah sentul, santu, sentulu dan ketuat.

Akar dan daun tumbuhan kecapi berkhasiat sebagai obat keputihan dan obat mulas,

daunnya digunakan untuk obat batuk. Selanjutnya tumbuhan kecapi juga digunakan untuk

Page 3: Kecapi.pdf

2

mengobati sakit mata dan obat panas (Tinggen, 2000). Masyarakat tradisional Malaysia

menggunakan ekstrak kulit batang kecapi untuk pemulihan tenaga setelah melahirkan (Nassar

et al.,2010). Beberapa penelitian tentang fitokimia dan sifat farmakologis dari tumbuhan

kecapi telah dilaporkan. Berbagai senyawa bioaktif telah diisolasi dari buah, biji, daun dan

kulit batang tumbuhan kecapi, diantaranya sebagai anti-feedant (Powell et al., 1991), anti-

inflamasi (Rasadah et al., 2004) dan baru-baru ini Nassar et al. (2011) melaporkan bahwa

tumbuhan kecapi menunjukkan aktivitas sebagai anti angiogenik yang sangat penting dalam

terapi kanker.

Ttriterpenoid adalah kelompok senyawa bahan alam turunan terpenoid dengan

kerangka karbon yang dibangun oleh enam C-5 yang di sebut unit isopren (2-metilbuta-1,3-

diene). Triterpenoid yang tersebar luas adalah triterpenoid pentasiklik. Lebih dari sepuluh

senyawa triterpenoid telah di isolasi dari tumbuhan kecapi, hal ini menunjukkan bahwa

tumbuhan kecapi kaya akan senyawa triterpenoid (Nassar et al., 2010).

Senyawa golongan triterpenoid menunjukkan aktivitas farmakologi yang signifikan,

seperti anti-viral, anti-bakteri, anti-inflamasi, sebagai inhibisi terhadap sintesis kolesterol dan

sebagai anti kanker (Nassar et al., 2010). Lage et al.,(2010) menyatakan bahwa senyawa

terpenoid dari spesies tumbuhan Euphorbia memberikan aktivitas anti tumor. Selanjutnya

senyawa terpenoid yang di isolasi dari tumbuhan Nardophyllum bryoides menunjukkan

aktivitas sitotoksik terhadap sel pangkreatik adenokarsinoma manusia (Sanchez et al.,2010).

Mengingat potensi dari senyawa triterpenoid dan banyaknya manfaat tumbuhan

kecapi, serta besarnya jumlah senyawa golongan triterpenoid pada tumbuhan kecapi. Perlu

kiranya dilakukan isolasi senyawa metabolit sekunder dari kulit batang tumbuhan kecapi

untuk mendapatkan struktur senyawa triterpenoid lainnya, baik yang baru atau pun yang

sudah dikenal dari tumbuhan lain sebelumnya.

Page 4: Kecapi.pdf

3

MATERI DAN METODE

Bahan

Sampel yang digunakan adalah kulit batang dari tumbuhan kecapi. Bahan kimia yang

digunakan sebagai pelarut pada proses ekstraksi dan pemurnian adalah heksana, etil asetat,

dan metanol, pelarut yang digunakan berkualitas teknis dan p.a. Adsorben yang dipakai pada

proses kolom kromatografi adalah silika gel 60 Art,77733 keluaran Merck. Pereaksi Meyer

dipakai untuk identifikasi alkaloid, pereaksi Liebermann-Burchad untuk identifikasi

terpenoid dan steroid, sianoda test untuk identifikasi flavonoid dan FeCl3 untuk identifikasi

fenolik. Disamping itu juga dipakai kertas saring whatman, alumunium foil dan tisu.

Peralatan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : alat-alat gelas

yang umum dipakai pada penelitian kimia organik bahan alam, seperangkat alat desrilasi

pelarut, rotary evaporator Heidolp WB 2000, oven, pipa kapiler, plat KLT ( silika gel 60 F

254), kolom kromatografi, oven, lampu ultraviolet untuk pengungkap noda model UV GL – 58

UV 254 nm, fisher jhon melting point apparatus. Spektroskopi ultra violet UV-Vis Secomam

S 1000 PC, spektroskopi infra merah FTIR Perkin Elmer 1600 series, spektroskopi JEOL 600

MHz JNM-ECA (13C-NMR, 1H- NMR , DEPT dan NMR-2 D).

Cara Kerja

Kulit batang Tumbuhan kecapi diambil di Hutan Penelitian dan Pendidikan Biologi

Universitas Andalas. Identifikasi tumbuhan dilakukan di Herbarium Universitas Andalas

Padang (ANDA). Kulit batang tumbuhan kecapi (10 kg) terlebih dahulu dikering anginkan

dan dijaga agar tidak terkena sinar matahari secara langsung sampai beratnya konstan, setelah

kering dihaluskan hingga diperoleh serbuk kering kulit batang tumbuhan kecapi (2,9 kg) dan

siap untuk di ekstraksi.

Page 5: Kecapi.pdf

4

Serbuk kering kulit batang kecapi yang telah dikering anginkan sebanyak 2,5 kg

dimaserasi dengan 10 L heksan selama tiga hari. Hasil maserasi disaring dan maserasi

diulangi sampai 4 kali atau sampai warna coklat dari filtrat mulai memudar. Semua filtrat

digabung dan dipekatkan dengan penguap vakum (rotary evaporator) pada suhu 40oC

sehingga diperoleh ekstrak kering heksan sebanyak 38 g. Selanjutnya ampas dimaserasi

kembali dengan etil asetat selama tiga hari. Maserasi dilakukan sampai 4 kali atau warna

coklat kekuningannya mulai memudar. Semua filtrat digabung dan dipekatkan dengan

penguap vakum (rotary evaporator) pada suhu 40oC rotary evaporator sehingga diperoleh

ekstrak kering etil asetat sebanyak 102 g.

Untuk memisahkan senyawa-senyawa yang ada dalam ekstrak kental etil asetat

dilakukan dengan menggunakan kromatografi kolom gravitasi dengan menggunakan kolom

berdiameter 3,5 cm dan tinggi 60 cm. Kolom di isi dengan fasa diam silika gel 60 GF254

ukuran 40-63 µm (230-400 mesh) sebanyak 125 g, sehingga ketinggian silika mencapai lebih

kurang 35 cm. Ekstrak kering etil asetat yang akan dipisahkan sebanyak 15 g dilakukan

preadsorpsi dan dimasukkan kedalam kolom. Selanjutnya dielusi (masing-masing 200 mL)

dengan metode SGP (Step Gradient Polarity) yaitu metoda elusi dimana pelarut ditingkatkan

kepolarannya secara bertahap dalam berbagai perbandingan, menggunakan pelarut heksan,

perbandingan heksan-etil asetat, perbandingan etil asetat-metanol, sampai metanol 100 %.

Hasil kolom yang keluar ditampung dalam vial yang telah diberi nomor hingga mencapai 485

vial.

Setelah diuapkan pelarutnya pada suhu kamar diketahui bahwa pada dinding vial 57

terbentuk kristal putih kekuningan yang kemudian di cuci dengan heksan dan diperoleh

kristal putih mengkilat yang larut baik dalam etil asetat. Senyawa yang diperoleh dilakukan

uji tingkat kemurniannya dengan cara dilakukan pengelusian dengan berbagai tingkat

kepolaran eluen, dan dilakukan juga pengelusian berulang-ulang terhadap senyawa hasil

Page 6: Kecapi.pdf

5

isolasi, tetap menghasilkan noda tunggal. Selanjutnya juga dilakukan analisis titik leleh, dan

diperoleh suhu titik leleh 224-226 oC, maka senyawa ini dapat dikatan murni dengan berat 32

mg.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Isolasi serbuk kering kulit batang tumbuhan kecapi (2,5 kg) menggunakan metoda

maserasi dengan pelarut heksan pada suhu kamar selama 4 x 72 jam, kemudian ekstrak

heksan yang diperoleh dilakukan evaporasi memakai penguap vakum (rotary evaporator)

diperoleh ekstrak kering heksan sebanyak 38 g. Selanjutnya ampas direndam kembali

dengan pelarut etil asetat pada suhu kamar selama 4 x 72 jam, kemudian ekstrak etil asetat

yang diperoleh dilakukan evaporasi dan diperoleh ekstrak kering etil asetat sebanyak 102 g.

Hasil pemurnian 15 g ekstrak etil asetat dengan metoda kromatografi kolom gravitasi

dan pengelusian dilakukan secara bergradien menggunakan pelarut heksan, etil asetat dan

metanol diperoleh 485 vial/10 mL. Selanjutnya setelah vial dikeringkan, pada dinding vial

nomor 57 terbentuk kristal berwarna putih kekuningan. Kemudian vial nomor 57 dianalisis

dengan KLT dan terdapat noda tunggal. Kemudian dilanjutkan dengan pencucian dengan

heksan diperoleh kristal murni berwarna putih berbentuk jarum sebanyak 32 mg.

Sebelum dilakukan elusidasi struktur senyawa hasil isolasi dengan spektroskopi terlebih

dahulu dilakukan identifikasi dengan menggunakan pereaksi Liebermann-burchard, hasil

identifikasi terbentuk bercak warna merah, hal ini menunjukkan bahwa senyawa hasil isolasi

merupakan senyawa golongan triterpenoid. Pengukuran titik leleh senyawa hasil isolasi

adalah 224 -226 oC , dengan range titik leleh 2 oC mengindikasikan bahwa senyawa hasil

isolasi relatif murni.

Senyawa golongan triterpenoid jarang yang dianalisis dengan menggunakan

spektrofotometer UV-Vis disebabkan karena strukturnya yang tidak menyerap sinar UV-Vis

Page 7: Kecapi.pdf

6

(Kristanti dkk, 2008). Gambar spektrum ultra violet senyawa hasil isolasi menunjukkan, λmax

(log ε, nm ): 203 nm. Dari data tersebut menunjukan bahwa senyawa hasil isolasi adalah

golongan triterpenoid.

Spektrum IR memperlihatkan pita serapan yang melebar pada bilangan gelombang, υ

max : 3453 cm-1 , mengindikasikan adanya gugus hidroksil, pita serapan pada bilangan

gelombang, υ max : 2930 cm-1, merupakan serapan dari C-H alifatik, pita serapan pada

bilangan gelombang, υ max : 1691 cm-1, merupakan serapan dari C=O dari asam karboksilat

yang diperkuat dengan adanya pita serapan pada bilangan gelombang, υ max : 1114 cm-1, pita

serapan pada bilangan gelombang, υ max : 1454 cm-1 CH2 dan pita serapan pada bilangan

gelombang, υ max : 1384 cm-1 merupakan serapan dari C-H tekuk dari geminal dimetil yang

merupakan ciri khas senyawa triterpenoid yang mendukung data spektroskopi ultra violet.

Berdasarkan analisa data diatas dapat diusulkan bahwa senyawa hasil isolasi

merupakan senyawa dari golongan triterpenoid yang memiliki substituen keton dan asam

karboksilat.

Pengukuran data spektrum 13C-NMR dijumpai 30 signal. Selanjutnya diketahui

adanya substituen keton dan asam karboksilat dengan munculnya signal karbon pada

pergeseran kimia 217, 92 ppm dan 181,53 ppm serta ditemukan juga satu ikatan rangkap

yaitu muncul signal karbon pada pergeseran kimia 125,98 ppm dan 137,67 ppm, maka

berdasarkan pengujian dengan liebermann-burchard, spektroskopi ultra violet, spektroskopi

infra merah dan spektroskopi resonansi magnetik inti karbon (13C NMR), senyawa hasil

isolasi merupakan senyawa golongan triterpenoid yang memiliki 30 atom karbon, 3 atom

oksigen dari gugus fungsi keton dan asam karboksilat serta memiliki sebuah ikatan rangkap.

Dari data tersebut diatas, maka senyawa hasil isolasi yang dapat diusulkan sementara

adalah senyawa triterpenoid turunan pentasiklik dengan kerangka oleanan dan turunan

tiucallan.

Page 8: Kecapi.pdf

7

Untuk mengetahui jumlah ataom karbon primer, sekunder, tersier dan kuarterner dari

senyawa hasil isolasi maka dilakukan spektroskopi NMR karbon DEPT. Spektrum NMR

karbon DEPT dari senyawa hasil isolasi dilakukan pada frekwensi 45, 90 dan 135 MHz.

Dari spektrum DEPT pada frekwensi 135 MHz sepuluh signal muncul menghadap ke bawah,

signal ini merupakan signal dari CH2 dengan demikian senyawa ini memiliki sepuluh gugus

CH2. Kemudian dari spektrum DEPT pada frekwensi 135 MHz juga muncul sebelas signal

menghadap ke atas, signal ini merupakan signal dari CH3 dan CH. Selanjutnya percobaan

DEPT pada frekwensi 90 MHz di temukan empat signal. Dengan demikian senyawa hasil

isolasi memiliki tujuh gugus CH3 dan empat gugus CH. Karena ada sembilan signal karbon

yang tidak muncul pada DEPT 135 dan DEPT 45 MHz maka senyawa hasil isolasi memiliki

sembilan karbon kuarterner.

Berdasarkan data tersebut senyawa hasil isolasi terdiri dari 30 karbon yang

terdistribusi pada 7 gugus metil (CH3), 10 karbon metilen (CH2), 4 karbon metin (CH)

dimana salah satunya dari ikatan rangkap alken (HC=) yang muncul pada peregeseran δc

125,98 ppm dan 9 karbon kuarterner (C) dan salah satunya karbon kuarterner dari ikatan

rangkap alken yang muncul pada pergeseran δc 137,67 ppm. Selanjutnya senyawa hasil

isolasi juga memiliki gugus karbonil dari keton yang ditunjukkan dengan adanya signal pada

pergeseran kimia δc 217.92 ppm. Signal ini menunjukkan bahwa kemungkinan senyawa hasil

isolasi mempunyai gugus keton pada posisi C-3. Selanjutnya senyawa hasil isolasi juga

memiliki gugus karboksilat pada posisi tertentu, hal ini ditunjukkan adanya signal pada

pergeseran kimia δc 181.53 ppm.

Berdasarkan dari data spektroskopi UV, IR, 13C NMR dan DEPT maka senyawa hasil

isolasi yang lebih tepat untuk diusulkan sementara adalah senyawa triterpenoid pentasiklik

turunan oleanan dengan subtituen keton yang diperkirakan terletak pada atom C-3, subtituen

Page 9: Kecapi.pdf

8

asam karboksilat yang terletak pada atom C-29 dan ikatan rangkap dua pada atom karbon 12

(C-12) dan 13 (C-13). Senyawa ini dikenal dengan nama asam okso-3-oleanen-12-oat-29.

Untuk mengetahui jumlah proton dan jenis proton dari senyawa hasil isolasi

dilakukan spektroskopi proton 1H-NMR dengan menggunakan pelarut CDCl3 pada frekwensi

600 MHz. Dari Spektrum 1H-NMR senyawa triterpenoid hasil isolasi diketahui bahwa

terdapat empat puluh enam signal. Masing-masing signal terdistribusi pada kelompok proton

CH3 dan CH2 sejumlah empat puluh satu signal dan kelompok proton CH tiga signal.

Kelompok proton COOH satu signal dan kelompok proton alkena HC=C< ada satu signal.

Selanjutnya agar signal yang dianalisa lebih jelas maka dilakukan ekspansi terhadap

daerah pergeseran kimia 0,8389 – 2,5145 ppm. Dari spektrum ekspansi 1H-NMR pada daerah

pergeseran kimia 0,8389 – 2,5145 ppm, diketahui bahwa senyawa ini memiliki sekelompok

proton pada daerah δ : 0,80-1,54 ppm yang merupakan daerah pergeseran kimia dari proton

CH2 dan CH3 atau kelompok proton sheilding (terlindung) yakni proton dari hidrokarbon

jenuh (Santoni, 2009). Tujuh signal proton metil singlet (s, 3H), yang muncul pada δH 0,80;

0,84; 0,87; 1,03; 1,00; 1,05; 1,06 ppm, masing-masing untuk H-27, H-26, H-25, H-23, H-24,

H-28 dan H-30, signal tersebut mendukung data NMR karbon DEPT yang menyatakan

bahwa senyawa hasil isolasi memilki 7 karbon metil (CH3). Selanjutnya satu signal proton

HC=C< muncul pada pergeseran kimia 5,71 ppm (t, 1H), sesuai untuk signal proton H-12,

signal ini juga mendukung data karbon NMR DEPT yang menyatakan bahwa senyawa hasil

isolasi memiliki karbon CH dari alkena yang diperkirakan pada karbon 12 (C-12).

Selanjutnya senyawa ini juga memiliki sekelompok proton pada daerah δ : 1,73-2,51 ppm

yang merupakan daerah pergeseran kimia dari proton CH (Pavia et al., (2009).

Dengan demikian senyawa triterpenoid hasil isolasi memiliki satu ikatan rangkap

dua . Berdasarkan analisa 13C-NMR, DEPT dan 1H-NMR diketahui bahwa senyawa

triterpenoid hasil isolasi memiliki 30 atom karbon yang terdistribusi pada 7CH3, 10CH2, 4CH

Page 10: Kecapi.pdf

9

dan 9C kwarterner serta 46 atom hidrogen yang terdiri dari 21 proton metil, 20 proton

metilen, 4 proton metin dan 1 proton hidroksi dari asam karboksilat, maka berdasarkan data

tersebut senyawa triterpenoid hasil isolasi memiliki rumus molekul C30H46O3 yang

merupakan senyawa triterpenoid golongan oleanan dan dikenal dengan nama asam okso-3-

oleanen-12-oat-29.

Spektrum HMBC senyawa hasil isolasi dapat dilihat pada Gambar 18. Spektrum

NMR-HMBC memberikan konfirmasi letak proton terhadap karbon dengan mempelajari

korelasi yang terjadi (dua atau tiga ikatan) antara proton dengan karbon sehingga dapat

diketahui pola substitusi dari senyawa asam okso-3-oleanen-12-oat-29. Dari spektrum

HMBC diatas diketahui bahwa terjadi korelasi antara proton pada C-1, C-2, dan C-24 dengan

C-3, korelasi proton pada C-19 dengan C-29 serta korelasi proton pada C-18 dengan C-12

dan C-13. Dengan demikian diketahui bahwa substituen keton benar terletak pada C-3 dan

asam karboksilat pada C-29 serta ikatan rangkap dua pada C-12 dan C-13. Analisa spektrum

HMBC tersebut mendukung data-data spektroskopi sebelumnya dan juga mendukung usulan

bahwa senyawa hasil isolasi adalah senyawa asam okso-3-oleanen-12-oat-29.

Berdasarkan analisa spektroskopi UV,IR, 13C-NMR, 1H-NMR, DEPT, dan HMBC,

serta pengujian dengan pereaksi Liebermann-Burchad maka senyawa hasil isolasi dari ekstrak

etil asetat kulit batang tumbuhan kecapi diusulkan sebagai senyawa dari golongan

triterpenoid pentasiklik turunan oleanan dengan nama asam okso-3-oleanen-12-oat-29.

Selanjutnya berdasarkan penelusuran pustaka, senyawa yang diusulkan untuk

senyawa hasil isolasi sudah pernah ditemukan sebelumnya dari tumbuhan yang sama di

Malaysia, yaitu senyawa okso-3-oleanen-12-oat-29 yang memiliki aktivitas anti kanker

(Kaneda et al., 1992), anti karsinogenik (Ismail et al.,2003) dan anti inflamasi (Rasadah et

al., 2004). Akan tetapi untuk mengetahui lebih jelas stereokimia dari senyawa asam okso-3-

oleanen-12-oat-29 dan untuk membuktikan bahwa senyawa hasil isolasi persis sama dengan

Page 11: Kecapi.pdf

10

literatur, maka perlu dilakukan elusidasi struktur lebih lanjut dengan spektroskopi lainnya dan

kemudian dibandingkan dengan literatur.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan analisa spektroskopi UV, IR, 13C-NMR, 1H-NMR, DEPT, dan HMBC,

serta pengujian dengan pereaksi Liebermann-Burchad maka senyawa hasil isolasi dari ekstrak

etil asetat kulit batang tumbuhan kecapi diusulkan sebagai senyawa dari golongan

triterpenoid pentasiklik turunan oleanan dengan nama asam okso-3-oleanen-12-oat-29.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan senyawa metabolit sekunder

yang lain dari bagian buah, daun, batang dan akar pada tumbuhan kecapi.

Ucapan terima kasih

1. Ucapan teima kasih penulis sampaikan kepada Pemerintah Daerah Provinsi Riau atas

bantuan beasiswa yang diberikan kepada penulis selama melaksanakan studi

2. Prof. Mamoru Koketsu, PhD atas bantuannya melalui Dr. Mai Efdi dalam pengukuran

dan analisa spektroskopi di University of Gifu, Jepang

3. Saudara Jismi Mubarrak, M.Si

Page 12: Kecapi.pdf

11

DAFTAR PUSTAKA

Ahuja, S. 2003. Cromatography and Separation Science, Academic Press. USA

Aisha, A.F.A., Alrokayan, S.A., Abu-Salah, K.M., Darwis, Y. and Abdul Majid, A.M.S. 2009. In vitro Cytotoxic and Apoptotic Properties of the Stem Bark Extract of Sandoricum koetjape on Breast Cancer Cells. Int. J. Cancer Res., 5, 123-129.

Aisha, A.F.A., Sahib, H.B., Abu-Salah, K.M., Darwis, Y. and Abdul Majid, A.M.S. 2009.Cytotoxic and Anti-Angiogenic Properties of the Stem Bark Extract of Sandoricum koetjape. Int. J. Cancer Res., 5,105-114.

Breitmaier, Eberhard. 2006. Terpenes, Falvors, Fragrances, Pharmaca, Pheromoes. Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. KgaA, Germany.

Burkill, I.H. 1966. A Dictionary of the Economic Products of the Malay Penninsula. Vol. II. Ministry of Agriculture and Co-operatives, Kuala Lumpur, 1988. h.1732.

Connolly. D. Joseph and Robert. A. Hill. 2002. Triterpenoids. Nat Prod rep. 19. 494-495.

Gallo. B. C. Margareth and Miranda J. Sarachine. 2009. Biological Activities of Lupeol. International journal of Biomedical and Pharmaceutical Science.

Ismail, Intan Safinar, Hideyuki Ito, Tsumo hatano, 2004, Two Analogue of trijugin-Type Limonoid from the Leaves of Sandoricum Koetjape. Chem.Pharm.Bull.1145-1147.

Ismail, I.S., Ito, H., Hatano, T., Taniguchi, S. and Yoshida, T. 2003. Modified limonoids from the leaves of Sandoricum koetjape. Phytochemistry, 64, 1345-1349.

Kristanti, Alfinda novi, Nanik S. A., Mulyadi, T., dan Bambang, K. 2008. Buku Ajar Fitokimia. Airlangga University Press. Surabaya.

Lage, H., N. Duarte, C.Coburger, A. Hilgeroth, dan M.J.U. Ferreira. 2010. Antitumor activity of terpenoids against classical and atypical multidrug resistant cancer cells. Phytomedicine. 17. 441-448.

Mitchell, T.N., dan Costisella, B. 2007. NMR From Spectra to Structures, an Experimental Approach. 2nd edition. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. Germany.

Mohrig, R.J., N.C., Hammond, F.P., Schatz, and C.T., Morrill. 2003. Techniques in Organic Chemistry. W.H. Freeman Company.

Nassar, Zeyad.,Abdalrahim, Amin M.S. 2010. The Pharmacological Properties of terpenoid from Sandoricum Koetjape. Journal Medcentral. hal 1-11.

Page 13: Kecapi.pdf

12

Nassar, Z.D., Abdalrahim F.A. A., Zhari I. Khalid M.A.S., Salman A.A., dan Amin M.S.A.M. 2011. Antiangiogenic Properties of Koetjapic acid, a natural triterpene isolated from Sandoricum koetjape Merr. Biomed Central. Hal 1-9.

Pancaroen, Alchalle, Pipatana,Patikam. 2009. Two New Limonoids From the leaves of sandoricum Koetjape. Nautal Product Research. Vol 23 hal 10-16.

Philips. DR., Rasbery. JM., Bartel. B., matsuda SPT. 2006. Biosynthetic diversity in plant triterpene cyclization. Current Opinion in Plant Biology. 9. 305-314.

Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, cetakan pertama, 2000, Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Pavia, D.L., Lampman, G.M., Kriz, G.S., dan Vyvyan, J.R. 2007. Introduction to Spectroscopy. Sauders College. Philadelphia.

Rasadah, M.A., Khozirah, S., Aznie, A.A. and Nik, M.M. 2004. Anti-inflammatory agents from Sandoricum koetjape Merr. Phytomedicine, 11, 261-3.

Sanchez, Marianela, Marcia.M., Maria. JV., Lucia. R.F., Gaston.S., Lydia. P., dan Jorge. A.P. 2010. Cytotoxic terpenoids from Nardophyllum bryoides. Phytochemistry. 71. 1395-1399.

Santoni, Adlis. 2009. Elusidasi Stkruktur Senyawa Metabolit Sekunder Kulit Batang Surian (Toona Sinensis) Meliaceae Dan Uji Aktivitas Insektisida. Disertasi Pascasarjana Unand, Padang.

Stuart, B. 2004. Infra Red Spectroscopy, Fundamental and Aplication. Jhon Wiley & Sons. Ltd.

Suryati. 2010. Germanikol Sinamat, Suatu Triterpenoid Baru dan Triterpenoid Lainnya serta Steroid dari Daun Tabat Barito (Ficus deltoideus Jack). Disertasi Pascasarjana Unand, Padang.

Tanaka, T., Koyano, T., Kowithayakorn, T., Fujimoto, H., Okuyama, E., Hayashi, M., Komiyama, K. and Ishibashi, M. 2001. New Multiflorane-Type Triterpenoid Acids from Sandoricum indicum. Journal of Natural Products, 64, 1243-1245.

Tinggen, IN. 2000. Taru Premana (Pustaka Leluhur). Eka Cipta. Singaraja.

Wixom, R. L dan Gehrke, C. W. 2010. Cromatography A Science of discovery. Jhon Wiley & sons Inc. Pulication. Canada.

Page 14: Kecapi.pdf

LAMPIRAN

Data distribusi pergeseran kimia karbon

C Pergeseran kimia

1 35,87

2 34,08

3 217,92

4 47,16

5 49,28

6 27,57

7 19,69

8 55,81

9 54,55

10 31,16

11 34,33

12 125,98

13 137,67

14 33,02

15 23,01

Spektrum UV senyawa hasil isolasi

Data distribusi pergeseran kimia karbon 13C-NMR senyawa hasil isolasi

Jenis C Pergeseran kimia

CH2 16 36,54

CH2 17 36,78

C=O 18 46,29

C 19 44,11

CH 20 39,90

CH2 21 22,29

CH2 22 39,03

C 23 27,05

CH 24 21,47

C 25 18,05

CH2 26 16,34

HC= 27 23,59

C 28 28,30

C 29 181,53

CH2 30 33,67

senyawa hasil isolasi Spektrum FTIR senyawa hasil isolasi

13

Jenis

CH2

C

CH

CH2

C

CH2

CH2

CH3

CH3

CH3

CH3

CH3

CH3

-COOH

CH3

Spektrum FTIR senyawa hasil isolasi

Page 15: Kecapi.pdf

Spektrum 13C-NMR

Spektrum 1H-NMR

NMR Spektrum DEPT

NMR Ekspansi spektrum

14

Spektrum DEPT

Ekspansi spektrum 1H-NMR

Page 16: Kecapi.pdf

O

2

Spektrum HMBC

1

2

34 5

6

7

89

10

11

1213

14

15

16

17

18

19 20 21

22

2324

25 26

27

28

29 30

OH

O

Struktur senyawa hasil isolasi

15