KEPERAWATAN KELUARGA
-
Upload
tri-tahayu-adhaningrum -
Category
Documents
-
view
73 -
download
0
description
Transcript of KEPERAWATAN KELUARGA
BAB II
TINJAUAN KASUS
Kasus :
Tn.R dan Ny.A masing masing berusia 26 tahun dan 24 tahun,memiliki seorang putri
bernama An.D berusia 5 tahun dan seorang putra bernama An.T berusia 4 bulan.tipe keluarga
Tn.R adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah,ibu dan 2 oarng anak.pada saat pengkajian
secara umum kondisi anggota keluarga dalam keadaan sehat.
Pada usia memasuki 4 bulan,An.D pernah memiliki riwayat penyakit diare, kmudian
DBD sehingga harus dirawat inap d puskesmas selama 12 hari.pada saat An.D berusia 2,5
tahun ,anak kembali dirawat di puskesmas selama 23 hari,tetapi karena tidak sembuh sembuh
sehingga orang tua membawa ke dokter praktek dan dokter mendiagnosis anak mengalami
radang yang menyebabkan anak panas.setelah usia 4 tahun,hingga sekarang(5 tahun),klien
tidak pernah kambuh lagi,namun demikian orang tua tetap khawatir kondisi anaknya
memburuk lagi.
Riwayat imunisasi An.D lengkap.pada saat ini An.D bersekolah di TK 0 kecil.orang
tua mengatakan klien sangat hiperaktif layaknya anak seusianya,suka bermain sepeda
meskipun kadang dilarang oleh ibunya.orang tua juga mengatakan An.D malas makan
dikarenakan sering mengkonsumsi jajanan.
1) Pengkajian
A. Data umum
1. Nama KK : Tn.R
2. Umur : 26 tahun
3. Alamat : buton
4. Pekerjaan KK : supir
5. Pendidikan : SMA
6. Komposisi keluarga
a) Istri
1) Nama : Ny. A
2) Umur : 24 tahun
3) Pendidikan : SMA
4) Pekerjaan : Wiraswasta
b) Anak
No Nama Jenis
Kelamin
Hubungan
dgn KK
Umur Pe
ndi
dik
an
Status imunisasi Ket
BCG Polio DPT Hepatitis Campak
1.
2.
An.D
An.
T
Pr
Lk
Anak
kandung
Anak
kandung
5 thn
4 bln
TK
0
kec
il
-
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
-
Saat
ini/saat
pengkajian
anak
dalam
keadaan
sehat
Saat
ini/saat
pengkajian
anak
dalam
keadaan
sehat
7. Genogram
keterangan:
: Laki-laki X : Meniggal : Garis keturunan
: Perempuan : klien : Garis perkawinan
: tinggal serumah
Tn.A adalah anak ke 8 dari 8 bersaudara dan ny.A adalah anak pertama dari 2
bersaudara.mereka mempunyai 2 orang anak yaitu An.D yang sekarang berusia 5 tahun Dan
An.T yang masih berusia 4 bulan.
8. Tipe keluarga : Tradisional Nuclear, yaitu terdiri dari bapak, ibu, dan anak (2 orang),
keluarga termasuk dalam keluarga sejahtera tahap 2.
9. Suku/Bangsa : Tn. R dan Ny. A sama-sama berasal dari suku buton. Mereka bisa menerima
kebiaasaan mereka satu sama lain dan mempunyai kebiasaan yang hampir sama jadi tidak ada
kesulitan-kesulitan yang mereka rasakan terhadap perbedaan.
10. Agama : Agama yang dianut oleh keluarga Tn. R adalah agama Islam. Keluarga Tn. B biasa
melakkan shalat 5 waktu di rumah .Agama adalah sumber kekuatan keluarga.
11. Status Sosial Ekonomi
a. Penghasilan Keluarga
penghasilan keluarga ± Rp.1.000.000,- perbulan yang didapat dari hasil menyupir oleh Tn.R
dan usaha dagang oleh Ny. A.
b. Pemanfaatan Dana Keluarga
Penghasilan keluarga selain untuk membiayai hidup sehari-hari juga untuk membantu
membiayai kuliah adik sang istri.
c. Sosial keluarga
Dengan penghasilan yang didapat,kebutuhan keluarga terpenuhi.
12. Aktifitas rekreasi keluarga
Keluarga menjadikan hari minggu sebagai hari santai dan berekreasi ke pantai.
A. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga yaitu keluarga dengan anak prasekolah karena usia anak tertua
pada keluarga Tn. A adalah 5 tahun.
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
3. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah Keluarga dengan anak sekolah,
Keluarga dengan anak remaja, Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan), Keluarga usia
pertengahan, Keluarga usia lanjut karena keluarga elum melewati tahapan-tahapan tersebut.
4. Riwayat Keluarga inti
Dalam keluarga, tidak ada riwayat penyakit menular, menahun dan menurun. Riwayat
kesehatan masing – masing anggota keluarga adalah sebagai berikut:
a) Kepala keluarga
Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan untuk dirawat inap di rumah sakit.
b) Istri
Orang tua ( ibu ) mempunyai riwayat penyakit malaria, tetapi tidak pernah dirawat di rumah
sakit, hanya berobat di puskesmas.
c) Anak D (anak ke I)
Klien pernah mempunyai riwayat penyakit DBD kemudian diare pada saat usia mulai
memasuki 4 bulan dikarenakan berhenti minum ASI dan disambung minum susu formula
hingga harus dirawat inap di puskesmas selama 12 hari.
Pada usia 2,5 anak pernah kambuh kembali dan dirawat di puskesmas, tetapi karena anak
tidak sembuh – sembuh sehingga orang tua cemas dan membawa ke dokter praktek dan
dokter mendiagnosis anak mengalami radang yang menyebabkan anak panas. Setelah usia 4
tahun hingga sekarang ( 5 tahun ) klien tidak pernah kambuh lagi penyakit tersebut.
d) Anak T (anak ke 2)
Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk berobat dan rawat inap di Rumah
Sakit.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Tn. R mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan . Saat dikaji Tn.R dalam keadaan
sehat.Begitupun dengan Ny.A saat didata dalam keadaan sehat.
An.D saat dilakukan pengkajian dalam keadaan sehat, namun pernah memiliki riwayat
dirawat di puskesmas dengan diagnose diare dikarenakan Ny.A mengganti ASI dengan susu
formula dan demam berdarah.Keluarga mengatakan anak mendapat perawatan di puskesmas
kurang lebih 23 hari.anak sering kambuh dengan penyakit tersebut sampai anak berumur 3
tahun.
6. Kebiasaan diet
Pola makan keluarga Tn. R sehari-harinya 2 kali sehari dengan komposisi makanan nasi,
tahu/ tempe, kadang–kadang dengan sayur. Keluarga Tn. R jarang makan ikan sebab harga
ikan cukup mahal baginya. An. D malas makan dikarenakan lebih senang bermain sehingga
lupa untu makan dan lebih memilih jajan.
7. Kebiasaan istirahat tidur
Anggota Keluarga
Waktu Tidur
Siang Malam
Tn R
Ny. A
An. D
An. T
-
-
-
11.00-13.00
22.00-05.00
22.00-05.00
21.00-06.30
20.00-05.30
B. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Luas rumah yang ditempati ±24 meter/kubik (lebar , panjang ) terdiri dari ruang tamu, ruang
tengah, ruang keluarga, 4 kamar tidur,dapur, kamar mandi dan WC. Tipe bangunan adalah
permanen. Keadaan lantai terbuat dari plaster, penerangan/cahaya cukup, sinar matahari
masuk melalui jendela dan ventilasi. Sumber air minum yang digunakan dari sumur. Air yang
digunakan untuk air minum juga dari sumur. WC-nya tidak memiliki septik tank (WC
cemplung). Status rumah adalah milik pribadi. Ventilasi rumah cukup, atap rumah terbuat
dari seng. Penerangan pada malam hari menggunakan listrik, cara memasak makanan dan air
minum menggunakan kompor. Tempat pembuangan sampah dipekarangan rumah kemudian
dibakar. Keadaan halaman rumah banyak ditumbuhi rumput .
denah :
Keterangan Denah :
1. Ruang tamu
2. Ruang tengah
3. Kamar 1
4. Kamar 2
5. Ruang keluarga
6. Kamar 3
7. Ruang makan
8. Kamar 4 ( ruang shalat keluarga )
9. Dapur
10. Kamar mandi
11. WC
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Jarak rumah dengan tetangga berdekatan. Hubungan keluarga Tn. R dengan tetangga sangat
baik. Selain itu Ny. N juga aktif dalam kegiatan arisan dengan tetangga. Sebagian besar
komunitas RW adalah warga pendatang yang umumnya berprofesi sebagai pegawai negeri
atau swasta. Sedangkan sarana transportasi yang digunakan oleh warga adalah angkot, ojek,
motor dan mobil pribadi.
3. Mobilitas geografis Keluarga
Keluarga ini tidak pernah berpindah tempat tinggal sejak menikah.Tn.R bekerja dari pagi
sampai jam 16.00 wit sebagai supir.Sedangkan Ny.A membantu suaminya berjualan.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga ini rajin melakukan ibadah sholat, ibu sering mengikuti pengajian. Anaknya juga
rajin mengaji.
5. Sistem pendukung keluarga
Saudara dan khususnya orang tua merupakan pendukung dalam pembentukan keluarga dan
dalam pemecahan masalah.
C. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga mengatakan komunikasi dilakukan secara diskusi untuk menyelesaikan masalah
anaknya.Namun terkadang Ny.A menegur dengan keras apabila anaknya tidak mau sekolah
dan bermain sepeda dijalan.
Bahasa yang digunakan orang tua dalam berkomunikasi kepada anak memakai bahasa
Indonesia.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Tn.R bertanggung jawab berperan sebagai kepala keluarga yang harus bertanggung jawab
terhadap keluarga.Ny.A berperan sebagai ibu rumah tangga yang juga mengurus anak-
anaknya.
3. Struktur Peran ( formal/informal)
a) Tn. R
1) Formal
Menjadi kepala keluarga, suami, ayah dan menantu.
2) Informal
Sebagai anggota masyarakat, mencari nafkah dengan pekerjaan menjadi supir mobil.
b) Ny. A
1) Formal
Sebagai ibu rumah tangga, istri, dan anak.
2) Informal
Masih aktif menjadi anggota masyarakat, sering mengikuti acara pengajian ibu – ibu di
lingkungan tempat tinggal.
c) An. D
1) Formal
Sebagai anak, kakak, dan cucu
2) Informal
Sebagai siswa TK, murid dalam mengaji.
d) An. T
1) Formal
Sebagai anak, adik, dan cucu.
2) Informal
Belum ada.
4. Nilai dan Norma Keluarga
Nilai dan norma yang berlaku di keluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang di anut dan
norma yang berlaku dilingkungannya.
D. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Tn.R dan Ny.A selalu memberikan teguran apabila anaknya melakukan kesalahan.
2. Fungsi sosial
Keluarga selalu mengajarkan pada anak cara menghargai orang yang lebih tua dari dia,seperti
cara memanggil kakak, paman, bibi, tante, dan teman sebayanya. Baik di lingkungan tempat
tinggal maupun di sekolah.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Orang tua / keluarga selalu membawa anak ke pelayanan kesehatan atau puskesmas, jika anak
mengalami panas tinggi, karena menurut orang tua anak mempunyai riwayat demam
berdarah.
4. Fungsi reproduksi
Keluarga sudah memiliki 2 orang anak. Anak pertama perempuan berusia 5 tahun, sedangkan
anak kedua laki-laki berusia 4 bulan. Ny.A mengatakan menggunakan KB,yang awalnya
menggunakan KB jenis pil namun karena tidak cocok diganti dengan KB jenis implant
sampai saat ini.
5. Fungsi ekonomi
Menurut pengakuan keluarga, penghasilan saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan
keluarga. Bahkan dapat sedikit membantu kebutuhan kuliah adiknya. Tetapi keluarga juga
belajar menghemat keuangan karena mempunyai keinginan untuk bisa memasukkan anaknya
les privat.
E. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
a) Jangka pendek
Orang tua selalu waspada setiap saat untuk mencegah agar anaknya tidak mengalami
kekambuhan penyakitnya seperti yang pernah dialami sebelumnya.
b) Jangka panjang
Keluarga ingin memasukkan anaknya ke les privat bahasa inggris, tetapi keluarga masih
mengumpulkan biaya.
2. Kemampuan berespon terhadap situasi/stressor
Keluarga selalu berantisipasi khususnya pada kesehatan anaknya, karena takut penyakit yang
pernah diderita anaknya masa lalu dapat kambuh kembali.
3. Strategi koping yang digunakan
Jika anaknya sakit, orang tua selalu membawa anaknya ke puskesmas. Dan jika ada masalah
dalam keluarga suami dan istri selalu mendiskusikan masalah tanpa melibatkan anak-anak.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Ny. A sering menegur dan melarang anaknya karena anaknya selalu ingin bermain sepeda di
jalan raya.
F. Pemeriksaan Fisik
1 Vital sign
a) Tn. R
TD : 120/70
ND : 86x/m
RR : 20x/m
S : 37,1
b) Ny. A
TD :100/60
ND :72x/m
RR :20x/m
S :37,0
c) An. D
ND : 94x/m
S : 36,5
RR : 22x/m
d) An. T
ND : 96x/m
S : 36,5
RR : 24x/m
2 Head to toe
a) Tn.R (kepala keluarga)
1) Kepala
Rambut dan kulit kepala
Inspeksi:rambut ikal,kulit bersih
Mata
Inspeksi:kudua mata simetris,konjungtiva tidak pucat,sclera tidak icterik.
Palpasi:tidak ada nyeri tekan,tekanan bola mata tidak tinggi.
Hidung
Inspeksi:hidung simetris,tidak ada secret,tidak ada korpal,tidak ada pembesaran polip.
Palpasi:tidak ada nyeri tekan
Mulut dan faring
Inspeksi:tidak ada stomatis,tidak ada karies gigi,tidak ada gigi palsu,tidak ada faringitis,lidah
tidak kotor.
Palpasi:lidah teraba lunak,tidak ada nyeri tekan.
Telinga
Inspeksi:kedua telinga simetris,tidak ada korpal.
Palpasi:tidak ada nyeri tekan.
2) Leher
Inspeksi:tidak ada sikatrik,tidak ada nodul
Palpasi:tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
3) Dada
Inspeksi:bentuk normochest,tidak ada nodul tidak ada sikatrik.
Palpasi:tidak ada nyeri tekan,tidak ada fraktur pada tulang iga
Perkusi:terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung.
Auskultasi:terdengar vesikuler
4) Abdomen
Inspeksi tidak ada nodul,tidak acites.
Auskultasi:suara peristaltic terdengar
Perkusi:terdengar timpani pada usus,dan redup pada hati dan ginjal.
Palpasi:tidak ada nyeri tekan,tidak ada pembesaran hati dan limpa.
5) Ekstermitas
Inspeksi:anggota gerak lengkap,tidak ada luka,bekas jahitan,tidak ada kelainan pada jari
tangan dan kaki.
Palpasi:tidak ada nyeri tekan,tidak ada fraktur.
b) Ny A
1) Kepala
Rambut dan kulit kepala
Inspeksi:Rambut lurus,tidak ada uban,kulit bersih.
Mata
Inspeksi:kedua mata simetris,konjungtiva tidak pucat,sclera tidak icterik.
Palpasi:tidak ada nyeri tekan,tekanan bola mata tidak tinggi.
- Hidung
Inspeksi : hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada korpal, tidak ada pembesaran polip.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
- Mulut dan Faring
Inspeksi : tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi palsu, tidak ada faringitis,
lidah tidak kotor.
Palpasi : lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.
- Telinga
Inspeksi : kedua telinga simetris, tidak ada korpal.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
2) Leher
Inspeksi : tidak ada sikartrik, tidak ada nodul.
Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
3) Dada
Inspeksi : bentuk normochest, tidak ada nodul,tidak ada sikatrik.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga.
Perkusi : terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung.
Auskultasi : terdengar vesikuler.
4) Abdomen
Inspeksi : tidak ada nodul, tidak acites.
Auskultasi : suara peristaltic terdengar 25x/menit
Perkusi : terdengar tympani pada usus, dan redup pada hati dan ginjal.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan ginjal.
5) Ekstremitas
Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada kelainan pada jari
tangan dan kaki.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur.
c) An. D
1) Kepala
- Rambut dan Kulit kepala
Inspeksi : rambut lurus, kulit bersih.
- Mata
Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak tinggi.
- Hidung
Inspeksi : hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada pembesaran polip.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
- Mulut dan Faring
Inspeksi : tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi palsu, tidak ada faringitis,
lidah tidak kotor.
Palpasi : lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.
- Telinga
Inspeksi : kedua telinga simetris, tidak ada korpal.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
2) Leher
Inspeksi : tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.
Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
3) Dada
Inspeksi : bentuk normochest, tidak ad nodul, tidak sikatrik.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga.
Perkusi : terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung
Auskultasi : terdengar vesikuler.
4) Abdomen
Inspeksi : tidak ada nodul, tidak acites.
Auskultasi : suara peristaltic terdengar 25x/menit
Perkusi : terdengar tympani pada usus, dan redup pada hati dan ginjal.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan ginjal.
Genetalia
Tidak ada keluhan.
5) Ekstremitas
Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada kelainan pada jari
tangan dan kaki.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur.
Berat badan klien 16 kg dan tinggi badan 110 cm.
d) An. T
1) Kepala
- Rambut dan Kulit kepala
Inspeksi : rambut lurus, kulit bersih.
- Mata
Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik.
- Hidung
Inspeksi : hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada korpal, tidak ada pembesaran polip.
- Mulut dan Faring
Inspeksi : tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi palsu, tidak ada faringitis,
lidah tidak kotor.
- Telinga
Inspeksi : kedua telinga simetris, tidak ada korpal.
2) Leher
Inspeksi : tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.
Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
3) Dada
Inspeksi : bentuk normochest, tidak ada nodul.
4) Abdomen
Inspeksi : tidak ada nodul, tidak acites.
Auskultasi : suara peristaltic terdengar 5x/menit
Perkusi : terdengar tympani pada usus, dan redup pada hati dan ginjal.
5) Ekstremitas
Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada kelainan pada jari
tangan dan kaki.
G. Harapan Keluarga
1. Persepsi Terhadap Masalah
Keluarga memandang masalah sebagai sesuatu yang wajar dalam sebuah rumah tangga,
namun dalam kesehatan anak, keluarga sangat memperhatikan hal tersebut.
Keluarga mengerti perubahan kesehatan anak misalnya anak panas tinggi karena menurut
keluarga anak pernah menderita sakit DBD. Jadi keluarga selalu waspada.
2. Harapan Terhadap Masalah
Tn. R dan Ny. A menginginkan agar kesehatan anaknya tetap terjaga dan sehingga anaknya
tidak kambuh dengan penyakit yang pernah diderita, dan anaknya dapat tumbuh kembang
dengan yang diharapkan.
H. Pengkajian Fokus
1 Stimulasi yang diberikan oleh keluarga terhadap anak
Ny.A memberikan stimulus pada An.D dengan memperingatkan waktu sesuai jam dan
kegiatan yang telah diberikan agar bisa dibiasakan dalam kebiasaan sehari-hari. Orang tua
memberikan gambar-gambar, angka dan huruf – huruf yang ditempel di dinding untuk belajar
anak, serta di belikan sepeda, anak sudah dapat mengendarainya.
2 Sudahkan anak mengikuti Play Group
An.D tidak mengikuti play group dan langsung dimasukkan di taman kanak-kanak (TK).
Karena orang tua beralasan tempat play group jaraknya jauh dari tempat tinggal, sedangkan
orang tua harus bekerja.
3 waktu dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak
Ny. A selalu memiliki waktu dengan anaknya/selalu bersama dengan anaknya, kecuali Tn R
hanya memiliki waktu setelah pulang dari kerja jam 16.00 hingga pagi sampai anaknya
berangkat ke sekolah.
4 orang yang setiap hari bersama anak
Yang setiap hari mendampingi anak yaitu orang tua dan tidak pernah menitipkan anak pada
orang lain ataupun memiliki pengasuh selain orang tua.
5 Kemampuan yang telah dimiliki anak saat ini
a) Personal / sosial
1) Anak sering meniru meniru gaya seperti ibunya seperti berdandan,
2) Sering ikut – ikut ibunya saat mencuci piring atau baju,
3) Selalu mengikuti perintah yang diberikan oleh ayah dan ibunya,
4) Mudah akrab dengan semua orang, baik yang sudah dikenal maupun yang baru dikenalnya.
b) Motorik
1) Motorik kasar
(a) Anak sudah dapat mengendarai sepeda roda dua
(b) Dapat melompati benda yang agak tinggi
(c) Anak dapat melempar bola
2) Motorik halus
(a) Anak bisa menggambar bentuk orang,
(b) Dapat memakai baju dan celana sendiri
(c) Anak dapat menulis angka 1-10
(d) Anak dapat mengenal dan menghafal abjad
c) Bahasa dan Kognitif
1) Ketrampilan bahasa sudah bagus
2) Sering bertanya pada ibunya khususnya saat melihat ibu sedang memasak,
3) Anak lebih sering berteriak jika dia tidak bisa melakukan sesuatu,
4) Anak sudah bisa mengenal warna,
d) Ketakutan
Anak trauma atau menangis jika melihat orang jatuh atau kecelakaan, karena anak pernah
mengalami hal tersebut.
6 harapan keluarga saat ini
Orang tua menginginkan anaknya bisa masuk ke les privat bahasa inggris, tetapi keluarga
masih mengumpulkan biaya.
7 pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
Keluarga menginginkan jumlah anaknya cukup dua, dalam pembagian tugas keluarga antara
ayah dan ibu saling bekerja sama saat salah satu membutuhkan untuk menjaga anaknya.
I. Analisa Data
Simptom Masalah Penyebab
DS: Pasien (orang tua)
mengatakan mencemaskan
kekambuhan penyakit
anaknya.
Jika anak panas tinggi, ibu
kecemasan
orang tua
(keluarga)
Ketidakmampuan
keluarga memberi
perawatan pada
perubahan yang
akan terjadi pada
status kesehatan
mengatakan langsung
membawa anaknya ke
puskesmas.
DO :
Pasien (orang tua)
nampak berantusias dalam
menanggapi keadaan
kesehatan anaknya.
anaknya
DS :
Ny. A mengatakan kalau
An. D nafsu makannya
kadang menjadi berkurang
Ny. A mengatakan An. D
suka jajan makanan ringan
Ny. A mengatakan nutrisi
adalah makanan yang kita
makan sehari-hari
Resiko
terjadinya
gangguan
kebutuhan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh pada An.
D
ketidakmampuan
keluarga mengenal
masalah nutrisi
yang dibutuhkan
pada anak
prasekolah
DO
An.D Tampak malas
makan
DS Ny A mengatakan
anaknya suka bermain
sepeda
Ny A mengatakan anak
susah dilarang jika ingin
bersepeda di jalanan
Ny A mengatakan anak
suka mengikuti ibu saat
memasak, dan anak suka
menggunakan alat dapur
DO
An D sudah dapat
mengendarai sepeda sendiri
Tempat kerja Ny A dekat
dengan jalan raya
Tidak terdapat pembatas
atau pagar di depan rumah
Resiko cedera
fisik pada anak
Ketidakmampuan
keluarga
memodifikasi
lingkungan yang
aman untuk anak
prasekolah
J. Skoring
1. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kitidakmampuan keluarga memberi perawatan
pada perubahan yang akan terjadi pada status kesehatan anaknya
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran1. Sifat masalah
Skala:
Krisis
2/3 x 1 = 2/3 2/3 Keluarga
mencemaskan tentang
kekambuhan penyakit
anak namun tidak
menjadi masalah
keluarga
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah
Skala :
Mudah
2/2 x 2 = 2 2 Kecemasan klien
dapat menghilang jika
tidak terlalu
memfokuskan
masalah, keluarga
akan membawa
anaknya ke puskesmas
jika terjadi perubahan
kesehatan pada
anaknya(panas tinggi)
3. Potensial masalah
dapat dicegah
Skala :
Cukup
2/3 x 1= 2/3 2/3 Masalah yang dialami
dapat dicegah atau
diatasi oleh klien, dan
keluarga Nampak
antusias dalam
menanggapi kesehatan
anaknya.
4. Menonjolnya masalah
Skala :
Masalah ada tetapi
tidak perlu ditangani
1/2 x 1 = 1/2 1/2 Kebiasaan dalam
mengatasi masalah,
menyebabkan masalah
tidak dianggap serius.
Keluarga
2. Resiko terjadinya gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. D
b/d ketidakmampuan keluarga mengenali masalah nutrisi yang dibutuhkan pada anak
prasekolah.
No. Perhitungan Kriteria Skor Pembenaran1. Sifat Masalah
Skala : Ancaman kesehatan
2/3 x 1 = 2/3 2/3 Sifat masalah
merupakan ancaman
karena kadang nafsu
makan An. D menjadi
berkurang dan jika itu
tidak ditanggulangi
akan menjadi aktual
dan dapat
menyebabkan
penurunan pada status
kesehatannya yaitu
gangguan nutrisi.
2. Kemungkinan Skala Dapat DiubahSkala :Sebagian
1/2 x 2 = 1 1 Masalah sebagian
dapat diubah karena
Ny. A dapat
memberikan
makanan-makanan
lain kepada An. D
3. Potensial Masalah Untuk DicegahSkala :Cukup
2/3 x 1 = 2/3 2/3 Potensial masalah
untuk dicegah cukup
karena dapat
dilakukan dengan
mengajarkan cara
pengolahan makanan
yang menarik untuk
An. Z dengan
penurunan
pemasukan nutrisi.
4. Menonjolnya Masalah Skala :Ada masalah tapi tidak perlu ditangani
1/2 x 1 = 1/2 1/2 Keluarga menyadari
ada masalah tapi tidak
perlu ditangani
dengan segera.
∑ = 2 5/6
3. Resiko cedera fisik pada anak D b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
yang aman untuk anak prasekolah
No Perhitungan Kriteria skor Pembenaran
1 Sifat masalah
Skala:
Ancaman kesehatan
2/3 x 1 = 2/3 2/3 Bahaya fisik mungkin
dapat terjadi, Ny V
mengatakan anak
susah dilarang jika
ingin bersepeda di
jalanan
2 Kemungkinan masalah
dapat diubah
Skala:
Sebagian
½ x 2 = 1 1 Ny A menegur dan
memberikan contoh
pada anak
3 Potensial masalah 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Pemberian
dapat dicegah
Skala:
Cukup
lingkungan dan
tempat bermain yang
aman untuk anak
4 Mononjolnya masalah
Skala:
Masalah harus segera
ditangani
2/2 x 1 = 1 1 An D sering
mengendarai sepeda
di jalan dan bermain
alat-alat dapur, oramg
tua sulit untuk
memberitahu
∑= 3
1/3
K. Prioritas Masalah
1. Kecemasan orang tua anak D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberi
perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada status kesehatan anaknya.
2. Resiko cedera fisik pada anak D b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
yang aman untuk anak prasekolah.
3. Resiko terjadinya gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada anak D b/d
ketidakmampuan keluarga mengenali masalah nutrisi yang dibutuhkan pada anak prasekolah
L. Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga
No.
Tgl DiagnosaKeperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1. 01-12-2011 Kecemasan
orang tua anak
D berhubungan
dengan
ketidakmampua
n keluarga
memberikan
perawatan pada
perubahan yang
akan terjadi pada
status kesehatan
anaknya.
Tujuan umum:
Setelah dilakukan
pengkajian
kecemasan
keluarga dapat
berkurang
Tujuan khusus:
a. Keluarga mampu
mengenali
masalah
b. Keluarga mampu
memutuskan
tindakan yang
tepat untuk
mengatasi
kecemasan.
1. Anjurkan
keluarga untuk
mengungkapkan
kecemasannya
2. Anjurkan
keluarga untuk
tetap
mempertahankan
mekanisme
koping keluarga
dalam
menghadapi
masalah
3. Anjurkan
keluarga untuk
mengurangi
1. Dengan
pengungkapan
apa yang
dirasakan
kepada perawat,
dapat
mengurangi
beban yang
dirasakan.
2. Mekanisme
koping keluarga
yang adekuat
dapat mencegah
trauma yang
berlebih
3. Dengan cara
mencegah dan
tidak selalu
memikirkan
2.01-12-11
Resiko cedera
fisik pada anak
D b/d
ketidakmampua
n keluarga
memodifikasi
Keluarga dapat
mengetahui
berbagai resiko
yang
berhubungan
dengan anak
stresor yang
menyebabkan
kecemasan
4. Anjurkan
keluarga untuk
meminta bantuan
dari tenaga
kesehatan dalam
upaya
mengurangi
masalah
kesehatan
1. Anjurkan orang
tua atau keluarga
untuk selalu
mengawasi
kegiatan anak
khususnya
bermain yang
dapat
membahayakan
fisik.
2. Anjurkan
masalah
4. Pelayanan
kesehatan
merupakan
salah satubentuk
sumber daya
yang ada di
masyarakat
1. Mengantisipasi
agar anak
terhindar dari
cedera fisik.
2. Anak lebih
lingkungan yang
aman untuk anak
prasekolah
prasekolah keluarga untuk
memberikan
tempat tersendiri
untuk bermain
anak.
3. Anjurkan
keluarga
menjauhkan atau
menyimpan
peralatan yang
dapat
membahayakan
anak
4. Anjurkan
keluarga
membuat
pembatas atau
pagar depan
rumah agar anak
lebih leluasa
dalam bermain.
1. Anjurkan
keluarga
mudah diawasi.
3. Meminimalisir
cedera pada
anak.
4. Anak tidak
keluar dari
halaman rumah
3.01-12-11
Resiko
terjadinya
gangguan nutrisi
dan kebutuhan
tubuh pada anak
D b/d
ketidakmampua
n keluarga
mengenali
masalah nutrisi
yang dibutuhkan
anak
Kebutuhan nutrisi
anak terpenuhi
dengan kriteria
khususnya terjadi
peningkatan berat
badan
menyediakan
makanan yang
menarik namun
memiliki
kandungan gizi
yang baik pada
anak.
2. Berikan
lingkungan yang
nyaman dan
menarik pada saat
anak makan.
3. Anjurkan untuk
perhatikan waktu
makan anak
4. Anjurkan
keluarga agar
anak mencoba
makanan yang
baru dan masih
memenuhi gizi
seimbang
1. Makanan tidak
merupakan
focus anak
melainkan
bermain.
2. Agar anak lebih
meningkat nafsu
makannya dan
tidak terfokus
pada bermain.
3. Biasanya anak
lebih asyik
bermain hingga
lupa makan.
4. Anak cenderung
bosan dengan
makanan yang
biasa ia makan.