KEPERAWATAN KELUARGA.docx

download KEPERAWATAN KELUARGA.docx

of 11

Transcript of KEPERAWATAN KELUARGA.docx

KEPERAWATAN KELUARGA

A. DEFINISI KELUARGABurges (1963)Burges memberikan pandangan tentang definisi keluarga yang berorientasi kepada tradisi, yaitu (Setiawati,2008 : 13) :1. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan Perkawinan, darah, dan ikatan adopsi.2. Anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.3. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalm peran-peran sosial keluarga seperti halnya peran sebagai suami istri, ayah dan ibu, peran sebagai anak laki-laki anak perempuan.4. Keluarga bersama-sama menggunakan kultur yang sama yaitu : kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

Sub Dit Kes. Mas Dep. Kes RI (1983)Keluarga merupakan satu kelompok atau sekumpulan manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan unit masyarakat yang terkecil dan biasanya tidak selalu ada hubungan darah, ikatan Perkawinan, atau ikatan lain. Mereka hidup bersama dalam satu rumah, dibawah asuhan seorang kepala keluarga dan makan dari satu periuk (Setiawati, 2008 : 13). Whall (1986)Keluarga sebagai kelompok yang terdiri atas dua atau lebih individu yang dicirikan oleh istilah khusus, yang mungkin saja memiliki atau tidak memiliki hubungan darah atau hukum yang mencirikan orang tersebut ke dalam satu keluarga (Setiawati, 2008 : 13).

Dep. Kes RI (1988)Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiawati, 2008 : 13)

Silvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1989)Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan Perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain di dalam peranannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (Setiawati, 2008 : 14)

Friedman (1988)Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang terikat dalam Perkawinan, ada hubungan darah, atau adopsi dan tinggal dalam satu rumah (Setiawati, 2008 : 14)

Stuart (ICN, 2001)Lima hal penting yang ada pada definisi keluarga (Setiawati, 2008 : 14) :1. Keluarga adalah suatu sistem atau unit.2. Komitmen dan keterikatan antar anggota keluarga yang meliputi kewajiban di masa yang akan datang.3. Fungsi keluarga dalam pemberian perawatan meliputi perlindungan, pemberian nutrisi, dan sosialisasi untuk seluruh anggota keluarga.4. Anggota-anggota keluarga mungkin memiliki hubungan dan tinggal bersama atau mungkin juga tidak ada hubungan dan tinggal terpisah.5. Keluarga mungkin memiliki anak atau mungkin juga tidak.

Menurut UU no. 10 tahun 1992 Keluarga adalah : unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya

B. BATASAN KELUARGABatasan keluarga adalah suatu batasan yang membentuk sebuah keluarga, baik dari jumlah individu, hubungan anggota keluarga, dan komunikasi tiap individu. Menurut Sub. Dit Perawatan Kesehatan Masyarakat Dep. Kes. RI suatu kelompok atau kumpulan individu yang hidup bersama sebagai suatu kesatuan atau unit masyarakat yang terkeci dan biasanya, tetapi tidak selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan ikatan lain, mereka hidup bersama dalam satu rumah, biasanya di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga dan makan dari satu periuk. Departemen Kesehatan RI Unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Dari pengertian dan batasan keluarga dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain, anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial: suami, istri, anak, kakak dan adil, dan mempunyai tujuan.

Keperawatan keluarga menjadi bidang keahlian khusus yang mengabadikan berbagai bidang keahlian keperawatan lainnya. Meskipun sebagian keahlian yang berbeda, namun keperawatan keluarga ini masih tergolong bayi (Hanson, 1987) ada bukti kuat bahwa keperawatan keluarga merupakan sebuah bidang keahlian khusus yang sedang bertumbuh, bersifat dinamis dan mendapat perhatian dalam praktik, pendidikan dan penelitian.ketika edisi pertama buku ini ditulis pada tahun 1979 hingga 1980, belum ada definisi keperawatan keluarga (Ford, 1989; Soholdan Robischon, 1975) ;keperawatan komunitas yang berfokus pada keluarga (Reinhardt dan Quinn, 1973); keperawatan yang berfokus pada keluarga (Janosik dan Miller, 1980); dan perawatan kesehatan keluarga (Hamovich dan Barnard, 1979) namun gagasan tentang sebuah keahlian khusus dalam bidang keperawatan keluarga belum ada. Sekarang naskah dan artikel dalam bidang keperawatan keluarga makin banyak. Namun, belum terdapat kesempatan terhadap apa yang menjadi cakupan bidang keperawatan keluarga sesungguhnya dan bagaimana keperawatan keluarga berbeda dari keperawatan kesehatan komunitas (Friedman, 1986) dan terapi keluarga (Gilliss et al,1989). Sebuah tinjauan pustaka tentang keperawatan mengungkapkan dengan jelas dalam definisi tentang keperawatan keluarga itu sendiri terdapat tiga tingkat praktik keperawatan keluarga atau foci. Tingkat keperawatan keluarga yang diperaktikan tergantung pada bagaimana perawat keluarga mengkonseptualisasikan keluarga dan bekerja dengannya. Tingkat kepustakaan pada keluarga juga bergantung pada filosofi dari sistem tempat perawat bekerja. Lingkungan kerja (apa penghargaan dan penguatan negatif kepemimpinan) merupakan penentu utama dari perilaku. Setiap tingkat dari ketiga tingkat atau foci keperawatan keluarga merupakan komponen keperawatan keluarga.

TINGKAT I: Keluarga Sebagai KonteksDalam tingkat I keperawatan konseptualisasikan sebagai suatu bidang dimana keluarga dipandang sebagai konteks bagi pasien atau klien (Bozzet, 1987). Keluarga, sebagai kelompok primer klien yang paling penting digambarkan sebagai stresor atau sumber bagi klien. Keluarga merupakan latar belakang atau fokus sekunder dan individual nmerupakan bagian terdepan atau fokus primer yang berkaitan dengan pengkajian dan intervensi.Perawat boleh melibatkan keluarga sampai tingkat tertentu. Dalam beberapa kasus, perawat boleh menganggap keluarga sebagai bagian sistem pendukung sosial klien, tapi hanya dengan sedikit keterlibatan keluarga ke dalam rencana perawatan klien. Sedangkan dalam kasus lain, perawat boleh menunjukkan keterlibatan keluaraga dalam rencana perawatan klien. Dampak sosioemosional yang potensial atau aktual juga nyata pada klien, dikaji dan dipadukan dalam rencana pengobatan.

TINGKAT II : keluarga sebagai kumpulan dari anggota keluargaDalam tingkat ini keluarga dipandang sebagai kumpulan atau jumlah indidu anggota keluarga. Pada tingkat ini masing-masing klien dilihat sebagai suatu unit yang terpisahkan bukan unit yang berinteraksi.

Tingkat III : keluarga sebagai klienDalam tingkat ini keluarga sebagai klien atau sebagai fokus utama pengkajian keperawatan. Keluarga dipandang sebagai sistem yang berinteraksi, dimana fokusnya adalah dinamika dan hubungan internal keluarga, struktur dan fungsi keluarga serta saling ketergantungan subsistem keluarga dengan kesehatan dan keluarga dengan lingkungan luarnya.Fokus dari tingkat 3 ini adalah keterampilan pengkajian dan intervensi klinis yang lebih maju berdasarkan integrasi keperawatan, terapi keluarga dan teori sistem. Dan pada prakteknya ketiga tingkatan ini bisa dilaksanakan sendiri-sendiri atau bersamaan sepanjang masa.

C. STRUKTUR KELUARGAPendekatan struktural fungsional semata mata menganalisa karakteristik struktural keluarga susunan dari bagian bagian yang membentuk keseluruhan struktur, karakteristik struktural keluarga ini menampilkan fungsi fungsi, baik bagi keluarga maupun masyarakat dan subsistem subsistemnya. Struktur keluarga menyatakan bagaimana keluarga disusun, yaitu cara cara yang digunakan untuk menata unit unit, dan bagaimana unit unit tersebut saling terkait satu sama lain.Dimensi dimensi dan definisi definisi dari konsep struktur sangat berubah. Beberapa ahli teori meletakan dasar struktur pada bentuk tipe keluarga (keluarga inti dan keluarga besar), tipe struktur kekuasaan (Matriarch vs patriarch); pola pola perkawinan (mis.eksogami dan endogami) (Eshleman,1947). Satu cara lain memadang struktur keluarga adalah dengan melukiskan subsistem subsistemnya sebagai dimensi stuktural (Minuchin, 1947). Mengasumsikan bahwa keluarga merupakan semacam kelompok kecil khusus digunakan dimensi dimensi struktural yang diidentifikasi oleh teori dari kelompok kecil karena bersangkut paut dengan pengkajian terhadap kelompok kelompok semacam itu. Tingginya tingkat ketergantungan satu sama lain dari keluarga ini dan saling ketergantungan tersebut Nampak, ketika seorang professional perawatan keluarga mengobservasi bagaiman perilaku tertentu dari keluarga menjadi indicator dari sejumlah atau semua elemen pengatur utama dalam keluarga. Misalnya dengan cara otoritas, seorang suami yang sedang diobservasi memeritah istri dan anak anak, bilamana dan apa yang akan disajikan untuk makan malam. Lalu ibu meminta anak anak melakukan setiap bagian pekerjaan yang telah dibebankan untuk menyiapkan makanan. Ibu dan anak anak melaksanakan harapan suami tanpa komentar dan mengeluh. Tidak ada bentuk komunikasi lain yang di catat. Kita dapat melihat dari kejadian ini bahwa figure penguasa dari situasi ini adalah ayah ; peran seorang pemimpin keluarga yang memerlukan dan memiliki control terhadap keluarga bahkan hal hal kecil pun di control.Struktur keluarga atau organisasi pada akhirnya di evaluasi oleh bagaimana keluarga mampu memenuhi fungsi fungsi keluarga yaitu tujuan tujuan yang penting bagi anggotanya dan masyarakat. Struktur keluarga berperan memudahka pencpaian fungsi fungsi keluarga, karena alokasi da konservasi sumber sumber merupakan suatu tugas yang utama bagi struktur keluarga. Karena hubungan yang penting ini, fungsi fungsi harus dipandang dalam hubungannya dengan struktur keluarga.

Fungsi keluarga yang berhubungan dengan struktur:1. Struktur egalisasi : masing-masing keluarga mempunyai hak yang sama dalam menyampaikan pendapat (demokrasi)2. Struktur yang hangat, menerima dan toleransi3. Struktur yang terbuka, dan anggota yang terbuka : mendorong kejujuran dan kebenaran (honesty and authenticity)4. Struktur yang kaku : suka melawan dan tergantung pada peraturan5. Struktur yang bebas : tidak adanya aturan yang memaksakan (permisivenes)6. Struktur yang kasar : abuse (menyiksa, kejam dan kasar)7. Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman)8. Disorganisasi keluarga (disfungsi individu, stress emosional)

Elemen struktur keluarga menurut Friedman :1. Struktur peran keluargaMenggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik didalam keluarganya sendiri maupun peran dilingkungan masyarakat.2. Nilai atau norma keluargaMenggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini dalam keluarga.3. Pola komunikasi keluargaMenggambarkan bagaimana cara pola komunikasi diantara orang tua, orang tua dan anak, diantara anggota keluarga ataupun dalam keluarga.4. Struktur kekuatan keluargaMenggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan atau mempengaruhi orang lain dalam perubahan perilaku ke arah positif.

Ciri-ciri struktur keluarga1. TerorganisasiKeluarga adalah cerminan organisasi, dimana masing-masing anggota keluarga memiliki peran dan pungsi masing-masing sehingga tujuan keluarga dapat tercapai. Organisasi yang baik ditandai dengan adanya hubungan yang kuat antara anggota sebagai bentuk saling ketergantungan dalam mencapai tujuan.2. KeterbatasanDalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap anggota tidak semena-mena, tetapi mempunyai keterbatasan yang dilandasi oleh tanggung jawab masing-masing anggota keluarga.3. PerbedaanAdanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan masing-masing anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dan khas seperti halnya peran ayah sebagai pencari nafkah utama, peran ibu yang merawat anak-anak.

Dominasi struktur keluarga

1. Dominasi jalur hubungan daraha. PatrilinealKeluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah. Suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan struktur keluarga patrilineal.b. MatrilinealKeluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ibu. Suku padang salah satu suku yang yang mengunakan struktur keluarga matrilineal.

2. Dominasi keberadaan tempat tinggala. PatrilokalKeberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari pihak suami.b. MatrilokalKeberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari pihak istri.

3. Dominasi pengambilan keputusana. PatriakalDominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.b. MatriakalDominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri. (Setiawati & Dermawan, 2008)

Menurut Friedman (1988) struktur keluarga terdiriatas:

1. Pola dan Proses KomunikasiKomunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti : sender, chanel-media, massage, environtment dan reciever.

Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi adalah:a. Karakteristik pengirim yang berfungsi1) Yakin ketika menyampaikan pendapat2) Jelas dan berkualitas3) Meminta feedback4) Menerima feedback

b. Pengirim yang tidak berfungsi1) Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunakan dasar/data yang obyektif)2) Ekspresi yang tidak jelas (contoh: marah yang tidak diikuti ekspresi wajahnya)3) Jugmental exspressions, yaitu ucapan yang memutuskan/menyatakan sesuatu yang tidak didasari pertimbangan yang matang. Contoh ucapan salah benar, baik/buruk, normal/tidak normal, misal: kamu ini bandel, kamu harus4) Tidak mampu mengemukakan kebutuhan5) Komunikasi yang tidak sesuai

c. Karakteristik penerima yang berfungsi1) Mendengar2) Feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan pengalaman)3) Memvalidasi

d. Penerima yang tidak berfungsi1) Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal mendengar2) Diskualifikasi, contoh : iya dech..tapi.3) Offensive (menyerang bersifat negatif)4) Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)5) Kurang memvalidasi

e. Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi1) Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira2) Komunikasi terbuka dan jujur3) Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga4) Konflik keluarga dan penyelesaiannya

f. Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi1) Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu)2) Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi3) Kurang empati4) Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri5) Tidak mampu memfokuskan pada satu isu6) Komunikasi tertutup7) Bersifat negatif8) Mengembangkan gosip

2. Struktur peranPeran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisiindividu dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suamiatau anak.Contoh : Perilaku perana. Perananayah: pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala keluarga, sebaagai anggota dari kelompoksosialnyaserta sebagaianggota masyarakatdarilingkungannya.b. Peranan ibu :mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidikanak-naknya, pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya serta sebagaianggotamasyarakat darilingkungannya,serta bisa berperan sebagai pencari nafkahtambahan dalam keluarga.c. Peranan anak :melaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual

3. Struktur kekuatanKekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah positif.

Tipe struktur kekuatan:a. Legitimate power/authority(hak untuk mengontrol, seperti orang tua terhadap anak)b. Referent power(seseorang yang ditiru)c. Resource or expertpower(pendapat ahli)d. Reward power(pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima)e. Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)f. Informational power(pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)g. Affective power(pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih misalnya hubungan seksual)

Hasil dari kekuatan tersebutyangakan mendasari suatu proses dalam pengambilan keputusan dalam keluarga seperti::a. Konsensusb. Tawar menawar atau akomodasic. Kompromi atau de factod. Paksaan

10