Keutamaan jihad dan ribāth

5
Ma’al Hadīts Syarīf: Keutamaan Jihad dan Ribāth May 3rd, 2015 by kafi Imam Muslim rahimahullāh meriwayatkan dalam kitab shalīhnya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya alTamimi, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abi Hazim, dari ayahnya, dari Ba’jah, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda: ﻲ ﺍﻟ ﺎﺭ ﺎﺳ ﻰﻣ ﻳﺭ ﻳﻝ ﻲﺳ ﺎﻥ ﱠﺎﺱ ﺍﻟﻧ ﺎﺵ ﺎﺓ ﱠﻛﻲ ﺍﻟﺯ ﱠﻼ ﺍﻟﺻ ﻳﻡ ﺍﻷ ﺍﺩ ﱠﻌ ﺍﻟﺷ ﻲﺭ ﻲﻏ ٬ ﱠﻪ ﺎﻧ ﺍﻟ ﻲﺧ ﱠﺎﺱ ﻥ ﺍﻟﻧ ﻳﻥ ﺍﻟ ﻰﻳ ﱠﻪ Di antara kehidupan yang terbaik bagi manusia adalah seorang yang memegang kendali kudanya di jalan Allah, dan ia senantiasa bersiaga untuk memacu kudanya manakala ia mendengar genderang perang atau denting senjata, pilihannya saat itu hanyalah membunuh ataukah terbunuh (syahid) di medan perang; atau seorang yang pergi untuk tinggal di atas bukit atau di lembah, dan di sana ia mendirikan shalat, membayar zakat dan terus menyembah Tuhannya sampai ajal menjemputnya. Ia tidak memiliki kepedulian dengan urusan siapa pun kecuali perbuatan yang baik.Para ulama mendefinikan arRibāth, yaitu bersiaga di perbatasan negara Islam untuk menjaga agama dan mencegah ancaman musuh terhadap kaum Muslim. Ibnu Hajar mengatakan dalam Fathul Bāriy mengatakan: arRibāthadalah bersiaga di perbatasan antara kaum Muslim dan kaum kafir untuk menjaga kaum Muslim dari serangan kaum kafir. Dengan demikian, alMurābithūn adalah sama dengan para penjaga perbatasan negerinegeri Islam dari serangan musuh. Sehingga perbatasan yang paling menakutkan dan paling berbahaya, maka orang yang bersiaga (alMurābith) di tempat ini mendapatkan keutamaan dan pahala lebih. Artinya, kebaikan itu ada pada seorang yang selalu bersiaga untuk pergi berperang dan berjihad. Sehingga setiap kali ia mendengar genderang perang, maka ia akan memacu kudanya dengan cepat. Juga, kebaikan itu ada pada orang yang berada di lembah dan bukit untuk menjauh dari keramaian manusia, agar bisa tenang beribadah kepada Allah SWT. Ia tidak memiliki kepedulian dengan urusan siapa pun kecuali perbuatan yang baik. Sehingga di sinilah ia bisa menemukan kebaikan. Saudaraku tercinta karena Allah: Seorang yang heroik akan mendedikasikan dirinya kepada Allah dengan selalu bersiaga untuk pergi berjihad di jalanNya, tidak ada perbatasan yang membatasinya, dan tidak

Transcript of Keutamaan jihad dan ribāth

Page 1: Keutamaan jihad dan ribāth

4/5/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Ma’al Hadīts Syarīf: Keutamaan Jihad dan Ribāth

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22title­single%22%20style%3D%22margin%3A%200px%3B%20padding%3A%2015px%200px%2015… 1/5

Ma’al Hadīts Syarīf: Keutamaan Jihad dan Ribāth

May 3rd, 2015 by kafi

Imam Muslim rahimahullāh meriwayatkan dalam kitab shalīh­nya:

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya al­Tamimi, telah menceritakan kepadakami Abdul Aziz bin Abi Hazim, dari ayahnya, dari Ba’jah, dari Abu Hurairah bahwaRasulullah saw bersabda:

يطير على متنه كلما سمع هيعة أو فزعة طار عليه يبتغي القتل 샛ᱸمن خير معاش الناس لهم رجل ممسك عنان فرسه في سبيل اوالموت مظانه٬ أو رجل في غنيمة في رأس شعفة من هذه الشعف أو بطن واد من هذه األودية يقيم الصالة ويؤتي الزكاة ويعبد

في خير ربه حتى يأتيه اليقين ليس من الناس إال

“Di antara kehidupan yang terbaik bagi manusia adalah seorang yang memegang kendalikudanya di jalan Allah, dan ia senantiasa bersiaga untuk memacu kudanya manakala iamendengar genderang perang atau denting senjata, pilihannya saat itu hanyalahmembunuh ataukah terbunuh (syahid) di medan perang; atau seorang yang pergi untuktinggal di atas bukit atau di lembah, dan di sana ia mendirikan shalat, membayar zakatdan terus menyembah Tuhannya sampai ajal menjemputnya. Ia tidak memiliki kepeduliandengan urusan siapa pun kecuali perbuatan yang baik.”

Para ulama mendefinikan ar­Ribāth, yaitu bersiaga di perbatasan negara Islam untukmenjaga agama dan mencegah ancaman musuh terhadap kaum Muslim.

Ibnu Hajar mengatakan dalam Fathul Bāriy mengatakan: ar­Ribāthadalah bersiaga diperbatasan antara kaum Muslim dan kaum kafir untuk menjaga kaum Muslim dariserangan kaum kafir. Dengan demikian, al­Murābithūn adalah sama dengan para penjagaperbatasan negeri­negeri Islam dari serangan musuh. Sehingga perbatasan yang palingmenakutkan dan paling berbahaya, maka orang yang bersiaga (al­Murābith) di tempat inimendapatkan keutamaan dan pahala lebih.

Artinya, kebaikan itu ada pada seorang yang selalu bersiaga untuk pergi berperang danberjihad. Sehingga setiap kali ia mendengar genderang perang, maka ia akan memacukudanya dengan cepat.

Juga, kebaikan itu ada pada orang yang berada di lembah dan bukit untuk menjauh darikeramaian manusia, agar bisa tenang beribadah kepada Allah SWT. Ia tidak memilikikepedulian dengan urusan siapa pun kecuali perbuatan yang baik. Sehingga di sinilah iabisa menemukan kebaikan.

Saudaraku tercinta karena Allah:

Seorang yang heroik akan mendedikasikan dirinya kepada Allah dengan selalu bersiagauntuk pergi berjihad di jalan­Nya, tidak ada perbatasan yang membatasinya, dan tidak

Page 2: Keutamaan jihad dan ribāth

4/5/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Ma’al Hadīts Syarīf: Keutamaan Jihad dan Ribāth

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22title­single%22%20style%3D%22margin%3A%200px%3B%20padding%3A%2015px%200px%2015… 2/5

ada hambatan yang menghalanginya. Pernyataan “memacu kudanya” menunjukkan padakecepatan inisiatif, gerakan yang dinamis dan semangat yang tinggi.

Sehingga dengan tekadnya yang dipenuhi keimanan akan menjadikannya melihat jauh kedepan dan tidak puas dengan amal yang sedikit. Ia akan segera memacu kudanya setiapkali mendengar genderang perang dan denting senjata, karena ia memahami sifatperjalanan umat dan pentingnya perjuangan, dan yang ada dalam pikirannya adalah matiatau syahid, mengingat itu adalah misi hidupnya. Membunuh atau terbunuh bagi tentaradan pilot yang berdedikasi dan berideologi, serta tentara yang tengah berada di medanlaga dan jihad, adalah sebuah keniscayaan. Pilot yang tengah berjihad di jalan Allah tahubetul bahwa ia tengah menjalankan misi yang menguntungkan bukan yang merugikan,sehingga ia tidak menunggu diperintah, melainkan ia memintanya dan berharap untuktidak lari darinya, serta tidak ingin bahwa ia berjuang karena dorongan orang. Ia tidakakan bersembunyi dan menunda, sebab jihad adalah puncak dari kehidupan militerberdasarkan ketaatan yang dilandasi ilmu. Ia memahami arti dari yel­yel yang selaludiucapkan “Allāhu Ghayātunā, Allah tujuan kami”, dan “Allāhu Akbar wa Lillāhil Hamdu,Allah Maha Besar dan segala puji hanya milik Allah”.

Itu semua adalah ketentuan Allah yang dijalankan sesuai kehendak­Nya, yang membukajalan untuk dakwah, serta memberi kekuatan kepada siapa saja yang Dia kehendaki darihamba­hamba­Nya untuk digunakannya dalam ketaatan, dan menegakkan kebenaran. Iahanya menunggu salah satu dari dua tujuan, yaitu: kemenangan atau mati syahid. Iaselalu siaga dengan sesuatu yang mungkin terjadi kapan saja. Ia menyadaribahwa ribāth­nya itu adalah pesan bagi musuh bahwa dirinya siap untuk menghadapinya,sehingga hal itu setiap saat dapat menciptakan ketakutan di jantung musuh; sertamenyadari bahwa ribāth­nya itu adalah pesan bagi musuh bahwa dirinya benar­benartelah mempersiapkan tidak hanya dengan menambat kuda saja, tetapi juga kekuatan fisikdan pemikiran.

Seorang Muslim itu mulia, yang dimuliakan oleh ke­Islam­annya, yang membuatnyapenuh perhatian dan bersungguh­sungguh membela negeri­negeri Islam dan kaumMuslim, dan tidak senang Islam dan kaum Muslim direndahkan dan dihinakan. Misinyaadalah menciptakan keamanan dan keselamatan di seluruh penjuru dunia, sehingga iasenantiasa memegang kendali kudanya, dan setiap kali ia mendengar genderang perangatau denting senjata, maka ia memacu kudanya dengan cepat, untuk mengorbankannyawa, harta dan waktunya, ia tidak peduli dengan kematian selama itu di jalan Allah,sebab ia menyadari bahwa dunia ini tidak ada harganya, sementara sehari saja yangdigunakan untuk ribāth, maka itu lebih baik dari seluruh kehidupan. Dalam memerangikaum kafir, ia lakukan karena Allah dan demi Allah. Sedangkan “menanamkan ketakutandi jantung mereka para musuh” adalah kināyah (kiasan) bahwa ia akan menghancurkansemua kekuatannya, akan menolong saudara­saudaranya, melawan agresi kaum kafir,serta mengakhiri kekejaman dan kezalimannya.

Hamba Allah, Umat Terbaik Yang Dikeluarkan Untuk Manusia:

Page 3: Keutamaan jihad dan ribāth

4/5/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Ma’al Hadīts Syarīf: Keutamaan Jihad dan Ribāth

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22title­single%22%20style%3D%22margin%3A%200px%3B%20padding%3A%2015px%200px%2015… 3/5

Berbagai insiden di dunia Islam terjadi silih berganti, diikuti perubahan politik di sana­sini,serta konflik antara Islam dan kekufuran beralih dari fase ke fase, dari satu lingkaran kelingkaran yang lain, sehingga perlu semua kekuatan dan upaya untuk saling melengkapi,tidak cukup hanya menonton dan mengamati, dimana perannya tidak lebih hanyamemberi dorongan dan simpati. Sesungguhnya umat Islam—alhamdulillāh—memilikikekuatan yang luar biasa, yang harus digunakan semaksimal mungkin untuk kepentinganumat. Kekayaan sebenarnya yang dimiliki oleh umat tidak dalam bentuk uang atauperalatan dan sejenisnya, tetapi kekayaan yang berada dalam diri manusia yang berimankepada Tuhannya, yang merasakan besarnya tanggung jawab amanah; kekayaansebenarnya ada dalam jiwa­jiwa dinamis, matang dan bersemangat untuk memberi danberkorban. Sehingga ia menyadari bahwa produktifitas seseorang tergantung pada kadarsemangat dan misinya, yang membuatnya memiliki pandangan jauh ke depan, danbersungguh­sungguh mencapai tujuannya.

Siapa saja yang takut mendaki gunung

Akan selamanya hidup dalam jurang

Imam Ibnu Qayyim al­Juziyah mengatakan: “Siapa saja yang melihat besarnya pahala,maka ia ringan menjalankan kewajiban. Siapa saja yang melihat kesempurnaan akhirat,maka ia senang meninggalkan dunia. Ketika manusia merindukan dunia, maka Andamerindukan Allah. Ketika manusia bahagia dengan dunia, maka Anda bahagia denganAllah. Ketika manusia lupa karena kekasihnya, maka Anda lupa karena Allah.”

Hamba Allah:

Beberapa orang mungkin memahami bahwa kaum Muslim berperang karena senangmenumpahkan darah, menumpuk kekayaan negara, dan menjarah harta?

Kalau kita menengok perjalanan sejarah Islam, niscaya akan kita temukan contoh yangluar biasa. Komandan tentara kaum Muslim, Abu Ubaidah sebelum perang Yarmukmengembalikan kepada rakyat Homs jizyah yang telah mereka bayarkan, sebab ia tidakbisa membela mereka di depan tentara Romawi. Tentara kaum Muslim meninggalkanSamarkand setelah menaklukkannya, karena mereka melawan orang­orang sebelummereka tunduk pada Islam. Sesungguhnya Tujuan dari jihad adalah mengeluarkan umatdan rakyat dari kegelapan (kekufuran) menuju cahaya (Islam).

Wahai Tentara Muhammad dan Kekasihnya, Wahai Penolong Agama, WahaiTentara Umat Islam:

Sesungguhnya musuh­musuh kaum Muslim, sepanjang waktu dan setiap saat senantiasamenunggu kesempatan yang menguntungkannya untuk menyerang kaum Muslim.

Serangan terhadap Islam tidak pernah berhenti sejak diutusnya Rasulullah saw hinggahari ini. Sehingga untuk menghadapi serangan ini, kaum Muslim harus senantiasa dalamkondisi siap siaga (ribāth). Bahkan tentara Muslim itu kuat, jika mereka mengutamakan

Page 4: Keutamaan jihad dan ribāth

4/5/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Ma’al Hadīts Syarīf: Keutamaan Jihad dan Ribāth

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22title­single%22%20style%3D%22margin%3A%200px%3B%20padding%3A%2015px%200px%2015… 4/5

masalahribāth ini.

Hubungan antara ribāth dan sabar adalah hubungan yang tidak dapat dipisahkan, dalamhal berjaga­jaga di front terdepan untuk mendapatkan ridha Allah SWT, dimana iasenantiasa sabar berada di jalan Allah, di tempat tertentu, dan dalam keadaan benar­benar bersiaga.

Sesungguhnya masalah jihad ini tidak akan sempurna tanpa kesabaran dan keteguhan.Jika musuh melakukan hal yang sama, maka butuh pada aktivitas yang lain, yaitu al­murābithah. Al­Murābithah adalah kesungguhan menutupi celah di hati dan menjaganyaagar musuh tidak memasukinya. Jadi al­murābithahadalah kesungguhan menjagaperbatasan, sehingga tidak ada tempat yang kosong, yang bisa digunakan musuh untukmenyerang tiba­tiba. Sehingga tidak boleh ada satu celah di perbatasan yang luput daripenjagaan.

Dalam Kitab al­Muwaththa’ terdapat riwayat dari Abdullah bin Umar yang mengatakan:“Allah mewajibkan jihad untuk menumpahkan darah orang­orang musyrik, sementararibāth untuk melindungi darah kaum Muslim. Melindungi darah kaum Muslim lebih akucintai daripada menumpahkan darah orang­orang musyrik.”

Wahai Tentara Allah, dan Wahai Penjaga Akidah:

Siapakah pemilik keberuntungan yang akan diperoleh dengan memacu kudanya, dansenantiasa bersiaga untuk pergi berjihad setiap kali mendengar genderang perang dandenting senjata, dan merindukan syahid di jalan Allah? Siapakah yang akanmelaksanakan perintah Allah untuk membela agamanya dengan membaiat Khalifah untukmemastikan terwujudnya apa yang tengah diperjuangkan di jalan Allah?

Abu Hurairah radliyallāhu ‘anhu berkata: “Sungguh ribāth (berjaga­jaga di perbatasan)satu malam di jalan Allah, lebih aku sukai daripada aku mendapati malam Lailatul Qadarpada saat berada di dekat Hajar Aswad.”

Abdullah bin Mubarak berkata kepada Fudlail bin Iyadl, pada saat iasedang ribāth (menjaga perbatasan) di Tarsus:

Wahai ahli ibadah di dua masjid suci

Seandainya Anda melihat kami

Niscaya Anda sadar bahwa ibdahmu tiada arti

Orang­orang mewarnai pipinya dengan air mata

Sementara darah kami mewarnai leher dan dada

Atau orang yang kudanya lelah tiada arti

Sementara kuda kami lelah karena berjaga hingga pagi hari

Page 5: Keutamaan jihad dan ribāth

4/5/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Ma’al Hadīts Syarīf: Keutamaan Jihad dan Ribāth

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22title­single%22%20style%3D%22margin%3A%200px%3B%20padding%3A%2015px%200px%2015… 5/5

Bau harum untuk Anda sekalian

Bau harum kami dari debu yang bertebaran

Namun harumnya debu sulit dihilangkan

Ketika Fudlail membacanya, maka tanpa terasa air mata mengalirlah di pipinya, danberkata: “Benar, Abu Abdul Rahman, dan ia tulus ikhlas.”

Ya Allah, berikan kami kemenangan, dan jauhkan dari kami kekalahan. Ya Allah,sempurnakanlah kesabaran kami, dan teguhkanlah langkah kaki kami, serta menangkankami atas orang­orang kafir.

Sumber: hizb­ut­tahrir.info, 30/04/2015.

Baca juga :

1. Ma’al Hadîts asy­Syarîf: Keutamaan Syam2. Ma’al Hadîts asy­Syarîf: Keutamaan Pemimpin Yang Adil, Hukuman Bagi Yang

Zalim, Dorongan Untuk Mengayomi Rakyat, Dan Larangan Membebaninya3. Ma’al Hadīts asy­Syarīf: Khomer Kunci Setiap Kejahatan4. Ma’al Hadîts Asy­Syarîf: Diangkat dan Dicabutnya Ilmu5. Ma’al Hadîts Asy­Syarîf: Mengikuti Cara Orang Yahudi dan Kristen