Kimia Terapan - BAB II

4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Salak / Salacca edulis 2.1.1 Klasifikasi ilmiah Klasifikasi ilmiah atau taksonomi dari salak adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Division : Spermatophyta Class : Monocotyledonae Ordo : Palmales Family : Palmae Genus : Salacca Species : Salacca edulis 2.1.2 Gambaran umum Salak adalah sejenis palma dengan buah yang biasa dimakan. Dalam bahasa Inggris disebut salak atau snake fruit, karena kulitnya mirip dengan sisik ular . Salak merupakan tanaman yang dapat kita jumpai dengan mudah di wilayah Indonesia. Tanaman salak merupakan salah satu tanaman buah yang disukai dan mempunyai prospek baik untuk diusahakan. Daerah asal nya tidak jelas, tetapi diduga dari Thailand, Malaysia dan Indonesia. Ada pula yang mengatakan bahwa tanaman salak (Salacca edulis) berasal dari Pulau Jawa. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada wilayah daerah tropis dengan kisaran suhu 20 0 -30 0 C dan ketinggian 100-500m dpl. Tanaman salak menyukai tanah yang subur, gembur dan lembab. Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk budidaya salak adalah 4,5 - 7,5. Daging buah salak tebal dengan biji yang kecil, tetapi ada juga yang berdaging tipis dengan biji besar. Namun ada juga yang tidak berbiji dan biasanya berukuran kecil dan berwarna kemerah merahan. Daging buah berbau harum ,terbungkus oleh lapisan tipis transparan yang disebut kulit ari. Daging buah berwarna krem atau putih kekuning kuningan, kuning kecoklatan, atau putih kemerahan, atau putih krem. Variasi warna daging buah ini tergantung pada jenis varietas salak. 4

description

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Salak / Salacca edulis 2.1.1 Klasifikasi ilmiah Klasifikasi ilmiah atau taksonomi dari salak adalah sebagai berikut : Kingdom Division Class Ordo Family Genus Species : Plantae : Spermatophyta : Monocotyledonae : Palmales : Palmae : Salacca : Salacca edulis2.1.2Gambaran umumSalak adalah sejenis palma dengan buah yang biasa dimakan. Dalam bahasa Inggris disebut salak atau snake fruit, karena kulitnya mirip dengan sisik ular. Salak merupakan tanaman yang dapat ki

Transcript of Kimia Terapan - BAB II

Page 1: Kimia Terapan - BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Salak / Salacca edulis 2.1.1 Klasifikasi ilmiah Klasifikasi ilmiah atau taksonomi dari salak adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Division : Spermatophyta Class : Monocotyledonae Ordo : Palmales Family : Palmae Genus : Salacca Species : Salacca edulis 2.1.2 Gambaran umum

Salak adalah sejenis palma dengan buah yang biasa dimakan. Dalam bahasa Inggris disebut salak atau snake fruit, karena kulitnya mirip dengan sisik ular. Salak merupakan tanaman yang dapat kita jumpai dengan mudah di wilayah Indonesia. Tanaman salak merupakan salah satu tanaman buah yang disukai dan mempunyai prospek baik untuk diusahakan. Daerah asal nya tidak jelas, tetapi diduga dari Thailand, Malaysia dan Indonesia. Ada pula yang mengatakan bahwa tanaman salak (Salacca edulis) berasal dari Pulau Jawa. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada wilayah daerah tropis dengan kisaran suhu 200-300 C dan ketinggian 100-500m dpl. Tanaman salak menyukai tanah yang subur, gembur dan lembab. Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk budidaya salak adalah 4,5 - 7,5. Daging buah salak tebal dengan biji yang kecil, tetapi ada juga yang berdaging tipis dengan biji besar. Namun ada juga yang tidak berbiji dan biasanya berukuran kecil dan berwarna kemerah merahan. Daging buah berbau harum ,terbungkus oleh lapisan tipis transparan yang disebut kulit ari. Daging buah berwarna krem atau putih kekuning kuningan, kuning kecoklatan, atau putih kemerahan, atau putih krem. Variasi warna daging buah ini tergantung pada jenis varietas salak.

4

Page 2: Kimia Terapan - BAB II

2.2. Kandungan Farmakologi Salak

Buah salak memiliki bermacam rasa yaitu manis dan sepat tergantung pada varietasnya. Buah ini memiliki kandungan gizi diantaranya seperti vitamin C, vitamin B, kalsium, beta karoten, karbohidrat, protein, fosfor dan zat besi. Kandungan betakaroten dalam 100 gram salak lebih banyak 5,5 kali dari buah mangga, 3 kali dari buah jambu biji dan 5 kali dari buah semangka merah. Betakaroten adalah salah satu zat anti oksidan yang bermanfaat dalam mencegah penuaan dini dan menghindari ganggguan yang bersifat karsinogen. Dari kandungan yang ada, maka salak sangat berperan bagi penyedia mineral maupun serat dalam tubuh. Vitamin yang cukup dari buah salak juga bisa dijadikan sebuah produk sabun yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh terutama kulit. 2.3. Sabun

Sabun adalah salah satu molekul surface active agen atau surfaktan ,yaitu suatu molekul yang mempunyai sisi hidrofilik dan sisi hidrophobik Bagian hidrofilik dari sabun adalah gugus karboksilat, sedangkan sisi hidrophobiknya berupa rantai alipatik. Struktur kimia yang khusus ini menjadikan surfaktan mampu menghilangkan kotoran dan minyak pada suatu permukaan dan menghasilkan busa. Suatu senyawa pembersih yang dihasilkan dari saponifikasi minyak atau lemak dengan alkali. Sumber lemak dan minyak yang digunakan sebagai bahan dasar sabun dapat berasal dari hewani (lemak babi dan lemak sapi) maupun dari nabati (tumbuhan kelapa, palem dan minyak zaitun). Sedangkan alkali yang digunakan biasanya adalah bahan yang disebut lye (soda api atau natrium hidroksida).

Pada umumnya, alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun pada umumnya hanya NaOH dan KOH, namun kadang juga menggunakan NH4OH. Sabun yang dibuat dengan NaOH lebih lambat larut dalam air dibandingkan dengan sabun yang dibuat dengan KOH. Sabun yang terbuat dari alkali kuat (NaOH, KOH) mempunyai nilai pH antara 9,0 sampai 10,8 sedangkan sabun yang terbuat dari alkali lemah (NH4OH) akan mempunyai nilai pH yang lebih rendah yaitu 8,0 sampai 9,5.

Sabun merupakan garam dari asam lemah, larutannya agak basa karena adanya hidrolisis parsial. Pada perkembangan selanjutnya bentuk sabun menjadi bermacam-macam, yaitu:

1. Sabun cair o Dibuat dari minyak kelapa o Alkali yang digunakan KOH o Bentuk cair dan tidak mengental dalam suhu kamar

2. Sabun lunak

o Dibuat dari minyak kelapa, minyak kelapa sawit atau minyak tumbuhan yang tidak jernih

o Alkali yang dipakai KOH o Bentuk pasta dan mudah larut dalam air

5

Page 3: Kimia Terapan - BAB II

3. Sabun keras o Dibuat dari lemak netral yang padat atau dari minyak yang dikeraskan

dengan proses hidrogenasi o Alkali yang dipakai NaOH o Sukar larut dalam air

Dalam kehidupan sehari hari, biasanya wanita sangat menginginkan

menggunakan sabun dalam bentuk cair, sebab bentuk cair memberikan busa yang cukup banyak. Sabun yang banyak mengandung busa, terutama pada sabun cair yang terbuat dari minyak kelapa atau kopra ini biasanya menyebabkan rangsangan dan memungkinkan penyebab dermatitis bila dipakai. Oleh karena itulah penggunaanya diganti dengan minyak zaitun dan minyak kacang kedele atau minyak yang lain yang dapat menghasilkan sabun lebih lembut dan baik. Tetapi para pemakai kurang menyukainya sebab sabun ini kelarutannya rendah dan tidak memberikan busa yang banyak.

Dengan perkembangan yang cukup pesat dalam dunia industri dimungkinkan adanya penambahan bahan-bahan lain kedalam sabun sehingga menghasilkan sabun dengan sifat dan kegunaan baru. Bahan-bahan yang ditambahkan misalnya:

1. Sabun kesehatan o TCC (Trichorlo Carbanilide) o Hypo allergenic blend, untuk membersihkan lemak dan jerawat o Asam salisilat sebagai fungisida o Sulfur, untuk mencegah dan mengobati penyakit kulit

2. Sabun kecantikan o Parfum, sebagai pewangi dan aroma terapi o Vitamin E untuk mencegah penuaan dini o Pelembab o Hidroquinon untuk memutihkan dan mencerahkan kulit

3. Shampoo o Diethanolamine (HOCH2CH2NHCH2CH2OH) untuk mempertahankan pH o Lanolin sebagai conditioner o Protein untuk memberi nutrisi pada rambut

Selain jenis sabun diatas masih banyak jenis-jenis sabun yang lain, misalnya sabun toilet yang mengandung disinfektan dan pewangi. Textile soaps yang digunakan dalam industi textile sebagai pengangkat kotoran pada wool dan cotton. Dry-cleaning soaps yang tidak memerlukan air untuk larut dan tidak berbusa, biasanya digunakan sebagai sabun pencuci tangan yang dikemas dalam kemasan sekali pakai. Metallic soaps yang merupakan garam dari asam lemak yang direaksikan dengan alkali tanah dan logam berat, biasanya digunakan untuk pendispersi warna pada cat, varnishes, dan lacquer. Dan salt-water soaps yang dibuat dari minyak palem Afrika (Elaise guineensis) yang dapat digunakan untuk mencuci dalam air asin.

Meskipun merupakan bahan utama pembentuk sabun, namun ternyata alkali mempunyai dampak negatif bagi kulit. Beberapa penyelidik mengetahui bahwa alkali lebih banyak merusak kulit dibandingkan dengan kemampuannya menghilangkan bahan berminyak dari kulit . Meskipun demikian dalam penggunaannya dengan air, sabun akan mengalami proses hidrolis. Untuk mendapatkan sabun yang baik maka harus diukur sifat alkalisnya, yakni pH antara 5,8 sampai 10,5. Pada kulit yang normal kemungkinan

6

Page 4: Kimia Terapan - BAB II

pengaruh alkali lebih banyak. Beberapa penyakit kulit sensitif terhadap reaksi alkalis, dalam hal ini pemakaian sabun merupakan kontra indikasi. pH kulit normal antara 3-6, tetapi bila dicuci dengan sabun, pH kulit akan naik menjadi 9, meskipun kulit cepat menjadi normal kembali, tapi mungkin saja perubahan ini tidak diinginkan pada penyakit kulit tertentu.

7