LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

228
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II “ PERCOBAAN 1 - 8 ” NAMA ASLAB : 1. Olivia Stephani (F1C111040) 2. Ernilawati S (F1C111015) 3. Magdalena Normalina S (F1C111053) 4. Lenny Theresia (F1C111041) OLEH KELOMPOK 7 NAMA : 1. NADYA FARAH KAMILIA (F1D113018) 2. ADE DHARMA SAPUTRA 3. YUDHA GUSTI WIBOWO PRODI : TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI JAMBI

description

Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit, “STANDARISASI LARUTAN NaOH 0,1 M DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENENTUAN KADAR ASAM CUKA PERDAGANGAN”, KINETIKA KIMIA, DLL

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN 1 - 8

NAMA ASLAB :1. Olivia Stephani (F1C111040)2. Ernilawati S (F1C111015)3. Magdalena Normalina S (F1C111053)4. Lenny Theresia (F1C111041)OLEH KELOMPOK 7NAMA :1. NADYA FARAH KAMILIA (F1D113018)2. ADE DHARMA SAPUTRA3. YUDHA GUSTI WIBOWOPRODI : TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIUNIVERSITAS JAMBIJAMBI2014DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLITI . TUJUAN PERCOBAAN1. Mengukur daya hantar listrik berbagai jenis senyawa dan larutan pada berbagai konsentrasi.2. Mempelajari pengaruh jenis senyawa dan konsentrasi suatu larutan terhadap daya hantar listrik.II. TEORILarutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan ini dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.(Tony, 1987)Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.Untuk mengetahui suatu larutan berelektrolit atau non-elektrolit, dapat diuji dengan alat penguji elektrolit. (Chang, 2004)Larutan elektrolit dapat menyalakan lampu, sedangkan larutan non-elektrolit tidak dapat menyalakan lampu.Jika alat penguji elektrolit berisi larutan dihubungkan dengan sumber arus listrik / baterai dan ternyata larutan tersebut dapat menyalakan lampu, berarti larutan tersebut dapat menghantarkan arus listrik .Hal itu dapat terjadi karena dalam pelarut air, zat-zat terurai menjadi ion-ion positif dan ion-ion negative . Elektrolit kuat banyak menghasilkan ion-ion, elektrolit lemah hanya sedikit menghasilkan ion-ion, sedangkan non-elektrolit tidak menghasilkan ion-ion. (Cahyadi, 2012)

Larutan elektrolit yang dapat menghantarkan arus listrik karena adanya pergerakan partikel-partikel bermuatan.Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna (derajat ionisasi ? = 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut banyak mengandung ion-ion. Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat. pada persamaan reaksi, ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan.(Daddy,2008 )

Contoh: NaCl(s)Na+(aq)+Cl-(aq)Yang tergolong elektrolit kuat adalah:1. Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.1. Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti: NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.1. Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain(Kundari,2006)Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan lemah. Hal ini disebabklan karena zat terlarut akan terurai sebagian (derajat ionisasi ? 2 Ag+R-COONH4++3NH3+H2OCermin perak1. Uji FehlingPada uji fehling digunakan larutan fehling A dan fehling B. Dimana fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yangberwarnabiru.Aldehida yang diuji dengan fehling juga menghasilkan warna endapan yang sama dengan pereaksi benedict, yaitu merah bata. Pereaksi fehling merupakan kompleks ion Cu (II) tartrat dalam larutan asam. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :R-CHO + Cu2+------>R-COO-+ Cu2OBiru merah bata

DalampereaksiFehling,ionCu2+terdapatsebagaiion kompleks. Dari hasil pengamatan ini didapatkan antara pencampuran fehling dengan Bezaldehid menghasilkan biru pekat dan sesudah pemanasan berubah tidak menghasilkan endapan, tetapi pada asetaldehid terjadi endapan merah dan larutan berwarna hijau. hal iniada yang tidak sesuai dan sesuai dengan teori yangmenyatakanbahwadidalampencampuranlarutantersebutterdapatsenyawaaldehid.Halinidisebabkan karena aldehid mampu mereduksi ion tembaga (II) menjadi tembaga(I) oksida dan ang tidak sesuai teori kemunggkinan kesalahan dalam pratikum. Ketika pencampuran pencampuran dengan aseton dan 2- pentanon terdapat dua lapisan yaitu bening pada lapisan atas dan biru pada lapisan bawah. Sesudah pemanasanwarna berubah menjadi biru tua. Hal ini sesuai dengan teori karena, aseton merupakan gugus keton. Pencampuran pereaksi fehling dengan glukosa warna yang dihasilkan tetap biru dan sesudah pemanasan berubah menjadi 2 fase warnabirudanmerahdenganterdapatendapanmerahbatapadalarutan.Halinisesuaidengan teori karena pencampuran antara pereaksi fehling dengan glukosamenghasilkan dua lapisan warna dikarenakan glukosa teroksidasi dengan pereaksi.

1. Adisi Bisulfit Pada saat 2 ml NaHSO3 ditambahkan dengan Asetaldehid ternyata tidak terjadi reaksi. Berbeda ketika senyawa NaHSO3 ditambahkan pada Asetaldehid yang kemudian membentuk gumpalan putih (gel) dan larutan berwarna bening. Hal ini akibat terjadinya pemutusan ikatan gugus karbonil pada reaksi adisi.Pada umumnya keton kurang reaktif pada nukleofil, kedua gugus ini merapat sehingga keterikatan yang ditimbulkan pada adisi terhadap aldehid lebih kecil daripada keton. Tetapi dalam percobaan 2-pentanon tidak terjadi reaksi dan pada aseton terdapat reaksi endapan putih mungkin ada terjadi kesalahan dalam pratikum.Reaksi adisi dengan natrium bisulfit akan menghasilkan senyawa yang berbentuk kristal. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

CH3CH3-C-CH3+ NaHSO3CH3- C-SO3NaOH1. Iodoform TesIodoform merupakan salah satu haloform yang terbentuk kristal berwarna kuning, dan sedikit larut dalam air. Secara umum haloform dibuat dari suatu senyawa metil keton / metil aldehida atau dari senyawa yang bila teroksidasi menghasilkan senyawa tersebut.Metil keton menghasilkan endapan kuning iodoform jika direaksikan dengan iodine dalam larutan NaOH.R-CO-CH3+ 3 I2+ 4 NaOH------>RCOO-Na + 3 NaI + 3 H2O + CHI3Metil ketonIodoform KuningPada percobaan ini dimana metil keton menghasilkan endapan kuning iodoform jika direaksikan dengan iodine dalam larutan NaOH. Sampel yang digunakan yaitu formaldehid,aseton dan benzaldehid.Pada benzaldehid dan asetaldehid direaksikan dengan NaOH dan iodine tebentuk gumpalan.Secara teoritis reaksi benzaldehid tersebut menghasilkan endapan kuning. Pada 2-pentanon yang direaksikan dengan iodine dan NaOH tidak menghasilkan endapan kuning tapi larutan atas berwarna kuning muda dan lapisan bawah berwarna bening. Pada aseton direaksikan dengan iodine dan NaOH larutan menjadi bening tidak terjadi reaksi positif.1. Uji dengan 2,4-dinitrofenilhidrazinUji ini akan memperlihatkan adanya ikatan rangkap O dan C. Uji positif akan ditandai dengan larutan yang berwarna kuning, jingga atau merah dan terdapat endapan. Jika padatan yang terbentuk berukuran kecil maka larutan akan berwarna kuning, sedangkan jika padatan berukuran besar maka larutan akan berwarna mendekati merah. Baik pada aldehid maupun keton, uji ini akan menunjukkan hasil positif. 2,4-dinitrofenilhidrazin sering disingkat menjadi 2,4-DNP atau 2,4-DNPH. Larutan 2,4- dinitrofenilhidrazin dalam sebuah campuran metanol dan asam sulfat dikenal sebagai pereaksi Brady. rumus molekul dari hidrazin, yaitu sebagai berikut:H2N NH2(hidrazin)Pada pratikum di dapatkan pada aldehid yaitu benzaldehid terjadi reaksi negatif terdapat endapan kuning lapisannya yang atas berwarna kuning dan lapisan bawah bening.Dan pad asetaldehid terjadi reaksi positing dan terdapan endapan kuning larutannya berwarna kuning. Pada Keton yaitu 2-pentanon terjadi reaksi negatif larutannya berwarna kunng dan tidak terjadi endapan. Dan pada aseton tidak terdapan endapan ettapi terdapat lapisan atas kuning dan lapisan bawah bening.

1. Kesimpulan dan Saran4. KesimpulanDari hasil percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan :1. Senyawa aldehid sangat mudah teroksidasi sedangkan senyawa keton tidak1. Senyawa yang mempunyai gugus keton: Aseton dan 2-propanon1. Senyawa yang mempunyai gugus aldehid: Benzaldehid dan asetaldehid1. Fehling digunakan untuk menguji gugus aldehid dan reaksi positif jika terdapat endapan merah bata.1. Uji iodofom digunakan untuk menguji gugus keton dan reaksi positif jika terdapat endapan putih.1. Adisi bisulfit digunakan untuk analisis gugus fungsi karbonil (aldehid dan keton), reaksi positif jika terdapat endapan putih.1. Uji dengan 2,4-dinitrofenilhidrazin akan terbentuk endapan merah pada reaksi positif.

5.2 Saran

Praktikum sudah berjalan cukup baik, akan tetapi akan lebih baik lagi jika semua pihak dapat bekerja sama dengan baik. Dan pratikan lebih mehamai jalannya pratikum agar tidak banyak kesalahn yang terjadi dalam pratikum dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan teori.

DAFTAR PUSTAKA

Annisafushie. (2009). Aldehid dan Keton. [Online]. Tersedia :http://annisanfushie.wordpress.com/2009/01/02/aldehid-dan-keton/[9 Juli 2013 / 22:00]Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997.Dasar-dasatr Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta.Hart, Harold. 1990.Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.Louis, Hiltman. 1964. Kimia untuk Teknik dan Sains. Bandung : PrimagamaPetrucci. 1987. Kimia Dasar Jilid II. Jakarta : ErlanggaWillbraham, and Michael S. Matta. 1992.Kimia Organik dan Hayati. Bandung : ITB

LAMPIRANPERTANYAAN PRA PRAKTEK0. Tuliskan struktur umum aldehid dan keton serta tunjukkan gugus fungsinya?Jawab:

0. Jelaskan reaksi oksidasi pada aldehid dan keton.Jawab: Reaksi-reaksi pada aldehida dan keton adalah reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Aldehid mudah sekali dioksidasi, sedangkan keton tahan terhadap oksidator. Aldehida dapat dioksidasi dengan oksidator yang sangat lemah. Sedangkan reaksi reduksi terbagi menjadi tiga bagian yaitu reduksi menjadi alkohol, reduksi menjadi hidrokarbon dan reduksi pinakol.

ESTERI. Tujuan 1. Mensintesis sekurang kurangnya 3 macam ester1. Mengetahui pengaruh konsentrasi alkohol terhadap reaksi kesetimbangan pada pembuatan ester1. Mengetahui pengaruh konsentrasi asam karboksilat terhadap reaksi kesetimbangan pada pembuatan ester.1. Mengenal bau khas dari beberapa macam ester.1. Menggunakan ester sebagai bahan pembuatan sabun.1. Mengetahui prinsip saponifikasi.1. Membuat berbagai macam sabun untuk bahan pencuci dan untuk kosmetik.1. Menguji daya kerja sabun dalam air sadah.

II. Landasan TeoriDalam ilmu kimia, ester adalah campuran organik dengan simbol R yang menggantikan suatu atom hidrogen atau lebih. Ester juga dibentuk dengan asam yang tidak tersusun teratur; sebagai contoh, dimetil sulfat yang juga disebut asam belerang, dimethyl ester. (Anonim, 2006)Ester diturunkan dari asam karboksilat dengan mengganti gugus OH dengan gugus OR ( R adalah gugus alkil atau aril ). Ester merupakan turunan dari asam karboksilat yang diperoleh dengan cara mereaksikan asam karboksilat dengan alcohol atau phenol. ( Nurul,2012 )

Gambar Rumus umum EsterEster dapat terhidrolisis dengan pengaruh asam membentuk alkohol danasam karboksilat. Reaksi hidrolisis tersebut merupakan kebalikan daripengesteran. Disini senyawa karbon mengikat gugus fungsiCOOR adalah alkilalkanoat . Ester diturunkan dari alkohol dan asam karboksilat. Untuk ester turunan dari asam karboksilat paling sederhana, nama-nama tradisional digunakan, sepertiformate, asetat,dan propionate.( Vivi Arianti,2013 )Ester terdiri dari 2 sifat yaitu :1. Sifat-sifat fisika ester1.Ester suku rendah merupakan zat cair yang mudah menguap dengan bau harum dari beberapa buah buahan dan bunga bungaan2.Ester suku tinggi berupa minyak,lemak,atau lilin3.Semakin banyak atom C semakin tinggi titik didihnya.Nama TrivialStrukturTitik Didih (C)

Metil metanoatHCO2CH331,6

Metil asesatCH3CO2CH357,5

Etil asetatCH3CO2CH2CH377

Propil asetatCH3CO2CH2CH2CH3102

Etil butiratCH3(CH2)2CO2CH2CH3121

Isoamil asetatCH3CO2(CH2)2CH(CH3)2142

Isobutyl propionatCH3CH2CO2CH2CH(CH3)2137

Tabel 2.1 Titik Didih beberapa senyawa Alkil alkanoat1. Sifat kimia ester1.Ester pada umumnya bersifat polar.2.Ester yang jumlah atom karbonnya sedikit mudah larut dalam air.3.Kelarutan ester berkurang dengan bertambahnya atom karbon.4.Estermerupakan senyawa karbon yang netral.5.Ester dapat mengalami reaksi hidrolisisContoh :RCOOR+ H2OR COOH+R OHEsterAs.AlkanoatAlkohol6.Ester dapat direduksi dengan H2menggunakan katalisator Ni dan dihasilkan dua buah senyawa alkoholContoh :RCOOR+2H2R CH2OH+ R OHEsterAlkoholAlkohol

7.Ester khususnya minyak atau lemak bereaksi dengan basa membentuk garam sabun) dan gliserol. Reaksi ini dikenal dengan reaksi safonifikasi/penyabunan.8.HidrolisisEster dapat terhidolisis dengan pengaruh asam membentuk alkohol dan asam karboksilat. Reaksi hidrolisis merupakan kebalikan dan pengesteran. Hidrolisis lemak atau minyak menghasilkan gliserol dan asam-asam lemak. Contoh hidrolisis gliseril tristearat menghasilkan gliserol dan asam stearat.(Chang, 2004)Tata nama dalam ester yaitu :1.Nama TrivialUntuk ester sederhana, pemberian namanya didasarkan pada nama trivial asam karboksilatnya.

NoRumus StrukturNama Trivial EsterNama Trivial As. Karboksilat

1H-CO-O-CH3Metil formiatAsam formiat

2CH3-CO-O-CH3Metil asetatAsam asetat

3CH3-CH2-CO-O-CH2-CH3Etil propionatAsam propionat

4CH3-(CH2)2-CO-O-CH3Metal butiratAsam butirat

5CH3-(CH2)3-CO-O-CH2-CH3Etil valeratAsam valerat

Tabel 2.2 Tata nama pada ester

2.Nama IUPACBagian dari gugus ester yang mengandung gugus karbonil berasal dar iasam karboksilat, sedangkan gugusan yang terikat pada oksigen berasal dari alkohol atau fenol. Ester yang lebih kompleks menggunakan tata nama IUPAC ,yaitu dengan nama alkil alkanoat . Alkil berasal dari gugus alcohol dan alkanoat berasal dari gugus karboksilat.Rantai induk ester adalah rantai terpanjang yang mengandung gugusester (-COOR). Rantai alkil atau gugus lain yang terikat pada rantai indukdinamakan rantai cabang. Penomoran rantai induk dimulai dari salah satu ujung sedemikian sehingga atom C pada gugus ester mendapatkan nomor terkecil, diberi akhiran -OAT, dari nama rantai hidrokarbonnya. (Keenan, 1990)Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol membentuk ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2R dengan R dapat berupa alkil maupun aril.Esterifikasi dikatalisis asam dan bersifat dapat balik.Laju esterifikaasi asam karboksilat tergantung pada halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilat. Kekuatan asam dari asam karboksilat hanya mempunyai pengaruh yang kecil dalam laju pembentukan ester. (Harja,1986)Reaktifitas alkohol terhadap esterifikasi:CH3OH > primer > sekunder > tersierHCO2H > CH3CO2H > RCH2CO2H > R2CHCO2H > R3CCO2H

Reaktifitas asam karboksilat terhadap esterifikasiGambar 2.4 reaktifitas asam karboksilat terhadap esterifikasiH3C-COOH + HO-CH2-CH3H3C-COO-CH2-CH3 + H2O

Seperti kebanyakan reaksi aldehida dan keton, esterifikasi suatu asam karboksilat berlangsung melalui serangkaian tahap protonasi dan detonasi. Oksigen karbonil diprotonasi, alkohol nukleofilik menyerang karbon positif dan eliminasi air akan menghasilkan ester yang dimaksud seperti reaksi singkat berikut: (Fessenden, 1982)

III. Alat Bahan dan Skema Kerja0. Alat dan BahanAlat :1. Penangas air : 1 buah1. Pipettetes: 5 buah1. Gelasukur 100 mL: 1 buah1. Gelasukur 50 mL: 1 buah1. Gelaspiala 200 mL: 2 buah1. Gelaspiala 100 mL: 2 buah1. Kacaarloji: 1 buah1. Tabungreaksi: 10 buah1. Raktabungreaksi: 1 buah

Bahan :

HClAquadesTimbalnitratCaCl2Mg(OH)2AsamAsetatIsoamil alcohol EtanolAsamsulfatMethanolNaOH

3

0. Skema Kerja1. Asam asetat dan isoamil alkohol/etanolSintesis dan identifikasi ester

Dimasukan 1 ml dalam tabung reaksiDiperhatikan bau setiap zat

Asam Sulfat

Ditambahkan 10 tetesDiaduk larutan dengan sempurnaDimasukan tabung reaksi dalam penangas air kurang lebih 10 menitDiperhatikan terbentuknya dua lapisan. Lapisan atas adalah esterDipindahkan beberapa tetes lapisan atas dengan pipet tetes ke kaca arlojiDicium baunya

Catat hasil percobaan di tabel pengamatantabel hasil

1. Esterifikasi dengan alkohol berlebih

3 Tabung Reaksitabel hasil

Dimasukan 3 ml asamnyaDitambahkan alkohol dengan volume 2ml, 3ml, 4ml.Ditambahkan 10 tetes H2SO4Dipanaskan di atas pengais air selama 10 menitDiamati terbentuknya lapisanDibandingkan bau yang terbentuk

Catat hasil percobaan di tabel pengamatantabel hasil

1. Percobaan Atabel hasilSintesis beberapa ester

Dilakukan sama seperti percobaan ADiteteskan 10 dengan Asam benzoat 250 ml dengan metanol 3 mlDiteteskan 10 dengan Asam asetat 1ml dengan n-butanol 1 mlDiteteskan 10 dengan Asam butirat 1ml dengan n-butanol 1 ml

Catat hasil percobaan di tabel pengamatantabel hasil

1. Esterifikasi dengan asam berlebih

3 Tabung Reaksitabel hasilDimasukan 4 ml, 6 ml, 8 ml asamnyaDitambahkan 3 ml alkoholDiisi 15 tetes H2SO4Dikocok merata dan di panaskan di atas pengais airDibandingkan bau yang terbentuk dan zat dalam setiap tabung

Catat hasil percobaan di tabel pengamatantabel hasil

1. NaOHtabel hasilSaponifikasi ester

Dimasukan 1 ml dalam tabung reksiDitambahkan 3 ml dalam pengais air sampai bau ester hilang dan berkurang lapisan esterDilakukan selama 25 menit

HCLDidinginkan tabung reaksiDitambah 1 ml HCL 10% dan diadukDiperiksa keasaman dengan lakmusDitambah1 ml HCL 100% 15-20 tetes sampai larut bersifat asam

Catat hasil percobaan di tabel pengamatantabel hasil

1. Pembuatan sabun

Gelas Piala 500 ml

Dimasukan 5 ml minyak kelapa Ditambahkan 15 ml NaOH 3 M dan 20 ml etanolDiaduk campuran dan atur suhu 90 0C selama 20 menit, lalu didinginkan

Padatan

Setelah terjadi padatan, Diambil sedikit dan dimasukan ke dalam tabung reaksiDilarutan dengan air panas dan dikocok

Gelas piala berisi sabun

Ditambahkan 25 ml larutan panas NaCL

4 tabung reaksiDidinginkan dan diangkat padatan sabun yang diperoleh

Diuji daya kerja sabun dalam larutanTabung 1 ditambahkan 1 ml kalsium klorida 1 MTabung 2 ditambahkan 1 ml magnesium sulfat 1 MTabung 3 ditambahkan 1 ml timbal nitrat 1

Catat hasil percobaan di tabel pengamatantabel hasilTabung 4 tidak ditambahkan apapun

IV. Hasil dan Pembahasan4.1 Data Percobaan1. Sintesis dan Identifikasi Ester1. Tuliskan persamaan reaksi esterifikasi :(CH3)2CH(CH2)2OH + CH3COOH + H2SO4 CH3COO(CH3)3CH(CH2)2 + H2O + H2SO41. Apakah reaksi berjalan seperti yang dituliskan ? Iya1. Bukti bukti terjadinya reaksi :Adanya dua lapisan yang terbentuk pada masing-masimg tabung, di lapisan atas tampak lapisan ester dan dilapisan bawahnya tampak air.1. Ester yang dihasilkan berbau seperti : Buah Anggur

1. Esterifikasi dengan alkohol berlebihTabungVolumeAsamAlkohol(ml)Tebal lapisan esterBau

1322 cmPisang

2331 cmBalon Tiup

3340,5 cmRambutan

Kesimpulan mengenai reaksi kesetimbangan : Kesimpulan dari reaksi kesetimbangan berdasarkan percobaan adalah jika volume asam tetap namun larutan alkohol volumenya berbeda beda tetap akan menghasilkan bau pisang, balontiup, rambutan. Namun yang dapat digunakan sebagai perbedaan pada masing masing tabung adalah tebal lapisan ester, Semakin banyak ester yang digunakan tebal lapisan ester semakin kecil begitu juga sebaliknya, Semakin kecil volume alcohol maka ester yang dihasilkan semakin tebal.

1. Reaksi beberapa esterPersamaan reaksiBereaksi/tak bereaksiCiri fisis dari produk

Asam Asetat + butanol + H2SO4BereaksiTerdapat 2 lapisan, lapisan bawah berwarna coklat/kuning lapisan atas berwarna bening.Berbaubuahapel

Kesimpulan terhadap jalannya esterifikasi : Dapat disimpulakn bahwa masing-masing senyawa akan bereaksi dan mengahasilkan sidfat fisis dan produk yang berbeda, tergantung dengan larutan apa yang akan direaksikan.1. Esterifikasi dengan asam berlebihTabungVolumeAsamAlkohol(ml)Tebal lapisan esterBau

1322 cmPisang

2333cmPisang

3343,5 cm-

Kesimpulan mengenai reaksi kesetimbangan : Kesimpilan dari reaksi kesetimbangan berdasarkan percobaan adalah jika volume asam tetap namun larutan butanol volumenya berbeda beda tetap akan menghasilkan bau yang sama yaitu menghasilkan bau pisang. Namun yang dapat digunakan sebagai perbedaan pada masing masing tabung adalah tebal lapisan ester, Semakin banyak ester yang digunakan tebal lapisan ester semakin kecil begitu juga sebaliknya, Semakin kecil volume butanol maka ester yang dihasilkan semakin tebal.Pertanyaan 1. Tuliskan persamaan reaksi untuk setiap percobaan.1. asamkarboksilatC6H7O3 +NaOH C6H5NaO3 + H2ONaOHsisa + HCl NaCl + H2O + HClsisa1. Esterifikasi :CH3CH2OH + CH3COOH CH3COOCH2CH3 + H2O

1. Dari pustaka, tulislah langkah langkah mekanisme reaksi esterifikasi.1. Langkah proses protonisasi. Karenaprotonasimenambahkanmuatanpositifkegugusankarbonil, reaktivitasgugusaniniterhadapnukleofillemah (padareaksiini, alkohol) bertambah.2. Langkahkeduadalammekanismeadalahadisidarialkoholnukleofilikkegugusankarbonil. Hasildarilangkahinimengandunggugussan -OR.3. Langkahketiga, hilangnya proton darigugus -OR.4. Langkahkeempatprotonasisalahsatugugus -OH untukmembentukgugushidroksilterprotanasi, -OH2+.5. Langkahkelimaadalahhilangnyagugusanhidroksilterprotanasisebagaigugusan yang terbaik yang meninggalkanyaitu H2O. 6. Terbentuk ester

1. Saponifikasi Ester 1. Gambarlah rumus bangun metil salisilat dan buatlah persamaan reaksinya dengan NaOH.1. Tulislah persamaan reaksi dari produk A dengan HCl.CH6O3 + HCLC7H5O2Cl + H2O1. Bagaimana hasil pemeriksaan dengan kertas lakmus.Padahasilpercobaankertaslakmusmerahtetapberwarnamerahdanlakmusbiruberubahmenjadiwarnamerah.1. Pembuatan sabun1. Gambarlah struktur trigliserida yang anda gunakan dalam percobaan ini, lalu tulis reaksi penyabunannya

1. Jelaskan mengapa penambahan campuran reaksi ke dalam air dapat digunakan sebagai uji kesempurnaan reaksi penyabunan1. Ester, khususnya ester lemakdanminyak, dapatbereaksidenganbasakuatsepertiNaOHatau KOH menghasilkansabun. Reaksiinidisebutsaponifikasiataupenyabunan. Hasilsampingreaksiiniadalahgliserol. 1. Berdasarkanjenisasamdanalkoholpenyusun, ester dapatdikelompokkandalam 3 golongan, yaitu ester buah-buahan, lilin, sertalemakdanminyak. Berikutadalahketigagolongantersebut:

Penggunaan terhadap daya kerja sabunSabun dalam larutanPengamatan

CaCl2Terlarut, mengasilkan busa

MgSO4Terlarut, menghasilkan busa

Pb(NO3)2Tidak Terlarut, menghasilkan endapan

Tulislah persamaan reaksi antara larutan sabun dengan MgSO4

0. Pembahasan

A. Sintesis dan identifikasi esterPada percobaan A tentang sintesis dan identifikasi ester, kami akan mengetahui tentang persamaan reaksi esterifikasi. Apakah reaksi dapat berjalan sempurna dan bukti adanya reaksi serta bau yang dihasilkan.Setelah terbentuk lapisan, pindahkan dengan hati-hati beberapa tetes dan dapat diidentifikasi baunya dengan cara mencium bau yang dihasilkan.persamaan reaksi esterifikasi(CH3)2CH(CH2)2OH + CH3COOH + H2SO4 CH3COO(CH3)3CH(CH2)2 + H2O + H2SO4Bukti-bukti terjadinya reaksiSuhu panas dan meningkat, larutan jadi panas, warna bening berubah menjadi kuning.Adanya dua lapisan yang terbentuk pada masing-masimg tabung, di lapisan atas tampak lapisan ester dan dilapisan bawahnya tampak air.Ester yang dihasilkan berbau sepertibauanggur.

B. Esterifikasi Dengan Alkohol Pada percobaan esterifikasi dengan alcohol berlebih kami akan mengamati tentang perbedaan tebal lapisan ester dari senyawa senyawa yng digunakan serta bau bau yang dihasilkan . Kami akan melihat apakah dengan perbedaan volume akan menghasilkan tebal lapisan ester yang berbeda pula.Dari tabel tersebut terlihatjelas bahwa volume yang berbeda pada masing masing tabung menghasilkan tebal lapisan ester yang berbeda pula. Dapat dilihat pada volume alkohol 2 ml menghasilkan tebal lapisan ester yang besar yaitu 2 cmdenganbaupisang. Sedangkan volume alkohol 3 ml menghasilkan tebal lapisan ester yaitu 1 cm denganbaubalontiup sedangkan untuk volume butanol 4 ml menghasilkan tebal lapisan ester 0,5 cmdenganbaurambutan.Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa jika volume asam tetap namun larutan butanol volumenya berbeda maka tetap akan menghasilkan bau yang berbedadan tebal lapisan ester yang berbedajuga.Semakin banyak alkohol yang digunakan tebal lapisan ester makin kecil, begitu juga sebaliknya semakin kecil volume butanol maka tebal lapisan ester yang dihasilkan semakin besar.

C.Reaksi beberapa esterDalam percobaan sintesis beberapa ester ini akan teliti mengenai senyawa yang dapat bereaksi atau tidak dalam mencampurkan beberapa senyawa serta ciri fisis atau bau yang dihasilkan. Yang dilakukanmenggunakanasamasetat1 ml dengan n-butanol 1 ml dan ditambah 10 tetes H2SO4 ke dalam tabung reaksi dan digoyangkan, kemudian dipanaskan dipenangas air kurang lebih selama 10 menit dan hasilnya larutan tersebut bereaksi dan menghasilkan warna bening, dan berbau pisang. Menurut sumber hasil data pengamatan yang kedua ini sesuai denganteori.

D. Esterifikasi dngan asam berlebihPercobaan inimembutuhkan alat dan bahan seperti tabug reaksi, pengaduk dan penangas air dan bahannya adalah alkohol, H2SO4. Langkah pertama pada percobaan ini, kami menyiapkan 3 buahh tabung reaksi yang masing-masing tabung berisi 2 ml, 4 ml, dan 6 ml asamnya yaitu asam glasial, kemudian ditambahkan 1 ml alkohol kedalam masing-masing tabung reaksi tersebut. Kemudian teteskan H2SO4 sebanyak 3 tetes kedalam masing-masing tabung reaksi, kocok perlahan-lahan, lalu dipanaskan dipenangas air.Hasil yang diperoleh adalah campuran tersebut bereaksi dengan adanya endapan yang diantaranya lapisan atas merupakan lapisan ester dan lapisan bawah adalah lapisan air. Ester yang terbentuk dalam percobaan ini bernama etil asetat dan masing-masing tabung tersebut beraroma bau pisang semuanya namun ada hal yang membedakan antara tabung yang satu dengan tabung yang lain yaitu ketebalan lapisan endapan ester tersebut, ester yang 2 ml alkohol memiliki ketebalan endapan ester,2 ml alkohol 2 cm, 3ml alcohol 3 cm, 4 ml alcohol 3,5 cm.Data yang kami dapatkan telah sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa semakin banyak volume asam dan alkohol yang ditambahkan, maka semakin tebal pula lapisan ester yang terbentuk.E. Saponofikasi esterPada pecobaan tentang saponifikasi ester kami akan meneliti tentang rumus bangun dari metil salisilat dan persamaan reaksinya dengan NaOH dan HCl serta hasil pemeriksaan dengan kertas lakmus. Hal yang kami lakukan adalah memasukan asam salisilat dan 2 tetes NaOH 10% kedalam tabung reaksi. Kemudian meletakan larutan itu kedalam penagas air sampai bau ester menghilang sejalan dengan berkurangnya lapisan ester. Pemanasan dilakukan kurang lebih 20 menit tabung reaksi kemudian didinginkan dibawah aliran dingin. Baru setelah dingin ditambahkan 10 tetes HCl 10% dan dapat diidentifikasi keasamannya dengan menggunakan lakmus. Untuk mengujinya, tambahkan HCl 10% sebanyak beberapa tetes sampai larutan bersifat asam hingga baru dapat di catat hasilnya. Dan didibawah ini adalah data hasil percobaan : Rumus bangun metil salisilat Persamaan reaksi dari produk a dengan HClCH6O3 + HCLC7H5O2Cl + H2O Hasil pemeriksaan dengan kertas lakmus Padahasilpercobaankertaslakmusmerahtetapberwarnamerahdanlakmusbiruberubahmenjadiwarnamerah.

Dari data diatas dapat dilihat bahwa rumus bangun dapat diketahui setelah dilakukan percobaan serta dapat dituliskan persamaan reaksi yang terjadi baik dengan NaOH maupun HCl. Dan yang paling lama dalam percobaan ini adalah menemukan hasil pemeriksaan dengan kertas lakmus . pada percobaan pertama pada saat digunakan 1 ml HCl 10% pengukuran dengan kertas lakmus merahtetapmerahdanlakmusbiruberubahmenjadimerah. Menandakanlarutantersebutadalahasam

F. Pembuatan sabunPada percobaan pembuatan sabun inihasil yang kami dapatkan dari percobaan yang telah kami lakukan ialah busa yang dihasilkan kurang baik karena didalam larutan atau padatan sabun masih mengandung asam lemak. hal ini dikuatkan oleh Teori yang menjelaskan bahwa jika padatan dilarutkan dengan menggunakan air panas kemidian dikocok dengan kuat maka akan menghasilkan busa atau buih yang baik berarti didalam padatan sabun tersebut tidak mengandung asam lemak. Sedangkan hasil buih yang kami dapatkan tidaklah begitu baik hinggga kami simpulkan bahwa apa yang kami lakukan untuk percobaan kali ini belum maksimal hingga dapat dikatakan bahwa percobaan yang kami lakukan ini kurang berhasil. Karena percobaan ini gagal dan kami pun harus masuk kuliah maka untuk prosedur selanjutnya tidak kami lanjutkan dan kesalahan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranyakurang baiknya alat dan juga bahan yag kami gunakan, kurang telitinya kami dalam membuat takaran dan juga dalam menerjemah maupun mengerjakan prosedur kerja, dan faktor lainnya.

V. Kesimpulandan Saran5.1 KesimpulanDari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan :1. Hidrolisis suatu ester dalam pelarut basa disebut saponifikasi. Hasil raksi ini adalah garam dan alkohol.2. Hasil reaksi garam dan alkohol disebut ester.3. Ester berbau enak, wangi bunga-bungaan dan buah-buahan berasal dari ester. 4. Larutan etil asetat yang merupakan senyawa ester, dapat dibuat dengan cara mereaksikan senyawa asam karboksilat dengan alkohol dengan katalis asam sulfat pekat.

5.2 Saran Dalammelakukanpraktukiminipentingmemperhatikanprosedurkerjauntukketepatanhasilpraktikum agar hasilnyatidaksalah, agar tidak terjadi pengulangan.Dalammelakukanpraktikumharusdiperhatikansetiapprosedurkerja yang adasehinggasetiapacaradapatdilakukansecaramaksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2006.Kimia dasar jilid 2.Bandung:Gramedia.Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Jilid II. Jakarta: ErlanggaFessenden, 1981.Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Bina rupa aksaraHarja.1986.Kimia dasar jilid 2.Bandung:Gramedia.Keenan, Charles W. 1990. Kimia Dasar Jilid II. Jakarta: ErlanggaNurul, Adi,dkk. 2012. PembuatanSabun.Http://cemycalholiccybre.wordpress.com. Diakses tanggal 02 juli 2011Vivi, Arianti. 2013. Ester.Http://cemycalholiccybre.wordpress.com. Diakses tanggal 22 Januari 2013

LAMPIRANPERTANYAAN PRA PRAKTEK1. Tulis rumus umum dari senyawa ester2. Tulis struktur umum dari a. Alkohol primerb. Alkohol sekunderc. Alkohol tersier3. Tulislah persamaan reaksi antaraa. Alkohol primer dengan asam karboksilatb. Alkohol sekunder dengan asam karboksilatc. Alkohol tersier dengan asam kaboksilat4. Tuliskan reaksi pembuatan aspirin (asetil salisilat)5. Apakah perbedaan esterifikasi dengan netralisasi6. Apakah bahan dasar pembuatan sabun7. Gambarkan satu molekul khas lemak dan tulislah persamaan reaksi safonifikasi untuk menghasilkan sabun natrium

Jawab :1. Rumus OR C OR

2. R

R OHR CH OH R C R

R OH

(a) (b) (c)

3. a. Alkohol Primer dan Asam Karboksilat

O OR OH + R C OHR C OR + H2O

b. Alkohol Sekunder dan Asam Karboksilat R O ORR C R + R C OH R C O C R + H2O OH Rc. Alkohol Tersier dan Asam Karboksilat R O O RC C R + R C OH R C O C R + H2O OH R

4.5. Esterifikasi adalah reaksi atau metode untuk menghasilkan ester dengan mereaksikan asam karboksilat dengan alkohol pada suasana basa. Netralisasi adalah reaksi antara asam dan basa menghasilkan garam dan air.6. Ester dan basa kuat.7. Reaksi penyabunan

CH(OOR) + 3NaOH CH(OH) + 3NaOOCR

ANALISIS SPECTROSKOPI UV-VISPENENTUAN KONSENTRASI KMnO41. Tujuan PercobaanPenentuan panjang gelombang maksimum, membuat kurva standar kalibrasi, menentukan konsentrasi cuplikan yang tidak diketahui.1. Landasan TeoriSpektrometri UV-Vis adalah salah satu metoda analisis yang berdasarkan pada penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media. Berdasarkan penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media tergantung pada tebal tipisnya media dan konsentrasi warna spesies yang ada pada media tersebut. Spektrometri visible umumnya disebut kalori, oleh karena itu pembentukan warna pada metoda ini sangat menentukan ketelitian hasil yang diperoleh. Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan energi cahaya oleh suatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang gelombang radiasi, demikian pula pengukuran penyerapan yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu.Spektrofotometri ini hanya terjadi bila terjadi perpindahan elektron dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Perpindahan elektron tidak diikuti oleh perubahan arah spin, hal ini dikenal dengan sebutan tereksitasi singlet. (Khopkar, 1990)Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa.Alat yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi.Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi.(Harjadi,1990)Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri.Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda.(Tahir, 2009)Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut juga sebagai radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah cahaya matahari.Dalam interaksi materi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik, radiasi elektromagnetik kemungkinanan dihamburkan, diabsorbsi atau dihamburkan sehingga dikenal adanya spektroskopi hamburan, spektroskopi absorbsi ataupun spektroskopi emisi.Salah satu contoh instrumentasi analisis yang lebih kompleks adalah spektrofotometer UV-Vis. Alat ini banyak bermanfaat untuk penentuan konsentrasi senyawa-senyawa yang dapat menyerap radiasi pada daerah ultraviolet (200 400 nm) atau daerah sinar tampak (400 800 nm). Analisis ini dapat digunakan yakni dengan penentuan absorbansi dari larutan sampel yang diukur.Prinsip penentuan spektrofotometer UV-Vis adalah aplikasi dari Hukum Lambert-Beer, yaitu:A = - log T = - log It / Io = . b .CDimana : A = Absorbansi dari sampel yang akan diukurT = TransmitansiI0 = Intensitas sinar masukIt = Intensitas sinar yang diteruskan= Koefisien ekstingsib = Tebal kuvet yang digunakanC = Konsentrasi dari sampel (Saputra, 2009)Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu perekam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda.Besi memiliki dua tingkat oksidasi, yaitu Fe2+(ferro) dan Fe3+(ferri). Senyawa-senyawa yang dapat digunakan untuk mereduksi besi(III) menjadi besi(II) diantaranya seng, ion timah(II), sulfit, senyawa NH2OH.HCl, hidrazin, hidrogen sulfida, natrium tiosulfat, vitamin C, dan hidrokuinon. Pemilihan reduktor ini tergantung suasana asam yang digunakan dan keberadaan senyawa lain dalam cuplikan yang akan dianalisis. Umumnya besicenderung untuk membentuk senyawa dalam bentuk ferri daripada dalam bentuk ferro, dan membentuk kompleks yang stabil dengan senyawa-senyawa tertentu.(Othmer, Kirk, 1978)Penentuan kadar besi dapat dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis dengan reaksi pengompleksan terlebih dahulu yang ditandai dengan pembentukan warna spesifik sesuai dengan reagen yang digunakan. Senyawa pengompleks yang dapat digunakan diantaranya molibdenum, selenit, difenilkarbazon, dan fenantrolin. Pada percobaan ini pengompleks yang digunakan adalah 1,10-fenantrolin. Besi(II) bereaksi membentuk kompleks merah jingga. Warna ini tahan lama dan stabil pada range pH 2-9. Metode tersebut sangat sensitif untuk penentuan besi (Vogel, 1985).Pengukuran menggunakan metode fenantrolin dengan pereduksi hidroksilamin hidroklorida dapat diganggu oleh beberapa ion logam, misalnya bismut, tembaga, nikel, dan kobalt.Senyawa kompleks berwarna merah-orange yang dibentuk antara besi (II) dan 1,10-phenantrolin (ortophenantrolin) dapat digunakan untuk penentuan kadar besi dalam air yang digunakan sehari hari. Reagen yang bersifat basa lemah dapat bereaksi membentuk ion phenanthrolinium, phen H+dalam medium asam. Pembentukan kompleks besi phenantrolin dapat ditunjukkan dengan reaksi:Fe2++3 phen H+Fe(phen)32++3H+Tetapan pembentukan kompleks adalah 2.510-6pada 25oC. Besi (II) terkomplekskan dengan kuantitatif pada pH 3-9. pH 3,5 biasa direkomendasikan untuk mencegah terjadinya endapan dari garam garam besi, misalnya fosfat. Kelebihan zat pereduksi, seperti hidroksilamin diperlukan untuk menjamin ion besi berada pada keadaan tingkat oksidasi 2+.Saat sinar mengenai larutan bening, maka akan terjadi 2 hal:1.TransmisiTransmitan larutan merupakan bagian dari sinar yang diteruskan melalui larutan.2.AbsorpsiCahaya akan diserap jika energi cahaya tersebut sesuai dengan energi yang dibutuhkan untuk mengalami perubahan dalam molekul. Absorbansi larutan bertambah dengan pengurangan kekuatan sinar.Syarat-syarat penggunaan hukum Lambert-Beer:1.Syarat KonsentrasiHukum Beer baik untuk larutan encer. Pada konsentrasi tinggi (biasanya 0,01M), jarak rata-rata diantara zat-zat pengabsorpsi menjadi kecil sehingga masing-masing zat mempengaruhi distribusi muatan tetangganya. Pengaruh interaksi molekul-molekul tak berarti pada konsentrasi dibawah 0,01M kecuali untuk ion-ion organik tertentu yang molekulnya besar.2.Syarat KimiaZat pengabsorpsi tidak boleh terdisosiasi, berasosiasi, atau bereaksi dengan pelarut menghasilkan suatu produk pengabsorpsi spektrum yang berbeda dari zat yang dianalisis.3.Syarat CahayaHukum Beer hanya berlaku untuk cahaya yang betul-betulmonokhromatik(cahaya yang mempunyai satu panjang gelombang) .4.Syarat KejernihanKekeruhan larutan yang disebabkan oleh partikel-partikel koloid misalnya menyebabkan penyimpangan hukum Beer. Sebagian cahaya dihamburkan oleh hukum pertikel-partikel koloid akibatnya kekuatan cahaya yang diabsorpsi berkurang dari cahaya yang seharusnya.(Harjadi,1990)1. Alat Bahan dan Skema Kerja2. Alat dan BahanAlat : 1. Spektrofotometer + kuvet1. Labu ukur1. Pipet ukur 10 ml1. Gelas piala 100 mL: 2 buah1. Gelas piala 50 mL: 1 buah1. Pipet tetes: 3 buahBahan : 1. KMnO41. Akuades

3.2 Skema Kerja1. Pembuatan larutan

Larutan KMnO4

Di buat larutan KMnO4 2.10-5 M, 4.10-5 M, 6.10-5 M, 8.10-5 M, 10.10-5 MDi siapkan larutan blanko yang hanya berisi pelarut saja

Catat hasil percobaan di tabel pengamatantabel hasilDi lihat larutan cuplikan dari asisten

1. Pencarian panjang gelombang maksimum

Alat SpektrofotometerDi hidupkan dan dibiarkan 15 menitDi atur panjang gelombang sesuai yang diinginkan (400 nm 700 nm)Di atur knop kiri sampai 0%TDi masukkan kuvet berisi air (blanko) ke dalam holderDi atur %T sampai 100 menggunakan knop sebelah kanan

Larutan KMnO4 8.10-5 M

Dimasukkan kedalam kuvet sampai tanda batasDi ukur absorbansinya (A)Di ulangi lagi pengukuran mulai dari langkah 2 menggunakan panjang gelombang 400 -700 nm dengan interval 5 nmBuat kurva antara panjang gelombang terhadap absorbansi

Catat hasil percobaan di tabel pengamatantabel hasil

1. Pembuatan kurva kalibrasi dan pengukuran cuplikan yang tidak diketahui

Alat SpektrofotometerDi atur panjang gelombang maksimum sesuai pada tahap BDi ukur pula larutan KMnO4 2.10-5 M, 4.10-5 M, 6.10-5 M, 8.10-5 M, 10.10-5 M dan cuplikan yang tidak diketahui konsentrasinyaDi buat kurva kalibrasi antara absorbansi terhadap konsentrasi larutan KMnO4.Di buat persamaan garis liniernya.Di tentukan konsentrasi cuplikan dengan memasukkan nilai absorbansi yang diperoleh ke dalam persamaan yang diperoleh.

Catat hasil percobaan di tabel pengamatantabel hasil

1. Data Percobaan dan Pembahasan4.1 Data PercobaanA. Pembuatan LarutanNoKonsentrasi KMnO4Warna Larutan

12 x 10-5 Ungu bening

24 x 10-5Ungu mendekati bening

36 x 10-5Ungu

48 x 10-5Ungu mendekati pekat

510 x 10-5Ungu pekat

B. Pencarian panjang gelombang maksimum1. KMnO4 200 ppm Panjang gelombang (nm)AbsorbansiTransmitan(%)

3751,2647,3

3800,85114,0

3850,61524,3

3900,39840,1

3950,23058,8

4000,08182,9

1. KMnO4 400 ppm Panjang gelombang (nm)AbsorbansiTransmitan(%)

3751,3694,3

3801,0409,1

3850,76217,3

3900,50831,0

3950,32048,0

4000,14471,5

1. KMnO4 600 ppm Panjang gelombang (nm)AbsorbansiTransmitan(%)

3751,5982,5

3801,2146,1

3850,8912,9

3900,59625,4

3950,37342,4

4000,17466,8

1. KMnO4 800 ppm Panjang gelombang (nm)AbsorbansiTransmitan(%)

3751,8001,6

3801,3784,2

3851,0189,6

3900,68820,6

3950,44036,3

4000,22160,2

4050,00798,5

1. KMnO4 1000 ppm Panjang gelombang (nm)AbsorbansiTransmitan(%)

3752,0500,9

3801,5842,6

3851,1776,6

3900,815,8

3950,5230,2

4000,27453,4

4050,03492,3

0. Perhitungan dan Grafik1. PerhitunganRumus : M1 x V1 = M2 x V2

1. Untuk membuat larutan KMnO4 2 x 10-5M1 x V1 = M2 x V2V = = 50 ppm1. Untuk membuat larutan KMnO4 4 x 10-5M1 x V1 = M2 x V2V = = 100 ml1. Untuk membuat larutan KMnO4 6 x 10-5M1 x V1 = M2 x V2V = = 150 ml1. Untuk membuat larutan KMnO4 8 x 10-5M1 x V1 = M2 x V2V = = 200 ml1. Untuk membuat larutan KMnO4 10 x 10-5M1 x V1 = M2 x V2V = = 250 ml

1. Grafik 1. Kurva kalibrasi absorbansi terhadap panjang gelombang pada larutan KMnO4 200 ppm

1. Kurva kalibrasi absorbansi terhadap panjang gelombang pada larutan KMnO4 400 ppm

1. Kurva kalibrasi absorbansi terhadap panjang gelombang pada larutan KMnO4 600 ppm

1. Kurva kalibrasi absorbansi terhadap panjang gelombang pada larutan KMnO4 800 ppm

1. Kurva kalibrasi absorbansi terhadap panjang gelombang pada larutan KMnO4 1000 ppm

4.3 PembahasanPada percobaan kali ini yang membahas tentang analisa spectroskopi UV VIS menggunakan alat Spektrofotometer UV-VIS . Tetapi, karena pada saat pratikum alat tersebut mengalami kendala maka, di ganti menggunakan spektronik genesis 20 untuk mencari panjang, absorbansi, dan transmitan. Dengan menggunakan KMnO4 200 ppm,KMnO4 400 ppm, KMnO4 600 ppm, KMnO4 800 ppm, KMnO4 1000 ppm.Hal pertama yang dilakukan yaitu dipanaskan selama 15 menit, lalu mengkalibrasi buvet dengan blanko. Blanko yanbg digunakan yaitu aquades. Setelah itu, isi buvet dengan KMnO4 200 ppm. Kemudian, dimasukan kedalam spektronik 20. Lalu, tentukan panjang gelombangnya sampai hasilnya adalah minus. Dicari absorbansinya dengan menekan tombol A/T/C sekali, dan cari transmitannya dengan menekan tombol A/T/C dua kali. Lalu dicatat hasil yang di ketahui pada table percobaan, lalukan percobaan tersebut dengan mengganti panjang gelombangnya sampai 1000 ppm. Hasil yang di dapat sudah tertera pada table percobaan. Percobaan selanjutnya adalah membuat kurva kalibrasi. Untuk membuat kurva kalibrasi digunakan larutan KMnO4 standar dengan konsentrasi yang berbeda-beda yang diperoleh melalui pengenceran. Dari kurva kalibrasi absorbansi terhadap konsentrasi larutan ini kita dapat menentukan konsentrasi dari suatu sampel, yang telah diukur besarabsorbansinya karena kita menggunakan alat spektronik 20 makan membuat grafik panjang gelombang terhadap absorbansi secara manual.Pada percobaan pembuatan larutan kelompok kamui tidak melakukannya karena alat spektronik 20 hanya bisa menghitung panjang gelombang maka kami mengambil data dari kelompok sebelumnya yaitu dengan mengencerkan KMnO4 1000 ppm menjadi KMnO4 200 ppm, dan juga larutan KMnO4 400 ppm, KMnO4 600 ppm, dan 800 ppm gingan di dapat 5 larutan KMnO4 yang mempunyai ppm yang berbeda yaitu 200 ppm , 400 ppm , 600 ppm , 800 ppm , dan 1000 ppm. Pengenceran ini kami lakukan dengan cara mencampurkan larutan KMnO4 1000 ppm sebanyak yang tertera pada bab perhitungan untuk masing-masing larutan yang akan dibuat menggunakan aquades harus sampai titik miniskus dari labu ukur. Kemudian disiapkan juga larutan yang hanya berisi aquades saja yang digunakan sebagai blanko. Dari semua larutan ini, dari konsentrasi KMnO4 yang lebih rendah ke konsentrasi KMnO4 yang lebih tinggi mempunyai warna yang sesuai berurutan dimana makin rendah konsentrasi KMnO4 maka warna ungu dari KMnO4 makin memudar, begitu juga saat konsentrasi KMnO4 makin tinggi, maka warna ungu dari KMnO4 juga semakin pekat. Kemudian untuk nilai absorbansi dari masing-masing konsentrasi dari yang terkecil ke yang paling besar berturut-turut adalah 1.642, 1.725, 1.680, 1.687, 1675. Semua bahan yang kami dapat telah memenuhi literatur yang ada seperti warna dan jumlah ppm yang di butuhkan untuk tiap percobaan yang akan dilakukan.

1. Kesimpulan dan Saran4. Kesimpulan1. Spektrofotometer di gunakan untuk menentukan panjang gelombang maksimum suatu larutan.1. Spektrofotometer di gunakan untuk pembuatan kurva standar kalibrasi 1. Cara kerja dari spektrofotometer yaitu, dengan sinar monokromatik menembus larutan yang berada di dalam kuvet, banyaknya cahaya yang diteruskan maupun diserap oleh larutan akan dibaca oleh detector yang akan dimunculkan ke layar.1. Panjang gelombang maksimum yang didapat pada praktikum ini adalah 600 nm.1. Larutan blanko digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran menggunakan spektrofotometer.

4. Saran1. Alat yang ada perlu di lakukan perbaikan rutin supayang alat yang ada tidak rusak.1. Perlu adanya peningkatan alat-alat yang ada di laboraturium demi menunjang ke efektifan data.

DAFTAR PUSTAKAHarjadi. 1990. Kimia dasar jilid 2. Bandung:Gramedia.Khopkar. 1990.Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Bina rupa aksaraOthemer, Kirk. 1978. Kimia Organik Jilid 1. Erlangga. Jakarta.Saputra. 2009. Ilmu Kimia untuk Universitas . Jakarta:ErlanggaTahir. 2009. Kimia dasar jilid 2.Bandung:Gramedia.

LAMPIRANPertanyaan Prapraktek1. Bagaimana prinsip kerja alat spektrofotometer UV-VIS ?Jawab : Cara kerja spektrofotometer dimulai dengan dihasilkannya cahaya monokromatikdari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat sampel/sel).Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke layar pembaca.1. Apa yang dimaksud dengn panjang gelombang maksium dan kurva standar kalibrasi ?Jawab : Panjang gelombang maksimum adalah panjang gelombang yang didapatkan dimana titik absorban suatu larutan yang diteliti paling tinggi. Sedangkan kurva standar kalibrasi adalah kurva yang didapatkan setelah didapat nilai-nilai absorban dari larutan yang diteliti.1. Jelaskan Hukum Lamber-Beer !Jawab : hukum lamber beer dapat menyatakan hubungan antara serapan cahaya dengan konsentrasi zat dalam larutan. Di bawah ini adalah persamaan Lamber- Beer :A = Log T = a b cA = absorban, T = transmitan, a = absortivitas molar (Lcm-1mol-1), b = panjang sel (cm), dan c = konsentrasi zat (mol/L)1. Kenapa larutan berwarna dapat diukur absorbansinya ?Jawab : karena larutan yang tidak berwarna tidak memiliki nilai absorbansi/ sebagai pembanding. Larutan yang berwarna akan dapat membaca banyaknya sinar yang diteruskan maupun sinar yang diserap oleh larutan berwarna itu.