klasifikasi bakteri

22

Click here to load reader

description

macam - macam bakteri

Transcript of klasifikasi bakteri

Page 1: klasifikasi bakteri

Klasifikasi S. aureus menurut Bergey dalam Capuccino (1998) adalah :

Kingdom : MoneraDivisio : FirmicutesClass : BacilliOrder : BacillalesFamily : StaphylococcaceaeGenus : StaphilococcusSpecies : Staphilococcus aureusStaphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif, tidak bergerak, tidak berspora dan mampu membentuk kapsul. (Boyd, 1980), berbentuk kokus dan tersusun seperti buah anggur (Todar, 2002) sebagaimana terlihat pada gambar 2.4. Ukuran Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada media pertumbuhannya. Apabila ditumbuhkan pada media agar, Staphylococcus memiliki diameter 0,5-1,0 mm dengan koloni berwarna kuning. Dinding selnya mengandung asam teikoat, yaitu sekitar 40% dari berat kering dinding selnya. Asam teikoat adalah beberapa kelompok antigen dari Staphylococcus. Asam teikoat mengandung aglutinogen dan N-asetilglukosamin. (Boyd, 1980).

Staphylococcus aureus adalah bakteri aerob dan anaerob, fakultatif yang mampu menfermentasikan manitol dan menghasilkan enzim koagulase, hyalurodinase, fosfatase, protease dan lipase. Staphylococcus aureus mengandung lysostaphin yang dapat menyebabkan lisisnya sel darah merah. Toksin yang dibentuk oleh Staphylococcus aureus adalah haemolysin alfa, beta, gamma delta dan apsilon. Toksin lain ialah leukosidin, enterotoksin dan eksfoliatin. Enterotosin dan eksoenzim dapat menyebabkan keracunan makanan terutama yang mempengaruhi saluran pencernaan. Leukosidin menyerang leukosit sehingga daya tahan tubuh akan menurun. Eksofoliatin merupakan toksin yang menyerang kulit dengan tanda-tanda kulit terkena luka bakar. (Boyd, 1980; Schlegel, 1994).Suhu optimum untuk pertumbuhan Staphylococcus aureus adalah 35o – 37o C dengan suhu minimum 6,7o C dan suhu maksimum 45,4o C. Bakteri ini dapat tumbuh pada pH 4,0 – 9,8 dengan pH optimum 7,0 – 7,5. Pertumbuhan pada pH mendekati 9,8 hanya mungkin bila substratnya mempunyai komposisi yang baik untuk pertumbuhannya. Bakteri ini membutuhkan asam nikotinat untuk tumbuh dan akan distimulir pertumbuhannya dengan adanya thiamin. Pada keadaan anaerobik, bakteri ini juga membutuhkan urasil. Untuk pertumbuhan optimum diperlukan sebelas asam amino, yaitu valin, leusin, threonin, phenilalanin, tirosin, sistein, metionin, lisin, prolin, histidin dan arginin. Bakteri ini tidak dapat tumbuh pada media sintetik yang tidak mengandung asam amino atau protein. (Supardi dan Sukamto, 1999).Selain memproduksi koagulase, S. aureus juga dapat memproduksi berbagai toksin, diantaranya :1. Eksotoksin-a yang sangat beracun

Page 2: klasifikasi bakteri

2. Eksotoksin-b yang terdiri dari hemosilin, yaitu suatu komponen yang dapat menyebabkan lisis pada sel darah merah.3. Toksin F dan S, yang merupakan protein eksoseluler dan bersifat leukistik.4. Hialuronidase, yaitu suatu enzim yang dapat memecah asam hyaluronat di dalam tenunan sehingga mempermudah penyebaran bakteri ke seluruh tubuh.5. Grup enterotoksin yang terdiri dari protein sederhana. (Supardi dan Sukamto, 1999).Staphylococcus aureus hidup sebagai saprofit di dalam saluran-saluran pengeluaran lendir dari tubuh manusia dan hewan-hewan seperti hidung, mulut dan tenggorokan dan dapat dikeluarkan pada waktu batuk atau bersin. Bakteri ini juga sering terdapat pada pori-pori dan permukaan kulit, kelenjar keringat dan saluran usus. Selain dapat menyebabkan intoksikasi, S. aureus juga dapat menyebabkan bermacam-macam infeksi seperti jerawat, bisul, meningitis, osteomielitis, pneumonia dan mastitis pada manusia dan hewan. (Supardi dan Sukamto, 1999).

http://queenofsheeba.wordpress.com/2008/07/22/bakteri-staphylococcus-aureus/

Vibrio cholerae

BAB I

PENDAHULUAN

             Vibrio cholerae merupakan bakteri gram negatif, berbentuk basil (batang) dan bersifat motil (dapat bergerak), memiliki struktur antogenik dari antigen flagelar H dan antigen somatik O, gamma-proteobacteria, mesofilik dan kemoorganotrof, berhabitat alami di lingkungan akuatik dan umumnya berasosiasi dengan eukariot. Spesies Vibrio kerap dikaitkan dengan sifat patogenisitasnya pada manusia, terutama V. cholerae

Page 3: klasifikasi bakteri

penyebab penyakit kolera di negara berkembang yang memiliki keterbatasan akan air bersih dan memiliki sanitasi yang buruk

Vibrio cholera adalah salah satu bakteri yang masuk dalam family Vibrionaceae

selain dari Aeromonas dan Plesiomonas, dan merupakan bagian dari genus Vibrio.

Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1884 dan sangat

penting dalam dunia kedokteran karena menyebabkan penyakit kolera. Vibrio cholera

banyak ditemui di permukaan air yang terkontaminasi dengan feces yang mengandung

kuman tersebut, oleh karena itu penularan penyakit ini dapat melalui air, makanan dan

sanitasi yang buruk.

Page 4: klasifikasi bakteri

BAB IIIDENTIFIKASI Vibrio cholerae

A.     Morfologi

Vibrio cholerae termasuk bakteri gram negative, berbentuk batang bengkok

seperti koma dengan ukuran panjang 2-4 µm. Pada isolasi, Koch menamakannya

“kommabacillus”. Tapi bila biakan diperpanjang, kuman itu basa menjadi batang lurus

yang mirip dengan bakteri enteric gram negative.

Kuman ini dapat bergerak sangat aktif karena mempunyai satu buah flagella

polar yang halus (monotrik). Kuman ini tidak membentuk spora. Pada kultur dijumpai

koloni yang cembung, halus dan bulat yang keruh dan bergranul bila disinari.

B.    Fisiologi

Vibrio cholerae bersifat aerob atau anaerob fakultatif. Suhu optimum untuk

pertumbuhan pada suhu 18-37°C. Dapat tumbuh pada berbagai jenis media, termasuk

media tertentu yang mengandung garam mineral dan asparagin sebagai sumber karbon

dan nitrogen. V. cholerae ini tumbuh baik pada agar Thiosulfate-citrate-bile-sucrose

(TCBS), yang menghasilkan koloni berwarna kuning dan pada media TTGA (Telurite-

taurocholate-gelatin-agar)

Salah satu cirri dari Vibrio cholerae ini adalah dapat tumbuh pada pH yang

sangat tinggi (8,5-9,5) dan sangat cepat mati oleh asam. Pertumbuhan sangat baik

pada pH 7,0. Karenanya pembiakan pada media yang mengandung karbohidrat yang

dapat difermentasi, akan cepat mati. V. cholerae meragi sukrosa dan manosa tanpa

Page 5: klasifikasi bakteri

menghasilkan gas tetapi tidak meragi albinosa. Kuman ini juga dapat meragi nitrit. Ciri

khas lain yang membedakan dari bakteri enteric gram negative lain yang tumbuh pada

agar darah adalah tes oksidasi hasilnya positif.

C.    Klasifikasi Ilmiah

Kongdom             : BacteriaFilum                     : ProteobacteriaKelas                    : Gamma ProteobacteriaOrdo                     : VibrionalesFamili                   : VibrionaceaeGenus                   : VibrioSpesies                : V. choleraeNama binomial    : Vibrio cholerae

D.    Struktur Antigen

Semua Vibrio cholerae mempunyai antigen flagel H yang sama. Antigen flagel H

ini bersifat tahan panas. Antibodi terhadap antigen flagel H tidak bersifat protektif. Pada

uji aglutinasi berbentuk awan. Antigen somatik O merupakan antigen yang penting

dalam pembagian grup secara serologi pada Vibrio cholera. Antigen somatik O ini terdiri

dari lipoposakarida. Pada reaksi aglutinasi berbentuk seperti pasir. Antibodi terhadap

antigen O bersifat protektif.

E.     Patogenesis

Dalam keadaan alamiah, Vibrio cholerae hanya pathogen terhadap manusia.

Seorang yang memiliki asam lambung yang normal memerlukan menelan sebanyak

 atau lebih V. cholera dalam air agar menginfeksi, sebab kuman ini sangat

sensitive pada suasana asam. Jika mediator makanan, sebanyak 102-104 organisme

yang diperlukan karena kapasitas buffer yang cukup dari makanan. Beberapa

pengobatandan keadaan yang dapat menurunkan kadar asam dalam lambung

membuat seseorang sensitive terhadap infeksi Vibrio cholerae.

Ada dua jenis V. cholerae yang berpotensi sebagai patogen pada manusia. Jenis

utama yang menyebabkan kolera adalah V. cholerae O1, sedangkan jenis-jenis lainnya

dikenal sebagai non-O1.

V. cholerae O1 adaalah penyebab kolera Asiatik atau kolera epidemik. Kasus

kolera sangat jarang terjadi di Eropa dan Amerika Utara. Sebagian besar kasus kolera

Page 6: klasifikasi bakteri

terjadi di daerah-daerah (sub)-tropis. Kolera selalu disebabkan oleh air yang tercemar

atau ikan (atau kerang) yang berasal dari perairan yang tercemar.

V. cholerae non-O1 hanya menginfeksi manusia dan hewan primata lainnya.

Organisme ini berkerabat dengan V. cholerae O1, tetapi penyakit yang ditimbulkannya

tidak separah kolera. Strain patogenik dan non-patogenik dari organisme ini merupakan

penghuni normal di lingkungan air laut dan muara. Organisme ini pada masa lalu

disebut sebagai non-cholera vibrio (NCV) dan nonagglutinable vibrio (NAG).

http://icarusphasmacist-wannabe.blogspot.com/2010/10/vibrio-cholerae.html

Morfologi Salmonella

Salmonella merupakan bakteri Gram negatif berbentuk

batang fakultatif. Genus Salmonella dinamai oleh seorang ahli

patologi hewan Amerika yang bernama Daniel Elmer Salmon,

namun Theobald Smith adalah penemu sebenarnya dari jenis

bakteri (Salmonella enterica var. choleraesuis) pada 1885, yang

menyebabkan penyakit enterik pada babi (Pratiwi, 2011).

Ciri-ciri dari bakteri Salmonella adalah sebagai berikut

(Pratiwi, 2011):

1. Berbentuk batang dengan ukuran tergantung jenis bakteri (pada

umumnya memiliki panjang ± 2-3 µm, dan bergaris tengah antara

±0,3 – 0,6 µm ).

2. Bersifat Gram negatif.

3. Berkembang biak dengan cara membelah diri.

4. Tidak berspora dan bersifat aerob.

Page 7: klasifikasi bakteri

5. Motil (pergerakan ) dengan mengunakan flagel. Mempunyai flagel

perithrik (diseluruh permukaan sel), kecuali pada jenis Salmonella

gallinarum dan Salmonella pullorum.

6. Salmonella mudah tumbuh pada medium sederhana, tetapi

hampir tidak pernah memfermentasikan laktosa atau sukrosa.

7. Salmonella membentuk asam dan kadang-kadang gas dari

glukosa dan manosa.

8. Salmonella resisten terhadap bahan kimia tertentu (misal, hijau

brilian, natrium tetrationat,natrium deoksikolat) yang

menghambat bakteri enterik lain,oleh karena itu senyawa –

senyawa tersebut berguna untuk inklusi isolate salmonella dari

feses pada medium.

9. Struktur sel bakteri Salmonella terdiri dari inti (nukleus),

sitoplasma, dan dinding sel. Karena dinding sel bakteri ini bersifat

Gram negatif , maka memiliki struktur kimia yang berbeda

dengan bakteri Gram positif.

Menurut Jawetz et al (dalam Bonang,1982) mengemukakan

bahwa dinding sel bakteri gram negatif mengandung 3 polimer

senyawa mukokompleks yang terletak diluar lapisan

peptidoglikan (murein). Ketiga polimer ini terdiri dari :

1. Lipoprotein adalah senyawa protein yang mempunyai fungsi

menghubungkan antara selaput luar dengan lapisan

peptidoglikan.

2. Selaput luar adalah selaput ganda yang mengandung senyawa

fosfolipid dan sebagian besar dari senyawa fosfolipid ini terikat

Page 8: klasifikasi bakteri

oleh molekul-molekul lipopolisakarida pada lapisan atasnya

(Pratiwi, 2011).

    Klasifikasi Salmonella

Berikut klasifikasi dari bakteri Salmonella (Pratiwi, 2011) :

Kerajaan : Bacteria

Filum : Proteobakteria

Kelas : Gamma proteobakteria

Ordo: Enterobakteriales

Family : Enterobakteriaceae

Genus : Salmonella

Spesies : Salmonella enterica

Salmonella arizona

Salmonella typhi

Salmonella choleraesuis

Salmonella enteritidis

Secara praktis salmonella dapat dibagi menjadi (Pratiwi,

2011) :

1. Salmonella tifoid yaitu Salmonella typhi, Salmonella paratyphi

A,B, dan C penyebab demam enterik (typhoid) pada manusia.

Kelompok ini telah beradaptasi pada manusia.

Page 9: klasifikasi bakteri

2. Salmonellanon-tifoid yaitu Salmonelladublin (sapi),Salmonella

cholera suis (babi),Salmonellagallinarum dan Salmonella pullarum

(unggas), Salmonella aborius equi (kuda) dan Salmonella aborius

ovis (domba). Salmonella sp yang beradaptasi pada jenis hewan

tertentu jarang menimbulkan penyakit pada manusia.

 Metode Analisa

Metode analisa merupakan proses pembuktian atau

konfirmasi pengujian secara obyektif di laboratorium yang telah

memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dan sesuai dengan

tujuan penggunaannya. Dalam pengujian mutu suatu bahan

pangan diperlukan berbagai uji yang mencakup uji fisik, uji kimia,

uji mikrobiologi, dan uji organoleptik (Fardiaz, 1993).

Dalam hal ini, metode analisa yang digunakan untuk

mengidentifikasi adanya bakteri Salmonella adalah metode

analisa secara kualitatif yakni bertujuan untuk mengetahui ada

tidaknya suatu bakteri Salmonella dalam suatu feses (Sugianto,

2012).

a.      Metode Analisa Kualitatif

Pada pengujian identifikasi bakteri Salmonella metode yang

digunakan adalah metode analisa secara kualitatif. Pada metode

analisa kualitatif ini memiliki tahapan – tahapan tertentu dengan

tujuan untuk mengetahui ada tidaknya suatu mikroorganisme

dalam feses (Sugianto, 2012).

Tujuan dari pengidentifikasian dalam uji suatu bakteri

(Salmonella) pada metode ini adalah untuk mengetahui mutu

Page 10: klasifikasi bakteri

ataupun kualitas dari suatu produk berdasarkan kemasan atau

sifat mikrobiologinya. (Sugianto, 2012).

b.     Uji Salmonella

Uji Salmonella digunakan untuk menetapkan adanya

Salmonella dalam makanan.Salmonella merupakan bakteri gram-

negatif berbentuk tongkat yang menyebabkan tifus, paratifus,

dan penyakit foodborne. Salmonella terdiri dari sekitar 2500

serotipe yang kesemuanya diketahui bersifat pathogen baik pada

manusia atau hewan (Sugianto, 2012).

Pada pengujian Salmonella ini dibuat juga kontrol positif yaitu

sampel yang telah diberi biakan kultur Salmonella sebagai

pembanding. Dari pengkayaan selektif, biakan dari MKTTn dan

RVS diinokulasikan pada media BGA dan XLD untuk tahap

inokulasi dan identifikasi. Pada tahap ini hanya biakan dari BGA

yang berasal dari MKTTn yang menunjukkan pertumbuhan koloni.

Sedangkan pada media XLD tidak ada pertumbuhan koloni.

Selanjutnya koloni dari biakan BGA dilakukan uji identifikasi yaitu

uji biokimia dan uji serologi. Uji biokimia yang dilakukan antar lain

sebagai berikut:

1. Uji TSIA

Pada uji TSIA warna media slant berubah menjadi merah

karena bakteri bersifat basa ini menandakan bahwa bakteri ini

tidak memfermentasi laktosa dan sukrosa. Pada media daerah

butt media berubah berwarna kuning ini menandakan bakteri

memfermentasi glukosa. Pembentukan gas positif ini hasil dari

fermentasi H2 dan CO2 dapat dilihat dari pecahnya dan

Page 11: klasifikasi bakteri

terangkatnya agar.Pembentukan H2S positif ditandai dengan

adanya endapan berwarna hitam. TSIA agar mengadung laktosa

dan sukrosa dalam konsentrasi 1%, glukosa 0,1% dan phenol red

sebagai indikator yang menyebabkan perubahan warna dari

merah orange menjadi kuning dalam suasana asam. TSIA juga

mengandung natrium trisulfat, yaitu suatu substrat untuk

penghasil H2S, ferro sulfat menghasilkan FeS (precipitat),

bewarna hitam untuk membedakan bakteri H2S dengan bakteri-

bakteri lainnya (Sugianto, 2012).

2. Uji Urease

Uji urease digunakan untuk mengetahui kemampuan mikroba

menghidrolisis urea menjadi amonia. Enzim urease akan

menguraikan urea menjadi amonia. Uji urease menunjukkan hasil

positif jika terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah

keunguan. Hasil uji urease negatif jika tidak terjadi perubahan

warna dari kuning menjadi merah keunguan (Sugianto, 2012).

3. Uji Dekarboksilasi Lysin

Uji Dekarboksilasi Lysin menggunakan media Xylose-Lysine-

Desoxycholate Agar medium digunakan untuk isolasi Salmonella

danmemilah organisme lain dengan cara memfermentasi xylose,

dekarboksilasi lysine dan produksi H2S. Fermentasi xylose sangat

lazim bagi kebanyakan organisme enterik kecuali, Shigella,

Providencia, Edwardsiella. Pada media ini, Salmonella akan

membentuk koloni merah dengan inti hitam, sedang

Pseudomonas dapat tumbuh dengan warna merah dan Eschericia

Page 12: klasifikasi bakteri

berwarna kuning. Mikroba lain yang dapat tumbuh pada media ini

antara lain Arizona, Proteus, Aerobacter, Klebsiella,Citrobacter.

Begitu banyak mikroba yang dapat tumbuh, sehingga media ini

kurang dapat memilah Salmonella pada tahap awal.Lebih baik

digunakan untuk tahap konfirmasi kontaminan Salmonella

(Sugianto, 2012).

4. Uji β-galaktosidase

Uji β-galaktosidase digunakan utuk identifikasi beberapa jenis

bakteri seperti Salmonella.Enzim β-galaktosidase merupakan

enzim yang dapat mengubah laktosa menjadi glukosa dan

galaktosa. Beberapa mikroorganisme seperti E. coli, dapat

menggunakan laktosa sebagai sumber karbon. Selain laktosa,

substrat alamiah dari enzim, adalah bahan yang sangat penting,

ONPG (o-nitro-phenyl-β-D-galactopyranoside), dapat digunakan

pula.Β-galaktosidase dapat mengkatalisis ONPG menjadi

galaktosa dan o-nitrofenol. ONPG tidak berwarna tetapi setelah

hidrolisis menjadi o-nitrofenol, akan timbul warna kuning pada

larutan yang alkali. beberapa jenis bakteri yang mampu

melakukan fermentasi terhadap karbohidrat Streptococcus,

Lactobacillus, Zygomonas, Saccharomycetes, Escherichia,

Enterobacter, Salmonella (Sugianto, 2012).

5. Uji Indol

Uji Indol bertujuan untuk menentukan kemampuan bakteri

dalam memecah asam amino triptofan. Media ini biasanya

Page 13: klasifikasi bakteri

digunakan dalam indetifikasi yang cepat. Hasil uji indol yang

diperoleh negatif karena tidak terbentuk lapisan (cincin) berwarna

merah muda pada permukaan biakan, artinya bakteri ini tidak

membentuk indol dari tryptopan sebagai sumber karbon, yang

dapat diketahui dengan menambahkan larutan kovacs. Asam

amino triptofan merupakan komponen asam amino yang lazim

terdapat pada protein, sehingga asam amino ini dengan mudah

dapat digunakan oleh mikroorganisme akibat penguraian protein

(Sugianto, 2012).

6. Uji Voges Proskauer

Uji Voges Proskauer bertujuan untuk mengidentifikasi jenis

bakteri Untuk membedakan bakteri Escherichia coli dengan

Enterobacteraerogenes. Hasilnya uji ini negatif, karena tidak

terbentuk warna merah pada medium setelah ditambahkan á-

napthol dan KOH, artinya hasil akhir fermentasi bakteri ini bukan

asetil metil karbinol (asetolin). Salmonella positif jika pada uji

biokimia yang dilakukan hasilnya sebagai berikut (Sugianto,

2012) :

1. TSIA : butt (+), slant (-), gas positif atau negatif dan H2S positif

atau negatif.

2. Hidrolisis urea : negatif

3. Dekarbosilasi lysine : positif

4. Reaksi voges proskauer : negatif

5. Produksi indol : negatif

Page 14: klasifikasi bakteri

6. Uji serologi: terjadi aglutinasi pada penambahan antisera

polivalen O, H, dan Vi.

Pada biakan contoh setelah dilakukan uji biokimia dan

serologi didapatkan hasil sebagai berikut(Sugianto, 2012) :

a) TSIA : butt (-), slant (-), gas negatif dan H2S negatif

b) Hidrolisis urea : positif

c) Dekarbosilasi lysine : negatif

d) Reaksi voges proskauer : negative

e) Produksi indol : negative

7. Uji Serologi

Uji serologi tidak terjadi aglutinasi pada penambahan antisera

polivalen O, H, dan Vi.

Reaksi Biokimia Salmonella

No. PengujianHasil Reaksi Reaksi

Salmonella Positif Negatif

1Glukosa (TSI)

Tusukan kuning Tusukan merah Positif

2Lysine

Decarboxylase (LIA)Tusukan ungu Tusukan ungu Positif

3H2S (TSI dan LIA)

Hitam Tidak hitam Positif

4 UreaseWarna ungu

sampai merah

Tidak ada

perubahan warnaNegatif

Page 15: klasifikasi bakteri

5

Lysine

Decarboxylase

Broth (LDB)

Warna ungu Warna kuning Positif

6 Dulcitol BrothWarna kuning

atau ada gas

Tidak ada

perubahan warna

dan gas

Positif

7 KCN Broyh PertumbuhanTidak ada

pertumbuhanNegatif

8 Malonate Broth Warna biruTidak ada

perubahan warnaNegatif

9 Uji IndolWarna violet pada

permukaan

Warna kuning

pada permukaanNegatif

10

Uji Serologi

Polyvalent  Flagellar

(H)

PenggumpalanTidak ada

penggumpalanPositif

11

Uji Serologi

Polyvalent Somatic

(O)

PenggumpalanTidak ada

penggumpalanPositif

12 Lactose BrothWarna kuning

atau ada gas

Tidak ada

perubahan warna

dan gas

Negatif

13 Sucrose Broth Warna kuning

atau ada gas

Tidak ada

perubahan warna

Negatif

Page 16: klasifikasi bakteri

dan gas

14Uji Voges Proskauer

(VP)

Merah muda

sampai merah

Tidak ada

perubahan warnaNegatif

15 Uji Methyl Red (MR)Warna merah

menyebar

Warna kuning

menyebarPositif

16 Simmons Citrate

Ada

pertumbuhan,

warna biru

Tidak ada

pertumbuhan dan

perubahan warna

Variabel

Kriteria untuk kultur non Salmonella

No

.

Pengujian Hasil (non Salmonella)

1 UreasePositif (warna ungu sampai

merah)

2

Uji Indol dan

Polyvalent Flagellar

(H)

Positif (warna merah pada

permukaan

Negatif (tidak ada

penggumpalan)

3LDB dan

KCN

Negatif (warna kuning)

Positif (ada pertumbuhan)

Lactose Broth Positif (warna kuning ada

Page 17: klasifikasi bakteri

4 gas) 

5Sucrose Broth

Positif (warna kuning ada

gas) 

6Uji VP

Uji MR

Positif (merah muda sampai

merah)

Negatif (warna kuning

menyebar)

Daftar Pustaka

Association of Official Analytical Chemistry (AOAC), 2000.Official Methods of Analysis. Mc Graw Hill Press. Canada

Dad.2000.Bacterial Chemistry and Physiology. John Wiley & Sons, Inc., New York, p. 426.

Association of Official Analytical Chemistry (AOAC), 2000.Official Methods of Analysis. Mc Graw Hill Press. Canada.

Black, J.G. 1999. Microbiology Principles and Exploration 4th Edition. Prentice-Hall Inc. New Jersey

Buckle, K. A., dkk. 1987. Ilmu Pangan.Diterjemahkan oleh Adiono dan Hari Purnomo. UI Press, Jakarta.

Campbell, N. A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. 2002. Biologi Jilid 2 edisi Kelima. Jakarta : Erlangga

http://lovesgreen.blogspot.com/2013/06/mengenal-lebih-dekat-bakteri-salmonella.html