Kuliah Pengantar Prak. PK - Dr. Lilik W, M.kes
-
Upload
gia-noor-pratami -
Category
Documents
-
view
40 -
download
3
Transcript of Kuliah Pengantar Prak. PK - Dr. Lilik W, M.kes
I. Pendahuluan
. 100 – 300 gr tinja perhari
. Td : air – 60 – 70 %
: substansi solid – 10 – 20%
. Bentuk dan ukuran liang kolon
. Diare, infeksi parasit, perdarahan GIT, ulkus peptikum,
karsinoma dan sindroma malabsorbsi
. Pmx makroskopis, mikroskopis dan darah samar
II. Metode
A.Pemeriksaan makroskopis
1. Praanalitik
. Persiapan pasien
.obat pencahar, preparat besi, obat anti diare, golongan
tetrasiklin, barium, bismuth, minyak, magnesium
. Persiapan sampel
.tinja pagi hari – buffered glyserol saline
. Pengambilan sampel
.tempat, rectal swab, anal swab, tinja segar
2. Analitik
.warna, bau, konsistensi, darah, lendir, nanah, cacing
3. Pasca analitik
.hasil dan interpretasi
.warna : kuning coklat
.bau : indol, skatol, asam butirat
.konsistensi : agak lunak dan bentuk seperti sosis
. Lendir : iritasi / radang dinding usus
lendir pada bagian luar tinja : usus besar
lendir bercampur pada tinja : usus kecil
. Darah : -, parasit
Keadaan yg mempengaruhi warna tinja
___________________________________________Warna tidak patologis patologis
.coklat, coklat .pigmen empedu, udara >>,
Tua, coklat daging >>
Tua sekali
. Hitam .bismuth .perdarahan GIT atas
.abu-abu/putih .coklat >> .steatorea
.abu-abu muda .susu, barium .obstruksi saluran empedu
Sekali
.hijau,kuning .sayuran .makanan lewat usus dlm
Kehijauan waktu cepat
.merah .bit .perdarahan
B. Pemeriksaan mikroskopis
1. Praanalitik
2. Analitik
3. Pasca analitik
.hasil dan interpretasi
.sel epitel : dinding usus bagian distal. Peradangan : >>>
. Makrofag
. Lekosit : asam asetat 10%. Disentri basiler, kolitis ulserosa, peradangan : >>>
. Eritrosit : kolon, rektum, anus
e. Kristal : tripelfosfat, kalsium oksalat, asam lemak. Kristal charchot – leyden : kelainan ulseratif usus (amubiasis), kristal hematoidin : perdarahan usus
f. Sisa makanan : amilum + lugol – butir merah atau biru
lemak + sudan III / IV – tetes merah / jingga
g. Telur cacing
C. Tes kimia
1. Pemeriksaan darah samar
a. Pra analitik
.tujuan : mengetahui perdarahan kecil yang tidak dapat dinyatakan secara makroskopis dan mikroskopis
.persiapan pasien : besi, vitamin C, bromida, iodida, obat
b. Analitik
c. Pasca analitik
.Ca kolon, Ca lambung, colitis ulceratif, divertikulitis, adenoma, ulkus lambung, hernia diafragmatika
Beberapa diagnostik pada tes makroskopis dan mikroskopis tinja
Makroskopis/mikroskopis Penyebab
.butir kecil, keras, warna tua .konstipasi
.volume besar, berbau, terapung .malabsobsi zat lemak / protein
. Rapuh dengan lendir tanpa darah .inflamasi dangkal dan difus
adenoma
. Rapuh, darah, lendir .inflamasi usus besar, tifoid,
shigella, amubiasis, tumor
ganas
.hitam, mudah melekat spt ter .perdarahan GIT atas
Makroskopis / mikroskopis . Penyebab
.volume besar, cair, sisa padat .infeksi non invasif
sedikit
. Rapuh + jaringan nekrotik / nanah.divertikulitis, tumor nekrotik,
parasit
.agak lunak, putih abu – abu sedikit . Obstruksi saluran empedu,
alkoholik
.cair + lendir + eritrosit .tifoid, kolera, amoebiasis
.cair, lendir, leukosit .kolitis ulseratif, enteritis,
shigellosis, salmonellosis,
TBC usus
Lanjutan
. Lendir, nanah, darah .kolitis ulseratif, disentri basiler, karsinoma ulseratif
kolon, divertikulitis akut,
TBC usus
Pemeriksaan bilirubin
Prinsip : Reagen Fouchet akan mengoksidasi bilirubin – biliverdin
Cara : 5 cc emulsi tinja + 5 cc BaCl2 – kocok – saring
endapan diatas kertas saring – agak kering + 1 tetes Rg Fouchet
Diare
. > 4 kali/hari
.tipe diare : osmotik, sekretorik, perubahan struktur atau fungsi, kerusakan mukosa
.pemeriksaan laboratorium :
. Pemeriksaan makroskopis : darah / lendir
. Pmx mikroskopis :
. Lekosit (+) : infeksi bakteri usus oleh Salmonella, Shigella, Yersinia, invasif E. coli
: proses inflamasi non bakterial
Lekosit (-) : diare karena virus, toksigenic bakteria ( staphilococcus, E.coli, clostridium perfringens, vibrio cholera), parasit ( giardia, entamoeba)
. Cari etiologi
Tipe diare
___________________________________________
Kategori Penyakit sistemik Gambaran lain
.osmotik .defisiensi disakaridase .gejala timbul setelah menelan
produk susu
.oligosakarida .distensi abdomen
.laksatif salin .konstipasi, diare
Kategori Penyakit spesifik gambaran lain
riwayat gejala tukak peptik
Efek osmotik aantasid
.sekretorik .gula pd pemanis .anamnesa diet, epidemiologi
buatan, toksin bakteri .gx sistemik lain, bau busuk
hormon enteroaktif .reseksi ileum
sindroma malabsorbsi .bakteri usus >>>
iritasi asam empedu
.perubahan .reseksi usus,fistula ,jelas dari riwayat, penyulit
Struktur,fx enterokolon,irritable penyakit divertikulum
bowel syndrome patofisiologi belum jelas
Lanjutan
Kategori Penyakit spesifik Gambaran lain
.kerusakan mukosa .penyakit usus meradang .perdarahan,nyeri
organisme invasif BB <<, biakan tinja,
kolitis pseudomembranosa AB spektrum luas
dapat menjadi
penyulit uremia,
gagal jantung kongestif
iskemia usus
Amoebiasis ( Disentri Amoeba)
.etiologi : entamoeba histolitika
.gejala :
.fase akut : frekwensi defekasi >>, diselingi fase konstipasi
atau fase normal, demam, tenesmus, nausea
.fase kronis : diare ringan, kadang konstipasi
.pmx laboratorium :
.pmx makroskopis : tidak berbau, reaksi asam, darah/lendir
.pmx mikroskopis : eritrosit,sel PMN, streptococcus
.pmx darah :
.fase akut : AL 15000 – 20.000
.fase laten : AL bisa kembali normal
.anemia hipokromik mikrositik
Disentri basiler
.etiologi : basil gram negatif genus shigella (shigella
disentri, shigella paradisentri, shigella sonei,
shigella abiqua)
.gejala : ringan – diare
: berat – diare 3 – 20 kali, sakit perut, tenesmus,
panas tinggi
.pmx laboratorium tinja :
.pmx makroskopis : tinja berwarna merah muda sampai
merah cerah, berbau, reaksi alkalis,
pus >>, tinja sedikit
.pmx mikroskopis : lekosit PMN >>, monosit sedikit,
eritrosit dan epitel sedikit
.diagnosa pasti : kultur tinja
.pmx darah : AL normal / kenaikan sedang
: pergeseran ke kiri dan PMN >
.komplikasi : dehidrasi, asidosis, anemia, hipoproteinemia
Kolera
Pendahuluan :
.vibrio kolera -- enterotoksin
.berak, muntah – dehidrasi, renjatan hipovolemik, asidosis metabolik
Etiologi :
.vibrio kolera : gram negatif, batang pendek, sedikit bengkok (koma)
→ tumbuh cepat20 dalam medium selektif (garam empedu, agar thiosulfate citrate bile salt sucrose / TCBS)
Imunitas tubuh :
.imunitas humoral : antienterotoksin dan antibakteri
Patogenesis dan patologi :
.vibrio kolera – mulut – lambung asam lambung – usus halus, suasana alkali
.vibrio kolera – enterotoksin- menstimulasi adenil siklase pada sel mukosa usus dan sekresi klorida, menghalangi absorbsi natrium dan klorida – sekresi cairan isotonis disepanjang usus halus
Pmx laboratorium :
. Tinja : cairan isotonis
. Seperti cucian beras
Lanjutan :
.asidosis metabolik
.penurunan Calsium dan klorida pada sambungan neuromuskuler
Bakteri penyebab diare sekretorik :
.vibrio kolera
.E..coli
.Clostridium perfringens
.Bacillus coreus
.Staphillococcus aureus
Sindroma malabsobsi
.absorbsi : pemindahan hasil akhir pencernaan – dinding usus – sirkulasi darah dan limfe
.malabsorbsi : gangguan absorbsi mukosa usus
. Maldigesti : kegagalan mengabsorbsi karena pencernaan yang tidak adekuat
Deteksi malabsorbsi :
.lemak feces
.tes absorbsi D – xylosa
-Tes Schilling
-Biakan isi duodenum dan yeyenum
-Pemeriksaan sinar X barium gastrointestinal
-Biopsi usus halus
Pemeriksaan lemak feces :
. Normal : < 6 gr / hari
.kasus berat : makroskopis feces akan tampak pucat, berminyak, berbuih dan mengambang
.pmx kuantitatif (dalam 24 jam)
Tes absorbsi D – xylosa :
.D – xylosa : minimal yang dikeluarkan dalam urine 20% dalam 5 jam bila fungsi ginjal normal
.malabsorsi : ekskresi < atau kadar dalam darah < 30 mg /100 ml
.abnormal : gangguan usus proksimal
. Normal : gangguan maldigesti
Tes Schilling :
.malabsorbsi vitamin B12
.kekurangan faktor instrinsik
.pertumbuhan bakteri >>>
.penyakit mukosa ileum
.insufisiensi pankreas
Biakan isi duodenum dan jejenum :
.usus halus proksimal : < 100.000 bakteri / ml
→ peristaltik, asam lambung, sIgA