Kuliah Pengantar Prak. PK - Dr. Lilik W, M.kes

27
Analisa Feces Lilik Wijayanti, dr, MKes FK UNS 2011

Transcript of Kuliah Pengantar Prak. PK - Dr. Lilik W, M.kes

Analisa Feces

Lilik Wijayanti, dr, MKes

FK UNS

2011

I. Pendahuluan

. 100 – 300 gr tinja perhari

. Td : air – 60 – 70 %

: substansi solid – 10 – 20%

. Bentuk dan ukuran liang kolon

. Diare, infeksi parasit, perdarahan GIT, ulkus peptikum,

karsinoma dan sindroma malabsorbsi

. Pmx makroskopis, mikroskopis dan darah samar

II. Metode

A.Pemeriksaan makroskopis

1. Praanalitik

. Persiapan pasien

.obat pencahar, preparat besi, obat anti diare, golongan

tetrasiklin, barium, bismuth, minyak, magnesium

. Persiapan sampel

.tinja pagi hari – buffered glyserol saline

. Pengambilan sampel

.tempat, rectal swab, anal swab, tinja segar

2. Analitik

.warna, bau, konsistensi, darah, lendir, nanah, cacing

3. Pasca analitik

.hasil dan interpretasi

.warna : kuning coklat

.bau : indol, skatol, asam butirat

.konsistensi : agak lunak dan bentuk seperti sosis

. Lendir : iritasi / radang dinding usus

lendir pada bagian luar tinja : usus besar

lendir bercampur pada tinja : usus kecil

. Darah : -, parasit

Keadaan yg mempengaruhi warna tinja

___________________________________________Warna tidak patologis patologis

.coklat, coklat .pigmen empedu, udara >>,

Tua, coklat daging >>

Tua sekali

. Hitam .bismuth .perdarahan GIT atas

.abu-abu/putih .coklat >> .steatorea

.abu-abu muda .susu, barium .obstruksi saluran empedu

Sekali

.hijau,kuning .sayuran .makanan lewat usus dlm

Kehijauan waktu cepat

.merah .bit .perdarahan

B. Pemeriksaan mikroskopis

1. Praanalitik

2. Analitik

3. Pasca analitik

.hasil dan interpretasi

.sel epitel : dinding usus bagian distal. Peradangan : >>>

. Makrofag

. Lekosit : asam asetat 10%. Disentri basiler, kolitis ulserosa, peradangan : >>>

. Eritrosit : kolon, rektum, anus

e. Kristal : tripelfosfat, kalsium oksalat, asam lemak. Kristal charchot – leyden : kelainan ulseratif usus (amubiasis), kristal hematoidin : perdarahan usus

f. Sisa makanan : amilum + lugol – butir merah atau biru

lemak + sudan III / IV – tetes merah / jingga

g. Telur cacing

C. Tes kimia

1. Pemeriksaan darah samar

a. Pra analitik

.tujuan : mengetahui perdarahan kecil yang tidak dapat dinyatakan secara makroskopis dan mikroskopis

.persiapan pasien : besi, vitamin C, bromida, iodida, obat

b. Analitik

c. Pasca analitik

.Ca kolon, Ca lambung, colitis ulceratif, divertikulitis, adenoma, ulkus lambung, hernia diafragmatika

Beberapa diagnostik pada tes makroskopis dan mikroskopis tinja

Makroskopis/mikroskopis Penyebab

.butir kecil, keras, warna tua .konstipasi

.volume besar, berbau, terapung .malabsobsi zat lemak / protein

. Rapuh dengan lendir tanpa darah .inflamasi dangkal dan difus

adenoma

. Rapuh, darah, lendir .inflamasi usus besar, tifoid,

shigella, amubiasis, tumor

ganas

.hitam, mudah melekat spt ter .perdarahan GIT atas

Makroskopis / mikroskopis . Penyebab

.volume besar, cair, sisa padat .infeksi non invasif

sedikit

. Rapuh + jaringan nekrotik / nanah.divertikulitis, tumor nekrotik,

parasit

.agak lunak, putih abu – abu sedikit . Obstruksi saluran empedu,

alkoholik

.cair + lendir + eritrosit .tifoid, kolera, amoebiasis

.cair, lendir, leukosit .kolitis ulseratif, enteritis,

shigellosis, salmonellosis,

TBC usus

Lanjutan

. Lendir, nanah, darah .kolitis ulseratif, disentri basiler, karsinoma ulseratif

kolon, divertikulitis akut,

TBC usus

Pemeriksaan bilirubin

Prinsip : Reagen Fouchet akan mengoksidasi bilirubin – biliverdin

Cara : 5 cc emulsi tinja + 5 cc BaCl2 – kocok – saring

endapan diatas kertas saring – agak kering + 1 tetes Rg Fouchet

Diare

. > 4 kali/hari

.tipe diare : osmotik, sekretorik, perubahan struktur atau fungsi, kerusakan mukosa

.pemeriksaan laboratorium :

. Pemeriksaan makroskopis : darah / lendir

. Pmx mikroskopis :

. Lekosit (+) : infeksi bakteri usus oleh Salmonella, Shigella, Yersinia, invasif E. coli

: proses inflamasi non bakterial

Lekosit (-) : diare karena virus, toksigenic bakteria ( staphilococcus, E.coli, clostridium perfringens, vibrio cholera), parasit ( giardia, entamoeba)

. Cari etiologi

Tipe diare

___________________________________________

Kategori Penyakit sistemik Gambaran lain

.osmotik .defisiensi disakaridase .gejala timbul setelah menelan

produk susu

.oligosakarida .distensi abdomen

.laksatif salin .konstipasi, diare

Kategori Penyakit spesifik gambaran lain

riwayat gejala tukak peptik

Efek osmotik aantasid

.sekretorik .gula pd pemanis .anamnesa diet, epidemiologi

buatan, toksin bakteri .gx sistemik lain, bau busuk

hormon enteroaktif .reseksi ileum

sindroma malabsorbsi .bakteri usus >>>

iritasi asam empedu

.perubahan .reseksi usus,fistula ,jelas dari riwayat, penyulit

Struktur,fx enterokolon,irritable penyakit divertikulum

bowel syndrome patofisiologi belum jelas

Lanjutan

Kategori Penyakit spesifik Gambaran lain

.kerusakan mukosa .penyakit usus meradang .perdarahan,nyeri

organisme invasif BB <<, biakan tinja,

kolitis pseudomembranosa AB spektrum luas

dapat menjadi

penyulit uremia,

gagal jantung kongestif

iskemia usus

Amoebiasis ( Disentri Amoeba)

.etiologi : entamoeba histolitika

.gejala :

.fase akut : frekwensi defekasi >>, diselingi fase konstipasi

atau fase normal, demam, tenesmus, nausea

.fase kronis : diare ringan, kadang konstipasi

.pmx laboratorium :

.pmx makroskopis : tidak berbau, reaksi asam, darah/lendir

.pmx mikroskopis : eritrosit,sel PMN, streptococcus

.pmx darah :

.fase akut : AL 15000 – 20.000

.fase laten : AL bisa kembali normal

.anemia hipokromik mikrositik

Disentri basiler

.etiologi : basil gram negatif genus shigella (shigella

disentri, shigella paradisentri, shigella sonei,

shigella abiqua)

.gejala : ringan – diare

: berat – diare 3 – 20 kali, sakit perut, tenesmus,

panas tinggi

.pmx laboratorium tinja :

.pmx makroskopis : tinja berwarna merah muda sampai

merah cerah, berbau, reaksi alkalis,

pus >>, tinja sedikit

.pmx mikroskopis : lekosit PMN >>, monosit sedikit,

eritrosit dan epitel sedikit

.diagnosa pasti : kultur tinja

.pmx darah : AL normal / kenaikan sedang

: pergeseran ke kiri dan PMN >

.komplikasi : dehidrasi, asidosis, anemia, hipoproteinemia

Kolera

Pendahuluan :

.vibrio kolera -- enterotoksin

.berak, muntah – dehidrasi, renjatan hipovolemik, asidosis metabolik

Etiologi :

.vibrio kolera : gram negatif, batang pendek, sedikit bengkok (koma)

→ tumbuh cepat20 dalam medium selektif (garam empedu, agar thiosulfate citrate bile salt sucrose / TCBS)

Imunitas tubuh :

.imunitas humoral : antienterotoksin dan antibakteri

Patogenesis dan patologi :

.vibrio kolera – mulut – lambung asam lambung – usus halus, suasana alkali

.vibrio kolera – enterotoksin- menstimulasi adenil siklase pada sel mukosa usus dan sekresi klorida, menghalangi absorbsi natrium dan klorida – sekresi cairan isotonis disepanjang usus halus

Pmx laboratorium :

. Tinja : cairan isotonis

. Seperti cucian beras

Lanjutan :

.asidosis metabolik

.penurunan Calsium dan klorida pada sambungan neuromuskuler

Bakteri penyebab diare sekretorik :

.vibrio kolera

.E..coli

.Clostridium perfringens

.Bacillus coreus

.Staphillococcus aureus

Sindroma malabsobsi

.absorbsi : pemindahan hasil akhir pencernaan – dinding usus – sirkulasi darah dan limfe

.malabsorbsi : gangguan absorbsi mukosa usus

. Maldigesti : kegagalan mengabsorbsi karena pencernaan yang tidak adekuat

Deteksi malabsorbsi :

.lemak feces

.tes absorbsi D – xylosa

-Tes Schilling

-Biakan isi duodenum dan yeyenum

-Pemeriksaan sinar X barium gastrointestinal

-Biopsi usus halus

Pemeriksaan lemak feces :

. Normal : < 6 gr / hari

.kasus berat : makroskopis feces akan tampak pucat, berminyak, berbuih dan mengambang

.pmx kuantitatif (dalam 24 jam)

Tes absorbsi D – xylosa :

.D – xylosa : minimal yang dikeluarkan dalam urine 20% dalam 5 jam bila fungsi ginjal normal

.malabsorsi : ekskresi < atau kadar dalam darah < 30 mg /100 ml

.abnormal : gangguan usus proksimal

. Normal : gangguan maldigesti

Tes Schilling :

.malabsorbsi vitamin B12

.kekurangan faktor instrinsik

.pertumbuhan bakteri >>>

.penyakit mukosa ileum

.insufisiensi pankreas

Biakan isi duodenum dan jejenum :

.usus halus proksimal : < 100.000 bakteri / ml

→ peristaltik, asam lambung, sIgA

Biopsi usus halus

.sprue : atropi villi

Gangguan primer usus halus yang berhubungan dengan malabsorbsi :

.non tropical sprue (penyakit Celiac)

.tropical sprue

.defisiensi laktase

.malabsobsi post gastrektomi

.regional enteritis