Kumpulan Abstraksejarah melayu

download Kumpulan Abstraksejarah melayu

of 26

description

sejarah melayu sebagai pembentuk nasionalisme bangsa

Transcript of Kumpulan Abstraksejarah melayu

SAMBUTAN KETUA SEMINAR 70 TAHUN MERDEKA:KEBANGKITAN INDONESIA DAN PERKEMBANGAN NASIONALISME DI DUNIA MELAYU

Assalamualaikum Wr. Wb.Pertama-tama kita mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kurnianya kepada kita semua, sehingga kita masih bisa menjalankan kehidupan akademik, berbanagsa dan bernegara. Seminar ini adalah program Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas yang dipercayakan pelaksanaannya kepada Jurusan Sejarah. Pelaksanaannnya beriringan dengan 70 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Ini juga alasan pemilihan tema seminar ini. Kami sebagai panitia bersama segenap keluarga Fakultas Ilmu Budaya berasa berbahagia dan mendapat kehormatan untuk menyelenggarakan seminar ini. Dengan seminar ini kami bisa berpartisipasi untuk memperkokoh dan menggali nilai-nilai bangsa yang akhir-akhir ini semakin tergerus oleh arus budaya masa kini kita, yang semakin serba instan, serba manja,lambat dan serba personal. Sementara sejarah kebangsaan dibangun atas dasar kreativitas perjuangan, keras kepala, cepat, berdasarkan kerja keras dan kebersamaan. Kita harapkan seminar ini dapat menggali nilai-nilai yang sudah hilang itu sehingga semakin memperkuat identitas kebangsaan kita.Pada kesempatan ini kita sengaja mengambil tema Kebangkitan Indonesia dan perkembangan Nasionalisme di Dunia Melayu. Harapannya kita mencoba merevitalisasi perspektif kebangsaan kita tentang kebangkitan nasional. Kebangkitan tidak lagi kita artikan dalam konteks Indonesia tetapi kebangkitan yang berkaitan dengan bangsa-bangsa lain di kawasan Melayu. Maknnya kita memperluas perspektif kebangsaan kita, tidak hanya memperhitungkan ke dalam tetapi juga ke luar.

Secara historis dinamika ke-Indonesia-an tidak bisa dilepaskan dengan perkembangan sejarah di dunia Melayu (dalam artian yang luas). Dunia Melayu adalah dunia bersama yang membentang di sekitar kepulau-an Nusantara yang kini penduduknya menyebar dari berbagai negara seperti Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapore, Thailand dan di negara-negara Indon Cina. Berbagai permasalahan dan dinamika yang menarik sudah berkembangan di dunia Melayu sejak berabad-abad lamanya. Karena itu kesamaan kesamaan budaya yang terlihat dari bahasa dan kebudayaan secara luas dipakai di berbagai negara. Tidak ada yang menafikan bahwa bahasa Melayu adalah sebagai bahasa pengantar utama dalam kawasan ini. Bahasa Melayu yang dimaksudkan termasuk bahasa Indonesia (yang juga perpaduan dari bahasa-bahasa Melayu), Malaysia, Brunei, Patani, Melayu Singapura serta sebahagian kamboja. Dinamika sosial bdaya di kawasan Melayu sangat terkait juga dengan dinamika ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Sudah sejak lama perdagangan menjadi penghubung yang sangat utama bagi penduduk Melayu. Tidak salah jika beberapa kerajaan dagang sebagai ekonomi dagang muncul di kawasan ini seperti Palembang, Melaka, Padang, Banten, Singapura, Batavia, Semarang, Makasar dan lain-lain sebagainya. Bahkan sungai-sungai di kawasan Sumatera seperti Kampar, Musi dan Siak menjadi ramai oleh perdagangan. Pertumbuhan penduduk dan dinamika budaya menjadi berkulindan dengan ekonomi ini.Dalam rentang sejarah di kawasan Melayu berbagai inovasi pun muncul di berbagai wilayah, mulai dari inovasi di bidang pertanian, pelayaran, pakaian, arsitektur serta karya seni telah menjadi kekayaan yang luar biasa. Kekayaan ini tentu menjadi modal dasar pertumbuhan penduduk di kawasan ini.Kekayaan alam Melayu tentu juga mempunyai efek yang luas. Kondisi alamnya yang subur dan strategis telah menjadi tujuan dan perebutan penting dari berbagai kekuasaan. Konflik ekonomi, perebutan tahta kerajaan, persaingan, penjajahan oleh bangsa asing serta saling kuasa budaya adalah bahagian dari dinamika itu. Semua ini adalah permasalahan penting untuk dikaji demi memantapkan pemahaman historis dan budaya guna mencapai suatu kestabilan dan identitas nasional di kawasan ini.Perlu kami sampaikan pilihan tema dunia Melayu juga akan menjadi bahagian dari Jurusan sejarahdi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, yang pada masa yang akan datang akan mengembangkan perspektif akademiknya pada Sejarah dunia Melayu dan kawasan.Demikian sekedar kata sambutan dari saya, saya harapkan Seminar 70 Tahun Merdeka ini akan kembali membangkitkan rasa kebangsaan kita dan menghangatkan jiwa kita dalam berbagsa dan bernegara . Harapan kita nilai-nilai positif dari perjuangan kebangsaan kita akan tetap hidup dan subur.

Padang, 7 September 2015 Ketua Panitia,

Dr. Wannofri Samry, M.Hum.

Jadwal Seminar Nasional 70 tahun Indonesia MerdekaKebangkitan Indonesia dan Perkembangan Nasionalisme di Dunia MelayuJurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Senin, 7 September 2015WaktuKegiatan

07.30 08.00Pendaftaran di Depan Ruang Seminar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

08.00 09.45Lagu Indonesia Raya

Pembacaan Al Quran

Penampilan Seni Tari oleh BSTM FIB Unand

Sambutan dan Laporan Ketua Panitia: Dr. Wannofri Samry M. Hum

Sambutan Rektor Unand sealigus Membuka Acara Secara Resmi: Prof. Dr. Werry Darta Taifur

Pembacaan Doa

Break (Penampilan Seni oleh Mahasiswa Jurusan Sejarah FIB Unand)

Sesi IWaktuRuang SEMINAR FIB Lt 2

10.00 12.00Topik : Revolusi Indonesia

Prof Dr Mestika ZedUniversitas Negeri Padang PDRI & Revolusi Nasional di Indonesia Awal Kemerdekaan.

Purnawan BasundoroUniversitas AirlanggaDjawatan Pos Telegraph Telepon sebagai Pendukung Mata Rantai Republik Indonesia di Sumatera Barat

Lismomon Nata Universitas Andalas Menjadikan PDRI sebagai Semangat Baru Pembangunan di tengah Krisis Bangsa

Moderator: Dr Wannofri Samry

12.00-13.00ISHOMA

Sesi IIWaktuRuang SEMINAR FIB Lt 2

13.00 15.00Topik: Sejarah dan Pembangunan Maritim

Andrinof Chaniago,Menteri PPN/Kepala Bappenas RI 2014-2015. Pembangunan Poros Maritim dan Arah Baru Pembangunan Nasional

Prof Dr Gusti AsnanUniversitas AndalasSejarah Maritim di Indonesia Abad 19

Lila Pelita Hati, Rita MS, Fitriaty HarahapUniversitas Sumatera UtaraGambaran Latar Belakang Sejarah Maritim Abad 18-20: Pelabuhan Pantai Bogak, Asahan, Sumatera Utara

Moderator: Hary Efendi MA

Sesi III (Paralel)WaktuRuang Sidang Dekanat FIB Unand Lt 2

Ruang Sidang Pascasarjana FIB Unand Lt Dasar

16.00 17.30Topik : Sejarah Sosial Ekonomi Topik: Sejarah Sosial Budaya

Dr. Mhd Nur Universitas Andalas Model Pemberdayaan Industri Pembuatan Perahu Nelayan di Pesisir Sumatera BaratZulfaSTKIP PGRI SumbarAntara Budaya dan Penjajahan: Studio Kasus balance Madam Tradisi Masyarakat kota Padang Dalam Tinjauan Historis

EnimayUniversitas AndalasModel Strategis Pengentasan Kemiskinan Melali Program Transmigrasi: Tranmigrasi di Sitiung dan Lunang di Sumatera Barat

Aslinda dkkUniversitas AndalasJejak Keminangkabauan dalam Bahasa Masyarakat Malaysia

Eka Jaya PUIKIP PGRI PontianakPerdagangan Karet Awal Abad 20 di Kalimantan Barat

Drs Syafrizal M. HumUniversitas AndalasInovasi dan Dinamika Budaya di Sumatera Barat pada Permulaan Abad 20

Moderator: Drs Sabar M. Hum Moderator: Israr Iskandar SS MSi

Selasa, 8 September 2015 TimeKegiatan

07.00 08.00Pendaftaran dan Morning coffee

Sesi IV (Paralel)TimeRuang Sidang Pascasarjana FIB Lt DasarRuang Sidang Dekanat FIB Lt 2

08.00 10.00Topik: PluralismeTopik: Pendidikan dan Nasionalisme

Dr Lindayanti M. HumUniversitas AndalasKonflik dan Integrasi dalam Masyarakat Plural:Jambi 1970-2012Dr Anatona M.HumUniversitas Andalas Semangat PDRI dalam Membentuk Pendidikan Berkarakter

Yuver KusnotoIKIP PGRI Pontianak Pemukiman Orang Laut sebagai Bentuk Identitas Kearifan Lokal & Refleksi Budaya Melayu Kalimantan BaratWitrianto dkkUniversitas Andalas Pembentukan Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran Sejarah dengan menggunakan Simbol Nasionalisme pada SLTA di Sumatera Barat

Drs Zaiyardam Zubir M. HumUniversitas Andalas Jalan Terjal Membentuk Karakter Bangsa: Dialetika Petani Versus Pengusaha-Penguasa di Sumatera Barat, Riau dan Jambi 1970-2010

Moderator: Maiza Elfira M. HumModerator: Ana Fitri Ramadani M. Hum

10.00 10.30Coffee Break

Sesi VWaktu Ruang Seminar FIB Unand

10.30 12.30Topic: Nasionalisme dan Pers Indonesia

Dr Wannofri Samry M. HumUniversitas AndalasPers Perempuan Sumatera barat dan Gerakan Nasionalisme Indonesia.

Bambang SulistyoUnivesritas HasanuddinMenakar Kepahlawanan di Awal Kemerdekaan: Dinamika Nasionalisme di Kawasan Indonesia Timur

Nur Sukma SuriUniversitas Sumtaera UtaraEksisistensi Orang Arab di Kota Medan

Moderator: Dr Nopriyasman

12.30-13.30Istirahat dan makan siang, Lt 1 Jurusan Sejarah dan Ruang seminar FIB Unand.

Penutupan

WaktuKegiatan

15.30 16.00Upacara Penutupan

Pidato Penutupan: Dekan FIB Unand, Prof Dr Gusti Asnan.

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR PANITIADAFTAR ISI1. Pemakalah Utama Seminar Nasional 70 Tahun Indonesia Merdeka Tentang RevolusiA. Revolusi Nasional di Indonesia Awal Kemerdekaan. Oleh: Prof Dr Mestika Zed (Universitas Negeri Padang )B. Djawatan Pos Telegraph Telepon sebagai Pendukung Mata Rantai Republik Indonesia di Sumatera BaratOleh: Purnawan Basundoro (Universitas Airlangga)C. Menjadikan PDRI sebagai Semangat Baru Pembangunan di tengah Krisis BangsaOleh: Lismomon Nata (Universitas Andalas)

2. Pembangunan MaritimA. Pembangunan Poros Maritim dan Arah Baru Pembangunan NasionalOleh: Andrinof Chaniago (Menteri PPN/Kepala Bappenas RI 2014-2015)B. Sejarah Maritim di Indonesia Abad 19Oleh: Prof Dr Gusti Asnan (Universitas Andalas)C. Gambaran Latar Belakang Sejarah Maritim Abad 18-20: Pelabuhan Pantai Bogak, Asahan, Sumatera Utara Oleh: Lila Pelita Hati, Rita MS, Fitriaty Harahap (Universitas Sumatera Utara)

3. Sosial EkonomiA. Model Pemberdayaan Industri Pembuatan Perahu Nelayan di Pesisir Sumatera BaratOleh: Dr. Mhd Nur (Universitas Andalas)B. Model Strategis Pengentasan Kemiskinan Melali Program Transmigrasi: Tranmigrasi di Sitiung dan Lunang di Sumatera BaratOleh: Enimay (Universitas Andalas)C. Perdagangan Karet Awal Abad 20 di Kalimantan BaratOleh: Eka Jaya PU (IKIP PGRI Pontianak)

4. Sosial BudayaA. Antara Budaya dan Penjajahan: Studio Kasus balance Madam Tradisi Masyarakat kota Padang Dalam Tinjauan HistorisOleh: Zulfa (STKIP PGRI Sumbar)B. Jejak Keminangkabauan dalam Bahasa Masyarakat Malaysia Oleh: Aslinda dkk (Universitas Andalas)C. Inovasi dan Dinamika Budaya di Sumatera Barat pada Permulaan Abad 20Oleh: Drs Syafrizal M. Hum (Universitas Andalas)D. Naga Dan Laut Dalam Kisah Indrawijaya Jawa KunaOleh: Moh. Taufiqul Hakim

A. PluralismeA. Konflik dan Integrasi dalam Masyarakat Plural: Jambi 1970-2012Oleh: Dr Lindayanti M. Hum (Universitas Andalas)B. Pemukiman Orang Laut sebagai Bentuk Identitas Kearifan Lokal & Refleksi Budaya Melayu Kalimantan Barat Oleh: Yuver Kusnoto (IKIP PGRI Pontianak)C. Jalan Terjal Membentuk Karakter Bangsa: Dialetika Petani Versus Pengusaha-Penguasa di Sumatera Barat, Riau dan Jambi 1970-2010Oleh: Drs Zaiyardam Zubir M. Hum (Universitas Andalas)

B. Pendidikan dan Nasionalisme A. Semangat PDRI dalam Membentuk Pendidikan BerkarakterOleh: Dr Anatona (Universitas Andalas)B. Pembentukan Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran Sejarah dengan menggunakan Simbol Nasionalisme pada SLTA di Sumatera BaratOleh: Witrianto dkk (Universitas Andalas)C. Khasanah Permikiran Politik NusantaraOleh: Tamrin (Universitas Andalas)

C. Nasionalisme dan Pers IndonesiaA. Pers Perempuan Sumatera barat dan Gerakan Nasionalisme Indonesia.Oleh: Dr Wannofri Samry M. Hum (Universitas Andalas.)B. Menakar Kepahlawanan di Awal Kemerdekaan: Dinamika Nasionalisme di Kawasan Indonesia TimurOleh: Bambang Sulistyo (Universitas Hasanuddin)C. Eksistensi Orang Arab di Kota MedanOleh: Nur Sukma Suri (Universitas Sumatera Utara)

KUMPULAN ABSTRAKREVOLUSI KEMERDEKAAN RI DAN KONTRIBUSI PDRI DALAM MENYAMBUNG NYAWA REPUBLIK [footnoteRef:1]*) [1: *) Makalah Pengantar untuk Seminar nasional bertajuk 70 Tahun Medeka: Kebangkitan Indonesia dan Perkembangan Nasionalisme di Duia Melayu, diselenggarakan oleh Jurusan Sejarah, FIB, Unand, 7-9 September 2015,]

Oleh Mestika Zed Pusat Kajian Sosial-Budaya & Ekonomi (PKSBE), FIS, Universitas Negeri Padang.ABSTRAKDALAM sebuah esei berjudul Tiga Peristiwa Satu Nafas (Kompas, 14 Agustus 2015), bertanyalah Prof. Taufik Abdullah: Mungkinkah arti proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat dipahami seandainya arti historis dari 28 Oktober 1928 terlupakan? Ia lalu meletakkan tiga peristiwa historis, yang saling bertautan dalam dinamika proklamsi kemerdekaan: Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi Agustus 1945 dan Pertempuran Surabaya 10 November 1945. Ketiganya harus dipahami dalam satu nafas, suatu mata-rantai yang tak terpisahkan. Dengan kata lain ia merupakan satu kesatuan, meskipun yang satu dengan yanglain dipisahkan oleh jarak waktu yang relatif jauh. Jika Taufik Abdullah menyebut ketiga peristiwa itu sebagai pilar perjuangan kemerdekaan yang harus dibaca dalam satu tarikan nafas, di manakah letak episode PDRI dalam perjuangan kemerdekaan? Apakah sejarah PDRI hanya pelengkap penderita di antara opilar sejarah tersbut? Dalam risalah sederhana ini saya akan melanjutkan wacana yang dikemukakan Taufik Abdullah dengan meleatkkan sejarah PDRI sebagai nafas kedua dalam melanjutkan perjuangan kemerdekaan RI di penghujung revolusi nasional, khussnya di masa masa krisis darurat tahun 1948-1949.

ABSTRAK: SEKELUMIT CERITA: DJAWATAN POS TELEGRAP TELEPON SEBAGAI PENDUKUNG MATA RANTAI REPUBLIK INDONESIA DI SUMATERA BARAT[footnoteRef:2] [2: Makalah ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis yang tergabung dalam LSPEU Indonesia (Jakarta) bekerjasama dengan PT Pos Indonesia pada 2008-2009. Pernah dimuat pada Imam Ahmad, Kholid Novianto, dan Purnawan Basundoro, Melayani Rakyat Menjaga Negara: Sejarah Sosial, Politik dan Ekonomi PT Pos Indonesia (Persero), (Jakarta: LSPEU Indonesia, 2011).]

Oleh: Purnawan Basundoro[footnoteRef:3] [3: Dosen pada Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, Surabaya.]

Masa revolusi merupakan satu episode paling krusial dalam sejarah Indonesia. Kemerdekaan Indonesia yang baru saja diproklamasikan dicoba dinegasikan oleh Belanda, yang selama ratusan tahun menjajah Indonesia. Tentara Belanda datang lagi ke Indonesia dengan menumpang pasukan-pasukan Sekutu yang dikirim ke Indonesia untuk mengurus tawanan Jepang. Kedatangan tentara Belanda tidak disambut sebagai komponen yang telah memerintah selama ratusan tahun di Indonesia, melainkan disambut sebagai pasukan yang akan menjajah kembali Indonesia. Tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan agresi militer ke Indonesia yang dikenal dengan Agresi Militer Pertama, yang diulangi lagi pada 19 Desember 1948 yang dikenal dengan nama Agresi Militer Kedua. Agresi militer kedua sangat fatal karena Belanda yang secara membabi-buta menyerang Ibukota Republik Indonesia Yogyakarta berhasil menawan Presiden, Wakil Presiden, dan beberapa pemimpin Republik Indonesia lainnya. Mereka kemudian dikucilkan di Pulau Bangka. Akibat kevakuman pemerintahan di Ibukota Negara, akhirnya Mr. Sjafruddin Prawiranegara yang pada waktu itu berada di Sumatera berinisiatif membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain di wilayah Sumatera Barat. Tidak jarang mereka harus masuk hutan untuk menghindari kejaran tentara Belanda. Pada saat itulah insan-insan Djawatan Pos Telegrap Telpon (PTT) dengan setia menjadi kurir-kurir informasi, ikut keluar masuk hutan menyampaikan informasi ke PDRI, atau dari PDRI untuk disampaikan ke pihak luar. Sepak terjang insan PTT selama PDRI merupakan sumbangan yang tak ternilai dalam rangka ikut serta mempertahankan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menjadikan Peristiwa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) sebagai Semangat Baru Pembangunan di Tengah Krisis Bangsa

Oleh : Lismomon Nata*Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Sosiologi UNAND

ABSTRAK

Indonesia jika kita pahami dengan seksama, tentu kita bersepakat bahwa ia adalah sepetak tanah sorga yang Tuhan perlihatkan kepada manusia di bumi ini. Ada beberapa potensi yang ia miliki yang mungkin saja tidak ada pada bangsa dan negara lain. Pertama, Indonesia memiliki letak secara geografis sangat strategis, yaitu pada persilangan dua benua dan dua samudera serta dengan wilayah laut yang luas sebagai tempat lalu lintas perdagangan dunia.Kedua, Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah ruah, hutan, hewan, hingga kekayaan laut tiada tara yang memberikan kemudahan dan dapat dijadikan sebagai modal untuk keberlangsungan kehidupan. Ketiga, otak orang Indonesia adalah otak segar yang merupakan sebuah kekeyaan yang tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan kekayaan alam. Kondisi negara yang dijuluki dengan zamrud khatulistiwa ini, semakin berwarna ketika bangsa Indonesia adalah masyarakat yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dilihat dari lima ratus suku bangsa atau etnik dan bahasa yang dimilikinya[footnoteRef:4]. Menurut J.S Furnivall masyarakat majemuk diartikan sebagai suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri- sendiri tanpa adanya pembauran satu sama lain, namun dipersatukan oleh satu payung politik yang sama. Pada konteks ini tentu saja keberagaman tersebut disatukan di bawah satu payung Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). [4: Zulyani Hidayah,Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia,(Jakarta:LP3ES. 1997)]

MODEL PEMBERDAYAAN INDUSTRI PEMBUATAN PERAHU NELAYAN DI PESISIR SUMATRA BARATOleh: Dr. Mhd. Nur, M.S.[footnoteRef:5] [5: Dr. Mhd. Nur, M.S. adalah staf Pengajar Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, dan staf Pengajar pada Program Studi Sejarah Program Pascasarjana Universitas Andalas. Makalah disampaikan pada Seminar 70 Tahun Indonesia Merdeka, Kebangkkkitan Indonesia dan Perkembagan Nasionalisme di Dunia Melayu pada 7-9 September 2015 di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang.]

ABSTRAKKehidupan masyarakat di kawasan pesisir Sumatra Barat pada umumnya tergantung pada kelautan. Banyak di antara mereka yang menjadi nelayan dan menggunakan perahu sebagai alat tangkap ikan. Kebutuhan nelayan terhadap perahu dipenuhi oleh industri pembuatan perahu yang dilakukan oleh nelayan setempat. Kawasan pesisir Sumatra Barat merupakan kawasan perkampungan nelayan. Keterampilan nelayan dalam industri pembuatan perahu telah berlangsung secara turun temurun dari orangtua mereka. Disamping menangkap ikan di laut, nelayan juga memiliki kerja sampingan di bandar-bandar atau pelabuhan, yakni berdagang alat-alat yang digunakan untuk menangkap ikan. Pembuatan perahu dilakukan oleh nelayan yang juga mahir sebagai tukang perahu. Perahu yang sudah selesai dikerjakan, kemudian digunakan oleh nelayan setempat untuk menagkap ikan alat transportasi laut. Proses pemilikan perahu oleh nelayan dimulai dengan pemesanan kepada tukang perahu. Proses pembuatannya berjalan dalam waktu yang cukup lama sampai selesai sehingga perahu itu layak laut. Industri pembauatan perahu menerima pesanan perahu dari nelayan atau pengusaha perahu yang disewakan kepada nelayan lain. Perahu digerakan dengan cara didayung atau penggunaan mesin tempel untuk penariknya. Perahu yang sudajh dipesan kemudian dilengkapi dengan mesin tempel berbahan bakar solar. Proses pembuatan perahu kadang-kadang memiliki kendala karena berbagai faktor, terutama kendala dalam bahan baku pembuatan perahu dan musim tukang pershu bekerja. Pada tingkat sederhana sebuah perahu dibuat dari batang pohon kayu yang dipotong sepanjang lebih kurang 4 meter dengan diameter antara 75 - 100 centimeter. Namun pada masa kini kayu yang berukuran besar tidak tersedia sehingga perahu dibuat dalam bentuk kerangka yang ditambah dengan papan-papan.GAMBARAN LATAR BELAKANG SEJARAH MARITIM ABAD KE-18 HINGGA KE-20PELABUHAN PANTAI BOGAK, KECAMATAN TANJUNG TIRAM,KABUPATEN ASAHAN, PROVINSI SUMATERA UTARAOleh :Lila Pelita Hati1, Rita M Setianingsih2, Fitriaty Harahap3

ABSTRAK

Keberadaan dari tinggalan sejarah dan arkeologi dan berita-berita sejarah dan arkeologi di daerah wilayah pesisir timur Sumatera bagian utara pada umumnya dan di Pantai Bongak, Kecamatan Tanjung Tiram, akan memberikan gambaran tentang adanya berbagai aktivitas dan perjalanan panjang dari sejarah kebudayaan manusia di masa abad ke-18 hingga ke-20. Pada Januari 2008 di dasar pasir bibir Pantai Bogak di depan Perumahan Nelayan (Perumnel), Dusun XII Desa Bogak, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara telah ditemukan sebuah sampan. Setelah diteliti dapat diketahui bahwa sampan tersebut merupakan benda cagar budaya yang berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat di daerah tersebut setidaknya pada awal ke-18. Saat banyak pelaut dan pedagang berbagai negeri dan bangsa menyemarakan kehidupan perekonomian. Serta ditemukan juga ditemukan berupa keramik dari Cina dan uang logam VOC tahun 1734, 1752, 1760, 1780, 1781, 1788 dan 1790. Penelitian ini mencoba mengungkap untuk menggali sumber sejarah dan arkeologi daerah Kecamatan Tanjung Tiram serta menguraikan peranan pelabuhan Pantai Bogak pada abad ke-18 hingga ke-20 dalam dunia maritim di pantai timur. Demikian juga hal ini merupakan penggalian jati diri daerah dalam hal ini adalah Kabupaten Asahan, Kecamatan Tanjung Tiram, Provinsi Sumatera Utara dan yang sekaligus merupakan jati diri bangsa Indonesia. Adapun penelitian dilakukan melalui pendekatan sejarah dan arkeologi. Metode yang digunakan adalah pengumpulan data, pengolahan data, analisis, serta penyusunan rekomendasi. Proses pengumpulan data diberlakukan atas dua jenis informasi, yakni tinggalan sejarah dan arkeologi. Pengumpulan data diberlakukan atas data primer melalui observasi dan data sekunder (melalui laporan, daftar inventaris, dan hasil studi).Kata Kunci : benda cagar budaya, sampan, pelabuhan kuna1 Lektor di Fakultas Ilmu Budaya, Departemen Sejarah Universitas Sumatera Utara2 Lektor Kepala di Akademi Pariwisata Medan dan Fakultas Ilmu Budaya, dan Departemen Sejarah Universitas Sumatera Utara3 Lektor Kepala di Fakultas Ilmu Budaya, Departemen Sejarah Universitas Sumatera Utara

Makalah dipresentasikan di Seminar Nasional universitas Andalas, Padang, 7 Sepetember 2015 sampai 9 September 2015.MODEL STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINANMELALUI PROGRAMTRANSMIGRASI:Studi Kasus Transmigran di Sitiung Kabupaten Damasrayadan Lunang Silaut Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera BaratOleh Dra. Eni May, M.S.iAbstrak.Penyelenggaraan program transmigrasi pada dasarnya merupakan pembangunan wilayah dalam rangka peningkatan taraf hidup serta pemanfaatan sumber daya alam dan manusia. Penyelenggaraan program ini dilakukan dengan cara memindahkan penduduk .Melihat sasaran dari transmigrasi makadapat dikatakan bahwa dengan memindahkan penduduk, diharapkan akan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan daritransmigrantersebut .Di Indonesia memindahkan penduduk telah dimulai sejak tahun 1905. Istilah transmigrasi pada zaman Hindia Belanda disebutKolonisasi. Setelah kemerdekaan, program pemindahan penduduk dari Jawa namanya diganti menjadi transmigrasi.Pemindahan penduduk, ini ada yang dilakukanantar Sumatera dan ada juga dari Jawa ke Sumatera. Program pemindahan penduduk di Sumatera Barat di tempatkan diKabupaten Pasaman, Kabupaten Damasraya dan Kabupaten Pesisir Selatan.Memindahkan penduduk ke Sumatera Barat ,diKabupaten Pasamanmasa Hindia Belandadimulai sejak tahun 1936 dan tahun 1941.Tahun 1941 itu,orang orangdariJawaini dipindahkan diPasamandi Desa Baru.masa Orla pemindahan penduduk dilakukan di beberapa desa, yaitu tahun 1941 di Desa Baru , tahun 1954 masih di Desa Baru, tahun 1954 itu juga pendudukdipindahkan di Tongar dan tahun 1964 di Kinali. Pada masa Orba tahun 1974memindahkan penduduk dari jawamasih di Tongar. Masa Reformasi tahun 1975, penduduk dari Jawa di pindahkan di Kabupaten Damasraya,di Sitiungdi Kampung Baru dan tahun1980-an penduduk dari Jawa dipindahkan keLunang diKabupaten Pesisir Selatan.

ABSTRAK

PERDAGANGAN KARET PADA AWAL ABAD KE-20 DI KALIMANTAN BARATEka Jaya PU* ([email protected])

Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, dimana posisi strategis negara masuk dalam lalu lintas perdagangan internasional. Pembangunan ekonomi mensyaratkan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Pada abad ke-20, karet merupakan komoditi yang paling dicari di pasar internasional. Pendapatan perdagangan luar negeri didomonasi melalui tanaman karet mentah, getah perca, getah jelutung dan getah hanghang. Perkembangan nilai ekspor tanaman karet semakin meningkat, sehingga orang-orang Dayak dan Melayu awalnya menanam tanaman pangan guna kebutuhan hidup sehari-hari, dan beralih membudidayakan tanaman karet. Peran orang-orang Tionghoa sebagai perantara sangat penting untuk mengekpor karet langsung ke Singapura dan wilayah lainnya sehingga berdampak pada ramainya pelabuhan-pelabuhan sungai yang langsung bermuara ke laut. Pontianak merupakan bandar besar yang menghubungkan pelayaran dan perdagangan antara pusat dan daerah pedalaman. Pada 1920an perdagangan karet mencapai puncaknya, dan berpengaruh terhadap pemerintah Hindia Belanda. Bugis, Cina, Arab dan Melayu juga memberikan kontribusi pertumbuhan pelabuhan baik di pusat maupun daerah pedalaman, sehingga sungai adalah jalur lalu lintas yang sangat prinsip pada saat itu. Peningkatan nilai ekspor karet Kalimantan Barat berkaitan dengan kebutuhan karet pada perang di Eropa. Dalam hal ini peran petani kecil sangat besar dalam peningkatan perdangangan karet. Posisi Singapura sebagai pertemuan jalur perkapalan dan menjadi bandar atau pelabuhan transit untuk hasil bumi dari pulau-pulau sekitarnya. Pedagang-pedagang Cina menyulap Singapura sebagai kota dagang terbesar di dunia. Secara tidak langsung Cina mendesak pelayaran perahu pribumi mengikuti jalur perdagangannya sampai ke pedalaman.

Kata kunci : Perdagangan, Karet, Kalimantan Barat

* Staf Pengajar Prodi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI Pontianak

ANTARA BUDAYA DAN PENJAJAHAN(STUDI KASUS BALANCE MADAM TRADISI MASYARAKAT KOTA PADANG DALAM TINJAUAN HISTORIS)OLEH: ZULFA [email protected] Stkip Pgri SumbarAbstrakKetika berbicara budaya ada banyak hal yang akan terungkap dan terkait. Ketika bicara penjajahan banyak pihak yang tersakiti. Namun menjadi sebuah pemikiran bagi penulis untuk mengungkapkan secara historis tentang sebuah tradisi tarian Balance Madam yang disebut sebagai sebuah ikon kota Padang. Mengapa Balance Madam disebut ikon kota Padang? Apakah balance madam merupakan bagian dari budaya atau model penjajahan yang dilakukan oleh Portugis sehingga meninggalkan sebuah tarian yang mengundang banyak makna dari nama tarian ini. Dengan menggunakan metode historis penulis mencoba melihat secara historis tentang apa dan bagaimana sebenarnya tradisi tarian balance madam. Tarian ini sudah ada sejak 1792 pada waktu portugis datang untuk berdagang di kota Padang. Namun kedatangan Portugis ini menjadi hal yang tidak akan pernah terlupakan seumur hidup karena kedatangannya yang meninggalkan budaya sampai sekarang yang masih bisa dinikmati oleh siapapun jika berkunjung ke kota Padang. Secara historis dapat dijelaskan bahwa asal-usuI balanse madam diduga dari Portugis ketika bangsa itu mengadakan misi dagang disekitar pantai Barat Sumatra. Kesenian ini bersifat rekreasional diperuntukan sebagai hiburan malam bagi para juragan-juragan Portugis, sebagai penari wanita adalah karyawan-karyawan dagang bangsa tersebut yang berasal dari suku Nias. Setelah era Portugis, kesenian ini dikembangkan oleh suku Nias sebagai kelompok minoritas yang datang dari kepulauan Nias. Pada awal pertumbuhan kesenian ini hanya dapat dipentaskan di ruang tertutup disebuah gedung/rumah berbentuk lingkaran, disebut rumah bola dan saat sekarang telah ditampilkan di pentas-pentas terbuka. Sebagai seni pertunjukan yang bersifat hiburan dan unsur tambahan dalam pertunjukan yaitu minuman keras dan permainan judi dapat dipastikan bahwa kesenian ini adalah pengaruh Barat yang seharusnya tidak dapat berkembang di kota Padang yang majoritas penduduknya adalah suku Minangkabau yang pada prinsipnya menentang kehadiran judi dan minuman keras yang bertentangan dengan adat basandi Syarak dan Syarak basandi Kitabullah. Namun kenyataannya kesenian ini dapat eksis dalam masyarakat kota Padang.

Kata kunci: Budaya, penjajahan dan balance madam

Jejak Keminangkabauan dalam Bahasa Masyarakat MalaysiaOleh:[email protected] [email protected]@gmail.com

AbstrakMalaysia merupakan salah satu kawasan rantau orang Minangkabau. Perantauan telah berlangsung abad ke-15. Mereka bertebaran hampir di seluruh kawasan Malaysia. Salah satu kawasan yang banyak dihuni oleh masyarakat Malaysia keturunan Minangkabau ialah Daerah Gombak, Selangor Darul Ehsan. Tulisan ini mencoba menelusuri jejak keminangkabauan dari segi bahasa tepatnya pada salah satu unit bahasa, iaitu fonem. Penelusuran dilakukan dengan cara membandingkan fonem bahasa Minangkabau asal yang digunakan di Bonjol Kabupaten Pasaman. Dari perbandingan akan diperoleh fonem mana yang sama dan berbeda antara bahasa yang digunakan kedua kelompok masyarakat tersebut. Perbezaan yang ada menunjukkan telah terjadi perubahan bahasa. Selain itu, dalam tulisan ini juga akan dijelaskan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan. Kata kunci: sejarah, merantau, bahasa, Minangkabau, Melayu.

INOVASI DAN DINAMIKA BUDAYA DI SUMATERA BARATPADA PERMULAAN ABAD KE-20[footnoteRef:6] [6: Makalah ini dipresentasikan dalam Seminar Nasional 70 Tahun Indonesia Merdeka: Kebangkitan Indonesia Dan Perkembangan Nasionalisme di Dunia Melayu, diselenggarakan Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas di Padang pada tanggal 7-9 September 2015.]

Oleh:Syafrizal, Drs., M.Hum.Dosen Jurusan SejarahFakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

ABSTRAKFenomena kebudayaan yang berkembang di Sumatera Barat pada permulaan abad ke-20, adalah munculnya berbagai lembaga pendidikan modern di kalangan umat Islam. Kehadiran lembaga pendidikan modern itu itu merupakan hasil inovasi sebagian orang Minangkabau yang berasal dari golongan Kaum Muda. Gerakan inovasi yang dilakukan oleh Kaum Muda itu didasarkan atas keterbukaan mereka terhadap pengaruh pendidikan sekuler yang didirikan pemerintahan kolonial Belanda di Sumatera Barat. Makalah ini membicarakan gerakan inovasi yang dijalankan oleh Kaum Mudadi Sumatera Barat,guna memodernisir pendidikan umat Islam dengan cara meniru metode dan kurikulum pendidikan sekuler pemerintah namun menambahnya dengan pengajaran agama Islam. Pembahasan ini difokuskan pada dua unit lembaga pendidikan modern hasil inovasi Kaum Muda yaitu Perguruan Sumatera Thawalib, dan HIS (Holland Inlandsche School) Adabiah Padang yang didirikan pada tahun 1915 oleh Haji Abdullah Ahmad yang dikenal luas sebagai salah seorang tokoh ulama Kaum Muda di Sumatera Barat. Karakteristik kedua lembaga pendidikan itu berbeda satu sama lain, Sumatera Thawalib merupakan lembaga pendidikan Islam yang juga mengajarkan pengetahuan sekuler. Sementara itu HIS Adabiah merupakan sekolah sekuler yang menerapkan metode dan kurikulum sekolah HIS milik pemerintah kolonial Belanda, namun menambahnya dengan pelajaran agama Islam. Kata kunci: Inovasi, Kaum Muda,Sumatera Thawalib, HIS Adabiah

Naga dan Laut Dalam Kisah Indrawijaya Jawa KunaMoh. Taufiqul Hakim[footnoteRef:7] [7: Mahasiswa Jurusan Sastra Nusantara, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta]

ABSTRACTThe topic of this article is selected with a view to find out the principal case of the antagonists name change for the god Indra in the Sanskrit tradition, Wtra, which at the time is transformed into Old Javanese tradition, become Wta. Both Wtra and Wta refer to the same figure, but it has a meaning opposite to each other. Thus, the case of the Wtras name change become Wta cant be viewed as just apabhra. These changes cant be separated from the geographys role and a Javanese brahmin who adapted, so it needs to be applied hermeneutics focused on myth, narrative, and telos changes. Based on an interpretation of the results is done, can be briefly stated that a Javanese brahmin at that time has a differentiation with a Indian Brahmins related to the natural ecology understanding, due to the natural conditions of Java, surrounded by ocean, so it becomes more representative if Wtas name used to describe the situation.Keywords: hermeneutics, myth, Udyogaparwa Sanskrit-Javanese, Wtra-Wta, sea

PEMUKIMAN ORANG LAUT[footnoteRef:8] SEBAGAI BENTUK IDENTITAS KEARIFAN LOKAL DAN REFLEKSI BUDAYA MELAYU KALIMANTAN BARAT [8: Orang laut sebutan bagi masyarakat melayu secara etnisitas masyarakat kelaimantan barat yang beragama islam (melayu) sedangkan orang darat atau orang gunung adalah sebuatan untuk masarakat dayak. Yang beragama non muslim, (Kristen, katolik, dan yang lainnya)]

OlehYuver Kusnoto[footnoteRef:9] [9: Dosen program studi pendidikan sejarah IKIP PGRI Pontianak]

Abstrak Hampir semua peradaban di dunia ini berdasarkan catatan sejarah berada di wilayah aliran sungai. Kalimantan barat memiliki corak peradaban sungai yang unik. Hampir sejumlah empat belas kabupaten kota ditambah dengan beberapa kecamatan peradabannya dimulai dari wilayah pinggiran sungai, yang masyarakatnya sering disebut dengan orang laut atau masyarakat pantai. Terbentunya peradaban termasuk pemukiman orang laut ini merupakan proses evolusi budaya yang sangat panjang. Keunikan rumah pemukiman orang laut ini merupakan pencerminan dari adat, religi, dan kehidupan sosial ekonomi sebagian masyarakat Kalimantan barat. Keunikan pemukiman orang laut dalam perkembangannya mengalami perubahan ke arah kemusnahan. Refleksi pemukian orang laut sebagai salah satu kearifan lokal menjadi kajian penting untuk mempertahankan kekayaan lokal sebagai penguat identitas bangsa.

Kata kunci pemukiman orang laut, identitas kearifan local, refleksi budaya

SEMANGAT PDRI DALAM MEMBENTUK PENDIDIKAN BERKARAKTER _____________________Dr. Anatona, M. HumJurusan Sejarah FIBUniversitas Andalas

ABSTRAK

Sebuah episode penting dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia menjelang periode akhir Revolusi Fisik ialah berdirinya Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Hadirnya PDRI sebagai konsekuensi politik dari Agresi Belanda II tanggal 19 Desember 1948 dan ditawannya para pemimpin Republik Indonesia (RI) termasuk Soekarno dan Hatta. Selama sekitar 6 bulan hingga pertengahan tahun 1949, PDRI telah memainkan peranannya berjuang mempertahankan eksistensi pemerintahan RI. Meski Presiden dan Wakil Presiden berada dalam tawanan Belanda. roda pemerintahan RI yang didukung rakyat bersama TNI tetap berjalan. Sekarang PDRI sudah tidak ada. Ketua PDRI Mr. Sjafruddin Prawiranegara telah mengembalikan mandat yang diembannya kepada Presiden dan Wakil Presiden RI yang telah dibebaskan di Yogyakarta beberapa bulan menjelang pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda tanggal 27 Desember 1949. Adakah kontribusi semangat PDRI dalam pembentukan pendidikan berkarakter bangsa Indonesia? Makalah ini mencoba memaparkan peristiwa sekitar PDRI dan semangatnya dalam membentuk pendidikan berkarakter.

PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA MELALUI PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN SIMBOL NASIONALISME PADA SEKOLAH-SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT ATAS DI SUMATERA BARATOleh:Witrianto, S.S., M.Hum., M.Si.Drs. Syafrizal, M.Hum.Prof. Dr. phil. Gusti Asnan

ABSTRAK

Fenomena yang terdapat di kalangan masyarakat, terutama generasi muda saat ini, menunjukkan adanya penurunan budaya dan karakter bangsa. Hal ini terlihat dari gaya hidup, gaya berpakaian, penggunaan bahasa sehari-hari, pergaulan, hingga rasa bangga terhadap bendera merah putih pun semakin hari semakin berkurang di kalangan generasi muda. Perubahan zaman dan perkembangan teknologi membawa dampak yang begitu besar terhadap pola pikir generasi muda saat ini, khususnya bagi pelajar yang selalu ingin mencoba hal-hal yang baru dan berbau modern walaupun hal tersebut tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Menurunnya nilai-nilai budaya bangsa di kalangan generasi muda akan menyebabkan terjadinya pengikisan nilai-nilai yang terdapat dalam iseologi negara Indonesia, yaitu Pancasila, sehingga akan berdampak pada menurunnya sikap nasionalisme di kalangan generasi muda, khususnya pelajar sekolah menengah. Sikap nasionalisme harus tertanam sejak dini sehingga membentuk suatu karakter generasi penerus bangsa yang cinta dan menghargai tanah air.Nasionalisme merupakan suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Perasaan sangat mendalam akan suatu ikatan yang erat dengan tanah tumpah darahnya, dan nasionalisme tersebut semakin lama semakin kuat peranannya dalam mebentuk semua segi kehidupan, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat pribadi. Di dalam jiwa yang memiliki sikap nasionalisme akan tertanam suatu keinginan untuk membangun bangsa dan negara sesuai dengan cita-cita, harapan, karakter, serta kemampuan setiap komponen bangsa.Indonesia adalah sebuah negara besar yang terdiri dari beragam sukubangsa dan agama. Keanekaragaman masyarakat yang ada di Indonesia jika tidak diwaspadai sejak dini dapat menyebabkan terjadinya perpecahan bangsa Indonesia. Semua bangsa Indonesia, terutama generasi muda harus diberi pemahaman bahwa semua bangsa Indonesia, dari etnis apapun dan dari agama apapun adalah saudara sebangsa dan setanah air. Ancaman terhadap sebagian dari wilayah Indonesia harus dianggap sebagai ancaman terhadap seluruh wilayah Indonesia.

Kata Kunci: Nasionalisme, Pembentukan Karakter, Generasi Muda

KHASANAH PERMIKIRAN POLITIK NUSANTARAOlehTamrinJurusan Ilmu Politik. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas AndalasABSTRAKPolitik selalu terkait dengan kekuasaan sosial. Kekuasaan sosial di sini bersifat aktif dan pasif. Kekuasaan sosial bersifat pasif ketika eksistensi kekuasaan hadir sebagai bentuk pengakuan atas adanya kekuasaan di lingkungan sosial tersebut. Kekuasaan secara pasif hadir berbagai dimensi kehidupan sosial, ada dalam kesadaran individu-individu yang menjadi anggota masyarakatnya, menkonstruksi kehidupan sosial masyarakatnya tanpa adanya unsur paksaan dan tekanan. Kekuasaan sosial bersifat aktif, ketika eksistensinya memiliki daya kekuatan yang mampu mengatur, mempengaruhi dan memelihara tatanan struktur sosial serta memiliki konsekuensi reward and punishment yang mengikat seluruh anggota masyarakatnya. Kajian politik Indonesia adalah kajian peristiwa politik itu sendiri yang menjelaskan asal muasal diskursus politik, serta implikasi nya terhadap peristiwa-peristiwa politik lainnya. Puncak diskurus politik tersebut adalah kolonialisme, kolonialisme menemukan bentuk kekuasaan yang bersifat tersembunyi kedalam relasi kekuasaan dalam bentuk negara modern. Kajian politik Nusantara menyangkut berbagai diskursus dari politik internasional, perbandingan politik, teori dan filsafat politik, budaya politik dan sejarah politik. Jika pendekatan kolonial merendahkan Nusantara dalam kajian mereka, maka teori postkolonial lebih berpihak kepada Nusantara melawan negara penjajah. Tulisan berikut ini menjelaskan tentang perkembangan teori Post-kolonial dalam menjelaskan tentang negara sebagai sebuah sistem yang berhubungan dengan kehidupan social dan ekonomi, dengan negara sebagai sebuah ide dalam melakukan fungsi alokasi nilai yang mengikat masyarakat melalui perkembangan pemikiran politik Nusantara. Dalam hal ini, pemikiran politik Nusantara berfungsi sebuah gagasan yang menjembatani negara sebagai sebuah ide dengan negara sebagai sebuah sistem, serta memungkiunkan operasionalisasi pemerintahan sebagai bentuk konkrit negara tersebut dalam masyarakat.Kata Kunci Pemikiran Politik, Nusantara, Teori Post-Kolonial

Pers Perempuan Sumatera Barat dan Gerakan Nasionalisme IndonesiaOleh Wannofri Samry *ABSTRAK

Satu hal yang menarik sepanjang abad ke-20 adalah munculnya kaum perempuan sebagai bahagian dari gerakan modernisasi dan Ke-Indonesiaan. Fenomena ini kiranya kurang mendapat perhatian yang serius dari pada sejarawan. Dari sumber diketahui bahwa sejak awal abad ke-20 terjadi kebangkitan kaum perempuan dari tidur panjang struktural mereka, atau yang dinamakan memecahkan cangkang yang mengungkung perempuan selama ini. Mereka keluar dari cangkang itu, lahir, kemudian bergerak memperjuangkan diri mereka. Konteks perjuangan kaum perempuan tidak pula bisa dilepaskan dari kebangkitan pendidikan dan nasionalisme Indonesia. Kertas kerja ini hanya ingin melihat proses kelahiran (pemecahan cangkang), seterusnya melihat bagaimana perempuan itu bergerak dan terlibat dalam isu-isu menuju terbentuknya nasionalisme Indonesia. Penulis mencoba menggunakan metodologi pembingkaian untuk mengindentifikasi masalah dan analisis. Adapun objek dan bahan yang digunakan dalam penyusunan kertas kerja ini adalah penerbitan pers perempuan dan kepingan-kepingan gagasan mereka di media massa sejak awal abad ke-20 hingga tahun 1930-an.Kata kunci : Pers, perempuan, gerakan, nasionalisme, Indonesia

Menakar Kepahlawan di Awal Kemerdekaan:Dinamika Nasionalisme di Kawasan Indonesia Timur.

Oleh:Dr. Bambang SulistyoJurusan Sejarah Universitas Hasanuddin Makassar

ABSTRAK

Apabila kita mengkaji karya Prof. Dr. R.Z. Leirizza Kekuatan Ketiga Dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia yang di terbitkan pada tahun 2006, akan diperoleh kesimpulan bahwa kelompok politisi, yang pada mulanya merupakan lawan gerakan pendukung proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945), berperan penting dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Kelompok ini disebut dengan kekuatan ketiga yang pro kepada pemerintah Kolonial Belanda dengan mendirikan Negara Indonesia Timur (NIT). Setelah terbitnya karya Prof. Leirizza (tahun 2007) pemerintah mengakui Anak Agung Gde Agung , Perdana Menteri NIT sebagai pahlawan Nasional. Padahal I Gusti Ketut Puja Gubernur Sunda Kecil (meliputi Nusatenggara dan Bali) yang menjadi lawan politiknya baru diakui sebagai pahlawan nasional pada lima tahun berikutnya, yaitu tahun 2011. Fakta ini membingungkan , golongan yang bermusuhan sama-sama diakui sebagai pahlawan Nasional. Peper ini berupaya menjelaskann perjuangan golongan pro Republiken maupun yang anti Republik yang akhirnya mengantarkan integrasi NIT dalam Negara Republik Indonesia dengan mendiskripsikan latar belakang dan prosesnya. Dengan kata lain menafsir kepahlawanan mereka.