KURIKULUM ANAK USIA DINI - Emergent Curriculum

17
Emergent curriculum (Apa, mengapa, bagaimana dan contohnya) Apa itu kurikulum emergent ? Menurut Fran Hughes, B.Ed, M.Ed, seorang Direktur Australian Child Studies Centre (ACSC) yang juga ahli pendidikan anak usia dini dari Australia menyebutkan bahwa kurikulum emergent yakni kurikulum yang berbasis kepada pengembangan karakter, minat dan bakat anak. Pendekatan kurikulum Emergent berfokus pada gagasan anak-anak yang memiliki kompeten dan banyak akal daripada pendekatan perkembangan yang berfokus pada kelemahan yang perlu dikembangkan. (pada saat dilakukan seminar pendidikan anak usia dini, yang digelar Dewan Pendidikan Sumatra Utara bekerjasama dengan LPMP Sumut dan Nanyang Zhi Hui School, Sabtu (15/1)) 1 1 Sayrif Harahap. Mendidik Anak Tidak Bisa Dipisahkan Bermain Dan Belajar . http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=9072:bom-

description

Pendidikan anak usia dini - Early Childhood Education Curriculum

Transcript of KURIKULUM ANAK USIA DINI - Emergent Curriculum

Emergent curriculum(Apa, mengapa, bagaimana dan contohnya)Apa itu kurikulum emergent ?

Menurut Fran Hughes, B.Ed, M.Ed, seorang Direktur Australian Child Studies Centre (ACSC) yang juga ahli pendidikan anak usia dini dari Australia menyebutkan bahwa kurikulum emergent yakni kurikulum yang berbasis kepada pengembangan karakter, minat dan bakat anak. Pendekatan kurikulum Emergent berfokus pada gagasan anak-anak yang memiliki kompeten dan banyak akal daripada pendekatan perkembangan yang berfokus pada kelemahan yang perlu dikembangkan.(pada saat dilakukan seminar pendidikan anak usia dini, yang digelar Dewan Pendidikan Sumatra Utara bekerjasama dengan LPMP Sumut dan Nanyang Zhi Hui School, Sabtu (15/1))[footnoteRef:2] [2: Sayrif Harahap. Mendidik Anak Tidak Bisa Dipisahkan Bermain Dan Belajar. http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=9072:bom-menewaskan-lima-jamaah-syiah-di-irak-&catid=38:nasional di post pada selasa, 18 January 2011 pukul 03:36]

Dari pemahaman di atas bahwa kurikulum emergent dilandasi dengan pengembangan karakter, minat dan bakat yang muncul dari anak daripada dilandasi dengan pemfokusan pada upaya membantu mengembangan atau menstimulasi aspek ketertinggalan yang dimiliki oleh siswa sehingga dapat berkembang ke tingkatan perkembangan yang semestinya.

Menurut yang tertera pada buku The Best School : Mendidik siswa menjadi insan cendikia seutuhnya, kurikulum emergant menjadi ciri khas pengembangan kurikulum di sekolah-sekolah di Reggio Emilia pada tahun 1963. Pengembangan kurikulum tersebut berfokus pada anak. Guru-guru di Reggio Emilia membuat kurikulum (mereka menyebutnya emergent curriculum) dengan mencari petunjuk dari anak-anak. Guru-guru di Reggio Emilia berkumpul dan untuk mendiskusikan kemungkinan pembelajaran berdasarkan pengamatan mereka terhadap anak yang sedang memiliki ketertatikan yang besar terhadap sesuatu.[footnoteRef:3] [3: Thomas Armstrong. The Best School : Mendidik siswa menjadi insan cendikia seutuhny (Bandung : Kaifa PT Mizan Pustaka, 2011), h.139 E-Book https://books.google.co.id/]

Jadi dari pemahaman diatas kurikulum emergent di sekolah di Reggio Emilia yaitu Kurikulum yang dibuat berdasarkan pengamatan guru terhadap anak melului tingkah laku atau ketertarikan anak yang sangat besar terhadap sesuatu yang muncul dari anak itu sendiri.

Menurut sumber www.niu.edu dalam kurikulum emergent, baik orang dewasa dan anak-anak memiliki inisiatif dan membuat keputusan. Kekuatan ini berdampak pada keputusan dan arah kurikulum yang artinya bahwa, terkadang kurikulum juga dinegosiasikan antara minat anak dengan apa yang orang dewasa ketahui dan diperlukan untuk pendidikan dan perkembangan anak. Gagasan untuk kurikulum emergent berasal dari menanggapi minat, pertanyaan dan kekhawatiran yang dihasilkan dalam lingkungan tertentu, oleh sekelompok orang tertentu, pada waktu tertentu (Cassady, 1993). Kurikulum emergent muncul tidak pernah dibangun di atas minat anak-anak saja. Namun guru dan orang tua juga memiliki minat yang patut untuk dibawa ke dalam kurikulum. Nilai-nilai dan kekhawatiran dari semua orang dewasa yang terlibat membantu mengembangkan budaya kelas. Kurikulum emergent muncul secara alami dari interaksi orang dewasa dengan anak dan situasi yang memungkinkan untuk "saat-saat yang dapat diajarkan." Ini menghubungkan belajar dengan pengalaman, dan dengan pembelajaran sebelumnya. Kurikulum ini biasanya dilaksanakan setelah ide atau minat muncul dari kelompok anak-anak.[footnoteRef:4] [4: Northern Illinois University-Campus Child Care- Division of Student Affairs and Enrollment Managements blog. What is Emergent Curriculum?. http://www.niu.edu/ccc/curriculum/curriculum.shtml]

Dilihat dari pemahaman diatas, lebih merujuk pada karakteristik kurikulum emergent itu sendiri, yang dimana kurikulum emergent dibentuk atas dasar ide dan minat yang muncul dari anak, atas dasar menanggapi kekhawatiran orang tua akan yang sedang terjadi di lingkungan dan keputusan guru sebagai arah dari terlaksananya kurikulum. Kurikulum emergent terjadi secara alami dari interaksi anak, guru maupun orang tua. Saat anak memiliki keingintauan yang sangat besar, maka disitulah saat dimana anak dapat diberikan pembelajaran.

Kepercayaan dari banyak tenaga profesional anak usia dini bahwa anak-anak belajar seperti mereka bermain baik sendiri maupun dengan anak-anak lain dan guru mereka. Berasal dari teori konstruktivis sosial (peran kegiatan sosial dalam pembelajaran dan kontribusi dari peserta didik untuk membangunan pengetahuan mereka sendiri), adalah dasar dari kurikulum emergent. Ketika kita berbicara tentang guru "membawa" kurikulum untuk anak-anak, kita berpikir itu bukan sebagai proses "pertama kita melakukan ini, kemudian kita melakukan ini, maka produk akhir anak akan terlihat seperti ini," melainkan lebih dari koordinasi lingkungan, bahan dan alat yang dapat anak-anak akses. Kurikulum emergent bukanlah sesuatu yang kaku. Hal ini menyenangkan, fleksibel dan terbuka dan terus berkembang sebagai keberhasilan anak-anak dan guru. Kurikulum emergent memberikan orang dewasa kesempatan untuk mengeksplorasi, mengembangkan dan membawa arti nyata terhadap pertanyaan-pertanyaan anak.[footnoteRef:5] [5: Jan Richard. Emergent Curriculum in a Preschool Setting http://www.sentinelsource.com/parent_express/little_kids/emergent-curriculum-in-a-preschool setting/article_b12616d5-a4a6-5e35-91b7-6cbd9bbd9256.html dipost pada Selasa 18 Juni 2013 pukul 12:45 pm]

Menurut pembahasan diatas teori konstruktivismelah yang menjadi dasar dari kurikulum emergent.bahwa pembelajaran pada teori konstruktivisme sama halnya dengan bermain bagi anak-anak. Sehingga anak-anak dapat membangun pengetahuannya sendiri. Lalu pada kurikulum emergent guru dipandang sebagai fasiliatator yang memudahkan anak untuk bereksplorasi dan senantiasa menjawab pertanyaan-pertanyaan anak melalui implementasi yang lebih konkrit.

Kurikulum emergent menggambarkan kurikulum yang eksploratif, menarik dan secara pribadi bermakna bagi anak-anak.

Terdapat 5 Fitur utama dari kurikulum emergent, yakni :[footnoteRef:6] [6: Queensland Curriculum and Assessment Authority pdf. Queensland kindergarten kearning guidline. https://www.qcaa.qld.edu.au/downloads/p_10/qklg_pd_mod3_exa1_emerg_curric.pdf dipost pada July 2014]

1. Kurikulum emergent bukanlah proses linear.Kurikulum emergent terus berkembang dalam menanggapi perubahan kebutuhan dan minat anak, kekhawatiran orang tua, masyarakat, dan prioritas guru. Jan Richard.2. Kurikulum emergent adalah siklus.Sebagai guru harus mengenal anak-anak dan keluarga mereka, Mengamati belajar anak, berdiskusi dan berbagi ide dengan rekan sesama guru dan orang tua, berinteraksi dengan anak-anak dan terus memonitor kemajuan belajar dan mendokumentasi pembelajaran. Proses ini diulang terus menerus.3. Kurikulum emergent fleksibel dan responsif.Guru merencanakan kegiatan secara fleksibel dengan anak-anak, karena kurikulum terus berkembang dalam menanggapi minat anak-anak, membangun kekuatan, kebutuhan dan kepentingan anak-anak.4. Kurikulum emergent bersifat kolaboratif.Kurikulum muncul memberikan kesempatan untuk orang dewasa dan anak-anak untuk berkontribusi.5. Kurikulum Emergent membuat pembelajaran anak-anak dan pemikiran guru terlihat.Guru mendokumentasikan kegiatan belajar dengan anak-anak, rekan sesama guru dan orang tua. Mereka terlibat mitra dalam berdiskusi dan merefleksi tentang pengalaman belajar mereka dan mendokumentasikan kegiatan belajar melalui berbagai alat untuk melakukan proses pembelajaran yang terlihat. Dalam proses ini, guru berpikir sendiri membuat perencanaan dan pengambilan keputusan yang dibuat menjadi terlihat.Dari 5 fitur utama kurikulum emergent diatas, dapat dikatakan bahwa kurikulum emergent bukanlah kurikulum yang bersifat statis melainkan kurikulum yang kapan saja bisa berubah mengikuti kebutuhan dan minat anak serta kebutuhan dan perkembangan yang ada dan dibutuhkan di masyarakat. Dapat dikatakan pula sebagai kurikulum yang fleksibel. Dalam penyelenggaraan kurikulum emergent, guru sebagai fasilitator harus selalu tetap mengobservasi kegiatan dan kemajuan anak serta melakukan evaluasi sebagai fasilitator. Kurikulum emergent sangatlah terbuka untuk anak-anak dan memungkinkan banyak hal yang memudahkan anak untuk belajar. Kemudian tidak terjadinya pembelajaran yang berpusat pada guru melainkan kedua belah pihak baik anak maupun guru secara bersama-sama memiliki andil dalam penyelenggaraan pembelajaran. Terlihat sekali baik anak, guru maupun orang tua berperan aktif dalam kegiatan belajar. Anak tidak pasif, guru tidak mendominasi dan orang tua dapat ikut serta memantau, berdiskusi dan melakuakn refleksi bersama anak dan rekan-rekan guru.

Jadi, dari berbagai sumber dan pembahasan diatas mengenai apa itu emergent kurikulum beserta pendeskripsiannya dapat disimpulkan bahwa kurikulum emergent adalah Kurikulum yang dibuat berdasarkan pengamatan guru terhadap anak melului tingkah laku atau ketertarikan anak yang sangat besar terhadap sesuatu yang muncul dari anak itu sendiri. Saat anak memiliki keingintauan yang sangat besar, maka disitulah saat dimana anak dapat diberikan pembelajaran. Dalam kurikulum emergent ini teori konstruktiviame sangat melekat pada cara pembelajaran. Dimana anak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dan ketidaktahuannya oleh dirinya sendiri dan bantuan dari guru melaui interaksinya dengan lingkungan sosialnya. Dalam implementasi kurikulum emergent guru dipandang sebagai fasiliatator dan penyedia lingkungan belajar yang menarik sehingga memudahkan anak untuk bereksplorasi dan senantiasa menjawab pertanyaan-pertanyaan anak melalui implementasi yang lebih konkrit. guru tetap mendokumentasikan, memantau, menjaga kegiatan belajar anak. di dalam kurikulum emergent anak tidak lagi bersifat pasif dalam belajar, guru tidak mendominasi dan menangani semua aktivitas belajar dan orang tua dapat ikut serta memantau, berdiskusi dan melakuakn refleksi bersama anak dan rekan-rekan guru.Mengapa kurikulum emergent diterapkan pada pembelajaran anak usia dini?

1. Anak-anak berkembang dan belajar secara baik ketika mereka dapat meraih minatnya. Kurikulum emergent juga memacu banyak kreativitas dan keluwesan guru.[footnoteRef:7] [7: What is Emergent Curriculum. www.brightstart.ca/uploaded_images/docs/d31c2501297101375What%20is%20Emergent%20Curriculum.pdf]

2. Ketika kita benar-benar mendengarkan anak-anak, memelihara dan mendorong mereka bermain kami membantu untuk menciptakan kekuatan, kepercayaan diri, menjadikan pribadi yang kreatif dan pemimpin masa depan masyarakat kita.[footnoteRef:8] [8: Jan Richard. Emergent Curriculum in a Preschool Setting. http://www.sentinelsource.com/parent_express/little_kids/emergent-curriculum-in-a-preschool-setting/article_b12616d5-a4a6-5e35-91b7-6cbd9bbd9256.html dipost pada Selasa 18 Juni 2013 pukul 12:45 pm]

3. Kurikulum emergent muncul secara alami dari interaksi orang dewasa dengan anak dan situasi yang memungkinkan untuk "saat-saat yang dapat diajarkan." Ini menghubungkan belajar dengan pengalaman, dan dengan pembelajaran sebelumnya.[footnoteRef:9] [9: Northern Illinois University-Campus Child Care- Division of Student Affairs and Enrollment Managements blog. What is Emergent Curriculu. http://www.niu.edu/ccc/curriculum/curriculum.shtml]

4. Anak dapat membangun pengetahuannya sendiri. Hal tersebut dikarenakan penerapan kurikulum emergent mengacu pada teori konstruktivisme.

Jadi, dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum emergent membuka kemungkinan belajar yang besar untuk anak berdasarkan apa yang anak minati. Perkembangan dan pertumbuhan anak pun menjadi lebih optimal. Ketika anak merdeka dalam arti bebas memilih cara belajarnya dan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dan ketidaktahuan yang dimilki sebelumnya maka hal tersebut akan membentuk karakter yang kuat mandiri dan kreatif dan siap menjadi bagian dari masyarakat serta menjadi pribadi yang diharapkan di dalam masyarakat kelak.Bagaimana implementasi atau proses terlaksananya kurikulum emergent pada pembelajaran anak usia dini?

1. Guru melihat, mengamati dan mencari petunjuk dari anak tentang topik apa yang sedang hangat diperbincangkan oleh anak-anak. 2. Jika topik yang sedang diperbincangkan atau minat anak sudah ditemukan. Maka guru-guru berkumpul untuk mendiskusikan kemungkinan pembelajaran berdasarkan pengamatan mereka terhadap anak yang sedang memiliki ketertatikan yang besar terhadap sesuatu3. Kemudian guru datang dengan mengajak anak-anak untuk mengeksplorasi semua hal tentang topik yang sedang diperbincangkan yang sudah anak ketahui sebelumnya.4. Anak-anak menggambar, membicarakannya, berbagi ide dari gambar mereka, dan memikirkan pertanyaan terkait topik yang muncul dari pengalaman bermain mereka sebelumnya. 5. Kemudian guru bertanya kepada anak-anak sehingga mereka bisa mencari informasi lebih jauh tentang topik, dari berdasarkan jawaban mereka, guru dan murid memperdalam materi lagi seperti mengunjungi perpustakaan, berkeliling ke halaman sekolah dan lain-lain6. Dari sumber-sumber atau informasi yang didapat memancing anak untuk lebih bertanya-tanya dan menimbulkan kegiatan lain yang terkait dengan topik pembahasan. Sehingga menimbulkan pula pertanyaan-pertanyan baru yang diajukan anak melalui kegiatan tersebut. Misalnya guru membuat jaringan tema/jaringan kegiatan tetang topik terkait. Hal tersebut untuk menunjukkan banyak hal yang bisa dipelajari. Anak juga diperbolehkan mengundang teman atau anggota keluarga yang lain untuk berdiskusi seputar topik yang diperbincangkan.7. Guru menyiapkan lingkungan dengan kesempatan bagi anak-anak untuk menyentuh, mendengar, melihat, melakukan percobaan, berdiskusi dan bermain peran banyak aspek ide. Guru mendokumentasikan karya ini pada panel yang dipasang di dalam kelas. Panel ini mungkin termasuk gambar anak-anak, pertanyaan mereka bertanya dan jawaban, gambar yang mereka buat, gambar blok struktur yang mereka ciptakan, buku yang mereka telah baca.8. Pada akhirnya, ketika minat anak berpindah ke topik lain dan minat baru muncul telah identifikasi lagi oleh guru.

Contoh Kurikulum Emergent

Contoh pertama

Ide untuk topik kurikulum dapat dipicu melaui sesuatu atau datang dari mana saja. Seorang guru dapat mendengar sekelompok murid yang datang dan berdiskusi tentang kumbang. Kemudian guru datang dengan mengajak anak-anak untuk mengeksplorasi semua hal tentang topik kumbang yang sudah anak ketahui sebelumnya. Ide-ide juga dapat dipacu dengan menawarkan pengalaman seperti berjalan-jalan di lingkungan sekolah, mengunjungi bisnis lokal, atau membaca buku.[footnoteRef:10] [10: Ibid ]

Contoh keduaKurikulum emergent yang diterapkan di sekolah-sekolah di Regio Emilia yang dikutip pada buku The Best School : Mendidik siswa menjadi insan cendikia seutuhnya.Di satu sekolah, guru-guru melihat banyak anak usia 5 dan 6 tahun membawa mainan dinosaurus ke sekolah, dan bahwa permainan anak-anak terkadang secara spontan berubah menjadi permainan dinosaurus. Guru kemudian berkumpul untuk mendiskusikan kemungkinan pembelajaran, lalu mulai menginisiasi kelompok kecil anak yang tertarik untuk menyelidiki dunia dinosaurus. Anak-anak menggambar dinosaurus, membicarakannya, berbagi ide dari gambar mereka, dan memikirkan pertanyaan terkait dinosaurus yang muncul dari pengalaman bermain mereka sebelumnya. Kemudian, mereka ditanya, sehingga mereka bisa mencari informasi lebih jauh tentang dinosaurus, dari berdasarkan jawaban mereka, guru dan murid mengunjungi perpustakaan setempat dan membawa buku-buku yang sudah mereka pinjam ke atelier (kata yang berarti studio seni), yang menjadi tempat sentral proyek mereka.Buku-buku ini memancing lebih banyak pertanyaan dan membuat anak ingin mengundang teman dan saudaranya agar datang ke sekolah serta berbagi pengetahuan tentang subjek itu (kelompok dinosaurus ini kemudian menyusun dan menulis surat khusus). Selama beberapa minggu berikutnya, ternyata banyak yang datang, termasuk ayah, nenek, dan ahi dari komunitas alam local, untuk berbagi pengetahuan. Anak-anak menyiapkan pertanyaan untuk mereka lebih dulu. Di saat yang sama, anak-anak membuat dinosaurus dari tanah liat, mengecatnya, dan menggambarinya dengan kapur tulis. Sebuah kelompok besar yang terdiri atas empat anak yang membuat dinosaurus besar dari tanah liat mulai mendiskusikan agaimana mereka bisa membuat dinosaurus yang benar-benar besar. Hal ini memicu diskusi antara guru dan anak tentang bagaimana cara membuat dinosaurus yang benar-benar besar. Dari perbincangan ini, muncul perbincangan tantang perlunya menentukan jenis dinosaurus. Setelah diskusi lebih lanjut, anak-anak melakukan pemilihan suara dan Tyrannosaurus menang tipis dari Stegosaurus. Setelah secara spontan membagi diri ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil, anak-anak membuat model tiga dimensi dinosaurus. Kemudian, muncul rasa ingintahu mereka tentang ukuran asli dinosaurus, anak-anak menggambar contoh dua dimensi Diplodocus sepanjag 27 meter di halaman sekolah. Proses bermain bebas, dipadu rasa hormat serta perhatian besar dari guru pada pikiran, keinginan, dan hasil anak saat bermain, berfungsi menciptakan lingkungan dan belajar tentang kepercayaan, kegembiraan, dan penemuan. Sekolah-sekolag Regio Emilia menjadikan permainan spontan bagi anak-anak sebagai kegiatan utama pembelajaran (lihat Edwards, Gandini, & Foreman, 1998).[footnoteRef:11] [11: Thomas Armstrong. The Best School : Mendidik siswa menjadi insan cendikia seutuhny (Bandung : Kaifa PT Mizan Pustaka, 2011), h.139 E-Book https://books.google.co.id/]

DAFTAR PUSTAKAArmstrong, Thomas. The Best School : Mendidik siswa menjadi insan cendikia seutuhny (Bandung : Kaifa PT Mizan Pustaka, 2011), h.139 E-Book https://books.google.co.id/Harahap, Syarif. Mendidik Anak Tidak Bisa Dipisahkan Bermain Dan Belajar. http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=9072:bom-menewaskan-lima-jamaah-syiah-di-irak-&catid=38:nasional di post pada selasa, 18 January 2011 pukul 03:36Emergent Curriculum. http://en.wikipedia.org/wiki/Emergent_curriculumNorthern Illinois University-Campus Child Care- Division of Student Affairs and Enrollment Managements blog. What is Emergent Curriculu. http://www.niu.edu/ccc/curriculum/curriculum.shtmlQueensland Curriculum and Assessment Authority pdf. Queensland kindergarten kearning guidline. https://www.qcaa.qld.edu.au/downloads/p_10/qklg_pd_mod3_exa1_emerg_curric.pdf dipost pada July 2014Richard, Jan. Emergent Curriculum in a Preschool Setting. http://www.sentinelsource.com/parent_express/little_kids/emergent-curriculum-in-a-preschool-setting/article_b12616d5-a4a6-5e35-91b7-6cbd9bbd9256.html dipost pada Selasa 18 Juni 2013 pukul 12:45 pmWhat is Emergent Curriculum. www.brightstart.ca/uploaded_images/docs/d31c2501297101375What%20is%20Emergent%20Curriculum.pdf