Laporan Evaluasi Tablet

download Laporan Evaluasi Tablet

of 15

Transcript of Laporan Evaluasi Tablet

  • 8/10/2019 Laporan Evaluasi Tablet

    1/15

    SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN

    FARMASI

    S-1 FARMASI

    LAPORAN PRAKTIKUM TABLET

    GRANULASI BASAH,GRANULASI KERING DAN METODE

    CETAK LANGSUNG

    PENYUSUN

    Nindyas arkadia (10012027)

    Nuryanti (10012030)

    Yanyan supriyadi (

    M jhanuar (

    BOGOR

    2013

  • 8/10/2019 Laporan Evaluasi Tablet

    2/15

    1

    EVALUASI ANTACID TABLET,DEXTROMETHORPHAN

    TABLET DAN TETRACYCLINE CAPSUL

    I. TUJUAN

    Mahasiswa dapat melakukan evaluasi sediaan tablet yang meliputi :

    keseragaman bobot,kekerasan,dan kerapuhan tablet atau capsul.

    II.DASAR TEORI

    A.Pengertian tablet

    Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam

    bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,

    mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat

    tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang,

    zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok ( FI III, 1979).

    Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa

    bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet

    cetak dan tablet kempa (FI IV, 1994).

    Tablet dibuat terutama dengan cara kompresi. Sejumlah tertentu dari tablet

    dibuat dengan mencetak. Tablet yang dibuat secara kompresi menggunakan mesin

    yang mampu menekan bahan bentuk serbuk atau granul dengan menggunakan

    berbagai bentuk punch dan die. Alat kompresi tablet merupakan alat berat dari

    berbagai kapasitas dipilih sesuai dengan dasar dari jenis tablet yang akan dibuat

    serta produksi rata-rata yang diinginkan. Tablet yang dicetak dibuat dengan

    tangan atau dengan alat mesin tangan, dengan cara menekan bahan tablet ke

    dalam cetakan, kemudian bahan tablet yang telah terbentuk dikeluarkan daricetakan dan dibiarkan sampai kering.

    Beberapa parameter uji sediaan tablet diantaranya adalah uji keseragaman bobot,

    uji kekerasan, uji kerapuhan (friabilitas), uji disolusi, dan uji waktu hancur.

    Berikut ini ulasan dari beberapa uji tersebut di atas.

    1. Keseragaman Bobot

  • 8/10/2019 Laporan Evaluasi Tablet

    3/15

    2

    Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu dari dua metode,

    yaitu keseragaman bobot atau keseragaman kandungan. Persyaratan ini digunakan

    untuk sediaan mengandung satu zat aktif dan sediaan mengandung dua atau lebih

    zat aktif.

    Persyaratan keseragaman bobot dapat diterapkan pada produk kapsul

    lunak berisi cairan atau pada produk yang mengandung zat aktif 50 mg atau lebih

    yang merupakan 50% atau lebih, dari bobot, satuan sediaan. Persyaratan

    keseragaman bobot dapat diterapkan pada sediaan padat (termasuk sediaan padat

    steril) tanpa mengandung zat aktif atau inaktif yang ditambahkan, yang telah

    dibuat dari larutan asli dan dikeringkan dengan cara pembekuan dalam wadah

    akhir dan pada etiket dicantumkan cara penyiapan ini.

    Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang

    ditetapkan sebagai berikut: Timbang 20 tablet, hitung bobot rata rata tiap tablet.

    Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing masing

    bobotnya menyimpang dari bobot rataratanya lebih besar dari harga yang

    ditetapkan kolom A, dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari

    bobot rataratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidakmencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet; tidak satu tabletpun yang

    bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata rata yang ditetapkan kolom A

    dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata

    rata yang ditetapkan kolom B.

    Bobot rata-rataPenyimpangan Bobot rata-rata (%)

    A B

    25 mg atau kurang 15 % 30 %

    26 mg 150 mg 10 % 20 %

    151 mg 300 mg 7.5 % 15 %

    > 300 mg 5 % 10 %

    Sedangkan uji keseragaman bobot untuk capsul dapat dilakukan dengan

    penimbangan 20 capsul sekaligus dan ditimbang lagi satu per satu isi tiap capsul.

    Kemudian timbang seluruh cangkang kosong dari 20 capsul tersebut . lalu

  • 8/10/2019 Laporan Evaluasi Tablet

    4/15

    3

    dihitung bobot isi capsul dan bobot rata-rata tiap isi capsul . perbedaan bobot isi

    tiap capsul terhadap bobot rata-rata tiap isi capsul tidak boleh melebihi dari yang

    ditetapkan pada kolom A dan untuk setiap 2 capsul tidak lebih dari yang

    ditetapkan pada kolom B.

    Bobot rata-rata

    Perbedaan bobot isi capsul (%)

    A B

    120 mg 10 20

    120 mg atau lebih 7,5 15

    Untuk penetapan keseragaman sediaan dengan cara keseragaman bobot,

    pilih tidak kurang dari 30 satuan, dan lakukan sebagai berikut untuk sediaan yang

    dimaksud. Untuk tablet tidak bersalut, timbang saksama 10 tablet, satu per satu,

    dan hitung bobot rata-rata. Dari hasil penetapan kadar, yang diperoleh seperti

    yang tertera dalam masing-masing monografi, hitung jumlah zat aktif dari

    masing-masing dari 10 tablet dengan anggapan zat aktif terdistribusi homogen.

    Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan

    keseragaman dosis dipenuhi jika jumlah zat aktif dalam masing-masing dari 10

    satuan sediaan seperti yang ditetapkan dari cara keseragaman bobot atau dalam

    keseragaman kandungan terletak antara 85,0% hingga 115,0% dari yang tertera

    pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 6,0%.

    Jika 1 satuan terletak di luar rentang 85,0% hingga 115,0% seperti yang

    tertera pada etiket dan tidak ada satuan terletak antara rentang 75,0% hingga

    125,0% dari yang tertera pada etiket, atau jika simpangan baku relatif lebih besar

    dari 6,0% atau jika kedua kondisi tidak dipenuhi, lakukan uji 20 satuan tambahan.Persyaratan dipenuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30 terletak diluar rentang

    85,0% hingga 115,0% dari yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan yang

    terletak di luar rentang 75,0% hingga 125,0% dari yang tertera pada etiket dan

    simpangan baku relatif dari 30 satuan sediaan tidak lebih dari 7,8%.

    2. Uji Kekerasan

  • 8/10/2019 Laporan Evaluasi Tablet

    5/15

    4

    Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet yang

    mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan memberi

    tekanan terhadap diameter tablet. Tablet harus mempunyai kekuatan dan

    kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari berbagai goncangan mekanik pada

    saat pembuatan, pengepakan dan transportasi. Alat yang biasa digunakan

    adalah hardness tester. Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan

    ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan

    terjadi keretakan talet selama pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian.

    Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan.

    Alat yang dapat digunakan untuk mengukur kekerasan tablet

    diantaranya Monsanto tester, Pfizer tester, dan Strong cobb hardness

    tester. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan

    kompresi dan sifat bahan yang dikempa. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran

    dari tekanan pengempaan. Semakin besar tekanan yang diberikan saat penabletan

    akan meningkatkan kekerasan tablet. Pada umumnya tablet yang keras memiliki

    waktu hancur yang lama (lebih sukar hancur) dan disolusi yang rendah, namun

    tidak selamanya demikian. Pada umumnya tablet yang baik dinyatakan

    mempunyai kekerasan antara 4-10 kg. Namun hal ini tidak mutlak, artinya

    kekerasan tablet dapat lebih kecil dari 4 atau lebih tinggi dari 8 kg. Kekerasan

    tablet kurang dari 4 kg masih dapat diterima dengan syarat kerapuhannya tidak

    melebihi batas yang diterapkan. Tetapi biasanya tablet yang tidak keras akan

    memiliki kerapuhan yang tinggi dan lebih sulit penanganannya pada saat

    pengemasan, dan transportasi. Kekerasan tablet lebih besar dari 10 kg masih dapat

    diterima, jika masih memenuhi persyaratan waktu hancur/disintegrasi dan disolusi

    yang dipersyaratkan. Uji kekerasan dilakukan dengan mengambil masing-masing

    10 tablet dari tiap batch, yang kemudian diukur kekerasannya dengan alat

    pengukur kekerasan tablet. Persyaratan untuk tablet lepas terkendali non swellable

    adalah 10-20 kg/cm2.

    3. Uji Kerapuhan (Friabilitas) Tablet

    Kerapuhan merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur

    ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu

  • 8/10/2019 Laporan Evaluasi Tablet

    6/15

    5

    pengemasan dan pengiriman. Kerapuhan diukur dengan friabilator. Prinsipnya

    adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam

    friabilator selama waktu tertentu. Pada proses pengukuran kerapuhan, alat diputar

    dengan kecepatan 25 putaran per menit dan waktu yang digunakan adalah 4

    menit.

    Tablet yang akan diuji sebanyak 20 tablet, terlebih dahulu dibersihkan dari

    debunya dan ditimbang dengan seksama. Tablet tersebut selanjutnya dimasukkan

    ke dalam friabilator, dan diputar sebanyak 100 putaran selama 4 menit, jadi

    kecepatan putarannya 25 putaran per menit. Setelah selesai, keluarkan tablet dari

    alat, bersihkan dari debu dan timbang dengan seksama. Kemudian dihitung

    persentase kehilangan bobot sebelum dan sesudah perlakuan. Tablet dianggap

    baik bila kerapuhan tidak lebih dari 1% . Uji kerapuhan berhubungan dengan

    kehilangan bobot akibat abrasi yang terjadi pada permukaan tablet. Semakin besar

    harga persentase kerapuhan, maka semakin besar massa tablet yang hilang.

    Kerapuhan yang tinggi akan mempengaruhi konsentrasi/kadar zat aktif yang

    masih terdapat pada tablet. Tablet dengan konsentrasi zat aktif yang kecil (tablet

    dengan bobot kecil), adanya kehilangan massa akibat rapuh akan mempengaruhi

    kadar zat aktif yang masih terdapat dalam tablet.

    Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam

    proses pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet

    tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan

    (bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian harus diulang sebanyak dua

    kali. Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan.

    4. Uji Disolusi

    Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan

    disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan

    kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Ada dua jenis

    alat yang dapat digunakan untuk uji disolusi, untuk uji disolusi tablet parasetamol

    digunakan alat jenis 2 dengan kecepatan 50 rpm selama 30 menit. Uji kesesuaian

  • 8/10/2019 Laporan Evaluasi Tablet

    7/15

    6

    alat dilakukan pengujian masing-masing alat menggunakan 1 tablet Kalibrator

    Disolusi FI jenis diintegrasi dan 1 tablet Kalibrator Disolusi FI jenis bukan

    disintegrasi. Alat dianggap sesuai bila hasil yang diperoleh berada dalam rentang

    yang diperbolehkan seperti yang tertera dalam sertifikat dari Kalibrator yang

    bersangkutan.

    Untuk media disolusi digunakan 900 mL larutan dapar fosfat pH 5,8.

    Kemudian lakukan penetapan jumlah parasetamol yang terlarut dengan mengukur

    serapan filtrat larutan uji dan larutan baku pembanding parasetamol BPFI dalam

    media yang sama pada panjang gelombang maksimum 243 nm. Dalam waktu 30

    menit harus larut tidak kurang dari 80 % parasetamol dari jumlah yang tertera

    pada etiket.

    5. Waktu Hancur

    Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet untuk hancur

    menjadi granul/partikel penyusunnya yang mampu melewati ayakan no.10 yang

    terdapat dibagian bawah alat uji. Alat yang digunakan adalah disintegration tester,

    yang berbentuk keranjang, mempunyai 6 tube plastik yang terbuka dibagian atas,

    sementara dibagian bawah dilapisi dengan ayakan/screen no.10 mesh.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur suatu sediaan tablet

    yaitu sifat fisik granul, kekerasan, porositas tablet, dan daya serap granul.

    Penambahan tekanan pada waktu penabletan menyebabkan penurunan porositas

    dan menaikkan kekerasan tablet. Dengan bertambahnya kekerasan tablet akan

    menghambat penetrasi cairan ke dalam pori-pori tablet sehingga memperpanjang

    waktu hancur tablet. Kecuali dinyatakan lain waktu hancur tablet bersalut tidak >

    15 menit.

    Tablet yang akan diuji (sebanyak 6 tablet) dimasukkan dalam tiap tube,

    ditutup dengan penutup dan dinaik-turunkan keranjang tersebut dalam medium air

    dengan suhu 37 C. Dalam monografi yang lain disebutkan mediumnya

    merupakan simulasi larutan gastrik (gastric fluid). Waktu hancur dihitung

    berdasarkan tablet yang paling terakhir hancur. Persyaratan waktu hancur untuk

    tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit, untuk tablet salut gula dan salut

  • 8/10/2019 Laporan Evaluasi Tablet

    8/15

    7

    nonenterik kurang dari 30 menit, sementara untuk tablet salut enterik tidak boleh

    hancur dalam waktu 60 menit dalam medium asam, dan harus segera hancur

    dalam medium basa.

    Untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam

    masing-masing monografi. Untuk tablet parasetamol tidak bersalut pengujian

    dilakukan dengan memasukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari

    keranjang, masukkan satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air

    bersuhu 37 2 sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain

    dalam masing-masing monografi. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera

    dalam monografi, angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus

    hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi

    pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus

    hancur sempurna.

    III. ALAT DAN BAHAN

    A.

    Alat

    1. Neraca analitik

    2.

    Hardness tester3.

    Friabiliator

    4. Desintegrator

    B. Bahan

    1.

    Antacid tablet

    2. Dextromethorpan Hbr tablet

    3. Tetracycline capsul

    IV. CARA KERJA

    1. Keseragaman bobot.

    a. Diambil sebanyak 20 tablet antacid

    tablet,dextromethorphan tablet dan tetracycline capsul.

    b. Ditimbang dan di catat nilai rata-ratanya.

    c. Kemudian masing-masing obat di timbang satu

    persatu,bobot dicatat.

  • 8/10/2019 Laporan Evaluasi Tablet

    9/15

    8

    d. Evaluasi data yang tercatat dengan acuan persyaratan

    seperti yang tertera di dalam Farmakope Indonesia.

    2.

    Kekerasan tablet.

    a.

    Diambil masing-masing sebanyak 10 tablet antacide dan

    dextromethorpan.

    b.

    Pergunakan alat pengukur kekerasan tablet tersebut dengan

    menempatkan tablet satu per satu pada bagian ujung

    alat,kemudian putar alat tersebut hingga tablet pecah.

    c.

    Skala yang di tunjukkan sewaktu tablet tersebut pecah

    dicatat.

    3.

    Kerapuhan tablet.

    a. Ditimbang sebanyak 10 tablet antacide,dextrometorphan

    dan politusin secara bergantian dan bobot masing- masing

    obat di catat.

    b.

    Dimasukkan ke 3 obat tadi secara bergantian ke dalam alat

    pengukur kerapuhan tablet.

    c. Putar alat friabilitas tersebut selama 10menit secara

    konstan.

    d. Setelah proses pemutaran selesai di timbang kembali

    masing-masing obat dan di catat bobotnya.

    e. Dihitung susut kerapuhan tablet tersebut.

    f. Kerapuhan tablet

  • 8/10/2019 Laporan Evaluasi Tablet

    10/15

    9

    3 0,7 0,1 0,4

    4 0,7 0,1 0,3

    5 0,7 0,1 0,3

    6 0,6 0,1 0,3

    7 0,7 0,1 0,3

    8 0,6 0,1 0,3

    9 0,7 0,1 0,3

    10 0,6 0,1 0,3

    11 0,7 0,1 0,3

    12 0,7 0,1 0,2

    13 0,7 0,1 0,3

    14 0,6 0,1 0,3

    15 0,6 0,1 0,3

    16 0,6 0,1 0,3

    17 0,6 0,1 0,3

    18 0,7 0,1 0,3

    19 0,7 0,1 0,4

    20 0,7 O,1 0,4

    13,3gram 2gram 6,2 gram

    Rata-rata 0,665gram 0,1gram 0,31 gram

    Keterangan : bobot camgkang capsul tetracycline = 1,2 gram

    Bobot serbuk = 6,2 gram -1,2 gram = 5 gram

    2.

    Penyimpangan bobot

    a. Antacide tablet.

    Bobot rata-rata = 0,665g

    665mg > 300mg

    Kolom A 5% = + 0,698 , - 0,632

    Kolom B 10% = + 0,732, - 0,599

    b. DMP tablet

    Bobot rata-rata = 0,1g

  • 8/10/2019 Laporan Evaluasi Tablet

    11/15

    10

    100mg = 26mg-150mg

    Kolom A 10% = + 0,11, - 0,09

    Kolom B 20% = + 0,12, - 0,08

    c.

    Capsul tetracycline

    Bobot rata-rata = 0,31g

    310mg > 120mg

    Kolom A 75% = + 0,333 , - 0,287

    Kolom B 15% = + 0,356 , - 0,264

    d. Tabel penyimpangan bobot

    Tablet

    tablet

    Bobot

    rata-

    rata

    (mg)

    Penyimpangan bobot rata-rata (mg)

    A B

    Penyimpang

    an

    Batas

    atas

    Batas

    bawah

    Penyimpanga

    n

    Batas atas Batas

    bawa

    Antaci

    d

    665mg 698mg 632mg 732mg 599

    DMP 100mg 110mg 90mg 120mg 80

    Hasil yang diperoleh :

    Tablet

    penyimpangan

    A B

    Antacid -/ 20 -/20

    Dextromethorpan -/20 -/20

    Keterangan : lihat data dan evaluasi data

  • 8/10/2019 Laporan Evaluasi Tablet

    12/15

    11

    Capsul

    HasHasil yang diperoleh :

    Capsul

    Penyimpangan

    A B

    Tetracycline HCL 3/20 3/20

    Keterangan : lihat data dan evaluasi data

    3. Kekerasan tablet

    Normal = 8-12

    Kekerasan

    Tablet Antacid Dextromethorpan

    HBR

    1 11 7

    2 10 8

    Bobot rata-

    rata (mg)

    Penyimpangan bobot rata-rata (mg)

    A (7,5%) B (15%)

    Penyimpanga

    n

    Batas

    atas

    Batas

    bawah

    Penyimpanga

    n

    Batas

    atas

    Batas

    bawa

    h

    310 mg 333 287 356 264

  • 8/10/2019 Laporan Evaluasi Tablet

    13/15

    12

    3 10,5 8

    4 11 7,5

    5 12 8

    6 11,8 8

    7 13 7,5

    8 12 7,5

    9 13 7,5

    10 12 7,5

    11,63 7,65

    4. Ketebalan tablet

    Ketebalan

    Tablet Antacid Dextromethorpan HBR

    1 3,75 2,2

    2 3,65 2,4

    3 3,75 2,4

    4 3,75 2,4

    5 3,70 2,55

    6 3,70 2,4

    7 3,70 2,4

    8 3,75 2,4

    9 3,70 2,4

    10 3,75 2,4

    5. Kerapuhan tablet

    a.

    Antacid tablet

    Bobot sebelum uji = 6,650g

    Bobot setelah uji = 6,4g

    %susut pengeringan =

    x 100% = 3,76%

  • 8/10/2019 Laporan Evaluasi Tablet

    14/15

    13

    b. Dextromethorpan tablet

    Bobot sebelum uji = 1,3g

    Bobot setelah uji = 1,1g

    % susut pengeringan =

    x 100% = 15,38%

    VI. EVALUASI DATA

    1. Keseragaman bobot

    Dari hasil pengamatan untuk uji keseragaman bobot tablet

    antacid dan dextromethorpan tidak ada yang mengalami

    penyimpangan untuk syarat yang telah ditetapkan pada kolom A

    dan kolom B.

    Sedangkan dalam uji keseragaman bobot tetracycline capsul

    mengalami penyimpangan dari syarat yang telah ditentukan , pada

    kolom A terdapat lebih dari 2 capsul yang bobotnya mengalami

    penyimpangan yaitu > 333mg terdapat pada capsul nomor 3,19 dan

    20 yang memiliki bobot 400mg. Dan pada kolom B juga terdapat

    lebih dari 2 capsul yang mengalami penyimpangan bobot > 356mg

    terdapat pada capsul nomor 3,19,dan 20 dengan bobot sebesar

    400mg.

    Hal ini kemungkinan terjadi karena neraca yang dipergunakan

    kurang akurat ataupun kesalahan dalam cara penimbangannya.

    Keseragaman bobot penting dilakukan untuk mengetahui kualitas

    capsul yang diproduksi dan untuk mencegah terjadinya kelebihan

    dosis dalam tiap capsulnya.

    2. Kekerasan tablet

    Untuk tablet antacide kekerasan masih berada pada range yang

    telah ditentukan yaitu 8-12,sedangkan untuk dextromethorpan

    berada di bawah standart dengan nilai rata-rata yaitu 7,65. Hal ini

    kemungkinan terjadi karena tablet dextromethorpan yang

  • 8/10/2019 Laporan Evaluasi Tablet

    15/15

    14

    digunakan untuk evaluasi sudah kadaluarsa sehingga tablet

    berubah menjadi rapuh,sebenarnya antacid yang dipergunakan juga

    sudah kadaluarsa namun kekerasan yang di tunjukkan tablet

    tersebut masih memenuhi persyaratan.

    3. Kerapuhan tablet

    Bobot susut kerapuhan tablet sesuai persyaratan yang telah

    ditentukan adalah < 1%. Namun pada evaluasi ini untuk tablet

    antacid % susut kerapuhan sebesar 3,76% dan untuk tablet

    dextromethorpan sebesar 15,38%. Hal ini terjadi karena ke 2

    produk tersebut baik antacid maupun dextromtehorpan sudah

    kadaluarsa sehingga tingkat kerapuhannya lebih tinggi.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Ansel C Howard 2008 Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi

    Jakarta UI Press

    2. Depkes RI 1979 Farmakope Indonesia Edisi III Direktorat

    Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Jakarta

    3. Depkes RI 1995 Farmakope Indonesia Edisi IV Direktorat

    Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Jakarta