Laporan Faal b 1 Lensa
-
Upload
prissilmatania -
Category
Documents
-
view
243 -
download
0
Transcript of Laporan Faal b 1 Lensa
-
7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa
1/19
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI
BLOK PANCA INDERA
Oleh :
KELOMPOK B-1
M. Haris Maulana ( 1102010173 )
Muthia Fadhilah ( 1102010191 )
Novi Alvirahmi ( 1102010209 )
Novi Septiani ( 1102010210 )
Novia Rizky Zyanthi Azzahra ( 1102010211 )
Rizki Dinar Endartini ( 110201022 )
Pratama Aditya biantoro ( 1102010217 )
Prissilma Tania Jonardi ( 1102010221 )
Tri Rizky Nugraha ( 1102010280 )
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
2013
-
7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa
2/19
Kelompok B-1 1 | P a g e
LENSA TIPIS
1. Tujuan Percobaan
Menentukan jarak fokus lensa cembung (konvergen) dan cekung (divergen) serta sifat
bayangan.
2. AlatAlat Percobaan
a. Bangku optic yang berbentuk rel berskala dengan tiang statif tempat lensa, benda,cermin, benda, dan tabir (layar).
b. Lensa cembung dan cekung.c. Tabir, cermin, benda berbentuk panah, dan penggaris berskala.d. Lampu proyektor sebagai sumber cahaya.
3. Teori Dasar
3.1 Rumus Gauss
Benda nyata yang terletak di depan lensa konvergen dapat membentuk
bayangan nyata dibelakang lensa. Bayangan ini dapat ditangkap oleh tabir di belakang
lensa sehingga dapat terlihat. Secara sederhana pembentukan bayangan tersebut
diperlihatkan padagambar 1.
Gambar 1.Diagram pembentukanbaynganolehlensakonvergen. f =titik focus, O = pusat sumbu optic lensa.
Jika tebal lensa diabaikan maka dapat dibuktikan bahwa
(1)
Persamaan ini berlaku umum dengan ketentuan
f= Jarak titik focus lensa, bertanda (+) untuk lensa konvergen dan (-) untuk divergen.
Lensa (+) tabir
hfO
Benda h
v
b
bayangan
-
7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa
3/19
Kelompok B-1 2 | P a g e
v = Jarak benda terhadap pusat sumbu optic lensa, bertanda (+) untuk benda nyata dan
negative untuk benda maya.
b = Jarak bayangan terhadap pusat sumbu optic lensa, bertanda (+) untuk bayangan
nyata dan negative untuk bayangan maya.
Bayangan nyata terletak dibelakang lensa dan dapat ditangkap oleh tabir dan
sementara benda maya terletak di depan lensa dan tidak dapat ditangkap oleh tabir ,
selanjutnya benda maya terletak dibelakang lensa dan biasanya dihasilkan oleh
bayangan komponen optic lainnya (lensa dan cermin).
Disamping itu perbesaran yang didefinisikan debagai perbandingan besar
bayangan terhadap objek dapat diperoleh dari persamaan
(2)
Munculnya tanda negatif hanya karena keinginan agar jika m positif untuk
bayangan tegak dan negative untuk bayangan terbalik.Jika dihalangkan tanda negative
dari rumus (2) maka perjanjiannya akan terbalik.
3.2Rumus Bessel
Jika jarak antara benda dan tabir dibuat tetap dan lebih besar dari 4f maka
terdapat dua kedudukan lensa positif yang akan menghasilkan bayangan tajam
diperkecil dan diperbesar pada tabir, lihat gambar 2.
Gambar 2. Dua kedudukan lensa positif yang membentuk bayangan tajam pada tabir.
Benda h
vb
vk
bb
bk
dh
a h
Posisi-b(+)
Posisi-k(+)
-
7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa
4/19
Kelompok B-1 3 | P a g e
Pada gambar tersebut, posisi-b dan posisi-k masing-masing menyatakan posisi
lensa yang menghasilkan bayangan tajam diperbesar dan diperkecil, sedangkan :
a = jarak benda ke tabir.
d = jarak antara dua kedudukan lensa yang menghasilkan bayangan tajam yang
diperbesar dan diperkecil.
vb =jarak benda ke lensa yang menghasilkan bayangan diperbesar.
bb =jarak bayangan ke lensa yang menghasilkan bayangan diperbesar.
vk =jarak benda ke lensa yang menghasilkan bayangan diperkecil.
bk =jarak bayangan ke lensa yang menghasilkan bayangan diperkecil.
Mengacu pada gambar 2 terlihat bahwa
() ()
()
Mengingat bahwa a = vb +bb maka diperoleh
(4)
Substitusi persamaan (4) ke persamaan (1) menghasilkan
(5)
Perhatikan bahwa a dan d selalu positif.
3.3Gabungan Lensa dengan Cermin datar
Misalkan benda diletakkan pada bidang focus lensa dan di belakang lensa
terdapat cermin datar, lihat gambar 3.
Gambar 3. Menentukan panjang focus lensa(+) dengan bantuan cermin datar.
Cermin
BendaLensa (+)
v
-
7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa
5/19
Kelompok B-1 4 | P a g e
Oleh lensa, berkas sinar yang berasal dari benda akan dibiaskan dalam berkas
sejajar sehingga terbentuk bayangan di tempat tak berhingga. Selanjutnya oleh cermin
datar berkas ini akan dipantulkan dan kemudian dibiaskan kembali oleh lensa
sehingga terbentuk bayangan sama besar pada bidang fokus/benda.
3.4Rumus Lensa Gabungan
Untuk tujuan tertentu sering digunakan gabungan beberapa. Dalam analisis
pembentukan bayangan lensa gabungan ini dapat dibayangkan seolah-olah menjadi
sebuah lensa dengan jarak fokusfg. Untuk gabungan dua lensafgdirumuskan sebagai
(6)
Dengan f adalah jarak dua sumbu optik lensa. Jika kedua lensa itu tipis dan
diimpitkan maka t=0 sehingga.
(7)
3.5Pembentukan Bayangan Oleh Gabungan Lensa Konvergen-Divergen.
Lensa negatif akan selalu membentuk bayangan maya dari benda nyata tetapi dari
benda maya dapat dibentuk bayangan nyata. Atas dasar ini maka diperlukan bantuan
lensa positif dengan susunan seperti gambar berikut.
Lensa (+) Lensa (-)
v+
d
b+
b-
Benda h
f- h+
B-
O-
v-
-
7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa
6/19
Kelompok B-1 5 | P a g e
Gambar 4. Pembentukan bayangan oleh gabungan lensa konvergen dan divergen, O- adalah bayangan nyata yang
dibentuk oleh lensa positif dan bayangan ini menjadi objek/benda maya lensa divergen (-).
B- adalah bayangan nyata yang dibentuk lensa divergen dari benda O-.
4. Jalannya Percobaan
4.1 Menentukan Jarak Fokus Lensa Konvergen
Merujuk pada teori di atas makan penentuan jarak fokus lensa konvergen dapat
dilakukan dengan tiga cara, yaitu Bessel, Gauss, dan bantuan cermin datar.
4.1-A.Cara Gauss
1)Ambil benda berbentuk panah dan ukur tingginya sebanyak 5 kali. Isikan padatabel data.
2)Ambil tabir dan lensa konvergen yang akan diukur jarak fokusnya.3)Letakkan benda, lensa, dan tabir pada rel optik sehingga terbentuk susunan
seperti gambar 1.
4)Atur posisi benda, lensa dan tabir sehingga terbentuk bayangan tajam diperkecil.5)Ukurlah v, b, tinggi bayangan h, dan posisi bayangan apakah tegak lurus atau
terbalik.Isikanlah hasil ini pada tabel data.
6)Geser lensa mendekati benda sejarak 2cm dan atur posisi tabir sehinggaterbentuk bayangan tajam. Lakukan pengukuran seperti langkah 5.
7)Ulangi langkah 6 terus menerus selama masih mungkin.
4.1-B. Cara Bessel
1)Ukurlah tinggi benda yang berbentuk anak panah dan catat hasilnya.Ulangipengukuran ini sampai 5 kali.
2)Tempatkan benda di depan lampu sorot3)Tempatkan tabir sejarak 100 cm di belakang benda4)Tempatkan lensa yang akan diukur jarak fokusnya diantara lensa dan tabir.
Susunan posiis benda, lensa, dan tabir akan seperti gambar 2.
5)Geser-geser lensa untuk melihat sekilas apakah terbentuk bayangan tajamdiperbesar dan diperkecil. Jika tidak terjadi anda mungkin perlu
menaikkan/menurunkan posisi lensa dan benda agar sinar dari benda tepat jatuh
pada lensa atau menggeser posisi tabir.
6)Jika langkah 5 berhasil, maka aturlah posiis lensa secara halus untukmendapatkan bayangan tajam diperbesar dan diperkecil.
7)Catat kedua posisi lensa (vb dan vk), tinggi bayangan dan catat apakahbayangan terbalik atau tegak.
-
7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa
7/19
Kelompok B-1 6 | P a g e
8)Isikan hasil pengukuran ini pada tabel data.9)Ulangi langkah 6 dan 7 sampai 5 kali. Pada setiap pengulangan posisi lensa
harus digeser-geser.
4.1-C. Dengan bantuan Cermin datar
1)Tempatkan benda, lensa (+), dan tabir sehingga terbentuk susunan sepertigambar 3.
2)Geserlah posiis benda sehingga pada bidang benda terbentuk bayangan yangsama besar dengan benda.
3)Catat jarak benda ke lensa (lihat tabel data)4)Ulangi percobaan ini sampai 5 kali.
4.2Menentukan Jarak Fokus Lensa Divergen1)Ambil lensa konvergen dan divergen yang akan dibentuk jarak fokusnya.2)Tempatkan benda, lensa konvergen, dan tabir di belakang lensa.3)Aturlah posisi lensa dan tabir sehingga terbentuk bayangan tajam pad aakhir.4)Catat posisi benda, lensa, dan tabir.5)Letakkan lensa divergen diantara tabir dan lensa konvergen. Perhatikan bayangan
pada tabir akan kabur atau hilang.
6)Atur posisi lensa divergen dan tabir sehingga terbentuk bayangan tajam.7)Catat posisi lensa divergen dan tabir.8)Berdasarkan data posiis ini maka hitunglah v+, b+, v-, b- dan hasilnya diisikan
pada tabel data. Variabel d adalah jarak antara lensa konvergen dan divergen.
9)Ulangi percobaan di atas sebanyak sampai 5 kali.5. Tugas Laporan Akhir
5.1-A. Cara Gauss
1) Hitung m berdasarkan perbandingan tinggi benda dan bayangan2) Hitung m berdasarkan persamaan (2) dan berdasarkan hasil ini tentukan posisi
bayangan (tegak atau diperbalik)
3) Buatlah tabel ringkasan penghitungan 1 dan 24) Buat tabel harga 1/v dan 1/b5) Buat grafik 1/v terhadap 1/b.6) Berdasarkan grafik tersebut tentukanf lensa.
-
7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa
8/19
Kelompok B-1 7 | P a g e
5.1-B. Cara Bessel
Berdasarkan data percobaan, hitung jarak fokus lensa dengan persamaan (5).
5.1-C. Dengan Bantuan Cermin Datar
Berdasarkan data jarak benda, anda langsung mendapatkan jarak fokus, f=v. Buat
tabel ringkasan hasil penghitungan jarak fokus kekuatan lensa (dalam Dioptri) dari ketiga
cara di atas. Beri catatan/ ulasan mengapa terjadi perbedaan hasil dari ketiga cara di atas.
Catatan : 1 dioptri = 100 ,jadi lensa dengan f = 25 cm akan berkekuatan 4 Dioptri.F[cm]
5.2 Jarak Fokus Lensa Divergen.
Tentukanflensa divergen hasil percobaan.
Bagian Fisika
Universitas YARSI, Fakultas KedokteranData Percobaan 01 : Lensa Objektif
-
7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa
9/19
Kelompok B-1 8 | P a g e
Hari/tanggal : 25 Februari 2013
4-1. Menentukan Jarak Fokus Lensa Konvergen
4-1-A. Cara Gauss
Tinggi benda h = 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
No. v (cm) b (cm) h(cm) Tegak/terbalik MI=h/h M= -b/v
1. 39,5 43,2 5,3 Terbalik 2,12 -1,1
2. 42 40,6 4 Terbalik 1,6 -1
3. 30,5 56 7 Terbalik 2,8 -1,8
4. 55 33,5 2,5 Terbalik 1 -0,6
5. 53,5 35,5 3 Terbalik 1,2 -0,7
Catatan: h= tinggi bayangan
v = jarak benda ke lensa
b = jarak bayangan ke lensa
Pembahasan : Didapatkan bayangan benda yang terbentuk adalah terbalik pada semua
percobaan sesuai dengan hukum lensa cembung (konvergen) yang bersifat
maya dan terbalik. Terlihat dari hasil pada M didapatkan nilai yang negatif.
4-1-B Cara Bessel 4-1-C Cermin datar
No. a (cm) vb (cm) vk (cm) d (cm) f (cm) v(cm) f(cm)
1. 35 13 21 8 8,3 8 8
2. 32,5 15,5 17 1,5 7,4 4 4
3. 41 11 29,5 18,5 8,2
4. 45 10,5 34 23,5 8,2
5. 33 14,5 18 3,5 8,1
Catatan : bagian yang digelapkan dihitung dirumah
Rumus : f=
d= (vk-vb)
Pembahasan: Pada percobaan lensa konvergen dengan cara Bessel, pada a (jarak tabir dan benda),
-
7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa
10/19
Kelompok B-1 9 | P a g e
Cara Bessel didapatkan beberapa jenis bayangan yaitu bayangan besar dan kecil dengan jarak vb
dan vk yang berbeda. Dari hasil Vb dan Vk nya itu dapat disimpulkan, semakin jauh
lensa digeser ke arah tabir maka akan semakin kecil bayangan yang didapat,
kemudian sebaliknya.
Pembahasan : Pada percobaan diatas didapatkan hasil v = f, yaitu pada percobaan pertama
Cermin Datar v1 = 8 cm dan f1=8 cm, kemudian v2 = 4 cm dan f2= 4 cm, hal ini
dikarenakan sifat cermin datar yang menghasilkan bayangan sama besar
dalam bidang fokus atau benda.
4-2. Lensa Divergen
No. v+ (cm) b+ (cm) v- (cm) d (cm) b- (cm) f- (cm)
1. 39 41 -3 38 25 -3,40
2. 44 39 -12 27 26 -22,28
3. 41 39 -9 30 28 -13,26
4. 31 57 -14 43 19 -53,2
5. 28 70 -8 62 18 -14,4
Catatan : v- = d-b+
f- = v- X b-
v- + b-Pembahasan : Pada percobaan lensa divergen didapatkan focus lensa divergen negative (-),
karena lensa divergen bersifat menyebarkan cahaya.
Kesimpulan
Untuk menghitung jarak fokus lensa konvergen dan divergen dapat digunakan 3 cara yaitucara Gauss, Bessel, dengan bantuan cermin datar, dan cara gabungan.
-
7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa
11/19
Kelompok B-1 10 | P a g e
Panjang fokus ditentukan oleh jarak benda ke lensa dan jarak bayangannya ke lensa padametode konvensional, jarak benda bayangan dan jarak 2 posisi lensa yang bayangannya
bagus pada metode Bessel, panjang fokus lensa cembung dan jarak benda bayangan serta
jarak 2 posisi lensa yang bayangannya bagus pada metode kombinasi
Sifat konvegen/divergen dari suatu lensa tidak mungkin berubah.Kesimpulan pada lensa tipis adalah semakin jauh jarak benda maka semakin jauh pula
jarak bayangan dan sebaliknya semakin dekat jarak benda semakin dekat pula jarak
bayangan. Dalam hal ini jarak sangat berpengaruh terhadap fokus bayangan.
PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN
PENDENGARAN
TUJUAN :
-
7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa
12/19
Kelompok B-1 11 | P a g e
Pada akhir latihan ini, mahasiswa harus dapat:
1. Mengukur ketajaman pendengaran dengan menggunakan audiometri(pemeriksaan audiometri).
2. Membuat kesimpulan mengenai hearing loss dari hasil pemeriksaan audiometrisehingga dapat menetapkan apakah pendengaran orang percobaan dalam batas-batas
normal atau tidak.
Alat-alat yang diperlukan :
1. Audiometer merek ADC. Lengkap dengan telepon telinga dan formulir.2. Penala berfrekuensi 256.3. Kapas untuk menyumbat telinga.
Teori Dasar
Pemeriksaan audiometri
Ketajaman pendengaran sering diukur dengan suatu audiometri. Alat ini menghasilkan
nada-nada murni dengan frekuensi melalui aerophon. Pada sestiap frekuensi ditentukan
intensitas ambang dan diplotkan pada sebuah grafik sebagai prsentasi dari pendengaran
normal. Hal ini menghasilkan pengukuran obyektif derajat ketulian dan gambaran mengenairentang nada yang paling terpengaruh.
a. Definisi
Audiometri berasal dari kata audirdan metrios yang berarti mendengar dan mengukur
(uji pendengaran). Audiometri tidak saja dipergunakan untuk mengukur ketajaman
pendengaran, tetapi juga dapat dipergunakan untuk menentukan lokalisasi kerusakan
anatomis yang menimbulkan gangguan pendengaran.
Pemeriksaan audiometri memerlukan audiometri ruang kedap suara, audiologis dan
pasien yang kooperatif. Pemeriksaan standar yang dilakukan adalah :
Audiometri nada murniSuatu sistem uji pendengaran dengan menggunakan alat listrik yang dapat menghasilkan
bunyi nada-nada murni dari berbagai frekuensi 250-500, 1000-2000, 4000-8000 dan dapat
diatur intensitasnya dalam satuan (dB). Bunyi yang dihasilkan disalurkan melalui telepon
-
7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa
13/19
Kelompok B-1 12 | P a g e
kepala dan vibrator tulang ketelinga orang yang diperiksa pendengarannya. Masing-masing
untuk menukur ketajaman pendengaran melalui hantaran udara dan hantran tulang pada
tingkat intensitas nilai ambang, sehingga akan didapatkankurva hantaran tulang dan hantaran
udara. Dengan membaca audiogram ini kita dapat mengtahui jenis dan derajat kurang
pendengaran seseorang. Gambaran audiogram rata-rata sejumlah orang yang berpendengaran
normal dan berusia sekitar 20-29 tahun merupakan nilai ambang baku pendengaran untuk
nada murni.
Tabel berikut memperlihatkan klasifikasi kehilangan pendengaran
Kehilangan
dalam (decibel)
Klasifikasi
0-15 Pendengaran normal
>15-25 Kehilangan pendengaran kecil
>25-40 Kehilangan pendengaran ringan
>40-55 Kehilangan pendengaran sedang
>55-70 Kehilangan pendenngaran sedangberat
>70-90 Kehilangan pendengaran berat
>90 Kehilangan pendengaran berat sekali
Audiometri tuturAudiometri tutur adalah sistem uji pendengaran yang menggunakan kata-kata terpilih
yang telah dibakukan, dituturkan melalui suatu alat yang telah dikaliberasi, untuk mengukur
beberapa aspek kemampuan pendengaran. Kata-kata tersebut dapat dituturkan langsung oleh
pemeriksa melalui mikropon yang dihubungkan dengan audiometri tutur, kemudian
disalurkan melalui telepon kepala ke telinga yang diperiksa pendengarannya, atau kata-kata
rekam lebih dahulu pada piringan hitam atau pita rekaman, kemudian baru diputar kembali
dan disalurkan melalui audiometer tutur. Penderita diminta untuk menirukan dengan jelas
setip kata yang didengar, dan apabila kata-kata yang didengar makin tidak jelas karena
intensitasnya makin dilemahkan, pendengar diminta untuk menebaknya. Pemeriksa
mencatatat presentase kata-kata yang ditirukan dengan benar dari tiap denah pada tiap
intensitas.
Dari audiogram tutur dapat diketahui dua dimensi kemampuan pendengaran yaitu :
-
7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa
14/19
Kelompok B-1 13 | P a g e
a) Kemampuan pendengaran dalam menangkap 50% dari sejumlah kata-kata yangdituturkan pada suatu intensitas minimal dengan benar, yang lazimnya disebut persepsi
tutur atau NPT, dan dinyatakan dengan satuan de-sibel (dB).
b) Kemamuan maksimal perndengaran untuk mendiskriminasikan tiap satuan bunyi (fonem)dalam kata-kata yang dituturkan yang dinyatakan dengan nilai diskriminasi tutur atau
NDT.
Pada dasarnya tuli mengakibatkan gangguan komunikasi, apabila seseorang masih
memiliki sisa pendengaran diharapkan dengan bantuan alat bantu dengar (ABD/hearing AID)
suara yang ada diamplifikasi, dikeraskan oleh ABD sehingga bisa terdengar. Prinsipnya
semua tes pendengaran agar akurat hasilnya, tetap harus pada ruang kedap suara minimal
sunyi. Karena kita memberikan tes paa frekuensi tertetu dengan intensitas lemah, kalau ada
gangguan suara pasti akan mengganggu penilaian.
b. Manfaat audiometri
Untuk kedokteran klinik (khususnya penyakit telinga), untuk kedokteran klinik (kehakiman,
tuntutan ganti rugi), untuk kedokteran klinik pencegahan, deteksi ketulian pada anak-anak
gambar 2. Normal gambar 3. CHL gambar 4. SNHL
I. AUDIOMETER
Keterangan teknis mengenai audiometer.
P-VI. 4. 1 Apa guna audiometer dan bagaimana cara kerjanya?
http://hennykartika.files.wordpress.com/2007/03/aud5.gifhttp://hennykartika.files.wordpress.com/2007/03/aud6.gifhttp://hennykartika.files.wordpress.com/2007/03/aud3.gifhttp://hennykartika.files.wordpress.com/2007/03/aud5.gifhttp://hennykartika.files.wordpress.com/2007/03/aud6.gifhttp://hennykartika.files.wordpress.com/2007/03/aud3.gifhttp://hennykartika.files.wordpress.com/2007/03/aud5.gifhttp://hennykartika.files.wordpress.com/2007/03/aud6.gifhttp://hennykartika.files.wordpress.com/2007/03/aud3.gif -
7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa
15/19
Kelompok B-1 14 | P a g e
Jawab:Audiometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengetahui level pendengaran
seseorang. Dengan bantuan sebuah alat yang disebut dengan audiometer, maka
derajat ketajaman pendengaran seseorang dapat dinilai. Tes audiometri diperlukan
bagi seseorang yang merasa memiliki gangguan pendengeran atau seseorang yag
akan bekerja pada suatu bidang yang memerlukan ketajaman pendengaran. Untuk
mendapatkan tingkat pendengaran dengan cara merekam respon dari pasien setelah
memberikan pasien tersebut rangsangan auditory dengan berbagai intensitas level.Pada bagian muka audiometer ADC terdapat berbagai tombol dan skala (lihat gambar)
yang berungsi sebagai berikut :Tombol1 (T) : Tombol Utama
Gunanya untuk menghidupkan atau mematikan ala1.
Tombol2 (T2) : Tombol Frekuensi Nada
Dengan menggunakan T2 ini kita memilih frekuensi nada yang dapat
dibangkitkan oleh ala1. Frekuensi tersebut dapat dibaca pada skala (82) yang
dinyatakan dalam satuan hertz.
p-VIA. 2 Apa yang dimaksud dengan frekuensi hertz?Jawab: Hertz merupakan satuan frekuensi yang menandakan banyakanya suatu gelombang
dalam 1 detik.Tombol 3 (T3): Tombol Kekuatan Nada.
Dengan tombol ini kita dapat mengatur kekuatan nada, kekuatan nada dapat
dibaca pada skala (5) yang dinyatakan dalam decibel.
P-VI.3 Apa yang dimaksud dengan satuan decibel?Jawab: Desibel (dB) adalah satuan untuk mengukur intensitas suara. Satu desibel ekuvalen
dengan sepersepuluh Bel. Huruf "B" pada dB ditulis dengan huruf besar karena
merupakan bagian dari nama penemunya, yaitu Bell. Desibel juga merupakan
sebuah unit logaritmis untuk mendeskripsikan suatu rasio. Rasio tersebut dapat
berupa daya (power), tekanan suara (sound pressure), tegangan atau voltasi
(voltage), intensitas (intencity), atau hal-hal lainnya. Terkadang. dB juga dapat
dihubungkan dengan Phon dan Sone (satuan yang berhubungan dengan kekerasan
suara).
http://id.wikipedia.org/wiki/Suarahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bel&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Graham_Bellhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Logaritmis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Rasiohttp://id.wikipedia.org/wiki/Dayahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tekanan_suara&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Intensitashttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Phon&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sone&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sone&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Phon&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Intensitashttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tekanan_suara&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Dayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Rasiohttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Logaritmis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Graham_Bellhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bel&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Suara -
7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa
16/19
Kelompok B-1 15 | P a g e
Tombol 4 (T4): Tombol Pemilih Telepon Telinga
Bila tombol ini menunjukan ke B, berarti nada yang dihantarkan ketelepon
berwarnahitam (black). Bila tombol menunjukan ke G yang bekerja hanya
telepon kalbu (Grey).
Tombol 5 (T5): Tombol Penghubung Nada
Dengan memutar tombol ini kekiri, nada akan terdengar ditelepon bila
tombol dilepas, nada tidak terdengar lagi.
P-VIA. Apa yang dimaksud pemutus nada pemeriksaan?
Jawab: Maksud pemutusan nada pada pemeriksaan adalah melepas tombol sehingga nada
tidak terdengar lagi untuk menguji apakah o.p benar-benar mendengar atau hanya
pura-pura mendengar.
TATA KERJA:
1. Pemeriksaan menyiapkan alat sebagai berikut:a. Putar tombol utama (T1)pada Off.
b. Putar tombol frekuensi nada (T2) pada 125.c. Putar tombol kekuatan nada (T3) pada -10dp.
P-VIA. 5 Apa arti fisikologis intensitas 0 dp pada alat ?
Jawab: 0 db sama dengan tingkat tekanan yang mengakibatkan gerakan molekul udara dalam
keadaan udara diam, yang hanya dapat terdeteksi dengan menggunakan instrumen
fisika, dan tidak akan terdengar oleh telinga manusia. Oleh karena itu, di dalam
audiologi ditetapkan tingkat 0 yang berbeda, yang disebut 0 dB klinis atau 0
audiometrik. Nol inilah yang tertera dalam audiogram, yang merupakan grafik
tingkat ketunarunguan. Nol audiometrik adalah tingkat intensitas bunyi terendahyang dapat terdeteksi oleh telinga orang rata-rata dengan telinga yang sehat pada
frekuensi 1000 Hz.
2. Hubungan audiometer dengan sumbu listrik (125V) dan putar T1 ke ON, 51 dan 52 akan
menyala, bila tidak demikian halnya laporkan pada supervisior.
3. Suruhlah orang percobaan duduk membelakangi audiometer dan pasanglah telepon pada
telinganya sehingga telepon Black ditelinga kiri.
-
7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa
17/19
Kelompok B-1 16 | P a g e
4. Berikan petunjuk pada orang percobaan untuk mengacungkan tangannya ke atas pada saat
mulai dan selama ia mendengar nada melalui salah satu telepon, dan menurunkan
tangannya pada saat nada mulai tidak terdengar lagi.
5. Tunggulah 2 menit lagi untuk memanaskan alat.
6. Putarlah T5 ke kiri dan pertahankanlah selama pemeriksaan.
7. Putarlah tombol kekuatan T3 perlahan-lahan searah dengan jarum jam sampai orang
percobaan mengacungkan tangannya keatas.
8. Teruskanlah memutarkan tombol tersebut sebesar 10 db dan kemudian putarlah tombol T3
tersebut perlahan-lahan berlawanan dengan jarum jam sampai orang percobaan
menurunkan tangannya. Catatlah angka db pada saat itu.
9. Ulangilah tindakan 7 dan 8 dua kali lagi dan ambillah angka terkecil sebagai hearing
loss orang percobaan pada frequency 125 Hz.
10.Selama percobaan ini lepaskanlah sekali-kali T5 pada waktu orang percobaan
mengacungkan tangannya untuk menguji apakah orang percobaan benar-benar mendengar
nada atau hanya pura-pura mendengar.
11.Ukurlah, hearing loss untuk telinga yang sama dengan cara yang sama pula pada
requency 250,500,1000,2000,4000,8000,12000 Hz dan catatlah data hasil pengukuran
pada formulir yang telah disediakan.
12.Ulangi seluruh pengukuran ini untuk telinga yang lain.
13.Buatlah audiogram orang percobaan pada formulir yang telah disediakan dengan data
yang diperoleh pada pengukuran
Hasil Percobaan dan Pembahasan
OP : Prissilma Tania
-
7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa
18/19
Kelompok B-1 17 | P a g e
Dari skema di atas dapat disimpulkan bahwa o.p memiliki batas ambang dengar yang
sama untuk telinga kanan dan kiri nya yaitu 15-2000. Hasil dari pengukuran percobaan
dengan alat audiometri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah: faktor
alat (kondisi dan kualitas baik atau tidak), faktor ruangan yang tidak kedap suara, faktor
kemampuan konsentrasi/memusatkan pikiran o.p (sebaiknya konsentrasi o.p tidak terganggu
dengan kondisi suara sekitar dan fokus pada pemeriksaan), dan faktor hantaran (udara dan
tulang).
-
7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa
19/19
Kelompok B-1 18 | P a g e
Daftar Pustaka :
1. Sears, dan Zemansky, Fisika Untuk Universitas, Jilid III2. Sutrisno, Seri Fisika Dasar, ITB3.
Soetirto I. Tuli akibat bising ( Noise induced hearing loss ). Dalam : Soepardi EA,Iskandar N, Ed. Buku ajar ilmu penyakit THT. Edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit FK UI,
1990. h. 37-9.