LAPORAN KEBISINGAN

download LAPORAN KEBISINGAN

of 13

description

K3 Industri

Transcript of LAPORAN KEBISINGAN

LAPORAN PRAKTIK SANITASI INDUSTRI DAN K3KEBISINGAN

DISUSUN OLEH :1. Yulia Kartika SariP278331130012. Nurfarida SafitriP278331130183. Wahyu Sulistyorini WilujengP27833113041

Sub 3/ Kelompok B Kelas A SEMESTER V

KEMENTERIAN KESEHATAN RIPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYAJURUSAN KESEHATAN LINGKUNGANPROGRAM STUDI DIII KAMPUS SURABAYATAHUN 2015

BAB IPENDAHULUAN

A. Dasar TeoriKebisingan merupakan masalah kesehatan kerja yang selalu timbul pada industri yang menggunakan tenaga mesin. Berkembangnya industri di Indonesia menyebabkan makin banyak tenaga kerja yang terpapar pada kebisingan berintensitas tinggi dan berlangsung lama, sehingga dapat menimbulkan penyakit akibat kerja.Bising dalam kesehatan kerja, bising diartikan sebagai suara yang dapat menurunkan frekuensi pendengaram baik secara kuantitatif (peningkatan ambang pendengaran) maupun secara kualitatif (penyempitan spektrum pendengaran) berkaitan dengan faktor intensitas, frekuensi, durasi dan pola waktu.Kebisingan didefinisikan sebagai suara yang tak dikehendaki, misalnya yang yang merintangi terdengarnya suara suara, musik dsb, atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan serta dapat menmbulkan ketulian.Sumber bising adalah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu pendengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri, perdagangan, pembangunan, alat pembangkit tenaga,alat pengangkut dan kegiatan rumah tangga. Di industri, sumber kebisingan dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :a. Mesin: kebisingan yang ditimbulkan oleh aktivitas mesin.b. Vibrasi: kebisingan yang dittimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat gesekan, benturan, atau ketidakseimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain lain.c. Pergerakan udara, gas dan cairan: kebisingan ini ditimbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet. Flare boom, dan lain lain.Berdasarkan sifat dan spektrum frekuensi bunyi, bising dapat dibagi atas:a. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas. Bising ini relatif tetap dalam batas kurang lebih 5 dB untuk periode 0,5 detik berturut turut. Misalnya mesin, kipas angin, dan dapur pijar.b. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit. Bising ini juga relatif tetap, akan tetapi ia hanya mempunyai frekuensi tertentu saja (pada frekuensi 500, 1000, dan 4000 hz). Misalnya gergaji serkuler, katup gas.c. Bising terputus putus (Intermitten). Bising ini tidak terjadi secara terus menerus, melainkan ada periode relatif tenang. Misalnya suara lalu lintas, kebisingan di lapangan terbang.d. Bising ImpulsifBising jenis ini memiliki perubahan tekanan suara melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya. Misalnya tembakan, suara ledakan mercon, meriam.Bising Impulsif BerulangSama dengan bising impulsif, hanya saja disini terjadi secara berulang ulang. Misalnya mesin tempa.Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia, bising dapat dibagi atas :a. Bising yang mengganggu (Irritating noise). Intensitas tidak terlalu keras. Misalnya mendengkur.b. Bising yang menutupi (Masking Noise). Merupakan bunyi yang menutupi pendengarn yang jelas. Secara tidak langsung bunyi ini akan membahayakan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, karena teriakan atau isyarat tanda bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain.c. Bising yang merusak (damaging/ injurious noise). Merupakan bunyi yang intensitasnya melampaui NAB. Bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan fungsi pendengaran.Kebisingan dapat menyebabkan gangguan auditorik, dan menimbulkan gangguan fisiologis pada sistem internal tubuh seperti sistem kardiovaskular, sistem gastrointestinal, sistem muskuloskeletal, sistem syaraf, dan sistem endokrin. Kebisingan yang tinggi juga dapat mengubah ketepatan koordinasi gerakan, memperpanjang waktu reaksi, dan dapat mengakibatkan human error. Menurut kepmenkes 1405 tahun 2002 kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga menggangu atau membahayakan kesehatan. Agar kebisingan tidak mengganggu kesehatan atau membahayakan perlu diambil tindakan sebagai berikut : Pengaturan tata letak ruang harus sedemikian rupa agar tidak menimbulkan kebisingan. Sumber bising dapat dikendalikan dengan cara antara lain : meredam, menyekat, pemindahan, pemeliharaan, penanaman pohon, membuat bukit buatan dll.Menurut SNI 16 7063 2004, kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat alat proses produksi dan atau alat alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Pengendalian kebisingan dilakukan dengan mengatur waktu kerja sehubungan dengan tingkat paparan kebisingan.Nilai Ambang Batas kebisingan adalah angka dB yang dianggap aman untuk sebagian besar tenaga kerja bila bekerja 8 jam/hari atau 40 jam/minggu. Berdasarkan Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi Nomor 13 tahu 2011, Nilai Ambang Batas kebisingan di lingkungan kerja seperti pada tabel dibawah ini.Waktu pemaparan per hariIntensitas kebisingan dB (A)

8421Jam85889194

30157,53,751,880,94menit97100103106109112

28,1214,067,033,521,760,880,440,220,11Detik115118121124127130133136139

Catatan : Tidak boleh terpapar lebih dari 140 dBA, walaupun sesaat.

B. Tujuan1. Untuk mengetahui pengertian kebisingan2. Untuk mengetahui pengoperasian sound level meter3. Untuk mengetahui hasil tingkat kebisingan di suatu ruang kerja.

BAB IIHASIL PRAKTIKUM

A. Langkah Kerja1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan2. Menentukan lokasi dan titik pengukuran3. Memeriksa batrai apakah dalam kondisi yang masih baik atau tidak. Bila saund level disimpan dalam waktu yang lama maka batrai harus dilepas4. Mengkalibrasi Sound Level Meter terlebih dahulu sebelum digunakan, kalibrasi yang dianjurkan adalah dari jenis piezoelectric yang menghasilkan sinyal sinus (94 dB pada 1000 Hz)5. Tentukan Weighting network yang harus dipakai . Biasanya weighting network yang digunakan adalah A network.Weighting network berfungsi untuk merubah signal yang terukur sesuai dengan pendengaran manusia.Weighting network A : respon manusia untuk low sound level meter/ tingkat tekanan suara yang rendah.Weighting network C : respon manusia untuk high sound level/ tingkat tekanan suara yang tinggi.6. Memegang sound level meter sejauh ukuran lengan atau jika dipasang pada tripod maka operator harus berada paling sedikit 0,5 meter, untuk menghindari pantulan suara dan mengarahkan mikrofon pada sumber bunyi.7. Pilihlah meter response yang tepat yaitu fast atau slow untuk mendapatkan hasil pembacaan yang cermat.8. Memposisikan sound level meter pada ketinggian 0,5 1,5 m diatas lantai, 1 m 3 m dari dinding dan 1,5 m dari jendela.9. Melakukan pengukuran kebisingan selama 15 menit dengan tiap 5 detik dilakukan pembacaaan, kemudian catat (ada 180 data).10. Menghitung kebisingan pada lokasi tersebut dengan rumusL= 10 log ((ax107,225) + (bx107,525) + (cx107,825) + (dx108,125)+ dst..

B. Pelaksanaan PraktikumHari: Rabu, 09 September 2015Waktu: 14.40 WIB SelesaiTempat: MeubelC. Hasil pengukuran kebisingan yang telah diurutkanNo.No.No.No.No.No.

1.70,83173,86177,6918012181,015182,8

2.71,374,277,880,181,082,9

3.71,474,377,880,181,283,0

4.71,674,377,880,181,383,0

5.71,674,377,980,281,383,1

6.71,874,377,980,281,383,2

7.71,974,478,080,281,383,2

8.72,075,078,080,281,383,2

9.72,175,178,180,281,383,2

10.72,275,278,280,381,483,4

11.72,375,378,280,381,483,4

12.72,375,378,580,381,583,4

13.72,375,478,580,381,583,6

14.72,475,578,780,381,683,6

15.72,575,578,880,481,683,6

16.72,675,678,880,481,683,7

17.72,675,678,980,581,883,9

18.73,175,978,980,581,884,0

19.73,275,978,980,582,384,0

20.73,275,978,980,682,384,0

21.73,376,479,080,682,484,1

22.73,476,579,080,682,584,2

23.73,476,579,280,682,584,2

24.73,476,579,280,782,584,4

25.73,476,679,380,782,684,5

26.73,576,779,580,882,684,8

27.73,676,879,780,882,684,9

28.73,776,879,780,882,785,0

29.73,776,879,880,882,785,3

30.73,777,280,080,982,787,8

No.IntervalFrekuensi

1.70,8 - 73,7 30

2.73,8 76,726

3.76,8 79,732

4.79,8 82,762

5.82,8 - 85,7 29

6.85,8 88,7 1

L= 10 log ((30x107,225) + (26x107,525) + (32x107,825) + (62x108,125) + (29x108,425) + (1x108,725))L= 80,46 dB (A)

F2 = 1,08x10-5F1 = 15,6x106F3 = 35,06Ft = 15600035,06

TKek = 156,93 dB (A)

BAB IIIPEMBAHASAN

Pengukuran kebisingan dilakukan di meubel pemotongan kayu, kebisingan pada tempat tersebut dihitung dnegan rumus:L= 10 log ((ax107,225) + (bx107,525) + (cx107,825) + (dx108,125) + . . .dst)Sumber bising yang dihasilkan dari meubel adalah berasal dari mesin untuk menghaluskan permukaan kayu, selain itu tempat meubel tersebut sangat dekat dengan jalan raya sehingga kebisingan tidak hanya dari mesin tetapi juga dari kendaraan bermotor yang berlalu-lalang.Di meubel tersebut menggunakan 2 mesin yang pada saat pengukuran, mesin dinyalakan secara bergantian. Karyawan yang sedang melakukan produksi tersebut hanya menggunakan APD penutup mulut yaitu masker, serta jam kerja karyawan tersebut dari pagi hingga sore, istirahat hanya pada saat jam jam ibadah dan jam jam siang sekitar pukul 12.00. Pengukuran kebisingan dilakukan pada siang hari saat proses produksi berlangsung. Berdasarkan hasil perhitungan dari data pengukuran didapatkan nilai kebisingan sebesar 80,46 dB (A) pada meubel. Nilai tersebut masih dalam rentang yang tidak melebihi nilai ambang batas (NAB) kawasan industri yang telah ditetapkan oleh Kepmenkes No.1405 tahun 2002 dan peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No.13 tahun 2011 kebisingan pada lingkungan kerja industri yang diperbolehkan maksimal yaitu 85 dB.Namun karena tenaga kerja tersebut bekerja di 3 tempat yang berbeda dengan tingkat kebisingan yang berbeda juga, maka perlu dihitung rata-rata tingkat kebisingan terukur yang diterima oleh tenaga kerja tersebut. Dari hasil perhitungan, rata-rata tingkat kebisingan terukur yang diterima oleh tenaga kerja tersebut (TKek) adalah sebesar 156,93 dB(A), jadi rata-rata kebisngan yang diterima oleh pekerja tersebut dalam 8 jam kerja/ hari telah melebihi nilai ambang batas seperti yang tercantum dalam peraturan. Tingkat kebisingan yang melebihi NAB tersebut dikarenakan tidak adanya ruangan khusus, yang dilengkapi dengan peredam suara dan adanya penambahan sumber bising dari kendaraan berotor yang melintas di jalan raya. Serta para pekerja yang berkontak langsung dengan alat yang menghasilkan sumber kebisingan, sehingga resiko mengalami gangguan pendengaran akan lebih tinggi. Pengendalian kebisingan tersebut dapat dilakukan dengan memberikan tempat khusus yang dilengkapi dengan peredam suara, perawatan mesin secara berkala karena mesin yang satu tidak menimbulkan bising yang terlalu tinggi dan juga pemakaian APD yang berupa ear plug/ ear muff pada tenaga kerja.

BAB IVPENUTUPA. KesimpulanKebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan serta dapat menmbulkan ketulian. Kebisingan ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan khususnya pendengaran tenaga kerja. Kebisngan di suatu lingkungan kerja dapat diukur dengan menggunakan alat sound level meter. Yaitu dengan mengukur pada titik yang telah ditentukan, dipaparkan selama 15 menit dengan dilakukan pembacaan tiap 5 detik, sehingga ada 180 data yang kemudian dihitung dengan rumus kebisingan. Berdasarkan Kepmenkes No.1405 tahun 2002 dan Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No.13 tahun 2011 bahwa rata-rata kebisingan yang diterima oleh tenaga kerja di 3 tempat yang berbeda termasuk melebih nilai ambang batas.

B. Saran 1. Karyawan yang bekerja dan terpapar oleh kebisingan lebih dari 8 jam dan melebihi 85 dBA sebaiknya menggunakan ear plug.2. Karyawan yang pendengarannya sudah terganggu lebih baik dipindahkan ke bagian administratif.3. Selalu menggunakan APD saat proses produksi berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Kepmenkes RI Nomor 1405 Tahun 2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Di Perkantoran Dan Industri

M.Rahmatina. Laporan Resmi Praktikum Kesehatan Keselamatan Kerja (K3). https://www.academia.edu/10839845/Laporan_Resmi_Praktikum_K3 Diakses pada tanggal 11 September 2015 Pukul 16.33

Octavia, Adelina, dkk. Pengaruh Intensitas Kebisingan Lingkungan Kerja Terhadap Waktu Reaksi Karyawan PT. PLN (Persero) Sektor Barito PLTD Trisakti Banjarmasin (Jurnal)

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja.

Ratna Wulandari. Makalah Tentang Kebisingan. https://www.academia.edu/6942405/MAKALAH_TENTANG_KEBISINGAN_Disusun_untuk_Memenuhi_Tugas_Penyakit_Akibat_Kerja_Semester_VI_Pengampu_Drs._Hery_Koesyanto_MS Diakses pada tanggal 11 September 2015 Pukul 15:43

DOKUMENTASI